MARKET BRIEF MINYAK KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL)
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTRE SYDNEY 2014
ITPC Sydney
Kata Pengantar Dalam rangka melakukan upaya peningkatan ekspor non‐migas Indonesia ke Australia, Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) di Sydney melakukan salah satu tugas pokok dan fungsinya yaitu kegiatan memberikan informasi pasar dalam bentuk Market Brief Minyak Kelapa Sawit Market Brief Minyak Kelapa Sawit berikut merupakan tulisan singkat yang disusun berdasarkan desk study dan diharapkan dapat memberikan informasi terkini mengenai kondisi pasar Australia. Informasi penulisan Market Brief Minyak Kelapa Sawit diperoleh dari sumber primer maupun sekunder. Sumber primer diantaranya berasal dari hasil temuan dan pengamatan lapangan, wawancara dengan nara sumber, baik di dalam pertemuan dan diskusi, di pameran‐pameran maupun di pelbagai kesempatan pertemuan dengan mereka. Sedangkan sumber sekunder berasal dari laporan‐laporan, surat kabar, majalah, internet dan terbitan‐terbitan lainnya. Sedangkan data yang disajikan bersumber dari Australian Bureau of Statistics (Badan Statistik Australia), maupun dari asosiasi‐ asosiasi yang terkait di Australia‐ beberapa diantaranya diolah kembali. Kami berharap bahwa, data dan informasi yang terdapat dalam Market Brief Minyak Kelapa Sawit ini dapat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha ekspor yang sedang mengarahkan tujuan ekspor ke Australia. Kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya sangat kami harapkan. Sydney, Oktober 2014
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
1
ITPC Sydney
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................................... 2 I. Pendahuluan .................................................................................................................... 4 1.1 Australia‐ Gambaran Umum ......................................................................................... 4 a.
Sekilas Tentang Australia .......................................................................................... 4
b.
Perekonomian Australia ............................................................................................ 5
c.
Profile Perdagangan Australia ................................................................................ 9
d.
Kinerja Perdagangan Australia ............................................................................. 12
1.2 Definisi Produk ................................................................................................................ 12
II. Informasi Pasar ............................................................................................................ 14 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya di Australia ......................... 14 A.
Industri Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya di Australia ................... 14
B.
Impor dari Dunia ........................................................................................................ 17
C.
Peluang/ potensi pasar ............................................................................................ 19
D.
Regulasi terkait ........................................................................................................... 22
E.
Tarif .................................................................................................................................. 23
F.
Segmen Produk ........................................................................................................... 25
2.2 Saluran Distribusi ........................................................................................................... 27 A.
Asosiasi dan Industri ................................................................................................ 27
B.
Pelaku Utama Industri .............................................................................................. 27
2.3 Strategi ............................................................................................................................... 28 A.
Pemanfaatan AANZFTA ........................................................................................... 28
B.
Trade Promotion Officer dan Asosiasi Terkait ............................................... 29
C.
Pameran ......................................................................................................................... 30
D.
Daftar Importir ............................................................................................................ 30
E.
Perwakilan RI ............................................................................................................... 32
2
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Daftar Tabel Table 1. Perdagangan Australia ........................................................................................................ 9 Table 2. Harmonised System (HS) Produk Minyak Kelapa Sawit ................................... 13 Table 3. Impor produk‐ produk Minyak dan Lemak (Fats and Oils) ............................. 17 Table 4. Impor produk‐ produk Minyak Kelapa Sawit ......................................................... 18 Table 5. Impor jenis‐ jenis minyak kelapa sawit ke Australia .......................................... 18 Table 6. Negara‐ negara pengekspor produk Kelapa Sawit ke Australia, nilai dan volume ...................................................................................................................................................... 19
Daftar Gambar Gambar 1. Australia ................................................................................................................................ 4 Gambar 2. Indikator Ekonomi Australia. ...................................................................................... 6 Gambar 3. Perdagangan, Pertumbuhan GDP dan Export Australia. ................................. 7 Gambar 4. Struktur Ekspor Impor Australia. .............................................................................. 7 Gambar 5. Impor Australia Berdasarkan Sektor 2013. ....................................................... 10 Gambar 6. Ekspor Australia Berdasarkan Sektor 2013....................................................... 10 Gambar 7. Ekspor dan Impor Utama Australia 2012‐2013. .............................................. 11 Gambar 8. Tujuan Ekspor dan Asal Impor Utama Australia. ............................................ 11 Gambar 9. Gambaran umum industri minyak goreng dan mentega Australia .......... 15 Gambar 10. Pangsa pasar industri minyak goreng dan mentega. ................................... 15 Gambar 11. Segmentasi Industri Sabun dan Produk Pembersih .................................... 16 Gambar 12. Sertifikasi RSPO ........................................................................................................... 23 Gambar 13. Tariff Impor Minyak Kelapa Sawit dan Produk‐ produk turunannya. . 24 Gambar 14. Kandungan Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit .................................. 25 Gambar 15. Pelaku Utama Industri Australia yang Merupakan Pengimpor Utama Minyak Kelapa Sawit. ......................................................................................................................... 28
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
3
ITPC Sydney
I.
Pendahuluan
1.1
Australia‐ Gambaran Umum
a.
Sekilas Tentang Australia
Australia adalah masyarakat yang stabil, berkebudayaan majemuk dan demokratis disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat dan berdaya saing. Dengan penduduk lebih dari 23,3 juta, Australia adalah satu‐satunya bangsa yang memerintah seluruh benua dan negara dengan wilayah daratan terluas ke‐ enam di dunia. Masyarakat multikultural Australia mencakup penduduk Asli dan pendatang dari sekitar 200 negara. Sejarah kontemporer Australia secara relatif singkat, dengan pemukiman Eropa pertama didirikan oleh Inggris Raya pada 26 Januari 1788.
4
Gambar 1. Australia
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Australia adalah salah satu ekonomi yang paling berdaya tahan, berpertumbuhan tinggi di dunia. Australia memiliki sektor pemerintah yang efisien, pasar buruh yang fleksibel dan sektor bisnis yang berdaya saing tinggi. Dengan sumber daya alam yang melimpah, Australia memiliki standar hidup yang tinggi sejak abad ke 19. Australia telah melakukan investasi besar dalam infrastruktur sosial, termasuk pendidikan, pelatihan, kesehatan dan transportasi. Angkatan kerja Australia yang berjumlah sekitar 11 juta sangat terlatih. Banyak manajer senior dan staf teknik memiliki pengalaman internasional, sementara hampir setengah angkatan kerja Australia memiliki kualifikasi universitas, kejuruan atau diploma. Dalam ekonomi global, keterampilan bahasa merupakan kemampuan penting bagi angkatan kerja. Walaupun Australia adalah negara berpenutur bahasa Inggris, lebih dari 5 juta penduduknya berbicara bahasa kedua. Australia menawarkan pengenalan budaya bisnis Barat dengan angkatan kerja yang mampu beroperasi dalam kedua lingkungan bisnis Asia dan Barat, karena Australia memiliki sejumlah besar ketrampilan bahasa Asia di kawasan. Keterampilan bahasa dan kemampuan‐ kemampuan lain yang menarik perusahaan asing sebagian merupakan hasil dari masyarakat Australia yang majemuk secara budaya. Para migran memiliki pengaruh yang nyata pada semua aspek masyarakat Australia. Selama lebih dari 60 tahun migrasi terencana pasca‐perang, Australia telah menerima lebih dari 8 juta migran dari lebih 200 negara, termasuk lebih dari 800.000 pengungsi. Penduduk Australia telah meningkat menjadi lebih dari 23,3 juta terhitung pada akhir tahun 2013 lalu. b.
Perekonomian Australia
Ekonomi Australia mengalami pasang surut selama beberapa kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Pertumbuhan GDP (real GDP) Australia mengalami penurunan cukup signifikan selama tahun 2013 (2,4%), dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya (3,7%). Kondisi ini diperkirakan akan mengalami perbaikan selama tahun 2014, dengan pertumbuhan diperkirakan akan berkisar pada tingkat 2,6%. Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
5
ITPC Sydney
Walaupun mengalami tantangan ekonomi yang cukup berat, Australia dinilai masih tetap relatif kuat dan baik dibanding negara‐ negara OECD lainnya. Diperkirakan, Australia masih akan menghadapi berbagai tantangan untuk beberapa tahun mendatang, baik dari faktor eksternal maupun dari kondisi internal Australia. Peringkat Australia pada tahun 2013/2014 ini masih merupakan salah satu negara dengan peringkat tertinggi di dunia, yaitu memperoleh peringkat AAA dari seluruh lembaga pemeringkat kredit global (Moody’s, S&P, Fitch). Hal ini tentunya menunjukkan kekuatan dan prospek ekonomi Australia yang tetap positif, dengan rendahnya tingkat hutang, pengangguran serta perkiraan potensi investasi usaha yang masuk.
Gambar 2. Indikator Ekonomi Australia. (Sumber : DFAT, diolah kembali)
Produk Domestik Bruto (GDP) Australia untuk tahun 2013 adalah sekitar US$1,502.1 milliar dan diperkirakan akan mengalami penurunan menurun untuk tahun 2014, yaitu menjadi sekitar US$1,435.8 miliar. Walaupun demikian, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Riil (real GDP) justru mengalami peningkatan, dimana untuk tahun 2013 diperkirakan berkisar 2,4%, sementara untuk tahun 2014 meningkat menjadi 2,6%. menurun dibanding tahun 2012 yang memiliki tingkat pertumbuhan sekitar 3,7%. Tinkat inflasi relatif cukup rendah selama 2 tahun terakhir ini, dimana untuk thaun 2013 tingkat inflasi adalah sekitar 2,2%. Untuk tahun 2013 diperkirakan akan sedikit meningkat yaitu sekitar 2,3%. Australia juga memiliki neraca defisit yang semakin menurun yaitu sekitar 3,5% dari GDP pada tahun 2013, sementara untuk tahun 2014 diperkirakan akan menurun menjadi sebesar 2,6% dari GDP.
6
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Gambar 3. Perdagangan, Pertumbuhan GDP dan Export Australia. (Sumber : DFAT, diolah kembali)
Kondisi ekonomi Australia dewasa ini masih lebih baik daripada kondisi ekonomi negara‐ negara OECD lainnya, khususnya negara‐ negara Eropa, Amerika Serikat, dan lain sebagainya. Trend pertumbuhan menunjukkan kinerja yang meningkat, seperti misalnya perdagangan ekspor yang terus meningkat dimana di sisi lain laju impor memiliki laju pertumbuhan yang menurun. Sebagaimana terlihat di Gambar 3, produk ekspor Australia masih tetap didominasi oleh ekspor dari sektor primer, seperti hasil alam (pertambangan dan energi), peternakan dan pertanian. Gambar 4. Struktur Ekspor Impor Australia. (Sumber : DFAT, diolah kembali) Sektor pertambangan memegang peranan yang sangat dominan didalam perekonomian Australia dewasa ini, dimana ekspor Australia sebagai terbesar berasal dari sektor ini, yang diperkuat dengan adanya penguatan nilai mata uang Australia semakin memantapkan posisi nilai ekspor Australia dari sektor ini. Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
7
ITPC Sydney
Sementara untuk beberapa industri yang lain mengalami penurunan sebagai dampak dari kondisi eksternal Australia, maupun akibat dari menguatnya nilai mata uang Australia. Seperti industri jasa, baik sektor turisme maupun sektor pendidikan saat ini mengalami masa‐ masa yang cukup ketat. Demikian pula dengan sektor manufaktur maupun sektor retail, mengingat penguatan mata uang Australia, berkurangnya permintaan dari negara‐ negara Eropa maupun Amerika Serikat, dan lain sebagainya. Kondisi ini membuat Australia mengalami apa yang disebut sebagai “two speed economy”. Walaupun Australia mengalami berbagai tantangan dalam mempertahankan kondisi perekonomiannya dan menghadapi perkembangan kondisi ekonomi eksternal, posisi Australia tetap merupakan salah satu negara maju yang memiliki posisi anggaran terkuat. Kuatnya kinerja ekonomi Australia, antara lain dipengaruhi oleh faktor‐faktor berikut :
Kuatnya institusi ekonomi Australia, terutama kuat dan stabilnya sistem keuangan dan perbankan Australia. Perbankan Australia menduduki posisi‐ posisi tertinggi didalam peringkat perbankan dunia, dimana 4 dari 9 institusi perbankan dengan peringkat tertinggi dunia adalah perbankan Australia.
Lingkungan perdagangan dan investasi Australia yang fleksibel dan terbuka, serta kebijakan ekonomi yang efektif, mendukung pertumbuhan dan inovasi bisnis di Australia.
Hubungan yang dekat antara Australia dengan negara‐ negara Asia dalam bidang perdagangan dan ekonomi, membantu dukungan terhadap pertumbuhan dan ketenagakerjaan. Negara‐ negara Asia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir ini. China, India, Korea Selatan, dan negara‐ negara ASEAN memiliki perkembangan ekonomi yang terus solid dan tinggi selama ini‐ dimana Australia memiliki hubungan dagang dan ekonomi yang sangat erat dengan negara‐ negara tersebut. Nilai perdagangan Australia dengan negara‐ negara tersebut terus meningkat, sementara perekonomian global cenderung masih lemah.
Pemerintah Australia menerbitkan buku putih bertajuk Australia didalam Abad Asia (Australia in the Asia Century White Paper Policy) yang merupakan strategi Australia dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan regional serta langkah‐ langkah yang harus dilakukan oleh Australia untuk dapat
8
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
mengambil manfaat perkembangan tersebut bagi perekonomian Australia dimasa mendatang. Salah satu hal terpenting adalah perlunya Australia secara lebih proaktif dapat lebih mengenal, memahami dan berinteraksi dengan bangsa dan negara Asia‐ melalui program‐ program seperti the New Colombo Plan, sehingga Australia dapat lebih mengintegrasikan diri dengan kawasan ekonomi terkuat di dunia saat ini.
Keberhasilan langkah‐ langkah stimulus moneter dan fiskal mendukung pertumbuhan ekonomi selama krisis keuangan global.
Optimalnya pertumbuhan di sektor pertambangan dan sumber daya alam diharapkan membuat perdagangan Australia akan mencapai tingkat tertinggi mereka selama 140 tahun. c.
Profile Perdagangan Australia
Description Export Import Net Export
2012 Million Chg Y/Y (US%) (%) 256,498 -5.2% 250,698 6.8% 5,800 -83.9%
2013 Million Chg Y/Y (US%) (%) 252,673 -1.5% 232,658 -7.2% 20,015 245.1%
2014 Value (Million US$) Q1 Q2 Jul-Aug 61,696 61,387 42,504 55,138 57,191 39,288 6,557 4,196 3,216
Change Y/Y (%) Jan-Aug (annualised) 165,587 -1.7% 151,617 -2.2% 13,969 4.7%
Table 1. Perdagangan Australia (Sumber: Australian Bureau of Statistics)
Total nilai perdagangan Australia hingga Agustus 2014 (annualised) menurun kurang lebih 2.0% dibanding nilai perdagangan selama tahun 2013, yaitu sebesar US$317,20 miliar. Sementara selama tahun 2013 perdagangan Australia menurun 4.3% bila dibanding tahun sebelumnya, yaitu menjadi sebesar US$485.33 miliar. Hal ini sebagaimana terlihat pada tabel 1. Komoditas sumber daya alam termasuk hasil tambang, minyak dan gas mencakup 48.0% dari total ekspor Australia. Sektor terbesar kedua adalah sektor jasa (pendidikan dan travel) yang mencakup 8.8%. Di urutan ke3 adalah ekspor komoditi pertanian/ peternakan, dalam hal ini daging sapi, yang mencakup 1.8% dari total ekspor Australia.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
9
ITPC Sydney
Gambar 6. Ekspor Australia Berdasarkan Sektor 2013. (Sumber : DFAT)
Gambar 5. Impor Australia Berdasarkan Sektor 2013. (Sumber : DFAT)
10 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Dari sisi impor, sektor personal travel memberikan kontribusi impor terbesar bagi Australia, dimana peningkatan nilai tukar mata uang Dollar Australia memberikan nilai tambah bagi perjalanan ke luar negeri masyarakat Australia yang merupakan salah satu masyarakat dengan tingkat pendapatan tertinggi di dunia. Komposisi impor diikuti dengan impor bahan bakar minyak, kendaraan bermotor, peralatan elektronik untuk telekomunikasi dan komputer, obat‐ obatan, dan lain sebagainya. Khusus uintuk perdagangan barang (merchandise), sumber daya alam merupakan sektor yang memberikan kontribusi ekspor terbesar bagi Australia, dimana hasil tambang seperti Bijih besi, batu batra, emas dan gas alam merupakan produk‐ produk hasil tambang terbesar yang diekspor oleh Australia. Gambar 7. Ekspor dan Impor Utama Australia 2012‐2013. (Sumber : DFAT) Sementara untuk sisi impor, Australia mengimpor minyak mentah sebesar lebih dari $20 miliar selama tahun 2013 lalu, demikian pula dengan bahan bakar yang telah diolah memberikan kontribusi impor yang cukup besar, yaitu sebesar hampir mencapai $18,3 miliar. Sehingga nilai impor bahan bakar Australia mencapai nilai kurang lebih $38,3 miliar. Impor terbesar utama setelah itu adalah impor kendaraan bermotor, yang mencakup $18,3 miliar. Kemudian diikuti oleh impor peralatan telekomunikasi dan juga obat‐ obatan. Hal ini bisa dilihat dari Gambar 7 tersebut diatas. Gambar 8. Tujuan Ekspor dan Asal Impor Utama Australia. (Sumber : DFAT) Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
11
ITPC Sydney
China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan India merupakan rekan dagang utama Australia selama tahun 2013. Mayoritas perdagangan Australia berasal dari negara‐ negara anggota forum Asia‐Pacific Economic Cooperation (APEC), khususnya negara‐ negara Asia ditambah Amerika Serikat. d.
Kinerja Perdagangan Australia
Walaupun Perdagangan barang dan jasa Australia mengalami tekanan yang cukup berat selama beberapa tahun terakhir ini, dimana faktor kondisi perekonomian global berpengaruh cukup signifikan terhadap perekonomian Australia‐ namun dari sisi kinerja perdagangan, Australia masih membukukan kinerja yang sehat dan baik. Neraca perdagangan Australia untuk tahun 2014 ini diperkirakan akan dapat mencapai nilai lebih dari US$21 miliar (annualisasi), atau meningkat hampir 5% dibanding posisi neraca perdagangan tahun 2013. Walaupun demikian, volume perdagangan yang cenderung menurun selama 2 tahun terakhir perlu mendapat perhatian secara lebih mendalam diwaktu‐ waktu mendatang. Pergantian pemerintahan dari Partai Buruh ke Partai Koalisi pada bulan September 2013 lalu cukup berpengaruh pada strategi ekonomi yang akan dijalankan oleh Australia. Walaupun demikian, fokus kepada kawasan ekonomi Asia yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi dewasa ini‐ tetap menjadi sasaran pemerintah Australia yang baru. Buku putih kebijakan ekonomi Australia, yang lebih dikenal dengan istilah Australian White Paper Policy‐ merupakan pedoman dan strategi jangka panjang Australia didalam mengantisipasi perkembangan perekonomian regional dan global, sehingga Australia dapat mengoptimalkan kondisi ini bagi perkembangan ekonominya.
1.2
Definisi Produk
Produk yang dianalisa dalam Market Brief ini adalah produk Minyak Kelapa Sawit. Produk ini secara garis besar terbagi atas 2 kelompok, yaitu : 1. Minyak mentah kelapa sawit (Palm Oil/ Crude Oil) 2. Minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya (others than Crude Oil) 12 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Untuk keperluan pembahasan didalam Market Brief ini, produk‐ produk yang akan dibahas adalah produk yang termasuk didalam Harmonized Commodity Description and Coding System (HS), sebagai berikut :
HS 151110 151190
Deskripsi Palm Oil (Crude Oil) Palm Oil and Its Fractions (Other than Crude Oil)
Table 2. Harmonised System (HS) Produk Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit merupakan minyak sayuran yang berasal dari buah kelapa sawit, terutama dari tanaman kelapa sawit dari Afrika, yaitu Elaeis guinnensis, dan selebihnya dari kelapa sawit dari Amerika, yaitu Elaeis oleifera dan Attalea maripa.
Minyak kelapa sawit mengandung beta‐carotene yang cukup tinggi. Seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit merupakan sedikit dari produk tumbuhan dengan kadar lemak jenuh yang cukup tinggi. Sebagaimana minyak sayur lainnya, minyak kelapa sawit tidak mengandung kolesterol, walaupuan penggunaan minyak jenuh akan meningkatkan kadarl LDL dan HDL kolesterol pengguna. Selain penggunaan minyak kelapa sawit pada produk‐ produk makanan, pendayagunaan industri kelapa sawit tersebut juga menarik perhatian kelompok aktivis lingkungan. Ekspansi usaha kelapa sawit untuk memenuhi permintaan dari konsumen maupun industri lainnya mendorong penebangan hutan untuk membuka lahan baru bagi penanaman kelapa sawit tersebut. Tanaman kelapa sawit bersifat monokultural, serta membutuhkan lahan yang sangat luas. Hal ini menyebabkan berkurangnya beribu‐ ribu hektar hutan tropis, khususnya di Indonesia, sebagai akibat penebangan hutan‐ hutan tersebut untuk dikonversi menjadi hutan tanaman kelapa sawit. Hal tersebut juga sangat berdampak pada keseimbangan ekologi yang ada. Banyak flora dan fauna yang terancam habitat dan kelangsungan spesiesnya akibat dari semakin menyempitnya habitat hidup mereka. Beberapa fauna yang terancam punah akibat dari perluasan lahan kelapa sawit yang sangat ekspansif tersebut, antara lain orangutan Sumatera, dan juga harimau Sumatera. Telah banyak pihak peduli lingkungan yang menyuarakan keprihatinan mereka dan mendesak berbagai pihak di Indonesia untuk lebih peduli pada kelestarian hutan dan mahluk hidup yang selama ini semakin terancam kelangsungan hidupnya. Hal ini berdampak pada persepsi konsumen yang akan semakin mengancam kemampuan industri kelapa sawit Indonesia memasuki pasar dunia, khususnya di negara‐ negara maju dan peduli dengan lingkungan.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
13
ITPC Sydney
II.
Informasi Pasar
2.1
Industri Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya di Australia
A.
Industri Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya di Australia
Berdasarkan laporan dari the Food and Grocery Council of Australia, rata‐ rata penduduk Australia mengkonsumsi kurang lebih 6 kilogram produk minyak kelapa sawit dalam setahun. Konsumsi ini tersebar dalam berbagai bentuk produk, seperti roti dan makanan, shampoo dan kosmetika. Sekitar 50 persen dari produk‐ produk di rak‐ rak supermarket Australia mengandung bahan dari minyak kelapa sawit. Penyebaran kandungan minyak kelapa sawit diberbagai produk yang dijual ke konsumen Australia, mengingat minyak kelapa sawit merupakan bahan baku yang murah, mudah didapat, cepat tumbuh dan dapat membuat berbagai produk memiliki umur yang lebih lama. Selain itu, berdasarkan peraturan yang berlaku di Australia dan New Zealand penggunaan minyak kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai “vegetable oil” bersama‐ sama dengan produk minyak nabati lainnya. Australia mengimpor kurang lebih 130,000 ton minyak kelapa sawit pertahun pada tahun 2009, dan terdapat kecenderungan yang terus menurun dari tahun ketahun dengan tingkat perlambatan sekitar 6,5% pertahun (CAGR, Compounded Annual Growth Rate‐ dari 2009 hingga 2013). Permasalahannya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak otoritas produk makanan dan minuman Australia, hanya 14 persen dari keseluruhan produksi minyak kelapa sawit berasal dari lahan yang telah mengikuti kaidah kesinambungan kelestarian hayati (sustainable). Hal ini dikuatirkan akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang katrastopik sebagai dampak dari pembabatan hutan yang tidak terkontrol tersebut. Hal ini menjadi perhatian yang sangat besar di Australia khususnya, dan negara‐ negara maju pada umumnya. Semakin hari, gaung dari kekuatiran tersebut semakin besar dan berdampak pada persepsi masyarakat serta pola belanja dari konsumen terhadap produk‐ produk yang berasal ataupun berbahan baku minyak kelapa sawit. Berdasarkan penggunaan utama minyak kelapa sawit pada berbagai jenis produk di pasar Australia, dapat diuraikan sebagai berikut : 14 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Industri Minyak Goreng dan Mentega Gambaran umum dari industri minyak goreng dan mentega Australia dapat dilihat dari bagan berikut ini :
Gambar 9. Gambaran umum industri minyak goreng dan mentega Australia (sumber : IBISWorld, www.ibisworld.com.au.au)
Pasar minyak goreng dan mentega Australia pada period 2014‐2015 diperikan menghasilkan penjualan sekitar A$2,3 milyar. Pasar yang relatif besar ini didominasi oleh olive oil dan diikuti dengan minyak kelapa sawit serta minyak goreng lainnya (seperti canola oil, dan lain sebagainya). Secara rata‐ rata, pasar minyak goreng dan mentega ini menurun kurang lebih 1,1% pertahunnya selama periode 2010‐2015. Hal ini disebabkan oleh faktor semakin sadarnya konsumen terhadap pola makan yang lebih sehat, dimana minyak goreng dan mentega dinilai merupakan bahan makanan yang mengandung kadar lemak relatif tinggi dan tidak baik bagi kesehatan. Walaupun demikian, industri ini diperkirakan akan relatif stabil dan cenderung meningkat rata‐ rata sebesar 1,2% pertahun hingga tahun 2020 mendatang, mengingat laju pertumbuhan penduduk yang juga terus mengalami peningkatan. Komposisi segmen pasar untuk industri minyak goreng dan mentega di Australia, dapat dilihat dari bagan berikut ini. Terlihat bahwa lebih dari 43% pangsa pasar merupakan pangsa pasar minyak goreng dan Gambar 10. Pangsa pasar industri minyak goreng ditambah dengan 25% pangsa dan mentega. (sumber : IBISWorld, www.ibisworld.com.au) edible oils. Sementara mentega
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
15
ITPC Sydney
dan salad dressing mencakup pangsa pasar sekitar 7% dan 5% secara berturut‐ turut. Industri Sabun, Produk‐ produk Pembersih Segmen industri ini juga menggunakan produk dari minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya didalam proses produksi mereka. Sejalan dengan semakin tingginya harga bahan baku industri ini yang berasal dari bahan minyak bumi (petroleum feedstocks), banyak pelaku usaha yang beralih ke bahan baku yang berasal dari nabati (oleo chemical), khususnya dari produk‐ produk turunan dari minyak kelapa sawit, yang harganya relatif lebih kompetitif. Faktor kelestarian lingkungan hidup, menjadi hal yang mendapat perhatian dari berbagai organisasi didalam penggunaan bahan baku dari minyak kelapa sawit khususnya. Beberapa produsen telah mulai menggunakan bahan oleo chemical dari minyak kelapa sawit dari area yang telah mendapatkan sertifikasi kesinambungan lingkungan hidup (CSPO, Certficate of the Sustainability Palm Oil). Gambar 11. Segmentasi Industri Sabun dan Produk Pembersih Industri sabun dan produk‐ (sumber : IBISWorld, www.ibisworld.com.au) produk pembersih di Australia bernilai kurang lebih A$2 milyar selama periode 2013‐2014, dimana produk pembersih aktif mencakup 40% dari nilai pasar, diikuti oleh segmen produk‐ produk sabun 35%, pembersih mulut (10%) dan produk‐ produk lainnya. Nilai industri sabun dan produk‐ produk pembersih tersebut diperkirakan akan relatif stagnan dan tumbuh rata‐ rata sekitar 0,3% pertahun hingga tahun 2020 mendatang. Industri Kosmetika Industri kosmetika juga menggunakan bahan baku yang berasal dari minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya didalam proses produksinya, seperti
16 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Unilever, yang menggunakan kurang lebih 1,5 juta ton minyak kelapa sawit per tahunnya. Perusahan multinasional seperti Unilever ini, juga menyatakan komitmennya untuk menggunakan bahan minya kelapa sawit dari sumber‐ sumber yang diketahui asalnya mulai tahun 2014 ini, dan akan meningkatkan komitmen mereka terhadap kelestarian lingkungan hidup dengan cara hanya akan menggunakan bahan minyak kelapa sawit yang telah memiliki sertifikasi CSPO mulai tahun 2020. B. Impor dari Dunia Data impor produk kelapa sawit di Australia, dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut ini. Table 3. Impor produk- produk Minyak dan Lemak (Fats and Oils) (sumber : Australian Bureau of Statistics, diolah kembali oleh ITPC Sydney) Terlihat bahwa Minyak kelapa sawit menduduki urutan ke‐2 dibawah minyak zaitun (olive oil) sebagai produk minyak yang diimpor ke Australia. Namun terlihat bahwa impor minyak kelapa sawit selama 3 tahun terakhir menunjukkan penurunan terbesar dibanding impor jenis produk lainnya. Hal ini sejalan dengan maraknya kampanye dari beberapa aktivis pecinta lingkungan yang mendesak penurunan penggunaan minyak kelapa sawit dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan hidup akibat pembabatan hutan untuk lahan kelapa sawit dinegara‐ negara produsen, selain juga kampanye dari sisi kesehatan.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
17
ITPC Sydney
Untuk produk minyak kelapa sawit sendiri, terlihat dari tabel ___ berikut ini, bahwa impor produk kelapa sawit umumnya merupakan produk yang telah diproses dan diolah, baik dalam bentuk Refined Palm Oil‐ yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan sabun, kosmetika, dan lain sebagainya, maupun dalam bentuk Palm Olein‐ yang merupakan bahan untuk minyak goreng maupun bahan pengganti mentega dalam industri makanan. Table 4. Impor produk- produk Minyak Kelapa Sawit (sumber : Australian Bureau of Statistics, diolah kembali oleh ITPC Sydney) Kedua jenis produk kelapa sawit tersebut, mencakup 86,04% dari total impor produk kelapa sawit di Australia (as per 31 Agustus 2014).
Table 5. Impor jenis- jenis minyak kelapa sawit ke Australia (sumber : Australian Bureau of Statistics, diolah kembali oleh ITPC Sydney)
Berdasarkan negara asal impor‐ baik dilihat dari nilai maupun volume impor ke Australia, dapat dilihat dari tabel 6 berikut ini. Selama beberapa tahun terakhir ini, Malaysia mendominasi negara asal impor untuk produk‐ produk minyak kelapa sawit ke Australia. Hingga akhir Agustus 18 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
2014, nilai impor produk kelapa sawit Malaysia, mencakup lebih dari 95% dari total impor ke pasar Australia. Indonesia sendiri hanya memiliki kurang dari 1,8% dari total nilai impor Australia. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan komposisi eksportir minyak kelapa sawit dunia, dimana Malaysia dan Indonesia sangat mendominasi pasar minyak kelapa sawit duni dengan nilai yang kurang lebih berimbang. Faktor kampanye keselamatan dan kelestarian fauna dan flora‐ khususnya orangutan Sumatera, menjadi faktor yang sangat efektif dan dominan didalam menurunkan kapabilitas persaingan produk Indonesia dibanding produk Malaysia.
Table 6. Negara- negara pengekspor produk Kelapa Sawit ke Australia, nilai dan volume (sumber : Australian Bureau of Statistics, diolah kembali oleh ITPC Sydney)
C.
Peluang/ potensi pasar
Pasar dari produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya masih cukup besar di Australia. Terlepas dari berbagai kampanye yang dilakukan oleh beberapa pihak terkait proses produksi minyak kelapa sawit dengan kelestarian flora dan fauna, serta faktor kesehatan, namun produk kelapa sawit dan produk‐ Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
19
ITPC Sydney
produk turunannya masih memiliki tingkat permintaan yang tinggi di pasar Australia, mengingat harga yang relatif murah, pasokan yang mudah, dan lain sebagainya. Secara garis besar, sebagian besar produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya memiliki pasar dan potensi pasar oleh sebagai berikut : Perusahaan Produsen Makanan Industri pengolahan makanan lainnya memerlukan produk minyak kelapa sawit sebagai bagian dari bahan baku mereka untuk mendukung proses pengolahan produk yang mereka produksi. Walaupun demikian, kecenderungan konsumen yang semakin menuntut penurunan kandungan lemak pada produk makanan dan minuman, merupakan tantangan bagi industri minyak kelapa sawit. Walaupun demikian, dengan semakin bertambahnya populasi Australia, total kebutuhan minyak kelapa sawit tetap diperkirakan akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Supermarket and grocery stores Supermarket dan toko‐ toko kebutuhan sehari‐ hari (toko grosir) merupakan pasar bagi produsen minyak goreng, mentega dan salad dressing‐ yang merupakan produk‐ produk dengan menggunakan bahan minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya Potensi pasar di Australia, juga didukung oleh beberapa kondisi‐ kondisi sebagai berikut ini : Besarnya kebutuhan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku/pembantu Minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya sangat diperlukan untuk bahan baku dan bahan pembantu bagi proses produksi berbagai jenis produk, mulai dari makanan, kosmetika, dan lain sebagainya‐ yang sifatnya merupakan produk‐ produk komsumsi dan dibutuhkan untuk keperluan sehari‐ hari. Dengan kompetitifnya harga minyak kelapa sawit dan produk turunannya dibandingkan dengan bahan‐ bahan pesaingnya, membuat sangat sulit bagi industri untuk menggantikan minyak kelapa sawit dengan bahan lain. 20 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Perekonomian Australia yang kuat dan Daya Beli Konsumen yang Tinggi Perekonomian Australia relatif lebih baik dan kuat dibanding negara‐ negara lainnya, khususnya negara‐ negara OECD. Selain itu, konsumen Australia memiliki tingkat perdapatan perkapita yang termasuk salah satu negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Tentunya hal ini memberikan potensi pasar yang menggiurkan, khususnya bagi berbagai industri yang memerlukan minyak kelapa sawit didalam proses produksinya.
Tariff dan biaya‐ biaya Impor yang sangat Rendah Australia menetapkan tingkat tariff yang relatif cukup rendah untuk produk‐ produk minyak kelapa sawit. Saat ini, tingkat tarriff untuk impor produk kelapa sawit adalah 0%, sehingga praktis tidak ada hambatan dari segi biaya impor. Namun tentunya, perlu diperhatikan faktor‐ faktor non tariff, yaitu mengenai permasalahan lingkungan hidup dan kesinambungan flora fauna dalam kaitan industri kelapa sawit di Indonesia, untuk dapat memperoleh persepsi positif di mata konsumen Australia. Sementara itu, dari sisi kendala yang perlu diperhatikan oleh produsen Indonesia khususnya, maupun industri minyak kelapa sawit pada umumnya, antara lain sebagai berikut : Kesadaran Konsumen terhadap Faktor‐ faktor Kesehatan Kesadaran kesehatan ini terkait dengan makin meningkatnya kesadaran konsumen di Australia untuk memilih makanan serta gaya hidup yang lebih sehat. Konsumsi minyak dengan kadar lemak yang tinggi semakin berkurang, dan hal ini berdampak pula pada konsumsi minyak kelapa sawit yang memiliki kandungan lemak relatif tinggi. Kesadaran Konsumen terhadap Produk‐ produk yang Peduli Kelestarian Lingkungan Kesadaran konsumen di Australia terhadap kelestarian linkungan relatif sangat tinggi dan semakin meningkat dari tahun ketahun. Pola pandangan tersebut sangat berpengaruh terhadap industri minyak kelapa sawit, khususnya di Indonesia‐ mengingat informasi yang beredar melalui media informasi yang ada, bahwa pelaku usaha maupun otoritas pemerintah Indonesia kurang memperhatikan kelestarian lingkungan didalam upaya meningkatkan produksi industri ini.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
21
ITPC Sydney
Hal ini tentunya dapat diantisipasi dengan tindakan‐ tindakan yang lebih terencana dan partisipatif didalam upaya mencegah kerusakan lingkungan hidup secara lanjut didalam proses usaha, antara lain dengan sertifikasi sustanability of entrepreneurship (seperti Roundtable of the Sustainability Palm Oil) maupun dengan pemaparan‐ pemaparan di media secara aktif untuk menunjukkan partisipasi pelaku usaha didalam upaya melestarikan lingkungan. D.
Regulasi terkait
Regulasi terkait di Indonesia Didalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit, Pemerintah Republik Indonesia berusaha mendorong peningkatan ekspor produk kelapa sawit olahan dan turunanannya. Sebagai salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pajak ekspor. Keputusan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 61/PMK 001/2007 mengenai peningkatan pajak ekspor untuk CPO dari 1,5 persen menjadi 6,5 persen dan peningkatan pajak ekspor kelapa sawit segar (TBS) sebesar 10 persen dari sebelumnya hanya 3 persen. Dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah dengan adanya pajak ekspor yaitu mengurangi pendapatan produsen perkebunan kelapa sawit, serta membuat harga CPO Indonesia menjadi lebih sulit bersaing dengan harga CPO dari produsen‐ produsen CPO lainnya, khususnya Malaysia. Hal ini berpeluang untuk berdampak pada kehilangan pasar ekspor. Selain itu, peraturan investasi di Indonesia yang relatif lebih terbuka memberikan peluang kepada perusahaan‐ perusahaan asing‐ khususnya dari Malaysia untuk melakukan ekspansi usaha ke Indonesia. Dewasa ini, lahan sawit di Indonesia sekitar 20 persen (15 ha) di kuasai perusahaan‐perusahaan asal Malaysia. Hal ini juga memberikan potensi penurunan daya saing produsen CPO Indonesia di pasar internasional. Regulasi Terkait di Australia Permasalahan utama dari produk CPO Indonesia dan turunannya di pasar Australia khususnya dan negara‐ negara maju pada umumnya adalah masalah keterkaitan produsen produk‐ produk CPO dan turunannya dengan masalah kelestarian flora dan fauna di Indonesia. Pembabatan hutan yang memusnahkan ribuan hektar hutan‐ hutan tropikal primer dan fauna yang terancam punah, 22 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
seperti misalnya orangutan dan harimau Sumetera‐ mendapat perhatian serius dari berbagai organisasi yang peduli terhadap kelestarian hayati. Praktek‐ praktek pengembangan usaha dari produsen CPO Indonesia yang dianggap tidak mengindahkan berbagai hal tersebut, mendorong kampanye negatif terhadap produk‐ porduk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia. Hal ini tentunya berdampak negatif bagi ekspor produk‐ produk Indonesia ke Australia. Salah satu strategi yang dapat dijalankan oleh produsen CPO Indonesia untuk dapat mengantisipasi permasalahan ini adalah dengan aktif berpartipasi dalam aktifitas‐ aktifitas yang mengedepankan pelestarian alam didalam menjalankan usaha. Salah satunya adalah aktif dalam keanggotaan dan sertifikasi Roundtable of the Sustainability Palm Oil (RSPO)‐ yaitu suatu organisasi nirlaba dunia yang berupaya menerapkan standarisasi mekanisme usaha dibidang CPO yang kredibel dan berkesinambungan. Organisasi yang keanggotaannya telah mencapai lebih dari 35% produsen CPO dunia tersebut, menerapkan kriteria‐ kriteria yang perlu diterapkan oleh pelaku usaha untuk Gambar 12. Sertifikasi dapat tetap menjaga kelestarian hayati dunia. Masing‐ RSPO masing anggota diupayakan untuk menerapkan best practices, dan hal tersebut tertuang dalam sertifikasi yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut. Walaupun masih terdapat banyak kritik dan ketidakpuasan terhadap implementasi kerja dari RSPO, namun pelaku usaha Indonesia perlu memprioritaskan keaktifannya didalam upaya mengedepankan usaha yang bertanggungjawab. Hal ini akan memberikan efek multiplier bagi peluang ekspor produk – produk Indonesia di Australia khususnya, dunia pada umumnya. E. Tarif Tarif untuk impor produk‐ produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya tidak dikenakan tariff impor. Hal ini tentunya sangat baik bagi produsen Indonesia yang melakukan upaya ekspor produk ke Australia, namun disisi lain meningkatkan kadar kompetisi dengan negara‐ negara produsen lainnya. Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
23
ITPC Sydney
Gambar 13. Tariff Impor Minyak Kelapa Sawit dan Produk- produk turunannya. (sumber : Australian Customs Website (www.customs.gov.au) Dari kenyataan tersebut, faktor domestik Indonesia memberikan peran yang sangat besar bagi kemampuan eksportir Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ke pasar Australia. Tentunya hal ini memerlukan perhatian besar, tidak hanya dari pengusaha dalam melakukan proses produkse seefisien dan sebaik mungkin, namun juga dari pihak pemerintah dalam upaya mendorong ekspor produk‐ produk minyak kelapa sawit berikut turunannya. Hal ini baik dari struktur proses ekspor, biaya‐ biaya serta kemudahan lainnya. Selain itu, baik pengusaha dan pemerintah, perlu memperhatikan pertimbangan dunia internasional, sehingga faktor‐ faktor kendala seperti persepsi kerusakan lingkungan flora dan fauna yang disebabkan oleh ekspansi usaha dan industri minyak kelapa sawit khususnya, dapat dieliminir secara positif, dan berdampak pada peningkatan minat konsumen dunia untuk mengkonsumsi produk dari Indonesia.
24 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
F.
ITPC Sydney
Segmen Produk
Produk minyak kelapa sawit dapat dibagi menjadi 2 segmen utama, yaitu (a) bahan makanan, dan (b) penggunaan lainnya. a) Sebagai bahan makanan Minyak kelapa sawit memiliki peran penting pada pembuatan produk‐ produk makanan. Beberapa penelitian, khususnya dari USDA (United States Drug Agency)‐ menyatakan bahwa minyak kelapa sawit bukan merupakan proDuk pengganti untuk trans fat, mengingat sebagian besar minyak kelapa sawit yang terkonsumsi telah terokidasi, daripada dalam bentuk yang masih segar. Dimana, oksidasi tersebut merupakan penyebab adanya resiko kesehatan akibat penggunaan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit (Palm Oil) Minyak kelapa sawit sebagaimana bentuk‐ bentuk produk lemak lainnya, terdiri dari asam lemak, yang berasal dari glyserol, dan merupakan asam lemak jenuh dengan kadar yang cukup tinggi, dan merupakan salah satu sumber vitamin E. Namun menurut WHO, Gambar 14. Kandungan Asam Lemak pada Minyak pengkonsumsian minyak kelapa sawit meningkatkan resiko Kelapa Sawit (sumber: USDA (ndb.nal.usda.gov), Wikipedia) terjangkitnya penyakit cardiovaskular Minyak kelapa sawit merah (Red Palm Oil) Dibedakan dari minyak kelapa sawit biasa karena karakteristik warnanya lebih merah gelap, yang berasal dari carotenes. Sejak tahun 1990, red palm oil telah diproses menjadi minyak goreng, bahan kandungan mayonnaise dan minyak salad. Antioksidan yang terkandung didalam red palm oil membuat produk ini digunakan didalam produk makanan dan kosmetik mengingat manfaat kesehatan yang diperoleh. Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
25
ITPC Sydney
Minyak kelapa sawit tersaring (refined palm oil) Produk minyak kelapa sawit yang melalui proses pemurnian lebih lanjut ini menghasilkan bahan untuk pemuatan sabun, sabun cuci, dan produk‐ produk lainnya . Refined, bleached and deodorized palm oil (RBDPO) merupakan produk dasar dari minyak kelapa sawit yang beredar di pasar komoditi dunia pada umumnya, dimana banyak perusahaan yang mengolah komoditi ini lebih lanjut menjadi minyak sawit untuk masak, atau untuk memprosesnya menjadi produk‐ porduk lainnya. b) Penggunaan lainnya Pengganti mentega Minyak kelapa sawit yang memiliki tingkat saturasi tinggi ini menjadi bahan pengganti mentega yang lebih ekonomis, misalnya untuk pembuatan adonan kue atau sejenisnya‐ yang merupakan proses‐ proses yang membutuhkan lemak solid Asam Lemak Pemisahan minyak dan lemak melalui proses hidrodialisa, menghasilkan asalm lemak dan gliserin sebagai produk sampingan. Biodiesel Minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel‐ atau yang dikenal dengan nama palm oil methyl ester. Sisa‐ sisa produksi minyak kelapa sawit, seperti cangkang kelapa sawit dan lain sebagainya, dapat diubah menjadi bahan bakar biofuel. Minyak kelapa sawit yang digunakan untuk menggoreng makanan juga dapat dikonversi menjadi methyl ester untuk menjadi biodiesel, yang memiliki kemiripan dengan petroleum diesel. Napalm Kandungan minyak kelapa sawit dapat digunakan juga untuk bahan bom, dimana bentuk bom Napalm (kombinasi Aluminum salts of palmitic acid dan naphthenic acid) banyak digunakan pada Perang Dunia ke‐2.
26 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
2.2
Saluran Distribusi
A.
Asosiasi dan Industri
Asosiasi yang kurang lebih terkait dengan industri minyak kelapa sawit adalah Lembaga Makanan dan Grosir Australia (Australian Food and Grocery Council), dengan detail sebagai berikut : Australian Food and Grocery Council Level 2 Salvation Army Building 2‐4 Brisbane Ave Barton ACT 2600 Australia Telephone: (02) 6273 1466 Fax: (02) 6273 1477 http://www.afgc.org.au
B.
Pelaku Utama Industri
Beberapa pelaku industri utama di Australia telah menjadi anggota Roundtable of the Sustainability Palm Oil (RSPO) dan telah mengumumkan komitmen mereka terkait dengan penggunaan sumber minyak kelapa sawit yang telah tersertifikasi dan memiliki komitmen didalam pelestarian linkungan hidup. Faktor‐ faktor tersebut di atas tentunya perlu mendapat perhatian, tidak hanya kepada pelaku usaha di Indonesia, namun juga partisipasi aktif stakeholder lainnya didalam memasyarakatkan kepedulian ini, tidak hanya kepada para produsen di Indonesia namun juga kepada konsumen di manca negara terkait dengan komitmen Indonesia didalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Beberapa komitmen yang diberikan oleh beberapa pelaku usaha dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
27
ITPC Sydney
Gambar 15. Pelaku Utama Industri Australia yang Merupakan Pengimpor Utama Minyak Kelapa Sawit. (sumber : Palm Oil in Australia, Facts, Issues and Challenges, Net Balance Foundation, Melbourne, Vic., www.netbalance.org)
2.3
Strategi
A.
Pemanfaatan AANZFTA
ASEAN, Australia and New Zealand Free Trade Agreement (AANZ FTA) memberikan manfaat yang cukup signifikan. Kemudahan didalam melakukan 28 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
perdagangan bebas, khususnya untuk produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya relatif memberikan kontribusi positif bagi negara‐ negara ASEAN, khususnya Malaysia, Indonesia, dan Singapore yang merupakan negara‐ negara pengekspor utama untuk minyak kelapa sawit ke Australia. Tariff yang diberlakukan untuk impor minyak kelapa sawit ke Australia adalah 0%. Dengan bebasnya biaya masuk tersebut, faktor non‐tariff memegang peranan penting didalam keberhasilan produsen untuk dapat memasuki pasar Australia. B. Trade Promotion Officer dan Asosiasi Terkait Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney ITPC Sydney, merupakan organisasi promosi perdagangan dibawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dapat membantu pelaku bisnis Indonesia dalam upaya memasuki pasar Australia. ITPC Sydney dapat melakukan : Fasilitasi untuk melakukan kontak dagang, business matching maupun transaksi dagang Fasilitasi untuk informasi bisnis Fasilitasi keikutsertaan dalam pameran dan promosi Dan bertujuan untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara. Alamat ITPC Sydney : Level 2, 60 Pitt Street, Sydney NSW 2000 Phone : +61‐2‐92528783 Fax : +61‐2‐92528784 Email :
[email protected] Webmail : www.itpcsydney.com Indonesian Australian Business Council (IABC) Merupakan asosiasi yang merepresentasikan pelaku serta hubungan bisnis antara Indonesia dan Australia di Indonesia. IABC ini berafiliasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Alamat Sekretariat Nasional IABC : World Trade Centre, 11th Floor
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
29
ITPC Sydney
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29 – 31, Jakarta 12920 Indonesia. Phone : Telephone : +6221 521 1540 E‐mails :
[email protected] or
[email protected] Website :www.iabc.or.id Australian Indonesian Business Council (AIBC) Merupakan asosiasi yang merepresentasikan pelaku serta hubungan bisnis antara Indonesia dan Australia di Australia. AIBC berafiliasi kepada Kamar Dagang Australia (Australian Chamber of Commerce and Industry). Alamat AIBC National Secretariat : Phone : 1300 90 28 78 Fax: +61 2 6100 0521 Postal Address: PO Box Q1050, Sydney, NSW, 1230, Australia Website : www.aibc.com.au
C.
Pameran
Pemeran yang terkait dengan produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya di Australia adalah Fine Food Australia. Detail dari pameran ini adalah sebagai berikut : Pameran : Fine Food Australia Web : www.finefoodaustralia.com.au Penyelenggara : Diversified Communications Australia Pty Ltd Jadwal Expo : 20‐23 September 2015, Sydney Olympic Park, Sydney, NSW. D. Daftar Importir Beberapa pelaku usaha produk terkait dengan produk minyak kelapa sawit dan produk‐ produk turunannya serta sekaligus importir produk minyak kelapa sawit, antara lain sebagai berikut : 30 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
ITPC Sydney
Perusahaan Graincorp Limited Level 28, 175 Liverpool St Sydney, NSW 2000, Australia T: 02 9325 9100 F: 02 9325 9180 E:
[email protected] W: www.graincorp.com.au Cargill Australia Limited GPO Box 58 Melbourne, Victoria 3001 Lvl 11, Twenty‐8 Freshwater Plc Southbank, Victoria 3006 Tel: +613 9268 7200 Fax: +613 9682 2677 Peerless Holdings Pty Ltd 21 Evans St, Braybrook VIC 3019 Phone: +61 3 9214 7777 Fax: +61 3 9318 2396 W: www.peerlessfood.com.au
Keterangan Memiliki pangsa pasar 34% untuk segmen pasar minyak goreng dan mentega Australia. Beberapa merk produknya : Meadow Lea, Crisco, Olive Grove, Logicol, Gold’n Canola, Riverland Oilseeds
Memiliki pangsa pasar 11,6% untuk segmen pasar minyak goreng dan mentega Australia. Merupakan perusahaan investasi asing (Amerika Serikat) yang beroperasi di Australia.
Memiliki pangsa pasar kurang lebih 4%. Fokus pemasaran produk Peerless Holding adalah untuk industri, antara lain hotel, restaurant, cafe dan catering business. Merek dagang yang dimiliki antara lain : Tablelands, Vitalite, Copha, Fairy and Miracle. Peerless Holding juga mensuply Unilever untuk produk minyak goreng dan mentega dengan merek, antara alin : Flora, Flora Pro‐ activ, dan Bertolli. Memiliki pangsa pasar kurang lebih 3%. Riverina Oils and BioEnergy Pty Ltd Level 1, 123 Whitehorse Road, Balwyn Merupakan perusahaan investasi asing (joint venture pelaku usaha dari China dan India). VIC 3103 Phone : 03‐ 98161900 Memproses minyak goreng dan mentega Fax : 03‐ 98169388 dengan bahan dasar canola, safflower, W: www.riverinaoils.com.au cottonseed, soybean dan sunflower seeds.
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
31
ITPC Sydney
Nuttelex Food Products Pty Ltd 7‐9 White St Prahran, VIC, 3181 Phone : 03‐ 9510 1338 Fax : 03‐ 9510 7294 W : www.nuttelex.com.au Mondelez Australia Holdings Pty Ltd 30 Convention Centre Place, South Wharf VIC 3006 Phone: 1800 033 275 W: www.mondelezinternational.com.au
Memiliki pangsa pasar kurang lebih 3% Memproduksi minyak goreng, mentega, dan produk‐ produk bakery dengan menggunakan bahan baku : bunga matahari, canola, kelapa sawit, dan sebagainya. Memiliki pangsa pasar kurang lebih : 1.5% Sebelumnya adalah Kraft Foods Incorporated, dan merupakan perusahaan makanan berasal dari Amerika Serikat.
E.
Perwakilan RI
Perwakilan Indonesia di Australia ada di beberapa lokasi, yaitu sebagai berikut: PERWAKILAN INDONESIA DI AUSTRALIA Australian Capital Territory Embassy of the Republic of Indonesia 8 Darwin Avenue Yarralumla ACT 2600 Australia Tel: (+61‐2) 6250 8600 Fax: (+61‐2) 6273 6017 ‐ 6273 3545 E.
[email protected] W. www.kbri‐canberra.org.au Northern Territory Consulate of the Republic of Indonesia 20 Harry Chan Avenue Darwin NT 0800 Australia Tel:(+61‐8) 8943 0200 (General Inquiries) atau 8943 0201 (Visa Inquiries) Fax: (+61‐8) 8941 2709 32 Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
New South Wales Consulate‐General of the Republic of Indonesia 236‐238 Maroubra Road Maroubra NSW 2035 Australia Tel: (+61‐2) 9344 9933 Fax: (+61‐2) 9349 6854 W. www.kjri‐sydney.org.au
South Australia Consulate of the Republic of Indonesia Mutilcultural SA 24 Flinders Street Adelaide SA 5000 Australia Tel: (+61‐8) 8226 1967 Fax: (+61‐8) 8226 1979 E.
[email protected] W. www.kbri‐canberra.org.au
ITPC Sydney
PERWAKILAN INDONESIA DI AUSTRALIA Email:
[email protected] Website: www.kri‐darwin.org Victoria Consulate‐General of the Republic of Indonesia 72 Queen's Road Melbourne Vic 3004 Australia Tel: (+61‐3) 9525 2755 Fax: (+61‐3) 9525 1588 E. kjri@kjri‐melbourne.org W. www.kjri‐melbourne.org
Western Australia Consulate‐General of the Republic of Indonesia 134 Adelaide Tce East Perth WA 6004 Tel: (+61‐8) 9221 5858 Fax: (+61‐8) 9221 5688
Market Brief 2014 – Minyak Kelapa Sawit
33