MATAKULIAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 100 Menit
TINJAUAN MATA KULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinanini memberikan kemampuan untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar persalinan, beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan, proses adaptasi fisiologi dan psikologi dalam persalinan, kebutuhan dasar pada ibu dalam proses persalinan, penyulit dan komplikasi persalinan, asuhan pada setiap kala persalinan, penjahitan luka episiotomi, adaptasi bayi segera setelah lahir dan cara pendokumentasian asuhan masa persalinan dan bayi baru lahir. B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah asuhan kebidanan II (persalinan dan bayi baru lahir) diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam memberikan dan menerapkan asuhan kebidanan masa persalinan.
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan II (persalinan dan bayi baru lahir) adalah mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal dan dapat memdeteksi dini komplikasi masa persalinan
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
1. Konsepdasarasuhanpersalinan Pengertianpersalinan, Sebab- sebabmulainyapersalinan, Tahapanpersalinan (kala I, II, III, IV), Tujuanasuhanpersalinan, Tanda-tandapersalinan 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhipersalinan Passage, Power, Passanger, Psikologis, Penolong
3.
PerubahanFisiologisdanPsikologisdalampersalinan Perubahan
fisiologis;
Perubahankardivaskuler,
Perubahan
uterus,
PerubahanServiks,
PerubahanTekanandarah,
PerubahanNadi,
PerubahanSuhu, Perubahanpernafasan, Perubahan metabolisme, PerubahanGinjal, Perubahan
Gastrointestinal,
PerubahanHematologidanPerubahanPsikologisdalampersalinan; (Perubahanpadakala I, Perubahan Kala II, Perubahan Kala III, Perubahan Kala IV) 4.
Kebutuhan dasar ibu bersalin sesuai dengan kala persalinan Asuhan tubuh dan fisik, Kehadiran seorang pendamping, Pengurangan rasa nyeri, Penerimaan
terhadap
perilaku
dan
tingkah
lakunya,
Informasi
dan
kepastiantentanghasilpersalinan yang aman 5.
Memahamipenyulitdankomplikasipersalinan Konsepdasarkelainanpresentasidanposisi,
Konsepdasardistosia,
Distosiakelainanalatkandungan, Distosiakelainanjanin, Distosiakelainanjalanlahir, Persalinandenganpenyulitkala III dan IV 6.
Memberikan asuhan pada ibu bersalin a.
Asuhankebidananpadaibubersalinkala
I;
Mengidentifikasimasalah,
Mengkajiriwayatkesehatan, Pemeriksaanfisik, Pemeriksaanjanin, Menilai data
membuatdiagnosa,
Menilaikemajuanpersalinan,
Membuatrencanaasuhan, Metode pengurangan rasa nyeri non farmakologi, Pemantauankemajuanpersalinan, kesejahteraanibudanjanindenganmenggunakanpartograf b.
Memberikan asuhan pada ibu bersalin kala II; Perubahanfisiologispadakala II persalinan, Melakukanamniotomidanepisiotomi.
Asuhansayangibudanposisimeneran,
c.
Memberikan asuhan pada ibu bersalin kala III; Fisiologikala III, Manajemenaktifkala III, Pemeriksaaanplasenta, selaputketubandantalipusat, Pemantauan
;
kontraksi,
robekanjalanlahirdanperineum;tanda
vital
:
hygience, Kebutuhanibupadakala III, Pendokumentasiankala III d.
Asuhan pada ibu bersalin kala IV; Fisiologikala IV, Evaluasi uterus : konsistensi,
atonia,
Pemeriksaan
cervix,
vagina
dan
perineum,
Pemantauandanevaluasilanjut, Perkiraandarah yang hilang 7.
Melakukanpenjahitanlukaepisiotomi/laserasi Anestasi lokal, prinsip, penjahitan perineum, Penjahitanepisiotomi/laserasi
8.
Adaptasibayisegerasetelahlahir Adaptasifisiologis ,Sistempernafasan,
BBL
terhadapkehidupandiluar
Sistempencenaan,
uterus:
Termoregulasi
SistemKardisovaskulerdanDarah,
MetabolismeGlukosa, SistemGinjal 9.
Adaptasibayisegerasetelahlahir Asuhanbayibarulahirdalam
2
jam
PenilaianAwalpadabayisegerasetelahlahir,
pertama Resusitasi,
:
Pemotongantalipusat, Bounding
attachment,
Pemberian ASI Awal E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar ini dan menbaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.
BAB I KONSEP DASAR ASUHAN PERSALINAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.
Mampumendiskripsikankonsepdasarasuhanpersalina
a.Mendiskripsikan pengertian
n
persalinan b.Mendiskripsikan sebabsebab mulainya persalinan c. Mendiskripsikan tahapan persalinan d. Mendiskripsikan tujuan asuhan persalinan e. Mendiskripsikan tandatanda persalinan
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinandengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar persalinan
URAIAN MATERI
A. PengertianPersalinan Persalinanadalah proses membukadanmenipisnyaserviks, darijaninturunkedalamjalanlahir. Kelahiranadalah proses dimanajanindanketubandidorongkeluarmelaluijalanlahir (Sarwono, 2001). Persalinan normal disebutjugapartusspontanadalah proses lahirnyabayipadaletakbelakangkepaladengantenagaibusendiri, tanpabantuanalat-
Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
1
alatsertatidakmelukaiibudanbayi yang umumnyaberlangsungkurangdari 24 jam (RustamMochtar, 1998). Persalinan normal adalah proses pengeluaranjanin yang terjadipadakehamilancukupbulan ( 37 – 42 minggu ) lahirspontandenganpresentasibelakangkepala yang berlangsungdalam 18 jam, tanpakomplikasibaikpadaibumaupunpadajanin (Prawirohardjo, 2001).
B. Sebab-SebabMulainyaPersalinan Penyebabterjadinyapersalinanbelumdiketahuibenar, adahanyalahmerupakanteori-teori
yang
hormonal,
sirkulasirahim,
strukturrahim,
komplekantara
yang lain
ditemukanfaktor
pengaruh
prostaglandin,
pengaruhtekananpadasyarafdannutrisi. a. Teoripenurunan hormonal 1
–
2
minggusebelumpartusmulaiterjadipenurunankadarhormon
estrogen
danprogesteronbekerjasebagaipenenangototototpolosrahimdanakanmenyebabkankekejanganpembuluhdarahsehinggatimbul his bilakadarprogesteronturun. b. Teoriplasentamenjadilebihtua Yang
akanmenyebabkanturunnyakadar
estrogen
danprogesteronsehinggamenyebabkankekejanganpembuluhdarah.
Hal
iniakanmenimbulkankontraksirahim. c. Teoridistensirahim Rahim
yang
menjadibesardanmeregangmenyebabkaniskemiaotot-
ototsehinggamengganggusirkulasi utero placenta. d. Teoriiritasimekanik Dibelakangserviksterletak ganglion servikale (Frankenhauser).Bila ganglion inidigeserdanditekan, misalnyaolehkepalajaninakantimbulkontraksi uterus. e. Induksipartus (Induction of labour) Partusdapat
pula
ditimbulkandenganjalan
:rangsanglaminaria,
amniotomi,
danoksitosin drips. (RustamMochtar, 1998).
C. TahapanPersalinan(KALA I, II, III,IV) 1. Kala I Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
2
Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (Bloody Show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir canalis servicalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal darah dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar canalis servicalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, pertama Fase Laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm dan, kedua, Fase Aktif: dibagi dalam 3 fase, yaitu: 1) Fase Akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm; 2) Fase Dilatasi Maximal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm; dan 3) Fase Deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida terjadi demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme pembukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri interna akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap/telah lengkap. Bila ketuban telah lengkap sebelum mencapai pembukaan 5cm, disebut KPD. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 11 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. 2. Kala II Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masukdi ruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepala rectum dan hendak buang besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
3
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub oksiput dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan anggota bayi. Para primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini : a) Uterus menjadi bundar b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim c) Tali pusat bertambah panjang d) Terjadi semburan darah e) Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uteri. 4. Kala IV Masa 1 jam setelah plasenta lahir. Walaupun sebenarnya masa ini merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi praktis masa ini sebaiknya dimasukkan dalam persalinan karena pada masa ini sering timbul perdarahan oleh karena itu penderita harus tetap dikamar bersalin tidak boleh dipindahkan ke ruangan, supaya dapat diawasi dengan baik. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada masa ini.
D. TujuanAsuhanPersalinan Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Banyak penyulit atau komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi dapat dihindarkan jika persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu dihadiri oleh petugas yang terlatih serta kompeten dengan secara cepat Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
4
mendiagnosa dan menangani penyulit.Pendekatan komprehensif merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan persalinan dan bayi baru lahir. 1.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan, meliputi: membuat keputusan klinik, pengumpulan data, diagnosis kerja, penatalaksanaan klinik, dan evaluasi hasil implementasi tatalaksana
2.
Asuhan sayang ibu dan bayi, yakni: bahwa persalinan merupakan peristiwa alami, sebagian besar persalinan umumnya akan berlangsung normal, pertolongan memfasilitasi proses persalinan, dan tidak asing, bersahabat, rasa saling percaya, tahu dan siap membantu kebutuhan klien, memberi dukungan moril, dan kerjasama semua pihak (penolong-klien-keluarga).
3.
Pencegahan infeksi, yang meliputi: kewaspadaan standar, mencegah terjadinya dan transmisi penyakit, proses pencegahan infeksi instrumen dan aplikasinya dalam pelayanan, barier protektif, dan budaya bersih dan lingkungan yang aman.
4.
Rekam medik (Dokumentasi), yaitu: a) Anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan uji atau penapisan tambahan lainnya b) Partograf sebagai instrumen membuat keputusan dan dokumentasi klien c) Kesesuaian kondisi klien dan prosedur klinik terpilih d) Upaya dan tatalaksana rujukan yang diperlukan
5.
Sistem rujukan efektif, yang meliputi: a) Alasan keperluan rujukan b) Jenis rujukan (darurat atau optimal) c) Tatalaksana rujukan d) Upaya yang dilakukan selama merujuk e) Jaringan pelayanan dan pendidikan f) Menggunakan sistem umum dan sistem internal rujukan kesehatan Sebagai bidan, klien akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan
pengambilan keputusan yang kita lakukan untuk : 1.
Mendukung ibu dan keluarganya secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.
2.
Membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran.
3.
Merujuk ibu untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.
Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
5
4.
Memberikan asuhan yang akurat kepada ibu, dengan intervensi minimal, sesuai dengan tahap persalinannya.
5.
Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman.
6.
Selalu memberitahukan pada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan.
7.
Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.
8.
Membantu ibu dengan pemberian asi dini.
E. Tanda-TandaPersalinan 1. Tanda Persalinan Sudah Dekat a. Adanya LighteningMenjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul. Gambaran Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan antara ketiga P, yaitu power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal), passanger (janinnya dan plasenta). b. Terjadinya his permulaan (his palsu) Sifat his permulaan (his palsu): 1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah 2) Datangnya tidak teratur 3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda 4) Durasinya pendek 5) Tidak bertambah bila beraktifit 2. Tanda Persalinan a. Penipisan
dan
pembukaan
serviks
(Effacement
dan
Dilatasi
serviks)Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan aterm pertama, effacement biasanya terjadi lebih dahulu dari pada dilatasi.. Pada kehamilan berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung bersamaan. Tingkat Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
6
effacement dinyatakan dalam persentase dari 0% sampai 100%. Dilatasi serviks adalah pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan. Apabila dilatasi serviks lengkap, serviks tidak lagi dapat di raba. Dilatasi serviks lengkap menandai akhir tahap pertama persalinan b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Kekuatan primer membuat serviks menipis, berdilatasi dan janin turun. Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakin bersifat mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina c. Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina.Sumbatan mukus, yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan menutup kanal servikal pada awal kehamilan. Blood show adalah pengeluaran dari mukus plug tersebut. Blood show merupakan tanda dari persalinan yang sudah dekat, yang biasanya terjadi dalam jangka waktu 24-48 jam terakhir, asalkan belum dilakukan pemeriksaan vaginal dalam 48 jam sebelumnya karena pemecahan mukus darah selama waktu tersebut mungkin hanya efek trauma minor atau pecahnya mukus plug selama pemeriksaan. Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes, perdarahan yang lebih banyak menunjukan penyebab yang abnormal.
RANGKUMAN
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
7
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Rustam Mochtar, 1998). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2001). Sebab-SebabMulainyaPersalinan: Teori penurunan hormonal, Teori plasenta menjadi lebih tua, Teori distensi rahim, Teori iritasi mekaniK, Induksi partus (Induction of labour) Tahapan Persalinan; Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV, Kala IV Tanda-TandaPersalinan; Penipisan dan pembukaan serviks (Effacement dan Dilatasi serviks), Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina.
TES FORMATIF 1. Persalinanadalah
proses
darijaninturunkedalamjalanlahir.
membukadanmenipisnyaserviks, Kelahiranadalah
proses
dimanajanindanketubandidorongkeluarmelaluijalanlahiradalahpengertianpersalinanme nurut… A. KBBI, 2010 B. Sarwono, 2011 C. Mochtar, 1998 D. Febri, 2011 2. Memberikanasuhan yang memadaiselamakehamilandalamupayamencapaipertolongan yang bersihdanamandenganmemberikanaspeksayangibudanbayimerupakan. . . A. Sebabmulainyapersalinan B. Tahapanpersalinan C. Tujuanasuhanpersalinan D. Tanda-tandapersalinan Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
8
E. Pengertianpersalinan
3. Perasaansakitdiperutdandipinggangkarenakontraksiringanototrahimdantertekannyafle ksusfrankenhauser yang terletakpadasekitarserviksPeriode early postpartummerpakan ... A. Periode mediate B. Periode late postpartum C. Periode immediate postpartum D. Tandatandapersalinan E. Pengertianpersalinan
Kunci Jawaban; 1. B 2. C 3. D
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
9
DAFTAR PUSTAKA
IDAI dan POGI. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : JNPK. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta : YBP-SP. Mochtar, Rustam.1998. SinopisObstetri. Jakarta. EGC. Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. IlmuKebidanan. Jakarta. BinaPustaka. Sastrawinata, Sulaiman. UniversitasPadjajaran.
Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
1993.
ObstetriFisiologi.
Bandung.
10
Bahan Ajar Asuhan KebidananPersalinan
11
BAB II FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
KOMPETENSI DASAR
1.
Mampu faktor-
INDIKATOR
menjelaskan faktor
a. Mendiskripsikanpassage
yang
(Ukuranpanggul,
mempengaruhi persalinan
Otot-
ototdasarpanggul) b. Mendiskripsikan Power ( His, tenagan , mengejan) c. MendiskripsikanPassanger d. Mendiskripsikanpsikologis e. Mendiskripsikanpenolong
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan faktor-faktor yang mempengaruhipersalinan
URAIAN MATERI A. Faktor-faktor yang mempengaruhipersalinan Proses
persalinanmerupakan
melibatkantigafaktorutamayaitu mendorongdanakhirnyajanin Dari
yang
proses
:jalanlahir,
mekanis kekuatan
yang yang
didorongdalamsatumekanistertentudanterpadu.
ketigakomponentersebuthanyakekuatan
(his
danmengejan)
yang
dapatdimanipulasidariluartanpamembahayakanjanindalam proses persalinan. Lima faktor yang mempengaruhi proses persalinan (5P), yaitu : 1.
PASSAGE
: ukuranpangguldanotot - ototjalanlahir
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
8
2.
POWER
: his dantenagamengejan
3.
PASSANGER
: janin danplasenta
4.
PSIKOLOGIS IBU
5.
PENOLONG
1. PASSAGE (JALAN LAHIR) Adalahjalanlahir
yang
harusdilewatiolehjaninterdiridarironggapanggul,
dasarpanggul,
serviksdan
vagina.Agar
janindanplasentadapatmelaluijalanlahirtanpaadarintangan, makajalanlahirtersebutharus normal Rongga-ronggapanggul
yang
normal
adalahpintuataspanggul
hampirberbentukbundar,
sacrum
promontoriumtidakmenonjolkedepan,
keduaspinaischiadicatidakmenonjolkedalam,
sudutarcus
pubis
cukupluas
lebardanmelengkung,
(90-100),
ukuranconjugatavera
(ukuranmukabelakangpintuataspanggulyaitudaribawahsimpisiskepromontorium) ialah 10-11cm, ukuran diameter transversa (ukuranmelintangpintuataspanggul) 12-14cm, diameter
oblique
(ukuranserongpintuataspanggul)
12-14
cm,
pintubawahpanggulukuranmukamelintang 10-10,5 cm. Jalanlahirdianggaptidak
normal
dankemungkinandapatmenyebabkanhambatanpersalinanapabila :panggulsempitseluruhnya,
panggulsempitsebagian,
panggul
miring,
panggulseperticorong, ada tumor dalampanggul. Dasarpanggulterdiridariotot-ototdanmacam-macamjaringan, untukdapatdilaluibayidenganmudahjaringandanototototharuslemasdanmudahmeregang, apabilaterdapatkekakuanpadajaringan, makaototototiniakanmudahruptur. Kelainanpadajalanlahirlunakdiantaranyadisebabkanolehserviks
yang
kaku
(padaprimitua primer atausekunderdanserviks yang cacatatauskiatrik), serviksgantung (OUE terbukalebar, namun OUI tidakterbuka), servikskonglumer (OUI terbuka, namun OUE tidakterbuka), edema serviks (terutamakarenakesempitanpanggul, sehinggaserviksterjepitdiantarakepaladanjalanlahirdantimbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina. 2. POWER (KEKUATAN) Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
9
Poweradalahkekuatanatautenagauntukmelahirkan
yang
terdiridari
his
ataukontraksi uterus dantenagamenerandariibu. Powermerupakantenaga primer ataukekuatanutama yang dihasilkanolehadanyakontraksidanretraksiotot-ototRahim. His adalahkontraksiotot-ototrahimpadapersalinan. Kontraksiadalahgerakanmemendekdanmenebalnyaotot-ototrahim
yang
terjadidiluarkesadaran (involuter) dandibawahpengendaliansyarafsimpatik. Retraksiadalahpemendekanotot-ototrahim
yang
bersifatmenetapsetelahadanyakontraksi. His yang normal adalahtimbulnyamula-mulaperlahantetapiteratur, makin lama bertambahkuatsampaikepadapuncaknya
yang
paling
angsurmenurunmenjadilemah.His
kuatkemudianberangsur-
tersebutmakin
lama
makincepatdanteraturjaraknyasesuaidengan proses persalinansampaianakdilahirkan. His yang normal mempunyaisifat : kontarksiototrahimmulaidarisalahsatutandukrahim, kontraksibersifatsimetris,
fundal
dominanyaitumenjalarkeseluruhototrahim,
kekuatannyasepertimemerasisirahim,
ototrahim
yang
berkontraksitidakkembalikepanjangsemulasehinggaterjadiretraksidanpembentukanseg menbawahrahim, bersifatinvolunteryaitutidakdapatdiaturoleh parturient. Tenagameneranmerupakankekuatan berperandalampersalinan,
lain
atautenagasekunder
yang
tenagainidigunakanpadasaatkala
2
danuntukmembantumendorongbayikeluar, tenagainiberasaldariototperutdandiafragma.
Meneranmemberikankekuatan
yang
sangatmembantudalammengatasiresistensiotot-ototdasarpanggul. Persalinanakanberjalan normal, jika his dantenagameneranibubaik. Kelainan his
dantenagamenerandapatdisebabkankarena
hypotonic/atonia
uteri
dan
hypertonic/tetania uteri.Kelainankekuatan his danmeneran, dapatdisebabkanoleh : a. KelainankontraksiRahim 1) Inersia uteri primer dansekunder 2) Tetania
uteri
dapatmengakibatkanpartuspresipitatus,
asfiksiaintrauterinsampaikematianjanindalamRahim 3) Inkoordinasikontraksiototrahim
yang
disebabkankarenausiaterlalutua,
pimpinanpersalinansalah, induksiperrsalinan, rasa takutdancemas Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
10
b. Kelainantenagameneran; Kelelahan, Salah dalampimpinanmeneranpadakala 2 3. PASSANGER Passangerterdiridarijanindanplasenta Janinmerupakanpassangerutama,
danbagianjanin
yang
paling
pentingadalahkepala, karenakepalajaninmempunyaiukuran yang paling besar, 90% bayidilahirkandenganletakkepala.
Kelainan-kelainan
yang
seringmenghambatdaripihakpassangeradalahkelainanukurandanbentukkepalaanaksepe rti hydrocephalus ataupunanencephalus, kelainanletaksepertiletakmukaatau pun letakdahi, kelainankedudukananaksepertikedudukanlintangatau pun letaksungsang. 4. PSYCHE (PSIKOLOGIS) Faktorpsikologisketakutandankecemasanseringmenjadipenyebablamanyapersa linan, his menjadikurangbaik, pembukaanmenjadikuranglancar Menurut Pritchard, dkkperasaantakutdancemasmerupakanfaktorutama yang menyebabkan
rasa
sakitdalampersalinandanberpengaruhterhadapkontraksirahimdandilatasiservikssehing gapersalinanmenjadi lama. 5. PENOLONG Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong persalinan antara lain doter, bidan serta mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai.
RANGKUMAN Proses persalinanmerupakan proses mekanis yang melibatkan5faktoryaituPASSAGE: ukuranpangguldanotot
-
ototjalanlahir,
POWER:
his
dantenagamengejan,
PASSANGER: janin danplasenta, PSIKOLOGIS, PENOLONG Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
11
Bagiandari
his
antarlain;
Inertia
uteri,
Tetania
uteri,
His
yang
tidakterkoordinasi, Kelelahanibu yang sedangmengejan, Salah pimpinankala II.
TES FORMATIF 1.
His adalah..... a. Kontraksiotot-ototrahimpadapersalinan b. Gerakanmemendekdanmenebalnyaotot-ototrahim
yang
terjadidiluarkesadaran (involuter) dandibawahpengendaliansyarafsimpatik c. Pemendekanotot-ototrahim yang bersifatmenetapsetelahadanyakontraksi d. Timbulmula-mulaperlahantetapiteratur, bertambahkuatsampaikepadapuncaknya
makin
lama
yang
paling
kuatkemudianberangsur-angsurmenurunmenjadilemah 2.
Bagian keras tulang-tulang panggul terdiri dari... a. Os. Coxae b. Os. Sacrum c. Os. Coccygis d. Semua jawaban benar
3.
Jalanlahirdianggaptidak
normal
dankemungkinandapatmenyebabkanhambatanpersalinanapabila...... a. Jaringan danotot-ototharuslemasdanmudahmeregang, b. Pintuataspanggull hampirberbentukbundar, sacrum lebardanmelengkung, promontoriumtidakmenonjolkedepan, keduaspinaischiadicatidakmenonjolkedalam. c. Panggulsempitseluruhnya,
panggulsempitsebagian,
panggul
miring,
panggulseperticorong, ada tumor dalampanggul d. Serviks tidak kaku 4.
Kelainan kekuatan his dan meneran salah satunya dapat disebabkan oleh kelainan tenaga meneran. Yng manakah yang termasuk dalam kelainan tenaga meneran..... a. Tetania uteri b. Kelelahan
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
12
c. Inersia uteri d. Inkoordinasi kontraksi otot rahim 5.
Seorang ibu datang ke Rumah Sakit karena akan segera melahirkan bayinya yang ke dua. Ibu tampak merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya kali ini karena ia takut bayi yang dilahirkannya meninggal didalam rahim seperti persalinan yang sebelumnya. Faktor yang dapat mempengaruhi persalinannya adalah.... a. Power b. Passanger c. Psikologis d. Penolong
Kunci Jawaban : 1. A 2. D 3. C 4. B 5. C TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan, &KeluargaBerencanauntukPendidikanBidan. Jakarta. EGC. Mochtar, Rustam.1998. SinopisObstetri. Jakarta. EGC. Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. IlmuKebidanan. Jakarta. BinaPustaka. Sastrawinata, Sulaiman. 1993. ObstetriFisiologi. Bandung. UniversitasPadjajaran. Verralls, Sylvia. 1997. AnatomidanFisiologiTerapandalamKebidanan. Jakarta, EGC.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
13
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
14
BAB III PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM PERSALINAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
N O 1
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Mampu menjelaskan a. perubahanfisiologisdanpsikologisdala mpersalinan
b.
MendiskripsikanPerubahan uterus,PerubahanServiks, Perubahankardivaskuler, PerubahanTekanandarah, PerubahanNadi, PerubahanSuhu, Perubahanpernafasan, Perubahan metabolism, PerubahanGinjal, Perubahan Gastrointestinal, PerubahanHematologi MendiskripsikanPerubahanPsikologisda lampersalinan, (Perubahanpadakala I, Perubahan Kala II, Perubahan Kala III, Perubahan Kala IV)
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinanini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan persalinandengan pendekatan manajemen kebidananyang didasari konsep – konsep, sikapdanketrampilansertahasil evidence based denganpokokbahasanperubahanfisiologis dan psikologispersalinan
URAIAN MATERI A. PerubahanFisiologisDalamPersalinan 1. Perubahan Uterus Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Yaitu segmen atas dan segmen bawah. Dalam persalinan perbedaan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
14
antara segmen atas dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebagai akibat menipisnya segmen bawah uterus dan bersamaan dengan menebalnya segmen atas, batas antara keduanya ditandai oleh suatu lingkaran pada permukaan dalam uterus , yang disebut sebagai cincin retraksi fisiologik. Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi ,menjadi tebal dan mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas, sedangkan segmen bawah uterus dan cervix mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin. (Ilmu Kebidanan,2009). Pengaruh perubahan bentuk ini ialah: Pengurangan diameter horizontal menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis janin, dengan menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri, sementara kutub bawah di dorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke panggul dikenal sebagai tekanan sumbu janin. Dengan memanjannya uterus, serabut longitudinal ditarik-tarik tegang dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik ke atas pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan factor yang penting untuk dilatasi serviks pada otot-otot segmen bawah dan serviks. 2. PerubahanServiks. Tenaga yang efektif pada kala 1 persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban terhadap servik dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah , bagian terbawah janin di paksa langsung mendesak servik dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi 2 perubahan mendasar : pendataran dan dilatasi – pada serviks yang sudah melunak. Pada nulipara penurunan bagian bawah janin terjadi secara khas agak lambat namun pada multipara, khususnya yang paritasnya tinggi, penurunan bisa berlangsung sangat cepat. Pendataran dari serviks ialah pemendekan dari canalis cervikalis, yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Serabut-serabut setinggi os.serviks internum ditarik Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 15
keatas, atau dipendekkan, menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os.eksternum untuk sementara tidak berubah., pinggiran os.internum di tarik ke atas beberapa sentimeter sampai menjadi bagian (baik secara anatomi maupun fungsional ) dari segmen bawah uterus. Pemendekan dapat dibandingkan dengan suatu proses pembentukan terowongan yang mengubah suatu panjang sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul dan mengembang dengan lubang keluar melingkar kecil. Sebagai hasil aktivitas miometrium yang meningkat sepanjang persiapa uterus untuk persalinan, pendataran sempurna pada serviks yang lunak kadang kala telah selesai sebelum persalinan aktif dimulai. Pendataran menyebabkan ekspulsi sumber mucus ketika saluran servik memendek. 3. PerubahanKardiovaskuler. Penurunan yang menyolok selama acme konstraksi uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut jantung diantara konstraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode persalinan atau belum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit naik merupakan hal yang normal,meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi infeksi. Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan. 4. PerubahanTekananDarah. Perubahan tekanan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 510 mmHg. Pada waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari terlentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah. Makna: untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan mengeceknya dengan baik pada interval antar kontraksi, lebih disukai dalam posisi ibu berbaring miring. Apabila seorang wanita merasa sangat takut atau khawatir,
pertimbangkan
bahwa
kemungkinan
rasa
takutnya
(bukan
preeklamsinya) menyebabkan peningkatan tekanan darah. Cek parameter lain untuk menyingkirkan preeklamsi. Berikan perawatan dan obat-obatan penunjang Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 16
yang dapat merelaksasi wanita sebelum menegakkan diagnosis akhir, jika pre eklamsi tidak juga terbukti. Peran bidan: Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran, anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri , duduk , jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau untuk berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut Alasan : jika ibu berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan keban, plasenta, dan lain-lain) akan menekan vena cava inferior hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Ondisi seperti ini ,akan menyebabkan hipoksia/ kekurangan oksigen pada janin. Posisi terlentang juga
akan
menghambat
kemajuan
persalinan
(enkin,
et
all,
2000).(pusdiknakes,2004) Diantara konstraksi-konstraksi uterus,tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi konstraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya, sehingga diperlukan pengukuran diantara konstraksi. Jika seorang ibu dalam keadan yang sangat takut/khawatir,rasa takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan darah. Dalam
hal
ini
perlu
dilakukan
pemeriksaan
lainnya
untuk
mengesampingkan preeklamsia. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks/santai. Posisi tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan sikulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu,ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia 5. PerubahanNadi. Frekuensi denyut jantung nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan. Makna: sedikit peningkatan frekuensi nadi dianggap normal. Cek parameter lain untuk proses infeksi. 6. PerubahanSuhu. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
17
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 - 1 C. Suhu badan yang naik sedikit merupakan hal yang wajar, namun keadaan ini berlangsung lama, keadaan suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi. Parameter lainnya harus dilakukan antara lain selaput ketuban pecah atau belum, karena hal ini merupakan tanda infeksi. 7. PerubahanPernafasan. Terjadi
sedikit
peningkatan
laju
pernafasan
dianggap
normal.Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkologis. Sistem pernafasan juga beradaptasi. Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (karbondioksida menurun), Pada tahap kedua persalinan. Jika ibu tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengkonsumsi oksigen hampir dua kali lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernafasan yang tidak benar. 8. PerubahanMetabolisme. Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi ,penafasan, curah jantung dan cairan yang hilang. Makna: Peningkatan curah jantung dan cairan yang hilang mempengaruhi fungsi ginjal dan perlu mendapatkan perhatian serta ditindak lanjuti guna mencegah terjadinya dehidrasi. Peran bidan: Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air) selama persalinan dan kelahiran bayi sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten peralinan, tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya menginginkan cairan saja. Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selama persalinan.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
18
Alasan : makanan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih bayak energi dan mencegah dehidrasi, dehidrasi bisa memperlambat kontraksi atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif. 9. PerubahanGinjal. Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan. Sedikit proteinuria (rek,1+) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin. Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang abnormal. (varney,2008) Makna: kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam) untuk mengetahui adanya distensi juga harus dikosongkan untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan (2) trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pasca partum awal. Lebih sering terjadi pada wanita primipara, atu yang mengalami anemia , atau yang persalinannya lama. Mengidentifikasikan preeklasmia. Peran bidan: Anjurkan ibu untuk mengosongkan kantung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih, paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kantung kemih dirasakan penuh. Periksa mphisis pubis untuk mengetahui apakah kantung kemih penuh) anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan kekamar mandi berikan wadah penampung urin. 10. Perubahan Gastrointestinal. Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan dilambung tetap seperti biasa. Makanan yang di ingesti selama periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten, persalinan cenderung akan tetap berada didalam lambung selama Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 19
persalinan. Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi, yang menandai akhir fase pertama persalinan. Makna: lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan penderitaan umum selama masa transisi. Oleh karena itu, wanita harus dianjurkan untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum ketika keinginan timbul guna mempertahankan energy dan hidrasi. Pemberian obat-obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan pada saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu atau kombinasi factor-faktor berikut : kontraksi uterus, nyeri, rasa takut dan khawatir, obat , atau komplikasi. 11. PerubahanHematologi. Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2gr/100ml selama persalinan dan kembali kekadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan. Hitung sel darah putih selama progresif meningkat selama kala 1 persalinan sebesar kurang lebih 5000 hingga jumlah rata-rata 15000 pada saat pembukaan lengkap ,tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Gula darah menurun selama persalinan, menurun drastic pada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar akibat peningkatan aktifitas otot dan rangka. Makna: jangan terburu-buru yakni bahwa seorang wanita tidak anemia jika tes darah menunjukkan kadar darah berada diatas normal, yang membuat anda terkecoh sehingga mengakibatkan resiko yang meningkat pada wanita anemi selama periode intrapartum. Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pasca partum pada wanita normal , peningkatan hitung sel darah putih tidak selalu mengidentifikasi infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh diatas nilai ini, cek parameter lain untuk mengetahui ada nya infeksi . penggunaan uji laboratorium untuk menapis seorang wanita terhadap kemungkinan diabetes selama periode intrapartum akan menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.
B. PerubahanPsikologi 1. Kala I Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
20
Kecemasan menghadapi persalinan intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus kurang pengetahuan tentang proses persalinan intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consentkemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung. Perubahanpsikologispadakala I dipengaruhioleh: a. Pengalamansebelumnya b. Kesiapanemosi c. Persiapanmenghadapipersalinan (fisik, mental, materi dan sebagainya) d. Support system e. Lingkungan f. Mekanismekoping g. Kultur h. Sikapterhadapkehamilan Masalahpsikologis yang mungkinterjadi : a. Kecemasanmenghadapipersalinan, intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan, pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus. b. Kurangpengetahuantentang proses persalinan. intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent. c. Kemampuanmengontroldirimenurun (pada kala I fase aktif) intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung d. Timbulnya rasa jengkeltidaknyaman, badanselalukegerahan, tidaksabaran. e. Sikapbermusuhanterhadapbayi. f. Munculnyaketakutanmenghadapinyeri persalinan resiko saat melahirkan g. Adanyaharapan-hrapanterhadapjeniskelaminbayi yang akandilahirkan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
21
h. Kegelisahandanketakutanmenjelangkelahiranbayi;
Takutmati,
Trauma
kelahiran, Perasaanbersalah i. Ketakutan (takutcacat, bayi berasib buruk, beban hidup semakin berat dengan hadirnya bayi, takut kehilangan bayi).
Biasanya selama fase laten persalinan wanita mengalami emosi yang bercampur aduk, wanita merasa gembira, bahagia dan bebas karena kehamilan dan penantian yang panjang akan segera berakhir, tetapi ia mempersiapkan diri sekaligus memiliki kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi. Secara umum, dia tidak terlalu merasa tidak nyaman dan mampu menghadapi situasi tersebut dengan baik. Namun untuk wanita yang tidak pernah mempersiapkan diri terhadap apa yang akan terjadi, fase laten persalinan akan menjadi waktu ketika ia banyak berteriak dalam ketakutan bahkan pada kontraksi yang paling ringan sekalipun dan tampak tidak mampu mengatasinya sampai, seiring frekuensi dan intensitas kontraksi meningkat, semakin jelas baginya bahwa ia akan segera bersalin.bagi wanita yang telah banyak menderita menjelang akhir kehamilan dan pada persalinan palsu, respons emosionalnya terhadap fase laten persalinan kadangkadang dramtis, perasaan lega , relaksasi dan peningkatan kemampuan koping tanpa memerhatikan lokasi persalinan. Walaupun merasa letih, wanita itu tahu bahwa pada akhirnya ia benar-benar bersalin dan apa yang ia alami saat ini produktif. Seiring persalinan melalui fase aktif, ketakutan wanita meningkat. Pada saat kontraksi semakin kuat lebih lama, dan terjadi lebih sering , semakin jelas baginya bahwa semua itu berada di luar kendalinya. Dengan kenyataan ini , ia menjadi lebih serius wanita ingin seseorang mendampinginya karena ia takut ditinggal sendiri dan tidak mampu mengatasi kontraksi yang diatasi. Ia mengalami sejumlah kemampuan dan ketakutan yang tak dapat dijelaskan. Ia dapat mengatakan kepada anda bahwa ia merasa takut, tetapi tidak menjelaskan dengan pasti apa yang ditakutinya. Pada fase transisi biasanya ibu merasakan perasaan gelisah yang mencolok, rasa tidak nyaman menyeluruh, bingung, frustasi, emosi meledak-ledak akibat keparahan kontraksi, kesadaran terhadap martabat diri menurun drastis, mudah marah, menolak hal-hal yang ditawarkan kepadanya, rasa takut sukup besar. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
22
Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita di lingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologisnya pada saat kondisinya sangat rrentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyerinya tibul secara continue. Dukungan dan anjuran suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus (Enkin, et al, 2000). Keluarga dapat pula memberikan support kepada ibu dengan cara mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu, membantu ibu bernafas pada saat kontraksi , memijat punggung kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya, menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang dibahasi air hangat atau dingin, dan menciptakan suasana keluargaan dan rasa aman. (pusdiknakes, 2004) 2. Kala II a. Bahagia Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikan anak untuk suami dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat anaknya. b. CemasdanTakut 1) Cemasdantakutkalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena persalinan di anggap sebagaisuatukeadaanantarahidupdanmati. 2) Cemasdantakutkarenapengalaman yanglalu. 3) Takuttidakdapatmemenuhikebutuhananaknya. Cara Mengatasi: a. Dari dirisendiri (ibu) Mempersiapkan semuanya dengan baik (sejak awal kehamilan memang sudah di rencanakan baik fisik maupun mental) b. Dari orang lain 1) Mengurangiketegangan (mengajakbicara atau bercanda) 2) Meyakinkanbahwahalinimerupaknsuatuhal yang normal Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
23
3) Memberibantuanmoril
(dengan
mempersilahkan
suami
untuk
mendampingi ibu) 4) Selalumembimbingibu di saatkesakitan 5) Memberikansemangatkepadaibu dan meyakinkan bahwa semua akan baik – baiksajadanakancepatberlalu 6) Menambahkekuatanibu (dengan mempersilahkan ibu untuk minum disela – sela istirahatnya setelah mengedan) 3. Kala III Perubahanpsikologipada Kala III persalinan, nyeri mulai berkurang dan saat pelepasan plasenta ibu merasa gelisah, lelah, dan ingin segera melihat bayinya. a. Ibuinginmelihat, menyentuhdanmemelukbayinya. b. Merasagembira, legadanbanggaakandirinya, jugamerasasangatlelah. c. Memusatkandiridankerapbertanyaapakahvaginanyaperludijahit. d. Menaruhperhatianterhadapplasenta Aktivitas-istirahat : a. Perasaanbisaberkisardarikelelahansampaikesenangan. b. Masihmelaporkannyeridan ketidaknyamanan Intervensi : Mengurangi nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan respon fisiologis sesudah melahirkan;bantu dengan tehnik relaksasi, kompres es pada perineum, beri penghangat 4. Kala IV a. Reaksiemosionaldapatbervariasiatauberubah-ubah:Kurangminat,
Menjauh,
Tidakadakedekatan, Kecewa. b. Dapatmengekspresikanmasalahatau
minta
maafuntukperilakuinpartuataukehilangankontrol. c. Dapatmengekspresikankecemasanataskondisibayiatauperawatansegerapada neonatal. d. Inisiasidinidanmotivasiuntuk ASI eksklusif.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
24
RANGKUMAN Perubahan fisiologis dalam persalinan meliputiPerubahan uterus, Perubahan Serviks, Perubahan kardivaskuler, Perubahan Tekanan darah, Perubahan Nadi, Perubahan Suhu, Perubahan pernafasan, Perubahan metabolisme, Perubahan Ginjal, Perubahan Gastrointestinal, Perubahan Hematologi. Perubahan Psikologis dalam persalinan; (Perubahanpadakala I, Perubahan Kala II, Perubahan Kala III, Perubahan Kala IV). Untuk mengurangi rasa sakit terhadap ibu di kala I, II,III dan IV yaitu dengan cara psikologis dengan mengurangi perhatian ibu yang penuh terhadap rasa sakit.
TES FORMATIF 1.
Peningkatancurahjantungdancairan yang hilangmempengaruhifungsiginjaldanperlumendapatkanperhatiansertaditindaklanjutigu namencegahterjadinyadehidrasi.Merupakanakibatdari . . . A. Perubahanmetabolisme B. Perubahanservix C. Perubahantekanandarah D. Perubahannadi E. Perubahansuhu
2.
Perubahan secara fisik pada kala I persalinan disebut juga… A. Perubahanfisiologis B. perubahanpsikologis C. Semuajawabansalah D. Semuajawabanbenar
3.
Yang dapat dilakukan bidan untuk mengatasi perubahan psikologis padaibubersalinadalah…. A. Memberikaninformasitentangkeadaanibudanjaninnya B. Memberikan support C. Menghadirkanpendampingpersalinanyaitusuamidanataukeluarga
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
25
D. Semuajawabanbenar 4.
Masalah psikologis yang mungkin terjadi pada kala I yaitu (C4) A. Ibumengatakanmerasanyaman. B. Ibumengatakanmampumengontroldiri. C. Ibumengatakancemasmenghadapipersalinan. D. semuajawabansalah.
5.
Bidan menganjurkan pada ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan. Haltersebutmerupakankebutuhan…. A. Kebutuhanfisikdanpsikologis B. Kebutuhan primer C. Kebutuhanmendesak D. Kebutuhansekunder
KunciJawaban: 1. A 2. A 3. D 4. C 5. A
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
26
DAFTAR PUSTAKA Kanuaba, Ida Bagus Gde.1998. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan, &KeluargaBerencanauntukPendidikanBidan. Jakarta. EGC. Mochtar, Rustam.1998. SinopisObstetri. Jakarta. EGC. Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. IlmuKebidanan. Jakarta. BinaPustaka. Sastrawinata, Sulaiman. 1993. ObstetriFisiologi. Bandung. UniversitasPadjajaran. Verralls, Sylvia. 1997. AnatomidanFisiologiTerapandalamKebidanan. Jakarta, EGC.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
27
BAB IV KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN SESUAI DENGAN KALA PERSALINAN
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MampumenjelaskanKebutuhan
a. Mendeskripsikan Asuhan tubuh dan fisik,
dasar ibu bersalin sesuai dengan
b. Mendeskripsikan
kala persalinan
Kehadiran
seorang
pendamping, c. Mendeskripsikan Pengurangan rasa nyeri, d. Mendeskripsikan
Penerimaan
terhadap
perilaku dan tingkah lakunya, e. MendeskripsikanInformasi kepastiantentanghasilpersalinan
dan yang
aman
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada persalinandengan pendekatan manajemen kebidananyang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan kebutuhan dasar ibu bersalin sesuai dengan kala persalinan.
URAIAN MATERI A. Asuhan Tubuh Dan Fisik Asuhaniniberorientasipadatubuhibuselamadalam
proses
persalinansehinggaakanmenghindarkanibudariinfeksi. 1. Menjagakebersihandiri Menganjurkanibumembasuhsekitarkemaluannyasetelah
BAK/BAB
danmenjaganya agar tetapbersihdankering. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
24
2. Berendam Beberapawanitamemilihmenggunakankolamuntukberendampadakala beberapawanitamemilihmelahirkan
di
dalam
air
dan
I, yang
lainnyatelahmemberikankomentartentangbetaparileksnyamerekaselama di dlm air. Perlu
BAK
ygcukupdalam
ibuhidroterapidanbuoyancy
agar
(mengapung
air di
dapatmenutup permukaan
abdomen
air)
yang
menyejukkandanmembantuwanitaberkopingterhadapkontraksinya. Air
membanturelaksasilaluservikscepatberdilatasi.Tetapisetelahbeberapa
jam frekuensi&intensitas his mulaiberkurangdanwanitaharuskeluardaribak. Ibuinpartunapasnyaberbau, tengorokankeringtentujikatanpacairan
bibirkeringdanpecah, oral
&perawatanmulut,
timbul
rasa
tidaknyamandantidakmenyenangkanbagi orang disekitarnya. 3. Perawatanmulut a. Gosokgigi (membawasikat& pasta gigi) b. Mencucimulut; (pemberianprodukpencucimulutuntukmenyegarkannapas). c. Pemberiangliserinuntukmenghindaribibirkering (diusap). d. Pemberianpermen (lolipopuntukmencegahaspirasi) e. Air
putihatau
air
gula
yang
diminum/diteteskanuntukrehidrasiataumelembapkanmulutsertatenggorokan. 4. Kegunaanhanduk Handuklembap.Basahihandukdengan air dingin, perashinggamenghasilkan air dalamjumlahcukupsehinggawanitamengunyah/m’hisaphanduk.
B. Kehadiran seorang pendamping Penelitian menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah besar, selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional, dan dapat membesarkan hati ibu. Hodneet (2002) dalam Chapman mengungkapkan bahwa ada beberapa keuntungan dalam dukungan yang berkesinambungan bagi ibu hamil,antara lain: Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
25
1. Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit epidural, 2. Berkurangnya kelahiran instrumental, 3. Pembedahan caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang, 4. Skore apgar < 7 lebih sedikit, 5. Berkurangnya trauma perinatal. Lebih dari itu menurut Hodneet pengalaman ibu yang melahirkan dengan dukungan yang berkesinambungan akan mewujdkan : a) Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan, b) Pengalaman keseluruhan yang positif bagi ibu, c) Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu, d) Depresi lebih kecil pada 6 minggu, e) Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi. Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya atau meminta secara langsung atau melalui pendamping tersebut. Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang pilihan ibu yang berpengalaman dalam proses persalinan, untuk itu seorang bidan harus menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang khusus untuk menemaninya baik ditemani oleh suami / anggota keluarga atau temannya yang ia inginkan selama proses persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu. Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping diantaranya adalah: a)Mengusap
keringat, b) Menemani/
membimbing
jalan-jalan,
c) Memberikan minum, d)Merubah posisi, e) Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan yang bermanfaat lainnya, f) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman, g) Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi, h) Mengucapkan katakata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu. C. PenerimaanTerhadapKelakuandanTingkahLakunya Meskipun sudah dialami oleh sebagian besar wanita, rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan bebeda pada tiap individu, rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan keputusan untuk mengimplementasikan atau memberikan pengendalian nyeri tersebut. Rasa nyeri pada persalinan yang dialami oleh wanita pada saat persalinan disebabkan oleh kontraksi uterus, dilatasi servik dan distensi perineum, pada akhir Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 26
kala I dan II dengan peregangan vagina dan dasar panggul untuk mengakomodasi bagian terendah janin. Adapun tindakan pendukung yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut adalah: 1. Pengaturan posisi Faktor penting saat seorang wanita berada dalam persalinan adalah bukan saat ia akhirnya melahirkan tetapi tetap mampu bergerak dengan gelisah selama persalinan.Mobilisasi membantu ibu untuk tetap merasa terkendali. Membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan misalnya kurangnya rasa tak nyaman, kurangnya trauma perineum, lebih mudah meneran dan posisi juga merupakan salahsatu dasar yang mempengaruhi keutuhan perineum. Untuk itu ibu bersalin harus diperbolehkan mengambil posisi pilihan mereka sendiri saat persalinan. Posisi yang diterapkan saat persalinan harus menghindari terjadinya hipoksia pada janin, menciptakan pola kontraksi uterus yang efisien, meningkatkan dimendi pelvis, memudahkan pengamatan janin, memberikan paparan perineum yang baik, menyediakan daerah yang bersih untuk melahirkan dan merasa nyaman. Pengaturan posisi melibatkan juga penempatan bantal,wanita bersalin memerlukan
bantal
di
bawah
kepalanya,hal
ini
dapat
meningkatkan
relaksasi,mengurangi tekanan otot dan mengeliminasi titik-titik takanan.beberapa hal di bawah ini juga dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu,diantaranya adalah anjurkan ibu untuk mencoba posisi posisi yang nyaman bagi dirinya, Ibu boleh
berjalan,berdiri,duduk
atau
jongkok,berbaring
miring
atau
merangkak. Jangan menempatkan ibu pada posisi terlentang→supine hypotensi sindrome 2. Relaksasi dan latihan pernapasan Terdapat 3 latihan relaksasi diantaranya adalah relaksasi progresip yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot (tangan,lengan,kaki,muka) dengan sengaja sekeras mungkin dan kemudian merilekannya selembut mungkin, relaksasi terkontrol yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot dan satu grup erelaksasikan bagian
sisi
yang berlawanan.Sebagai
contoh
lengan kiri
dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam dengan cara rileks saewaktu ada his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas panjang,tahan napas sebentar Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 27
kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his, tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti biasa dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan. Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu untuk rileks, tenang, dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hypnobirthing adalah salah satu cabang dari Hypnosis. Hypnosis telah diakui oleh WHO sebagai terapi alternatif di luar Ilmu Kedokteran Barat yang sah. Hypnobirthing dilakukan oleh ibu dan pasangannya dalam keadaan relaksasi mendalam. Setelah masuk dalam keadaan relaksasi mendalam, dilakukanlah suatu penanaman sugesti ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan, misalnya bahwa proses persalinan itu tidak menyakitkan. Pada praktiknya, sang ibu diajarkan untuk memasukkan kata-kata positif ke dalam dirinya. Sang suami juga diharapkan ikut menanamkan kata-kata positif kepada istrinya. Pada awalnya ibu akan dibantu oleh terapis dalam prosesnya, selanjutnya ibu tersebut bisa melakukannya sendiri atau dengan bersama suami di rumah. Hypnobirthing dapat juga dilakukan dengan alat bantu CD (Compact Disc) rekaman suara sugesti. a. Prinsip dasar metode hypnobirthing : 1) Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa proses persalinan adalah suatu proses alami yang tidak menyebabkan rasa nyeri sedemikian hebatnya, maka tubuh akan mengekspresikan hanya sedikit rasa nyeri saat persalinan. 2) Rasa nyeri menghalangi proses persalinan. 3) Endorfin adalah pembunuh rasa nyeri alami yang terdapat dalam tubuh. Ini bisa dihasilkan ketika tubuh dalam keadaan relaksasi. b. Keuntungan hypnobirthing: 1) Kondisi tenang selama kehamilan akan direkam oleh janin & membentuk kepribadian serta kecerdasan sejak di dalam rahim 2) Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing 3) Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga pertumbuhan fisik dan psikis bayi lebih sehat 4) Memperlancar jalannya proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit 5) Meningkatkan produksi ASI Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
28
6) Dapat lebih mengontrol emosi dan perasaan 7) Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan c. Usapan di punggung / abdominal Jika ibu suka,lakukan pijatan / masase dipunggung atau mengusap perut dengan lembut.Hal ini dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu bersalin sehingga akan mengurangi rasa sakit d. Pengosongan kandung kemih Sarankan ibu untuk sesering mungkin untuk berkemih.Kandung kemih yang kosong akan menyebabkan nyeri pada bagian abdominal juga menyebabkan sulit turunnya bagian terendah dari janin D. PenerimaanTerhadapPerilakudanTingkahlakunya Pada persalinan yang kuat, ibu biasanya lebih terpusat dan menarik diri daripada mengobrol dengan orang lain, ia digambarkan telah menjadi dirinya sendiri. Ketika persalinan semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas, memegang sesuatu saat kontraksi atau berdiri mengangkang dan menggerakan pinggulnya. Ketika persalinan ibu semakin maju, ia akan menutup matanya dan pernafasnnya berat dan lebih terkontrol (Burvill, 2002, dalam Chapman, 2006). Ia akan mengerang dan kadang berteriak selama kontraksi yang nyeri, ibu sering terlihat menekuk jari kakinya saat kontraksi memuncak. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya menyemangatinya dan bukan memarahinya. Memarahi ibu bersalin bukanlah solusi, tetapi merupakan masalah baru yang akan mengganggu kepercayaan pasien terhadap bidan. Konsekuensinya adalah ibu akan merasa tegang selama persalinan berlangsung. Lain halnya bila bidan menyemangati ibu, maka suasana yang akan terbangun adalah sikap saling percaya dan optimis bahwa persalinan akan berjalan dengan lancar. Beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak kontraksi dan ada pula yang berusaha untuk dimana ada juga yang menangis. Itu semua merupakan tingkah laku yang pada saat itu hanya dapat dilakukannya. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah hanya menyemangatinya dan bukan memarahinya.Penerimaan akan tingkah lakunya dan sikap juga kepercayaannya, apapun yang dia lakukan merupakanhal terbaik yang mampu dia lakukan pada saat itu.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
29
E. Informasi Kepastian Tentang Hasil Persalinan Yang Aman
Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya sehingga mampu mengambil keputusan dan ia perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya normal. Tanpa disadari bahwa kata-kata mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun negatif. Setiap ibu bersalin selalu ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya yang meliputi: 1. Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan. Wanita yang telah siap mempunyai anak biasanya mengetahui proses-proses persalinan dan merasa ingin diinformasikan mengenai perkembangannya, sedangkan pada ibu yang belum siap biasanya mereka ingin mengetahiu apa saja yang sedang terjadi dalam tubuhnya 2. Penjelasan semua hasil pemeriksaan. Semua hasil pemeriksaan harus dijelaskan pada ibu tersebut,hal ini akan mengurangi kebingungan pada ibu. Dan ingat setiap tindakan yang akan kita lakukan harus memperoleh persetujuan sebelum melakukan prosedur 3. Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan. Hal ini memungkinkan ibu bersalin merasa aman dan dapat mengatasinya secara efektif. Ibu tersebut haruslah menyadari prosedur tersebut sebagai salah satu yang dia perlukan dan yang akan membantunya dan juga tentang keterbatasan prosedur tersebut Suami dankeluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan perkembangannya selama proses persalinan. Setiap pengobatan atau intervensi yang mungkin dan akan dilakukan harus dijelaskan terlebih dahulu. Ibu dan suaminya dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
RANGKUMAN Kebutuhandasaribubersalinadalah: a) AsuhanTubuhdanFisik , b) Kehadiranseorangpendamping, c) Pengurangan Rasa Nyeri ,d) Penerimaanterhadapsikapdanperilakunya, dan e) Informasidankepastiantentanghasilpersalinan yang aman. Setiapwanita normal akanmerasasakitpadasaatpersalinan, adapuntindakan yang dilakukanuntukmenurangi rasa sakit, yaitupengaturanposisi, relaksasiataulatihanpernapasan, usapan di punggungatau abdominal danpengosongankantungkemih
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
30
TES FORMATIF 1. Yang bukanmerupakankebutuhandasarselamapersalinanyaitu … (C2) A. tempatpersalinan B. penolong C. persiapanfisiskdanmenyalibu D. tidakmembawaperalatanbayi 2. Agar ibu dalam melewati proses persalinannya merasa nyaman, maka hal yang dapat dilakukan bidan dan keluarga sebagai wujud asuhan sayang ibu adalah...(C3) A. Memarahi ibu saat mersakan kesakitan B. Tidak menunggui ibu saat proses persalinan C. Tidak memberikan makan ato minum pada ibu D. Memberikan dukungan emosional 3. Peristiwa di bawah ini yang merupakan bentuk asuhan sayang ibu yaitu... (C4) A. Saat ibu inpartu, bidan menganjurkan pada keluarga untuk memberikan cairan dan nutrisi pada ibu bersalin. B. Bidan melakukan tindakan kateterisasi secara rutin agar ibu bisa BAK. C. Bidan melakukan enema pada setiap ibu inpartu. D. Bidan melakukan pencukuran rambut pubis pada setiap ibu bersalin. 4. Diketahui seorang ibu inpartu hamil anak pertama, mengeluh mengeluarkan lendir bercampur darah dari kemaluannya. Saat dilakukan pemeriksaan VT oleh bidan, mulai saat pasien datang mengalami pembukaan satu dipantau sampai ibu mengalami pembukaan lengkap. Berdasarkan teori, hal tersebut merupakan...(C5) A. Tahapan persalinan pada kala 1 B. Tahapan persalinan pada kala 2 C. Tahapan persalinan pada kala 3 D. Tahapan persalinan pada kala 4 5. Seorang ibu dalam masa inpartu. Bidan Sinta menganjurkan ibu bersalin untuk merubah posisi miring kanan atau kiri, agar ibu merasa lebih nyaman. Berdasarkan kasus di atas, tindakan yang dilakukan bidan adalah wujud dari... (C6) A. Membuat keputusan klinik B. Tindakan pencegahan infeksi C. Asuhan sayang ibu D. Tindakan pendokumentasian KunciJawaban; 1. D 2. D 3. A 4. A 5. C
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
31
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
\ DAFTAR PUSTAKA
Kanuaba, Ida Bagus Gde.1998. IlmuKebidanan, &KeluargaBerencanauntukPendidikanBidan. Jakarta. EGC
PenyakitKandungan,
Mochtar, Rustam.1998. SinopisObstetri. Jakarta. EGC. Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. IlmuKebidanan. Jakarta. BinaPustaka. Sastrawinata, Sulaiman. 1993. ObstetriFisiologi. Bandung. UniversitasPadjajaran. Verralls, Sylvia. 1997. AnatomidanFisiologiTerapandalamKebidanan. Jakarta, EGC.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
32
BAB V PENYULIT DAN KOMPLIKASI PERSALNAN
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.
Mampu mengidentifikasi a. Mendiskripsikan Konsep dasar kelainan presentasi Penyulit dan Komplikasi dan posisi Persalinan b. Mendiskripsikan Konsep dasar distosia c. Mendiskripsikan Distosia kelainan alat kandungan d. Mendiskripsikan Distosia kelainan janin e. Mendiskripsikan Distosia kelainan jalan lahir f. Mendiskripsikan Persalinan dengan penyulit kala III dan IV B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada persalinan dengan pendekatan manajemen kebidananyang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan penyulit dan komplikasi persalinan.
URAIAN MATERI A. Konsep dasar kelainan presentasi dan posisi 1. Puncak kepala a. Pengertian Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan. Menurut statistic hal ini terjadi pada 1 % dari seluruh persalinan (mochtar,1998 hal 339)
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
30
b. Etiologi: 1) Kalainan panggul (panggul picak) 2) Kepala bentuknya bundar 3) Anak kecil atau mati 4) Kerusakan dasar panggul c. Mekanisme persalinan Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu didepan dan glabella akan berada di bawah simpisis sebagai hipomoklion.Lingkaran kepala melewati panggul adalah planum fronto-occiput sebesar 34 cm, karena partus akan berlangsung lebih lama. d. Tanda gejala: 1) Data subjektif = 2) Data objektif Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar kedepan atau sesudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB. Dalam memimpin partus, kita harus sabar menunggu sambil mengobservasi, karena kira-kira 75% dapat lahir spontaan. Untuk menolong perputaran, ibu tidur miring kearah punggu anak. Bila ada indikasi dapat ditolong dengan ekstraksi forsep atau vakum.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
31
e. Komplikasi 1) Pada ibu Pada ibu dapat terjadi partus yang lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas, selain itu karena partus lama dan molage hebat 2) Pada bayi Mortalitas anak agak tinggi (9%). 2. Dahi a. Pengertian 1) Posisi kepala fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Peda penempatan dahi, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala. (Mochtar, 1998 h 334) 2) Presentasi dahi adalah presentas kepala dengan defleksi yang sedanghingga dahi menjadi bagian yang terendah (sastrawinata, 1981 hal 167).
b. Etiologi 1) Anak kecil atau sudah meninggal 2) Penempatan dahi persisten 3) Seperti letak muka
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
32
c. Patofisiologi Presentasi disebabkan oleh ektensi partial dari kepala janin sehingga oksiput lebih tinggi dari sinsiput. d. Diagnosis 1) Palpasi; Bokong teraba difundus dan kepala dibawah, Benjolan kepala terdapat pada tempat punggung, ini membuat sudut yang agak tajam (sudut fabre) 2) Auskultasi; Paling jelas terdengar melewati dada 3) Pemeriksaan dalam; Teraba UUB orbita, glabella, dan pangkal hidung, sementara dagu tidak teraba. e. Pimpinan Persalinan 1) Observasi untuk menunggu apakah bisa lahir spontan dengan pengawasan yang baik 2) Coba reposisi menjadi letak LBK atau letak muka 3) Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstraksi vakum atau forsep, bila janin meninggal lakukan embriotomi dan bila janin hidup ditambah indikasi lainnya, lakukan seksio sesarea. 3. Muka a. Pengertian 1) kepala tengadah (defleksi). Sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah adalah muka. Letak ini merupakan letak defleksi yang paling maksimal, jadi oksiput dan punggung berhubungan rapat. Muka terlihat kebawah, jadi seperti orang menjolok mangga (mochtar,1998 hal 340). 2) Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput menengenai punggung dan muka terarah ke bawah (sastrawinata, 1981 hal 162). 3) Presentasi muda adalah kepala berada dalam posisi hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung bayi dab bagian dagu (mentum) merupakan presenting part. (Cunningham, dkk, 1995, h 412)
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
33
Macam-macam posisi ditentukan dagu (mento) 1) Left Mento Anterior (LMA) = dagu kiri depan 2) Right Mento Anterior (RMA) = dagu kanan depan 3) Left Mento Posterior (LMP) = dagu kiri belakang 4) Right Mento Posterior (RMP) = dagu kanan belakang b. Etiologi Menrut Mochtar (1998) penyabab presentasi muka yaitu: 1) Primer Sejak dari awal persalinan sudah terjadi letak muka, karena: a) Ansefalus b) Hidrosefalus c) Congenital anomaly d) Lilitan tali pusat pada leher beberapa kali 2) Sekunder a) Panggul sempit b) Tangan menumbung disamping kepala c) Anak sangat besar d) Plasenta previa atau plasenta letak rendah e) Grande multipara
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
34
f) Pergerakan anak bebas, misalnya pada hidramnion dan perut gantung g) Posisi uterus miring c. Patofisiologi Disebabkan oleh terjadinya eksktensi yang penuh dari kepala janin. d. Gambaran Klinis 1) Palpasi Teraba kepala sangat menengadah, sekung punggung kepala sangat menudik (sudut fabre), dan kelakang kepala menonjol. 2) Auskultasi DJJ jelas terdengar pada toraks janin. 3) Pemeriksaan dalam Teraba dagu yang runcing, mulut, hidung, dan lekuk mata. 4) Foto rontgen Tampak kepala sangat menengadah. e. Penatalaksanaan 1) Pada pembukaan lengkap, lakukan fersi dan ekstraksi atau ekskraksi vakum/forsep. 2) Bila pembukaan masih kecil, lakukan seksio sesarea 3) Pada primigravida, lakukan seksio sesarea f. Mekanisme persalinan 1) Mula-mula terjadi penempatan dahi, kemudian defleksi bertambah 2) Garis muka dan letak muka 3) Mulut tampak lebih dahulu di vulva, dengan leher atas sebagai hipomoklion kemudian terjadi gerakan fleksi, maka lahirlah berturutturut hidung, mata, dahi, UUB dan UUK. 4) Lingkaran kepala pada letak muka ialah: planum trachea perietale 36 cm 5) Persalinan akan berlangsung lebih lama, tetapi 80 % akan terjadi persalinan spontan. 4. Persistentoksipito posterior a. Pengertian Pada letak belakang kepala biasanya ubun-ubun kecil akan memutar kedepan dengan sendirinya dan janin lagir secara spontan. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 35
Kadang-kadang UUk tidak berputar kedepan, tetapi tetap berada dibalakang, yang disebut Positio Occiput Posterior Persistens. Dalam menghadapi persalinan dimana UUK terdapat dibelakang, kita harus sabar, sebab rotasi kedepan kadang-kadang kedepan kadangkadang baru terjadi didasar panggul. b. Etiologi 1) Sering kita jumpai apad panggul anthropoid, endroid dan kesempitan midpelvis 2) Letak punggung janin dorso posterior 3) Putar paksi salah satu tidak berlangsung, pada:Perut gantung, Janin kecil atau janin mati, Arkus pubis sangat luas, Panggul sempit c. Tanda gejala UUk pada pemeriksaan dalam teraba dibelakang, putar paksi terhalang atau tidak terjadi. d. Komplikasi Pada ibu:Partus lama, Luka perineum e. Pimpinan persalinan 1) Sabar menunggu, karena ada harapan UUK akan memutar ke depan dan janin akan lahir spontan. 2) Ibu berbaring miring kearah punggung janin B. Konsep dasar distosia 1. Distosia tenaga Distosia adalah kelainan dalam jalannya persalinan.distosia karena kelainan tenaga/his adalah his yang tidak nomal baik baik kekuatan maupun sifatnyasehingga mengahambat kelancaran persalinan. Penyebab sering dijumpai pada prigravida tua dan inersia uteri sering dijumpai pada multigravida,faktor herediter,emosi dan kekuatan mememgang peranan penting , salah pimpinan persalinan pada kala II atau salah pemberian obat-obatan seperti oksitosin dan obat-obatan penenang, penanganan distosia kelainan tenaga/his, bila dijumpai pada permulaan persalinan lakukan evaluasi secara keseluruhan untuk mencari sebab-sebabnya ; Pada partusyang telah berlangsung lama atau terlantar berikan regim registrasi. Infuse dextrose 5% atau larutan garam fisiologis 1 liter dalam 1 jam pertama Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 36
Bila his yang meyebkan rasa sakit yang berlebihan beri injeksi petidin 50mg Berikan antibiotic secukupnya bila ketuban sudah lama pecah 2. His hipotonik Adalah his yang sifatnya lebih lama lebih singkat dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal. Inersia uteri dibagi kedua keadaan primer dan sekunder. Pada fase laten diagnose akan lebih sulit tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi (his) yang kuat dan lama maka diagnosis ini akan lebih mudah ditegakkan. Penanganan inersia uteri : periksa keadaan serviks,presentasi dan kondisi janin,penurunan bagian terbawah janin dan keadaan panggul kemudian buat tidakan dan rencana. 3. His hipertonik Adalah his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi kahir penanganannya, berikan obat seperti morpin,luminal, dsb. Kemudian janin tidak lahir dalam waktu dekat (4-6jam), bila ada tanda-tanda obstruksi lakukan SC, bila partus presipitatus tidak banyak yang dilakukan karena lahir tiba-tiba dan cepat. 4. His yang tidak terkoordinasi Adalah sifat his yang berubah-ubah tidak ada koordinasi akan sinkronasi antara antara konraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Penaganannya ; berikan (sedative dan analgetik) seperti morpin , petidin dan valium, apabila persalinan sudah berlangsung lama dan berlarutlarut lakukan EK,porsep/SC. C. Distosia kelainan alat kandungan 1. Vulva a. Defenisi Distosia vulva adalah persalinanyang sulit disebabkan karena atresia vulvae (tertutupnya vulva), ada yang bawaan ada juga yang diperoleh misalnya karena radang atau trauma. b. Etiologi Edema vulva dijumpai pada preeklamsia dan gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinanan yang lama atau persalinan terlantar. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 37
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai,vagina,vulva dan wasir serta menghilang setelah anak lahir.hal ini karena reaksi system vena terutama dinding pembulu darah sperti otot-otot di tempat lainmelemah akibat pengaruh hormo steroid. Stenosis vulva dijumpai sebagai akibat perlukaan atau infeksi dengan parut-parut yang kaku atau dapat mengecil vulva (stenosis). Tumor vulva dapat berupaabses bartholini atau kista atau suatu kondiloma,karena tidak terlalu besar tidak akan menghalangi persalinan. 2. Vagina a. Defenisi Distosia vagina dalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan yang dikarenakan adanya kelianan pada vagina yang mengahlangi lancarnya persalinan. Distosia dapat disebabkan karena kelainan his (his hipotonik dan his hipertonik),
karena
kelainan
besar
anak,
bentuk
anak
(hidrosephalus,kembar siam,prolaps tali pusat),letak anak(letak sungsang, letak melintang),serta karena kelainan jalan lahir. b. Etilogi Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang meyebabkan hematokoplas, hematometra dan atresia vagina dapat mengahalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertical longidutikal. Struktur vagina yang kengenital biasanya tidak mengahalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh perut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia. Tumor vagina dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam,adanya tumor vagina bias perluh menyebabkan persalinan pervaginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko tergantung dari jenis dan besarnya tumor, perluh dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung pervaginam atau harus diselesaikan dengan SC. Kelainan selaput dara dan vagina selaput dara yang kaku dan tebal, penanganannya : dilakukan eksisi selaput dara (hymen).Kelainan-kelainan itu umumnya terjadi secara bawaan akibat gangguan saat pembentukan dan pertumbuhan vagina. Bisa juga didapat akibat infeksi, semisal Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 38
keputihan menahun yang tidak ditangani secara tuntas. Bisa juga karena trauma kaibat persalinan diantaranya penonjolan dinding vagina bagian depan (sistokel), penonjolan dinding bagian belakang (rektokel),pelebaran saluran vagina maupun pelebaran mulut vagina(introitus vagina)karna adanya rupture perinea alias perobekan perenium. c. Penatalaksanaan Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum tersebut adalah dengan robekan spontan atau di sayat dan diikat.tindakan ini dilakukan pula bila ada dispareuni. Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, adalah
menegakkan
kemungkinan
septum
vagina,
vertical
taua
longitudinal pada waktu melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk mendapat pertolongan persalinan sebagaimana mestinya. 3. Uterus/serviks a. Defenisi Distosia serviks/uterus adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan kelainan serviks uteri. Walaupun his normal dan baik, kadanga-kadang pembukaan serviks jadi macetkarna ada kelainan yang menyebakan serviks jadi macet ada kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka. b. Etiologi Penyebab distosia serviks uteri adalah adanya kalianan pada letak rahim diantaranya; perut gantung (abdomen pendulum), hyperan tefleksio,reptroplexio uteri,prolapsus uteri, mioma uterus, kanker rahim. c. Klasifikasi 1) Serviks kaku yakni suatu keadaan dimana seluruh serviks kaku. Keadaan ini sering dijumpaipada primigrafida tua, atau karena adanya parut-parutbekas luka ataubekas infeksi atau pada karsinoma serviks. 2) Kejang atau kaku serviksdibagi 2, dikatakan primer:mungkin disebabkanoleh rasa takutatau pada primigravida tua atau sebab psikis. Sekunder: oleh karena luka-luka dan infeksi yang sembuh dan meninggalkan parut 3) Serviks gantung (hanging cerviks) adalah suatu keadaan dimana ostium uteri ekstermem dapat terbuka lebar,sedangkan ostium Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 39
uteriinternum tidak mau membuka. Serviks akan menggantung seperti corong. 4) Serviks konglumer (conglumeratio cervikx)suatu keadaan dimana ostium uteri internum dapat terbuka sampai lengkap sehingga ostium uteri eksternum tidak mau membuka. 5) Edema serviks, bila dijumpai edema yang hebat dari serviks disertai hematoma dan nekrosis ini merupakan tanda adanya obstruksi.terutama karena kesempitan panggul. d. Diagnosis Dapat
ditegakklan
dengan
beberapa
kali
moment
opname
pemeriksaan dalam yaitu his baik tetapi pembukaan serviks tidak bertambah dan pemeriksaan dilakukan 2-3 kali antara 1-2 jam. e. Penanganan Pada kondisi servvuks yang kaku setelah ditegakan diagnose memang serviks kaku dan setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan pethidin tidak merubah sifat kekakuan tindakan kita adalah melakukan SC. Kondisi serviks konglumer tergantung kepada keadaan turunnya kepala janin; a. Ostium uteri eksternum dicoba melebarkan pembukaannya secara digital dan memakai dilatators b. Ostium uteri eksternum dilebarkan dengan sayatan menurut (Durhssen incision). Syatan masing-masing selebar 1 ½ -2 cm dengan demikian pembukaan menjadi lengkap dan partus dapat dipimpin atau diselesaikan dengan ekstrasi vakum atau forceps c. Bila hal-hal diatas tidak berhasil atau tidak mungkin sebaikknya dilakukan SC. d. Distosia karena kelainan edema serviks Bila syarat-syarat untuk ekstrasi vakum atau forcep tidak dipenuhi penderita maka ditolong dengan SC. D. Distosia kelainan janin 1. Bayi besar a. Definisi
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
40
Istilah latin dikenal dengan makrosomia, atau Giant Baby(bayi raksasa), adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat bervariasi anatara 8 sampai 10 persen total kelahiran. b. Etiologi Penyebab bayi mengalami makrosomia adalah : 1) Diabetes Melitus (DM) Dapat mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar (makrosomi) dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih. Seseorang ibu hamil dengan riwayat sakit gula, bila hamil harus melakukan pemeriksaan laboratorium tentang kadar gula darah untuk mencegah terjadinya komplikasi kematian bayi di dalam rahim.Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilkukan saat usia kehamilan 24-28 minggu, bila kadar gula harus diturunkan dalam batas aman atau normal dengan menggunakan suntikan hormoneinsulin, karena menggunakan obat penurun gula darah tablet tidak dibenarkan, sebab bisa membahayakan bayi. 2) Keturunan (orangtuanya besar) Seorang ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar. Bayi besar dapat disebabkan oleh berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum hamil(obesitas)maupun kenaikan selama hamil lebih dari 15 kg. 3) Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya Bila ibu hamil melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi besar. c. Penanganan 1) Periksa kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas. 2) Periksa hamil secara teratur dapat ditekan resiko komplikasi bagi ibu yang sering terjadi akibat bayi besar 3) Segera dirujuk kerumah sakit untuk komfirmasi pemeriksaan sonografi/SC pada saat menjelang persalinan 4) Pemeriksaan kadar gula darah d. Pencegahan Dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar,ANC Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 41
teratur,USG,pemeriksaan besar bayi dengan USG dan memberikan ketepatan sampai 90 %. 2. Hidrosephalus a. Definisi Hidrosephalus adalah keadan dimana tejadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam partikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. Cairan yang tertimbun dalam partikel dalam partikel biasanya dapat mencapi 5 liter. Hidrosephlaus serin kali disertai kelainan bawaanlain seperti misalnya spinabipida. b.
Etiologi Penyebab hidrosephalus terjadi bila terdapat : penyumbatan aliran cairan cerebro spinalis (CSS) pada salah satu tempat anatara tempat pembentukan CSS dalam system vertikel dan tempat absorsi dalam ruang subarackhonoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruanagan CSS diatasnya.
c. Jumlah cairan Serebrospinalis Dalam otak manusia dewasa: jumlah normal CSS = 90-150 ml, anak umur 8-10 th: 100-140 ml, neonates: 20-30ml, premature kecil: 10-20 ml. 3. Anancephalus a. Definisi Ananchepalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tdidak terbentuk anenchepalus merupakan suatu kelainan tabung saraf yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentukan otak anenchepalus terjadi jika tabungan saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. b. Etiologi Penyebab
anenchepalus
antara
lain:
faktor
mekanik,faktor
infeksi,faktor obat,faktor umur ibu,faktor hormonal. Faktor radiasi, fakor gizi, faktor lainnya. c. Faktor resiko Terjadinya anenchepalus adalah : faktor ibu usia resti, riwayat anenchepalus pada kehamilan sebelumnya, hamil dengan kadar asam Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 42
folatrenah,fenilkotonuria pada ibu yang tidak terkontrol, kekurangan gizi(malnutrisi), mengkomsumsi
kafein,tar,alcohol,dll
selama masa
kehamilan. d. Gejala anenchephaly Gejala janin yang dikandungan mengalami anephalus jika ibu hamil mengalami polihidramion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak) : bayi tidak memiliki tulang tengkorak tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum): terdapat kelainan gambaran (rancu) tengkorang kepala pada pemeriksaan USG. e. Diagnosis Diagnosis anenchepalus dapat diklakukan dalam 2 tahap yaitu: diagnosis antenatal dan diagnosis postnatal. Diagnosis antenatal umunya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan congenital. Diagnosis prenatal kelianan congenital sudah positif ditemukan. f. Prognosis Untuk kehamilan dengan anenchepalus sangat sedikit jika bayi lahir hidup, maka bisa akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir. Perawatan pada bayi anenchepalus akan dijukan untuk emeberikan dukungan emosional kepada kelurahan; karena tidak ada pengobatan untuk anenchepalus, kurangnya pembentukan otak sekitar 75% dapat menyebabkan bayi klahir mati dan sisanya, 25 % bayi mati dalam beberapa jam, hari, atau minggu setelah kelahiran resiko terjadinya anansephalus bisa dikurangi dengan meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama. 4. Kembar siam a. Definisi Siam adalah keadaan anak kembar yang kembar organ tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Karena gerjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisahan anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam.(UNPAD 1998). Kembar identik disebut juga sebagai kembarmonozyangotik yaitu kembar yang berasal dari 1 telur. Proses terjadinya kembar identik yaitu karena pada masa pembuahan sebuah sel telur yang matang di buahi oleh Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 43
subuah sel sperma yang membentuk zyangotik, kemudian zyangotik ini akan membelahdan berkembang menjadi dua individu. (Dr.Suririnah) b. Penyulit dalam kehamilan dan persalinan Pada kehamilan kembar hydramion sering ditemukan hydramion mengakibatkan terjadinya kematian bayi karena hydramion mengakibatkan partus prematurus. Anemia juga lebih banyak ditemukan pada kehamilan kembra, karena kebutuhan menjadi dua anakdan ibu : tongsemia gravidarum lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, diabandingkan dengan kehamilan kembar biasanya atau hamil yang tunggal: partus prematurus selalu mengancam kehamilan kembar karena regangan rahim yang berlebiahan. 5. Gawat janin Gawat janin terjadi bila janian tidak menerima cukup oksigen sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama), atau akur selama persalinan menunjukan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat pengendalian frekuensi denyut jantung janin secara fsiologis terjadi atas beragam mekanisme yang saling berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigen. Selain itum aktifitas mekanisme-mekanisme pengendali ini dipengaruhi oleh keadaan oksigenasi sebelumnya, seperti tampak pada infuriensi placenta kronik. Data objektif dan subjektif berupa gerakan janin yang menurun atau berlebihan menandakan gawat janin. Ser4ingkali indicator gawat janin yang pertama
adalah
perubahan
dalam
pola
denyut
jantung
janin
(beradikordia,takikardi,tidak adanya fariabilitas atau deselerasi lanjut). Hipotensi pada ibu, suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan dapat meyebakan asfiksia (kegagalan nafas adekuat pada menit-menit pertama kelahiran). Pola frekuensi denyut jantung janin selama persalinan sebelum kelahiran diklafisikasikan sebagai normal stress, atau gawat. E. Distosia kelainan jalan lahir 1. Keseimbangan PAP a. Pengertian Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras/ tulang panggul atau kelainan pada jaringan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 44
lunak panggul. Proses persalinan merupakan proses mekanis yang melibatkan faktor,yaitu jalan lahir,kekuatan yang mendorong,dan akhirnya janin yang didorong dalam satu mekanis tertentu dan terpadu. b. Etiologi Kelainan yang terdapat pada masing-masing faktor dapat dirinci sebagai berikut: power yakni kekuatan his dan mengejan, passage yakni jalan lahir,passenger yakni kelainan bentuk dan benar janin. Jenis-jenis
panggul:
Ginekoid,Android,Antropoid,Platipeloid
ukuran panggul rata-rata dan terkatagorinormal: pintu atas panggul minimal memiliki diameter 22 cm, pintu tengah panggul diameter minimalnya adalah 20 cm, pintu bawah panggul,panjang diameter normalnya rat-rata minimal 16 cm. c. Penaganan Secio cesaria dapat dilakukan secara efektif dan primer, yakni sebelum persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung selama beberapa waktu. 2. Kesempitan bidang tengah pelviks a. Pengertian Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabka distosia saat persalinan. Munkin terdapat penyempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggil,pintu bawah panggul dan patau panggul yang menyempit seluruhnyaakibat kombinasi hal-hal diatas. Rata-rata ukran diameter pintu tengah panggul adalah sebagai berikut;
diameter
transversal
(interspinarum,)
diameter
anteroposterior,diameter sagitalis piosterior13.5 cm atau kurang (normal 10,5 cm+5cm =15,5cm), diameter antara spina kurang 9 cm. b. Prognosis Kesempitan bidang tengah panggul pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. c. Terapi Ekstraktor Vakum, SC d. Etiologi Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
45
Penyakit tulang seperti rachitis, penyakit yang meyerang salah satu kaki,tumor pada tulang panggul, dan trauma akibat kecelakaan pada tulang panggul, cara untuk mengatasi kesulitan persalinan akibat kelainan tulang panggul ini adalah : persalinan percobaan,faktor resiko, kelianan panggul, ukuran kepala bayi. F. Persalinan Dengan Penyulit Kala III Dan IV 1. Penyulit Kala III Persalinan Yang dinamakan perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persapersalinan sekarang dapat di bagi menjadi: a. Perdarahan pascapersalinan dini adalah perdarahan 7,500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan b. Perdarahan pascapersalinan lambat ialah perdarahan 7,500 cc setelah 24 jam persalinan Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab penting kematian ibu:1/4 dari kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan tidak menyebabkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditasnifas karena anemia akan menurunkan daya tekan tubuh sehingga sangat penting untuk mencegah perdarahan yang banyak 2. Atonia Uteri a. Pengertian Uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan b. Penyebab 1) Partus lama 2) Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada kehamilan kembar, hidramnion atau janin besar 3) Multiparitas 4) Anastesi yang dalam 5) Anastesi lumbal c. Penatalaksanaan 1) Bersihkan semua gumpalan darah atau membran yang mungkin berada di dalam mulut uterus atau di dalam uterus 2) Segera mlai melakukan kompresi bimanual interna. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
46
3) Jika uterus sudam mulai berkontraksi secara perlahan di tarik tangan penolong. Jika uterus sudah berkontraksi, lanjutkan memantau ibu secara ketat 4) Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, minta anggota keluarga melakukan bimanual interna sementara penolong memeberikan metergin 0,2 mg IM dan mulai memberikan IV (RL dengan 20 UI oksitosin/500 cc dengan tetesan cepat). 5) Jika uterus masih juga belum berkontraksi mulai lagi kompresi bimanual interna setelah anda memberikan injeksi metergin dan sudah mulai IV. 6) Jika uterus masih juga belum berkontraksi dalam 5-7 menit, bersiaplah untuk melakukan rujukan dengan IV terpasang pada 500 cc/jam hingga tiba di tempat r ujukan atau sebanyak 1,5 L seluruhnya diinfuskan kemudian teruskan dengan laju infus 125 cc/jam. 3. Retensio Plasenta a. Pengertian Plasenta atau bagian-bagianya dapat tetap berada di dalam uterus setelah bayi lahir. b. Penyebab 1) Plasenta belum lepas dari didnding uterus 2) Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan (disebabkan karena tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III) 3) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta 4) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta) c. Penatalaksanaan 1) Jika plasenta terliahat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan. Jika anda dapat merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. 2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan katerisasi kandung kemih Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
47
3) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM, jika belum dilakuak dalam penanganan aktif kala III 4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali 5) Jika
traksi
tali
pusat
terkendali
belum
berhasil,
cobalan
untukmengeluarkan plasenta secara manual. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudam menunjukan koagulapati 6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret vagina yang berbau), berikan antibiotik untuk metritis. 4. Emboli Air Ketuban a. Pengertian Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat adalah shock obastetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut. b. Etiologi Faktor predisposisi 1) Multiparitas 2) Usia lebih dari 30 tahun 3) Janin besar intrauteri 4) Kematian janin intrauteri 5) Menconium dalam cairan ketuban 6) Kontraksi uterus yang kuat 7) Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. Dengan mendadak penderita menjadi gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal kemudian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
48
Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut lanuago dan vernik kaseosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke paruparu. Pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukan gangguan dalam pembekuan darah 5. Robekan jalan lahir Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robelan servik atau vagina. a. Robekan Serviks Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti, meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan servik uteri b. Robekan Vagina Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum. c. Robekan Perineum Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum ferensia suboksipito bregmatika. Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan pada bagian perinium
dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo
S,1999).Luka perinium, dibagi atas 4tingkatan : Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
49
1) Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum 2) Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani 3) Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani 4) Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rectum Laserasi pada traktus genitalia sebaiknya dicurigai, ketika terjadi perdarahan yang berlangsung lama yang menyertai kontraksi uterus yang kuat. G. Perdarahan kala IV primer a. Pengertian Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi; 1) Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan ≥ 500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan. 2) Perdarahan pasca persalinan lambat ialah perdarahan ≥ 500 cc setelah 24 jam persalinan. Perdarahan
pasca
persalinan
merupakan
penyebab
pentingnya
kematian ibu ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan (perdarahan pasca persalinan, placenta pravia, sulusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri). Bila perdarahan pasca persalinan tidak menyebabkan kematian, kejadian ini mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga sangat penting untuk mencegah perdarahan banyak. b. Faktor predisposisi dan etiologi perdarahan pasca persalinan, yaitu: 1) Trauma fratetes benitalis à episiotomi yang luas, laserasi jalan lahir, dan ruptur uteri. 2) Perdarahan dari tempat implantasi plasenta a) Perdarahan atonis; Anestesi umum, Overdistensi uterus, seperti kehamilan kembar, hidranilon atau anak besar, Partus lama, Partus presipitatus, Paritas tinggi, Infeksi korion Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
50
b) Retensi plasenta; Kotiledon tertinggal, Plasenta akreta, inkreta, dan perkerta. c) Gangguan koa gulopati c. Gejala-gejala 1) Perdarahan pervaginam 2) Konsistensi rahim lunak 3) Fundus uteri naik 4) Tanda-tanda syok d. Pragnosis Wanita dengan perdarahan pasca persalinan seharusnya tidak meninggal akibat perdarahannya, sekalipun untuk mengatasinya perlu dilakukan histerektomi. e. Terapy Perdarahan dalam kala IV, Jika ada perdarahan dalam kala IV dan kontraksi rahim kurang baik, segera suntikkan 0,2 mg ergonovin atau metil ergovin intrakuskular, uterus ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah dan dilakukan masase. Seandainya perdarahan belum berhenti juga ditambah dengan suntikan metil ergovin lagi, tetapi sekarang intravena dan dipasang oksitosin drip 10 unit dalam 500 cc glukosa, selama tindakan ini masase diteruskan. Jika masih ada perdarahan, dilaksanakan kompresi bimanual secara hamilton, yaitu satu tangan masuk ke dalam vagina dan tangan ini dijadikan tinju dengan rotasi merangsang dinding depan rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding perut diatas fundus hingga dapat merangsang dinding belakang rahim. H. Syok Obstetrik Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam
jiwa
dan
membutuhkan
tindakan
segera
dan
intensif.
Penyebab syok pada kasus gawat darurat obstetri biasanya adalah perdarahan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
51
(syok hipovelemik), sepsis (syok septik), Gagal jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok neurogenik), alergi (syok anafilatelik). Curigai atau antisipasi syok jika terdapat satu atau lebih kondisi berikut ini : 1. Perdarahan pada awal kehamilan 2. Perdarahan pada akhir kehamilan 3. Perdarahan setelah melahirkan 4. Infeksi 5. Trauma a. Tanda dan Gejala 1) Nadi cepat dan lemah (110 kali permenit atau lebih) 2) Tekanan darah yang rendah (sostolit kurang dari 90 mm Hg). 3) Tanda dan gejala lain dari syok meliputi : a) Pucat (khususnya pada kelopak mata bagian dalam) b) Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lambat c) Pernafasan yang cepat (30 kali per menit atau lebih) d) Gelisah, bingung atau hilangnya kesadaran e) Urin yang sedikit (kurang dari 30 ml per jam) b. Penanganan Tujuan utama pengobatan syok ialah melakukan penanganan awal dan khusus untuk menstabilkan kondisi pasien memperbaiki volume cairan sirkulasi darah mengefisiensikan sistem sirkulasi darah setelah pasien stabil tentukan penyebab syok
RANGKUMAN
kelainan presentasi dan posisi, Konsep dasar distosia, Distosia kelainan alat kandungan, Distosia kelainan janin, Distosia kelainan jalan lahir, Persalinan dengan penyulit kala III dan IV, merupakan penyulit dan komplikasi persalinan.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
52
TES FORMATIF 1.
Sebutkan 3 kelainan presentasi dan posisi!
2.
Sebutkan pengertian distosia kelainan janin menurut pengetahuan Anda!
3.
Sebutkan distosia kelainan alat kandungan!
4.
Sebutkan distosia kelainan jalan lahir!
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis maternal dan Neonatal, 2001 Cunningham, Garry.F. 2005. Obstetri Williams. Ed.21. Vol.1. Jakarta : EGC. Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aescapulis. Manuaba, IG, dkk, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri., jilid 1. Jakarrta : EGC. Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBPSP Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saronwo Prawiroharjo Wiknjosastro, Hanifa. 2007. IlmuKebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarono Prawiroharjo
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
53
BAB VI ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN KALA I
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR Mampu Asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
INDIKATOR Mengidentifikasi masalah Mengkaji riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan janin Menilai data membuat diagnosa Menilai kemajuan persalinan Membuat rencana asuhan Metode pengurangan nyeri non farmakologi Pemantauan kemajuan persalinankesejahteraan ibu dan janin dengan menggunakan partograf
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan persalinan dengan pendekatan manajemen kebidananyang didasari konsep–konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I.
URAIAN MATERI A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala I 1. Mengidentifikasi masalah Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan memerlukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama. Pertama sapa ibu dan beritahu apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan anamnesa dan pemeriksaan fisik.Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu.Selama anamnesa dan pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda penyulit atau kegawatdaruratan dan segera lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan untuk memastikan persalinan yang aman.Catat semua temuan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
42
dan lengkap.Kemudian jelaskan hasil pemeriksaan dan kesimpulan pada ibu dan keluarga. A. Anamnese 1. Nama, umur dan alamat 2. Gravida dan para 3. HPHT 4. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu) 5. Alergi obat-obatan 6. Riwayat kehamilan sekarang a. Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa kartu asuhan antenatalnya (jika mungkin) b. Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya perdarahan, hipertensi, dll) c. Kapan mulai kontraksi d. Apakah kontraksi teratur ? seberapa sering terjadi kontraksi e. Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi f. Apakah selaput ketuban sudah pecah, jika ya apa warna cairan ketuban, apakah kental atau encer, kapan selaput ketuban pecah (periksa perineum ibu dan lihat air ketuban di pakaiannya) g. Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu, apakah berupa bercak atau darah segar pervaginam (periksa perineum ibu dan lihat darah di pakaiannya) h. Kapankah ibu terakhir makan / minum i. Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih 7. Riwayat kehamilan sebelumnya a. Apakah ada masalah selama kahamilan atau persalinannya sebelumnya (bedah sesar, ekstraksi vakum / forsep, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan, preeklamsi atau eklamsi, perdarahan pasca persalinan) b. Berapa berat badan bayi terbesar yang pernah ibu lahirkan c. Apakah ibu pernah punya masalah dengan bayi-bayi sebelumnya 8. Riwayat medis lainnya (pernafasan. Hipertensi, jantung) Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
43
9. Masalah medis saat ini (sakit kepla, pusing, nyeri epigastrium), jika ada periksa tensi dan protein jika mungkin 10. Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran ibu 2. Mengkaji riwayat kesehatan a) Meninjau kartu antenatal untuk : 1) Masalah/komplikasi dengan kehamilan sekarang 2) Riwayat kehamilan terdahulu b) Menanyakan riwayat persalinan : 1) Bagaimana perasaan ibu? 2) Berapa bulan kehamilan ibu sekarang? 3) Kapan ibu mulai merasakan nyeri? 4) Seberapa sering rasa nyeri terjadi? Dan berapa lama berlangsung? Seberapa kuat rasa nyeri tersebut? 5) Apakah ibu memperhatikan adanya lender darah? 6) Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina? 7) Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan? Bagaimana warnanya? Berapa banyak? 8) Apakah bayi bergerak? 9) Kapan ibu terakhir makan? Tidur? 10) Kapan ibu terakhir BAB? BAK? 11) Persalinan terdahulu : berapa lama berlangsung, BB bayi? 3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Fisik Pada Ibu a) Tekanan darah, nadi dan suhu tubuh b) Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pre tibia tungkai bawah c) Warna pucat pada mulut dan conjuctiva d) Refleks-refleks e) Abdomen Pemeriksaan abdomen digunakan untuk : 1) Menentukan tinggi fundus uteri 2) Mennetukan kontraksi uterus 3) Memantau denyut jantung janin Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
44
4) Menentukan penurunan kepala janin Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan) : (a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simpisis pubis (b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP (c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian janin telah memasuki rongga panggul (d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul 9tidak dapat digerakkan) (e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada diatas simpisis dan 4/5 bagian telah masuk ke dalam rongga panggul (f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul f) Genital luar : Luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban g) Genital dalam : penipisan serviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membaran/selaput ketuban. 4. Pemeriksaan Janin a) Denyut Jantung Janin(DJJ) 1) Diukur dengan menggunakan dopler atau dengan menggunakan alat kardiotokograf 2) Frekuensi Djj normal adalah 120-160 kali per menit 3) DJJ dinilai dan dicatat setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100.tetapi penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Lakukan tindakan segera jika DJJ melampaui kisaran normal. b) Warna dan adanya air ketuban Nilai ketuban setiap kali dlakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.Mekoneum dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekoneum, pantau DJJ secara seksam dan untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau 180 kali per menit) ibu segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.Tetapi Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 45
jika terdapat mekoneum kental segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir. Jika selaput ketuban pecah : 1) Warna cairan 2) Kepekatan cairan 3) Jumlah dan banyaknya cairan 4) Apakah tali pusat keluar/terjepit di jalan lahir 5) Nilai kondisi janin c) Molase (penyusupan tulang kepala janin) Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling meyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul.(CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benarbenar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan..apabila ada dugaan CPD, penting sekali untuk dapay tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalian. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai an rujuk ibu dengan tanda-tanda CPD ke fasilitas kesehatan yang memadai. d) Gerakan janin Dapat ditanyakan langsung pada ibu, untuk mengetahui kesejahteraan janin. e) Pemeriksaan Laboratorium Urin : protein urine dan glukosa Darah : Hemoglobin, hematoktrit, golongan darah 5. Menilai data membuat diagnosa Berdasarkan temuan – temuan dalam riwayat kesehatan, bidan dapat mengambil keputusan ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan pada kala atau fase berapa ibu sekarang. Secara keseluruhan proses keputusan klinis terdiri dari : pengumpulan data – diagnosa- penatalaksanaan – evaluasi. Ketika anamnese dan pemeriksaan fisik telah lengkap; a) Catat semua temuan secara teliti dan lengkap b) Gunakan informasi yang terkumpul untuk menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan c) Tentukan ada tidaknya penyulit atau masalah yang harus ditatatlaksana secara khusus Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
46
d) Tentukan diagnosa buat rencana berdasarkan informasi tersebut e) Jelaskan semua temuan, diagnosa dan rencana penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya sehingga mereka memahami asuhan yang diberikan. a) Diagnosa untuk persalinan sesungguhnya 1) Persalinan patut dicurigai jika setelah 22 minggu usia kehamilan, ibu sebentar-sebentar merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir bercampur darah
(show),
agar
dapat
mendiagnosa
persalinan,
bidan
harus
mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan kontraksi yang cukup. 2) Perubahan serviks, persalinan dapat ditentukan jika serviks secara progresif membuka > 3 cm dan menipis 3) Kontraksi yang cukup Kontraksi dianggap cukup bila : (a) Kontraksi terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung minimal 40 detik (b) Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda tidak dapat menekuk uterus dengan menekan bagian tersebut menggunakan jari anda (c) Lendir darah dari vagina (show) b) Diagnosa kala dan fase persalinan Gejala dan tanda Serviks belum berdilatasi
Kala Persalinan inpatu
Fase
palsu/belum
Serviks berdilatasi kurang dari I Laten 4 cm Serviks berdilatasi 4-9 cm : I Aktif Kecepatan pembukaan 1 cm/lebih perjam Penurunan kepala dimulai Serviks membuka lengkap (10 II Awal cm) (non ekspulsi) Penurunan kepala berlanjut Ada keinginan untuk meneran Serviks membuka lengkap (10 II Akhir cm) (Ekspulsif) Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul Ibu meneran Kemajuan persalinan normal : bila kemajuan persalinan sesuai dengan partograf Persalinan bermasalah : bila kemajuan persalinan tidak sesuai dengan partograf, melewati garis waspada Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
47
Kegawatdaruratan saat pesalinan : seperti eklamsi, perdarahan, gawat janin 6. Menilai Kemajuan Persalinan Untuk menilai kemajuan persalinan, kita dapat menggunakan partograf pada kolom dan lajur kedua, yang berisikan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin dan kontraksi uterus pada kolom di bawahnya. Temuan-temuan pada kolom tersebut dapat menunjukkan bahwa kala I mengalami : Kemajuan persalinan, jika: a) Kontraksi uterus teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi berlangsung atau ada di sebelah kiri garis waspada) c) Serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin Kemajuan yang kurang baik, jika : a) Kontraksi uterus yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada) c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin Kemajuan yang kurang dapat menyebabkan persalinan lama.Selain menilai kemajuan persalinan partograf juga dapat digunakan untuk menilai : a) Kemajuan pada kondisi janin 1) Jika DJJ tidak normal (< 100 atau > 180/menit, curiga adanya gawat janin) 2) Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan vertek fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi 3) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut b) Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu: 1) Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atai IV 2) Jika tekanan darah menurun curigai adanya perdarahan 3) Jika terdapat acetone di dalam urine, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera berikan dekstrose IV. 7. Membuat Rencana Asuhan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
48
Selama persalinan dan kelahiran, rencana seorang bidan harus meliputi asesment dan intervensi agar dapat : a) Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan jika persalinan dalam proses yang normal b) Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan c) Memeriksa bagaimana bayi merespon persalinan dan kelahiran d) Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta dalam menentukan asuhan e) Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca persalinan dini f) Mengenali masalah secepatnya dan mengambil tindakan yang sepatutnya dengan tepat waktu g) Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf h) Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital pada ibu i) Pemantauan terus-menerus keadaan bayi j) Menganjurkan hidrasi k) Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi l) Menganjurkan tindakan yang menyamankan m) Menganjurkan dukungan keluarga Pada saat memberikan asuhan penolong harus waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin timbul. Ingat bahwa menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan BBL. Lakukan langkah dan tindakan yang sesuai untuk memastikan proses persalinan yang aman bagi ibu dan kesalamatan bagi bayi yang dilahirkan Indikasi-indikasi untuk melakukan tindakan dan atau rujukan segera selama persalinan Temuan-Temuan Anamnese Rencana Untuk Asuhan Atau Perawatan Dan Atau Pemeriksaan Riwayat bedah sesar Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Perdarahan pervaginam selain Jangan melakukan pemeriksaan dalam dari lender bercampur darah Baringkan ibu ke sisi kiri (show) Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
49
Persalinan kurang bulan (<37 mg)
Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan atau ketuban telah pecah (>24 jam) Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin Tanda dan gejala belum inpartu Tidak ada Pembukaan serviks dalam waktu 1-2 jam Kontraksi < 2 dalam 10 menit berlangsung kurang dari 20 menit -
-
Tanda dan gejala infeksi Suhu > 38°c Menggigil Nyeri abdomen Cairan keatuban yang berbau
Presentasi majemuk (ganda) adanyan bagian janin seperti lengan atau tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala.
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Baringkan ibu ke sisi kiri Dengarkan DJJ Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set, kateter penghisap lender de lee dan handuk/kain untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda gawat janin laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di bawah)
Anjurkan ibu untuk makan dan minum Anjurkan ibu untuk bergerak bebas dan leluasa Jika kontraksi berhenti dan / tidak ada pembukaan serviks evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda-tanda kegawatan pada ibu dan janin, persilakan ibu untuk pulang dengan naseat : Menjaga cukup makan dan minum Datang untuk mendapatkan asuhan jika peningkatan frekuensi dan lama kontraksi Baringkan ibu ke sisi kiri Pasang jarum infus ukuran 16/18 dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 ml/jam Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Baringkan ibu dengan lutut menempel ke dada atau miring ke kiri. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
Tanda dan gejala persalinan Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai dengan fase laten memanjang penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
50
Pembukaan serviks < 4 cm setelah 8 jam Kontraksi teratur (lbh dari 2 dlm 10 mnt) Tanda dan gejala partus lama Pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada (partograf) Kontraksi < dari 2 dalam 10 menit, berlangsung < 40 detik Pembukaan < dari 1 cm perjam Talipusat menumbung
BBL Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat
Gunakan sarung tangan DTT, letakkan 1 tangan di vagina dan jauhkan kepala janin dari talipusat janin, gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk membantu menggeser bayi dan menolong bagian terbawa janin untuk tidak menekan tali pusatnya (keluarga mungkin dapat membantu) Minta ibu untuk mengambil posisi cersujud dimana posisi bokong tinggi melebihi kepala ibu, hingga tiba ketempat rujukan 2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL 3. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Presentasi bukan belakang Baringkan ibu ke sisi kiri kepala (sungsang, lintang, dll) Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Pimpinan dalam fase aktif Baringkan ibu ke sisi kiri dengan palpasi kepala janin Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai masih 5/5 kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Gawat janin (DJJ < 100 atau >1. Baringkan ibu ke sisi kiri dan anjurkan untuk 180 x/mnit pada 2 kali bernafas secara teratur penilaian dengan jarak 5 menit) Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 ml/jam Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat TFU 40 cm atau lebih Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai (makrosomia, kehamilan kemampuan untuk bedah bedah sesar ganda, hidramnion) Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Preeklamsi berat (tensi > Baringkan ibu ke sisi kiri 160/110 mmhg, dan atau Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL terdapat protein dalam urin) atau NS Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
51
Tanda dan gejala shock, nadi cepat, lemah (>110 x/menit) - Tekanan darah rendah < 90 mmhg, pucat, berkeringat atau kulit lembab, dingin, nafas cepat > 30x/menit, cemas, bingung, tidak sadar, produksi urin sedikit (<30 ml/jam)
Anemia berat, ikterus, gemeli
Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4 20% IV selama 20 menit Suntikkan 1 g MgSO4 50 % (5 gr IM pada bokong kiri dan kanan) Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Baringkan ibu ke sisi kiri Jika mungkin naikkan ke dua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS infuskan 1 liter dalam waktu 15-20 menit, jka mungkin infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi 125 ml/jam Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat Rujuk
8. Metode Pengurangan Nyeri Non Farmakologi Persalinan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada tiap kehamilan. Meskipun hal tersebut merupakan proses fisiologis selalu dihubungkan dengan penderitaan. Nyeri pada persalinan bukanlah hal yang baru dikenal sekarang tetapi sudah ada sejak jaman dahulu. Menurut catatan sejarah manusia tidak hentihentinya berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada persalinan, baik dengan cara fisik maupun psikologis. Saat ini wanita menganggap persalinan sebagai komponen utama yang terdiri dari nyeri dan kerja keras. Pemikiran yang demikian akan sangat menganggu baik pada ibu maupun janin karena stress dapat mengakibatkan pengurangan aliran darah ibu dan janin Oleh karena itu perlu dilakukan penanggulangan rasa nyeri persalinan untuk mengurangi atuapun juga menghilangkan rasa nyeri tersebut. Metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan: a. Metode Persiapan Melahirkan 1) Metode Dick-Read Pola nafas yang di ajarkan dalam metode Dick- Read adalah melakukan pernapasan dalam, menggunakan otot argument selama proses persalinan dengan melakukan napas pendek (dengan menghihup udara Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
52
sedikit den keluarkan, hirup lagi dan demikian seterusnya sampai kontraksi menghilang)pada akhir kala I dan menahan napas (mengambil nafas panjang, pelan untuk menyeimbangakn kontraksi yang terjadi) pada kala II persalinan (Bobak, 2005) 2) Metode Lamaze Pada metode ini, ibu bersalin dianjurkan untuk merelaksasi semua otot selain uterus saat uterus berkontraksi. Metode Lamaze juga menyakini bahwa
pernapasan
dada
menyebabkan
diafragma
terangkaat
dan
meningkatkan ruang abdomen dan memberikan kebebasan pada uterus untuk berkembang. 3) Metode Bradley Metode Bradley menekankan pada keharmonisan tubuhb dengan cara melakukan control pernapasan, pernapasan perut dan relaksasi tubuh. (Laily Yuliatun:2008) b. Metode Hypnobirthing Hypno-birthing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami menanamkan niat positif/sugesti ke jiwa/pikiran bawah sadar dalamm menjalani masa kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati indahnya masa kehamilan dan lancarnya proses persalinan. Metode hypno-birthing didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjalani proses melahirkan secara alami, tenang, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Hypno-birthing juga ampuh dalam menetralisir dan memprogram ulang (reprogramming) rekaman negative dalam pikiran bawah sadar dengan program positif. Dengan demikian, rekaman yang ―terpatri‖ dalam pikiran bawah sadar bahwa persalinan itu menakutkan dan menyakitkan, bisa terhapus. Berganti dengan keyakinan bahwa persalinan berlangsung mudah. lancar, dan tanpa rasa sakit (nyaman). Keuntungan yang didapatkan dengan mempelajari Metode Persalinan dengan Tekhnik Hypno-Birthing, antara lain : 1) Manfaat dan Keuntungan Untuk Ibu: a) Merupakan formula dasar yang alami dari Pain Management. Pengobatan ini tidak memiliki potensi efek samping terhadap bayi kita (Brown, 2007; Elkins, 2007). Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
53
b) Mampu menghadirkan rasa nyaman, relaks, dan aman menjelang kelahiran (Brown, 2007). c) Hypnobirthing mengajarkan level yang lebih dalam dari relaksasi untuk mengeliminasi stress serta ketakutan & kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit saat bersalin (Flamer, 2007). d) Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi uterus (Brown, 2007; Elkins, 2007). e) Membuat ibu bersalin tetap pada kondisi terjaga dan sadar. f) Dengan metode Hypnobirthing, maka dapat mempercepat Kala I Persalinan(± 3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara), mengurangi resiko terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada post partum. (Gallagher, 2001; Gaffney, 2004; Martin, 2001) g) Hypnosis membuat ibu mampu menghemat energinya pada saat bersalin sehingga dapat mencegah kelelahan saat persalinan (Garafalo, 2003) h) Tidak memerlukan pelatihan yang lama atau suatu ritual khusus untuk dapat sukses mempraktekkan hypnosis saat persalinan. i) Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Endorphin memiliki kekuatan 200 kali lipat dari morphin untuk menekan rasa sakit pada saat melahirkan. j) Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh pada saat relaks/tenang. k) Pada saat stres endorphin terhalang oleh kortisol (Mantle F, 2003) l) Endorphin dihasilkan diotak dan susunan syarat tulang belakang m) Mengurangi resiko terjadi komplikasi dalam persalinan, mengurangi resiko operasi dan mempercepat pemulihan ibu postpartum (Gay, 2007; Mehl-Madrona, 2004). n) Persiapan hypnobirthing bermanfaat bagi semua keluarga, termasuk mereka yang karena memang mengalami suatu keadaan khusus, berada dalam kategori resiko tinggi jika persalinan mereka berlangsung tidak seperti yang diharapkan (Brown, 2007; Mehl-Madrona, 2004) Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
54
o) Hypnobirthing membuat orangtua menjadi lebih rileks, tenang dan memegang kendali saat mereka membahas berbagai pilihan yang ada, mengevaluasi
situasinya,
dan
mengambil
keputusan
mengenai
persalinan. Suasana hati yang tenang dan damai dapat membuat pemulihan ibu menjadi lebih mudah dan mengurangi komplikasi p) Terapi ini mengajarkan para ibu untuk memahami dan melepaskan Fear-Tension-Pain Syndrome yang seringkali menjadi penyebab kesakitan dan ketidaknyamanan selama proses kelahiran q) Membantu menjaga suplai O2 kepada bayi selama proses persalinan r) Mampu mengurangi resiko komplikasi kehamilan dan persalinan terutama persalinan prematur dan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) (Field, 2008) s) Mampu mengurangi intervensi farmakologi selama proses kehamilan, persalinan dan nifas (Allan M Cyna, 2006) t) Mencegah post partum blues dan depresi post natal(Mantle F, 2003) u) Mampu mengurangi keluhan-keluhan saat masa kehamilan seperti hypneremesis gravidarum (Neron, 2007; Tan, G, 2006) 2) Manfaat dan Keuntungan Untuk Bayi: a) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh Janin yang merupakan dasar dari perkembangan jiwa (SQ) b) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta. 3) Manfaat dan Keuntungan Untuk Suami/ Pendamping Persalinan: a) Dengan belajar hypnobirthing, suami/pendamping persalinan menjadi lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan. b) Emosi suami akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan sehari-hari c) Membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan dan ikatan batin antara istri suami serta bayi yang dikandung. d) Aura positif dan tenang yang dimiliki oleh suami/pendamping persalinan akan mempengaruhi aura ibu bersalin dan orang-orang disekitarnya. Untuk mengikuti program tersebut ada empat langkah yang harus dilakukan, diantaranya adalah: Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
55
1) Kepala dimiringkan di atas bahu kanan, kemudian diputar sampai di atas bahu kiri, kembali ke bahu kanan sampai delapan kali hitungan. Setelah itu jari kanan di atas bahu diputar ke belakang sebanyak delapan kali. Tangan tetap di atas bahu diputar ke depan sebanyak delapan kali. 2) Relaksasi otot bisa dilakukan dengan berbaring santai, lengan di samping kanan dan kiri, telapak tangan kanan menghadap ke atas. Tegangkan telapak kaki hingga lurus ke betis, paha, pinggul, dan dada. Tarik pundak ke atas dan kepal kedua telapak tangan kuat-kuat. Dahi dikerutkan, lidah ditarik ke arah langit-langit mulut. 3) Relaksasi pernapasan dilakukan dengan keadaan berbaring, dengan otomatis napas akan terdorong ke arah perut. Tarik napas panjang melalui hidung sampai hitungan ke 10. Kemudian hembuskan napas perlahan-lahan melalui mulut, lakukan berulang hingga10 kali. 4) Relaksasi pikiran, diwakili oleh indra mata. Setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil memandang satu titik tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin rileks, berkedip, dan setelah hitungan kelima tutup mata secara berlahan. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, dan pikiran) dan raga mencapai relaksasi, masukkan sugesti positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh sugesti positif yang bisa anda pikirkan adalah ―Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat proses persalinan akan menyenangkan, dan lancar dengan bayi yang mungil sehat dan lucu. Saat hendak selesai, biarkan otot-otot semakin rileks, hirup napas panjang dan buang secara perlahan melalui hidung. (Laily Yuliatun,2008:12) c. Metode Akupresur Akupresur merupakan ilmu penyembuhan yang berasal dari Tionghoa dan sudah dikenal lebih dari 500 tahun yang lalu. Istilah dalam kedokteran tradisional Cina, akupresur digunakan agar tubuh bekerja secara lebih efisien. Dari model medis, teknik akupresur dapat menyebabkan pelepasan endorphine, memblokir reseptor nyeri ke otak, menyebabkan dilatasi serviks, dan meningkatkan efektivitas kontraksi uterus. 9. Pemantauan Kemajuan Persalinan, Kesejahteraan Ibu dan Janin dengan Menggunakan Partograf Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
56
Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
a. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk : 1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam. 2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. 3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir. b. Fungsi partograf : 1) Mengamati
dan
mencatat
informasi
kemajuan
persalinan
dengan
memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam. 2) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit persalinan sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan dengan tepat. 3) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antara bidan atau antara bidan dengan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien. 4) Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data pemberian medikamentosa yang di berikan selama proses persalinan. c. Partograf harus digunakan : Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. 1) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, RS, dan lain sebagainya). 2) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya. (Pusdiknakes, 2003).
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
57
RANGKUMAN Mengidentifikasi masalah, menilai data membuat diagnose, menilai kemajuan persalinan, membuat rencana asuhan merupakan bagian dari asuhan persalinan kala I
TES FORMATIF 1. Bidan menganjurkan pada ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan. Hal tersebut merupakan kebutuhan…. A. Kebutuhan fisik dan psikologis B. Kebutuhan primer C. Kebutuhan mendesak D. Kebutuhan sekunder 2. Proses pemecahan masalah pada kala I disebut dengan... A. Manajemen kala I B. Manajemen kala II C. Semua jawaban salah D. Semua jawaban benar 3. Kegunanaan dari patograf adalah... A. Untuk memantau kemajuan persalinan B. Untuk melihat apakah persalinan berjalan normal atau tidak C. Untuk mengetahui keadaan janin dan ibu D. Semua benar 4. Tindakan mengidentifikasi masalah pada kala I, meliputi... A. Mengakaji riwayat kesehatan B. Pemeriksaan fisik C. Pemeriksaan janin D. Benar semua 5. Yang termasuk dalam tahapan pengumpulan data yaitu... A. Interpretasi data B. Anamnese C. Menidentifikasi diagnosa D. Menyusun rencana asuhan Kunci Jawaban; 1. A 2. A 3. D 4. D Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
58
5. B TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Cuningham, Gant, Leveno dkk.2004. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC Danuatmaja,Bonny. dkk.2004.Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.Jakarta:Puspa Swara. Mander,Rosemary.2003.Nyeri Persalinan.Jakarta:EGC. Kuswandi,Lanny.2013.Keajaiban Hypno-Birthing.Jakarta:Pustaka Bunda Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Mongan. Marie F.2007. The Mongan Method. Jakarta:Gramedia. Nancy,Zi.2003.The Art of Breathing:Seni Pernapasan.Jakarta:Bhuana Ilmu Populer. Nolan,Mary.2010.your childbirth class.Yogyakarta: Golden books
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Intrapartum. Jakarta Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika Sulistijani, D. A. & Herliati, M. P. (2001).Menjaga kesehatan bayidan balita. Jakarta: Puspa Swara. Varney,Helen, dkk. 2003.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta :EGC Wilson, P.2005.Ibu Tenang Bayipun Tenang.(Terjemahan). Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Yuliatun,Laily.2008.penanganan nonfarmakologi.Bayumedia:Malang Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
nyeri
persalinan
dengan
metode
59
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
60
BAB VII ASUHAN PADA IBU BERSALIN KALA II
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Mampu memberikan asuhan pada ibu a. Mendiskripsikan Perubahan bersalin kala II fisiologis pada kala II persalinan b. Melakukan Asuhan sayang ibu dan posisi meneran c. Melakukan amniotomi dan episiotomy
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan ini
memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan manajemen kebidananyang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan memberikan asuhan pada ibu bersalin kala II.
URAIAN MATERI A. Perubahan Fisiologis Pada Kala II Persalinan 1. Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama kontraksi. Sifat Khas : a. Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah. b. Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
73
Beberapa dugaan penyebab antara lain : 1)
Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O₂ pada meometrium.
2)
Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah.
3)
Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks.
4)
Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus. Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi
memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu : 1. Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus-menerus. 2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi. 3. Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin. Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik. Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang akurat. Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional, dapat menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
74
Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg. 2. Uterus Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 . Terjadi perbedaan pada bagian uterus : a. Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi. b. Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus. c. Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandl. B. Asuhan sayang ibu dan posisi meneran Adapun beberapa hal yang merupakan asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut: a. Pendampingan keluarga Selama
proses
persalinan
berlangsung,ibu
membutuhkan
teman
dari
keluarga.bisa dilakukan oleh suami ,orang tua,atau kerabat yang di sukai oleh ibu.dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat membantu mewujudkan persalinan yang lancar. b. Libatkan keluarga Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti posisi, teman bicara,membantu dalam mengatasi rasanya nyeri dengan memijat bagian lumbal/pinggang belakang.bila persalinan
di lakukan di rumah,keluarga dapat
membantu menyiapkan tempat dan peralatan yang di gunakan dalam persalinan.
c. Dukungan psikologi Dukungan psikologi dapat di berikan dengan bimbingan dan menanyakan apakah ibu perlu pertolongan.berikan kenyamanan,berusaha menenangkan hati ibu dalam Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
75
meghadapi dan menjalani
proses persalinan.memberikan perhatian agar dapat
menurunkan rasa tegangg sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan. d. Membantu ibu memilih posisi Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu. e. Cara meneran Penolongan persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran.penolong tidak di oerkenankan meminta ibu untuk meneran secara tterus-menerus tanpa mengambil nafas saat meneran atau tidak boleh meneran sambil meahan nafas.penolng sebaiknya menyarankan ibu untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi hal ini di maksudkan untuk mengatisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghondaro resiko asfiksia( kekuranga O2 pada janin) karena supli oksigen melalui plasenta berkurang. f. Pemberian nutrisi Ibu bersalin perlu di perhatikan pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit dan nutrisi.hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi.dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus. Posisi meneran Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus berlangsung progresif. Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dinpilih ibu tidak efektif. Macam – macam posisi meneran: a. Duduk atau setengah duduk Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum. b. Merangkak Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang. c. Jongkok atatu berdiri Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
76
Posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir) d.Berbaring miring ke kiri Posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplai oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana relaks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi / robekan jalan lahir. e. Hindari posisi telentang. Pada posisi telentang dapat menyebabkan : 1)Hipotensi dapat beresiko terjadinya syok dan berkurangnya supplai oksigen dalam sirkulasi uteroplasenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin. 2) Rasa nyeri yang bertambah. 3) Kemajuan persalinan bertambah lama. 4) Ibu mengalami gangguan untuk bernafas. 5) Buang air kecil terganggu. 6) Mobilisasi ibu kurang bebas. 7) Ibu kurang semangat. 8) Risiko leserasi jalan lahir bertambah. 9) Dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf kaki dan punggung. C. Amniotomi dan episiotomi 1. Amniotomi Amniotomi/pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput ketuban masih utuh, ada dorongan yang besar. Selama selaput ketuban masih utuh janin akan terhindar dari infeksi dan afiksia . Cairan amniotik berfungsi sebagai perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan kontraksi . Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I. Biasanya selaput ketuban akan pecah secara spontan . a. Keuntungan tindakan amniotomi 1.
Untuk melakukan pengamatan ada tidakny mekonium
2.
Menentukan punctum maksimum DJJ akan lebih jelas
3.
Mempermudah perekaman pada saat memantau janin
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
77
4.
Mempercepat proses persalinan karena mempercepat pproses pembukaan serviks
b. Kerugian tindakan amniotomi 1. Dapat menimbulkan trauma pada kepala janin yang mengakibatkan kecacatan pada tulang kepala janin akibat dari tekanan deferensial meningkat 2.
Dapat menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik berkurang.
c.
Indikasi amniotomi 1.
Pembukaan lengkap
2.
Pada kasus solusio plasenta
d.
Cara melakukan amniotomi a.
Persiapan alat 1.
Bengkok
2.
½ kocker
3.
Sarung tangan satu pasang
4.
Kapas saflon ½ %
b.
Persiapan pasien : posisi dorsal recumbent
c.
Persiapan pelaksaan 1.
Memberitahu tindakan
2.
Mendekatkan alat
3.
Memeriksa DJJ dan mencatat pada partograf
4.
Cuci tangan dan keringkan
5.
Memakai sarung tangan pada dua tangan
6.
Melakukan perriksaan dalam dengan hati-hati diantara kontraksi . Meraba dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan apakah kepala sudah masuk kedalam panggul dan memeriksa tali pusat atau bagian-bagian tubuh kecil janin tidak dipalpasi . Bila selaput ketuban tidak teraba diantara kontraksi , tunggu sampai ada kontraksi berikutnya sehingga selaput ketuban terdorong kedepan sehingga mudah dipalpasi .
7.
Tangan kiri mengambil klem ½ kocher yang telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dalam mengambilnya mudah
8.
Dengan menggunakan tangan kiri tempatkan klem ½ kocher
desinfeksi tngkat tinggi atau steril dimasukkan kedalam vagina Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 78
menelusuri jari tangan kanan yang berada didalam vagina sampai mencapai selaput ketuban 9.
Pegang ujung klem ½ kocher diantara ujung jari tangan kanan pemeriksa kemudian menggerakkan jari dengan lembut dan memecah selaput ketuban dengan cara menggosokkan klem ½ kocher secara lembut pada selaput ketuban .
10. Kadang-kadang hal ini lebih mudah dikerjakan diantara kontraksi pada saat selaput ketuban tidak tegang .Tujuannya adalah ketika selaput ketuban dipecah air ketubannya tidak nyemprot . 11. Biarkan air ketuban mambasahi jari pemeriksa 12. Ambil klem ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri dan masukkan kedalam larutan klorin ½ % untuk dekontaminasi . 13. Jari tangan kanan pemeriksa tetap berada di dalam vagina melakukan pemeriksaan adalah tali pusat atau bagian kecil yang teraba dan memeriksa penurunan kepala janin. 14. Bila hasil pemeriksaan tidak didapatkan adanya tali pusat atau bagianbagian tubuh janin yang kecil dan hasil pemeriksaan penurunan kepala sudah didapatkan ,maka keluarkan tangan pemeriksa secara lembut dari dalam vagina . 15. Lakukan pemeriksaan warna cairan ketuban adakan meconium , darah , apakah jernih . 16. Lakukan langkah-langkah gawat darurat apabila terdapat mekonium atau darah . 17. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan klorin ½% kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan biarkan terendam selama 10 menit . 18. Cuci tangan 19. Periksa DJJ 20. Lakukan dekumentasi pada partograf tentang warna ketuban , kapan pecahnya ketuban , dan DJJ . 2. Episiotomi Episiotomi adalah suatu sayatan di dinding belakang vagina agar bukaan lebih lebar sehingga bayi dapat keluar dengan lebih mudah. Di lakukan episiotomi dengan tujuan agar supaya tidak terjadi robekan-robekan perineum yang tidak teratur dan Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 79
robekan musculus princter ani yang bila tidak di jahit dan dirawat dengan baik akan menyebabkan inkontinensia alvi. Dianjurkan untuk melakukan episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan perineum yang kaku. Episiotomi ini dilakukan bila perineum telah menipis dan kepala janin tidak masuk kembali ke dalam vagina. Ketika kepala janin akan mengadakan defleksi dengan suboksiput di bawah simfisis sebagai hipomoklion, sebaiknya tangan kiri menahan bagian belakang kepala dengan maksud agar gerakan defleksi tidak terlalu cepat. Pada masa lalu, tindakan episiotomi rutin dilakukan pada kehamilan primipara, tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya trauma kepala janin, mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah ntuk menjahitnya. Pada kenyataannya
tindakan
episiotomi
dapat
menyebabkan
peningkatan
jumlah
kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineum bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama post partum. Episiotomi hanya dilakukan jika adanya seperti : adanya gawat janin dan janin akan segera dilahirkan dengan tindakan, penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi cuman (forcep) atau ekstraksi vakum), jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan. Macam – Macam Episiotomi : 1. Episotomi mediana, dikerjakan pada garis tengah 2.
Episiotomi mediolateral, dikerjakan pada garis tengah yang dekat muskulus sfingter ani, dan diperluas ke sisi
3.
Episiotomi lateral, yang sering terjadi perdarahan Keuntungan episiotomi mediana : Tidak menimbulkan perdarahan banyak dan penjahitan kembali lebih mudah, sehingga sembuh per primam dan hampir tidak berbekas. Bahayanya episiotomi: Dapat menimbulkan ruptura perinei totalis.Dalam hal ini muskulus sfingter ani eksternus dan rektum ikut robek pula.Perawatan ruptura perinei totalis harus dikerjakan serapi-rapinya, agar jangan sampai gagal dan timbul inkontinensia alvi.
Indikasi Episiotomi : 1. Gawat janin. Untuk menolong keselamatan janin, maka persalinan harus segera diakhiri Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
80
2. Persalinan pervaginam dengan penyulit, misalnya presbo, distoksia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep, ekstraksi vacuum 3. Jaringan parut pada perineum ataupun pada vagina 4. Perineum kaku dan pendek 5. Adanya rupture yang membakat pada perineum 6. Premature untuk mengurangi tekanan pada kepala janin Cara episiotomi 1.
Persiapan: a. Peralatan : bak steril berisi kasa, gunting episiotomi, betadin, spuit 10 ml dengan jarum ukuran minimal 22 dan panjangnya 4 cm, lidokain 1 % tanpa epineprin. b. Pertimbangkan secara matang tujuan episiotomi.
2.
Pelaksanaan Berikan anastesi lokal secara dini agar obat tersebut memiliki cukup waktu untuk memberikan efek sebelum episiotomi di lakukan , sebelum dilakukan tindakan jelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu dia untuk merasa rilex, hisab 10 ml larutan lidokain 1 % tanpa epinefrin kedalam jarum suntik steril 10 ml. Pastikan bahwa tabung untuk suntik memiliki jarum no 22 dan panjang 4 cm, letakkan kedua jari tangan kedalam vagina dan di antara kepala bayi dan perineum, masukkan jarum di tengan vourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan dilakukan episiotmi, aspirasi. Bila aspirasi tidak ada darah, tarik jarum secara perlahan-lahan sambil menyuntikkan maksimum 10 ml lidokain, tarik jarum bila sudah kemabli ketitik asal jarung suntik ditusukkan, kulit menggelembung kearea anastesi, bila terlihat dan di palpasi pada perineum disepanjang garis yang akan dilakukan episiotomy.
3.
Tindakan episiotomi Pegang gunting yang tajam dengan 1 tangan, letakkan jari telunjuk dan jari tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah dengn rencana sayatan, tunggu fase puncak his kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan tangan, gunting perineum, dimulai dari forcep 45derajat lateral kiri dan kanan.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
81
RANGKUMAN Perubahan fisiologis pada kala II persalinan, Melakukan Asuhan sayang ibu dan posisi meneran, Melakukan amniotomi dan episiotomy dalah hal yang bidan dilakukan untuk persalinan kala II
TES FORMATIF
1. Sebutkan beberapa hal yang merupakna Asuhan Sayang Ibu! 2. Sebutkan macam- macam posisi meneran! 3. Sebutkan macam- macam episiotomy!
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Kanuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC. Mochtar, Rustam.1998. Sinopis Obstetri. Jakarta. EGC. Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka. Sastrawinata, Sulaiman. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung. Universitas Padjajaran. Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta, EGC.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
82
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
83
BAB VIII ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA III
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR Mampu mendiskripsikan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala III
INDIKATOR 1. Mampu mendiskripsikan Fisiologi kala III a. Mekanisme pelepasan plasenta b. Pengawasan pendarahan 2. Mampu Mendiskripsikan Manajemen aktif kala III 3. Mampu melakukan pemeriksaaan plasenta, selaput ketuban dan tali pusat
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala III.
URAIAN MATERI
A. Fisiologi kala III 1. Mekanisme Pelepasan Placenta Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume rongga uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan desidua basalis yang retro placenter hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus atau vagina.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
84
a. Macam pelepasan plasenta 1) Mekanisme Schultze : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir. Perdaran terjadi setelah placenta lahir. 2) Mekanisme Duncan Terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta lahir. Tanda-tanda pelepasan plasenta a) Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari kontraksi uterus. b) Semburan darah tiba-tiba c) Tali pusat memanjang d) Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen b. Pengeluaran plasenta Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah rahim kemudian melalui servik, vagina dan dikeluarkan ke introitus vagina. 1) Pemeriksaan Pelepasan Plasenta a) Kustner : Tali pusat diregangkan dengan tangan kanan, tangan kiri menekan atas simpisis. Penilaian : (1) Tali pusat masuk berarti belum lepas (2) Tali pusat bertambah panjang atau tidak masu berarti lepas b) Strassmann Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
c) Klein Ibu tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
85
Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
2. Pengawasan Perdarahan a. Selama hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/menit b. Uterus tidak kontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 300500 ml. c. Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus diantaranya anyaman miometrium. B. Manajemen Aktif Kala III 1.
Syarat : janin tunggal / memastikan tidak ada lagi janin di uterus
2.
Tujuan :Membuat kontraksi uterus efekif.
3.
Keutungan : a. Lama kala III lebih singkat b. Jumlah perdarahan berkurang sehingga dapat mencegah perdarahan postpartum c. menurunkan kejadian retensio plasenta
4.
5.
Manajemen aktif kala III terdiri dari : a.
Pemberian oksitosin
b.
Penegangan tali pusat terkendali
c.
Masase fundus uteri
Penjelasan a. Pemberian oksitosin 10 U 1) Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakinkan hanya ada bayi tunggal. 2) Dilakukan sepertiga paha bagian luar 3) Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin ke-2, evaluasi kandung kemih apakah penuh. Bila penuh lakikan kateterisasi. 4) Bila 30 menit belim lahir, maka berikan oksitosin ke-3, sebanyak 10 mg dan rujuk pasien b. Penegangan tali pusat terkendali 1) Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
86
2) Tangan kiri diletakkan di atas perut memeriksa kontraksi uterus. Ketika menegangkan tali pusat tahan uterus. 3) Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan gerakan dorso cranial dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversion uteri 4) Ulangi lagi bila plasenta belum lepas 5) Pada saat plasenta belum lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan penolong sambil terus mengangkat tali pusat. 6) Bila plasenta sudah tampak lahir di vulva, lahirkan dengan kedua tangan. Perlu diperhatikan bahwa selaput placenta mudah tertinggal maka plasenta ditelungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan jarum jam c. Masase fundus uteri 1) Tangan diletakkan diatas fundus uteri. 2) Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan, memutar searah jarum jam. Ibu diminta bernafas dalam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit. 3) Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bombing pasien dan keluarga untuk melakukan masase uterus. 4) Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2. C. Pemeriksaan Plasenta, Selaput Ketuban dan Tali Pusat 1. Selaput ketuban utuh atau tidak 2. Plasenta : ukuran plasenta a. Bagian maternal
: jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon
b. Bagian fetal
: utuh atau tidak
3. Tali pusat : jumlah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta
suksenturia. Insersi tali pusat apakah sentral, marginal, serta panjang tali pusat. D. Pemantauan Kala III 1. Perdarahan : Jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak 2. Kontraksi uterus : bentuk uterus, intensitas. 3. Robekan jalan lahir / laserasi, rupture perineum. 4. Tanda vital : a. Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan b. Nadi bertambah cepat c. Temperatur bertambah tinggi d. Respirasi berangsur normal Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
87
e. Gastrointestinal normal, pada awal persalinan mungkin muntah 5. Personal hygiene E. Kebutuhan Ibu Pada Kala III 1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping 2. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui 3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan 4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta. 5. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban 6. Hidrasi F. Pendokumentasian Kala III A. Pengkajian 1. Data Subjektif a. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir b. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran c. Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir 2. Data Objektif a. Jam bayi lahir spontan b. Perdarahan pervaginam c. TFU d. Kontraksi uterus : intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak ada) selama 15 menit pertama 3. Interpretasi Data Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi normalnya dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak. Contoh rumusan diagnosis. Seorang P1A0 dalam pemeriksaan kala III normal. Masalah : pasien tidak memberikan respon ketika diajak bekerja sama untuk meneran. 4. Diagnosis Potensial Pada langkah ini bidan memprediksi apakah kondisi pasien sebelumnya mempunyai potensi untuk meningkat ke arah kondisi yang semakin buruk. 5. Antisipasi Tindakan Segera Dilakukan jika ditemukan diagnosis potensial. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
88
6. Perencanaan a. Berikan pujian kepada pasien atas keberhasilannya dalam melahirkan janinya. b. Lakukan managemen aktif kala III. c. Pantau kontraksi uterus. d. Beri dukungan mental pada pasien. e. Berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan pendampingan agar proses pelahiran plasenta lancar. f. Jaga kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh bagian bawah (perineum). 7. Pelaksanaan Merealisasikan perencaan sambil melakukan evaluasi secara terus-menerus. 8. Evaluasi Menggambarkan hasil pengamatan terhadap keefektifan asuhan yang diberikan. Data yang tertulis pada tahap ini merupakan data fokus untuk kala berikutnya yang mencakup data subjektif dan objektif.
RANGKUMAN
Dimana batasan asuhan kala III yaitu masa setelah lahirnya bayi berlangsungnya proses pengeluaran plasenta ,tanda tanda pelepasan plasenta :terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri ,tali pusat memanjang atau terjukur keluar melalui vagina /vulva ,adanya semburan darah secara tiba tiba kala III ,berlangsung tidak lebih dari 30 menit .setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya,biasanya plasenta lepas dalam 60 menit 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan takanan pada fundus uteri, pengeluaran plasenta ,disertai dengan pengeluaran darah.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
89
TES FORMATIF 1. Kala tiga dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala tiga disebut juga… A. Kala Uri. B. Kala Peralihan C. Kala Nifas D. Masa Mendebarkan E. Masa Perubahan uterus setelah persalinan 2. Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus kelahiran bayi penyusutan ukuran ini menyebabkan… A. Miometrium mulai berkontraksi B. Berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta C. Tali pusat memanjang atau terjukur keluar melalui vagina /vulva D. Uterus terbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat E. Semburan darah 3. Manajemen aktif kala III adalah… A. Bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus B. Persiapan Ibu menghadapi persalinan C. Mengupayakan kala III selesai secepat mungkin dengan melakukan langkahlangkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir lebih cepat D. Persiapan Ibu untuk insiasi menyusu dini pada bayi baru lahir E. Tatanan cara ibu mengejan dengan baik dan benar 4. Untuk mengetahui apakah plasenta sudah melepas atau belum , bidan harus memeriksa hal-hal yang berikut ini, kecuali… A. Semburan darah B. Pemanjangan tali pusat C. Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi bentuk bundar (glonular) D. Perubahan dalan posisi uterus :uterus naik di dalam abdomen E. Tinggi Fundus Uteri 5. Tanda-tanda pelepasan plasenta, kecuali… A. Bentuk uterus berubah menjadi globular Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
90
B. Uterus naik C. Tali pusat memanjang D. Tidak ada kontraksi E. Semburan darah
Kunci Jawaban; 1. A 2. B 3. C 4. E 5. D TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP – SP Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP. Rukiyah, dkk. 2009. Askeb Persalinan .Jakarta: CV Trans Info Media Saswita, reni ,dkk. 2011.Askeb persalinan. Jakarta: Selemba Medika Marmi. 2012. Intranatal Care :Asuhan Kebidanan Pada Persalina. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
91
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
92
BAB IX ASUHAN PADA IBU BERSALIN KALA IV
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Mampu mendiskripsikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala IV
1. MampumendiskripsikanFisiologi kala IV 2. Mampumendiskripsikan evaluasi uterus : konsistensi, atonia 3. Mampumelakukan pemeriksaan cervix, vagina dan perineum 4. Mampumelakukan pemantauan dan evaluasi lanjut : o Tanda vital o Kontraksi uterus o Lochea o Kandung kemih o Perineum a. Mampumendiskripsikanperkiraandarah yang hilang
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata
Kuliah
asuhan
kebidanan
persalinanmemberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan
manajemen
kebidanan
yang
didasari
konsep
–
konsep,
sikapdanketrampilansertahasil evidence based denganpokokbahasanAsuhan pada ibu bersalin kala IV.
URAIAN MATERI
A. AsuhanPadaIbuBersalin Kala IV 1. Fisiologikala IV persalinan Kala
IV adalahkala pengawasan dari
1
–
2
jam
setelah bayi dan plasentalahir.Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini dapat dilakukan dengan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
92
baikdankuat.Perlujugadipastikanbahwaplasentatelahlahirlengkapdantidakada yang tersisadalam
uterus
sertabenar-benardijamintidakterjadiperdarahanlanjut
(Sumarah, 2008). Perdarahanpascapersalinanadalah mendadakdantidakdapatdiramalkan
yang
suatu
keadian
merupakanpenyebabkematianibu
d
seluruhdunia.Sebab yang paling umumdariperdarahanpascapersalinandini yang berat(
terjadidalam
24
jam
setelahmelahirkan
)
adalahatonia
kegagalanrahimuntukberkontraksisebagaimanamestinyasetelahmelahirkan
uteri
( ).
Plasenta yang tertinggal, vagina ataumulutrahim yang terkoyakdan uterus yang turunatauinversijugamerupakansebabdariperdarahanpascapersalinan. 2. Evaluasi Uterus, Konsistensi, danAtonia Setelah kelahiran plasenta, uterus ditemukan ditengah-tengah abdomen kurang lebih 2/3 sampai 3/4 antara simpisis pubis dan umbilikalikal. Jika uterus ditemukan dibagian tengah, diatas umbilikalikal, hal ini menandakan adanya perdarahan dan bekuan didalam uterus,yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Uterus yang berada diatas umbilikalikus dan bergeser, paling umum ke kanan cenderung menandakan kandung kemih penuh menyebabkan uterus bergeser, menghambat kontraksi, dan memungkinkan peningkatan perdarahan. Jika ibu tidak mampu buang air kecil pada saat ini, kandung kemih sebaiknya di kosongkan oleh kateter untuk mencegah perdarahan berlebihan. Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jika segmen atas uterus keras, tetapi perdarahan uterus keras, tetapi perdarahan uterus tetap, pengkajian
segmen
bawah
perlu
dilakukan.
Uterus
yang
lunak,hipotonik,longgar,tidak berkontraksi dengan baik disebut sebagai atonia uterus. Penyebab utama dari atonia uterus adalah perdarahan pascapersalinan segera. Hemostatis uterus yang utama dipengaruhi oleh kontraksi jaringan seratserat otot miometrium. Serat-serat ini bertindak sebagai pengikat pembuluh darah terbuka pada sisi plasenta. 3. Pemeriksaanserviks, vagina,dan perineum Setelah memastikan uterus berkontraksi secara efektif dan pendarahan bersal dari sumber lain,bidan hendaknya menginspeksi perineum, vagina bawah,dan area periuretra untuk mengetahui adanya memar, pembukaan hematom, laserasi pada pembuluh darah, atau mengalami pendarahan. Jika episiotomi telah dilakukan, evaluasi kedalam dan perluasannya. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
93
Berikutnya pertimbangan untuk melakukan pemeriksaan forniksdan serviks vagina untuk mengetahui laserasi dan cedera. Pada mayoritas persalinan pervaginam spontan normal, tidak akan ada indikasi untuk pemeriksaan ini sehingga tidak perlu dilakukan. Indikasi untuk dilakukan pemeriksaan tersebut adalah seperti mencakup pada kondisi berikut ini: 1.
Aliranmenetapatausedikit
aliran
pendarahan
pervaginam
brerwarna
merahterang, daribagianatastiaplaserasi yang diamati,setelahkontraksi uterus dipastikan. 2.
Persalinancepatataupresipitatus
3.
Manipulasiserviksselamapersalinan, misalnya untukmengurangitepi anterior
4.
Dorongan maternal ( meneran ) sebelumdilatasiservikslengkap.
5.
Kelahiranpervaginamoperasidenganforsepatauvakum.
6.
Persalinantraumatikmisalnyadistosia bahu. Adanya salah satu faktor ini mengindikasikan kebutuhan untuk inspeksi
serviks dan memastikan kebutuhan untuk melakukan perbaikan. Beberapa klinisi manganjurkan inspeksi serviks yang rutin,menggunakan rasional bahwa hal ini mengurangi laserasi serviks sebagai penyebab pendarahan berikutnya. Akan tetapi, inspeksi serviks tidak diperlukan pada persalinan dan kelahiran normal tanpa ada pendarahan persisten. Bidan harus menguasai dalam melakukan keahlian ini karena sering kali menimbulkan rasa nyeri atau perasaan menyakitkan bagi ibu. 4. Pemantauan Dan EvaluasiLanjut Selama sisa waktu dalam kala IV persalina, tanda-tanda vital, uterus, kandung kemih,lochia,perkiraan kehilangan darah, serta perineum ibu harus di pantau dan dievaluasi, sehingga semuanya berjalan stabil. a.
Tanda-tanda vital Pemantauan tanda vital ibu antara lain tekanan darah,denyut jantung,dan pernafasan dilakukan selama kala IV persalinan dimulai setelah kelahiran placenta. Seterusnya kemudian dievaluasi lagi setiap 15 menit sekali hingga keadaannya stabil seperti pada persalinan,atau jika ada indikasi perlu dimonitor lebih sering lagi. Suhu ibu diukur sedikitnya sekali dalam kala IV persalinan dan dehidrasinya juga harus dievaluasi. Denyut nadi biasanya berkisar 60-70X per menit. Apabila denyut nadilebih dari 90x per menit, perlu dilakukan pemeriksaan dan pemantaun
yang terus menerus.jika ia menggigil tetapi tidak ada infeksi ( ingat bahwa Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 94
peningkatan suhu dalam batas 20F adalah normal ) hal tersebut akan berlalu jika bidan mengikuti beberapa langkah dasar ; berilah kehangatan dengan menyelimuti tubuh ibu dengan selimut yang hangat, berikan rasa kepastian dengan memberikan penjelasan mengapa ia menggigil dan juga memberi pujian yang melimpah tentang kinerjanya dalam persalinan, ajari ibu untuk mengendalikan pernafasannya serta teknik-teknik relaksasi progresif,kadangkadang suhu dapat lebih tinggi dari 37,20C akibat dehidrasi atau persalinan yang lama b.
Kontraksi uterus Pemantauan kontraksi uterus harus dilakukan secara simultan. Jika uterus lembek, maka wanita itu bisa mengalami perdarahan. Untuk mempertahankan kontraksi uterus dapat dilakukan rangsangan taktil ( pijatan ) bila uterus mulai melembek atau dengan cara menyusukan bayi kepada ibunya,tetapi si bayi biasanya tidak berada di dalam dekapan ibu berjam-jam lamanya dan uterus mulai melembek lagi
c.
Lochea Jika uterus berkontraksi kuat,lochea kemungkinan tidak lebih dari menstruasi. Dengan habisnya efek oksitosik setelah melahirkan, jumlah lochea akan bertambah karena miometrium sedikit banyak berelaksasi.
d.
Kandungkemih Kandung kemih harus dievaluasi untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus ke atas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya. Jika kandung kemih penuh, bantu ibu untuk menggosokkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk menggosokkan kandung kemihnya setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginann untuk berkemih mungkin berbedabeda setelah ia melahirkan bayinya.jika ibu tidak dapat berkemih, bantu ibu dengan cara menyiramkan air bersih dan hangat kedalam periniumnnya. Atau masukkan jari-jari ibu kedalam air hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. Jika setelah tindakan-tindakan ini ibu tetap tidak dapat berkemih secara spontan, mungkin diperlukan caterisasi jika kandung kemih penuh atau dapat di palpasi, gunakan tehnik aseptik pada saat memasukkan kateter nelaton disenfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
menggosokkan kandung kemih. Setelah menggosokkan kandung kemih, Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 95
lakukan rangsangan taktil (pemijatan)untuk merangsang uterus berkontraksi lebih baik. e.
perineum Perineum di evaluasi untuk melihat adanya edema atau hematoma. Bungkusan keping es yang dikenakan perineum mempunyai efek ganda untuk mengurangi ketidaknyaman dan edema bila telah mengalami epsiotomi atau laserasi.
5. PerkiraanDarah yang Hilang Sangat sulit memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah sering kali bercampur dengan cairan ketuban atau urine dan mungkin terserap handuk,kain,atau sarung. Tak mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui penghitungan jumlah darah di sarung karena ukuran sarung bermacammacam dan mungkin sarung telah di ganti jika terkena sedikit darahatau basah oleh darah. Meletakkan wadah atau pispot dibawah bokong pasien untuk mengumpulkan darah bukanlah cara efektif untuk mengukur kehilangan darah dan bukan cerminan asuhansayang ibu, karena berbaring diatas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan pasien untuk memegang bayinya. Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan menilai volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua darah tersebut. Jika darah bisa mngisi dua botol, artinya pasien telah kehilangan 1 liter darah, jika darah bisa mengisi setengah botol pasien kehilangan 250 ml darah dan seterusnya. Memperkirakan kehilangan darah, hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi pasien. Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui penampakan gajala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan pasien lemas, pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darh sistole turun lebih dari 10 mmHg dari kondisi sebelumnya, mak telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Bila pasien mengalami syok hipovolemik maka pasien telah kehilangan darh 500 % dari total dari jumlah darah (2000 – 2500 ml) penting untuk selalu memantau keadaan umum dan menilai jumlah kehilangan darh pasien selama kala IV melalui pemeriksaan tanda vital, jumlah darh yang keluar dan kontraksi uterus.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
96
RANGKUMAN Kala
IV
adalah
0
menitsampai
setelahpersalinanplasentaberlangsung.
2
jam
Inimerupakanmasakritisbagiibu,
karenakebanyakanwanitamelahirkankehabisandarahataumengalamisuatukeadaan yang
menyebabkankematianpadakala
IV
ini. Bidanharusterusmemantaukeadaanibusampaimasakritisibutelahterlewati. Periksaapakahadalaserasiakibatpersalinanatautidak.Jikaadamakasegeralaku kanpenjahitansesuaidenganderajatlaserasi.Periksa fundus setiap 15 menitpadasatu jam
pertama,
dansetiap
20-30
menitpadasatu
jam
kedua.
Jikatidakadakontraksilakukanmassase uterus, namunjikaadaselalupantaukontraksi uterus, karenahaliniakanmenyebabkanpembuluhdarahterjepitdanperdarahanakibatpersalin anakanperlahan
–lahanterhenti.
Pemeriksaantekanandarah,
nadidankantongkemihsetiap 15 menit jam pertamadan 30 menitpadasatu jam kedua. Anjurkanibuuntukminum
demi
mencegahdehidrasi.Tawarkanibuuntukmakanminum perineum
yang
ibu,gantipakaianibudenganpakaianbersih,
Inisiasidiniharustetapdilakukan
agar
disukai.Bersihkan dankenakanibutella.
bayimendapatkolostrumibudanmembantu
uterus berkontraksi
TES FORMATIF 1. Kala IV persalinandimulaidengankelahiranplasentadanberakhirdua jam kemudian. Asuhankebidanankala IV, meliputi, kecuali… A. Evaluasi uterus B. Inspeksidanevaluasiserviks,vagina,dan perineum C. Inspeksidanevaluasiplasenta D. Odem kaki dantangan E. membrandankordaumblikalis
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
97
2. Berapaminggu uterusakanmengalamiinvolusiberatnyamenjadikurangdarisetengahberat segerasetelahp ascapersalinandan uterus sudahkembalisepertisebelumhamil? A. 1-2 minggu B. 2-3 minggu C. 4-5 minggu D. 3-4 minggu E. 5-6 minggu 3. Indikasiuntukdilakukanpemeriksaanservik,
vagina
danperiniumadalahmencakuppadakondisiberikutiniadalah…. A. Aliranmenetapatausedikitaliranpendarahanpervaginambrerwarnamerahterang, daribagianatastiaplaserasi yang diamati,setelahkontraksi uterus dipastikan. B. Persalinancepatataupresipitatus C. Manipulasiserviksselamapersalinan, misalnyauntukmengurangitepi anterior D. Dorongan maternal ( meneran ) sebelumdilatasiservikslengkapPeriode mediate E. Benarsemuatanpakecuali 4. Kandungkemihharusdievaluasiuntuk… A. Memastikankandungkemihtidakpenuh B. Agar tidakberubahwarna C. Supayapenuhdantidakmenggangu D. Memastikansaja E. Membiarkansemauibu 5. Satucarauntukmenilaikehilangandarahadalah… A. Melaluipenampakangajaladantekanandarah B. Denganmenilai
volume
terkumpuldanmemperkirakanberapabanyakbotol
darah
yang 500
ml
dapatmenampungsemuadarah C. Perdarahanmenyebabkanpasienlemas, pusingdankesadaranmenurun D. Membiarkanberhentisendiri E. Disuntikkanobat Kunci Jawaban 1. D 2. C 3. A Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
98
4. A 5. B
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP – SP Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP. Yeyeh, Ai RukiahS.SiT, MKM, (2009), AsuhanKebidanan II PersalinanEdisiRevisi.Jakarta : TIM Rohani, dkk. 2011. AsuhanKebidananPadaMasaPersalinan. Jakarta :SalembaMedika
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
99
BAB X PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI/LASERASI
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR Mampu mendiskripsikan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi
INDIKATOR a. Dapat mendiskripsikan dan melakukan penjahitan luka episiotomi/laserasi b. Dapat mendiskripsikan Anestasi local, prinsip penjahitan perineum c. Dapat melakukan dan menjelaskan penjahitan episiotomi/laserasi
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan penjahitan luka episiotomi/ laserasi
URAIAN MATERI
A. Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi Secara umum prosedur penjahitan episiotomi sama dengan menjahit laserasi perineum, setelah episiotomy di lakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan lukanya tidak meluas dan sedapat mungkin menggunakan jahitan jelujur. Untuk merapatkan jaringan pada sayatan yang terlalu dalam atau bahkan mencapai lapisan otot di perlukan penjahitan secara terputus. 1.
Tujuan Tujuan menjahit laserasi atau episiotomy adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis).Depkes RI 2007. Setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat potensial untuk timbulnya infeksi, oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi gunakan benang
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
100
yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis. 2. Macam-macam penjahitan a. Menjahit luka episiotomy medialis Mula-mula otot perineum kiri dan kanan di rapatkan dengan beberapa jahitan.Kemudian fasia di jahit dengan beberapa jahitan, lalu lender vagina di jahit pula dengan beberapa jahitan. Terakhir kulit perineum di jahit dengan empat atau lima jahitan. Jahitan dapat di lakukan secara terputus-putus (interrupted suture) atau secara jelujur (continous suture).Benang yang di pakai untuk menjahit otot, fasia dan selaput lender adalah catgut chromic, sedang untuk kulit perineum di pakai benang sutera. b. Menjahit luka episiotomy mediolateralis Pada teknik ini insisi di mulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah insisi ini dapat di lakukan ke arah kanan atau pun kiri, tergantung pada kebiasaan orang yang melakukannya, panjang insisi kira-kira 4 cm, tekhnik menjahit sama pada luka episiotomy medialis. Penjahitan di lakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris. c. Menjahit luka episiotomy lateralis Pada teknik ini insisi di lakukan kearah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3 atau 9 menurut arah jarum jam, teknik ini sering tidak di lakukan lagi oleh karena banyak menimbulkan komplikasi, teknik penjahitan sama dengan luka episiotomy mediolateralis. ( prawirohardjo 2000). d. Menjahit luka episiotomy menurut derajat luka Luka derajat I dapat di lakuakn hanya dengan catgut yang dijahitkan secara jelujur. Menjahit luka episiotomy (continuous suture) atau dengan cara angka delapan ( figure of eight). Luka derajat II, sebelum di lakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II maupun tingkat III, jika di jumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut harus di ratakan terlebih dahulu, pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing di klem terlebih dahulu, kemudian di gunting. Setelah pinggir robekan rata, baru di lakukan penjahitan luka robekan, mula-mula otot di jahit dengan catgut.Kemudian selaput vagina di jahit dengan catgut secara terputus-putus Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 101
atau jelujur, penjahitan lender vagina di mulai dari puncak robekan, terakhir kulit perineum di jahit dengan benang sutera secara terputus-putus. Luka derajat III, mula-mula dinding vagina depan rectum yang robek di jahit. Kemudian perineal dan fasia septum rektovaginal di jahit dengan catgut chromic, sehingga bertemu kembali.Ujung-ujung otot spingter ani yang terpisah oleh karena robekan di klem dengan pean lurus, kemudian di jahit dengan 2-3 jahitan catgut chromic sehingga bertemu kembali.Selanjutnya robekan di jahit lapis demi lapis seperti robekan perineum tingkat II.
B. Anestesi Lokal dan Prinsip Penjahitan Perinium Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atau jika perlukaan-perlukaan tersebut tidak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam di mana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukanaan yang aktif mengerluarkan darah memerlukan suatu penjahitan. Perlu diingat prinsip-prinsip dasar dari penyembuhan luka. Perlukaan bisa sembuh karena pembentukkan jaringan-jaringan baru yaitu, jaringan bekas luka akan tumbuh kembali diantara kedua sisi luka untuk kemudian menyatu kembali. Penjahitan akan membawa kedua sisi perlukaan menyatu untuk mempermudah pertumbuhan jaringan bekas luka. Setiap kali tusukan jahitan dibuat, jaringan akan terluka dan satu tempat baru masuknya bakteri akan tercipta. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menggunakan jumlah jahitan yang sesedikit mungkin untuk merapatkan jaringan dan untuk menghentikan pengeluaran darah dari perlukaan. Tujuan dari penjahitan perlukaan perineum/episiotomi menurut Pusdiknakes (2003) ialah : 1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi. Proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringnnya. 2. Untuk menghentikan perdarahan. Setelah menetukan jenis laserasi yang terjadi, siapkanlah peralatan yang diperlukan untuk penjahitan.Menjahit laserasi yang lebih dari satu atau dua jahitan tanpa anestesi bukanlah tindakan asuhan sayang ibu. Lidocaine 1% adalah cairan anestesi yang dianjurkan untuk penjahitan episiotomi dan laserasi setelah kelahiran.Lidocaine 2% tidak dianjurkan karena terlalu tinggi konsentrasinya dan bisa menimbulkan necrosis jaringan. Lidocaine Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 102
dengan epinephrine tidak dianjurkan karena akan memperlambat penyerapan lidocaine dan akan memperpanjang efek kerjanya. Tak satupun dari kedua efek tersebut diperlukan bagi penjahitan episiotomy dan laserasi. Ukuran dan panjang jarum serta banyaknya obat anestesi yang diperlukan akan bergantung pada laserasinya. Sebuah jarum berukuran 22, dengan panjang 3-4 cm sudah cukup untuk menginjeksikan anestesi kedalam luka episiotomy, perluasan laserasi akibat episiotomy atau robekan vagina.Akan tetapi, jarum yang berukuran lebih kecil hendaknya dipakai pula untuk laserasi yang lebih kecil didaerah yang lebih peka. Sebagai contoh, jarum yang berukuran 25, panjang 2-3 cm akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk menganestesi perlukaan klitoris. Bidan hendaknya menggunakan kebijaksanaan klinis dalam menentukan jarum mana yang harus dipakai. Teknik penginjeksian anestesi adalah : 1. Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantulah ia agar rileks. 2. Masukkan jarum pada ujung atau pojok laserasi atau luka dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar. 3. Aspirasi dan kemudian injeksikan anestesis tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk. 4. Hentikan penginjeksian anestesi dan belokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana anda merencanakan akan membuat jahitan. 5. Ulangi proses pemasukkan jarum, kemudian aspirasi, dan injeksikan sambil menarik jarum hingga selurah daerah yang kemungkinan akan merasa sakit sudah dianestesi. C. Penjahitan Episiotomi/ Laserasi Ada berbagai teknik untuk penjahitan episiotomy dan laserasi.Pada masa lalu, banyak orang yang menggunakan jahitan satu-satu. Sekarang bayak yang menggunakan jahitan jelujur (bersambung) karena memiliki kelebihan tertentu yaitu : 1.
Sedikit memberikan rasa sakit bagi ibu (setelah penjahitan).
2.
Mudah dipelajari karena hanya melibatkan satu jenis teknik panjahitan saja.
3.
Jumlah jahitannyapun hanya sedikit. Langkah- langkah penjahitan dengan teknik jelujur untuk rupture perineum
tingkat dua dan episiotomy Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
103
1. Sentuhlah dengan jari anda seluruh area lukanya (syatannya). Lihatlah dengan jelas dimana puncak lukanya tempatkan jahitan yang pertama 1 cm di atas puncak luka di dalam vagina tersebut. Pegang pinset ditangan yang lainnya. Gunakan pinset untuk menarik jarummelalui jaringannya. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan untuk meraba jarumnya karena berbahaya. Hal itu bisa berakibat terjadinya robekan kecil pada sarung tangan karena tusukan jarum dan sangat berpotensi untuk mendapatkan infeksi yang dibawa oleh darah seperti misal HIV dan hepatitis B. ikatlah jahitan tersebut dengan simpul mati dan pendekkan ujung simpul sampai kira-kira 1 cm. 2. Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur sampai cincin hymen yang berada di bawahnya. 3. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai ke belakang cincin hymen, dan ditarik keluar pada luka perineum. Perhatikan berapa dekatnya jarum ke puncak lukanya. 4. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Biasanya akan tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras apabia disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka karena pada waktu sudah mencapai ujung luka, berarti lapisan otot yang dalam telah menutup. 5. Setelah mencapai ujung yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum dan mulailah menjahit kea rah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carialh lapisan subcuticuler persis dibawah lapisan kulit. Jaringan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Lalu buat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapisan kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0,5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung. 6. Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka padda perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya. 7. Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benarbenar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. jika ujungnya dipotong terlalu pendek, jahitannya mungkin akan terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh episiotomy akan menjadi longgar dan terlepas. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
104
8. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang tertinggal, kasa, tampon, atau alat di dalam vagina ibu. Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun. Keringkan dan buatlah ibu merasa nyaman. 9. Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum dengan sabun dan air 3 sampai 4 kali sehari. Kalau tidak, ibu harus menjaga agar perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan benda apapun kedalam vaginanya. Dan mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar dapat memeriksanya kembali.
RANGKUMAN Kala IV adalah o menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta berlangsung. Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini.Bidan harus terus memantau keadaan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati. Periksa apakah ada laserasi akibat persalinan atau tidak.Jika ada maka segera lakukan penjahitan sesuai dengan derajat laserasi. Periksa fundus setiap 15 menit pada satu jam pertama, dan setiap 20-30 menit pada satu jam kedua. Jika tidak ada kontraksi lakukan massase uterus, namun jika ada selalu pantau kontraksi uterus, karena hal ini akan menyebabkan pembuluh darah terjepit dan perdarahan akibat persalinan akan perlahan –lahan terhenti. Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan kantong kemih setiap 15 menit jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua.
TES FORMATIF 1. Tujuan menjahit laserasi atau episiotomy adalah A. Untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis) B. Agar terlihat indah C. Agar tidak terjadi perobekan sebelum kelahiran D. Memudahkan jalan lahir Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
105
E. menyebabkan pembuluh darah terjepit dan perdarahan akibat 2. Mula-mula otot perineum kiri dan kanan di rapatkan dengan beberapa jahitan. Kemudian fasia di jahit dengan beberapa jahitan, lalu lender vagina di jahit pula dengan beberapa jahitan disebut… A. Menjahit luka episiotomy medialis B. Menjahit luka episiotomy mediolateralis C. Menjahit luka episiotomy lateralis D. Menjahit luka episiotomy menurut derajat luka E. Menjahit sesuai kehendak bidan 3. Laserasi derajat II adalah A. Menggunakan anastesi local, untuk memberikan kenyamanan pada ibu (rupture mengenai pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum otot spingter ani dan rectum. rujuk). B. Perlu menggunakan sedikit jahitan (rupture terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum Penjahitan secara jelujur atau angka delapan) C. (rupture mengenai pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan spingter ani. rujuk) D. Yang tidak mengalami perdarahan tidak perlu di lakukan penjahitan rupture hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit perineum. E. (rupture terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, perdarahan tidak perlu di lakukan penjahitan rupture hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit perineum. 4. Keuntungan penggunaan anastesi local antara lain, kecuali… A. Ibu lebih merasa nyaman (saying ibu) B. Bidan lebih leluasa dalam penjahitan C. Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah) D. Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi) E. Benar semua tanpa kecuali 5. Pemeriksan fundus pada satu jam pertama adalah setiap… A. 5 menit B. 10 menit C. 15 menit D. 20 menit Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
106
E. 25 menit
Kunci Jawaban; 1. A 2. B 3. B 4. E 5. C TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. 2003. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta : Buku Kedokteran EGC Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. 2007. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC Draft. Acuan Pelatihan Pelayanan Dasar Kebidanans Dep.Kes. RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007). “Buku Acuanpersalinan Normal, Asuhan Essensial Persalinan”. Edisi revisi, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Mochtar. R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2 Jilid 1.EGC. Jakarta
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
107
BAB XI ADAPTASI FISIOLOGIS BBL TERHADAP KEHIDUPAN DILUAR UTERUS
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Mampumendiskripsikanadaptasifisiologi s BBL terhadapkehidupandiluar uterus
Mahasiswamampumendiskripsikan adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan diluar uterusmeliputi: a. Termoregulasi b. Sistem pernafasan c. Sistem pencenaan d. Sistem Kardisovaskuler dan Darah e. MetabolismeGlukosa f. SistemGinjal
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata
Kuliah
asuhan
kebidanan
persalinanmemberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan
manajemen
kebidanan
yang
didasari
konsep
–
konsep,
sikapdanketrampilansertahasil evidence based denganpokokbahasanadaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan dunia luar.
URAIAN MATERI
A. Adaptasi /Perubahan Fisiologi Pada Bayi Baru Lahir Adaptasi fisiologi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus menurut Johariyah dan Wahyu Ningsih, 2012 : 1.
Perubahansistempernapasan / respirasi Selamadalam
uterus,
janinmendapatkanoksigendaripertukaran
gas
melaluiplasenta.Setelahbayilahir, pertukaran gas harusmelalui paru – paru. a. Perkembanganparu-paru Paru-paruberasaldarititiktumbuh yang munculdari pharynx yang bercabngadankemudianbercabangkembali membentukstrukturpercabanganbro Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
108
nkus
proses
initerusberlanjitsampaisekitarusia
8
tahun,
sampaijumlahbronkusdanalveolusnakansepenuhnyaberkembang, walaupunjaninmemperlihatkanadanyagerakannapassepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidakmatangakanmengurangikelangsunganhidup BBL sebelumusia 24 minggu. Hal inidisebabkankarenaketerbatasanpermukaan alveolus,
ketidakmatangansistemkapilerparu-
parudantidaktercukupinyajumlahsurfaktan. b. Awaladanyanafas Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah : 1)
Hipoksiapadaakhirpersalinandanrangsanganfisiklingkunganluarrahim yang merangsangpusatpernafasan di otak.
2)
Tekananterhadaprongga
dada,
yang
terjadikarenakompresiparu
-
paruselamapersalinan, yang merangsangmasuknyaudarakedalamparu parusecaramekanis.Interaksiantara
system
pernapasan,
kardiovaskulerdansusunansarafpusatmenimbulkanpernapasan
yang
teraturdanberkesinambungansertadenyut
yang
diperlukanuntukkehidupan. 3)
Penimbunankarbondioksida (CO2) Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapisebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4)
Perubahan suhu Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas Upayapernafasanpertamaseorangbayiberfungsiuntuk : 1.
Mengeluarkancairandalamparu-paru
2.
Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak
lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 109
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. d. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paruparu basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. 2.
Perubahan pada sistem sirkulasi/peredaran darah Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar: a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
110
dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah 1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paruparu untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paruparu dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah
paru.
Peningkatan
sirkulasi
ke
paru-paru
mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan. 3.
Pengaturan suhu/termoregulasi Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress
dengan
lingkungandaridalamrahimibukelingkunganluar
adanya yang
perubahan suhunyalebihtinggi.
Suhudingininimenyebabkan air ketubanmenguaplewatkulit, padalingkungan yang dingin ,pembentukansuhutanpamekanismemenggigilmerupakanusahautamaseorangbayiu ntukmendapatkankembalipanastubuhnya.
Pembentukansuhutanpamenggigilinimerupakanhasilpenggunaanlemakcokla tuntukproduksipanas.Timbunanlemakcoklatterdapat Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
di 111
seluruhtubuhdanmampumeningkatkanpanastubuhsampai 100%.Untukmembakarlemakcoklat, seringbayiharusmenggunakanglukosagunamendapatkanenergi
yang
akanmengubahlemakmenjadipanas. Lemakcoklattidakdapatdiproduksiulang olehseorang
BBL. Cadangan
lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL. 4.
Metabolisme Glukosa Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : a. melalui penggunaan ASI b. melaui penggunaan cadangan glikogen c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak. BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir). Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-
kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 112
makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak. 5.
Perubahan sistem gastrointestinal Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matangsudah terbentuk baik pada saat lair. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6.
Sistem kekebalan tubuh/ imun Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: a.
perlindungan oleh kulit membran mukosa
b.
fungsi saringan saluran napas
c.
pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d.
perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh. Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan 113
dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
RANGKUMAN
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dandalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
TES FORMATIF
1. Selamadalam uterus, janinmendapatkanoksigendaripertukaran gas melalui… A. Plasenta B. Paru-paru C. Esofagus D. Uterus E. Kerongkonganibu 2. Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh berguna untuk... A. Permulaanbernafas B. Mengantarkan oksigen ke jaringan C. Latihan bayi diluar uterus D. Pengembangan permulaan diluar uterus Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
114
E. Memutus aliran oksigen dari plasenta 3. Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan… A. Pertahanansuhutubuhnya B. Perubahan uterus setelahpersalinan C. Kadar glukosa darahnya sendiri D. System peredarandarahbayi E. Benarsemuatanpakecuali 4. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan… A. Demam B. Kejang C. Hipotermi D. Muntah E. gumoh 5. Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alamiadalah… A. perlindungan oleh kulit membran mukosa B. fungsi saringan saluran napas C. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus D. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung E. benarsemuatanpakecuali
Kunci Jawaban; 1. A 2. B 3. C 4. E Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
115
5. E TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008.IlmuKesehatanAnakuntukPendidikanKebidanan. Jakarta: SalembaMedika JohariyahdanWahyuNingsih, Ema.2012. Jakarta: Trans Info Media
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
AsuhanKebidananPersalinandanBayiBaruLahir.
116
BAB XII ASUHAN BAYI BARU LAHIR DALAM 2 JAM PERTAMA
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR N
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Mampumendiskripsikankonsepdasarasuhan masanifas
Mampumendiskripsikanasuhanbayibarul ahirdalam 2 jam pertamameliputi : a. Pemotongan tali pusat b. Penilaian Awal pada bayi segera setelahlahir c. Resusitasi d. Bounding attachment e. Pemberian ASI Awal
O 1.
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata
Kuliah
asuhan
kebidanan
persalinanmemberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan
manajemen
kebidanan
yang
sikapdanketrampilansertahasil
didasari
konsep
–
konsep,
evidence
based
denganpokokbahasankonsepdasarmasapersalinan.
URAIAN MATERI
A. Pemotongantalipusat Pemotongandanpengikatantalipusatmenyebabkanpemisahanfisikterakhirantara ibudanbayidaninisangattergantungdaripengalamanseorangahlikebidanan.Pemotongans ampaidenyutnaditalipusatterhentidapatdilakukanpadabayi
normal,
sedangkanpadabayigawatperludilakukanpemotongantalipusatsecepatmungkin
agar
dapatdilakukanresusitasisebaik-baiknya.Talipusatdijepitdengankocherkira-kira 3 cm dansekalilagikira-kira
5
cm
daripusat,
pemotongandilakukandiantarakeduatalipenjepittersebut. Kemudianbayidiletakkan di ataskainbersihatausterildanhangatdanditempattidurnya. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
117
B. Bounding Attachment Bounding
adalah
adalahmembangunikatanjadi
proses
pembentukansedangkan
bounding
attachment
attachment
adalahsebuatpeningkatan
hubungankasihsayangdenganketerikatanhubunganbatinantaraorangtuadanbayinya. Tahap-tahap bounding attachment a. Perkenalandenganmelakukankontakmata,
menyentuh,
berbicara,
danmengeksplorasisegerasetelahmengenaibayinya b. Bouding (keterikatan) c. Attachment, perasaankasih saying yang mengikatindividudenganindividu lain. C. Penilain APGAR Keadaanumumbayidimulai
1
menitsetelahlahirdenganpenggunaannilai
APGAR.Penilaianiniperluuntukmengetahuiapakahbayimenderitaasfiksiaatautidak.Seti appenilaiandiberiangka (vigorous
baby =
0,1dan nilaiapgar
2
darihasilpenilaiantersebutapakahbayi
7-10),
asfiksiasedang-ringan
normal
(nilaiapgar
4-6)
atauasfiksiaberat (nilaiapgar 0-3). Bilanilaiapgardalam 2 menitbelummencpainilai 7, makaharusdilakukantindakanresasitasilebihlanjut.Olehkarenabilabayimenderitaasfiksi alebihdari
5
menit,
kemungkinanterjadigejala-
gejalaneurologiklanjutankemudianharilebihbesar.Berhubungandenganitu, menurutapgardilakukanselainpadaumur 1 menitjugapadaumur 5 menit. Nilai APGAR 0 Apperance
Pucat
2
Badanmerah,
Seluruhtubuhkemerah-
ekstremitasbiru
merahan
Tidakada
Kurangdari 100
Lebihdari 100
Tidakada
Sedikitgerakanmimik
Batuk/bersih
(WarnaKulit) Pulse Rate
1
(Frek. Nadi) Grimance
(grimance)
(ReaksiRangsangan) Activity
Tidakada
flexi
(Tonus Otot) Respiration
Ekstrimitasdalamsedikit Garakanaktif
Tidakada
Lemah/tidakteratur
Baik/menangis
(Pernafasan)
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
118
D. InisiasiMenyusuDini (IMD) Inisasimenyusudiniadalah
proses
membiarkanbayimenyususendirisegerasetelahlahiran.
Hal
inimerupakankodratdananugrahdariTuhan
yang
sudahdisusununtukkita.Melakukannyajugatidaksulit, hanyamembutuhkanwaktusekitarsatuhinggadua jam. Inisiasimenyusudiniataudisingkat
IMD
merupakan
program
yang
sedanggencardianjurkanpemerintah.Menyusudanbukanmenyusuimerupakangambaran bahwa
IMD
bukan
program
ibumenyusuibayitetapibayi
harusaktifmenemukansendiriputingsusuibu.
Program
inidilakukandengancaralangsungmeletakkanbayibarulahir ibunyadanmembiarkanbayiinimerayapuntukmenemukan susuibuuntukmenyusu.
IMD
yang
di
dada putting
harusdilakukanlangsungsaatlahir,
tanpabolehditundadengankegiatanmenimbangataumengukurbayi.Bayijugatidakbolehd ibersihkan, hanyadikeringkankecualitengannya. Proses iniharusberlangsung skin to skin antarabayidanibu. Manfaatinisiasimenyusudini : 1. Untukbayi a. Kehangatan Christensson et al, (1992) melaporkanbahwadibandingkanbayi-bayi yang
diletakkandalamboksternyatabayi-bayi
kontakkulitdengankulitibunyamempunyaisuhutubuh
yang yang
lebihhangatdanstabil. b. Kenyamanan Ternyatabayi-bayi yang dilakukaninisiasidinilebihjarangmenangis di bandingkandenganbayi-bayi yang dipisahkandariibunya. c. Kualitasperlekatan Di banding bayi yang dipisahkandariibunya, bayi-bayiyng di lakukaninisiasidinimempunyaikemampuanperlekatanmulut
yang
lebihbaikdaripadawaktumenyusu. 2. UntukIbu Pelepasanplasenta
yang
lebihcepatakanmengurangiresikoterjadinyapendarahan. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
119
RANGKUMAN
Bayibarulahir
(neonatus)
adalahsuatukeadaandimanabayibarulahirdenganumurkehamilan
37-42
minggu,lahirmelaluijalanlahirdenganpresentasikepalasecaraspontantanpagangguan, menangiskuat,
nafassecaraspontandanteratur,beratbadanantara
2500-4000
gram
sertaharusdapatmelakukanpenyesuaiandiridarikehidupanekstrauteri. TahapanBayiBaruLahir a. Tahap
I
terjadisegerasetelahlahir
Padatahapinidigunakan
system
,selamamenit
scoring
–menitpertamakelahiran.
apgaruntukfisikdan
scoring
gray
untukinteraksibayidanibu. b. Tahap
II
disebuttahaptransisionalreaktivitas
.Padatahan
II
dilakukanpengkajianselama 24 jam pertamaterhadapadannyaperubahanperilaku. c. Tahap III disebuttahapperiodik, pengkajiandilakukansetelah 24 jam pertama yang
meliputipemeriksaanseluruhtubuh. TujuanPerawatanPadaBayiBaruLahir Bayibarulahirsangatrentanterhadapinfeksi
yang
disebabkanolehpaparanataukontaminasimikroorganismeselama
proses
persalinanberlangsungmaupunbeberapasaatsetelahlahir InisiasiMenyusuDini
(IMD)
adalah
proses
membiarkanbayimenyususendirisegerasetelahlahiran.
TES FORMATIF 1. Talipusatdijepitdengankocherkira-kirasepanjang… A. 3 cm dansekalilagikira-kira 5 cm daripusat B. 2 cm dansekalilagikira-kira 1 cm daripusat Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
120
C. 4 cm dansekalilagikira-kira 2cm daripusat D. 2 cm dansekalilagikira-kira 3 cm daripusat E. 1 cm dansekalilagikira-kira 5 cm daripusat 2. Sebuahpeningkatan hubungankasihsayangdenganketerikatanhubunganbatinantaraorangtuadanbayinya disebut… A. Kemistery B. Masatransisi C. Bounding Attachment D. Masapengenalan E. Masasetelahibumelahirkansampaidengan 9 minggu 3. Berapahasilpenilaianapgarbayi normal… A. (nilaiapgar 4-6) atauasfiksiaberat (nilaiapgar 0-3) B. (vigorous baby = nilaiapgar 7-10) C. (vigorous baby = nilaiapgar 1-5) D. (nilaiapgar 1-5) atauasfiksiaberat (nilaiapgar 0-2) E. (vigorous baby = nilaiapgar 4-6) 4. Program InisiasiMenyusuDinidilakukandengancaralangsungmeletakkanbayibarulahir dada
ibunyadanmembiarkanbayiinimerayapuntukmenemukan
di
putting
susuibudisebutdenganreflek… A. Reflek sucking B. ReflekGrap C. Reflekbabin sky D. Reflek rooting E. Reflekmotorik 5. Manfaatinisiasimenyusudini : A. Kehangatan B. Kenyamanan C. Kualitasperlekatan D. Pelepasanplasenta
yang
lebihcepatakanmengurangiresikoterjadinyapendarahan. E. Benarsemuatanpakecuali Kunci Jawaban; Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
121
1. A 2. C 3. B 4. D 5. E TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP – SP Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
122
BAB XIII PENDOKUMENTASIAN ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.
PENDAHULUAN A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR NO 1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Mampu mendokumentasian Pendokumentasian asuhan persalinan dan bayi baru asuhan persalinan dan bayi lahir. baru lahir.
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah asuhan kebidanan persalinan memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksankan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan yang didasari konsep – konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar masa persalinan.
URAIAN MATERI
A. Pengertian Dokumentasi Asuhan Persalinan Dokumentasi Asuhan persalinan merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa intranatal, yakni pada kala I sampai dengan kala IV. Pendokumentasian meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik
karena
memungkinkan
penolong
persalinan
untuk
terus
menerus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
123
bayi. Partograf adalah bagian terpenting dari proses pendokumentasian selama persalinan. Pendokumentasian dilakukan karena: 1. Sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi kesesuaian dan keefektifan asuhan atau perawatan, mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan pada rencana asuhan atau perawatan 2. Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik 3. Sebagai catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan 4. Dapat dibagikan di antara para penolong persalinan sehingga lebih dari satu penolong persalinan akan memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau bayi baru lahir 5. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong persalinan ke penolong persalinan lainnya, atau dari seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. 6. Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus 7. Diperlukan untuk memberi masukan data statistiknasional dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu atau bayi baru lahir Aspek-aspek penting dalam pendokumentasian antara lain : 1. Tanggal dan waktu asuhan diberikan 2. Identifikasi penolong persalinan 3. Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan 4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan dapat dibaca 5. Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia 6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis B. Prinsip-prinsip Teknik Pendokumentasian 1. Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran observasi atau pemeriksaan. 2. Menulis dengan tinta hitam (tidak boleh pakai pensil), supaya tidak terhapus dan bila perlu foto copy akan lebih jelas. 3. Menuliskan tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan temuan yang obyektif (kenyataan) dan bukan interpretasi (hindari kata penilaian seperti tampaknya, rupanya). Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
124
4. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan oleh orang yang melakukan. 5. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk posisi, kondisi, tanda, gejala, warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Memakai singkatan atau simbol yang sudah di sepakati, misalnya KU, Ket +, KPD, Let kep, Let Su, S/N, T dan lain-lain 6. Interpretasi data objektif harus di dukung oleh observasi. 7. Kolom tidak dibiarkan kosong tetapi dibuat tanda penutup. Misalnya dengan garis atau tanda silang. 8. Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, (ditutup, atau ditipex), tetapi dicoret dengan garis dan membubuhkan paraf disampingnya. Teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan tujuh langkah varney antara lain sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data Data yang dikumpulkan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut: biodata, data demografi, riwayat kesehatan termasuk faktor herediter, riwayat menstruasi, riwayat
obstetri
dan
ginekologi,
termasuk
nifas
dan laktasi,
riwayat
biopsikososiospiritual, pengetahuan, data pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan penunjang seperti laboratorium, radiologi dan USG. 2. Melakukan intrepetasi data dasar Tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap kemungkinan diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis kebidanan intranatal Contoh: Diagnosis : G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif Masalah
:
Wanita dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD) atautakut
menghadapi persalinan 3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi pada masa intranatal.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
125
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial Langkah ini dilakukan untuk mengantisispasi dan melakukan konsultasi secara kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Sebagai contoh: ditemukan adanya perdarahan antepartum, adanya distosia bahu atau bayi dengan APGAR Score rendah. Maka tindakan segera yang dilakukan adalah tindakan sesuai dengan standar profesi bidan dan apabila perlu tindakan kolaboratif seperti preeklampsia berat maka harus segera dikolaborasi ke dokter spesialis obgyn. 5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh Rencana asuhan yang dilakukan secara menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan pasien. I. Kala I yaitu dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap: 1. Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan. Dengan cara: a. Memberikan dukungan dan motivasi b. Memberikan informasi mengenai proses dan kamjuan persalinan c. Mendengarkan keluhan-keluhannya dan mencoba lebih sensitif terhadap perasaannya 2. Jika ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat diberikan antara lain: a. Melakukan perubahan posisi, yaitu posisi sesuai dengan keinginan ibu. Namun jika ibu ingin beristirahat di tempat tidur, anjurkan agar posisi tidur miring ke kiri. b. Sarankan suami atau keluarganya untuk memijat dan menggosok punggungnya diantara dua kontraksi c. Ajarkan kepada ibu teknik bernafas dengan cara meminta ibu menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar lalu kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi 3. Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa pengetahuan dan seizin ibu. 4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara prosedural yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
126
5. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau buang air kecil. 6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan keringat, maka gunakan kipas angin atau AC dalam kamar atau menggunakan kipas biasa dan menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya. 7. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi, berikan ibu cukup minum. 8. Lakukan pemantauan tekanan darah, suhu, denyut jantung janin, kointraksi dan pembukaan seviks. Sedangkan pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan selama empat jam selama kala I persalinan atau jika da indikasi lain. Kemudian dokumentasikan hasil temuan dengan partograf.
II. Kala II yaitu dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. 1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar merasa nyaman dengan menawarkan minum atau memijat ibu 2. Menjaga kebersihan ibu agar terhindar dari infeksi. Bila terdapat darah lendir atau air ketuban segera dibersihkan 3. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu dengan cara menjaga privasi ibu, menjelaskan proses dan kemajuan persalinan, menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu. 4. Mengatur posisi ibu dan membimbing ibuuntuk meneran dengan posisi yang nyaman seperti jongkok, setengah duduk, tidur miring atau menungging. 5. Mengatur posisi agar nyeri berkurang, mudah meneran, menjaga kandung kemih tetap kosong, menganjurkan berkemih sesering mungkin, memberikan cukup minum untuk memberi tenaga dan mencegah dehidrasi.
III. Kala III yaitu dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta 1. Melaksanakan Manajemen Aktif Kala III meliputi pemberian oksitosin dengan segera, pengendalian tarikan pada tali pusat dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
127
2. Jika menggunakan Manajemen Aktif Kala III dan plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular) 3. Jika menggunakan manajemen aktif kala III dan plasenta belum lahir juga dalam waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakuka kateterisasi, periksa
adanya
pelepasan
plasenta,
berikan
oksitosin
10
unit
(intramuskular) dosis ketiga, dan periksa ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada servik dan vagina kemudian perbaiki episiotomi.
IV. Kala IV yaitu dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam postpartum. 1. Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi 2. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, perdarahan, setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. 3. Anjurkan ibu untuk minum agar mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya. 4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan kering 5. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayi karena manyusui dapat membantu uterus berkontraksi. 6.
Melaksanakan perencanaan Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa intranatal.
7. Evaluasi Evaluasi pada masa intranatal dapat dilakukan setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan.
C. Pendokumentasian Hasil Asuhan Metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP, yang merupakan salah satu pendokumentasian yang ada. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan klienya dalam masa antenatal.Seorang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan. Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
128
SOAP sebagai suatu metode pendokumentasian asuhan kebidanan, metode ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumentasikan hasil asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan perkembangan/kemajuan (progress note) yaitu: a. Subyektif (S) Subyektif
yaitu
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney. Data subyektif yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: 1. Biodata (Kalau tidak ANC) 2. Keluhan utama b. Obyektif (O) Obyektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung asuhan, sebagai langkah 1 Varney. c. Assessment (A) Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpetasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial, sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney. d. Planing (P) Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut. sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney. Langkah proses manajemen dan pendokumentasian kebidanan:
1
7 Langkah Varney
SOAP
Mengumpulkan data
Subjektif Objektif
2
Melakukan Interpetasi data dasar
3
Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah Assessment potensial
4
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
5
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh
6
Melaksanakan perencanaan
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
Planning
129
7
Evaluasi
RANGKUMAN
Kebidanan di Indonesia sebagai suatu profesi yaang sedang dalam proses memperjuangkan penerimaan profesi yang madiri oleh masyarakat membutuhkan upaya aktualisasi dalam meberikan pelayanan profesional. Semua ini dapat dicapai bila bidan mampu menunjukkan kemmpuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didasari oleh ilmu yang jelas, serta mendokumentasikan semua hasil kerja yang dilaksanakan secara baik dan benar. Akhirnya dokumentasi dapat meningkatkan kesinambungan perawatan pasien, dan menguatkan akuntabilitas dan tanggung jawab bidan dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan serta membantu institusi untuk memenuhi syarat akreditasi dan hukum.
TUGAS 1. Tugas Baca (Buku utama, buku acuan, buku penunjang, jurnal) 2. Tugas terstruktur (laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan) 3. Tugas kelompok (Makalah, bahan diskusi/seminar)
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
130
Abdul Bari Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP – SP Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.
Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan
131