MARAKNYA TAYANGAN HIPNOTIS SEBAGAI ACARA HIBURAN TERKAIT MENINGKATNYA ANIMO MENONTON TV DI KALANGAN MASYARAKAT Kata Kunci: animo masyarakat, faktor-faktor, tayangan hipnotis, respon a. Latar Belakang Penelitian Perkembangan media massa semakin pesat, seirama dengan dinamika masyarakat yang semakin kompleks dan kemajuan teknologi. Media massa dikenal cukup kuat dalam proses mempengaruhi (influence), sehingga senantiasa mendapat perhatian yang seksama untuk diteliti mengingat dampak yang ditimbulkan, baik secara positif maupun negatif. Dengan media massa akan diperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Media massa merupakan media yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah sebagai media cetak, serta radio, televisi dan film sebagai media elektronik. Suatu media massa selain ditunjang dari segi kualitas juga harus didukung oleh faktor kecepatan dan ketepatannya dalam mengulas sebuah informasi. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa elektronik. Salah satu media massa elektronik yang digunakan adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu.(Morrisan, 2004:1). Kemajuan teknologi dan perkembangan sosial ekonomi telah menempatkan televisi sebagai salah satu kebutuhan yang sulit dijauhkan dari kehidupan masyarakat. Televisi adalah salah satu media elektronik dalam komunikasi massa yang berfungsi sebagai media informasi, media pendidikan, media kebudayaan, media hiburan dan media promosi yang ditujukan pada khalayak penonton, baik yang aktif maupun yang pasif. Media televisi mempunyai daya tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan media elektronik yang lain, karena sifatnya yang audiovisual sehingga sesuatunya terkesan lebih hidup, seolah-olah pemirsa berada di tempat kejadian peristiwa yang disiarkan oleh stasiun itu.
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1). Televisi merupakan perpaduan antara unsur-unsur film dan unsur-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menangkap siaran televisi, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin dapat mendengarkan suara dari televisi jika tidak ada unsur-unsur radio. (Effendy, 1990:117).Menurut Kuswandi (1996 : 21-24), munculnya media televisi dalam kehidupan manusia telah menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi. Kemampuan media televisi dalam menarik perhatian masa menunjukkan bahwa media menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik yang dimiliki media televisi semakin besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali.1 Berbagai macam program acara televisi telah ditayangkan oleh stasiun televisi swasta bagi para pemirsanya, mulai dari kuis, talk show, variety show, komedi situasi, program berita, program olahraga, infotaiment sampai reality show. Dari sekian banyak program televisi, reality show menempati daftar 10 besar. Rata-rata tingkat kepemirsaan 10 besar reality show adalah sebesar 5 persen dan share 21 persen.2 Dari sekian banyak program reality show yang disajikan pihak stasiun televisi, peneliti tertarik untuk meneliti acara reality show dengan format talk show yang dibubuhi hipnotisasi bagi bintang tamunya. Acara yang menjadi demam masyarakat ini telah mendapatkan sambutan baik maupun buruk. Format acara ini menyuguhkan bincang-bincang selebritis yang tidak seperti biasanya. Dengan keadaan relaks, bintang tamu akan ditanyai tentang kehidupan dan masalah-masalah yang sedang diberitakan kepadanya. Dengan keadaan tidak sadar inilah sipenanya biasanya akan menyinggung pertanyaan tentang masalah pribadi, mulai dari percintaan, prahara rumah tangga, dan masalah-masalah lain yang sedang membelit si bintang tamu. Awalnya yang peneliti ketahui, program acara tersebut diawali oleh program acara Uya emang Kuya, program acara yang menyuguhkan curhat bintang tamu yang 1
Like Setyowati, Skripsi Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya”(UPN Jawa Timur: 2011) hal 3 2 (http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/09/14/TV/mbm.20090914.TV131362.id.ht ml).
sebelumnya telah dihipnotis. Dengan gamblangnya si korban hipnotis menceritakan kisah hidupnya yang sebelumnya ditanyai terlebih dahulu oleh si penghipnotis. Lama kelamaan acara talk show dengan campuran hipnotis semakin kesini semakin digemari masyarakat. Banyak kalangan menyebutkan bahwa mengapa masyarakat menggemari acara baru tersebut karena nilai kebenaran dan kredibilitas dari keterangan si penjawab begitu meyakinkan. Anggapan masyarakat mengenai tidak terkontrolnya ucapan si korban menjadi daya tarik hipnotis hingga menjadi alasan bahwa di bawah keadaan sadar kebenaran ucapan si korban jauh lebih apa adanya. Kehadiran program acara ini juga menjadi ke-iri-an tersendiri bagi stasiun televisi lain untuk bisa meraup untung dengan menghadirkan acara tersebut di dalam daftar agenda acaranya. Dilihat dari rating acara hipnotis semi talk show ini menjadi sebuah candu bagi masyarakat untuk menontonnya. Maka demi tuntutan industri pertelevisian para stasiun televisi berlomba untuk menayangkan acara serupa di daftarnya. Kebanyakan dari mereka lebih mengutamakan tentang kupas tuntas masalah si bintang tamu. Walhasil, semakin menjamur saja acara talk show semi hipnotis ini di dunia pertelevisian.
b. Kerangka Teori Melalui pendekatan Kegunaan dan gratifikasi, orang secara aktif berusaha untuk memenuhi hirarki kebutuhannya. Setelah mereka mereka memperoleh tujuan yang mereka cari pada satu tingkat hirarki, mereka dapat bergerak ke satu tingkat hirarki.
Schaam berusaha menjelaskan bahwa anggota khalayak menilai tingkat
penghargaan (gratification) yang mereka harapkan dari sebuh media atau pesan yang diberikan terhadap seberapa banyak usaha mereka harus buat untuk melindungi penghargaan tersebut(Uses and Gratification). 3 Pada karya klassik Herta Herzog (1944) memulai tahap awal penelitian Uses and Gratification untuk mempelajari dan menganalisis mengapa para kaum wanita menyukai opera sabun di radio. Pada penelitian ini juga akan mengidentifikasikan tipe utama gratifikasi. Beberapa orang menikmati tayangan hipnotis karena hal-hal yang bersifat luar biasa akan dimunculkan pada tayangan ini. Orang merasa terhibur karena perilaku yang akan ditampilkan dari si penghipnotis yang memberi sugesti
3
Richard West dan Lynn Turner, Pengantar Teori Komunikasi 2(Jakarta:Penerbit Salemba Humanika, 2008) Hal 101-102
pada korban hipnotis berupa hal-hal aneh yang menarik tawa. Kedua, orang akan merasa penasaran dengan bagaimana cara kerja seorang korban hingga dia dapat dengan mudah digerakan oleh si penghipnotis dengan ide-ide anehnya. Pada tahap penasaran ini penonton dibuat harus menonton di episode selanjutnya. Dengan macam hipnotis yang dijadikan ajang hiburan, di acara setiap stasiun televisi yang berbeda telah menampilkan beberapa tayangan yang disisipi aplikasi hipnotis pada acaranya. Diantara beragam acara televisi yang ditayangkan, acara talk-show selebriti yang di setiap stasiun televisi memiliki agenda jadwal tersebut sesungguhnya memiliki kesamaan yang ajeg. Talk show selebriti tidak ubahnya seperti mengundang para seleb untuk diwawancarainya. Bedanya dengan jumpa fans/ jumpa pers biasa, talk show menginginkan adanya buka-bukaan terhadap rahasia artis yang tidak banyak diketahui masyarakat. Membuka perbincangan hangat seputar kehidupan mereka lebih dalam lagi. Tetapi dasar diadakannya acara talk show pada awalnya ternyata tidak lebih berbeda dengan jumpa pers biasa untuk para artis, karena pada realitanya artis yang ditanyai masalah atau kehidupan mereka tetap saja bungkam di hadapan acara talk show. Walhasil, acara ini tidak dapat dijadikan acara kupasan enterteiment dari mereka. Hingga timbulah acara-acara talk show yang kemudian di inovasikan dengan menggabungkan teknik hipnotis untuk bintang tamu. Dimana pada hasilnya, acara talk show denagn hipnotisasi bintang tamu menjadi konsumsi baru bagi para masyarakat yang baru dan langsung digemari. Rating dari acara baru ini langsung loncat naik, menjadikan acara hipnotis yang dibungkus talk show ini sebagai acara entertein yang langsung mendapatkan hati para penonton. Publik memiliki alasan yang beragam untuk menghabiskan waktu mereka untuk sekedar atau harus menonton acara yang sedang tenar ini. Publik semakin bisa memilih acara mana yang lebih keren, unik, dan mengandung nilai kebenaran yang lebih dari acara settingan. Karena jawaban dari si penjawab yang sedang dihipnotis bersifat refleks dan tanpa sadar, atau setengah sadar yang berada di zona nyaman.4 Meski belum tentu acara hipnotis yang sedang naik daun ternyata juga terdapat penipuan berupa settingan juga. Dengan pendekatan kegunaan dan gratifikasi ini diharapkan penelitian ini dapat mengkaji alasan, kebutuhan, keuntungan, dan konsekuensi para penonton untuk 4
penelitian/fileweb/SetelahGoyangan,AdeganHipnotisJadiTrenBaruAcaraTVSaatIniSlideGossip.htm di akses 12 Januari 2014
menonton acara talk show hipnotis tersebut. Motivasi-motivasi apa saja yang mendasari para penonton memilih acara ini menjadi tontonan yang pada akhir akhir ini menjamur di stassiun televisi nasional. c. Kajian Pustaka Penelitian ini mengenai analisis maraknya acara talk show semi hipnotis, dimana acara ini menjadi tontonan favorit baru bagi masyarakat yang mulai ditenarkan pada acara Suka-Suka Uya. Penelitian yang membahas faktor-faktor apa saja yang membuat program acara ini digemari masyarakat yang dilihat dari prosentase jumlah penonton acara tersebut yang diukur dari sebuah rating. Selain itu penelitian ini akan menganalisis sejauh mana alasan para penonton mengikuti atau sekedar menonton program acara tersebut. Maka teori yang akan dipakai untuk sebagai sebuah pendekatan adalah teori Uses and Gratification. Penelitian ini akan menyimpulkan bahwa dengan alasan-alasan para penonton program acara tersebut bisa menjadi sebuah alasan mengapa acara-acara talk show semi hipnotis menjadi tren program acara di kalangan dunia pertelevisian. d. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-Kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, akurat, dan faktual, mengenai situasi-situasi, faktafakta dari populasi tertentu (Suryabrata,1983:19). Menggambarkan respon dan penilaian masyarakat terhadap tayangan hipnotis yang menjadi candu bagi acara hiburan yang mendapatkan tanggapan positif banyak. Sejalan dengan tersebut, penelitian dilakukan pengumpulan data kuantitatif. Data primer yang diperoleh langsung dari koresponden dengan menggunakan kuisioner dan data sekunder yang digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis. Sedangkan sampel penelitian ini berasal dari responden yang gemar menonton acara tayangan hipnotis dengan jumlah 100 orang, penarikan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.5 Dengan keterbatasan yang ada, data sampling nantinya akan dimasukan ke dalam tabel frekuensi dan presentase yang selanjutnya diinterpretasikan dan dianalisis.6 e. Tujuan penelitian 5
Like Setyowati, Skripsi Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya”(UPN Jawa Timur: 2011) hal vii 6
Dida Dirgahayu, Sikap Jurnalis terhadap Citizen Journalism, Jurnal Penelitian Komunikasi 2007 (Bandung: 2007)hal 127
Tujuan diadakannya penelitian ini mengandung beberapa poin: a. Untuk mengetahui program-program apa saja yang disajikan acara hipnotis. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi nilai lebih acara berbobot hipnotis. c. Untuk mengetahui seberapa respon dan penilaian masyarakat terhadap tren segmen acara berbobot hipnotis. f.
Rumusan masalah: 1. Bagaimana jalannya acara hipnotis sebagai acara hiburan masyarakat? 2. Faktor-faktor apa saja yang membuat acara hipnotis digemari mayarakat hingga menjadi acara berating tinggi? 3. Bagaimana penilaian masyarakat terhadap acara hipnotis sebagai tontonan publik/ umum? 4. Seberapa percayakah masyarakat terhadap kejujuran realitas acara reality show hipnotis?
DAFTAR PUSTAKA Like Setyowati, Skripsi Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya”(UPN Jawa Timur: 2011) Richard West dan Lynn Turner, Pengantar Teori Komunikasi 2(Jakarta:Penerbit Salemba Humanika, 2008) Dida Dirgahayu, Sikap Jurnalis terhadap Citizen Journalism, Jurnal Penelitian Komunikasi 2007 (Bandung: 2007) http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/09/14/TV/mbm.20090914.TV131362.id.ht ml smt%203/met. penelitian/fileweb/SetelahGoyangan,AdeganHipnotisJadiTrenBaruAcaraTVSaatIniSlideGoss ip.htm