MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengolahan data dan penulisan dilakukan di Laboratorium Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengolahan data dilakukan pada bulan Februari-April 2012. Materi Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data pengukuran bagian linear ukuran tubuh dewasa dan gambar kuda delman lokal di Sulawesi Utara yang dikoleksi oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M. Si. Jumlah data kuda yang digunakan adalah 504 ekor dengan rincian yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan Kuda Jantan Lokal
Kuda Betina Lokal
Jumlah
(ekor)
(ekor)
(ekor)
221
152
373
Minahasa Selatan
6
28
34
Manado
51
6
57
Tomohon
32
8
40
Total
310
194
504
Lokasi Minahasa
Prosedur Kuda yang diamati dibedakan berdasarkan lokasi pengamatan kuda delman lokal, selanjutnya dilakukan pengukuran bagian-bagian tubuh kuda. Bagian-bagian tubuh kuda yang diukur meliputi lingkar dada (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), tinggi pundak (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6).panjang badan (X7), panjang paha (X8), panjang leher (X9), lebar kepala (X10), dan panjang kepala (X11).
29
Pengukuran Bagian-bagian Tubuh 1. Lingkar dada (X1) diukur melingkar tepat di belakang scapula menggunakan pita ukur. 2. Lebar dada (X2) diukur jarak antara tuberositas humeri sinister dan dexter dengan tongkat ukur. 3. Dalam dada (X3) diukur jarak antara bagian tertinggi pundak sampai dasar dada dengan tongkat ukur. 4. Tinggi pundak (X4) diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah dengan tongkat ukur. 5. Tinggi pinggul (X5) diukur dari bagian tertinggi pinggul sampai secara tegak lurus ke tanah menggunakan tongkat ukur. 6.
Lebar pinggul (X6) diukur pada jarak antara tuber coxae kiri dan kanan menggunakan kaliper.
7. Panjang badan (X7) diukur dari tuber ischii sampai tuberositas humeri dengan tongkat ukur. 8. Panjang paha (X8) diukur dari pangkal paha melalui vastus lateralis. 9. Panjang leher (X9) diukur diukur dari bagian rahang bawah sampai ke tuber ischii dengan tongkat ukur. 10. Lebar kepala (X10) diukur jarak kedua tulang pipi dengan mistar ukur. 11. Panjang kepala (X11) diukur dari posisi bagian tengah kepala sampai ke bagian mulut dengan pita ukur. 10
2 6
11 9
7 1 8 5
3
4
Gambar 2. Bagan Gambar atau Skema Kuda yang Diamati 30
Rancangan dan Analisis Data Statistik Deskriptif Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan dan simpangan baku pada setiap peubah diolah berdasarkan rumus Mattjik dan Sumertajaya (2002), sedangkan koefisien keragaman berdasarkan rumus Warwick et al. (1995) sebagai berikut:
Keterangan: = rataan data sampel = data sampel = banyak data sampel = simpangan baku = koefisien keragaman T2 Hotteling Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak Minitab versi 14. T2 Hotteling digunakan untuk membandingkan : Ho: U1 = U2
artinya vektor nilai rata-rata populasi pertama sama dengan populasi kedua
H1: U1 ≠ U2 artinya kedua vektor nilai rata-rata populasi berbeda. Statistik T2 Hotteling dirumuskan sebagai berikut:
Selanjutnya besaran : = dengan derajat bebas V1 =
dan V2 =
31
Keterangan : = Nilai T2-Hotteling = Nilai hitung untuk T2-Hotteling = Jumlah data pengamatan pada lokasi pertama penelitian ke-1 = Jumlah data pengamatan pada lokasi kedua penelitian ke-2 = Vektor nilai rata-rata peubah acak dari kelompok lokasi penelitian ke-1 = Vektor nilai rata-rata peubah acak dari kelompok lokasi penelitian ke-2 = Banyak variabel yang diukur SG1
= Invers matriks gabungan
V1 =
( banyak variabel)
V2 = Penentuan F hitung Analisis Komponen Utama (AKU) Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk menentukan penciri ukuran dan bentuk kuda delman lokal yang diamati. Ukuran (size) dapat diartikan sebagai dimensi, besar, volume, dan ukuran relatif, sedangkan bentuk (shape) diartikan sebagai model, pola, karakteristik sebagai pembeda penampilan eksternal. Everitt dan Dunn (1998) menyatakan bahwa komponen utama pertama dinyatakan sebagai vektor ukuran, sedangkan komponen utama kedua dinyatakan sebagai vektor bentuk. Konsep dasar Analisis Komponen Utama (AKU) berdasarkan rumus :
Keterangan: = komponen utama ke-p (p = 1, 2) = peubah ke-p untuk p = 1, 2, 3, …, 11 = vektor eigen ke-p untuk p = 1, 2, 3 … , 11 Model matematika Analisis Komponen Utama (AKU) untuk persamaan ukuran kuda sebagai berikut : (Gaspersz, 1992)
32
Keterangan: = komponen utama pertama atau ukuran = lingkar dada = lebar dada = dalam dada = tinggi pundak = tinggi pinggul = lebar pinggul
= panjang badan = panjang leher = panjang paha = lebar kepala = panjang kepala = Vektor eigen
Model matematika Analisis Komponen Utama (AKU) untuk persamaan bentuk kuda sebagai berikut : (Gaspersz, 1992)
Keterangan: = komponen utama kedua atau bentuk = lingkar dada = lebar dada = dalam dada = tinggi pundak = tinggi pinggul = panjang badan = lebar pinggul = panjang leher = panjang paha = lebar kepala = panjang kepala = Vektor eigen
33
Korelasi antara ukuran dan variabel-variabel yang diukur diperoleh dari perkalian antara vektor eigen pada persamaan ukuran dibagi dengan simpangan baku variabel. Gaspersz (1992), rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut : =
Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel ke-i (1, 2, 3,….,11) dan ukuran = Vektor eigen variabel ke-i (1, 2, 3,….,11) pada persamaan ukuran = Nilai eigen (akar ciri) pada persamaan ukuran = Simpangan baku peubah ke-i (1, 2, 3,….,11) Korelasi antara bentuk dan variabel-variabel yang diukur diperoleh dari perkalian antara vektor eigen pada persamaan bentuk dibagi dengan simpangan baku variabel. Gaspersz (1992), rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut :
=
Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel ke-i (1, 2, 3,….,11) dan bentuk = Vektor eigen variabel ke-i (1, 2, 3,….,11) pada persamaan bentuk = Nilai eigen (akar ciri) pada persamaan bentuk = Simpangan baku peubah ke-i (1, 2, 3,….,11) Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibuat berdasarkan skor komponen utama pertama (skor ukuran) sebagai sumbu X dan skor komponen utama kedua (skor bentuk) sebagai sumbu Y yang diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Perbedaan kerumuman antara data-data bangsa kuda yang diamati diperbandingkan.
34