BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Minyak kelapa sawit Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm karnel oil) dan bungkil inti kelapa sawit (palm karnel meal atau pellet). Minyak kelapa sawit mengandung beberapa asam lemak yaitu asam kaprilat, asam kaproat, asam laurat, asam miristat, asam palminat, asam stearat, asa oleat, dan asa linoleat. Sifat kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, baud an flavor, kelarutan, titik cairan dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan (slipping point), shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ,titik sap,titik nyala,dan titik api. Standart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentuka minyak yang bermutu baik. ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan aair dan kotoran minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida, faktor lain yang mempengaruhi standart lain adalah titik cair dan kandungan gliserda, refining loss, plastisitas dan spreadadility,kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 2% atau kurang),bilangan perioksida dibawah ini 2, bebas dari warna merah
Universitas Sumatera Utara
dan kuning, (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Berdasarkan table tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam 3 tipe, yakni: a. Tipe dura
: tempurung (cangkang) sangat tebal, kandungan minyak
dalam buah rendah. b. Tipe pesifera : tempurung sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin, hamper tidak tempurung namun kandungan minyak dalam buah tinggi. c. Tipe tenera
: tenera bertempurung tipis kandungan minyak tinggi.
2.1.1Tandan buah segar Tandan buah segar mengandung minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit,yang harus segera diproses atau diekstrak untuk memisahkan minyak denganbagian yang lainnya. Penundaan jarak waktu panen dan pengolahan yangterlalu lama (lebih dari 24 jam) dapat
mengakibatkan penurunan kualitasminyak
yang dihasilkan karena
peningkatan kandungan asam lemak.TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi. Minyakmentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) harus diolahlebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit secara garis besar terdiri dari stasiun utama dan stasiunpendukung. Stasiu utama berfungsi sebagai stasiun pengolahan kelapa sawityang mengolah tandah bauh segar menjadi minyak. Tidak semua Pabrik kelapa sawit memiliki kemampuan untuk mengolah inti kelapa sawit.Beberapa PKS yang tidak memiliki kemampuan mengolah inti kelapa sawit, mengirimkan inti kelapa sawit ke pabrik lain untuk diolah menjadi inti kelapa sawit Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut. • Penerimaan buah (fruit reception). • Rebusan (sterilizer). • Pemipilan (stripper). • Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser). • Pemurnian (clarifier). • Pemisahan biji dan kernel (kernel). Sementara, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut. • Pembangkit tenaga (power). • Laboratorium (laboratory). • Pengolahan air (water treatment). • Penimbunan produk (bulky).
Universitas Sumatera Utara
• Bengkel (workshop).
2. 2 Stasiun Penerimaan Buah Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang dijembatan timbang (weight bridge) dan ditampung sementara dipenampungan buah (loading ramp). Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk kepabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar(berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperolehberat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Umumnya, jembatan timbang yang digunakan PKS berkapasitas 30-40 ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektronis. Truk yang keluar masuk jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronikdari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul rata .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Tempat Penimbangan TBS TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar diloading ramp dengan menuang (dump) langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 450. Kisi-kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil, dan sampah yang terikut dalam TBS. Kotoran yang jatuh melalui kisi-kisi ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangannya. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan sehingga memudahkan dalam pengisian TBS kedalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 2,50-2,75 ton TBS (lori kecil) dan 4,50 ton TBS (lori besar).
Gambar 2.3 Penurunan TBS
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Laoding Ramp
2.3 Stasiun Rebusan (Sterilizer) Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebasan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki sterilizer. Sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa menampung 10 lori per unit (25-27 tonTBS). Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekita 135o C dan tekanan 2,0-2,8 kg/cm2 selama 80-90 menit.Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Lori yang Berisi TBS yang akan disterilisasi Pada dasarnya, keberhasilan dalam proses perebusan ini akan mendukung kemudahan-kemudahan dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan lain-lain. Adapun fungsi dari Sterilizer adalah untuk melakukan proses Sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Proses sterilisasi TBS bertujuan diantaranya untuk. 2.3.1
Menghentikan Aktivitas Enzim Bauh yang dipanen mengandung enzim upase oksidase yang tetap bekerja di dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipasedan oksidase.
Universitas Sumatera Utara
Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami kememaran (luka). 0
Enzim umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai suhu >50 C. Maka perebusan 0
dengan suhu >120 C sekaligus menghentikan kegiatan enzim. 2.3.2 Melepaskan Buah dari Tandannya Minyak dari inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah prosesnya ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dan Spikht karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa pectin ini telah terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pectin dapat terjadi pula didalam ketel rebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap didalam ketel akan meresap ke dalam buah karena adanya tekanan Hidrolisa pectin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Tressing.
2.3.3 Menurunkan Kadar Air Proses Sterilisasi buah dpat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum dimasukkan ke Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawitdari antara sell dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah dikeluarkan dalam proses pengempaan (proses ekstraksi minyak). 2.3.4 Melunakkan Buah Sawit
Universitas Sumatera Utara
Kulit buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/Polishing. Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam Rippel mill). 2.4 Jenis-Jenis Perebusan Pengelompokkan
jenis
Sterilizer
ini
didasarkan
menurut
system
dan
perebusannya. Pemilihan system perebusan selalu dengan kemempuan Boiler memproduksi uap, untuk sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai. Berdasarkan system perebusan tersebut, Sterilizer dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis yaitu : Single peak, Double peak dan Tripple peak.
2.4.1 Sterilizer Single peak Yaitu Sterilizer dengan proses perebusan yang hanya satu tahap proses perebusan. Uap masuk sesuai dengan waktu yang ditentukan, sampai mencapai tekanan konstannya dan kemudian turun, pembuangan uap dari ruang perebusan.
Tekanan Uap
Universitas Sumatera Utara
(kg/cm2)
Waktu(dt) Grafik Sitem perebusan single peak 2.4.2 Sterilizer Double Peak Yaitu Sterilizer dengan system perebusan dua tahap pemasukan uap dan tahap pembuangan kondensat (uap air) dapat digambarkan sebagai berikut
Tekanan Uap (kg/cm2 Waktu (dt) Grafik System perebusan double pick (SPDT) 3. 4. 3. Sterilizer Triple Peak Yaitu Sterilizer dengan tiga tahap perebusan/pemasukan uap ke dalam ruang Sterilizer sebanyak 3 kali (tiga tahap). Dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni :
o Sistem perebusan Triple Peak (SPTP)
o Sistem perebusan Tripple Peak Datar (SPTPD)
o Sistem perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB)
Universitas Sumatera Utara
Sistem perebusan triple peak ini banyak digunakan, karena disamping adanya tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekananyang cepat. Keberhasilan system perebusan triple peak ini dipengaruhi oleh
o Kapasitas Ketel rebusan o Bahan Baku o Lamanya Perebusan.
tekanan uap (kg/cm2)
Waktu (dt)
Universitas Sumatera Utara
Grafik System perebusan triple peak (SPTP)
tekanan uap (kg/cm2)
Waktu(dt) Grafik istem Perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB)
Dari uraian diatas, terlihat bahwa system perebusan Sterilizer PKS adalah system perebusan triple peak (SPTP). Dimana di PKS untuk satu cycle penuh terbagi dalam 9 step. 2.4. 5. Operasi Sterilizer Programer
Berdasarkan system perebusannya Sterlizer di PKS yang sering digunakan “Tripple Peak”. Untuk mengoperasikan dpat dilakukan dengan cara manual dan cara automatic. Dari mulai perebusan sampai selesai mengalami tiga tahapan perebusan yang terbagi dalam satu step (tahap), dimana waktu yang diperlukan untuk masing-masing step dapat diprogram sebelumnya sesuai kondisi (mutu) TBS operasi Sterilizer programmer dapat diuraikan sebagai berikut : Inlet valve
exchaus valve
Universitas Sumatera Utara
door switch
condensate gambar sterilizer
3 Tekanan uap
2
1 1 2
3
4
5
6
7
8
9
waktu
Grafik waktu dalam perebusan tandan buah segar (TBS) Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan normal sebagai
Universitas Sumatera Utara
berikut. • 13 Menit pemasukan uap pertama dari 0-2,3kg/cm2, termasuk menguras udara 2 menit. • 2 Menit pembuangan uap pertama sampai tekanan menjadi 0. • 12 Menit pemasukan uap kedua kali sampai tekanan 2,5kg/cm2. • 2 Menit pembuangan uap kedua kali sampai tekanan menjadi 0. • 13 Menit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 2,8kg/cm2. • 43 Menit tekanan uap ditahan pada 2,8kg/cm2. • 5 Menit pembuangan akhir uap sampai tekanan menjadi 0.
2.5. Pemipilan (Stripper) TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil (thresher) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-bantingTBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dan tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi perantara sehinggamembentuk
kisi-kisi
yang
memungkinkan
brondolan
keluar
dari
pemipil.Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh
Universitas Sumatera Utara
sebuahsrew conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara,tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang kosong dan jika masih berlebih diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk abu janjang.
Alat pemipil yang umum digunakan di lingkungan PKS perkebunan besarberupa tromol pemipil dengan dinding berbentuk silinder berdiameter sekitar2 m dan panjang 45 m dengan kapasitas per unitnya 23-35 ton TBS per jam.Kecepatan putaran dari tromol pemipil harus ditentukan secara tepat untuk mencapai efek pemipilan yang optimal. Tandan yang dipipil tidak boleh hanya berguling saja pada bagian bawah dari dinding, tetapi melekat pada dindin gsilinder yang sedang berputar. Kecepatan putaran harus sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh. Dengan demikian, akan diperoleh efek pemipilan yang dikehendaki.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. 5. Alat Pemipil Threser terdiri dari : Hopper Threser , Auto Feeder, Threser Drump , Conveyor. Sistim kerjanya adalah memisahkan brondolan dan tandan dengan cara bantingan memutar dengan kecepatan 23 rpm.
2.6. Pencacahan (Digester) Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan/pencacahan (digester). Alat yang digunakan untuk pengadukan/pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah di bagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas dari alatpencacah (digester). Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisah kandari daging buah dengan kerugian sekecil-kecilnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6. Alat Pencacah (Digester)
2. 7. Screw Press
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8. Alat Pengempasan (Pengepres) Alat pengempaan terdiri dari : digester yaitu tanki pengaduk brondolansebelum proses pengempaan; Screw Press yaitu alat kempa yang berfungsiuntuk memeras masa digester sehingga diperoleh crude oil dan ampaskempa (cake). Tekanan kerja screw press 25-50 bar Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagianbawah digester sudah berupa ‘bubur’. Hasil cacahan tersebut langsung masukke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umumna digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahanterjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arahberlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada didalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, di mana dindingnyaberlubang-lubang di seluruh permukaan. Dengan demikian, minyak daribubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage,sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.
Universitas Sumatera Utara
Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah telaht erlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 90oC. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat. Alat pengempaan yang biasa digunakan di lingkungan PKS perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas oleh 15-17 ton TBS per jam per unit dengan putaran srew 11-12 rpm. Lubang-lubang dinding press cage dibatasi maksimum 4 mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara slidding cone dibatasi maksimum 6mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bila ditekan serendah mungkin. 2. 8. Pemurnian Minyak Stasiun pemurnian minyak yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran, seperti padatan, lumpur, dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan (solid), dan lumpur (sludge), maupun air.tujuan dari pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas yang sebaik mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Minyak kasar yang diperoleh dari pengepresan dialirkan menuju saringan getar (vibrating screen) untuk disaring agarkotoran yang berupa serabut kasar tersebut dialirkan ketangki penampung minyak kasar (crute oil tank). Saringan getar yang berfungsi untuk menyaring pasir atau kotoran yang lolos dari sendtrap yang terdiri dari dua tingkat penyaringan yaitu : tahap I yang berukuran 20 mesh dan tahap II berukuran 40 mesh. Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank
(COT) dipanaskan hingga
mencapai temperature 950-1000C. menaikkan temperature minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar berat jenis antara minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan.selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendap CST.
Gambar 2.10. saringan bergetar
Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena
Universitas Sumatera Utara
proses pengendapan. Minyak dari clarifier tank selanjutnya dikirim ke oil tank,sedangkan minyak. Di PKS, sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung di dalamnya.Pengolahan sludge umumnya menggunakan alat yang disebut decanter yang menghasilkan 3 fase, yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Light phasemerupakan fase cairan dengan kandungan minyak cukup tinggi. Oleh karenaitu, fase ini harus segera dikembalikan (ke COT) dan siap untuk diproses kembali. Heavy phase merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan minyak sehingga fase ini dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan kekolam limbah. Akumulasi dari heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak. Minyak ini pun dikirim ke COT untuk diproses kembali. Solid merupakan padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5%dari berat sampel. Solid yang dihasilkan ini selanjutnya diaplikasikan kekebun sebagai pupuk
Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu metode pengendapan, metode pemusingan, dan metode pemisahan biologis. 1. Metode pengendapan (setting) yaitu pemisahan minyak dari air karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat. Minyak berada di lapisan atas karena berat jenisnya lebih kecil. 2. Metode pemusingan (centrifuge) yaitu pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya sentrifugal.
Universitas Sumatera Utara
3. Metode pemisahan biologis yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi. Jika minyak kasar yang ditampung dalam tangki dibiarkan, isi tangki akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung dalam minyak kasar tersebut. Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yang masih mengandung butir-butir air dan zatpengotor lainnya dengan kadar 99,0% minyak; 0,75% air; dan 0,25% zatpadat. Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standar kualitas juals ehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air pada zat padatnya (proses penjernihan). Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak dalam bentuk terhomogenesir. Kalau pun berbentuk emulsi, minyak ini dengan air merupakan emulsi yang hidup. Sementara,lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan dan menjadi stabilisator dari emulsi tidak hidup. Seperti teleh kita ketahui, pemisahan minyak dapat dilakukan dengan pengendapan. Proses lanjutan (penjernihan) sebenarnya masih dapat dilakukan dengan pemanasan dan pengendapan. Namun, hal ini akanmemakan waktu yang lebih lama dan berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan yang berlebihan dalam tangki(meningkatkan oksidasi). Hal tersebut sangat tidak diinginkan karena akan menurunkan harga jual minyak sawit. Oleh karena alasan tersebut, proses penjernihan lebih disukai dengan metode pemusingan karena waktu pemisahannya lebih cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi jauh lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11. Unit Pemurnian Minyak yang berasal dari Oil Tank dengan sistim kerja Centrifccugal
Metode pemisahan dengan pemusingan dengan mesin putaran tinggi digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak saling melarutkan), mempunyai berat jenis berbeda, dan benda padat yang terkandung di dalamnya. Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan terlempar lebih jauh ke bagian luar dari sumber putar. Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung di dalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemusingan digunakan di PKS untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
fungsi sebagaimana berikut. 1. Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di clarifer tank
sebelum proses (dikeringkan) di vacuum dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu oil purifer yang memisahkan airdan kotoran-kotoran ringan yang terkandung dalam minyak. 2. Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur (sludge) yang berasal
dari clarifer tank. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu decanter, noozle separator, atau kombinasi keduanya.pemisahan dengan cara biolgis yaitu pengutipan minyak yang dilakuan fat fit (sludge oil recovery system) minyak yang diperoleh di fat fit ini sebahagian terjadi karena peristiwa pengendapan dan sebahagian lagi karena proses biologis, yang terjadinya pemecahan molekul-molekul minyak akibat fermentasi minyak yang diperoleh dari fat fit selanjutnya dikembalikan ke crude oil tank (COT), sedangkan sisa lumpur dan air dialirkan kekolam limbah. Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja da minyak yang terikut. Minyak yang ikut kekolam limbah ini dihitung dengan kerugian (losses).
Universitas Sumatera Utara
Gamb 2.12 Vacum dryer yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak
Universitas Sumatera Utara