Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
#13
© 2014
SUMBER DAYA MANUSIA DAN DESAIN KERJA
Terkait dengan produktivitas, tenaga kerja sebagai pelaksana operasi sangat menunjang tujuan, efisiensi, dan efektifitas. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik, dan rancangan kerja harus dibuat sebaik mungkin agar dapat menurunkan kebosanan, dan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Rancangan Kerja (Job Design) Merupakan rincian isi dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup mengerjakan tugas, bagaimana tugas dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan, dan hasil yang diharapkan. Pendekatan dalam rancangan kerja, antara lain: 1. Manajemen ilmiah Atau scientific management yang diperkenalkan oleh F. W. Taylor, merupakan aliran efisiensi, konsep labor specialization, pendekatan sistematis, dan logis terhadap rancangan kerja, standar kinerja, dan teknik dalam pengukuran kerja perorangan atau kelompok. 2. Pendekatan perilaku Mulai diperkenalkan pada akhir tahun 50-an oleh Frederick Herzberg, yang mengungkapkan bahwa manusia adalah mahluk kompleks yang perlu pendekatan tertentu untuk menanganinya yaitu dengan memperhatikan faktor perilaku, dan pemenuhan kepuasan terhadap kemauan serta keinginan manusia. Dalam penyusunan rancangan kerja perlu mempertimbangkan, antara lain: a) Job Enlargment (Perluasan Kerja), yaitu pemberian porsi kerja lebih besar secara horizontal. Pekerjaan tambahan tersebut 1/7
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
© 2014
berada pada tingkat kecakapan, dan tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula. b) Job Enrichment (Pengayaan Kerja), yaitu penambahan kerja dengan tanggung jawab yang lebih tinggi, seperti perencanaan, dan pengendalian, misalnya pencatatan barang, menangani perencanaan barang, dll. c) Job Rotation (Pergantian/Perputaran Kerja), yaitu penukaran tugas antara pekerjaan secara periodik untuk menghindari pekerjaan monoton/membosankan. 3. Pendekatan Sosioteknis Diperkenalkan oleh Eric Trist 1963, dimana pengembangan kerja tidak semata-mata mencerminkan teknologi yang paling ekonomis, tetapi juga memperhatikan faktor sosial tempat karyawan bekerja. Teori sociotechnical sebagai dasar rancangan suatu tugas dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.
Hambatan Teknis
Rancangan semua tugas yang fleksibel dari sudut pandang kriteria teknis
Hambatan Sosial
Rancangan yang layak dari sebuah keseimbangan optimum
Kelompok semua pekerjaan yang menitikberatkan pada hal sosial yang menyangkut psikologi dan sosial pekerja
Gambar 1. Rancangan Tugas BerdasarkanTeori Sociotechnical
2/7
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
© 2014
Titik pertemuan akan membawa semua kelompok tugas yang layak dan yang akan memuaskan baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan teknis. Pendekatan ini tidak hanya untuk merancang tugas tetapi juga merancang penyelenggaraan organisasi keseluruhan. Bila produksi ataupun kualitas menurun maka perbaikan yang harus dilakukan adalah:
Mengganti supervisi
Memilih pekerja
Menjalankan sistem penghargaan
Analisis Metode Untuk menganalisa metode rancangan kerja, terdapat beberapa alat bantu yang sering digunakan, antara lain: 1. Bagan proses aliran (Flow Process Chart), bagan ini menggambarkan urutan operasi, baik gerakan pekerjaan maupun aliran material. 2. Bagan Pekerja-Mesin (Worker-Machine Chart). 3. Bagan Proses Kelompok (Gang Process Chart). Studi Gerakan Dalam merancang sebuah pekerjaan, dikenal istilah yang disebut studi gerakan. Terdapat empat teknik yang digunakan dalam studi gerakan, yaitu: 1. Prinsip Studi Gerakan, mengatur
prinsip penggunaan tubuh
manusia, prinsip pengaturan tempat kerja, dan prinsip desain mesin dan peralatan. 2. Analisis Therblig, dengan menggunakan elemen dasar gerakan yang diibaratkan huruf alfabet yang disusun membentuk kata. 3. Studi Gerakan Mikro, mempelajari gerakan melalui gambar/film, contoh: olahraga.
3/7
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
© 2014
4. Peta/Bagan, menganalisis pekerjaan yang menggambarkan gerakan simultan kedua belah tangan. Kondisi Kerja Untuk merancang pekerjaan, salah satu pertimbangan yang harus
diperhatikan
adalah
kondisi
kerja.
Beberapa
hal
yang
mempengaruhi, antara lain:
Faktor Fisik
Temperatur dan Kelembaban, untuk tempetatur/suhu yang optimal berkisar 20–27ºC, sedangkan kelembaban berkisar 30–50%.
Ventilasi
Pencahayaan, menurut Sanders, untuk pekerjaan yang tidak sering dilakukan, tingkat cahaya (iluminan) berkisar 100–200lx (10–20fc), untuk perakitan barang kecil/halus 2.000–5.000lx.
Warna, merah untuk hangat, kuning untuk segar, biru untuk sejuk, hijau sering untuk rumah sakit, merah untuk daerah bahaya, ungu untuk daerah bahaya radiasi, kuning untuk daerah berhati-hati.
Suara, dalam kantor sekitar 60dB, tidak boleh bekerja diatas 90dB selama 8 jam berturut-turut.
Pengukuran Kerja (Work Measurement) Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk pengukuran kerja, yaitu: 1. Studi waktu Terdapat persamaan yang digunakan untuk menghitung ukuran sample dalam studi waktu, yaitu:
𝒁. 𝒔 𝒏= 𝜶. 𝑿
𝟐
Dimana:
4/7
Z
= Tingkat kepercayaan yang diinginkan
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
s
= Standar deviasi dari data observasi
α
= Maksimum tingkat ketelitian yang diinginkan
X
= Rata-rata hitung dari data observasi
© 2014
Apabila tingkat ketelitian yang diinginkan dinyatakan dalam satuan unit waktu maka persamaan menjadi:
𝒁. 𝒔 𝒏= 𝒆
𝟐
Dimana e adalah maksimum ketelitian (dalam satuan unit waktu). Sedangkan untuk nilai Z yang digunakan dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Nilai Z Tingkat Kepercayaan (%)
Nilai Z
90
1.65
95
1.96
99
2.58
Sedangkan untuk mendapatkan nilai X digunakan persamaan sebagai berikut:
𝑿=
𝒙 𝒏
Dimana:
x = Data yang diobservasi
n = Jumlah dari data yang diobservasi Untuk peringkat kerja (performance rating/PR), dihitung dengan
menggunakan waktu normal (normal time/NT), dengan persamaan:
𝑵𝑻 = 𝑿 × 5/7
𝑷𝑹 𝟏𝟎𝟎
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
Kemudian kelonggaran
langkah
selanjutnya
(allowance
factor/AF),
yaitu
menetapkan
dengan
© 2014
faktor
menggunakan
persamaan:
𝑨𝑭 = 𝟏 + 𝑨 Dimana A adalah toleransi kelonggaran. Untuk kelonggaran yang dinyatakan dalam persentase dari jam kerja, digunakan persamaan:
𝑨𝑭 =
𝟏 𝟏−𝑨
Setelah semua diperoleh, maka standar waktu (standart time/ST) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini.
𝑺𝑻 = 𝑵𝑻 × 𝑨𝑭 2. Standar waktu yang ditentukan sebelumnya Atau Preditermined Time Standar, metode yang digunakan yaitu MTM (Methods Time Measurement) yang dikembangkan oleh Methods Engineering Council dimana waktu standar elemen dasar gerakan dinyatakan dengan unit ukuran waktu (TMU) yang setara dengan 0,00001 jam atau 0,0006 menit. 3. Pengambilan sample kerja Dengan mengestimasi proporsi waktu dimana pekerja atau mesin melakukan pekerjaan.
6/7
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Materi #13 TIN211 – Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
© 2014
Contoh 1. Seorang
analis
mengamati
waktu
yang
diperlukan
untuk
penyelesaian suatu pekerjaan. Dari pengamatan diperoleh rata-rata hitung waktu tugas adalah 6,6 menit dengan standar deviasi 1,1 menit.
Tingkat
kepercayaan
yang
diinginkan
95%.
Apabila
maksimum kesalahan ditentukan sebesar ±10% dari rata-rata waktu observasi, maka jumlah sample yang diperlukan adalah?
𝒁. 𝒔 𝒏= 𝜶. 𝑿
𝟐
𝟏, 𝟗𝟔 × 𝟏, 𝟏 = 𝟎, 𝟏𝟎 × 𝟔, 𝟔
𝟐
= 𝟏𝟎, 𝟔𝟕
2. Hasil pengamatan terhadap lama suatu tugas selama 5 siklus berturut-turut menghasilkan data sebagai berikut: 10, 9, 10, 11, 10 menit. Apabila peringkat kinerja dari pekerja yang bersangkutan adalah 110% dan faktor kelonggaran ditetapkan sebesar 20% dari waktu tugas, maka waktu standar untuk tugas tersebut adalah sebagai berikut:
𝟏𝟎 + 𝟗 + 𝟏𝟎 + 𝟏𝟏 + 𝟏𝟎 = 𝟏𝟎 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭 𝟓 𝟏𝟏𝟎 𝑵𝑻 = 𝟏𝟎 × = 𝟏𝟏 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭 𝟏𝟎𝟎 𝑿=
𝑺𝑻 = 𝟏𝟏 × 𝟏 + 𝟎, 𝟐 = 𝟏𝟑, 𝟐 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭
Daftar Pustaka Heizer, Jay and Render, Barry. “Operations Management (Manajemen Operasi)”. Edisi Tujuh. Salemba Empat. 2005 Taylor III, Bernard W. “Intorduction to Management Science (Sains Manajemen)”. Edisi Delapan. Salemba Empat. 2008
7/7
6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)