Manajemen Teknik Lingkungan Sistem Manajemen Mutu
SIKLUS HIDUP MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI PERSYARATAN KONTRAK & SPESIFIKASI
ACTION Kajian Kinerja Manajemen Konstruksi
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rencana Kegiatan Konstruksi Rencana Pengadaan SDM Rencana Pengadaan Alat Rencana Pengadaan Bahan Rencana Penyerapan Dana Rencana Penyerahan Pekerjaan
CHECK
Pengawasan Konstruksi Pengujian Mutu Konstruksi Tindakan Perbaikan Pencatatan dan Pelaporan Pemeriksaan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
PLAN DO
Struktur Organisasi & Tanggung Jawab Pelatihan Komunikasi Asbuilt Drawing Pengendalian Dokumen Proyek Pengendalian Konstruksi
SIKLUS HIDUP MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO-14000) 4. KEBIJAKAN LINGKUNGAN
ACTION
4.3.1 ASPEK LINGKUNGAN 4.3.2 PERSYARATAN PERUNDANG UNDANGAN & PERSYARATAN LAINNYA 4.3.3 TUJUAN & SASARAN 4.3.4 PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN
PLAN DO
4.6 Pengkajian Manajemen
CHECK 4.5.1 Pemantauan & Pengukuran 4.5.2 Ketidak sesuaian, Tindakan koreksi dan Pencegahan 4.5.3 Rekaman SML 4.5.4 Audit SML
4.4.1 Struktur & Tanggung Jawab 4.4.2 Pelatihan, Kepedulian dan Kompetisi 4.4.3 Komunikasi 4.4.4 Dokumentasi SML 4.4.5 Pengendalian Dokumen 4.4.6 Pengendalian Operational 4.4.7 Kesiapan dan Tanggap darurat
SIKLUS HIDUP MANAJEMEN MUTU (ISO-9001) KEBIJAKAN DAN SASARAN MUTU
1. 2. 3.
ACTION
PERENCANAAN & REALISASI PRODUK PERENCANAAN PROSES (PENENTUAN DAN TINJAUAN PERSYARATAN) DISAIN DAN PENGEMBANGAN (INPUT, OUTPUT, TINJAUAN, VERIVIKASI, VALIDASI, PERUBAHAN DISAIN)
Rapat Tinjauan Manajemen
CHECK 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemantauan & Pengukuran Pengendalian Produk Tak Sesuai Tindakan koreksi Tindakan Pencegahan Rekaman Mutu Audit Mutu Internal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
PLAN DO
Struktur Org & Tanggung Jawab Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa Validasi Produksi dan Penyediaan Jasa Identifikasi dan Mampu telusur Pelatihan Pengadaan Pengendalian Dokumen Penendalian Proses Proses Pengendalian Sarana Pantau
Quality Assurance dan Quality Control Quality Assurance (QA)
Quality Control (QC)
Sebuah manual system dari proses kegiatan konstruksi untuk memastikan apakah proses tersebut telah berjalan sesuai rencana
Suatu proses untuk memeriksa apakah kualitas konstruksi telah sesuai standard yang diberlakukan
Mengendalikan proses setiap sector kegiatan agar tidak terjadi kesalahan spesifikasi teknis
Bertanggung jawab kepada hasil pemeriksaan kualitas konstruksi sesuai spesifikasi teknis setiap sector kegiatan
Auditor merupakan sebutan untuk petugas QA
Inspektor merupakan sebutan untuk petugas QC
Mengadakan evaluasi apakah QC telah berjalan dan menemukan kelemahankelemahannya
Mengadakan evaluasi bila terjadi ketidaksesuaian
Dasar Penilaian Kinerja Konstruksi Untuk menentukan kinerja paket pekerjaan kontraktor, maka dilakukan penilaian di lapangan terhadap : • Kualitas (Quality/Q) • Ketidaksesuaian (Non Conformities/NC)
Dasar Penilaian Kinerja Konstruksi
-
Quality dibagi berdasarkan tahapan kegiatan, mulai dari : Preparation Construction Services Demobilisation
Tahap Persiapan (Preparation) dibagi menjadi : • Method Statement, atau cara/metoda kontraktor akan memulai pekerjaan (misal: apakah ada Pre Construction Meeting, format laporan dst) • Safety • Site Clearance • Site Facilities • Supervision
Tahap Construction dibagi menjadi : • • • • • •
Progress Man Power Material on Site Fondation Structure Finishes
Tahap Services dibagi menjadi ketersediaan : • Electrical • Water • Sewerage
Tahap Demobilisasi yang dinilai : • Site Clearance
Case Study : Penanggulangan Gempa di Sumbar • Adapun tahapan pekerjaan team teknis dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan: • 1. Rapid assesment 2. Detail asssesment 3. Reconsruction • 1. Rapid Assessment
• • • •
Referensi : “Applied Technology Council (ATC-20): Standard of post earthquake safety review and tagging structure”. Intinya adalah visual check dan memasang semacam sticker berupa : · Tag Hijau : Bangunan aman dan dapat ditempati · Tag Kuning : Bagian Bangunan ada yang mengalami kerusakan dan perlu assesment lebih detail · Tag Merah : Harus Ditutup/tidak layak dimasuki sampai ada perbaikan atau pembongkaran Prosedur ini sudah diterapkan oleh para Insinyur Sipil indonesia pada saat gempa Yogyakarta dan gempa Tasikmalaya.
• • •
• • •
Team eksekutor yang bekerja di lapangan adalah Mahasiswa yang diberikan pembekalan pengetahuan sederhana dengan semacam form check list. Hasil koordinasi awal adalah sbb : Rapid assessment mulai dilakukan pada bangunan pemerintahan dan fasilitas sosial (jumlah tenaga kerja saat ini sangat terbatas namun area bencana cakupannya sangat luas) Untuk bangunan sosial dan rumah penduduk diperkirakan diperlukant tenaga kerja 700 orang. Saat ini total baru ada 200-an. (Berbeda dengan Yogya dan Tasikmalaya, jarak ke kota Padang relatif cukup jauh dan relatif mahal biayanya dari Jakarta ataupun dari Bandung) Koordinator di lokasi ? Harus ditentukan Team perusahaan kami (Civil engineers dan juga Safety engineers) akan bisa bersinergi dengan team ini. Informasi khusus : Rakyat sangat mengharapkan bantuan dari team teknis ini sesegera mungkin. Mereka sangat antusias dan membutuhkan bantuan assesment ini. Saat team bekerja mengevaluasi fasilitas kantor dan mesjid, mereka ditarik-tarik untuk diminta bantuannya mengevaluasi rumah para warga disekitarnya.
• 2. Detail dan additional assessment • Team Perusahaan kami yang sedang berada di Padang, saat ini sedang terus memotret satu-persatu kerusakan Gedung dan Bangunan di kota Padang. Silahkan di-download sebagian fotofotonya (760kb). Kami sedang mencoba mengkategorikan skala kerusakan yang terjadi, sebagai contoh berapa % yang runtuh karena kemungkinan Soil liquefaction dan berapa % yang runtuh karena strukturnya tidak kuat (kemungkinan akibat belum memperhitungkan resiko gempa sampai 7.6 SR). Kedua kategori utama yang sedang dianalisa oleh team kami : • 1. Kerusakan akibat kurang kuatnya struktur bangunan yang mengalami keruntuhan akibat gempa murni, dengan melihat misalnya terjadi kegagalan sutruktur bangunan secara individual seperti Kolom dan Balok yang retak atau patah. • 2. Kerusakan atau keruntuhan karena hilangnya daya dukung tanah (fenomena Soil Liquefaction) . Terlihat dari amblasnya (settlement) bangunan ke dalam tanah secara utuh atau serentak, seperti yang terjadi pada: Hotel Inna, Hotel Hariani, Kantor Subkon kita Lubuk Minturun, Kemungkinan juga gedung Bimbingan Belajar Primagama. • Tahapan ini memerlukan keahlian yang lebih tinggi. Civil engineers perusahaan kami juga bisa siap bersinergi dengan team manapun untuk detail assesment ini.
• •
• • •
• •
3. Reconstruction Dari media yang beredar, Pemda merencanakan pembangunan kembali kota Padang dilakukan oleh masyarat sendiri. Kami berencana untuk menggunakan data-data pada fase detail assesment (no:2 diatas) untuk melakukan “training and sharing” sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) kami kepada para anggota Asosiasi Konsultan Perencana, Pengawas dan Kontraktor di Kota Padang. Tentunya juga kepada para mahasiswa Sipil serta kepada para tenaga pengajar di Universitas Andalas. Insya Allah, kami juga berencana akan memberikan “Training” serupa kepada jajaran Dinas PU Pemda Sumbar serta jajaran Tata kota Pemkot Kota Padang, bila tentunya mereka-mereka berkenan mendengarkannya, dengan materi-materi training sbb : 1. Membaca dan mengevaluasi data-data tanah untuk mendeteksi adanya kemungkinan Soil Liquifaction 2. Mengajarkan cara-cara untuk mengatasi kondisi Soil Liquifaction 3. Mengevaluasi apakah upaya dan cara-cara untuk mengatasi Soil Liquifaction, yang diusulkan atau telah dilakukan, sudah cukup memadai untuk menopang bangunan bila terjadi gempa 4. Menghitung rancangan Struktur agar bisa memenuhi persyaratan SNI Zona-5 (tahan sampai dengan gempa 8 s/d 9 Skala Richter dan mempertimbangkan siklus 200 tahunan) 5. Cara-cara mengevaluasi perhitungan kekuatan struktur apakah sudah memenuhi persyaratan SNI tersebut.