MAPPING NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN TEKNIK MATTE PAINTING PADA SEBUAH FILM MENGGUNAKAN BLENDER 2.65a DENGAN METODE CAMERA PROJECTION/MAPPING

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh Achmad Said Lamumba 09.11.3209

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015

PENGGUNAAN TEKNIK MATTE PAINTING PADA SEBUAH FILM MENGGUNAKAN BLENDER 2.65a DENGAN METODE CAMERA PROJECTION/MAPPING Achmad Said Lamumba1) , Tonny Hidayat2) 1)

Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55283 2)

Email : [email protected]), [email protected]) Abstract - In these days, film industry rapidly row as for the technology keep evolving. Also capability of technology right now enable a user for making such as visual effect, almost entirelly can be done using only a computer. no exception for Matte Painting. Matte Painting is an art creation who basically taken from painting. but the difference with the painting is the result of the creation itself which is matte painting looks more realistic and almost cannot be compared with the painting or the photo ones. mostly Matting Painting was used to make the background on the film looks real, and because of it matte painting became part of making in the film on these modern days. The purpose of this thesis was to making showing that the background visual effect can be blended into a film, until it look realistic. This thesis tell about planning on making the film using camera projection/mapping method. The method is using Image or Picture there will be edited into 3D object which will be used for composing material on the video itself, and compile it in the video. Keywords: matte painting, painting, background, camera projection, mapping, compose. 1.

Sehingga matte painting yang dimaksudkan sebagai latar belakang tersebut seolah tidak menyatu dengan filmnya jadi terkesan asal-asalan dan membuat kualitas film tersebut menjadi buruk. Untuk itulah penulis mencoba membuat film yang berjudul “Space Cargo” dengan teknik matte painting serta menggunakan metode camera projection/mapping sehingga membuat background tersebut menjadi lebih realistis dan lebih menyatu dengan sebuah adegan pada film. Maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis tertarik untuk mengambil judul Penggunaan Teknik Matte Painting Pada Sebuah Film Dengan Menggunakan Blender 2.65a Dengan Metode Camera Projection/Mapping. 2.

Landasan Teori

Matte adalah background yang berupa lukisan. Sedangkan matte painting merupakan seni yang manggabungkan beberapa image menjadi satu dengan teknik melukis baik secara manual maupun dengan komputer. Sehingga digital matte painting adalah seni membuat background yang menggabungkan beberapa image menjadi satu dengan melukis[1]. Sedangkan M. Khoirul dan Kwan Jonny menyatakan, matte painting adalah suatu karya yang berasal dari konsep painting (melukis). Namun perbedaannya dengan painting biasa adalah hasil karya tersebut lebih bersifat tampilan yang real, yang sulit di bedakan lagi antara yang lukisan atau foto asli. Matte yang terdiri dari penggabungan antara 3 Dimensi dan Digital Painting merupakan teknik baru dalam dunia desain. Biasanya digunakan untuk membuat lokasi dimana tidak di jumpai dalam dunia nyata. Dalam pembuatan film, kadang ada sejumlah setting tempat yang tidak dapat dijumpai secara nyata. Maka dalam hal ini, teknik matte painting dapat menjadi solusi yang tepat untuk mewujudkannya. Menjadi seorang matte painter memerlukan kepekaan untuk menyesuaikan paduan warna, pemilihan gambargambar yang akan digabungkan, sehingga menghasilkan gambar terlihat seolah-olah nyata[2].

Pendahuluan

Dunia perfilman dewasa ini berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi komputer. Kemampuan teknologi komputer dalam pembuatan berbagai macam efek khusus kini sudah hampir di semua film digunakan. Sebagai contoh bayangkan saja jika ada adegan di sebuah gurun pasir yang terik dan terletak di daerah terpencil. Jika menggunakan latar belakang gurun pasir sungguhan pastinya akan memakan biaya yang luar biasa besarnya dan memakan waktu yang sangat lama untuk persiapan pengambilan gambarnya tersebut. Tetapi jika menggunakan teknik khusus bukan hanya biaya yang dihemat tetapi faktorfaktor lain juga, seperti keselamatan para kru atau aktornya. Tetapi sayangnya di Indonesia, film yang menggunakan teknik matte painting hanya segelintir saja dan masih menggunakan metode lama yaitu hanya menempelkan gambarnya begitu saja pada film,

1

Dalam film hidup (live-action) film animasi dipakai untuk pencapaian suatu efek khusus (special effect) yang tidak bisa dicapai oleh teknik film hidup. Misalnya menggambarkan gerak grafik perkembangan suatu perusahaan, diagram suatu jaringan dalam tubuh organisme, pembuatan credit title dalam sebuah film dan lain sebagainya. Penggunaan film animasi sebagai suatu bentuk perantara rupa rungu (audio visual medium) cukup berperan penting dalam menyebarkan pesan atau gagasan yang ingin disampaikan ke masyarakat luas. Film animasi juga dipakai pada: 1. Film Cerita: Film animasi bisa sebagai cerita panjang, film cerita pendek dan film sisipan (trailer) untuk iklan pada bioskop dan televisi. 2. Pelayanan Pemerintah: Film animasi digunakan sebagai film propoganda, film penerangan dan film pendidikan. 3. Perusahaan: Film animasi digunakan sebagai film hubungan masyarakat (Public Relations) seperti film penerangan, pendidikan dan propoganda atau juga film yang mengiklankan suatu produk. 4. Televisi Komersil (TVC): Film animasi juga digunakan dengan tujuan komersil, seperti iklan pada televisi, berupa pesan-pesan pendek serta hiburan ringan[4].

Gambar 1 Matte Painting Sesuai dengan perkembangan zaman, memasuki dunia komputer atau digital, film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia komputer. Banyak industri film animasi memanfaatkan teknologi komputer untuk memproduksi filmnya, karena banyak memberikan kemudahan dalam mengembangkan imajinasi lebih luas dan jauh dari jangkauan pemikiran rasio manusia, namun dapat diwujudkan dalam suatu bentuk visual realita yang logis dapat diterima akal, meskipun hanya hidup di dunia maya. Umumnya film animasi yang memanfaatkan teknologi komputer ini dapat dikategorikan sebagai jenis film animasi komputer atau digital animation meskipun sebagian kerja dilakukan dengan cara manual seperti menggambar animasi membuat model dan lainlain. Dengan demikian yang termasuk dalam kategori ini adalah film animasi digital 2 dimensi/dwimatra dan film animasi digital 3 dimensi/trimatra. Film animasi digital 2D (dwimatra), umumnya sebagian besar dikerjakan secara manual, seperti membuat key-animasi, inbetween, dan clean-up. Adapula beberapa gambar background dibuat secara manual hingga sampai pewarnaan (painting), lalu kemudian dipindahkan ke program digital. Hingga saat ini perusahaan film yang menggunakan teknik film animasi sel beralih proses produksi pada teknik film animasi digital. Meskipun proses produksinya sama, akan tetapi beberapa teknik produksi seperti proses pewarnaan (colouring) pada obyek animasi, perekaman gambar hingga proses editing, lebih banyak menggunakan teknik komputerisasi ini. Contoh animasi digital 2 dimensi/dwimatra adalah serial the Odd Parrent, Power Puff Girl, Flintstones, Kim Posible dan lain-lain. Film animasi 3D hampir seluruh bagian proses produksi animasi di kerjakan di komputer, seperti membuat model, memberikan material tubuh, menganimasikan objek dan membuat setting lingkungannya, rendering dan lain-lain. Contoh animasi digital 3D adalah Toy Story, Bug Life, Finding Nemo, The Incredibles, Chicken Litle, Jimmy Neutron dan lain-lain[3].

Dalam pembuatan film ada beberapa teknik perekaman gambar (shot) atau teknik kamera yang perlu diketahui, yaitu: 1. Extreme Close Up (ECU) Yaitu bidikan kamera yang mengambil shot gambar secara detail. 2. Very Close Up (VCU) Yaitu bidikan kamera yang hampir menampilkan seluruh permukaan wajah. 3. Big Close Up (BCU) Yaitu bidikan kameran yang menampilkan seluruh permukaan wajah sampai leher. 4. Close Up (CU) Yaitu bidikan kamera yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga sedikit bahu dan sedikit pada bagian dada. 5. Medium Close Up (MCU) Yaitu bidikan kamera yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga pada bagian dada dengan patokan tangan pada bagian siku ke atas. 6. Medium Shot (MS) Hampir sama dengan medium close up, tapi pada medium shot siku tangan sudah kelihatan hingga sedikit kebawah. 7. High Camera Angel Yaitu bidikan kamera yang melihat objek dari atas kebawah, membuat objek terlihat kecil, lemah atau tidak penting.

2

cerita dan kesalahan dalam penggunaan teknik matte painting pada saat memulai produksi. 2. Membuat Sinopsis Cerita Sebelum proses pembuatan script dan storyboard dilakukan, seorang sutradara diharuskan untuk memikirkan cerita apa yang akan dibuat, menentukan tema cerita, genre, karakter dan setting tempatnya. Cerita dalam film pendek yang menggunakan teknik matte painting ini adalah sebuah film bergenre action berjudul “Space Cargo” yang mengisahkan tentang Andra, seorang kurir pengantar barang antar galaxy, terdampar diplanet antah berantah pasca meledaknya pesawat SPACE EXPRESS, pada saat sadarkan diri musibah pun tak henti menghampirinya, puing-puing pesawat SPACE EXPRESS berjatuhan menghantam daratan planet tersebut disertai batu-batu asteroid yang juga ikut terbawa grafitasi. Andra pun berlari menghindari jatuhan batu-batu asteroid tersebut hingga satu puing besar jatuh tepat di belakangnya. Setelah kejadian tersebut Andra menemukan sebuah tablet yang berisi data dari barang barang yang di bawa pesawat SPACE EXPRESS. Andra menyadari bahwa barang barang tersebut harus dikumpulkan dan dikirimkan kealamat yang dituju bagaimana pun caranya. 3. Memilih Pemain dan Menentukan Karakter Pemilihan pemain film harus disesuaikan dengan karakter yang akan diperankan. Dalam film scifi yang berjudul Space Cargo ini penulis memakai 1 orang pemain sebagai tokoh utama bernama Andra. Nama Karakter : Andra Benhar Gender : Laki - laki TTL/Umur : Jakarta, 12 November 1998 Status : Lajang Asal Usul Singkat: Terlahir tanpa seorang ibu, Andra sejak kecil dirawat dan dibesarkan oleh ayahnya yang berprofesi sebagai penyortir barang kiriman di perusahaan pengantar barang antar planet. Hobby : Membaca komik superhero. Sifat : Ceroboh, penuh percaya diri. Kelemahan : Pelupa. Kelebihan : Dapat berlari dengan kencang. Ciri visual : Tas kecil dan topi.

8.

Long Shot Yaitu mengambil gambar dengan jarak yang jauh antara kamera dengan objek. 9. Low Camera Angel Yaitu bidikan kamera yang mengambil gambar objek dari bawah ke atas, menggambarkan bahwa dia sangat besar, berwibawa dan kuat[5]. 3. Analisis Dan Perancangan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan film pendek menggunakan teknik matte painting dan camera projection/mapping. Tabel 1 Kebutuhan Hardware HARDWARE RUPIAH Processor: AMD Athlon II X4 640 Motherboard: MSI 870AG46(FX) VGA Card: ZOTAC GEFORCE GT 630 RAM : Patriot 4 GB PC 6400 Harddisk Drive: WDC Green 1 TB 7200 RPM Optical Drive: DVD-RW Samsung 16x Casing: SPC + PSU 400 Watt Monitor: LG FLATRON W1943SS Speaker : Simbadda

Rp.735.000

Keyboard : Sturdy PS/2 Mouse : Obamba PS/2

Rp.20.000 Rp. 5.000

Camera : Canon EOS 600D Pen Tablet : Wacom Bamboo CTL-470 Total

Rp.6.300.000

Rp.1.125.000 Rp.678.000 Rp.372.400 Rp.764.400 Rp.140.000 Rp.125.000 Rp.1.200.000 Rp.210.000

Rp. 990.000 Rp. 12.664.800

Tabel 2 Kebutuhan Software SOFTWARE RUPIAH Microsoft Windows 7 Rp.2.879.550 Ultimate Adobe Photoshop CS6 Rp.7.499.000 Blender 2.65a Rp.0 Adobe After Effects Rp.4.927.608 CS6 TOTAL Rp.15.306.158 1. Merancang Konsep Konsep dalam pembuatan sebuah film menggunakan teknik matte painting dengan metode camera projection/mapping harus dirancang dengan matang, baik dari segi cerita, karakter, setting tempat dan genre film serta adegan harus dipikirkan dan ditetapkan dari awal agar tidak terjadi penyimpangan

Gambar 2 Pemeran Karakter Utama

3

Dalam film yang berjudul Space Cargo ini, diceritakan bahwa Andra seorang kurir pengantar barang harus berusaha bertahan hidup di sebuah planet yang tidak dia kenal. Awalnya dia hanyalah kurir pengantar barang antar galaxy biasa, bersama dengan Auto yakni Artivicial Intelegency yang selalu menemani melewati hari-harinya mengantar paket ke planet-planet tujuan. Karakter ini diperankan oleh Awal, umur 23 tahun, tinggi badan 168 cm, seorang mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta. 4. Menentukan Lokasi Pengambilan Gambar Penulis memilih lokasi pengambilan gambar yang dibutuhkan di Gumuk Pasir Parangkusumo. 5. Elemen Tambahan untuk Film Penulis menambahkan elemen tambahan berupa kobaran api dan asap untuk melengkapi film Space Cargo. 6. Merancang Storyboard Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah. 7. Perancangan Matte Painting Dalam film Space Cargo rancangan matte painting dibuat dengan memadu padankan foto dan digital painting yang kemudian akan menjadi latar belakang (background) dalam film tersebut. 8. Camera Projection/Mapping Camera projection/mapping digunakan untuk menganimasikan matte painting yang telah dibuat sebelumnya.

sesuai dengan latar tempat yang telah tercantum dalam storyboard.

Gambar 3 Ilustrasi Kostum Tokoh Utama 4. Properti Film Selain perlengkapan shooting penulis juga tidak lupa mempersiapkan properti film yang akan digunakan dalam proses produksi ini. Propertinya terdiri dari beberapa item yaitu: a. Pad Pad adalah alat yang digunakan untuk mengecek daftar barang yang akan dikirim. b. Paket Paket yang akan dikirim oleh Andra ke beberapa planet. 5. Proses Shooting Film Proses shooting atau pengambilan gambar adalah proses yang sangat penting dalam pembuatan sebuah film. Berikut adalah runtutan proses shooting film Space Cargo: a. Breefing Kru Film b. Persiapan Peralatan Shooting c. Menentukan Adegan yang Akan Direkam d. Pemilihan Sudut Pengambilan Gambar e. Pengaturan Tata Artistik f. Pengaturan Kamera g. Pengaturan Mode Video h. Pengaturan Resolusi Video i. Pengaturan ISO j. Pengaturan Grid k. Pengaturan Posisi Aktor Pada Saat

4. Implementasi dan Pembahasan Hal pertama yang dilakukan dalam proses produksi film Space Cargo ini adalah shooting film. Sebelum menuju ke lokasi pengambilan gambar penulis mempersiapkan secara matang untuk perlengkapan sampai runtutan proses eksekusinya. 1. Perlengkapan Shooting Berikut adalah alat-alat yang penulis gunakan dalam tahapan produksi film pendek SPACE CARGO: a. Kamera DSLR b. Lensa Kit EFS 18-55mm c. Tripod d. Memory Card Class 10 Memory Card adalah media penyimpanan data pada kamera yang berfungsi untuk menyimpan semua hasil rekaman gambar maupun video. Sedangkan Class 10 sendiri yang dimaksud adalah daya rekam dari memory card tersebut yang bisa merekam video dengan resolusi paling tinggi yaitu 1920x1080 dengan durasi yang lebih lama. 2. Call Sheet Call Sheet adalah lembaran yang memuat informasi harian tentang adegan apa saja yang akan direkam di hari tersebut[6]. 3. Persiapan Kostum Dalam film Space Cargo ini Andra sebagai tokoh utama menggunakan kostum dan perlengkapan

Setelah proses produksi telah selesai maka tahap selanjutnya adalah pasca produksi, berupa tahapan editing, penggabungan dari masing-masing komponen dalam film. Adapun proses dari tahapan pasca produksi film Space Cargo adalah sebagai berikut: 1. Editing Foto Untuk Dijadikan Matte Painting Pada Film Proses editing foto untuk dijadikan matte painting dibuat dengan menggunakan beberapa foto yang nantinya akan digabungkan dalam proses editing foto. Tahap editing foto untuk dijadikan matte painting dilakukan dengan menggunakan pen tablet dan

4

software Adobe Photoshop. Pembuatan matte painting dimulai dengan meng-import seluruh foto yang akan digabungkan ke dalam Adobe Photoshop. Masukan seluruh foto yang sudah di-import tadi kedalam layer yang sama, kemudian lakukan cropping pada bagian yang tidak dipakai dengan menggunakan Eraser Tools. Atur Exposure agar tone warna tiap foto menjadi sama. Penambahan efek warna bisa dilakukan dengan membuat layer baru agar tidak merubah hasil warna awal yang sudah di-edit.

a.

b.

c.

d.

Isi kolom Start dengan angka 1 untuk memulai animasi dari frame ke 1 dan isi kolom End dengan angka 190 untuk membuat animasi berdurasi 8 detik. Klik Automatic Keyframe Insertion pada menu Timeline untuk memulai penganimasian pada kamera. Arahkan garis hijau yang berada di frame 1 ke frame 130 atau isi kolom Current Frame dengan angka 130 untuk menyimpan pergerakan kamera ke frame 130. Geser kamera pada menu 3D View ke arah depan sumbu Y dan ke arah atas sumbu Z.

4. Rendering Finalisasi 3D Mapping Matte Painting Langkah selanjutnya adalah rendering finalisasi 3D mapping matte painting, render dilakukan dengan perintah : Klik Current Editor - Klik Render Klik Animasi. 5. Compositing Matte Painting 3D Tahapan selanjutnya adalah compositing matte painting 3D dengan menggunakan software Adobe After Effect CS6. Matte painting 3D yang sudah diolah akan diberikan ornamen tambahan seperti api dan asap serta akan di-edit lagi pada tahap pewarnaan agar hasil dari matte painting 3D bisa menyatu dengan shoot yang sudah diolah pada proses produksi. Tahapan pewarnaan juga sering disebut dengan tahapan color grading, adapun prosesnya sebagai berikut : a. Import file matte painting 3D kedalam After Effect dengan mengklik menu file lalu pilih import file. b. Setelah file berhasil di-import pindahkan ke menu Timeline dengan mengklik file matte painting 3D dari menu Project lalu geser ke arah menu Timeline. c. Klik menu Layer lalu pilih New Adjustment Layer. d. Kemudian berikan effect warna ke matte painting 3D dengan memilih Levels, Hue/Saturation, dan Tritone pada menu Effect. e. Pada menu Levels ubah setting input black ke 40, input white ke 250 dan gamma ke 0,50 untuk memberikan kesan gelap mencekam. f. Pada menu Hue/Saturation ubah setting master saturation ke 20 untuk memberikan detail warna yang tajam. g. Pada menu Tritone ubah setting warna highlights dan midtones dengan memasukan kode warna #FDE0BA dan #C77205 serta blend with original-nya ke 72% untuk memberikan kesan panas pada lokasi.

Gambar 4 Matte Painting 2D 2. Modelling dan Texturing Objek 3D Untuk Dijadikan Mapping Background Matte Painting Pembuatan modelling dan texturing objek 3D untuk dijadikan mapping backround matte painting adalah serangkaian dari proses lanjutan dari editing foto. Objek 3D yang dibuat adalah untuk memberikan kesan realistis pada gambar matte painting, yang nantinya matte painting tersebut akan digunakan sebagai guide dan texture pada objek 3D. Import file matte painting dengan cara : Klik Background Images - Klik Add Image - Klik Open, maka akan muncul jendela Import File. Pilih gambar matte painting-nya lalu tekan Open. Pada menu Add Image atur arah Image Axis ke Front. Setelah meng-import file matte painting langkah selanjutnya adalah modelling objek 3D menjadi seperti gambar matte painting dengan cara : Klik Add - Klik Mesh - Klik Plane. Atur garis-garis vertex sesuai dengan gambar matte painting. Untuk membuat objek yang baru bisa dengan menggunakan duplikasi objek dengan menekan Duplicate Object pada menu Object. Texturing objek 3D dilakukan dengan cara: Klik objek 3D - Klik Mesh Object Interaction - Klik Edit Mode - Klik Mesh - Klik UV Unwrap - Klik Project From View. Setelah objek di-unwrap langkah selanjutnya adalah memasukan gambar matte painting ke dalam objek 3D sebagai texture. Pilih Node Editor pada menu Current Editor lalu import gambar matte painting dengan memilih Add Texture. 3.Menganimasikan Camera Pada Objek 3D Mapping Setelah semua texture sudah dimasukkan langkah selanjutnya adalah menganimasikan kamera. Berikut adalah proses animasi Camera Projection pada objek 3D mapping :

5

dengan gerakan shoot dengan menekan tombol Shift mengarahkannya ke-solid tracking yang sudah dibuat tadi.

Gambar 5 Matte Painting 3D Sumbu X digunakan untuk memberikan pergerakan kearah samping kanan dan kiri, tetapi pada penganimasian Camera Projection/Mapping sumbu X sangat jarang digunakan karena bisa mengganggu perspektif kamera dan objek matte painting. Untuk memasukan ornamen tambahan pada matte painting 3D proses yang dilakukan cukup sederhana dan mudah. Dimulai dengan meng-import fottage api dan asap kedalam Adobe After Effect CS6 dengan melakukan cara yang sama seperti meng-import file matte painting lalu masukan ke menu Timeline. Setelah itu atur posisi serta rotasi dimana api dan asap ingin diletakan.

Gambar 6 Tracking Editor Selanjutnya adalah tahapan penyusunan adeganadegan yang sudah direkam dalam proses produksi. Berikut adalah prosesnya: Import shoot adegan Pindahkan shoot adegan dari project menu ke Timeline - Susun shoot adegan sesuai dengan urutan yang ada di storyboard. Satukan warna dari tiap shoot dengan melakukan proses color grading yang setiap tahapnya sama persis dengan tahapan color grading pada bagian compositing matte painting 3D. Setelah seluruh proses compositing film sudah dilakukan langkah terakhir adalah rendering. Masuk pada menu Output Module Setting - Ubah format .avi menjadi .quicktime - Tekan OK.

6. Compositing Film Pada proses compositing film penulis masih menggunakan software Adobe After Effect CS6. Sama dengan proses compositing matte painting 3D hal yang dilakukan yaitu memberikan tambahan ornamen pada shoot berupa asap dan api, koreksi warna serta penyusunan adegan tiap shoot film. Namun ada beberapa shoot yang gambarnya masih terlihat goyang dan tidak stabil sehingga membuat ornamen tambahan jika digabung dengan shoot terlihat tidak menyatu. Jadi dalam proses compositing penulis menambahkan tahapan tracking yang nantinya berguna sebagai penyelaras gerakan dari gambar shoot yang tidak stabil agar ketika ornamen tambahan berupa api dan asap tadi bila digabungkan menjadi terlihat menyatu dengan gerakan kamera yang bergoyang. Berikut adalah proses tahapan tracking shoot film dengan menggunakan software Adobe After Effect CS6: a. Import shoot yang akan di-tracking dengan memilih import file pada menu Project. b. Masukan shoot kedalam menu Timeline. c. Lalu pilih Persfective pada menu Effect. d. Pilih 3D Camera Tracker atau pilih Track Camera pada menu Tracker. e. Tunggu sampai proses Analyzing In Background selesai. f. Setelah Analyzing In Background selesai pada layar preview akan terdapat banyak Track Point. g. Pilih salah satu Track Point tersebut lalu klik kanan dan pilih Create Solid and Camera. h. Lalu arahkan parent panel yang ada pada layer api dan asap yang ingin distabilkan

5. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini penulis membuat kesimpulan dari hasil pembuatan film pendek Space Cargo, kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam perancangan konsep pembuatan film harus dirancang dengan matang baik dari segi cerita, karakter, setting, genre film serta adegan harus dipikirkan dan ditetapkan dari awal agar tidak terjadi penyimpangan cerita dan kesalahan pada saat memulai produksi. 2. Dalam proses shooting agar dapat mengefisiensi waktu sebaiknya mendahulukan shooting pada adegan-adegan di satu tempat dengan properti yang sama. 3. Pengaturan ISO kamera di tempat terang sebaiknya jangan menggunakan ISO dengan angka yang tinggi agar hasil rekaman video tidak over brightness. 4. Dalam moving camera mapping sebaiknya pergerakan kamera dibuat sehalus mungkin serta jangan terlalu extreme dalam menganimasikannya, perlu disesuaikan dengan perspektif kamera agar gambar matte painting yang diambil oleh kamera virtual tidak melenceng.

6

5.

Pada proses composite pengaturan warna Blend with Original sebaiknya angka yang dimasukkan tidak kurang dari 70% dan tidak lebih dari 80% agar dominan warna tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang.

AMIKOM Yogyakarta (M. Kom) tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Pembuatan film pendek Space Cargo yang telah diselesaikan, mempunyai beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal, yaitu: 1. Jangan terlalu lama membiarkan kamera terjemur diterik matahari, karena dapat mengakibatkan auto fokus pada lensa kamera rusak. 2. Gunakan Boom Mic untuk meredam noise suara angin karena gemuruh suara angin pantai pada siang hari mencapai puncaknya. 3. Pastikan selalu membawa bateray dan memory cadangan karena proses syuting memakan waktu yang tidak sebentar. Sebagai penutup dari skripsi tentang Penggunanan Teknik Matte Painting Pada Sebuah Film Menggunakan Blender 2.65a Dengan Metode Camera Projection/Mapping, penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan dapat membantu dalam memahami lebih banyak tentang proses produksi film dan bagaimana cara mengimplementasikan teknik matte painting dengan metode camera projection/mapping dalam film panjang maupun pendek. Daftar Pustaka [1] Dasmana, Demi, G. Djalle, Zaharuddin, Purwantoro, Edi, 2007, 3D Animation Movie Using 3DstudioMax, Informatika, Bandung. [2] Effendy, Heru, 2014, MARI MEMBUAT FILM, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta. [3] Javandalasta, Panca, 2011, 5 Hari Mahir Bikin Film, Mumtas Media, Surabaya. [4] Jonny, Kwan, Anwar, M. Khoirul, 2009, Photoshop Magic with Matte Painting, Jasakom, Bandar Lampung. [5] Jubilee Enterprise, 2009, Photoshop Digital Matte Painting, Elex Media Komputindo, Jakarta. [6] Umbara, Diki, Wary Pintoko, Wahyu, 2010, How To Become A Cameraman, Penerbit Interprebook, Yogyakarta. Biodata Penulis Achmad Said Lamumba, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Tonny Hidayat, M.Kom, memperoleh gelar Strata 1 TI STMIK AMIKOM Yogyakarta (S.Kom) tahun 2007. Memperoleh gelar Strata 2 Teknik Informatika STMIK

7