MASALAH UTAMA SETIAP PEREKONOMIAN A.
Pengertian Ekonomi Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi. Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:
Adam Smith Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara
Mill J. S Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan
Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
Hermawan Kartajaya Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya.
Paul A. Samuelson Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bila membicarakan tentang ekonomi, secara otomatis kita juga akan
membicarakan mengenai ilmu ekonomi dimana ilmu ekonomi merupakan sebuah ilmu kajian yang membahsa dan memperlajari tentang ekonomi itu sendiri. Secara umum, ilmu ekonomi dibagi menjadi 2. yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro. Ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi sebagai keseluruhan tentang kehidupan ekonomi dan ilmu ekonomi mikro lebih memfokuskan pada
keputusan-keputusan individu baik sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam mengalokasina sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
B.
Masalah Utama Setiap Perekonomian Setiap negara di dunia ini mempunyai konsepsinya sendiri-sendiri mengenai
arah perkembangan perekonomiannya. Untuk itu, merekapun telah memiliki sistem perekonomian yang dirasa cocol dengan keadaannya masing-masing. Sistem ekonomi yang dianut oleh sesuatu perekonomian ada dua hal yang khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal itu adalah: 1.
Keterbatasan Sumber-Sumber (Limits Of Resources).
1.1.
Pengertian Kelangkaan Semua kebutuhan manusia yang semakin beragam diawali dengan jenis
kebutuhan yang sederhana, yang pada masa saat ini sangat mudah diperoleh. Sebagai homo economicus, keinginan manusia tidak terbatas. Sifat ketidakpuasan yang menjadi sifat dasar manusia membuatnya selalu menginginkan berbagai keperluan bagi hidupnya supaya ia lebih makmur senantiasa, padahal apa yang diinginkan itu bukan kebutuhan yang penting. Di sinilah kita mengenal perbedaan kata keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas itu dapat mewujud menjadi permintaan yang terbatas (unlimited demand). Tetapi kita harus sadar bahwa apabila seluruh kebutuhan dan keinginan manusia harus dipenuhi, maka harus disediakan pula barang dan jasa yang tidak terbatas. Hal ini menjadi mungkin apabila tersedia sumber daya yang tidak terbatas. Sayangnya, sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (antara lain tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan ) terbatas jumlahnya (limited resources). Sumber daya yang terbatas disebut pula dengan faktor-faktor produksi yang terdiri: tanah (land), tenaga kerja (labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur). Semua faktor produksi ini terbatas jumlahnya, dan keterbatasan faktor-faktor produksi ini dinamakan dengan kelangkaan (scarcity). Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelangkaan adalah ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang berupa faktorfaktor produksi (faktor-faktor yang diperlukan dalam proses produksi).
1.2.
Faktor-Faktor Penyebab Kelangkaan
a. Kelangkaan sumber daya/faktor produksi Di atas sudah dijelaskan bahwa kelangkaan sumber daya bias mengakibatkan kelangkaan barang dan jasa. b.
Keterbatasan persediaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat diperbaharui.
c.
Keserakahan manusia Sifat manusia yang serakah bisa mengakibatkan kelangkaan barang dan jasa. Contoh: Penebangan hutan secara liar dan tidak terkontrol pada akhirnya dapat memusnahkan hutan itu sendiri. Padahal hutan berfungsi sebagai faktor produksi alam yang bisa menghasilkan barang, seperti kertas, kayu lapis, mebel, pensil, dan lain-lain. Hutan juga bisa menghasilkan jasa, seperti sebagai tempat rekreasi, tempat penelitian, tempat perlindungan satwa liar, dan lainlain. Pemusnahan hutan berarti memusnahkan barang dan jasa.
d.
Pertumbuhan penduduk yang cepat Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertambahan kebutuhan manusia akan barang dan jasa. Menurut Thomas Robert Malthus, penduduk bertambah menurut deret ukur (2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya), sedangkan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya). Akibatnya jumlah barang dan jasa, termasuk makanan, tidak seimbang dengan jumlah penduduk.
e.
Bencana alam Barang dan jasa pada satu saat bisa hilang atau rusak bila terkena bencana alam. Berhektar-hektar padi bisa puso atau rusak terkena bencana banjir. Puluhan ribu rumah, gedung, kantor, sekolah yang menyediakan barang dan jasa bisa hancur seketika terkena gempa bumi. Ini berarti bencana alam menyebabkan barang dan jasa bersifat langka.
f.
Lambatnya perkembangan teknologi tertentu Seandainya ada alat atau teknologi yang bisa membuat panen padi setiap satu bulan sekali maka bahaya kekurangan beras bisa dihindarkan. Ini adalah
contoh bahwa lambatnya perkembangan teknologi, khususnya pertanian bias menyebabkan kelangkaan barang dan jasa. g.
Perbedaan letak geografis Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
h.
Keterbatasan kemampuan produksi Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.
1.3.
Masalah Ekonomi Kelangkaan sumber daya
menyebabkan manusia harus mencari cara
bagaimana agar sumber daya yang ada dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa secara cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia. Karena tidak seluruh alat pemuas kebutuhan dapat diproduksi dengan sumber daya yang ada, maka manusia harus memutuskan (a) apa yang harus diproduksi. Kemudian, karena barang dan jasa yang akan diproduksi tidak mungkin dihasilkan dalam jumlah tak terbatas, maka manusia harus menentukan (b)berapa banyak suatu barang atau jasa harus diproduksi. Akhirnya, karena jenis barang dan jasa yang diproduksi hanya terbatas dan dalam jumlah yang terbatas, maka manusia juga harus memutuskan (c) kepada siapa hasil produksi tersebut diserahkan. Ketiga keputusan di atas merupakan inti dari ilmu ekonomi atau merupakan masalah ekonomi. Meskipun sumber daya yang ada dimuka bumi ini bersifat langka, tetapi kadangkala suatu barang atau jasa dapat diperoleh secara gratis atau tanpa pengorbanan. Barang seperti ini disebut barang bebas (free good). Contohnya adalah oksigen di udara. Sistem atmosfir bumi menghasilkan oksigen dan oksigen merupakan benda
pemuas kebutuhan manusia yang dapat diperoleh tanpa membayar atau melakukan pengorbanan ekonomi. Akan tetapi, sifat kelangkaan sumber daya kadangkala berubah karena tempat, waktu, atau perubahan bentuk. Pasir di gurun adalah barang bebas (free goods), tetapi pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah merupakan barang langka. Demikian juga oksigen yang dapat dihirup dari udara bebas tanpa harus membayar. Jika oksigen telah dimasukkan ke dalam tabung untuk pertolongan pasien rumah sakit, maka oksigen telah menjadi barang langka. Barang langka seringkali disebut sebagai barang ekonomi (economic goods). Manusia sebagai salah satu pemakai dari sumber daya yang ada di bumi ini, sudah sebaiknya bertanggungjawab dalam pemakaiannya karena apabila kita memakai sumber daya dengan tidak memeperhatikan kegunaannya secara utuh, maka dapat berdampak makin berkurangnya sumber daya tersebut sehingga sulit untuk dicari (kelangkaan sumber daya). 1.4. 1.
Pemecahan Masalah Perekonomian Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai “Apa yang Dapat Diproduksi” Pemecahan masalah perekonomian Mengenai apa yang dapat diproduksi (what to product) sebagai berikut. a.
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
komando,
untuk
menyelesaikan masalah mengenai “apa yang dapat diproduksi” dilakukan langsung oleh pimpinan negara atau suatu komite perencanaan yang ditunjuk. b.
Untuk negara yang menganut sistem kapitalis, untuk menyelesaikan masalah mengenai “apa yang dapat diproduksi” diselesaikan melalui mekanisme harga. Pada produsen dalam perekonomian kapitalis biasanya yang menawarkan komoditi kepada para konsumen yang bersedia untuk membayar dengan harga cukup tinggi. Harga tinggi ini bertujuan untuk menutup biaya produksi secara penuh, ternasuk perolehan keuntungan. Dengan adanya kesediaan konsumen untuk membayar harga tinggi, berarti menjadi daya dorong bagi produsen untuk meningkatkan jumlah produksi. Di sisi lain, turunnya harga akan mengakibatkan produsen menurunkan produksi, sehingga jumlah komoditi yang ditawarkan di pasar juga menurun.
c.
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
campuran,
untuk
menyelesaikan masalah mengenai “apa yang dapat diproduksi” dilakukan oleh pemerintah dengan cara memodifikasi kebijakan melalui pengenaan pajak, pemberian subsidi, dan pembelanjaan untuk mendorong kelancaran produksi, dan dalam beberapa hal juga melakukan pengendalian langsung, mengganti operasi mekanisme harga sebagai cara untuk menentukan apa yang dapat diproduksi. 2.
Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai “Bagaimana Cara Memproduksi” Suatu Komoditi a.
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
komando,
untuk
menyelesaikan masalah “bagaimana cara memproduksi” dipecahkan oleh suatu komite perencanaaan. Pemecahannnya sama sekali tidak tergantung pada mekanisme harga. b.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, mekanisme harga secara bebas masalah “bagaimana cara memproduksi”. Hal demikian terjadi karena lazimnya harga dari suatu sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa didasarkan atas pertimbangan biaya produksi yang paling sedikit. Jika harga suatu faktor produksi yang dipakaidalam memproduksi suatu barang atau jasa yang sama meningkat, maka produsen akan beralih pada teknik lain yang menggunakan sesedikit mungkin faktor produksi yang mahal itu, sehingga dapat menekan biaya produksi mereka. Hal yang sebaliknya juga terjadi, apabila harga dari suatu sumber daya menurun dibandingkan dengan harga sumber daya lainnya.
c.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi campuran, operasi mekanisme harga dalam menyelesaikan masalah “bagaimana cara memproduksi” dimodifiksikan dengan kemampuan masyarakat dan kebijakanpemerintah. Seringkali juga digantikan oleh tindakan tertentu daripemerintah.
3.
Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai “Untuk Siapa Barang Ddn Jasa Diproduksi”
a.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi komando, masalah “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” dipecahkan oleh komite perencana.
b.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, masala “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” dipecahkan melalui mekanisme harga. Para produsen hanya akan memproduksi barang yang diinginkan orang tersebut. Pemeliharaan sistem dalam suatu perekonomian kapitalis dijamin oleh harga-harga keluaran yang biasanya cukup tinggi, sehingga produsen mampu menutup bukan hanya pengeluaran produk sehari-harinya tetapi juga penyusutan barang-barang modal dan perolehan keuntungannya. Dalam arti luas, mekanisme harga juga menentukan tingkat pertumbuhan ekonominya.
c.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi campuran, masalah “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” dilakukan dengan memadukan mekanisme harga atau kebijakan pemerintah. Dengan didasarkan pada persamaan
(equity)
dan
keadilan
(fairness),
pemerintah
biasanya
memodifikasikan operasi mekanisme harga dan mengambil dari yang kaya (melalui perpajakan) dan mendistribusikannya kembali kepada yang miskin (melalui subsidi atau bantuan dan tunjangan kesejahteraan). Pemerintah juga meningkat pajak-pajak untuk dapat menyediakan fasilitas publik katau umum, seperti hukum dan ketertiban, pertahanan, pendidikan. 1.5. a.
Cara Mengatasi Kelangkaan Menggali dan mengolah sumber daya alam yang secara langsung atau tidak langsung.
b.
Menyusun skala prioritas kebutuhan Skala prioritas kebutuhan adalah suatu daftar tentang berbagai macam kebutuhan hidup yang disusun berdasarkan kepentingannya, dari yang paling penting dan mendesak, dapat ditunda pemenuhannya hingga tidak perlu dipenuhi. Dalam menyusun skala prioritas kebutuhan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya 2 point berikut. 1.
Urutan pemuasan kebutuhan harus didasarkan pada tingkat kepentingan dan mendesak tidaknya kebutuhan tersebut . Langkah ini perlu dilakukan agar
kita dapat menentukan kebutuhan apa saja yang perlu segera dipenuhi dan mana yang masih bisa ditunda pemenuhannya. 2.
Disesuaikan dengan penghasilan. Karena semua kebutuhan tetap tidak akan terpenuhi apabila total uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan lebih besar daripada penghasilan.
c.
Berlaku arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya Berlaku arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya bisa diterapkan dengan melakukan usaha – usaha berikut. 1.
Memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan efektif serta menggali yang belum terangkat.. Kegiatan ini perlu dilakukan agar sumber daya yang ada tidak cepat rusak atau puna dan yang baru dapat dimanfaatkan secara optimal. Contohnya : memperbaiki barang yang rusak.
2.
Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
ketrampilan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui kegiatan ini diarapkan terbentuk tenaga – tenaga terampil dan ahli di bidang sehingga dapat memaksimalkan kegunaan sumber daya. Misalnya, menyelenggarakan kursus menjahit dan pelatihan montir. 3.
Mengelola dan mendayagunakan sumber modal secara tepat guna. Pengelolaan sumber daya modal secara tepat guna akan membuat seseorang mampu mengatur penghasilannya dengan benar. Bagi pengusaha, ia bisa mengefisienkan biaya operasional sehingga keuntungan yang diperole pun maksimal.
d.
Penebangan hutaan secara berlebihan Akibat pemanfaatan hutan secara berlebihan, hutan pun akan semakin kehilangan fungsinya sebagai daerah resapan air. Akibatnya pada musim kemarau, akan terjadi kelangkaan sumber mata air. Untuk mengatasi kerusakan hutan dapat dilakukan dengan cara melakukan penanaman berbagai jenis tumbuhan di hutan tersebut untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih. Bukan malah menjadikan hutan sebagai daerah pemukiman atau bahkan memanfaatkan hutan sebagai sumber kayu dalam pembuatan kertas karena dalam hal membuat kertas dapat dilakukan tanpa harus merusak hutan yang ada.
e.
Melatih sumber daya manusia menjadi handal dan terampil.
f.
Adanya sumber daya modal dan teknologi
1.6.
Biaya Peluang (Opportunity Cost) Jika dalam memenuhi kebutuhan kita senantiasa melakukan pilihan ekonomi,
berarti kita melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup. Membuat pilihan ekonomi berarti kita berusaha mendapatkan kenikmatan yang sebesar-besarnya dari kebutuhan yang hendak kita penuhi. Manusia melakukan pilihan dikarenakan jumlah barang dan jasa benda pemuas kebutuhan terbatas, sedangkan jenis dan jumlah kebutuhantidak terbatas. Memilih berarti mempertimbangkan kebutuhan mana yang kita penuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang hendak di tunda atau kita korbankan. Ini juga berarti ada kesempatan yang hilang terhadap kebutuhan barang yang lain, atau dengan kata lain, untuk mendapatkan sesuatu, orang harus melepaskan sesuatu. Ketika Anda mengambil suatu pilihan maka ada pilihan lain yang Anda korbankan. Pengorbanan semacam ini oleh para ahli ekonomi disebut sebagai biaya peluang atau biaya opportunitas (opportunity cost) atau biaya implisit, ada juga biaya eksplisit yaitu biaya sehari-hari. Jadi biaya peluang adalah bahwa suatu sumber daya yang sudah digunakan untuk tujuan tertentu, tidak dapat sekaligus digunakan untuk tujuan yang lain. Persoalan memilih dan mempertimbangkan antara pengorbanan dan hasil tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sederhana sebagai berikut, apabila waktu Anda dipergunakan untuk sekolah, maka Anda harus melepaskan atau mengorbankan kesempatan untuk mencari penghasilan (uang). 1.7.
Prinsip Ekonomi Prinsip ekonomi adalah tindakan manusia dengan mengeluarkan pengorbanan
terbuka yang paling minimal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam melakukan kegiatan ekonomi orang berpedoman pada prinsip ekonomi, karena kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhan jumlahnya terbatas. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, orang harus bertindak berdasarkan etika dan rasional. Tindakan ekonomi berdasarkan etika berkaitan dengan cara-cara atau proses pencapaian tujuan yang positif. Sedangkan tindakan rasional berkaitan dengan tindakan hemat atau efisien. Ukuran hemat dikaitkan dengan membandingkan antara
pengorbanan yang dikeluarkan dengan manfaaat yang diperoleh. Jadi, hemat atau efisien itu merupakan dasar bertindak ekonomi. 1.8.
The Law of Diminishing Returns 1. Jumlah penduduk akan selalu bertambah dengan bertambahnya jumlah alat-alat pemuas kebutuhan,
2. Jumlah penduduk itu dibatasi oleh tersedia/ tidaknya alat-alat pemuas kebutuhan, dan 3. Perkembangan jumlah penduduk apat dihambat dengan dua macam checks, yakni: a. Positive checks, yang antara lain terdiri dari penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar, malapetaka perang, dan sebagainya, dan b. Repressive atau preventive checks yang berbentuk penundaan perkawinan (jangan kawin dalam umur terlalu muda), dan moral restraint (pengekangan moral). Program keluarga berencana atau family planningatau sering juga disebut birth control, adalah salah satu bentuk moral resraint itu, dan prgram berencana itu disebut pula sebagai ‘Neo Malthusianisme’. Di dalam usulannya mengenai penundaaan perkawinan (pospoement of marriage) itu, Malthus menegaskan untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada kemampuan untuk menanggung beban keluarga. (Pikirkanlah kalu dari dua checks itu yang satu adalah possitive checks, oleh karena itu mengapakah yang lain bukan negative checks? Sebabnya adalah karena istilah checks itu sendiri berartihambatan atau kekangan. Dengan demikian, negative checks tentu akan berarti hambatan negatif, dan ini bukan lagi menghambat perkembangan jumlah penduduk, melainkan justru mempersubur). 1.9.
Production Probability Curve Konsep ini didirikan oleh Profesor besar yang disebut Paul A. Samuelson, yang
merupakan orang Amerika pertama yang menerima Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun 1970. Dia juga seorang penasehat ekonomi kepada Presiden Amerika, John F. Kennedy selama bertahun-tahun. Hal ini juga disebut kurva transformasi karena sementara bergerak turun kurva, kita berada dalam efek yang mentransfer yang baik (mengucapkan A) ke dalam suatu barang (katakanlah B yang baik) dengan tepat
menggeser sumber daya dari satu ke yang lain baik. Poin luar PPC dikatakan teknologi tidak layak atau didapat. Ini adalah konsep ekonomi yang penting sejauh tersedia (terbatas) sumber daya yang terbatas dan peluang produksi (pilihan) yang bersangkutan.Tujuan setiap negara akan menghasilkan komoditi yang dapat dijual di dalam negeri dan di pasar internasional dengan harga yang menguntungkan.Dengan kata lain, barang-barang yang tepat harus diproduksi dengan input faktor yang tepat pada waktu yang tepat. Definisi Produksi Kemungkinan Curve (PPC) adalah kurva yang menunjukkan kemungkinan kombinasi dari dua barang ekonomi ekonomi dapat menghasilkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Hal ini kadang-kadang disebut Produksi Kemungkinan Frontier, Produksi Kemungkinan Batas dan Transformasi Curve sebagai konsep menggambarkan kapasitas produktif potensi ekonomi. Asumsi dari konsep - PPC Para ekonom mengkritik konsep PPC dengan alasan yang berbeda karena didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu seperti; 1.
Keinginan manusia tidak terbatas.
2.
Sumber daya yang terbatas tetapi yang memiliki kegunaan alternatif
3.
Dibutuhkan mempertimbangkan produksi hanya dua barang. Namun, dalam kenyataannya ekonomi akan memproduksi barang banyak. Kehidupan di bumi tidak mungkin hanya dengan dua barang.
4.
Ini juga mengasumsikan bahwa perekonomian telah menggunakan sumber daya yang langka secara efisien dan sepenuhnya. Dengan kata lain, perekonomian berada dalam kesempatan kerja penuh.
5.
PPC ditarik asalkan negara teknologi diberikan dan tetap konstan selama periode tersebut.
6.
Sumber daya yang tersedia dalam perekonomian (yang disebut faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organizer) yang tetap dan konstan. Namun, sumber daya dapat bergeser dari satu komoditas yang lain
7.
Perekonomian tidak dapat mengubah kualitas faktor-faktor produksi. Mereka juga diberikan dan konstan.
8.
Hal ini juga diasumsikan bahwa produksi hanya berkaitan dengan periode pendek daripada jangka panjang.
Pentingnya dan Penerapan Konsep Konsep ini telah mendapat pentingnya berikut: 1.
Sejak PPC menunjukkan kapasitas produktif perekonomian, memberikan jawaban yang dapat diandalkan untuk masalah-masalah fundamental ekonomi apa yang akan diproduksi, bagaimana memproduksi??, Dan Kepada siapa untuk menghasilkan?
2.
Kedua, ini menggambarkan konsep biaya peluang.Di sini negara sedang mencoba untuk menghasilkan dua barang. Jadi produksi komoditas yang dapat ditingkatkan dengan mengurangi produksi baik lainnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sumber daya ekonomi yang langka. Juga peluang rasio biaya dapat dihitung.
3.
Ketiga, mengarah pada alokasi sumber daya yang efisien ekonomi yang langka. Lebih banyak sumber daya harus dialihkan ke komoditas yang ekonomi menuntut lebih dari komoditas lain.
4.
Ini menggambarkan potensi produktif perekonomian. Pertumbuhan ekonomi dapat dinilai dari pergeseran dalam PPC. Ekonomi Pertumbuhan dalam hal kuantitatif dan kualitatif dapat diketahui dari PPC.
5.
Hal ini sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial masyarakat.
6.
Last but not least, PPC dapat digunakan oleh produsen untuk membuat keputusan mereka mengenai penggunaan faktor-faktor produksi dan membantu dalam penentuan biaya produksi. PPC, oleh karena itu, menunjukkan pengangguran sumber daya, Kemajuan
Teknologi, pertumbuhan ekonomi dan efisiensi ekonomi.Menurut Profesor Dorfman, PPC menjelaskan tiga efisiensi. Mereka adalah: 1.
Efisien pilihan barang yang akan diproduksi,
2.
Efisien alokasi sumber daya dalam produksi barang-barang dengan pilihan efisien metode produksi, dan
3.
Efisien
peruntukan
barang
yang
diproduksi
di
kalangan
konsumen.
Biasanya konsep ini diterapkan untuk masing-masing negara. Juga konsep ini
dapat diterapkan untuk masing-masing perusahaan, peternakan dll untuk mengetahui kemungkinan produksi. 2.
Masalah Kependudukan (Population Problems).
2.1
Masalah Kependudukan Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat
dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan. Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam hal kuantitas/jumlah penduduk dan kualitas penduduknya. Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui beberapa cara, diantaranya melalui metode sensus, registrasi, dan survei penduduk. 2.2
Masalah Kependudukan Di Indonesia Masalah kependudukan di Indonesia saat ini menjadi sangat rawan bila tidak ada
usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar. Jumlah penduduk yang tidak terkendali akan mendatangkan sejumlah persoalan, seperti pengangguran dan dampak sosial lain. Pernyataan ini mengemuka dalam Roundtable Discussion memperingati Hari Kependudukan Sedunia 11 Juli 2004 lalu di Hotel Borodudur Jakarta. Diskusi yang diselenggarakan Ikatan Peminat dan Ahli Demografi (IPADI) dihadiri ketua IPADI HM Rozy Munir, Sekretaris Wakil Presiden RI Prof Dr Prijono Tjiptoherijanto, Kepala BKKBN Dr Sumarjati Arjoso, Kepala BKKBN DKI Jakarta Dra Kasmiyati MSc dan sejumlah pakar bidang kependudukan. Menurut Prof Dr Prijono Tjiptoherijanto, krisis ekonomi telah mengendurkan perhatian orang terhadap program keluarga berencana. Karena, ketika krisis alat kontrasepsi menjadi barang mahal, banyak peserta KB yang tidak mampu lagi untuk mendapatkan alat dan obat kontrasepsi. “Alat kontrasepsi yang awalnya mudah didapatkan sekarang harus membeli sehingga banyak di antara peserta KB mandiri yang tidak dapat lagi menyediakan alat kontrasepsi. Untuk itu perhatian pemerintah harus menjadi bagian dari kebijakan yang menyeluruh. Political will menjadi sangat penting seiring dengan era otonomi daerah,” tegasnya sambil mengemukakan, calon presiden yang tampil tidak satupun yang mengedepankan visi dan misi kependudukan. Untuk itu pihaknya mendesak organisasi profesi untuk menyampaikan pokok pikiran berkaitan dengan kelembagaan kependudukan. Selama ini calon presiden hanya
memperdebatkan masalah kemiskinan yang merupakan akibat dari persoalan kependudukan. Padahal, akar masalahnya berkaitan dengan kependudukan sehingga harus mencari solusi sejak dari akar permasalahannya. 2.2.1. Permasalahan Penduduk Indonesia 1.
Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a.
Jumlah Penduduk Besar Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar: 1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam. 2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain. Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu: 1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh. 2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan Penduduk Cepat Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan
hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera. Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu: 1) Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi. 2) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera. c. Persebaran penduduk tidak merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiaptiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2). Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. 2.
Masalah penduduk yang bersifat kualitatif.
a.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat: 1) Angka kematian 2) Angka harapan hidup Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk
yang
pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan. b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang
signifikan
terhadap
kesejahteraan penduduk. c.
Tingkat Kemakmuran yang Rendah Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
2.2.2. Masalah Jumlah Penduduk Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L – M ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian ). Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pm = I – E ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi ) Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L – M) + (I – E) ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi ). a.
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
• Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode. • Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun. b. Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu: • Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun. • Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama. • Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir hidup.
Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran. Sedangkan tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kematian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas) 1) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. 2) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan. 3) Pernikahan usia dini (usia muda). 4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak lakilaki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki. 5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas) 1) Adanya program Keluarga Berencana (KB). 2) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan. 3) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS. 4) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan. 5) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir. 6) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak. Faktor pendorong kematian (promortalitas) 1) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya. 2) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya. 3) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah. 4) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya. 5) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat. Faktor penghambat kematian (antimortalitas) 1) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik. 2) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan. 3) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
4) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut. c. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Terdiri dari : • Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi. Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara. Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana. Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya. •
Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari: Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya. Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa. Evakuasi yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya
menimbulkan dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain: meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial; meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja; meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing) 2.3.
Teori Penduduk Malthus Teori Malthus Teori Kependudukan Malthus (pertumbuhan penduduk) yang menyatakan
bahwa. “Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung”.
Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah danhanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi). Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu: 1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia. 2. Bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa. Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada pengekangan,kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan interval waktu 25 tahun . Dari postulat Malthus, terdapat pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki/mutlak. Yang dimaksud dengan factor pengekangan adalah pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif adalah factorfaktor yang bekerja mengurangi angka kelahiran. Pengekangan prefentif yang dianjurkan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti penundaan perkawinan. Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian; dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit dan kemiskinan. Namun
teori
kependudukan
Malthus
memiliki
kelemahan-kelemahan,
diantaranya: 1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien. Kenyataan dalamsetelah Malthus menunjukkan bahwa perbaikan teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan irigasi yang efisien menghasilakan peningkatan produktivitas. 2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup.
Sedangkan dalam ruang ketahanan pangan, untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke-19. Namun pada hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa sebelumnya.Di berbagai negeri, masa-masa makmur sering diselingi oleh kekurangan pangan atau bahkan kelaparan masal yang merenggut banyak jiwa manusia. Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang berakhir pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian sebesar 107 juta hektar dari total luasdaratan Indonesia sekitar 192 juta hektar, ternyata masih menyimpan cerita-cerita pilu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2002), tidak termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah digunakan untuk lahan sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading; lebih kurang 2,4 juta hektar untuk padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk tanaman kayu-kayuan; dan lahan yang tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar (Republika, 16/6/2006). Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan populasi penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung agaknya dapat dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi negara berkembang yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar. Konon 10% anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. Kebanyakan dari kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat penderita tidak mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali hal ini terjadi karena kemiskinan yang parah. Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat. Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak. Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per kapita sebulannya di bawah Rp.30.000,00. Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198 penduduk Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari jumlah itu, sebanyak 50.333 berasal dari Jawa Barat, diantaranya 10.430 tinggal di Kabupaten Bandung dan 15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang digolongkan terancam
kelaparan dengan keadaan paling mengkhawatirkan adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp 15.000,00 per bulan sebanyak 14.108. Keterkaitan teori Malthus dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan. Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk adalah dengangiat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian. Usaha ini dilakukan baik melalui perluasan tanah pertanian yang ada (ekstensifikasi) maupun meningkatkan produksi per hektarnya (intensifikasi). Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi 1.521.000 hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya sekitar tahun 1964-1965. Pada tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah mencapai 52 kuital per hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar. Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam Pola Umum Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara lain: Program transmigrasiditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya di luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup para transmigran, dan taraf hidupmasyarakat sekitar´. Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam mencegah danmengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasionak (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan pengetahuan kontrasepsi. Setiap desa dankota Petugas Lapang KB siap membantu keluarga-keluarga yang ingin memasuki program KB. 2.4.
Jumlah Penduduk Dan Kemakmuran Hubungan jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran. 1. Padat penduduk maksimum (maximum population density adalah
jumlah
penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu daerah tertentu menurut tingkat hidup yang berlaku serta kebutuhannya akan barang-barang primer secara minimal.
2. Padat penduduk optimum (optimum population density) adalah jumlah penduduk yang paling ideal, yang paling diinginkan. Tingkat optimum tercapai bila output fisik per kapita tertinggi. 3. Kapasitas penduduk (population capacity). Hubungan antara jumlah penduduk dan luas dan dinyatakan dengan angka disebut “kapasitas penduduk”. Misal: 1000 orang per km2. 2.5.
Under - Over Population Di antara ketiga hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran,
yang harus diperhatikan dan sekaligus juga merupakan harapan semua bangsa, adalah padat penduduk optimum. Kondisi ini tidak menghendaki terjadinya : 1. Under population ialah jumlah penduduk yang kurang dan optimum.
Contoh
A.S, negara-negara maju, Singapura, dll. Dalam keadaan under population dimana orang kurang memanfaatkan sumber daya secara efisien. 2. Over
population
ialah
jumlah
penduduk
yang
melebihi.
Contohnya
India,Indonesia, Bangladesh,dll. Berlaku The Law of Diminishing Returns. Batas under/over population ada di optimum population.
Over Population & Law Of Deminishing Luas tanah (hektar)
Jumlah Pekerja (orang)
Total Product (kuintal)
Marginal Product (kuintal)
Average Product (kuintal)
4
0
0
-
0
4
1
15
15
15
4
2
34
19
17
4
3
48
14
16
4
4
60
12
15
4
5
62
2
12,4
4
6
62
0
10,3
4
7
60
-2
8,6
Over Population & Law Of Deminishing
2.6.
Cara Mengatasi Under - Over Population Cara mengatasi under population : 1. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya, pemberian dorongan ataupun bentuk-bentuk hadiah lainnya bagi setiap
orang yang memiliki
2. jumlah keluarga yang besar, dan 3. Mengundang imigran, atau membuka pintu lebar-lebar untuk imigrasi Cara mengatasi over population : 1. Produksi ataupun pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak demi untuk meningkatkan produktivitas per kapita 2. Menurunkan birth rate 3. Mendorong emigrasi 2.7.
Upaya-Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut adalah: 1.
Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2.
Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan: a. Program Transmigrasi b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3.
Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan: a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin.
4.
Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan: a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia. b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah. d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja. e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembagalembaga pemerintah.
5.
Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan: Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.