MATERI 1 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN TATA CARA BERKOMUNIKASI DAN TEHNIK RADIO PENDAHULUAN. Amatir Radio adalah setiap orang yang mempunyai hobi dalam bidang Teknik elektronika radio dan komunikasi serta secara sukarela bersedia mengabdi kepada bangsa dan masyarakat. Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO. Sesuai KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISSI AMATIR RADIO INDONESIA NOMOR : KEP-101/OP/KU/91 TENTANG POKOK POKOK TATA CARA BERKOMUNIKASI tahun 1991, tehnik berkomunikasi ialah berkomunikasi dengan berpedoman kepada peraturan-peraturan telekomunikasi, yang pada umumnya kegiatan tersebut masih memerlukan pembinaan terus menerus. Kegiatan berkomunikasi sebagaimana dimaksud diatas, adalah kegiatan yang menggunakan perangkat pemancar amatir radio dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Pembicaraan yang dilakukan dengan menggunakan pemancar radio oleh para amatir radio dengan amatir radio lainnya dapat didengar oleh ribuan amatir radio di dunia, karenanya seorang amatir radio harus menyiapkan dirinya sebagai operator yang terampil dan menjujung tinggi sopan santun berkomunikasi. Amatir radio dalam perkembangan kegiatannya sejak pemancar diciptakan sampai dengan lahirnya organisasi amatir radio
Indonesia. Telah tercipta pula suatu tata cara berkomunikasi yang khas/khusus bagi amatir radio dengan semboyan satu dunia, satu bahasa (one world, one language). Karena hal itulah maka pembinaan terhadap amatir radio perlu dilakukan agar supaya dapat terampil khususnya dalam berkomunikasi. Keseragaman dalam tata cara berkomunikasi dengan ciri khas/khusus tersebut merupakan kebanggaan para Amatir Radio Dunia. PERMASALAHAN. Beraneka ragam kegiatan yang ditekuni Amatir Radio dalam mengembangkan bakat dan minatnya, baik dalam bidang teknik elektronika radio maupun komunikasi. Namun masih terdapat ketidak samaan pemahaman anggota tentang Amatir Radio. Seiring dengan itu tingkat kecakapan sebagai amatir radio turut mempengaruhi kondisi dan perkembangan organisasi. Secara kualitatif kondisi kekinian masih jauh dari harapan. Secara riil gangguan pada hampir seluruh band Amatir Radio dari Stasiun Radio yang tidak berhak kian merajalela. Kian maraknya Amatir Radio menggunakan Frekuensi HF dan VHF, yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam berbagai forum organisasi hal ini diidentifikasi bersumber dari:
1. Penindakan dari
instansi yang berwenang terhadap Stasiun Radio pengganggu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. 2. Masih terdapat anggota ORARI yang tidak menjunjung tinggi Kode Etik Amatir Radio dan mematuhi ketentuan yang berlaku, baik tentang penggunaan frekuensi, mode, batasan power, operating precedure dan sebagainya, bahkan dilakukan oleh mereka yang telah memiliki IAR tingkat Penggalang dan Penegak. 3. Kurang dipahaminya Peraturan Perundang-Undangan tentang telekomunikasi oleh sebagian besar masyarakat. 4. Belum tersosialisasi secara menyeluruh silabus standar tentang Amatir Radio di Indonesia. 5. Tidak mencukupinya jumlah voluntir / elmer / tutor yang sanggup dan mampu melakukan tutorial.
6. Kurangnya minat Anggota yang melakukan DX ING. 7. Kurangnya minat anggota melakukan DX Pedition. 8. Kurangnya minat Anggota mengikuti kontes tingkat Nasional maupun ditingkat internasional. PEMBAHASAN MASALAH. Organisasi perlu mengembangkan program dan infrastruktur monitoring system serta mekanisme pembinaannya yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Balai Monitoring selaku Pembina teknis. Konteks pengembangan program dan infrastruktur monitoring system ialah perlu diperhitungkan kemampuan pelaksanaan di tingkat ORARI Daerah sampai ke Lokal lokal. Dalam hal anggota ORARI yang melakukan pelanggaran maka perlu dilakukan pembinaan dalam bentuk surat teguran dari ORARI Daerah dan ORARI Lokal dengan tembusan kepada Balai Monitoring seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Umum Orari Nomor : KEP-06/OP/KU/87 Tentang Pedoman Pelaksanaan Monotoring Sistem. Langkah sebagai tindakan preventif agar pihak pemerintah sebagai penerbit Isin Amatir Radio (IAR) cepat mengetahui control organisasi terhadap anggota dan pada tahap selanjutnya dapat mengambil tindakan akhir. Selanjutnya persoalan frekuensi yang dialokasikan kepada ORARI digunakan oleh non-anggota ORARI, maka ORARI Daerah dan ORARI Lokal menyampaikan laporan temuan tersebut kepada Balai Monitoring untuk penindakannya. Sebagai pengawalan terhadap laporan tersebut, ORARI Daerah dan ORARI Lokal meningkatkan kegiatan sistim monitoring dan bekerja sama dengan instansi terkait, agar penindakan terhadap Stasiun Radio pengganggu dapat berjalan dengan baik. KESIMPULAN SARAN.
1. 2.
Penerbitan buku panduan amatir radio adalah kebutuhan dasar proses pembinaan anggota. Disarankan ORARI Daerah perlu membentuk Team kerja guna melakukan sosialisasi, pembinaan dan asistensi di tingkat ORARI Daerah sampai dengan tingkat ORARI Lokal.
4. 5. 6.
7.
Untuk itu sebagai kelanjutan perogram maka perlu adanya Team kerja guna melakukan TOT (Training of Traineers). Perlunya Sosialisasi silabus standar Amatir Radio dan penerbitan SK Panduan kegiatan termasuk kegiatan lomba sebagai panduan anggota dalam melaksanakan kegiatannya. Disarankan ORARI Daerah Sulawesi Selatan segera menerbitkan suatu Surat Keputusan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan lomba sesuai kebutuhan kondisi kekinian. Disarankan ORARI Daerah Sulawesi Selatan dan ORARI Lokal untuk melakukan Expedition dipulau pulau kecil dalam wilayah Sulawesi Selatan.
Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi.
MATERI 2 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN ARAH DAN KEBIJAKAN PENGURUS ORARI DAERAH SELAWESI SELATAN DIDALAM MENJAWAB TANTANGAN ARUS MODERNISASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain : Pertama
: Kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya. Kedua: kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. Ketiga : Kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Demikian halnya dengan insan ORARI, dimana kegiatan Amatir Radio berkaitan erat dengan perkembangan Teknologi Telekomunikasi dan kreativitas menjadi bagian penting dalam salah satu kegiatan amatir radio yakni expriment. Perkembangan Teknologi Telekomunikasi bagai pedang dengan dua sisi yang sama tajamnya. Disatu sisi merupakan tantangan kreativitas dalam berexpriment bagi anggota ORARI, di lain sisi kemajuan teknologi menyebabkan kegiatan ORARI berkurang gregetnya karena masyarakat khususnya generasi muda lebih tertarik pada produk teknologi tinggi (HP dengan berbagai gadget) yang serba instant. Saat ini sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era
globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi telekomunikasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Perkembangan Teknologi Telekomunikasi yang demikian pesat telah mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Bagi ORARI peran strategis ini adalah suatu tantangan dimana diperlukan sumber daya ORARI apakah mampu menjawab tantangan dimaksud ataukah hanya diam saja. ORARI yang merupakan bagian dari amatir radio internasional (IARU) dengan segenap sumber daya seharusnya dapat menjawab tantangan tersebut. Kegiatan amatir radio dengan berbagai moda; ARC, Amatir Radio Club, Contest, DX komunikasi jarak jauh antar benua, DX-pedition expedisi / perjalanan ke tempat langka & beroperasi dari sana. Field Day, bekerja dilapangan dengan peralatan minimal, Fox Hunting, Net cek-in, QRP bekerja dengan daya kecil biasanya sekitar 1 – 5 Watt saja. QSL Card pertukaran kartu tanda pernah berkomunikasi, Special Event Station stasiun yang di operasikan pada acara / event khusus dan Communications and Rescue (CORE) ORARI. adalah program kegiatan yang dikembangkan sebagai bentuk kepedulian ORARI dalam menghadapi situasi kebencanaan, dan kedaruratan yang terjadi. Kegiatan tersebut diatas didukung keterampilan teknik radio yang sering dipelajari oleh seorang amatir radio, seperti; Teknik Antenna, Teknik Membuat Pemancar Sendiri (Homebrew), Teknik Gelombang Mikro (microwave), Teknik Komunikasi kode Morse (Continous Wave), Teknik Komunikasi Satelit (Amatir Satelit), Teknik Komunikasi melalui Bulan sebagai satelit pasif Earth Moon Earth (EME), Teknik Modulasi, Teknik Televisi Amatir (Slow Scan
TV SSTV Fast Scan TV), Teknik Komunikasi Digital (Radio Teletype RTTY, Radio Paket Jaringan Data Kecepatan Tinggi di 2.4GHz & 5.8GHz, PSK31, Propagasi Radio, Teknik jaringan komputer / Internet di kenal sebagai AMPR Net, menggunakan domain .ampr.org dan keluarga IP address 44.132.x.x. Koordinator AMPR Net Indonesia adalah Onno W. Purbo, YC0MLC). Semua paparan tadi adalah suatu sumber daya ORARI yang dapat dimanfaatkan guna menjawab tantangan perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Pada akhirnya tantangan tersebut terpulang kembali kepada kita semua dan oragnisasi berkewajiban untuk merumuskan jawaban terhadap tantangan tersebut dalam bentuk kebijakan pengurus. PERMASALAHAN. Rakerda Sidrap, 08 Desember 2012 memberi amanah agar pengurus mengambil kebijakan yang terkait dalam konteks ini antara lain ; • Meningkatkan kegiatan monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi radio. • Menyelenggarakan lokakarya keterpaduan gerak Satuan Reaksi Cepat – Penanggulangan Bencana (SRC-PB) Kominfo, dengan mensinergikan program Communications and Rescue (CORE) ORARI. • Memfasilitasi koordinasi operasional dan pelatihan dengan instansi terkait dan institusi lainnya yang memiliki potensi penanggulangan bencana. • Mendukung pelaksanaan kerjasama LAPAN dan ORARI dalam pembuatan dan peluncuran Satelit LAPAN-ORARI • Kerja sama antar institusi • Pelaksanaan kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat, dan disertai dengan informasi publik yang lebih luas. Tujuh point yang dari sekian banyak butir hasil rakerda di Sidrap merupakan suatu kebijakan organisasi yang memberi ruang kreativitas kepada anggota dan kesempatan pengabdian ORARI kepada masyarakat. Namun disadari sepenuhnya bahwa belum semua kebijakan tersebut dapat dilaksanakan sebagaimana harapan kita bersama. Beberapa kendala dan keterbatasan baik
secara internal maupun external diantaranya ; • • • • •
Kurang tersedianya personil secara kualitatif. Peralatan yang belum memadai. Pembiayaan serta dana yang masih sangat terbatas untuk setiap event terkait. Apresiasi Masyarakat (citra) terhadap eksistensi ORARI masih terkesan negatif. Kurangnya dukungan Pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan dengan skala tertentu.
Terlepas dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai kemampuan organisasi maupun perorangan anggota ORARI, Indikator tersebut diatas tentunya menjadi pertimbangan pengurus dalam melahirkan kebijakan terkait thema bahasan ini. PEMBAHASAN PERMASALAHAN. Untuk memelihara suasana yang kondusif demi lancarnya kegiatan amatir radio perlu ditingkatkan pelaksanaan monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi radio dengan melibatkan potensi organisasi pada setiap jenjangnya. Oleh karena itu perlu juga diatur kegiatan - kegiatan lomba yang pelaksanaannya dominan berbasis frekuensi radio, diatur dalam suatu keputusan organisasi sebagai pedoman pelaksanaan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku mapun peraturan dan pedoman organisasi. Diharapkan dengan tercapainya tertib penggunaan frekuensi radio maka kelancaran pelaksanaan kegiatan lainnya dapat berjalan dengan baik. Koordinasi operasional dan pelatihan dengan instansi terkait dan institusi lainnya yang memiliki potensi penanggulangan bencana telah dimulai dengan beberapa organisasi namun dengan pihak pemerintah yang terkait (BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI dan POLRI) kegiatan tersebut baru dalam tahap penjajakan. Hal ini perlu diupayakan pelaksanaannya secara kongkrit sehingga tercapai suatu kerja sama yang berkesinambungan. Dalam kegiatan ini disadari peran anggota ORARI dalam bidang pengabdian masyarakat sangatlah penting sekaligus menjadi
ruang bagi anggota untuk semakin mengembangkan kemampuan diri dengan menggunakan berbagai peralatan teknologi maju dalam tugas kegiatannya. Dengan demikian organisasi pun harus memacu kemampuannya untuk dapat menyiapkan peralatan (CORE) sesuai standar operating emergency. Menjawab Tantangan Arus Moderenisasi Teknologi Komunikasi salah satu upaya yang perlu dilaksanakan adalah pelaksanaan pelatihan secara teratur dalam suatu program. Materi pelatihan yang berbasis amatir radio kaitannya dengan perkembangan terkini teknologi telekomunikasi sudah semestinya diwujudkan dan dilaksanakan oleh pengurus sebagai bentuk kebijakan pengurus menjawab tantangan Arus Moderenisasi Teknologi Komunikasi. Kedepan hal - hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lainnya (UNAR, IAR dan KTA) akan dilaksanakan secara online. Ini membutuhkan kesiapan sumber daya pengurus untuk menanganinya. KESIMPULAN SARAN. Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang sangat terbatas dan strategis mutlak diperlukan tertib penggunaannya dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun international. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Kegiatan lomba yang pelaksanaannya dominan berbasis frekuensi radio, perlu diatur secara spesifik dalam suatu keputusan organisasi sebagai pedoman pelaksanaan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku. Perlunya pelatihan secara teratur dalam suatu program dengan materi pelatihan yang berbasis amatir radio kaitannya dengan perkembangan terkini teknologi telekomunikasi. Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi.
MATERI 3 RAPAT KOORDINASI DAERAH (RAKORDA) 2015 ORARI DAERAH SULAWESI SELATAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS ANGGOTA. PENDAHULUAN. Anggota ORARI sebagai sumber daya dapat diartikan sebagai seluruh insan Amatir Radio yang memiliki IAR dan KTA mulai dari tingkat siaga sampai dengan tingkat penegak. Sedangkan amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobi dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini sudah ada sejak tehnik transmisi radio ditemukan dan karena kegiatan ini menggunakan disamping peralatan juga media spektrum gelombang elektro magnetik yang menyangkut kepentingan kehidupan manusia dalam alam semesta ini maka, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan - badan telekomunikasi international ITU & IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya amatir radio setiap saat berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO. Disisi lain disadari bahwa Kegiatan Amatir Radio berkaitan erat dengan perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Kegiatan Komunikasi Radio adalah suatu kegiatan yang menggunakan peralatan elektronika radio yang mampu menimbulkan permasalahan bahkan bencana, oleh karenanya diperlukan panduan-panduan tentang kegiatan Amatir Radio. Panduan dimaksud tentunya bermuara pada salah satu peran ORARI sebagai wadah latih diri dan meningkatkan keterampilan dalam penggunaan peralatan yang dibuat sendiri, mampu mengawasi penggunaan frekuensi atau dukungan komunikasi dalam menghadapi situasi darurat serta untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota Amatir Radio, dan menggugah calon anggota Amatir Radio untuk dapat segera
menjadi anggota Amatir Radio melalui proses sebagaimana yang telah ditentukan. Peran ini secara strategis merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota ORARI. PERMASALAHAN. Kondisi kekinian secara obyetif patut diakui bahwa kualitas anggota masih belum memenuhi harapan. Demikian pula halnya pada skala nasional, secara kuantitatif terkesan stagnan jika tidak dapat dikatakan menurun. Fakta yang ada menyatakan bahwa sesuai AD ART standar jumlah anggota dalam satu lokal sebanyak 50 orang sudah tidak sesuai lagi. Dari berbagai pertemuan baik pada skala nasional maupun daerah diindikasikan bahwa kualitas anggota amatir radio yang masih belum memenuhi harapan karena masih kurangnya buku-buku panduan yang memuat teknologi mutakhir terutama yang berkaitan dengan kegiatan Amatir Radio, sangat minimnya dana dan sarana Organisasi untuk menyediakan Workshop dan publikasi hasil temuan Amatir Radio, belum ada penyempurnaan Peraturan dan Panduan yang telah dikeluarkan ORARI Pusat, sehingga menimbulkan keraguan dan kesalahkaprahan anggota dalam melakukan kegiatan. Selain itu belum adanya Standard Pelaksanaan tentang beberapa kegiatan, sehingga sering menimbulkan permasalahan dalam pelaksanakannya bersamaan dengan itu, kemajuan bahkan lompatan perkembangan teknologi telekomunikasi berakibat pada posisi kepentingan tidak lagi menjadi daya tarik yang kuat kegiatan ORARI bagi masyarakat sebagaimana beberapa puluh tahun lalu. Masyarakat khususnya generasi muda telah tersihir dengan prodak teknologi tinggi telekomunikasi, HP dengan berbagai type plus gadget serta vitur terkini dengan internet kecepatan tinggi lebih menarik perhatian mereka dari pada HT dan RIG. Budaya menggunakan sesuatu secara instan makin menjauhkan minat generasi muda dari kegiatan amatir radio yang bersifat expriment.
PEMBAHASAN. Hasil Rapat Kerja Daerah ORARI Daerah Sulawesi Selatan di Sidrap pada tanggal 8 desember 2012 telah menawarkan berbagai program yang dapat dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota. Pada intinya Rakerda 2012 secara kualitatif mendorong ORARI Lokal untuk menyelangggarakan kegiatan-kegiatan latih diri. Dalam kesempatan diskusi ini kita coba sajikan beberapa point hasil rakerda yang cukup relevan dengan topik bahasan ini antara lain; -
Melakukan sosialisasi, pembinaan dan asistensi di tingkat daerah sampai dengan tingkat lokal. Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi. Pelaksanaan optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat. Intensifkan kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana). Upaya kerja sama dengan pemerintah daerah cq dinas pendidikan guna menjadikan pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler.
Kelima point tersebut diatas dapat menjadi jawaban terhadap strategi peningkatan kualitas dan kuantitas anggota bila dilaksanakan secara sunggguh sungguh, sinergis antar jenjang organisasi serta bermitra dengan pemerintah daerah. Sosialisasi regulasi maupun pedoman organisasi perlu dilakukan secara intensif baik ditingkat daerah maupun lokal. Bahkan diharapkan respon dari anggota dalam bentuk masukan yang dapat dijadikan usulan ORARI kepada pemerintah guna melakukan perubahan regulasi. Disadari bahwa selama ini perubahan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah nyaris tanpa partisipasi yang signifikan dari ORARI. Wajar jika kemudian perubahan tersebut jauh kebutuhan organisasi. Secara kongkrit, Sosialisasi, pembinaan dan asistensi dapat dilaksanakan dalam satu paket kegiatan baik oleh daerah maupun
lokal. Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi merupakan suatu kebutuhan dalam upaya peningkatan kualitas anggota. Buku panduan terbitan ORARI Pusat relatif masih sangat terbatas untuk itu orda bahkan lokal diharapkan berinisiatif menyusun dan menerbitkan buku buku dimaksud. Masih dalam konteks peningkatan kualitas, salah satu alternatif adalah optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat. Secara kongkrit, unit kegiatan dan kelompok minat biasanya kita kenal sebagai adalah club station dengan berbagai kegiatan amatir radio yang diminati yang sesuai dengan aturan organisasi (keputusan Ketua umum ORPUS NOMOR : KEP-102/OP/KU/90). Pasal 3, Clubstation diadakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan latih diri, pengembangan dalam bidang teknik radio, penyelidikan dan percobaan teknik radio serta berkomunikasi dalam upaya membentuk amatir radio yang terampil dan memiliki pengetahuan yang luas. Kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana). ORARI Daerah Sulawesi Selatan menggagas kerjasama dengan organisasi pertolongan lainnya untuk pelatihan dan penanggulangan bencana baik sebelum, sedang maupun saat bencana berlangsung. Penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) berlangsung tanggal 1 September 2012 di Baruga Sangiaseri Jalan Sungai Tangka Makassar. Dengan kerjasama yang terjalin diharapkan kualitas keterampilan anggota dibidang emergency service dapat semakin ditingkatkan. Dalam konteks peningkatan kuantitatif anggota, pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler bertujuan menumbuhkan minat siswa terhadap dunia telekomunikasi. Rasa ingin tahu siswa akan dijawab secara praktis dengan paket pengenalan kegiatan amatir radio yang dikemas secara praktis. Ini merupakan langkah panetrasi ORARI terhadap dunia pendidikan (tingkat SMTA) yang diharapkan dapat menjadi basis calon anggota amatir radio kedepan. Pelaksanaan program ini diperlukan dukungan berbagai pihak terkait (Pemda) secara sinergis.
KESIMPULAN DAN SARAN. Kualitas sumber daya Anggota ORARI merupakan komponen penting dalam perkembangan organisasi dan memberi peran penting sebagai cadangan komunikasi nasional. Jumlah (kuantitatif) anggota yang besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban (kontra produktif). Pengembangan sumber daya Anggota ORARI dapat diartikan sebagai usaha mempersiapkan anggota baik sebagai individu maupun sebagai anggota ORARI dengan segala tingkat keterampilannya agar ia dapat berperan aktif sesuai dengan aturan organisasi. Dalam proses pembangunan, Anggota ORARI merupakan sumber daya yang berperan sebagai unsur pendukung utama disamping sumber daya alam (frekuensi radio) dan teknologi, oleh karena itu hendaknya kualitas sumber daya anggota perlu di tingkatkan sehingga dapat mengelola potensi-potensi yang disediakan oleh alam (frekuensi radio). Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi. *SELAMAT BERKOORDINASI*