MATAKULIAH BIOLOGI DASAR DAN PERKEMBANGAN 100 Menit
TINJAUAN MATA KULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata Kuliah Biologi Dasar dan Perkembangan ini memberikan kemampuan mahasiswa
untuk
memahami
prinsip-prinsip
biologi
dasar
dan
biologi
perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi. Dengan pokok bahasan anatomi dan fisiologi sistem tubuh manusia yang berkaitan dengan proses reproduksi, siklus kehidupan manusia, aspek biokimia yang berpengaruh dalam proses reproduksi, prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan, prinsip-prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan dan dasar-dasar biologi reproduksi kedalam praktik kebidanan B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah Dengan adanya mata kuliah Biologi Dasar dan Perkembangan diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam memahami prinsip-prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi.
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah Standar kompetensi mata kuliah Biologi Dasar dan Perkembangan adalah mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan untuk memahami prinsi-pprinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar 1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia; Sistim musculoskeletal, Sistim pernafasan, Sistim pencernaan, sistim kardiovaskuler, Sistim perkemihan, Sistim persarafan, Sistim hormone, Sistim reproduksi, Sistim integument, Panca indra
2. Memahami siklus kehidupan manusia; Bayi baru lahir, Bayi, Anak Balita, Remaja, Prakonsepsi, Kehamilan, Nifas, Masa antara, Masa Klimakterium (pramenopause, perimenopause, menopause, pascamenopause), Masasenium 3. Menggunakan aspek biokimia yang berpengaruh dalam proses reproduksi a. Aspek biokimia yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia; Metabolisme karbohidrat, Metabolisme lemak, Metabolism protein, Enzim, Kelainan pada metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat kelaparan dan defisiensi insulin, Hematologi b. Penggunaan Pemeriksaan
biokimia
yang
hemoglobin,
berpengaruh Pemeriksaan
terhadap reduksi,
reproduksi
manusia;
Pemeriksaan
protein,
Pemeriksaan gula darah dengan stik 4. Menggunakan prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan a. Prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan; Biomekanika, Themodinamika,
Hidrodinamika,
Analisis
gaya
tubuh,
Gelombang
dan
Ultrasonik, Jenis dan cara kerja alat dalam pelayanan kebidanan: tensimeter, termometer, dopller. USG, NST, KTG, Laparoscopy, forceps, vakumekstraksi, incubator, light therapy b. Penggunaan
prinsip-prinsip
fisika
kesehatan
dalam
praktik
kebidanan;
Penggunaan tensimeter dan thermometer, Kompres hangat untuk mengurangi nyeri atau demam, Berendam dalam air hangat 5. Menggunakan prinsip-prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan a. Prinsip-prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan; Dasar dasar mikrobiologi :bakteri, virus, jamur, parasite Infeksi nosocomial b. Penggunaan prinsip – prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan : universal precaution; menyiapkan bahan pemeriksaan vaginal swab, pap smear 6. Menerapkan dasar-dasar biologi reproduksi kedalam praktik kebidanan
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar ini dan menbaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.
BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TUUBUH MANUSIA
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR Anatomi dan fisiologi tubuh manusia
INDIKATOR a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Sistim muskuloskeletal Sistim pernafasan Sistim pencernaan sistim kardiovaskuler Sistim perkemihan Sistim persarafan Sistim hormon Sistim reproduksi Sistim integumen Panca indra
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan anatomi dan fisiologi tubuh manusia
URAIAN MATERI A. Sistem Muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringanjaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. 1. Tulang Bagian-bagian utama tulang rangka. Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
1
adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis. Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelomzpok yaitu axial skeleton dan appendicular skeleton. Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah : 1) Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya. 2) Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang tertentu. a.
Struktur tulang Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi : a) Tulang panjang ditemukan di ekstremitas b) Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan. c) Tulang pipih pada tengkorak dan iga. d) Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan rahang. Seperti Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai
epiphyseyang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysisyang berbentuk silindris. Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan (network) saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah mikroskopis yang mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang kecil dimanaosteosit berada. Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara sumsum kuning mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran darah.Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel penghancur tulang) ditemukan pada lapisan terdalam dari periosteum.Periosteum adalah lembar jaringan fibrosa dan terdiri atas banyak pembuluh darah. Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 2
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan system haverst. Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent mentransmisikan rangsangan nyeri. b.
Perkembangan dan pertumbuhan tulang Tulang didahului oleh model kartilago. Kolar periosteal dari tulang baru
timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang. Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago. Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang menghasilkan tiga pusat osifikasi. Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan korpus. Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut : a) Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang. b) Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal. c) Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa. d) Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
3
e) Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas. f) Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein. g) Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang. 2. Sendi Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulangtulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya, yaitu : a. Sendi fibrosa (sinartrodial) Merupakan
sendi
yang
tidak
dapat
bergerak.
Tulang-tulang
dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak. b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial) Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas. c. Sendi synovial (diartrodial) Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 4
mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (lutut, rahang). Jenis sendi synovial : 1) Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas penuh. 2) Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah siku dan lutut. 3) Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu. 4) Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu. 5) Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan. B. Sistem Pernapasan Pernapasan adalah pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Pernapasan juga merupakan peristiwa menghirup udarah dari luar yang menggandung O2 dan menggeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi tubuh.Sistem respirasi terdiri dari: 1. Saluran nafas bagian atas Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan 2. Saluran nafas bagian bawah Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli a. Alveoli; Terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2 b. Sirkulasi paru; Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru. c. Paru Terdiri dari : 1) Saluran nafas bagian bawah; a) Alveoli b) Sirkulasi paru Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
5
c) Rongga Pleur Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis. d) Rongga dan dinding dada Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi. 2) Saluran Nafas Bagian Atas a) Rongga hidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami
tiga
hal:Dihangatkan, Disaring, Dan dilembabkan Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke : b) Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius) c) Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) d) Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan) 3) Saluran Nafas Bagian Bawah a) Larinng Terdiri dari tiga struktur yang penting; Tulang rawan krikoid, Selaput/pita suara, Epilot, Glotis b) Trakhea Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus. c) Bronkhi Merupakan percabangan trakhea
kanan dan kiri. Tempat
percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 6
lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior. d) Alveoli Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial. Membran alveolar : 1) Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli 2) Large
alveolar
cell
mengandung
inclusion
bodies
yang
menghasilkan surfactant. 3) Anastomosing capillary, merupakan system vena danarteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel 4) Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum 4) Aliran pertukaran gas Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli, membran dasar, endotel kapiler, plasma, eitrosit. 5) Surfactant Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normalsurfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari. 6) Sirkulasi Paru Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan mengalirkan darah yang bersifat arterial melauluivena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri. 7) Paru Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik. Rongga dan Dinding Dada Rongga ini terbentuk oleh: - Otot –otot interkostalis Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
7
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor - Otot – otot trapezius - Otot –otot seratus anterior/posterior - Kosta- kosta dan kolumna vertebrali - Kedua hemi diafragma Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi Fungsi respirasi dan non-respirasi dari paru-paru, yaitu : a. Respirasi : pertukaran gas O2 dan CO2 b. Keseimbangan asam basa c. Keseimbangan cairan d. Keseimbangan suhu tubuh e. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi f. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin g. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri Mekanisme Pernafasan Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan yang tergantung pada: 1. Tekanan intar-pleural Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekananatmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar. 2. Compliance Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai copliance. Ada dua bentuk compliance: a. Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway pressure)sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
8
b. Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure)selama fase pernafasan. Normal: ±50 ml/cm c. Compliance dapat menurun karena: a)
Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edemaparu, fibrosis paru
b)
Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
c)
Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
SIRKULASI PARU a.
Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit ventilasi alveolar = 4 liter/menit. Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8.
b.
Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmH Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg. Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan
darah
dari arteri pulmonalis ke vena pulmonalis. c.
Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler.
Kondisi ini dalam
keadaan normal selalu seimbang. Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial. TRANSPOR OKSIGEN 1. Hemoglobin oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk: - Kelarutan fisik dalam plasma - Ikatan kimiawi dengan hemoglobin Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobin dan O2 menurun. 2. Oksigen content Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 ) - Plasma - Hemoglobin
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
9
REGULASI VENTILASI Kontrol
dari
pengaturan
ventilasi
dilakukan
oleh
sistem
syaraf
dan
kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di dalam darah. Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur: -Rate impuls
- Respirasi rate
-Amplitudo impuls
- Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusatkemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu danpneumothoraks : pons. Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2 PEMERIKSAAN FUNGSI PARU Kegunaannya untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis,sindrom bronkitisIndikasi klinik: 1. Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks 2. Payah jantung kanan dan kiri 3. Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen 4. Penyakit-penyakit neuromuskuler 5. Usia lebih dari 55 tahun. Beberapa ganguan pada pernapasan, yaitu : 1.
Asma
5. emfisema
2.
Pneumonia lobaris
6. Salesma
3.
Infeksi
7. Sinusitis
4.
Bronkhitis
8. TBC
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
10
C. Sistem Pencernaan Salah satu ciri makhluk hidup adalah memerlukan makanan. Makanan yang telah dimakan akan diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi, komponen penyusun sel dan jaringan, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu sistem kompleks dalam tubuh adalah sistem pencernaan. Nah, apa sajakah bagian-bagian dari sistem pencernaan pada manusia? Langsung saja kita simak selengkapnya. 1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu: a.
Injesti Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
b.
Pencernaan Mekanik Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita. c. Pencernaan Kimiawi Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, „bile‟, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
c.
Penyerapan
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
11
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan „lymphatic capallaries‟ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi. d.
Penyingkiran Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari „tract‟ pencernaan melalui defekasi.
2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu: a.
Saluran Pencernaan Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
b.
Organ pencernaan tambahan (aksesoris) Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia 1.
Kelenjar ludah
2.
Parotis
3.
Submandibularis (bawah rahang)
4.
Sublingualis (bawah lidah)
5.
Rongga mulut
6.
Amandel
7.
Lidah
8.
Esofagus
9. Pankreas Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
12
10. Lambung 11. Saluran pankreas 12. Hati 13. Kantung empedu 14. Duodenum 15. Saluran empedu 16. Kolon 17. Kolon transversum 18. Kolon ascenden 19. Kolon descenden 20. Ileum 21. Sekum 22. Appendiks/Umbai cacing 23. Rektum/Poros usus 24. Anus 4. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC. Makanan
selanjutnya
dibawa
menuju
lambung
dan
melewati
kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut: a.
Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
b.
Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton. HCl (asam klorida), berfungsi
untuk
mengaktifkan
pepsinogen
menjadi
pepsin.
Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus. Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit. Setelah makanan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 13
diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas: 1) Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa). 2) Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 3) Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus. 4) Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. 5) Selanjutnya, makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. 6) Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
14
air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. 7) Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar. 5. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya: a. Gastritis Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi. b. Hepatitis Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan. c. Diare Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar. d. Konstipasi Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 15
karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini. e. Apendisitis Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit. f. Hemeroid/Wasir/Ambeyen Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini. g. Maag Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya. h. Keracunan Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus. i. Tukak Lambung Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factorfaktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak. j. Malnutrisi (kurang gizi) Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
16
D. PancaIndera Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu: a. Indra penglihat (mata) b. Indra pendengar (telinga) c. Indra peraba (kulit) d. Indra pengecap (lidah) e. Indra pencium (hidung). Kelima
indra
tersebut
berfungsi
untuk
mengenali
perubahan
lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor. Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis. 1.
INDERA PENGLIHAT (MATA) Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata. 1. Bola Mata Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut. Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping a. Sklera Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan. b. Koroid
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
17
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa. c. Retina Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata. 2. Otot Mata Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 18
ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior). 3. Fungsi Mata Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat. Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna. Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 19
tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi. a. Akomodasi mata saat melihat jauh b. Akomodasi mata saat melihat dekat Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel. 2.
INDERA PENDENGARAN Susunan Telinga Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. a. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar
lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 20
b. Telinga tengah Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara
agar
seimbang.
Di
dalamnya
menghubungkan telinga tengah
dengan
terdapat
saluran
faring. Rongga
Eustachio telinga
yang tengah
berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval. c. Telinga dalam Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut. 1. Tiga saluran setengah lingkaran 2. Ampula 3. Utrikulus 4. Sakulus 5. Koklea atau rumah siput Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
21
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti. Cara kerja indra pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. 2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 22
Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak. 5.
KELENJAR ENDOKRIN 1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis. a. Hipofisis Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior 1. Hipofisis bagian anterior Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 11.4. 2. Hipofisis bagian tengah Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam. Gbr. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia 3. Hipofisis bagian posterior Hormon yang dihasilkan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 11.5. Tabel 11.5 b. Tiroid (Kelenjar Gondok) Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
23
Kekurangan
iodium
dalam
makanan
dalam
waktu
panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan. Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar. c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen. d. Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
24
e. Pankreas Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin. Hormon dan Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal f. Ovarium Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut. 1. Estrogen Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus. 2. Progesteron Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan. g. Testis Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun. E. Sistem Reproduksi Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
25
Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 Cara : 1. Repoduksi aseksual (vegetatit) Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan sel kelamin. 2. Reproduksi seksual (generatif) Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet) dari 2 individu yang berbeda jenis kelamin. Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama. Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu : 1. Fisi 2. Pembentukan spora 3. Pembentukan tunas 4. Fragmentasi 5. Propagasi vegetatif 1. Fisi Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Contoh : - Pada pembelahan sel bakteri. - Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon. 2. Pembentukan spora Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri. 3. Pembentukan tunas Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 26
kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata). 4. Fragmentasi Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang. 5. Propagasi vegetatif Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. F. Sistem Integumen 1.
Kulit Diagram kulit manusia. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Epidermis Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum
mengandung sel-sel
yang aktif membelah diri,
mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Dermis Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
27
rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh. Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Kelenjar keringat Potong lintang seluruh lapisan kulit. Kelenjar keringat ada di tengah. MeSH Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat dapat ditemukan di dermis, dekat permukaan luar kulit. Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki, dan tidak terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu hangat sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar 2 liter keringat lebih banyak dari biasanya. Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat: kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo-, "otot"), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya. Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh. Di samping itu, kelenjar serumen, yang memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Kedua kelenjar itu nampak sebagai susunan sel yang bundar dan mengelilingi lumen di tengah. Sel yang mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis. Kelenjar minyak Fungsi Penting Kelenjar Minyak Berlawanan dengan apa yang dikhayalkan evolusionis, kelenjar minyak bukan tak berfungsi dan berlebih, bahkan, jaringan yang sangat penting bagi tubuh. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
28
Sebagaimana kita ketahui, kelenjar keringat ditemukan bersama dengan kelenjar minyak di kulit. Keringat melembabkan kulit. Namun, tanpa campuran apapun, keringat cepat menguap, mengakibatkan pengeringan kulit yang lebih parah. Untuk mencegahnya, zat lain dibutuhkan. Karena minyak menyebabkan air dapat dipertahankan di kulit. Dengan cara ini, kelenjar keringat dan minyak bekerja sama melembabkan kulit. Karena itu kedua kelenjar ini harus ada bersamaan agar kulit tetap halus dan elastis. Fungsi kelenjar minyak, yang mengeluarkan pelumas dan lemak lainnya, penting bagi kesehatan kulit kita. Sebagaimana kita lihat, kelenjar minyak, sebagaimana jaringan lainnya, memiliki peran tersendiri: mencegah kulit kita kering. Kelenjar minyak ditempatkan bersama kelenjar keringat untuk tujuan ini. Kenyataan bahwa kelenjar-kelenjar ini tidak berbahaya, dan bahkan memiliki kegunaan yang penting, adalah bukti rancangan cerdas, dengan kata lain penciptaan yang agung. Penciptaan adalah keahlian Allah, Yang Maha Kuat, Rabb langit dan bumi dan segala isinya. RAMBUT Distribusi penyebaran rambut pada tubuh manusia. Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Kuku Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
29
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
30
BAB II MEMAHAMI SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR Siklus kehidupan manusia
INDIKATOR a. Bayi baru lahir b. Bayi c. Anak Balita d. Remaja e. Prakonsepsi f. Kehamilan g. Nifas h. Masa antara i. Masa Klimakterium (pramenopause, perimenopause, menopause, pascamenopause) j. Masa senium
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan Siklus kehidupan manusia
URAIAN MATERI
A. Perkembangan sistem organ fetus Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian (minimal) dan selama dua tiga bulan
keempat organ-organ fetus sama
dengan organ neonatus. Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakan perkembangan. Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan hati) belum sempurna. Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus. Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
31
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah indivisu yang sedang bertumbuh. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(Oksigen dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb : Sebelum Lahir
Sesudah Lahir
1. Lingkungan fisik
Cairan
Udara
2. Suhu Luar
Pada umumnya tetap
Berubah-ubah
3. Simulasi sensoris
Terutama
kinestetik
atau Bermacam-
vibrasi 4. Gizi
macam stimulli
Tergantung zat gizi yang Tergantung terdapat dalam darah ibu
tersedianya bahan makanan
dan
kemampuan saluran cerna 5. Penyediaan oksigen
Berasal dari ibu ke janin Berasal dari parumelalui plasenta
paru ke pembuluh darah paru-paru
6. Pengeluaran metabolisme
hasil Dikeluarkan
ke
peredaran darah ibu
sistem Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
32
1.
Perubahan Sistem Pernapasan Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara. Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura. Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit ( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran. Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut : 1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik) 2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi mekanik). 3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus ( stimulasi sensorik). 4. Refleks deflasi Hering Breur. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
33
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,selain karena adanya surfaktan,juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa gtertahan di dalam. Cara neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalan kondisi seperti ini(anoksia), neonatus masih mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik. 2.
Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan. 3.
Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah : a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak. b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. c. Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin. d. Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan. 4.
Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
34
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru. b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. 5.
Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. 6.
Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. 7.
Perubahan Pada Sistem Sirkulasi Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat
melalui paru adalah satu faktor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir. Oleh karena itu paru tidak berfungsi terutama selama kehidupan fetal,maka jantung fetus Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 35
tidak perlu memompa banyak darah melalui paru.sebaliknya jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar melalui plasenta. Sebagian besar darah yang masuk ke atrium kanan dari vena kava inferior langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior atrium kanan dan kemudian melalui foramen ovale langsung masuk ke dalam atrium kiri. Jadi, darah yang di ogsigenisasi baik dari plasenta masuk ke sisi kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa oleh ventrikel kiri terutrama ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah. Darah yang masuk atrium kanan dari vena kava superior langsung berjalan turun melalui katup trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah ini terutama darah deoksigenisasi dari daerah kepala fetus, dan dipompa oleh ventrikel kanan masuk ke dalam arteria pulmonalis, kemudian terutama melalui duktus arteriosus masuk ke dalam aorta desenden dan melalui arteria umbilikalis masukke plasenta, tempat darah deoksigenisasi mengalami oksigenisasi. 8.
Sistem Sirkulasi dan Hematologi Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh
paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vascular sistemik) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus arteriosus bottali. Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical cord dipotong/dijepit),tekanan atrium kanan menjadi rendah,tahanan pembuluh
darah
sistemik(SVR)
naik
dan
pada
saat
yang
sama
paru
mengembang,tahanan vascular paru menyebabkan penutupan foramen ovale menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di duktus arteriosus bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang di sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu. Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan darah, dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang untuk di toleransi. Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60mmHg. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
36
Perubahan pada Sistem Peredaran Darah Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan besar, yaitu sebagai barikut: a. Vena umbilical 1) Berasal dari korda umbilika ke sisi bawah hati dan bawah darah kaya akan oksigen dan nutrisi. 2) Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan menyuplai hati. b. Ductus Venosus (dari vena ke vena) 1) Menghubungkan vena umbilikal ke vena cava inverior. 2) Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang kembali dari bagian bawah tubuh.jadi, darah terogsigenasi dengan baik . c.
Foramen ovale 1) Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang merupakan jalan masuk mayoritas darah dari vena cava inferior menyebrang ke dalam atrium kiri. 2) Alas an pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru untuk mengumpulkan oksigen.
d.
Duktus arteriosus (dari arteri ke arteri) Duktus dari arah dua percabangan arteri pulmoner ke aorta desenden, masuk ke titik dibawah tempat terdapat arteri subklavia dan arteri carotid.
e. Arteri hipogastik Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi arteri umbilikal saat percabangan ini masuk ke korda umbilical.Percabangan ini megembalikan darah ke plasenta. Darah perlu waktu 1,5 menit untuk bersikulasi dan melalui perjalanan berikutnya. 9.
Adaptasi ke kehidupan ekstrauterin a. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah yang mengalir ke paru-paru. b.
Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas.
c. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior berkurang. Dengan demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan berkurang. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
37
d.
Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan penutupan voramen ovale.
e.
Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.
f.
Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.
g.
Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan kanan. Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan
fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa. 10. Peredaran darah Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secarafungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner, 1965). Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. 11. Struktur tambahan pada sirkulasi fetus 1. Vena umbulicalis Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
38
membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar 2. Ductus venosus meninggalkan vena
umbilicalis
sebelum
mencapai
hepar
dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior. 3. Foramen ovale merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra 4. Ductus arteriosus merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens 5. Arteri hypogastrica dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica. 12. Sistem sirkulasi fetus 1. Vena umbulicalis membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior 2. Ductus venosus merupakan
cabang – cabang dari venaumbilicalis dan mengalirkan sejumlahbesar
darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
3. Vena cava inferior mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum 4. Foramen ovale memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
39
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, 5. Vena cava superior mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter 6. Arteria pulmonalis mengalirkan darah campuran keparu - paru yang nonfungsional,yanghanya memerlukan nutrien sedikit. 7. Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior 8. Arteria hipogastrika merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal. B. Perubahan yang terjadi pada saat lahir 1. Penghentian pasokan darah dari plasenta 2.
Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3. Penutupan foramen ovale 4. Fibrosis a) Vena umbilicalis b) Ductus venosus c) Arteriae hypogastrica d) Ductus arteriosus 1. sirkulasi pulmonari : vena umbilikus, duktus venosus,foramen ovale,dan duktus anteriosus. Sirkulasi Fetus 1. Rintangan tinggi pada saat sirkulasi pulmonal. 2. Rintangan rendah pada saat sirkulasi sistemik. Terjadinya pergerakan darah dari sebelah kanan ke kiri. a. Foramen Ovale Tekanan arteri sebelah kiri rendah karena darah yang kembali ke paru-paru adalah rendah dan tingginya tekanan pada arteri sebelah kanan karena isis pada darah dari plasenta tinggi. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
40
b.
Duktus Arteriosus Rintangan tinggi pada sirkulasi pulmonary. Rintanga (resisten) rendah pada sirkulasi sistemik fetus dan fungsi prostaglandin.
2. Sirkulasi Neonatal a. Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya aliran darah pada sirkulasi pulmonal terjadi akibat turunnya resisten pada sirkulasi pulmonal sehingga paru-paru mengembang. b. Darah vena kembali daripada jantung meningkat. c. Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang mengakibatkan foramen ovale tertutup. d. Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal dalam masa 24 jam. Fungsi prostaglandin menyebabkan duktus arteriosus menutup. e. Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta berhenti. 3. Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir a. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta. Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri. b. Tahapan vaskular paru sangat menurun. Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak mengembang, pembuluh darah tertekan karena volume paru yang kecil. Segera setelah mengembang, pembuluh darah tersebut tidak lagi tertekan dan tahanan terhadap aliran darah berkurang. c. Penutupan foramen ovale Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi, secara sekunder akan berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru dan sistem waktu lahir sehingga menyebabkan kecenderungan darah mengalirkan balik dari atrium kiri ke atrium kanan bukan sebaliknya,seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya katup kecil yang terletak diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium menutup lubang tersebut karena hal tersebut dapat mencegah aliran lebih lanjut. d. Penutupan duktus arteriosus Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus karena meningkatkan tahanan pada paru dan mengurangi trahanan pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya, segera setelah lahir, darah mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan arah sebaliknya dari aorta seperti kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya setelah beberapa jam dinding otot duktus arteriosus mengadakan kontraksi nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup untuk menghentikan aliran darah. Hal ini dinamakan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 41
penutupan fungsional duktus arteriosus. Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan, biasanya duktus arteriosus tertutup secara anatomi oleh pertumbuhan jaringan fibrosa. 4. Pembentukan Sel-Sel Darah a. Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan lapisan mesotel plasenta sekitar minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu minggu kemudian diikuti pembentukan sel-sel darah merah oleh mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus. b. Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah. c. Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin membentuk sel-sel darah merah dan putih. Sementara itu, struktur-struktur lain kehilangan kemampuannya sama sekali untuk membentuk sel-sel darah. C. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Pada saat lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan tersebut membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ). Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien, sedangkan absorpsi monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung, sambungan esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di sebabkan karena usus bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus. Epitel sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari zat-zat yang sangat berbahaya. Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus ( permukaan epitel usus menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi virus / bakteri dan juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
42
menyimpan cairan daripada kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan cairan, misalnya gangguan diare. D. Perubahan imunitas Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka limfosit juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel –sel limfoid membentuk
molekul immunoglobulin gamma G yang
merupakan gabungan
immunoglobulin gamma A dan gamma M. Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G globulin janin di dapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan reaksi dengan plasmasitosis, penambahan penambahan folikel limfoid dan sintesis gamma M immunoglobulin. Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus digestifus,respiratorus,kelenjar ludah,pancreas dan traktus urogenital. Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan keadaan flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi hanya dilindungi oleh Gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya juga kurangnya Gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis. Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: a. perlindungan oleh kulit membran mukosa b. fungsi saringan saluran napas c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
43
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh. Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim terlindung membatasi
kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan trhadap antigen
tertentu. Ada tiga macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan masingmasing golongan ),yaitu IgG,igA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas plasenta , IgG merupakan golongan antibodi yang sangat penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan. IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin. Tingkat IgM pada periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan diperlukan waktu 2 tahun untuk dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat IgM yang relative rendah membuat bayi rentan terkena infeksi. IgM juga penting sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat salive sekresi mencapai tingkat oreang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernafasan , saluran usus lambung ,dan mata. Sedangkan ,imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE, tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus. E. Perubahan Sistem Ginjal Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan edema ketidakmaturan ginnjal dapat membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12 24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilogram /hari. Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung kemih telah ada air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05 – Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 44
0,10 cc permenit.Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan. Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal. Fungsi ginjal belum sempurna karena : a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal c. Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa F. Ikterus Neonatorum Fisiologis Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit dan konjungtiva
mata.
Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kucing. Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi. Ikterus neonatorum dibedakan menjadi 2,yaitu : 1. Neonatorum Fisiologis Adalah keadaan hiperbirirubin karena faktor fisiologis merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 45
berat badan naik biasa. Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum “matang” dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi. 2.
Ikterus Neonatorum Patologis Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum patologis ini ditandai dengan : Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam. Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan12,5 mg%
pada
bayi
cukup bulan. .Ikterus yang
disertai
proses hemolisis. Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau lebih 5
mg/dl/hari. Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10
hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada BBLR. G. Perubahan Sistem Termogulasi Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5– 37,0 Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
disebabkan
oleh: 46
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna. 2. Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas. 3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas. 4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan. Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera
dimandikan.
Gejala
hipotermi : 1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah. 2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun. 3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan. 4. Muka bayi berwarna merah terang 5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya. a. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir. b.
Konveksi Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas angin.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
47
c. Radiasi Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok. d. Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya. Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya. SistemMetabolisme Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : a. melalui penggunaan ASI b. melaui penggunaan cadangan glikogen c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak. BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
48
glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir). Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
49
B. Memahami siklus kehidupan Remaja 1. Siklus kehidupan remaja Remaja adalah kelompok penduduk yang berusia antara 10-19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial, dan emosional kaum muda. Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa. Secara biologik sebagian besar remaja sudah matang, tetapi secara sosial, mental, dan emosional belum. Akibatnya dapat terjadi masalah-masalah remaja seperti kehamilan diluar nikah, abortus dan ketergantungan obat. Remaja memiliki masalah yang berbeda dari orang dewasa, sehingga program kesehatan kesehatan seksual dan keluarga berencana yang ditujukan kepada kaum muda harus dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan bukan diadaptasi dari program yang sudah ada yang ditujukan kepada orang dewasa. Kaum muda perlu mengumpulkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan, terlindung dari IMS, dan dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara seksual. Masa remaja dalam perjalanan hidup kita adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tanggung jawab pada masa dewasa. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, bersifat sementara, dan dapat pula bersifat permanen.Alat kontrasepsi digunakan pada program keluarga berencana untuk menunda, mengatur jarak, dan mencegah terjadinya kehamilan. Remaja sebenarnya tidak membutuhkan alat kontrasepsi, tetapi pada beberapa kasus dimana terjadi remaja telah seksual aktif, bahkan kadang-kadang pernah melakukan aborsi biasanya dilakukan konseling untuk mencari jalan keluarnya. Setelah melalui proses konseling, dapat diketahui prilaku remaja tersebut dan bila memang sulit untuk dihentikan aktivitas seksualnya dan tidak/belum mau menikah maka dapat dipertimbangkan konseling untuk penggunaan alat kontrasepsi. A. Perkembangan Remaja Tahap perkembangan remaja ada 3, yaitu : a) Remaja tahap awal (usia 10-14 tahun)Berpikir konkret. Ketertarikan utama adalah pada teman sebaya dengan jenis kelamin sama, disisi lain ketertarikan pada lawan jenis dimulaiMengalami konflik dengan orang Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
50
tua. Remaja berprilaku sebagai seorang anak pada waktu tertentu dan sebagai orang dewasa pada waktu selanjutnya b) Remaja tahap menengah (15-16 tahun)Penerimaan kelompok sebaya merupakan isu utama dan seringkali menentukan harga diri, Remaja mulai melamun berfantasi dan berpikir tentang hal-hal magis,Remaja berjuang untuk mandiri/bebas dari orang tuanyaRemaja menunjukkan prilaku idealis dan narsistik, Remaja menunjukkan emosi yang labil, sering meledak-ledak dan mood sering berubah, Hubungan heteroseksual merupakan hal yang penting c) Remaja tahap akhir (17-21 tahun) 3. Remaja mulai berpacarandengan lawan jenisnya 4. Remaja mengembangkan pemikiran abstrak 5. Mulai mengembangkan rencana untuk masa depan 6. Berusaha untuk mandiri secara emosional dan finansial dari orangtua 7. Cinta adalah bagian dari hubungan heteroseksual yang intim 8. Kemampuan untuk mengambil keputusan telah berkembang 9. Perasaan kuat bahwa dirinya adalah seorang dewasa yang berkembang. Perubahan fisik pada remaja antara lain : 1. Tanda -tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks, yaitu : 1. Menarche pada remaja putri 2. Mimpi basah pada remaja pria 2. Tanda-tanda seks sekunder, yaitu : a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak b. Pada remaja putri, pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan (pubis) Perubahan kejiwaan pada remaja Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik, yang meliputi : 1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi : Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
51
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa) b. 2.
Agresive dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh
Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi : a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik b.
Ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul prilaku ingin mencoba-coba.
a. Kontrasepsi untuk Remaja Sebagian besar kaum muda akan aktif secara seksual pada masa-masa remaja mereka. Selama empat dekade terakhir, usia median saat melakukan hubungan intim pertama kali telah turun menjadi 17 tahun bagi kedua jenis kelamin. Dengan demikian, remaja memiliki kebutuhan yang lebih besar dari sebelumnya untuk akses ke bentuk-bentuk kontrasepsi yang dapat diterima dan handal, apabila mereka ingin menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.Remaja yang aktif secara seksual juga beresiko terjangkit IMS, terutama infeksi klamidia, dan para penyedia layanan kontrasepsi harus mempertimbangkan hal ini saat memberikan saran. Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang dapat memberi proteksi maksimum terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, dan mungkin diperlukan kombinasi metode. Tidak ada metode satupun yang cocok untuk semua remaja, dan dengan demikian anjuran dan pilihan kontrasepsi seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing remaja. a) Kontrasepsi Oral Kombinasi Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK) adalah bentuk kontrasepsi yang sangat handal, dan metode ini sering menjadi pilihan bagi wanita muda dengan proteksi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan merupakan hal yang sangat penting. Namun, efektivitas metode ini bergantung pada kemampuan wanita untuk ingat minum pil secara teratur dan benar serta menyadari situasi-situasi yang efektivitas kontrasepsinya mungkin hilang. Sebagian wanita muda menjalani gaya hidup tidak teratur yang tidak kondusif untuk minum pil secara teratur. Pada keadaan seperti ini, dianjurkan unutk pindah ke metode yang tidak terlalu bergantung pada pemakai. Kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi pada permulaan suatu hubungan baru, sebelum digunakannya kontrasepsi yang handal. Sering kali wanita sudah mengkonsumsi KOK sebelumnya, namun berhenti saat hubungan yang terakhir,berakhir, dan belum kembali menggunakan KOK. Wanita muda dapat didorong untuk terus menggunakan pil diantara dua hubungan. Kekhawatiran mengenai kesehatan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 52
sering menyebabkan wanita ”beristirahat” dari pil. Pada masa inilah dapat terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.Wanita muda mungkin enggan menggunakan KOK karena takut akan pertambahan berat badan. Namun, mereka dapat diberi anjuran mengenai diet yang sehat dan regimen olahraga untuk memastikan bahwa hal ini tidak menjadi masalah. Juga timbul kekhawatiran mengenai resiko kanker payudara apabila mereka memakai KOK pada awal masa reproduksi, yaitu pada tahun-tahun antara menarche dan kelahiran anak pertama. KOK memberikan banyak manfaat nonkontraseptif, yaitu terjadi pengurangan perdarahan menstruasi dan dismenorhea. Juga terjadi penurunan insiden anemia yang dianggap penting di negara berkembang. KOK akan memberikan manfaat bagi wanita muda yang memiliki jerawat, dan dapat mengurangi hirsutisme. Selain itu, KOK memiliki efek proteksi terhadap kista ovarium fungsional, penyakit payudara jinak, dan keganasan ovarium. Remaja yang menggunakan metode ini harus diberi anjuran mengenai strategi lain untuk mencapai seks yang aman. b) Kondom Kondom pria merupakan yang paling penting pada praktik seks yang aman, dan para remaja, walaupun sedang menggunakan metode kontrasepsi yang lain harus didorong untuk juga menggunakannya (pendekatan ”Double Dutch”). Kondom memiliki keuntungan yaitu mudah diperoleh ditoko-toko obat, dipasar swalayan, dan dari mesin kondom. Kondom memiliki angka kegagalan yang tinggi pada remaja yang kurang pengalaman pemakaiannya. Seperti kondom pria, kondom wanita juga memberi perlindungan terhadap HIV dan IMS lain, dan tersedia dipusat layanankeluarga berencana dan dari toko komersial. c) Metode Barier lainnya Diafragma dan topi (cap) serviks sangat jarang digunakan oleh remaja.Bagi
kelompok
pemakai
usia
remaja,
metode-metode
ini
kurangmemberikan perlindungan yang memadai terhadap kehamilan atau IMS. d) Pil Progesteron Pil progesteron memiliki angka kegagalan yang lebih tinggi pada pemakai remaja dibandingkan pada pemakai yang lebih tua, an memerlukan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
53
tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam meminum pil secara teratur.Metode Progesteron kerja lama Depot medroksiprogesteron asetat (DMPA;Depoprovera) populer diantara remaja putri. Metode ini lebih efektif terhadap kehamilan yang tidak direncanakan dibandingkan dengan KOK, dan ideal bagi mereka yang sering lupa minum pil. DMPA dapat menyebabkan penambahan BB dan jerawat bagi sebagian pemakai, yang menyebabkan DMPA kurang diterima. Seperti KOK, DMPA tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, dan para pemakai seharusnya dianjurkan juga untuk menggunakan kondom. Implant progesteron 5 tahun, Norplant adalah metode yang relatif populer diantara remaja yang tidak memiliki rencana untuk hamil dalam waktu dekat. Implant ini seharusnya menjadi metode yang dapat diterima oleh banyak remaja, setelah mereka mendapat konseling pra pemasangan yang adekuat. e) AKDR AKDR kecil kemungkinannya menjadi metode kontrasepsi yang cocok bagi remaja. Remaja cenderung memiliki hubungan yang lebih singkat, sehingga lebih besar kemungkinannya memiliki banyak pasangan seksual dalam rentang usia suatu AKDR. AKDR kadang-kadang perlu dipasang sebagai metode kontrasepsi pasca koitus bagi para remaja. Wanita muda mungkin memutuskan untuk meneruskan pemakaian AKDR sebagai metode kontrasepsinya, dan pasangan tersebut perlu didorong untuk menggunakan kondom. f) Kontrasepsi Darurat Remaja akan lebih memerlukan kontrasepsi darurat apabila mereka telah melakukan hubungan intim tanpa perlindungan, atau saat metode kontrasepsi
yang
biasa
digunakan
diketahui
gagal.
Ada beberapa hal mengapa remaja tidak dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi, yaitu : Peraturan
Perundang-undangan
di
Indonesia
tidak
memperbolehkan
penggunaan alat kontrasepsi bagi remaja yang belum menikah Ada jenis alat kontrasepsi tertentu, misalnya IUD tidak boleh digunakan pada rahim yang belum pernah hamil karena dapat merusak dinding Rahim Selain itu secara mental remaja yang menggunakan alat kontrasepsi akan merasa bahwa dia dapat berprilaku seksual aktif tanpa resiko kehamilan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 54
dalam arti dia akan permisif terhadapa prilaku tersebut dan akan sangat mudah terjadi gonta-ganti pasangan, padahal semua alat kontrasepsi tetap punya angka kegagalan dan hubungan seksual tidak hanya berakibat kehamilan Tetapi juga terkena PMS (Penyakit Menular Seksual) Metode KB yang tepat bagi remaja ialah : • Pendidikan seks yang sehat, sehingga dapat menghindari kehamilan dan penyakit hubungan seksual • Kondom merupakan pilihan utama karena efek sampingnya tidak ada dan dapat dipergunakan untuk menghindari PMS • Pil dapat dibenarkan karena efek sampingnya ringan dan tidak banyak mempengaruhi alat genitalia • Suntikan KB masih dapat dipakai karena pengaruhnya kecil terhadap perubahan hormonal • AKDR pilihan yang paling akhir bila metode lainnya sulit diterima mengingat pengaruhnya terhadap alat genital • Bila berhadapan dengan kehamilan yang tidak diinginkan, maka upaya gugur kandung masih dipertimbangkan karena berkaitan dengan UU Kesehatan no.30/tahun 1992 tetapi bertentangan dengan filsafat dan dasar negara Pancasila B. Masalah-masalah Remaja Banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh para remaja pada saat ini. Hal ini disebabkan karena pengaruh globalisasi yang tak terkendali yang tidak diiringi oleh pendidikan agama. Adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan remaja adalah sebagai berikut : 1. Informasi mengenai masalah seksual dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang tidak memadai 2. Tidak ada atau sangat sedikit akses pelayanan bagi remaja yang bersifat youth friendly dan tidak menghakimi 3. Masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman petugas untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja 4. Remaja masih merupakan kelompok yang dimarginalkan untuk mendapat pelayanan kesehatan reproduksi 5. Masyarakat cenderung menganggap aib remaja yang tidak mengikuti norma susila yang berlaku Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
55
6. Terdapat peningkatan prevalensi remaja yang aktif menjalankan kegiatan seksual /berhubungan seks diluar nikah dengan akibat : C. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja umumnya terjadi karena Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang prilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan a. Tidak menggunakan alat kontrasepsi b. Kegagalan alat kontarasepsi akibat remaja menggunakan alat konttasepsi tanpa disertai pengetahuan yang cukup tentang metode kontrasepsi yang benar c. Akibat pemerkosaan diantaranya pemerkosaan oleh teman kencannya (date rape) Banyak kasus KTD pada remaja yang ditangani secara diam-diam (bukan lewat proses medis/sepengetahuan orang tua) karena hukuman dari orang tua dan masyarakat sekitar lebih menakutkan mereka daripada kekhawatiran terhadap tubuhnya sehingga banyak dari mereka yang mengalami KTD memilih mengakhiri kehamilannya karena takut hukuman dari orang tua dan masyarakat. Karena alasan itu pula orang pertama yang diberi tahu akan kehamilannya bukanlah orang tua remaja putri tetapi pacarnya. Mereka berharap sang pacar mau bertanggung jawab atau ikut mencarikan solusi akan kehamilannya. Ketakutan akan konsekuensi psikologis (malu dan tertekan) dan sosial ekonomi, reaksi awal mereka pada umumnya adalah keinginan dan usaha untuk aborsi. Usaha aborsi awal itu menggunakan cara-cara yang bervariasi, mulai dari self-treatment sampai meminta bantuan tenaga medis. Strategi untuk mengurangi kehamilan remaja 1) Mengurangi Kemiskinan Angka kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi yang menurunkan kemiskinan dan memperbaiki
prospek
sosial
ekonomi
keluarga
muda
ini
besar
kemungkinannya akan menurunkan angka kehamilan remaja. 2) Memperbaiki penyediaan kontrasepsiLayanan yang menawarkan kontrasepsi sebaiknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kaum muda, disertai ekspansi lokal fasilitas-fasilitas yang ditujukan bagi mereka. Kontrasepsi darurat harus lebih mudah diperoleh, dan para remaja harus diberi tahu mengenai pengggunaannya. Harus disediakan suatu layanan terpadu yang Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 56
menawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi kaum muda, dan layanan tersebut harus diberitahukan secara luas. 3) Mengincar kelompok beresiko tinggiKelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih besar kemungkinannya hamil pada usia remaja, sehingga mereka dapat dipilih untuk menjadi sasaran. Kelompok ini mungkin mencakup remaja yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak memiliki rumah, remaja yang tinggal dilingkungan yang sosial ekonominya lemah, dan remaja yang mereka sendiri adalah anak dari orangtua remaja. 4) Meningkatkan pendidikanPendidikan seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan kehamilan remaja. Program pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan terpadu antara sekolah dan layanann kesehatan. 5) Pembinaan Pengetahuan bagi RemajaPembinaan bagi remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, disamping menangani masalah yang ada. D. Peran Petugas Sebelum memutuskan memberi pelayanan kontrasepsi pada remaja, perlu diperhatikan undang-undang serta peraturan yang berlaku (KUHP dan Undang-undang nomor 10 tahun 1992), serta aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat yang ada Petugas perlu memahami prilaku seksual remaja serta upaya pemberian kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan IMS, dan kemungkinan kembalinya kesuburan Konseling memegang peranan sangat penting untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, sikap, dan prilaku yang bertanggung jawab dalam kehidupan seksual mereka
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
57
C.
Siklus Kesehatan wanita, Konsepsi Bayi dan Anak Remaja, Dewasa, Usia Lanjut Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi
adalah
pendekatan
siklus
hidup,
yang
berarti
memperhatikan
kekhusususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu : 1.
Konsepsi : Konsepsi adalah Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi: a.
Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b.
Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c.
Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum. 2.
Bayi dan anak : 1) Bayi Perubahan pada bayi lahir cukup bulan : a) Pembentukan genitalia interna telah sempurna b) Folikel pada kedua ovarium telah lengkap c) Genitalia eksterna telah terbentuk 2) Kanak-kanak Yang khas pada kanak-kanak adalah perangsangan oleh hormon kelamin sangat kecil. Pada masa ini alat-alat genetalianya tidak menunjukkan pertumbuhan pada permulaan pubertas tetapi pengaruh pada hipofisis yang sangat terlihat pada pertumbuhan badannya. Pada masa ini sudah nampak perbedaan antara perempuan dan laki-laki terutama pada tingkah lakunya yang juga
ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
58
3.
Remaja Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, hanya saja pada masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium berfungsi dengan mantap dan teratur. Pada masa ini terjadi perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan seksual atau alat-alat reproduksi. a.
Tahapan pubertas/remaja 1) Masa remaja awal (10-12 tahun) a) Merasa lebih dekat dengan teman sebaya b) Merasa ingin bebas c) Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun) a) Ingin mencari identitas diri b) Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis c) Timbul perasaan cinta yang mendalam d) Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual 3) Masa remaja akhir (16-19 tahun) a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c) Memiliki citra terhadap dirinya d) Dapat mewujudkan perasaan cinta e) Memiliki kemampuan berpikir abstrak
b. Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita 1) Perubahan fisik a) Tanda-tanda primer Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormone Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 59
somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh estrogen. b) Tanda-tanda sekunder 1) Rambut Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mulamula berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting. 2) Pinggul Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit. 3) Payudara Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat. 4) Kulit Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria. 5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid. 6) Otot Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. 7) Suara Suara berubah menjadi merdu. 8) Perubahan kejiwaan 9) Perubahan emosi Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
60
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah. c. Perkembangan intelrgensia Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku ingin coba-coba. a. Asuhan yang diberikan 1. Gizi seimbang 2. Informasi tentang kesehatan reproduksi 3. Pencegahan kekerasan termasuk seksual 4. Pencegahan terhadap ketergantungan napza 5. Perkawinan pada usia wajar 6. Pendidikan, peningkatan keterampilan 7. Peningkatan penghargaan diri 8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman b. Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat 1. Usia Subur Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometritis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 61
nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa. a. Kehamilan dan persalinan yang aman b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi c. Menjaga
jarak
kelahiran
dan
jumlah kehamilan dengan
menggunakan alat kontrasepsi d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h. Pencegahan dan managemen infertilitas i. Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan
seksual,
komplikasi
aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan j. Pendekatan suplemen,
yang
dapat
konseling,
dilakukan:
pencegahan
pendidikan primer,
kesehatan,
pengobatan KB,
pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasiinformasi. 2. Asuhan yang diberikan a. Kehamilan dan persalinan yang aman b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi c. Menjaga
jarak
kelahiran
dan
jumlah kehamilan dengan
menggunakan alat kontrasepsi d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h. Pencegahan dan managemen infertilitas Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
62
3. Usia Lanjut Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual. a) Perhatian pada problem menapouse b) Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis c) Deteksi dini kanker rahim d) Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan,
prolaps/osteoporosis,
kanker
saluran
reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS e) Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini. 4. Asuhan apa yang diberikan a. Perhatian pada problem menapouse b. Penyakit jantung koroner c. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner d. Osteoporosis Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah e. Gangguan mata Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang f. Kepikunan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
63
Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan g. Deteksi dini kanker rahim c. Aspek Kehidupan yang Dikaji Setiap Tahap Kehidupan 3. Fisik Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahanperubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001). Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup kesehatan wanita sama dengan pengkajian yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain : a. Kondisi fisik (tanda-tanda vital) b. Nutrisi c. Cairan dan elektrolit d. Higiene personal e. Istirahat – tidur f. Kasih sayang dan seks g. Aktualisasi diri h. Rasa aman dan nyaman 4. Psikososial James P. Chaplin (1968) mendefinisikan psikososial sebagai sesuatu yang menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-faktor psikologis. Masa remaja merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia, yang mau atau tidak mau pasti dialami. Pada masa ini, berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, juga perubahan psikologis yang dipengaruhi Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
64
berbagai faktor, termasuk oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media massa . Di masa remaja, seseorang belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan pada saat yang bersamaan remaja mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap baru orang dewasa. Selain itu, remaja juga dihadapkan pada tuntutan yang terkadang bertentangan, baik dari orangtua, guru, teman sebaya, maupun masyarakat di sekitar. Remaja bisa menjadi bingung karena masing-masing memberikan tuntutan yang berbeda-beda tergantung pada nilai, norma, atau standar yang digunakan. psikososial yang dikaji, meliputi : a. Identitas seksual perubahan fisik dan sikap dari wanita yang menunjukkan identitasnya sebagai wanita b. Identitas kelompok kepuasaan hidup dalam sebuah kelompok dan penerimaan c. Konsep diri (peran, identitas diri, gambaran diri atau citra tubuh, harga diri) d. Kecemasan dan masalah kehidupan e. Kondisi lingkungan sosial f. Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat g. Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga dan masyarakat (perasaan dihargai) d. Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Wanita Sepanjang Daur Kehidupan Secara kronologis, setiap wanita mengalami berbagai fase dalam kehidupannya. Proses ini berlangsung secara alamiah yang wajar terjadi pada setiap wanita. 1. Fase dalam kehidupan wanita : Lahir dan prapubertas a. Fisik 1) Terbentuknya bakal organ seks saat janin berusia 12 minggu 2) Sejak bayi, wanita sudah memiliki 2 indung telur 3) Pada masa ini sel telur belum matang 4) Belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan seks sekunder 4.
Pubertas
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
65
a. Fisik 1) Mulai terbentuk sel telur matur 2) Produksi hormon estrogen karena pengaruh matangnya sel telur 3) Mulai tumbuh tanda-tanda seks sekunder, misalnya : tumbuh payudara b. Psikososial Wanita mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya 5.
Reproduksi c. Fisik 1) Wanita mengalami masa menstruasi, dengan keluarnya darah dari vagina 2) Wanita memasuki usia reproduktif 3) Sel telur dapat dibuahi 4) Jika melakukan hubungan intim dengan lawan jenis, wanita dapat hamil 5) Bekerjanya hormon indung telur (estrogen dan progesteron) d. Psikososial 1) Wanita mulai cemas karena proses menstruasi 2) Wanita mulai mencari identitas diri, gambaran diri yang dipengaruhi kelompoknya 3) Bergaul dan berkumpul dengan teman-teman yang berjenis kelamin sama e. Premenopause 1. Fisik 1) Kekuatan otot dan kecakapan mental mulai mencapai puncaknya 2) Dimulai proses penuaan 3) Penurunan hormon kewanitaan berangsur menurun 4) Proses menstruasi yang tidak teratur 5) Perasaan panas di sekitar wajah (hot flash) 6) Produksi keringat yang berlebihan
7) Kulit menjadi kusam dan kasar Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
66
8) Rambut cenderung kering dan rapuh 9) Perasaan adanya gangguan dalam hubungan intim 10) Kesulitan vagina mengalami lubrikasi, sehingga timbul rasa tidak nyaman saat bersenggama 2. Psikososial 1) Wanita lebih banyak menarik diri dari lingkungannya 2) Wanita lebih sering merasa tersiggung, mudah cemas dan sangat sensitive 3) Gelisah karena menghadapi proses penuaan 4) f. Menopause 1.
Fisik a) Hilangnya hormon kewanitaan b) Menstruasi tidak muncul lagi c) Organ reproduksi tidak berfungsi lagi d) Berat badannya sulit dikendalikan e) Terjadi timbunan lemak di beberapa tempat karena ketiadaan hormon kewanitaan f) Wanita sering mudah merasa lelah g) Penyakit degeneratif (penyakit jantung, DM, gangguan ginjal dan osteoporosis) mudah menyerang
b. Psikososial Wanita mulai mencapai kematangan hidup
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
67
D.
Masa Klimakterium (pramenopause, perimenopause, menopause, pascamenopause),Masa senium KLIMAKTERIUM KLIMAKTERIUM masa Pra menopause, menopouse hingga ooforopaus Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. a. Masa-masa klimakterium : Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang wanita. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. Ooforopause adalah pada saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya. b. Etiologi Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise. c. Patofisiologi Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum . Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH. d. Manifestasi Klinik 1. Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan hipermenore. 2. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jarijari atrofi, gangguan usus ( meteorismus ). 3. Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah tidur.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
68
4. Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido. 5. untuk masa menopouse Gejala menopouse Dr. Janet Mc Arthur (1981) merinci beberapa gejala yang terjadi pada menopause menurut waktu terjadinya : Gejala dini Beberapa gejala dini yang menandai terjadinya proses menopause, antara lain: a) Gangguan menstruasi dimana siklus mesntruasi menjadi tidak teratur b) Rasa panas (hot flushes). Hot flushes adalah sensasi subyektif yang trasa pada tubuh bagian atas, biasanya berlangsung 4 menit. Vasomotor flushes merupakan bagian obyektif dari segala hot flushes, yaitu berupa kemerahan pada dada, leher, muka yang diikuti dengan keluarnya keringat. Palpitasi atau rasa tertekan pada kepala, rasa lemah, pusing, dan vertigo dapat menyertai hot flushes. Hot flushes terjadi jika ada penurunan kadar estrogen dan menghilang jika kadar estrogen meningkat. c) Keringat pada malam hari, sehinggah menyebabkan sulit tidur, sering terbangun pada malam hari dan mudah lelah. d) Konsentrasi menurun. e) Rasa cemas dan kawatir. f) Rasa percaya diri menurun dan merasa tidak berguna. Gejala lanjut a) Atrofi vagina dan pada keadaan lebih lanjut bisa menyebabkan atrofi uterus dan ovarium, serta terjadinya dispareunia b) Elastisitas ureta berkurang c) Perubahan-perubahan pada kulit. Kulit menjadi tipis, kering, dan kurang elastis karena karena penurunan produksi kolagen akibat menurunnya kadar estrogen. d) Payudara kehilangan bentuknya, dan mulai kendur akibat estrogen yang menurun. e) Osteoporosis. Pada keadaan menopause yang sudah lanjut, kecepatan remodeling tulang tidak sebanding dengan kecepatan resopsi tulang yang masih lebih cepat. Percepatan hilangnya masa tulang 10 tahun Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
69
setelah menapause 10 kali lipat. Sehingga osteoporosis muncul terutama pada usia 60 tahun keatas dan menyebabkan fraktur. Resiko menderita penyakit jantung koroner akibat aterosklerosismeningkat, hal ini mungkin berkaitan dengan penurunan kadar esterogen. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perbahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di lansia tersebut. 5. Fisik Beberapakeluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu : a. Ketidak teraturan siklus haid b. Gejolak rasa panas c. Kekeringan vagina d. Perubahan kulit e. Keringat di malam hari f. Sulit tidur g. Perubahan pada mulut h. Kerapuhan tulang i. Badan menjadi gemuk j. Penyakit misal ; penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker payudara, kanker rahim, kanker,ovarium, stroke 6. Psikologis a. Ingatan menurun b. Kecemasan Adapun arti simtom-simtom pesikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackbrun and Davidson (1990 : 9) adalah sebagai berikut : 1) Suasana
hati
yaitu
keadaan
yang
menunjukkan
ketidaktenangan psikis, separti : mudah marah, perasaan mudah tegang. 2) Pikiran yaitu keadaan pikitran yang tidak menentu, seperti : kawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesarbesarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
70
3) Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu,seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali sepert : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali seprti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering. 1) Mudah tersinggung 2) Stress 3) Depresi 7. Diagnosis Umur dan gejala-gejala yang timbul. FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ). Kalsium, kolesterol. Foto tulang lumbal I. Sitologi ( Pap Smear ). Biopsi endometrium. 8. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal yang penting seperti : a) Tinggi badan, wanita mungkin akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih. Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur, pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis. b) Kulit, evaluasi terhadap integritas, luka dan perubahan pada tahi lalat. c) Mulut, gigi dan gusi. d) Pemeriksaan panggul, dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan ; spekulum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska menopause. e) Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya massa dan fisura-fisura. 9. Penatalaksanaan a. Sedatif, psikofarma. b. Psikoterapi. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
71
c. Balneoterapi ( diet ). d. Hormonal. Sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen. 10. Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai : a. Tekanan darah tidak boleh tinggi. b. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal. c. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus ). d. Tidak ada varises di ekstremitas bawah. e. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas. f. Kelenjar tiroid normal. g. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati. h. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam. 11. Kontra Indikasi Pemberian Estrogen a. Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis. b. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi. c. Riwayat ikterus dalam kehamilan. d. Kanker
endometrium,
kanker
payudara,
riwayat
gangguan
penglihatan, anemia berat. e. Varises berat, tromboflebitis. f. Penyakit ginjal. 12. Persyaratan dalam Pemberian Estrogen a. Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis rendah yang efektif. b. Pemberian secara siklik. c. Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi ). d. Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ). e. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase. f. Keluhan
nyeri
dada,
hipertensi
kronik,
hiperlipidemia,
diabetesmelitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam. Yang perlu diketahui Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
72
a. Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen. b. Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan ( faktor psikis,
sosial
budaya,
atau
hanya
memang
terdapat
kekurangan estrogen ). c. Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab. 13. Efek samping pemberian estrogen : a. Perdarahan bercak. b. Perdarahan banyak ( atipik ). c. Mual. d. Sakit kepala. e. Pruritus berat
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
73
BAB III ASPEK BIOKIMIA YANG BERPENGARUH TERHADAP REPRODUKSI MANUSIA
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 2.
KOMPETENSI DASAR Aspek Biokimia Yang Berpengaruh Terhadap Reproduksi
INDIKATOR a.
Aspek biokimia yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia 1. Metabolisme karbohidrat 2. Metabolisme lemak 3. Metabolism protein 4. Enzim 5. Kelainan pada metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat kelaparan dan defisiensi insulin 6. Hematologi b. Penggunaan biokimia yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia 1. Pemeriksaan hemoglobin, 2. Pemeriksaan reduksi, 3. Pemeriksaan protein; Pemeriksaan gula darah dengan stik.
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan Aspek Biokimia Yang Berpengaruh Terhadap Reproduksi
URAIAN MATERI
A. Metabolisme karbohidrat, Metabolisme lemak 1. Proses metabolisme karbohidrat a. Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori: 1.
Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
74
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawapembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein. 2. Lintasan katabolik (pemecahan) Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif. 3. Lintasan amfibolik (persimpangan) Lintasan
ini
memiliki
lebih
dari
satu
fungsi
dan
terdapat
padapersimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb). Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna menjadi molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah hasil akhir pencernaan nutrien tersebut: a. Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa b. Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida c. Hasil pencernaan protein: asam amino Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya masingmasing menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin trifosfat (ATP) dengan produk buangan karbondioksida (CO2). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan. b.
Jalut-jalur Metbolisme Karbohidrat Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut: Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 75
a. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. b. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. c. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. d. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang. e. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat. f. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi. g. Karbohidrat merupakan sember energi utama dalam sel Metabolisme karbohidrat merupakan pusat dari semua proses metabolisme glukosa dimetabolisme mellui tahap oksidatif yang berlangsung secaraaerobik (dalam mitokondrio) maupun anaerobik (dalam sitosol) yang menghasilkan pembentukan ATP (adenosin trifosfat) 2. Metabolisme Lemak a. Macam lemak 1. Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid 2. Asam lemak: a. Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH b. Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH c. Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH 3. Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
76
4. Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat 5. Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin) b. Absorbsi lemak 1. Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke limfe (ductus torasikus) → masuk darah 2. Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati 3. Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam membran sel) → asam lemak dan gliserol 4. Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak) c. Macam-macam lemak plasma 1. Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat dengan albumin 2. Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein a. Kilomikron b. VLDL: very low density lipoprotein c. IDL: intermediate density lipoprotein d. LDL: low density lipoprotein e. HDL: high density lipoprotein d. Asam lemak bebas 1. Bila lemak sel akan digunakan untuk energi → simpanan lemak (trigliserida) dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel) 2. Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dan berikatan dengan albumin plasma Penggunaan FFA sebagai energi: a. FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin b. FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta oksidasi c. Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi → masuk siklus Krebs untuk diubah menjadi H dan CO2 e. Fase metabolisme lemak 1.
β oksidasi a. Proses pemutusan/perubahan asam lemak → asetil co-A b. Asetil co-A terdiri 2 atom C → sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan = jumlah atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2
c. Misal: asam palmitat (C15H31COOH) → β oksidasi → ?? asetil co-A Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
77
2. Fosforilasi Oksidatif a. Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP b. Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi c. Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 → H2O + E) 3. Siklus Kreb a.
Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
b.
Proses ini terjadi didalam mitokondria
c. Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis d. Oksaloasetat berasal dari asam piruvat e. Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat B. Metabolisme protein, dan enzim 1. Proses Metabolisme protein ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon)Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide, Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin 1) Macam-macam protein a. Peptide: 2 – 10 asam amino b. Polipeptide: 10 – 100 asam amino c. Protein: > 100 asam amino d. Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide e. Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein f. Lipoprotein: gabungan lipid dan protein 2) Transport Protein a. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah b. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
78
c. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim) d. Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein 3) Penggunaan protein untuk energi a. Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak b. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi c. Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino d. Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto 4) Pemecahan protein a. Transaminasi: ~ alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat2.Diaminasi: ~ asam amino + NAD+ → asam keto + NH3 ~ NH3 → merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal → harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar dapat dibuang oleh ginjal Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat 5) Siklus krebs a. Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2 b. Proses ini terjadi didalam mitokondria c. Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis d. Oksaloasetat berasal dari asam piruvat e. Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat 6)
penguraian Protein Dalam Tubuh Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,
yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 79
hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
keseimbangan
antara
pembentukan
asam
amino
dan
penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu : a.
Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.
b.
Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
c.
Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar daripada orang dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari. 7) Asam Amino Dalam Darah Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase. Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
80
Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asamasam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral. Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang membutuhkan energi. 8) Reaksi Metabolisme Asam Amino Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi. a. Transaminasi Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. b. Deaminasi Oksidatif Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami
proses
deaminasi
oksidatif
yang
menggunakan
glutamat
dehidrogenase sebagai katalis. 9) Pembentukan Asetil Koenzim A Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin. alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
81
C. Kelainan pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat kelaparan dan defisiensi insulin, Hematologi 1. GANGGUAN METABOLISME Bersifat sistemiknSegolongan penyakit akibat gangguan metabolisme dan Penyakit ini ada 3 golongan: • Gangguan metabolisme karbohidrat • Gangguan metabolisme protein • Gangguan metabolisme lemak bersangkutannDapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan zat 2. GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT Diabetes melitus (Hiperglykemia) Dasar
penyakit
adalah
defisiensi
insulin
klinis
penyakit
GejalaHiperglikemiaGlikosuriasekunder metabolisme protein dan lemakDapat diikuti gangguan kematianDapat berakhir denganInsidensi terbanyak usia 50 – 60 thnDapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjutautosomal resesifPenyakit ini diturunkan secara: Etiologi: Sebab tepat belum diketahuidgn kelainan hormonalberhubungan InsulinGrowth hormonHormon steroidhipofisis dan adreanalKeadaan diabetes timbul akibat ketidak seimbangan dalam interaksi pankreasPankreassel beta dan sel alphanPankreas
mempunyai
pulau
Langerhans
:Sel
beta
:
hormon
insulinmenghasilkan hormon glukgonSel alpha : hiperglikemik dan glikogenolitik → meningkatkan kadar gula darahqEfek anti insulin → berfungsi sebagai faktor. Cara kerja insulin: Ada 2 teori cara kerja insulin Teori 1 = Teori Levine Insulin mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi tidak menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati Teori 2= diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel → glukosa 6 posfataseInsulin Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzimqhexokinase yang dihasilkan
oleh
sel
hexokinasemerupakan
hatiKelenjar zat
hipofisis
antagonis
menghasilkan
terhadap
zat
inhibitor
hexokinaseInsulinKelenjar
Hipofisishormon Growth Hormon ACTH Efek menghambat enzim hexoki nase.kelenjar hipofisis hiperaktif → menyebabkan terjadi diabetesBilaKelenjar Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
82
AdrenalGlukoneogenesis
yaitu
perubahan
bentuk
protein
menjadi
karbohidrat.Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal insulin permanenqBila berlangsung terus menerus → menekan sel beta pankreas → menimbulkan difesiensianteriorAktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis 3. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS Merupakan gangguan biokimia. Cedera morfologik sebenarnya tidak dapat untuk menegakkan diagnosisTidak selalu sebagai
dasar dari pada gangguan
metabolismeanatomik20 % penderita meninggal tidak menunjukkan bukti-bukti kelainanPankreasSeperempat penderita : pankreasnya normalnproduksi insulin Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan → tidak mungkin menimbulkan gangguanBila adaHialinisasiFibrosisVakoalisasi
hidropik
yang sebenarnya
merupakanqpenimbunan glikogenPembuluh darahmenahun, pada otot, hati dan jantung terjadi difisiensi.Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama → hiperglikemik sebagai sumber tenaga →lemak dalam darah bertambah.Lemak dimobilisasicholestrolimia → gangguan vaskular, dengan komplikasinLipaemia dan aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retinaMataSkelosis arteri retina → retinitis diabetika. Berupaperdarahan kecilkecil tidak teraturdan berkeluk-kelukqpelebaran pembuluh darah retina mikroaneurismakapiler-kapiler
membentukJantung.
JantungSklerosis
arteri
coronaria → infrak ototGinjaltubularnKelainan degeneratif pada alat vaskular glomeruler – pyleonepritis akut maupun kronis Kulitdlm makropag-makropag pada dermis →xantoma diabetikumnPenimbunan lipidSusunan syarafPada syaraf tepi
dan
kadang
medula
DemyelinisasiqFibrosisskelosis
pembuluh
denganHatiglikogenPerlemakan
→
spinalisndegeneratifPerubahan darahqMungkin
hepatomegali
dan
berhubungan
infiltasi
lemak
→nDisebabkan karena defisiensi karbohidrat → sumber tenaga dari imobilisasi lemak berlebihan → defisiensi lipotropik → lemak tidak dapat diangkut dari sel → penimbunan lemak berlebihan. 4. GANGGUAN METABOLISME PROTEIN Penyakit akibatkelebihan protein (-)proteinDefisiensiamino, mineral, dan faktor lipotropikTerjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asamAkibatnya tubuhPertumbuhanPemeliharaan jaringan tubuh protein akan terganggu.nPembentukkan zat anti dan serum perjalanan infeksi berat,qPenderita Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 83
mudah terserang penyakit infeksi, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik. 1.
Macam-Macam Penyakit Defisiensi Protein.
HipoproteinemiaSebabmelalui
air
kemihExkresi
protein
darah
berlebihanhatiPembentukan albumin terganggu spt pada penyakitpada penyakit ginjalAbsorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, jugaHipo dan Agammaglubulinemia Ada 3 jenis :Hipoagammaglobulinemia kongenital laki-laki antara 9 – 12 thnPenyakit herediter, terutama anakakibat infeksinMudah terserang infeksi. Kematian sering terjadiPlasma darah tidak mengandung gamma protein Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) krn tubuh tidak dapat membentuk. 2. Hipo gammaglobulinemia didapatsemua usiaPada pria dan wanitapadaPenderita mudah terkena infeksisplenomegaliTerjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi 3. Hipoagammaglobulinemia sementarabayiHanya ditemukan padaMerupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiriqdidapat dari ibu.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
84
D. Penggunaan biokimia yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia: Pemeriksaan hemoglobin, Pemeriksaan reduksi, 1.
Pengertian Hemoglobin Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paruparu ke jaringan-jaringan.
2.
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa komponen darah yang lain. Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin. 1. Kadar Normal Hemoglobin Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah. Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien : Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl Anak anak : 11-13 gram/dl Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu : 1). Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.
2). Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
85
3). Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan Pra instrumentasi : Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi: 1). Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium. 2). Persiapan penderita. 3). Persiapan alat yang akan dipakai. 4). Cara pengambilan sampel. 5). Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi 2. Persiapan penderita Puasa Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / ul darah. Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis. Waktu pengambilan Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 86
pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi. Posisi pengambilan Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. 2. Persiapan alat Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja. 3. Cara pengambilan sampel Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. 4. Penanganan awal sampel & transportasi Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Apa artinya bila kadar hemoglobin rendah ? Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan. Apa artinya bila kadar hemoglobin tinggi ? Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin. Pemeriksaan Hemoglobin 1.
Prinsip
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
87
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengna membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa. 2. Tujuan Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah. 3. Alat yang digunakan a. Hemoglobinometer ( hemometer ) Sahli yang tediri dari : – Gelas berwarna sebagai warna standar. – Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 samapai dengan 22. – Pengaduk – Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/m – Pipet pasteur. – Tissue / kain kasa / kapas. b. Reagen Larutan HCl 0,1 N, Aquades. Cara Pemeriksaan: Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20ml. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang. Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna yang sama dengan warna standar. Minikus dari larutan dibaca. Minikus adalah permukaan terendah dari larutan. Catatan: Nilai Normal Laki-laki : 14 – 18 gram/dl Wanita
: 12 – 16 gram/dl
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
88
E. Penggunaan biokimia yang berpengaruh terhadap reproduksi manusia: Pemeriksaan protein, Pemeriksaan gula darah dengan stik PROTEIN URINE Pengertian Protein dan urine Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Protein Urine Dalam Kehamilan Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Pemeriksaan Protein urine Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
89
jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang penting terhadap protein. Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, dan apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa dilakukukan penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin yang digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih. Tujuan Pemeriksaan Protein Urine Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui apakah pasien mengalami eklamsi. Alat Dan Bahan Persiapan alat dan bahan a.
Status pasien
b.
Alat tulis
c.
Bengkok
d.
Sabun cair untuk cuci tangan
e.
Handuk lecil pribadi
f.
Wastafel
g.
Satu buah tabung reaksi
h.
Tempat tabung reaksi
i.
Penjepit tabung reaksi
j.
Lampu spirtus
k.
Corong
l.
Kertas saring
m.
Korek api
n.
Pipet
o.
Urin dalam bengkok
p.
Spuit 5 cc
q.
Spuit 10 cc
r.
Larutan asam sulfat salisilat 20%
s.
Larutan asam asetat 5%
t.
Sikat tabung reaksi
u.
Sabun detergen
v.
Spon pencuci
w. Kain lap Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
90
x.
Celemek
Persiapan Pasien Persiapan pasien dalam melakukan pemeriksaan protein urine a. Menyapa ibu dengan ramah dan sopa b. Berlaku sopan dalam melakukan pemeriksaan c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakuk d. Pasien diminta untk BAK dan ditampung dalam botol yang sudah disediakan e. Memposisikan ibu dengan nyaman selama pemeriksaa Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Protein Urine a. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan alat b. Mencuci tangan c. Memakai handscoon d. Memperhatikan kejernihan urine e. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring f. Mengisi kedua tabung dengan urin, masing + 2ml salah satu tabung sebagai bahan pembanding pemeriksaan g. Menyalakan lampu spirtus h. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut 45 derajat i. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong j. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan bila kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negative k. Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya l. Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca hasil pemeriksaan m. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan n. Membereskan peralatan o. Mencuci tangan Cara Menilai Hasil Cara penilain ini berlaku untuk pemeriksaan dengan asam asetat (-)
: Tidak ada kekeruhan
(+)
: Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%)
(++)
: Kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut
(0,05-0,2%) Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
91
(+++)
: Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%)
(++++)
: Sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%)
B.
GLUKOSA URINE
1.
Pengertian Glukosa dan Urine
Adanya glukosa dalam urine di sebut glukosuria, pada hakekatnya glukosa itu di atur oleh 2 faktor yaitu : a. b.
Kadar zat glukosa di dalam urin Ambang ginjal terhadap pengeluaran zat glukosa dengan urin. ambang ginjal
terhadap pengeluaran zat glukosa pada kebanyakan orang bertubuh sehat adalah 180 mg% . gejala glukouria itu akan terjadi jika kadar glukosa darah melebihi nilai ambang ginjal . ambang ginjal tersebut dapat meninggi atau merendah, peristiwa yang juga terdapat pada penyakit diabetes. 2.
Tujuan
Untuk menentukan adanya glukose dalam urin secara semi kuantitatif PrinsipPemeriksaan Gukosa dapat mereduksi kupri dalam reagen benedict dalam larutan alkalis sehingga terjadi perubahan warna, dengan melihat warna yang terjadi dapat di perkirakan kadar glukosa dalam urin Alat dan Bahan Yang Digunakan a. Status pasien b. Alat tulis c. Bengkok d. Sabun cair untuk cuci tangan e. Handuk lecil pribadi f. Wastafel g. Satu buah tabung reaksi h. Tempat tabung reaksi i. Penjepit tabung reaksi j. Lampu spristus k. Korek api l. Pipet m. Urin dalam bengkok n. Spuit 5 cc o. Spuit 10 cc Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
92
p. Laritan asam sulfat salisilat 20% q. Sikat tabung reaksi r. Sabun detergen s. Spon pencuci t. Kain lap u. Celemek Prosedur Pelaksanaan pemeriksaan Urine a. Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan alat b. Mencuci tangan c. Memakai handscoon d. Memperhatikan kejernihan urine e. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring f. Mengisi kedua tabung dengan benedict, masing 2cc salah satu tabung sebagai bahan pembanding pemeriksaan g. Tetesi Urine 4 tetes, h. Menyalakan lampu spirtus i. Memanaskan tabung sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut 45 derajat hingga mendidih j. Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong k. Baca hasil pemeriksaan l. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan m. Membereskan peralatan n. Mencuci tangan Cara Membaca Hasil Pemeriksaan Negatif (-)
: warna tetap biru atau sedikit kehijauan
Positif 1(+)
: warna hijau kekuningan
Positif 2(++)
: warna kuning kehijauan dan keruh
Positif 3(+++)
: warna jingga dan keruh
Positif 4(++++)
: warna merah dan keruh
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
93
BAB IV PRINSIP-PRINSIP FISIKA KESEHATAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO
KOMPETENSI DASAR
1. Prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan
INDIKATOR Prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan 1. Biomekanika 2. Themodinamika 3. Hidrodinamika 4. Analisis gaya tubuh 5. Gelombang dan Ultrasonik 6. Jenis dan cara kerja alat dalam pelayanan kebidanan: tensimeter, termometer, dopller. USG, NST, KTG, Laparoscopy, forceps, vakum ekstraksi, incubator, light therapy Penggunaan prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan 1) Penggunaan tensimeter dan termometer 2) Kompres hangat untuk mengurangi nyeri atau demam 3) Berendam dalam air hangat 4) Menggunakan doppler 4.
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan Prinsip-prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan
URAIAN MATERI
A. Biomekanika, Themodinamika Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor – faktor yang mempengaruhi gerakan manusia yang diambil dari pengetahuan dasar Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
94
seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan analisis terhadap faktor – faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika yaitu : ·Berat benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung. ·Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh ·Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata – rata pemindahan/menit untuk pemindahan berfrekuensi tinggi. ·Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan. 3.Pengaruh tekanan dalam ilmu kebidanan ·Tekanan Darah, adalah gaya yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda – tanda vital. Pada setiap detak jantung tekanan darah bervariasi antara sistolik (maksimum) dan diastolik (minimum) tekanan. Tekanan darah terjadi karena pompaan pada jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sehingga darah beredar melalui arteri. ·Tekanan didalam kandung kemih, peningkatan tekanan didalam kandung kemih akibat adanya akumulasi (pertambahan terus menerus) volume urine. ·Tekanan pada sistem pencernaan, makanan masuk melalui mulut menuju usus dan keluar kembali melalui anus. Pada usus terdapat beberapa bagian usus antara usus halus, usus besar dan duabelas jari (duodenm). Katub didalam usus berperan untuk meratakan penyaluran atau pengaliran makanan didalamnya. ·Tekanan pada Mata, cairan bening didalam bola mata yang terdapat antara permukaan mata dan retina memiliki tekanan tertentu sehingga dapat menjaga bola mata pada bentuk dan ukuran yang tetap. Apabila pengaliran cairan pada mata mengalami penyumbatan menyebabkan sirkulasi tidak berjalan sewajarnya mata akan mengakibatkan tekanan didalam mata menjadi meningkat. Peningkatan tekanan ini dapat membatasi suplai darah ke retina sehingga mempengaruhi kejelasan penglihatan. ·Tekanan didalam tengkorak, ruang disekitar otak memiliki cairan otak yang disebut dengan cerebrospinal. Apabila terjadi tekanan didalam otak akan meningkatkan tekanan internal tengkorak yang menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
95
4.Thermodinamika Termodinamika (bahasa yunani : thermos = „panas‟ and dynamic = „perubahan‟) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
96
B. Hidrodinamika ,Analisis gaya tubuh, Gelombang dan Ultrasonik Uterotonika Di bagi oxytocid dan Tocolytic : OXYTOCIC Adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus. Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya,
dan
beberapa
prostaglandin
semisintetik.
Obat-
obat
tersebut
memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus. Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk induksi partus. Oxytocin (Oksitosin) Oksitosin merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. Stimulus sensoris pada serviks, vagina, dan payudara secara refleks melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Sensitivitas uterus terhadap oksitosin meninggi bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan. Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian oksitosin meningkatkan kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi, amplitudo dan lamanya kontraksi. Partus dan laktasi masih tetap berlangsung meskipun tidak ada oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan refleks ejeksi susu (milk ejection) menghilang. Oksitosin dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu. FARMAKOLOGI UTERUS. Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi estrogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang. Progestin digunakan secara luas di klinik untuk mengurangi aktivitas uterus pada kasus abortus habitualis meskipun efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik uterus sangat rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan cepat pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Oksitosin dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus pada setiap saat, namun pada kehamilan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 97
muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin menyebabkan pengelepasan prostaglandin pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini merupakan efek primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus. KELENJAR MAMA. Bagian alveolar kelenjar mama dikelilingi oleh jaringan otot polos, yaitu mioepitel. Kontraksi mioepitel menyebabkan susu mengalir dari saluran alveolar ke dalam sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap bayi. Fungsi ini di namakan ejeksi susu. Mioepitel sangat peka terhadap oksitosin. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, bila oksitosin endogen tidak mencukupi. Juga berguna untuk mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan. SISTEM KARDIOVASKULER. Apabila oksitosin diberikan dalam dosis besar akan terlihat relaksasi otot polos pembuluh darah secara langsung. Terjadi penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan diastolik, warna kulit menjadi merah, dan aliran darah ke ekstermitas bertambah. Bila dosis besar diberikan terus menerus secara infus, maka penurunan tekanan darah akan diikuti sedikit penggian tekanan darah tetapi menetap. Dosis oksitosin untuk indikasi obstetrik, tidak jelas menimbulkan penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah jelas terjadi pada penderita yang mendapat dosis besar, yang diberikan selama anestesia dalam. Otot polos yang sensitif terhadap oksitosin hanyalah uterus, pembuluh darah dan miopitel kelenjar payudara. FARMAKOKINETIK Oksitosin memberikan hasil baik pada pemberian parenteral. Pemberian oksitosin intranasal, meskipun kurang efisien lebih disukai daripada pemberian parenteral. Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan bukal sehingga memungkinkan oksitosin diberikan sebagai tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap dicadangkan untuk penggunaan pasca-persalinan. Selama kehamilan,
kadar
aminopeptidase
dalam
plasma(oksitosinase
atau
sistil
aminopeptidase) meningkat sepuluh kali dan menurun setelah persalinan. Enzim ini menginaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida. Enzim ini diduaga meregulasi konsentrasi oksitosin lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhnya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma. Di duga sumber oksitosinase ini adalah plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara 12-17 menit. Penurunan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
98
kadar plasma sebagian besar disebabkan ekskresi oleh ginjal dan hati. Penggunaan klinik adalah a. Untuk diagnosa janin mengalami gangguan atau tidak, terjadinya sirkulasi pada placenta. b. Untuk terapi; Mempercepat proses persalinan, tidak mungkinnya keluar janin secara sempurna, meningkatkan pancaran air susu ibu, perdarahan setelah melahirkan,dan sulitnya air susu keluar. Mempunyai efek samping,yaitu kematian janin karena adanya hipertensi , sobeknya uterus karena kontraksi kuat, afibrinogeremia ( menurunnya fibrin dalam darah). Dan mempunyai kontra indikasi,prematur dan keadaan janin abnormal. Pada janin yang tidak normal tdk boleh diberi oxytocin. 1. Alkaloid Ergot Sumber alkaloid ergot ialah claviceps purpurea suatu jamur yang hidup sebagai parasit dalam butir rye dan gandum, banyak terdapat di Eropa dan Amerika. Penyebaran penularan terjadi melalui perantaraan serangga dan angin yang memindahkan spora ke kepala putik yang sudah di buahi. Selanjutnya spora mengeluarkan miselium yang akan menembus putik, kemudian membentuk jaringan padat berwarna ungu dan menjadi keras. Substansi ini dinamai sklerosium. Sklerosium inilah yang merupakan sumber ergot. Zat- zat dalam ergot. Ergot mengandung zat yang penting yaitu alkohol ergot dan zat lain seperti zat organik, karbohidrat, gliserida, steroid, asam amino, amin dan basa amonium kuatener. Beberapa amin dan basa memiliki efek farmakologi penting, misalnya histamin, tiramin, kolin, dan asetilkolin. Jamur Claviceps purpurea dibiak in vitro, seperti jamur penghasil antibiotik. Alkaloid ergot terdapat sebagai isomer 1 dan d.Isomer 1 merupakan zat aktif (penamaan dengan akhiran in), sedangkan isomer d tidak aktif sama sekali (penamaan dengan akhiran -inin). Yang pertama merupakan alkaloid alam, sedangkan yang kedua merupakan hasil perubahan oleh pengaruh zat kimia sewaktu isolasi. Alkaloid pertama yang berhasil di isolasi dalam bentuk kristal dan aktif ialah ergotoksin, yang waktu itu dianggap sebagai alkaloid murni. Sekarang terbukti bahwa ergotoksin merupakan campuran 4 zat, yaitu ergokristin,ergokornin,α- ergokriptin, dan β- ergokriptin. Ergotamin. Ergotamin yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino yang aktif, dan ergotamin yang tidak aktif merupakan alkaloid ergot murni yang pertama ditemukan. Kemudian ditemukan zat uterotonik larut air dinamakan ergonovin (ergometrin. Ergonovin dan turunannya menghasilkan asam lisergat dan Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 99
amin pada hidrolisis, maka disebut juga alkaloid amin. Alkaloid dengan berat molekul tinggi yang mengandung asam lisergal, amonia, asam piruvat, prolin dan asam amino lainnya dikenal juga sebagai alkaloid asam amino atau ergopeptin. Salah satu derivat ergopeptin adalah bromokriptin. # Farmakokinetik Alkaloid asam amino, yaitu ergotamin di absorpsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna. Obat ini mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah sangat rendah. Kadar puncak plasma dicapai dalam 2 jam. Pemberian 1 mg ergotamin bersama 100 mg kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak plasma ergotamin sebesar dua kali, namun biovailibitasnya tetap di bawah 1%. Bersihan ergotamin hati kira- kira sama dengan alir darah hati, ini menjelaskan rendahnya bioavailabilitas oral. 90% metabolit dieksresi melalui empedu. Sebagian kecil obat yang tidak dimetabolisme, ditemukan di urin dan tinja. Keadaan ini yang menyebabkan ergotamin memperlihatkan efek terapeutik dan efek toksik yang lebih lama meskipun waktu paruhnya diplasma kira- kira 2 jam. Pada pemberian oral, bromokroptin diabsorbsi lebih sempurna dan dieliminasi lebih lambat dari ergotamin. Dihidroergotamin dan dihidroergotoksin diabsorpsi kurang sempurna dan dielaminasi lebih cepat dari ergotamin. Alkaloid amin diabsorpsi secara cepat dan sempurna pada pemberian oral. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 60-90 menit, 10 kali lebih besar daripada kadar puncak ergotamin pada pemberian dosis yang sebanding. Kontraksi uterus sudah terlihat dalam 10 menit setelah pemberian 0,2 mg ergonovin per oral pada wanita pasca persalinan. Metabolisme dan ekskresi ergonovin dan metil ergonovin berlangsung lebih cepat daripada ergotamin. Farmakodinamik Berdasarkan efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok : 1. Alkaloid asam amino dengan prototip ergotamin 2. Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip dihidro- Ergotamin 3. Alkaloid amin dengan prototip ergonovin UTERUS Semua alkaloid ergot alam meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata. Dosis kecil menyebabkan peninggian amplitudo dan frekuensi, kemudian diikuti relaksasi. Dosis besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan peninggian tonus otot Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
100
dalam keadaan istirahat. Dosis yang sangat besar menimbulkan kontraktur yang berlangsung lama. Sediaan ergot alam yang paling kuat adalah ergonovin. SISTEM KARDIOVASKULER. Ergotamin dan alkaloid yang sejenis menimbulkan vasokonstriksi pada keracunan ergot. Terhadap sistem kardiovaskuler, ergotamin mempunyai efek paling kuat,dibandingkan dengan sediaan ergot lainnya. Dihidroergotamin mempunyai efek sedikit, sedangkan dihidroergotoksin boleh dikatakan tidak berefek. Alkaloid amin pada dosis terapi, hanya menyebabkan pegurangan aliran darah ke ekstremitas. RESPONS VASKULER DAN MIGREN. Ergotamin efektif menghilangkan gejala migren. Efek ini tidak berdasarkan efek sedaktif dan analgetik. Nyeri migran antara lain dihubungkan dengan peningkatan amplitudo pulsasi arteri kranial, terutama cabang arteri karotis eksterna. EFEK SAMPING Alkaloid ergot sangat toksik, dan dapat menimbulkan keracunan akut dan kronik. Ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik. Berdasarkan hal ini, maka ergonovin dan turunannya telah menggantikan ergotamin sebagai oksitosik. Keracunan akut terjadi pada percobaan menggugurkan kandungan dengan dosis besar. Gejala- gejalanya adalah mual,muntah,diare,gatal,kulit dingin,nadi lemah dan cepat,bingung dan tidak sadar. Keracunan fatal alkaloid asam amino dapat terjadi dengan dosis 26 mg per oral selama beberapa hari. Yang sering menderita komplikasi vaskular ialah mereka yang pernah mengalami penyakit penyumbatan pembuluh darah perifer. Pada ergotisme kronik, baik yang disebabkan takar lajak maupun sensitivitas yang meningkat, jelas terlihat perubahan peredaran darah. Nyeri otot timbul selama berjalan dan bila berat timbul pada keadaan istirahat. Akhirnya terjadi gangren, biasanya terjadi di jari kaki atau jari tangan. Ada dua faktor yang menyebabkan gangren ini, yaitu vasokonstriksi dan yang lebih penting adalah kerusakan intim pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya trombosis dan emboli arteri kecil. Bila digunakan secara cermat dengan memperhatikan kontraindikasinya, ergotamin merupakan obat yang bermanfaat dan cukup aman. Efek samping berat diduga hanya terjadi 0,01% pemakai ergotamin. Komplikasi berat tidak sering dilaporkan sehubungan penggunaan ergotamin pada migren. Mual dan muntah terjadi pada 10% penderita yang diberi obat per oral, dan 20% Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 101
parenteral. Selalu ada rasa lemah pada kaki dan rasa sakit pada otot yang kadangkadang sangat hebat. Terapi Ergotisme. Terapi beruapa penghentian pengobatan dan
pemberian
terapi
simtomatis.
Terapi
simtomatis
meliputi
usaha
mempertahankan aliran darah ke jarinngan. Obat yang pernah di gunakan adalah antikoagulan,dekstran dengan berat molekul rendah dan vasodilator rendah. Natrium nitroprusid merupakan vasodilator kuat yang dapat mengatasi gejala seseorang penderita ergotisme berat. Mual dan muntah dapat dihilangkan dengan atropin atau obat antiemetik gol. Fenotiazin. PROSTAGLANDIN Prostaglandin pertama kali diketemukan dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin. Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin F2α memberi efek peningkatan MMP-1 dan MMP-3. Di dalam tubuh terdapat berbagai jenis prostaglandin (PG) dan tempat kerjanya berbeda- beda, serta saling mengadakan interaksi dengan autakoid lain, neurotransmitor, hormon serta obatobatan. Prostaglandin ditemukan pada ovarium, miometrim dan cairan menstrual dengan konsentrasi berbeda selama siklus haid. Sesudah senggama ditemukan PG yang berasal dari semer; dalam sistem produksi wanita. PG (prostaglandin) ini diserap dari vagina dan cukup untuk menghasilkan kadar dalam darah, yang menimbulkan efek fisiologis. Walaupun PG (prostaglandin) ini sudah dipastikan sebagai oksitosik, namun status peranan fisiologiknya pada saat menstruasi dan kehamilan masih diperdebatkan. Dalam hal ini haruslah dibedakan antara efek fisiologik dan efek farmakologik; dosis farmakologik relatif tinggi dan lebih nyata. Pada manusia PG berperan penting dalam peristiwa persalinan. Berlainan dengan oksitosin, PG dapat merangsang terjadinya persalinan, pada setiap usia kehamilan. Pada saat persalinan spontan, konsentrasi PG dalam darah perifer dan cairan amnion meningkat. FARMAKOLOGI Prostaglandin dapat dianggap sebagai hormon lokal, karena kerjanya terbatas pada organ penghasil dan segera diinaktifkan di tempat yang sama. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 102
Prostaglandin yang terdapat pada uterus, cairan menstrual dan cairan amnion ialah PGE dan PGF. Di bidang keperawatan penggunaan PG terbatas pada PGE2 dan PGF2α . Semua PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak. Sebaliknya PGE2 merelaksasi jaringan uterus tidak hamil in vitro, tetapi memperlihatkan efek oksitosik lebih kuat dari PGF2α . Prostaglandin memperlihatkan kisaran dosis- respons yang sempit dalam menimbulkan kontraksi fisiologik,
dan
ini
memudahkan
terjadinya
hipertoni
uterus
yang
membahayakan.bahaya ini dapat dicegah dengan pengamatan yang cermat dan meningkatkan kecepatan infus secara sedikit demi sedikit. Untuk mengakhiri kehamilan pada trimester II pemberian PGE2 DAN PGF2α ke dalam rongga uterus dengan menggunakan kateter atau suntikan memberikan hasil yang baik, disertai efek
samping
yang
ringan.
Sebaliknya
untuk
menghentikan
kehamilan
muda(menstruasi yang telat beberapa minggu); diperlukan dosis yang sangat besa, sehingga menyebabkan efek samping yang berat, dan derajat keberhasilan yang rendah. PGE2 dan 15- metil PGF2α meningkatkan suhu tubuh sekilas dan diduga kerjanya melalui pusat pengatur suhu di hipotalamus. Dosis besar PGF2α menyebabkan hipertensi melalui kontraksi pembuluh darah, sebaliknya PGE2 menimbulkan vasodilatasi. Prostaglandin terdapat merata di dalam miometrium dan bekerja secara sinergis dengan oksitosin terhadap kontraksi uterus. Pemberian prostaglandin
lokal
pada
serviks,
menyebabkan
serviks
matang
tanpa
mempengaruhi motilitas uterus. POSOLOGI DAN SEDIAAN Saat ini di Indonesia obat-obat ini belum beredar secara resmi. KARBOPROS TROMETAMIN. 15-metil PGF2α yang tersedia dalam bentuk suntikan 250 µg/ml. Suntikan awal 1 ml IM (intra muskular) yang dalam, ulangi setelah 1,5-3,5 jam. DINOPROSTON aialah PGE2α dapat menginduksi kontraksi uterus pada setiap tahap kehamilan. Obat ini dipilih bila induksi partus diperlukan sedang serviks belum terbuka misalnya pada kematian janin atau ketuban pecah dini. Penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan oleh seorang ahli di rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah dan fasilitas perawatan obstetrik yang intensif. Dinoproston tersedia dalam bentuk supositoria vaginal 20 mg. Tablet ini harus disimpan pada suhu 20oC. Obat harus ditaruh pada suhu kamar sebelum digunakan. GEMEPROST. Merupakan analog alprostadil yang berefek oksitosik. Obat ini digunakan untuk Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 103
melunakkan rahim dan mendilatasi serviks sebelum tindakan bedah untuk terminasi kehamilan. Biasa diberikan dalam kombinasi dengan mifeproston untuk terminasi kehamilan. Efek samping serupa prostaglandin lain terutama mual dan muntah, nyeri abdominal dan gangguan kardiovaskuler,dispnoe, palpitasi nyeri dada, pusing dan sakit kepala. Tocolytics adalah obat yang mencoba untuk berhenti kerja. Mereka digunakan jika persalinan dimulai sebelum panjang. Tocolytics bisa berhenti kerja tenaga kerja atau menunda untuk memberikan paru-paru bayi waktu untuk matang. Jika dimulai awal persalinan prematur, mereka mungkin efektif. Mereka tidak berhasil kemudian di tenaga kerja, jika membran telah rusak, atau jika leher rahim Anda sudah melebar melampaui 2 cm. Ketika mengambil obat ini, Anda mungkin perlu rawat inap atau terapi rumah. Terbutaline, ritodrine, nifedipine dan magnesium sulfat semua digunakan sebagai obat tocolytic. Tocolytics tidak digunakan jika ibu memiliki chorioamnionitis (infeksi pada selaput di sekeliling bayi), abruptio plasenta, preeklampsia berat atau eklampsia, penyakit jantung, atau penyakit medis yang parah. Tocolytics juga tidak digunakan jika janin telah meninggal di dalam rahim, atau jika janin dalam kesusahan akut. Beberapa obat yang digunakan dalam kombinasi dengan obat lain. Terbutaline: Obat ini digunakan untuk menghentikan persalinan prematur. Hal ini juga dikenal sebagai Brethine. Hal ini dapat diambil sebagai pil, melalui IV (melalui kateter langsung ke dalam pembuluh darah Anda), sebagai suntikan, atau melalui pompa infus yang dikendalikan. Pompa digunakan untuk memberikan dosis rendah terus menerus terbutaline tersebut. Tambahan jumlah obat yang dapat diberikan jika meningkatkan aktivitas rahim. Sebuah subkutan (obat yang disuntikkan di bawah kulit Anda tetapi tidak langsung ke pembuluh darah) pompa infus dapat digunakan dengan pengawasan rumah rahim. Beberapa efek samping dapat meliputi gugup, gelisah, insomnia, sakit kepala, denyut jantung cepat, mual, hiperglikemia (gula darah tinggi) dan hipokalemia (kalium darah rendah). Sebuah efek samping yang jarang tetapi serius adalah edema paru. Bayi juga dapat mengalami detak jantung yang cepat dan gula darah tinggi atau rendah setelah lahir. Para ibu dan bayi harus dipantau saat mengambil obat ini. Dokter Anda harus diberitahu jika Anda memiliki sesak napas atau nyeri dada saat mengambil obat ini, atau jika kontraksi mulai lagi saat Anda berada di obat ini. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
104
C. Jenisdan cara kerja alat dalam pelayanan kebidanan: tensimeter, termometer, dopller. USG, NST, KTG, Laparoscopy, forceps, vakum ekstraksi, incubator, light therapy 1. Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) Pengertian Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) adalah suatu gambaran grafis dari beda potensial antara dua titik pada permukaan tubuh. EKG biasanya ada dua macam kotak yaitu kotak besar dan kecil. Kotak kecil mempunyai ukuran 1mm x 1mm, dan kotak besar mempunyai ukuran 5mm x 5mm. Dalam EKG ada dua variabel yang digunakan yaitu waktu dan tegangan. Variabel waktu dinyatakan dalam arah mendatar, dan variabel tegangan dalam arah tegak. Skala untuk variabel waktu adalah 0,04s/mm atau 25mm/s. Skala untuk tegangan adalah 0,1mv/mm atau 10mm/mV. 2. Siklus jantung dalam ECG Tiap – tiap siklus jantung dalam EKG terdidri atas beberapa komponen, yang diberi nama berdasarkan definisi sebagai berikut : Gelombang P adalah defleksi positif pertama sebelum kompleks QRS Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan defleksi garis isoelektrik berikutnya. Interval ini adalah waktu yang diperlukan impuls listrik dikonduksikan melalui atrium dan Simpul AV sampai mulai timbul depolarisasi ventrikel. Kompleks QRS terdiri atas tiga gelombang yaitu Q, R, dan S. Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama sesudah interval PR. Gelombang R adalah defleksi positif pertama sesudah gelombang P. Gelombang S adalah defleksi negatif yang menyertai gelombang R. Pengukuran kompleks QRS dimulai dari permulaan gelombang Q (atau gelombang R jika Q tidak ada) sampai gelombang S mencapai garis isoelektrik (atau tempat gelombang S akan mencapai garis isoelektrik jika garis ini tidak melengkung ke dalam segmen ST). Segment ST adalah bagian garis yang berlanjut dari ujung gelombang S sampai permulaan gelombang T. Gelombang T adalah defleksi (dapat positif atau negatif) yang mengiringi segment ST. Heart rate Heart Rate adalah ukuran untuk menyatakan kecepatan denyut jantung, yang dinyatakan dalam jumlah denyut per menit (beat per menit – bpm). Heart rate dapat diperoleh dari EKG dengan menghitung jumlah gelombang R selama satu menit. Tetapi cara ini sering dianggap kurang praktis, sehingga sering digunakan cara lain Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
105
yang lebih cepat yaitu misalnya dengan menghitung jumlah gelombang R selama 3 detik kemudian hasilnya dikalikan 20. Nilai heart rate yang diperoleh dengan cara di atas adalah nilai herat rate rata-rata. Disamping nilai heart rate rata-rata, terdapat juga nilai heart rate sesaat. Heart rate sesaat diperoleh dengan mengukur perioda jantung sesaat (perioda RR) Nilai heart rate (HR) sesaat merupakan kebalikan perioda jantung dikalikan 60, yaitu: HR = 60/(R-R)
bpm (beat per minute) dengan R-R adalah periode jantung yaitu
interval waktu dari gelombang R ke gelombang R di sebelahnya, dengan satuan s (second). Satuan untuk heart rate adalah bpm (beat per minute). Doppler Pengertian Doppler Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif. Aplikasi Klinis Aplikasi klinis dari Doppler yaitu: Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang bergerak. Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi. Diagnostik Doppler Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift. Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa menangkap Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 106
suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini
selanjutnya
diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound. Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop janin . Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ. Suction Pengertian Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang memerlukan bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka respon tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang mana perlu dilakukan tindakan suction Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
107
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark miokard (Elly, 2000). Indikasi penghisapan sekret endotrakeal diperlukan untuk 1. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenence) 2. Membersihkan jalan napas (branchial toilet) bila ditemukan : 3. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. 4. Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi. 5. Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal. Penerapan prosedur suction diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang sudah ditetapkan dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien terhindar dari infeksi tambahan karena prosedur tindakan suction. Vacum Ekstraksi Pengertian Vacum Ekstraksi Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum). Syarat dalam melakukan ekstraksi vakum: 2.
Presentasi belakang kepala
3.
Penurunan kepala HIII+
4.
Ketuban (-)
5.
Tidak ada DKP / panggul sempit
6.
Pembukaan lengkap
7.
Harus ada tenaga mengedan dari ibu
Prosedur dalam melakukan ekstraksi vakum: 1. Ibu tidur dalam posisi litotomi 2. Persiapan alat vakum Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
108
3. Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks, pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah mangkuk nomor 5 4. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar 5. Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/ jaringan yang terjepit. 6. Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2. 7. Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala janin ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi. 8. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri dan kanan penolong 9. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. 10. Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalamsampai occiput terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan kiri menahan perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu janin. 11. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan ,dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan seperti persalinan normal biasa. Ekstraksi vakum dikatakan gagal apabila: 1. Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali, 2. Dalam waktu setengah jam dilakukan ekstraksi , janin tidak lahir juga, pilihannya adalah : 3. Dicoba dengan ekstraksi forceps, asal syarat lainnya juga memenuhi Dilakukan section cesarean Alat Monitoring Kesejahteraan Janin Pengertian alat Monitoring kesejahteraan Janin Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 109
dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat. Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan segera. Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
110
BAB V PRINSIP-PRINSIP FISIKA KESEHATAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Prinsip – prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan
Prinsip – prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan 1. Dasar dasar mikrobiologi : bakteri, virus, jamur, parasit 2. Infeksi nosocomial Penggunaan prinsip – prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan : 1) universal precaution 2) menyiapkan bahan pemeriksaan vaginal swab, pap smear
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan Prinsip – prinsip mikrobiologi dalam praktik kebidanan
URAIAN MATERI
A. Dasar dasar mikrobiologi : bakteri, virus, jamur, parasit, Infeksi nosocomial 1. Pengertian Mikroba Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron (μ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
111
mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar. 2. Ciri umum mikroba Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi). Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur biologi. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel (multiseluler). Pada jasad multiseluler umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna. Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembanganselnya belum sempurna. Karena sel yang intinya belum memiliki membran, artinya sistem membran belum ada, sehingga dalam sel tersebut belum diketemukan organel sel kecuali ribosom. Contoh pada Bacteri dan alga hijau-biru Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah sempurna. Karena selnya yang sudah memiliki inti sel yang jelas, artinya sudah memiliki sistem membran. Contoh pada sel hewan termasuk protozoa dan sel tumbuhan termasuk jamur dan alga. Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
112
dapat membentuk energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain. Selain virus ada jasad hidup yang disebut viroid, yaitu bahan genetik RNA yang bersifat infeksius (dapat menginfeksi) sel inang. Viroid membawa sifat genetiknya sendiri yang dapat diekspresikan di dalam sel inang. Jasad yang lebih sederhana dari virus adalah prion, yang terdiri suatu molekul protein yang infeksius. Adanya kenyataan ini merupakan perkecualian sistem biologi, sebab prion menyimpan sifat genetiknya di dalam rantaian polipeptida, bukan di dalam RNA atau DNA. Prion dapat menggandakan diri di dalam sel inang dengan mekanisme yang belum diketahui dengan jelas. Metode Dalam Mikrobiologi Menurut para ahli, mikrobiologi adalah ilmu yang lebih ditentukan oleh teknik-teknik yang digunakannya daripada oleh obyek yang ditelaahnya. Beberapa peralatan yang diguakan dalam telaah mikrobiologi adalah, sbb: 1. Loupe (Lup). Lup atau kaca pembesar merupakan alat optik yang paling sederhana yang berfungsi untuk melihat benda-benda yang kecil. Lup terdiri dari sebuah lensa cembung. Agar benda tampak lebih besar, benda harus diletakkan antara titik fokus dengan lensa. 2. Mikroskop Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat bendabenda mikroskopis (sangat kecil). Mikroskop menggunakan dua buah lensa cembung, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. a. Cermin
cekung digunakan
untuk
mengumpulkan
cahaya
yang
diperlukan untuk menerangi objek yang akan dilihat. b. Meja preparat digunakan untuk meletakkan objek yang akan dilihat. Objek diletakkan dalam kaca preparat dan dijepit di meja preparat. c. Lensa okuler adalah lensa positif dengan jarak fokus lebih besar dari lensa objektif, sehingga berfungsi sebagai lup (memperbesar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif). d. Lensa obyektif merupakan lensa positif dengan jarak fokus yang kecil. Lensa obyektif diarahkan ke objek yang diamati. e. Tombol pengatur berfungsi untuk mengatur jarak benda agar fokus. Mikroskop ada beberapa macam, antara lain: a. Mikroskop Cahaya (mikroskop Medan Terang), merupakan mikroskop yang biasa digunakan di laboratorium, merupakan mikroskop majemuk, Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 113
karena memiliki 2 lensa yaitu lensa okuler dan lensa obyektif. Dengan teknik pewarnaan atau tidak, akan dapat diamati ciri-ciri morfologi keseluruhan bakteri, khamir, kapang,alga dan protozoa. b. Mikroskop
Pendar
(Fluorescence
Microscope),
digunakan
untuk
memeriksa spesimen yang diwarnai dengan pewarna pendar (fluorescent dye), juga untuk mendeteksi benda asing atau antigen (spt bakteri, ricketsia atau virus) dalam jaringan. c. Mikroskop Medan-Gelap (Dark-Field Microscope)), digunakan untuk mengamati bakteri hidup, sehingga terlihat ciri morfologi yang khas dalam keadaan hidup dan dalam suspensi zat alir.. d. Mikroskop Fasekontras, suatu tipe mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indeks bias. Dengan teknik ini ditemukan letak struktur di dalam sel yang tidak diwarnai yang tak termati dengan mikroskop medan terang e.
Mikroskop Elektron, untuk pemeriksaan obyek yang sangat kecil, virus dan struktur ultra sel-sel mikroba.
f. Teknik pewarnaan g. Banyak senyawa organik berwarna (zat pewarna) digunakan untuk mewarnai mikroba untuk pemeriksaan mikroskopis. Telah dikembangkan prosedur pewarnaan untuk h.
Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroba secara kasar
i. Mengidentifikasi bagian-bagian struktur sel mikroba j. Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang serupa Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik adalah: 6. Penempatan olesan, atau lapisan tipis spesimen, pada kaca obyek 7. Fiksasi olesan itu pada kaca obyek, biasanya dengan pamanasan, menyebabkan mikroba melekat pada pada kaca obyek 8. Aplikasi pewarna tunggal ( pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (pewarnaan diferensial) Pewarnaan Sederhana Pemberian warna pada bakteri atau jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis/olesan yang sudah difiksasi dinamakan pewarnaan sederhana. Lapisan tadi digenangi dengan larutan pewarna selama jangka Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan 114
waktu tertentu, kemudian larutan itu dicuci dengan air dan kaca obyeknya dikeringkan dengan kertas penghisap. Pewarnaan Diferensial Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan deferensial. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna /reagen pewarnaan. Salah satu contohnya adalah Pewarnaan Gram, diuraikan pertama kali oleh Christian Gram (Bakteriolog dari Jerman). Olesan bakteri dikenai dengan reagen ungu kristal, larutan yodium, alkohol (bahan pemucat) dan safranin. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi 2 kelompok. Salah satunya adalah bakteri Gram positif, mempertahankan zat pewarna ungu kristal sehingga berwarna ungu tua. Sedangkan yang lain, bakteri gram negatif,kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin, tampak berwarna merah. Langkah pewarnaan Gram adalah sbb: Larutan dan urutan penggunaan Gram Positif
Reaksi dan tampang bakteri
Gram Negatif
1. Ungu Kristal (UK)
Sel berwarna ungu
Sel berwarna ungu
2. Larutan yodium (Y) Komplex UK-Y terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu Komplex UK-Y terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu 3. Alkohol
Dinding sel mengalami dehidrasi, pori-pori menciut daya rembes
dinding sel dan membran menurun, UK-Y tak dapat keluardari sel, sel tetap ungu Lipid terekstraksi dari dinding sel, pori-pori mengembang komplex UK-Y keluar dari sel, sel menjadi tak berwarna. 4. Safranin
Sel tak terpengaruh, tetap ungu
Sel menyerap zat pewarna ini,
menjadi merah. Banyak pewarnaan deferensial lain digunakan secara luas dalam bakteriologi. Di bawah ini ringkasan penyiapan preparat untuk pemeriksaan dengan mikroskop cahaya. TEKNIK
PERSIAPAN PENERAPAN
A. Lekapan basah dan tetes gantung Tetesan zat alir berisikan organisme pada kaca obyek atau kaca tutup Telaah morfologi, struktur sel internal, motilitas, atau perubahan sel B. Prosedur pewarnaan Suspensi sel difiksasikan pada kaca obyek sebagai lapisan tipis (olesan), biasanya dengan panas
Berbagai prosedur pewarnaan
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
115
1. Pewarnaan sederhana
Olesan diwarnai dengan larutan zat warna tunggal
Menunjukkan ukuran bentuk dan tata letak sel 2. Pewarnaan deferensial pewarnaan
Dua atau lebih reagen digunakan dalam proses
Dapat mengamati perbedaan antara sel-sel, bagian-bagian sel
a. Gram Pewarna utama (UK) diterapkan pada olesan, kemudian diperlaku-kan dengan reagen dan diberi pewarna tandingan safranin Mencirikan bakteri menjadi salah satu dari kelompok: 1. Gram positif – ungu gelap 2. Gramnegatif – merah Tahan-asam
Olesan diwarnai dengan karbolfuksin, dipucatkan dan diberi pewarna
tandingan metilen blue Memisahkan bakteri tahan-asam, yang tidak hilang warnanya bila dikenai larutan asam (Micobakter) dan bakteri tak tahan asam akan pudar warnanya karena asam b. Giemsa
Zat pewarna diterapkan pada olesan darah atau olesan spesimen lain
Dapat diamati: protozoa pada olesan darah, riketzia di dalam sel-sel tertentu inangnya, nukleoid pada bakteri. Spora
Pewarna utama (hijau malakit) diterapkan dengan panas untukmerembes ke
dalam spora, sel vegetatif terwarnai oleh pewarna tandingan safranin Endospora
dapat
dilihat pada spesies Bacillus dan Clostridium Kapsul Olesan terwarnai setelah perlakuandengan tembaga sulfat
Kapsul
dapat
dilihat sebagai zone (daerah) bening mengelilingi sel-sel berkapsul Flagela Mordan berguna untuk menebalkan flagellum sebelum pewarnaa Pengamatan flagellum pada bakteri Pewarnaan Negatif
Spesimen
dicampur
dengan
tinta
india
dandisebarkan
menjadiapisan tipis
Menelaan morfologi, mikroba tidak diwarnai dan dibuat
menjadi kasatmata karena latarbelakang yang gelap.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
116
B. Universal Precaution Menyiapkan Bahan Pemeriksaan Vaginal Swab, Pap Smear 1. Definisi Pap Smear Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008). Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda, 2009). Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto & Nuranna, 2002). 2. Manfaat Pap Smear Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum, Lester, & Cotran, 2007). Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005): a) Diagnosis dini keganasan Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium. b) Perawatan ikutan dari keganasan Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
117
c) Interpretasi hormonal wanita. Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa
ovulasi,
menentukan
maturitas
kehamilan,
dan
menentukan
kemungkunan keguguran pada hamil muda. d) Menentukan proses peradangan Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap Smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun. Selain itu wanita yang telah mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes Pap Smear lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya sesuai rekomendasi di atas. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001), merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 yahun atau setelah aktif secara seksual. Bila tiga hasil Pap Smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang memiliki partner seksual lebih dari satu. Pap Smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat melakukan Pap Smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear (Bhambhani, 1996).
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
118
Kapan Melakukan Pap Smear? Pemeriksaan Pap
Smear dilakukan
paling
tidak
setahun
sekali
bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun. Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak coitus 1 – 3 hari sebelum pemeriksaandilakukan dan tidak sedang menggunakan obat – obatan vaginal. Alur Pemeriksaan Pap Smear Pengambilan sampel dapat dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis maupun bidan/ paramedis. Sedangkan yang memproses sampel adalah analis/ teknisi
laboratoriun
dan
yang
mendiagnosa
hasil
adalah
ahli patologi anatomi (dokter spesialis PA). Sampel / Bahan yang Diperiksa Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear, sputum,
bronchial
washing/
brushing,
nasopharyngeal
smear/
washing/
brushing, urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor cerebrospinal, aspirat AJH, inprint neoplasma. Sampel yang biasa digunakan adalah dari cervical/ vaginal smear. Sarana Prasarana yang Diperlukan dalam Pap Smear Sarana prasarana yang diperlukan dalam pemeriksaan pap smear antara lain : ruangan khusus, meja ginekologi, tenaga ahli dan terampil, spekulum steril, peralatan
yang
menunjang
untukpemeriksaan Pap
Smear (spatula,
obyek
glass, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi, mikroskop), alat tulis (misal spidol marker, label, pensil), formulir Pap Smear, medical records, laboratorium sitologi dengan
petugas
terampil/
ahli
dalam
menginterpretasikan
meyakinkan klien dalam
melakukan kunjungan
hasil,transportasi pengirimanhasil Pap Smear, sistem informasi untuk
ulang,kualitas sistem asuransi untuk memaksimalkan keakuratan. Fiksasi Sampel Fiksasi sampel adalah cara mengawetkan sampel dengan bahna kimia tertentu agar sel yang terkandung dalam sampel tidak rusak/ lisis. Bahan kimia untuk fiksasi antara lain : alkohol 96 %, alkohol 70 %, methanol, alkohol 50 %, either – Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
119
alkohol 95 %. Bahan kimia yang biasa digunakan untuk fiksasi sampel adalah alkohol 96%. Alat Pengambilan Sampel Alat pengambilan sampel untuk pap smear dengan menggunakan spatula yang dapat terbuat dari kayu maupun plastik. Jenis spatula antara lain : cervix brush, cytobrush, plastic spatula, maupun wooden spatula. Teknik pemeriksaan Pap smear Dua hari menjelang pemeriksaan, ibu dilarang melakukan senggama maupun memakai obat-obatan yang dimasukkan ke dalam liang senggama. Waktu yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai menstruasi. Terlebih dahulu mengisi informed consent dan formulirPap Smear secara lengkap dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan. Ibu dalam posisi litotomi, pasang spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin, dan tanpa melakukan periksadalam sebelumnya. Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis servikalis, lalu spatula diputar 180° searah jarum jam. Spatula dengan ujung pendek diusap 360° pada permukaan serviks. Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam. Apusan hendaknya dilakukan sekali saja, lalu difiksasi atau direndam dalam larutan alkohol 96% selama 30 menit. Sediaan dapat dikirim secara basah (tetap direndam dalam alkohol) atau dikirim secara kering dengan mengeringkan sediaan setelah direndam dalam alkohol. Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli Patologi Anatomi untuk diperiksa.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
120
BAB VI DASAR DASAR BIOLOGI REPRODUKSI KE DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Dasar dasar biologi reproduksi ke dalam praktik kebidanan
Menerapkan dasar dasar biologi reproduksi ke dalam praktik kebidanan
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah biologi dasar dan perkembangan ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami prinsip prinsip biologi dasar dan biologi perkembangan yang berkaitan dengan siklus reproduksi pokok bahasan Dasar dasar biologi reproduksi ke dalam praktik kebidanan
URAIAN MATERI
Menerapkan dasar dasar biologi reproduksi ke dalam praktik kebidanan Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan
zigot.
Berdasarkan
kepemilikan
alat
kelaminnya,
manusia
dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris (satu individu memiliki satu alat kelamin). Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama dalam sistem reproduksinya, yaitu: 1. Organ penghasil sel kelamin, 2. Saluran reproduksi, 3. Kelenjar tambahan, dan 4. Alat kopulasi (senggama) A. Sistem Reproduksi Laki-laki
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
121
Sistem reproduksi laki-laki dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari: a. Alat kelamin luar : terdiri dari skrotum dan penis. b. Alat kelamin dalam : terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus. 1. Testis Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut. a) Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi spermatogenesis). b) Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron. c) Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa. d) Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma. b) 2. Skrotum a) Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya, jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia ( ). b) Vas deferens c) Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminalis). 3. Epididimis Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma. 4. Uretra Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh. 5. Tubulus recti Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus. Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
122
6. Penis Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam vagina untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma). 7. Kelenjar tambahan Kantung semen (vesica seminalis) Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma). 8. Kelenjar prostat Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif. 9. Kelenjar Cowper (Bolbouretra) Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan semen. B. Sistem Reproduksi wanita Sistem reproduksi wanita terdiri dari: Alat kelamin luar (eksternal), meliputi klitoris, labia mayora dan labia minora, lubang saluran kencing, lubang vagina, fundus (lipatan paha). Alat kelamin dalam (internal), meliputi sepasang ovarium (gonad), tuba fallopi (oviduk), dan uterus (rahim). a. Ovarium (indung telur) Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama 30 hari sekali dan disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi. b. Tuba fallopi (oviduk) Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma. c. Rahim (uterus) Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio (ovum yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
123
Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium). Pada saat ovulasi, dinding rahim menebal. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim yang seharusnya menjadi tempat melekat (implan) embrio akan meluruh. Peristiwa ini disebut menstruasi. Aktivitas ovulasi dan menstruasi memiliki empat tahapan: Tahap menstruasi; tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh karena kurangnya kadar hormon progesteron. Tahap praovulasi ; masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium karena dipicu oleh hormon estrogen. Tahap ovulasi; Keluarnya sel telur dari ovarium. Tahap pascaovulasi ; masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi pembuahan. Tahap ini terjadi penambahan junlah hormon progesteron sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak terjadi pembuahan maka dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon progesteron. d. Vagina Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia. Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding endometrium yang meluruh saat menstruasi. e. Sperma dan Ovum Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel tubuh. Sel kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan, setiap sel membelah dua kali berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan membentuk empat sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu ovum fungsional yang ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran sel telur jauh lebih besar dari sel sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan sel sperma berebut uuntuk bisa membuahi sebuah sel telur saja.
Modul Pembelajaran Biologi Dasar dan Perkembangan
124