MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA YANG BERKARAKTER DALAM ERA MONDIAL Prof. Dr. Rustono, M.Hum Universitas Negeri Semarang A. FENOMENA YANG DIHADAPI 1. Kompetensi berbahasa Indonesia anggota masyarakat Indonesia belum menggembirakan. 2. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk memiliki kompetensi berbahasa Indonesia masih kurang kuat. 3. Sikap masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia masih menyedihkan. 4. Banyak guru tidak yakin dengan kurikulum yang ada. 5. Banyak guru tidak yakin dengan arah pembelajaran Bahasa Indonesia. 6. Banyak guru bekerja hanya untuk menggugurkan kewajiban. 7. Kompetensinya harus terus-menerus ditingkatkan. 8. Banyak buku ajar tidak memadai dari aspek kualitas akademik. 9. Banyak peserta didik tidak sungguh-sungguh belajar. 10. Pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap peserta didik. 11. Respons terhadap ujian nasional tidak proporsional 12. Banyak peserta didik yang lulus ujian nasional tetapi sebenarnya dia merasa kompetensinya kurang. 13. Banyak sarjana, lulusan perguruan tinggi, pelajar SMA – SD yang tidak bisa mengucapkan sila pertama Pancasila secara benar. 14. Keberanian melakukan perubahan kurang. Lahirlah pusi yang berjudul berikut ini. JANGAN SAMPAI TERJADI Nilai ulangan harian palsu Nilai ujian sekolah palsu Nilai ujian nasional lebih palsu Aturan benar, tetapi pelaksanaannya palsu Berita acaranya pun ditulis palsu Pengawasannya pun palsu Maka kelulusannya pun palsu Siswa-siswanya palsu Guru-gurunya pun palsu Ilmu pengetahuannya pun palsu
18
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
Penentu kebijakannya palsu Karena mereka mendapatkannya dengan cara palsu Mau tidak mau kita hidup dalam kepalsuan Saya dan Anda bagian dari kepalsuan itu Alangkah lucunya hidup di negeri yang serba palsu Pati 16 Mei 2011 Rasmo B. KURIKULUM BAHASA INDONESIA RENCANA PENGATURAN -> TUJUAN ISI BAHAN PELAJARAN CARA YANG DIGUNAKAN (MENGAJAR DAN MENILAI) FUNGSI -> SEBAGAI PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN TERTENTU CAKUPAN KURIKULUM KTSP TUJUAN PENDIDIKAN TSP STRUKTUR MUATAN KURIKULUM KALENDER PENDIDIKAN SILABUS : - STANDAR KOMPETENSI - KOMPETENSI DASAR - MATERI POKOK - KEGIATAN PEMBELAJARAN - INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI - PENILAIAN, ALOKASI WAKTU, SUMBER BELAJAR Pada Kurikulum 2013 kemudian berubah menjadi: 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Struktur Kurikulum 3.1 Beban Belajar 3.2 Pembelajaran Tematik Integratif 3.3 Mata Pelajaran dan Alokasi Waktunya 3.4 Mapel Peminatan 3.5 Tabel Kompetensi Inti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
19
3.6 Tabel Kompetensi Dasar C. MATERI AJAR BAHASA DALAM KURIKULUM 2013 MELALUI ISI MENYIMAK MEMBACA
KEBAHASAAN (...%?)
BERBICARA
KESASTRAAN (...%?)
MENULIS KOMPETENSI INTI KELAS I 1. 2. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KOMPETENSI INTI KELAS II
KOMPETENSI INTI KELAS III
1. 2. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang yang jelas, sistematis dan jelas dan logis, dalam karya jelas dan logis, dalam karya logis, dalam karya yang yang estetis, dalam gerakan yang estetis, dalam gerakan estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan sehat, dan dalam tindakan sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku yang mencerminkan perilaku yang mencerminkan anak beriman dan berakhlak anak beriman dan berakhlak perilaku anak beriman dan mulia mulia berakhlak mulia
20
1. 2. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
KOMPETENSI INTI KELAS IV
KOMPETENSI INTI KELAS V
1. 2.
1. 2. 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara faktual dan konseptual mengamati dan menanya dengan cara mengamati, berdasarkan rasa ingin menanya dan mencoba tahu tentang dirinya, berdasarkan rasa ingin makhluk ciptaan Tuhan dan tentang dirinya, makhluk kegiatannya, dan bendaciptaan Tuhan dan benda yang dijumpainya kegiatannya, dan bendadi rumah, di sekolah dan benda yang dijumpainya tempat bermain di rumah, di sekolah dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa faktual dan konseptual yang jelas, sistematis dan dalam bahasa yang jelas, logis, dalam karya yang sistematis, logis dan kritis, estetis, dalam gerakan dalam karya yang estetis, yang mencerminkan anak dalam gerakan yang sehat, dan dalam tindakan mencerminkan anak sehat, yang mencerminkan dan dalam tindakan yang perilaku anak beriman dan mencerminkan perilaku berakhlak mulia anak beriman dan berakhlak mulia
KELAS X KOMPETENSI INTI 1. 2. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI INTI KELAS VI 1. 2. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 3.4 Mengevaluasi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
21
KELAS: XI KOMPETENSI INTI 1. 2. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR 1.1 2.1. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan 3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/ drama baik melalui lisan maupun tulisan 3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan 3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
4. Mengolah, menalar, dan me4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, nyaji dalam ranah konkret pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan dan ranah abstrak terkait denfilm/drama baik secara lisan maupun tulisan gan pengembangan dari yang 4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita dipelajarinya di sekolah seulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama cara mandiri, bertindak secara yang koheren sesuai dengan karakteristik teks efektif dan kreatif, serta mampu yang akan dibuat baik secara lisan mupun menggunakan metoda sesuai tulisan kaidah keilmuan 4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan 4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan 4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
22
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
KELAS: XII KOMPETENSI INTI 1. 2. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR 1.1 2.1 3.1
3.2
3.3
3.4
Memahami struktur dan kaidah teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan Membandingkan teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan Menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel baik melalui lisan maupun tulisan Mengevaluasi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel berdasarkan kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun tulisan
D. MATERI AJAR BAHASA INDONESIA YANG IDEAL Fonologi: fonetis dan fonemis bunyi bahasa, fonem, alofon, grafem, vokal, konsonan, gugus konsonan, diftong, fonotaktik, fonem segmental, fonem suprasegmental, suku kata, pemenggalan kata, intonasi, ritme Morfologi: morf, morfem, alomorf, kata dasar, analogi, morfofonemik, afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, afiks homofon, verba, transitif, taktransitif, morfofonemik verba berafiks meng-, per-, ber-, ter-, di-, -kan, -i, penurunan verba dengan afiks dan reduplikasi, morfononemik verba berafiks ber-, ber-kan, ber-an, ke-an, verba majemuk dasar-berafiks-berulang, Morfo-Sintaksis: frasa verbal endosentrik atributif – endosentrik koordinatif, fungsi sintaktis verba-frasa verbal sebagai predikat-subjek-objek-pelengkap-keterangan, adjektiva, bertaraf pemeri sifat-ukuran-warna-waktu-jarak-sikap batin-cerapan, takbertaraf, atributif-predikatifadverbial, kualitas positif-intensif-elatif-eksesif-augmentatif-atenuatif, bandingan ekuatif-komperatif-superlatif, dasar-turunan (berafiks –i, -iah, -wi, -wiah, -if, -er, -al, -is, ulang-majemuk, deverbal-denominal, adverbia, dasar-berafiks-ulang, kualitatifkuantitatif-limitatif-frekuentatif-kewaktuan-kecaraan-kontrastif-keniscayaan, konjungtif, deverbal-deadjektival-denominal-denumeral, nomina, dasar-turunan, morfofonemik afiks
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
23
nominal, penurunan dengan ke- pel-per-pe-peng—an- peng-an-per-an-ke-an-el-em-er-in-, -wan-wati-at-in-a-i-isme-isasi-logi, dasar-ulang-majemuk, frasa nominal, pronominal, pronomina persona pertama-kedua-ketiga, penyapa, penunjuk umum-tempat- penanya apasiapa-mana-mengapa-kapan-bilamana-bagaimana-berapa, frasa pronominal, numeralia, pokok tentu-kolektif-distributif-taktentu-klitika-ukuran, tingkat, pecahan, frasa numeral, tunggal, jamak, generik, kata tugas preposisi tunggal-gabungan, konjungsi koordinatifkorelatif-subordinatif, interjeksi, artikula, partikel Sintaksis: kalimat, klausa, konstituen kalimat, unsur wajib-takwajib, keserasian unsur bentuk-makna, bentuk, kategori, fungsi, peran,pola kalimat dasar, pola topik-komen, fungsi sintaktis subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan, peran unsur kalimat pelaku-sasaranpengalam-peruntung-atribut, kalimat tunggal, kalimat verbal-adjektival-nominal-numeral, deklaratif-interogatif-imperatif-ekslamatif, mayor-minor, inversi-permutasi, keterangan waktu-tempat-tujuan-cara-penyerta-alat-pembandingan-sebab-kesalingan, vokatif, aposisi, pengingkaran, koordinasi, subordinasi, ciri sintaktis koordinasi-subordinasi, ciri semantis koordinasi-subordinasi, hub. semantis penjumlahan antarklausa sebab-akibaturutan waktu-pertentang-an-perluasan, perlawanan penguatan-implikasi-perluasan, pemilihan, hub. waktu batas permulaan-bersamaan-ber- urutan-batas akhir, hub. syaratandaian- tujuan-konsesif-bandingan-sebaban-hasil-cara-alat-komplementasi-atributif (restriktif-takrestriktif)-perbandingan (ekuatif-komperatif) –optatif, pelesapan, Teks: wacana, teks, konteks, kohesi, koherensi, topik, tema, judul, referensi, inferensi, skemata, struktur pengendalian skemata, skemata sebagai sarana pemahaman wacana MATERI POKOK KESASTRAAN? MATERI POKOK KETERAMPILAN BERBAHASA? KURIKULUM IDEAL MAPEL BAHASA INDONESIA STRUKTUR: ISI CARA (MENGAJARKAN DAN MENILAI PENGUASAAN ISI) ISI: 33,33 % KEBAHASAAN 33.33 % KESASTRAAN 33,33 % KETERAMPILAN BERBAHASA CARA (MENGAJARKAN DAN MENILAI PENGATURAN WAKTU PENGATURAN ISI STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
24
PENGUASAAN ISI)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN (model, teknik, metode, strategi,media) PENILAIAN SUMBER BELAJAR DIREALISASI DALAM BENTUK: PERENCANAAN-PELAKSANAAN-PENILAIAN-REMEDIAL PEMBELAJARAN PRINSIP PENANGANAN STRUKTUR KURIKULUM MAPEL BHS. INDONESIA ILMIAH RELEVAN SISTEMATIS KONSISTEN REPRESENTATIF AKTUAL KONTEKSTUAL FLEKSIBEL MENYELURUH ISI PEMAHAMAN KEBAHASAAN (33,33%) MEMBACA (8,33%) MENYIMAK (8,33%) KESASTRAAN (33,33%) ISI PEMAHAMAN MEMBACA (8,33%) MENYIMAK (8,33%)
UNJUK PEMAHAMAN
MENULIS (8,33%) BERBICARA (8,33%)
UNJUK PEMAHAMAN MENULIS (8,33%) BERBICARA (8,33%)
E. KARAKTER MANUSIA INDONEIA DALAM ERA MONDIAL YANG DIHARAPKAN Era mondial adalah era dunia, skala luas seluas dunia. PENDIDIKAN DISELENGGARAKAN AGAR PESERTA DIDIK BERKARAKTER LUHUR: ADIL JUJUR
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
25
ARIF BIJAKSANA MANDIRI INTEGRITAS TINGGI BERTANGGUNG JAWAB MEMPUNYAI HARGA DIRI BERDISIPLIN RENDAH HATI PROFESIONAL MAMPU BEKERJA SAMA PANTANG MENYERAH MENGHARGAI ORANG LAIN TULUS DAN IKHLAS MENJAGA KEBERSIHAN SBG PERWUJUDAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN KARAKTER LUHUR LAIN HENDAKNYA DIUPAYAKAN OLEH SEMUA MANUSIA INDONESIA: 1. MEMBERIKAN PERHATIAN PADA SESAMA DAN MAKHLUK LAIN 2. MEMBERIKAN INSPIRASI DAN SEMANGAT KEPADA SESAMA 3. TIDAK SEMENA-MENA PADA ORANG LAIN 4. MAMPU MENJADI PENUNTUN, ANUTAN, DAN MEMBERIKAN PENCERAHAN KEPADA SESAMA 5. DAPAT MENERIMA KRITIKAN DAN SARAN DENGAN LAPANG DADA 6. BERKEPRIBADIAN MULIA (TERHORMAT DAN DIHORMATI) 7. TERUKUR BICARANYA DAN HATI-HATI 8. CEKATAN DAN TUNTAS DALAM MENYELESAI- KAN PERSOALAN 9. KONSISTEN DAN OBJEKTIF 10. TIDAK SOMBONG 11. TENANG DAN BERWIBAWA GURU MAPEL BAHASA INDONESIA HARUS DAPAT BERPERAN: 1. Perancang 6. Pembimbing 2. Pengarah 7. Pendorong 3. Pelaksana 8. Penyemangat 4. Pengajar 9. Penilai 5. Pendidik 10. Penyusun Laporan PESERTA DIDIK DIUPAYAKAN MEMILIKI: 1. kemampuan berkomunikasi 2. kemampuan berpikir jernih dan kritis 3. kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
4. kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab 5. kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda 6. kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal 7. minat luas dalam kehidupan 8. kesiapan untuk bekerja 9. kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya 10. rasa tanggung jawab terhadap lingkungan TERHINDAR DARI: Perkelahian pelajar Narkoba Korupsi Plagiarisme Kecurangan dalam Ujian (contek, kerpek..) Gejolak masyarakat (social unrest) F. PENUTUP Insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif pada era mondial kita raih melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dalam mapel Bahasa Indonesia dengan materi ajarnya yang lengkap. Kita wujudkan juga guru mapel Bahasa Indonesia sebagai pelopor dan anutan dalam mencapai kebaikan dan kebenaran sebagai bagian dari ketakwaan dan keimanan.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
27
PEMBELAJARAN BAHASA DAN PEMBANGUNAN KARAKTER Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. FIB, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PEMBELAJARAN BAHASA DAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia yang Berkarakter dalam Era Mondial Universitas Widya Dharma Klaten, 29 November 2014
Pembelajar an bahasa
Karakter bangsa
Multikulturalis me
28
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
PENGERTIAN •Pembangunan karakter bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan bangsa dan negaranya sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, halauan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban. •Pembangunan karakter bangsa berfungsi: MEMBENTUK BANGSA YANG TANGGUH, KOMPETITIF, BERAKHLAK MULIA, BERMORAL, BERBUDI LUHUR, TOLERAN, BERGOTONGROYONG, BERJIWA PATRIOTIS, BERKEMBANG DINAMIS, BERORIENTASI IPTEK YANG KESEMUANYA ITU DIJIWAI OLEH IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA BERDASARKAN PANCASILA
ISU STRATEGIS • Memudarnya rasa solidaritas dan kegotongroyongan • Meningkatnya konflik kekerasan • Korupsi, Kolusi, Nepotisme • Berpikir, berprasangka negatif • Manipulatif • Lunturnya pemahaman terhadap nilai kearifan lokal • Vandalisme
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
29
• • • •
Rendahya percaya diri Kleptokrasi (menyontek massal, dsb) Manipulatif Konsumtif
KOMPONEN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA • • • • • • •
30
Religiusitas dan Toleransi Rasa Cinta Tanah Air dan Kebanggaan Nasional Persatuan dan Gotongroyong Cinta Damai dan Anti Kekerasan Kedisiplinan, Ketertiban, dan Ketaatan Hukum Daya Juang Berpikir Positif
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
SASARAN YANG INGIN DITUJU • BANGGA sebagai Bangsa Indonesia dan CINTA Tanah Air • Toleransi, Persatuan, dan Gotongroyong • Menghargai Kebhinnekatunggalikaan • Cinta Kerukunan dan Perdamaian • Pantang menyerah dan mengejar prestasi • Jujur, sportif, tanggung jawab, dan demokratis • Disiplin, tertib, taat hukum, berpikir positif
Multikulturalisme • Pengakuan adanya keragaman etnik dan budaya masyarakat suatu bangsa sebagai ‘kearifan lokal’ • Menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya nasional maupun internasional • Semangat multikulturalisme dapat meredam konflik vertikal dan horisontal dalam masyarakat yang heterogen
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
31
INDONESIA ADALAH MULTIKULTUR • Pendidikan harus dapat menjaga kebhinekaan dalam ketunggalikaan • Pembelajaran Bahasa baik Bhs Indonesia maupun Bhs Daerah berperan besar dan penting dalam menjaga “bhineka tunggal ika” • Keragaman budaya lokal harus menguatkan rasa persatuan nasional
Sumpah Pemuda dan Kesatuan Nasional • Kami Poetra-poetri Indonesia mengaku Berbangsa Yang Satoe Bangsa Indonesia Berbahasa Yang Satoe Bahasa Indoneisa Bertanahair Yang Satoe Tanahair Indonesia • Pengakuan terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa • Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan segala isi harus berorientasi kepada persatuan bangsa • Pembelajaran Bahasa Daerah harus memperkaya pemahaman kekayaan budaya lokal oleh beragam etnis di dalam bingkai NKRI
32
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
VISI : FOUNDING FATHERS •
Presiden Ir. Soekarno : “Saya telah mengemukakan fikiran-fikiran yang mendasari proses ‘National Building’, yaitu adanya keinginan bersama untuk membangunkan jiwa bangsa yang bersatu karena persamaan nasib dan patriotisme.” (nukilan dari pidato “Genta Suara Revolusi Indonesia” HUT RI ke-8 di Gelora Bung Karno pada 1963)
•
Mohammad Hatta : “... (masa depan) bangsa ditentukan oleh sebuah keinsyafan sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan yang terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan yang bertambah besar oleh karena sama seperuntungan, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat, oleh karena jasa bersama, kesengsaraan bersama, pendeknya oleh karena peringatan kepada riwayat bersama yang tertanam dalam hati dan otak.”
11
Konsep dan Pengertian Multikulturalisme • Parekh: “masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk sosial, sejarah, adat serta kebiasaan”
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
33
• Multikulturalisme adalah penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain • Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat • Masyarakat yang multikultural adalah sekelompok masyarakat yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat, memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain
Multikulturalisme dan Pendidikan • Pendidikan harus mengedepankan pemahaman akan kewajiban untuk menghormati hak-hak atas keanekaragaman budaya • Oleh karena itu tujuan multikulturalisme harus diinformasikan melalui pendidikan, seminar, studi ilmiah, dll, agar menjadi kekuatan yang dapat mendidik anak bangsa untuk berinteraksi dengan berbagai macam budaya
34
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
Multikulturalisme dan Bhinneka Tunggal Ika • Pemikiran multikulturalisme sudah sejak lama dipahami oleh para pendiri bangsa Indonesia seperti dinyatakan di dalam motto nasional “Bhinneka Tunggal ika” • Kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya baik ras, suku, etnis, kesenian daerah, adat-istiadat • Multikulturalisme menekankan kesederajatan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang ada agar masyarakat yang plural dapat hidup berdampingan, penuh toleransi, dan saling menghargai
Tujuan konsep pendidikan multikultural • Menawarkan kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang • Mencerminkan pemahaman persamaan dan perbedaan budaya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
35
Tujuan konsep pendidikan multikultural • Membantru semua peserta didik memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat pluralistik, agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral dan berkarakter baik yang berjalan untuk kebaikan bersama • Menawarkan kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang • Mencerminkan pemahaman persamaan dan perbedaan budaya
• Aspek sikap: untuk mengembangkan kesadaran dan kepekaan kukltural, sikap responsif, ketrampilan untuk menghindari dan meresolusi konflik • Aspek kognitif: untuk memperoleh pengetahuan tentang budaya orang lain, mempu menganalisis dan menterjemahkan perilaku kultural • Aspek pembelajaran: untuk memperbaiki distorsi, stereotip, dan kesalahpahaman tentang kelompok etnik, memberikan berbagai strategi untukmengarahkan perbedaan, memberikan alat-alat konseptual untuk komunikasi antar budaya
36
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
• Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang dengan individu-individu yang beragam dalam hal bahasa, suku, agama, gender, dan kelas sosial • Keberagaman tersebut akan berimplikasi pada keragaman latar belakang peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan • Untuk menumbuhkembangkan kesadaran dalam pendidikan multikultural di Indonesia diperlukan landasan pengetahuan yang relevan serta mendukung terwujudnya tatanan pendidikan multikultural • Pembelajaran bahasa dapat berperan dalam pendidikan yang bersifat multikultural
• Kita harus bersifat ekstrovert jangan introvert • Harus terbuka dengan bangsa lain karena isolasi dan purisme akan membawa pada kemunduran dan akibatnya akan mematikan kebudayaan suatu bangsa • Harus bersikap akulturatif dengan tetap berpegang pada identitas budaya sendiri
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
37
38
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
39
40
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
T E R IMA K A S IH
TERIMA KASIH
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ”Pembelajaran Bahasa untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia yang Berkarakter dalam Era Mondial”
41