Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN OHSAS 18001:2007 DI SUBDEP PERKAKAS PT PINDAD (PERSERO) – DIVISI MUNISI Lindawati Hermawan*(koresponden), Sahala Manalu, dan Daniel Prasetyo*
[email protected],
[email protected], Universitas Ma Chung Malang Abstrak Every manufacturing company faces safety risks in its production process. OHSAS 18001:2007 certification is required by international companies for ensuring that they have good safety and health management. The purpose of this research is to identify, assess, and define mitigation for safety risk in PT Pindad (Persero) – Munition Division’s Appliance Sub-Department based on OHSAS 18001:2007. The result shows that the safety risk factors in Appliance SubDepartments are electricity shock, tools graze, tools cut, sprained limb, tools crush, dust and grindstone fragments, and cutting oil burst. Those risks happen because of human behavior, infrastructure, and working tool factors as shown in fishbone diagram. Most safety risks are included in low risk category and can be handled through administrative controls and personal protective equipment (PPE) usage. Some safety risks are included in medium risk category and need to be handled through engineering control and PPE usage. Keywords: OHSAS 18001:2007, Risk Identification, Risk Assessment, Mitigation Pendahuluan Dalam
perusahaan industri
manufaktur, perusahaan akan selalu berhadapan
dengan
kecelakaan
kerja
produksinya.
menerapkan
Seiring
telah
manajemen
keselamatan kerja yang baik.
risiko
dalam
tersebut
Sertifikasi
mengenai
proses
keselamatan kerja diciptakan pada
dengan
tahun 1999 dan disebut dengan
perkembangan zaman, ada banyak
OHSAS
perusahaan yang mulai beroperasi
2007, standar ini mengalami revisi
secara internasional. Negara-negara
dan
maju yang peduli dengan hak asasi
18001:2007. Sertifikasi adalah proses
manusia
menuntut
semua
dimana pihak tertentu memberikan
perusahaan
internasional
untuk
jaminan
memiliki
sertifikasi
keselamatan
sebagai
18001:1999.
disebut
Pada
dengan
tertulis
bahwa
tahun OHSAS
sebuah
manajemen
produk, jasa, sistem, proses, atau
salah
bahan
satu
persyaratan bisnis dan tanda bahwa
baku
persyaratan
61
sesuai tertentu
dengan (Dunmire
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
2002).
Meskipun
sertifikasi
bisa
negeri;
sehingga
perlu
memiliki
didapatkan melalui penilaian sendiri
sertifikasi OHSAS 18001:2007 agar
maupun
pelanggan,
tidak mengalami kendala dalam
sertifikasi dari pihak ketiga lebih
pemasarannya. Seperti yang telah
dapat
disebutkan
audit
dari
dipercaya
karena
pihak
di
atas,
sertifikasi
tersebut tidak terikat dengan pihak
semacam ini dibutuhkan sebagai
yang disertifikasi; sehingga tidak
tanda bahwa PT Pindad (Persero)
akan muncul konflik kepentingan
memenuhi hak asasi karyawannya
antara pihak yang disertifikasi dan
dengan menjamin keselamatan kerja
pihak penilai.
mereka;
PT
Pindad
(Persero)
–
yang
sehingga
peduli
negara-negara
dengan
manusia
kecelakaan kerja yang besar karena
mereka bagi PT Pindad (Persero). PT
berhadapan dengan bubuk mesiu
Pindad
yang
mudah
sertifikat OHSAS 18001:2007 dari
tahun
yang
dalam
(LRQA) pada tahun 2011. Namun
menjalankan prosedur pemindahan
dalam proses penilaian risikonya,
kotak yang berisi munisi. Setiap
perusahaan ini baru memiliki list
kotak
register (daftar risiko) untuk bahaya
dengan
dipindahkan
Assurance
kereta
mekanik/risiko fisik yang terkait
dorong, namun ia memindahkannya
dengan aktivitas rutin perusahaan.
dengan
cara
menyeret
kotak
Dalam OHSAS 18001:2007 tertulis
tersebut.
Pada
akhirnya,
terjadi
bahwa hal yang perlu diperhatikan
percikan api dan terjadi ledakan
dalam proses penilaian risiko adalah
yang menewaskannya. Kejadian ini
aktivitas
memberikan catatan buruk bagi PT
perilaku
Pindad (Persero) dalam usahanya
karyawan, serta faktor lainnya.
untuk
menggunakan
Quality
memiliki
lalai
seharusnya
Register
telah
seorang
yang
Lloyds
(Persero)
pasar
ada
karyawan
lalu,
Beberapa
membuka
asasi
Divisi Munisi menghadapi risiko
terbakar.
akan
hak
mencapai
prestasi
zero
accident.
rutin
dan
manusia, Penelitian
tidak
rutin,
kemampuan ini
berfokus
pada penilaian risiko kecelakaan Perusahaan
memasarkan
ini
produknya
telah
kerja di Sub-departemen (Subdep)
keluar
Perkakas karena data yang terkait
62
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
subdep lain bersifat rahasia. Ada
Pindad (Persero) dapat menetapkan
tiga tujuan dari penelitian ini yaitu
berbagai langkah pencegahan dan
(1) menganalisis risiko kecelakaan
penanganan risiko agar kecelakaan
kerja yang ada di Subdep Perkakas,
kerja dapat diminimalisir. Setelah
(2) mengukur tingkat kejadian dan
mengetahui risiko yang ada, penulis
dampak risiko kecelakaan kerja yang
mencari tahu tingkat kejadian dan
ada, dan (3) merumuskan strategi
dampak risiko, serta merumuskan
mitigasi risiko kecelakaan kerja.
langkah yang dapat diambil oleh
Dalam Subdep
operasionalnya,
Perkakas
perusahaan.
bertanggung
jawab untuk menyediakan sparepart
Tinjauan Pustaka
maupun tools yang dibutuhkan oleh
Proses
penilaian
risiko
subdep lain dalam proses produksi
terdiri dari proses identifikasi risiko,
dan membutuhkan alat kerja seperti
penilaian
mesin gergaji, mesin bubut, dan
dampak risiko (OHSAS, 2007). Hal-
sebagainya. Para karyawan Subdep
hal yang perlu diperhatikan dalam
Perkakas
proses identifikasi risiko menurut
menghadapi
risiko
tingkat
kejadian,
dan
kecelakaan kerja seperti terpotong
OHSAS 18001:2007 adalah:
mesin gergaji, terjepit mesin bubut,
a. Aktivitas rutin dan tidak rutin
dan
lain-lain.
Kecelakaan
kerja
semacam ini dapat mengakibatkan
yang dilakukan b. Aktivitas
semua
orang
yang
terputusnya jari maupun sebagian
memiliki akses ke tempat kerja
anggota
termasuk
tubuh
karyawan
dan
mengakibatkan cacat tetap.
pengunjung
dan
kontraktor dari luar perusahaan
Variabel risiko yang akan
c. Perilaku manusia, kemampuan
dibahas dalam penelitian ini adalah
karyawan, serta faktor lain yang
variabel
berkaitan dengan manusia
risiko
aktivitas
rutin,
variabel risiko perilaku manusia, serta
variabel
infrastruktur
d. Risiko dari luar tempat kerja yang
dan
dapat
berpengaruh
peralatan kerja yang disediakan.
perusahaan
Dengan adanya identifikasi risiko
e. Infrastruktur,
kecelakaan yang lebih lengkap, PT
peralatan,
material di tempat kerja
63
pada dan
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
f. Perubahan maupun perubahan yang
sedang
direncanakan
a. Near-miss: kondisi berbahaya yang
di
bisa mengakibatkan kecelakaan
perusahaan
namun belum berakibat luka atau
g. Modifikasi
SMK3
termasuk
perubahan sementara h. Desain
tempat
rusaknya properti perusahaan. b. First aid injury: kecelakaan kerja
kerja,
proses,
yang berakibat luka kecil dimana
peralatan yang digunakan, serta
setelah korban diberi pertolongan
prosedur
pertama,
standar
operasional
yang berlaku di perusahaan Pindad
diputuskan
(Persero)
bekerja
c. Minor: kecelakaan yang berakibat
yang
luka,
memerlukan
perawatan
kebijakan
rumah sakit, serta mengakibatkan
direksinya, tingkat kejadian risiko
hilangnya jam kerja lebih dari 24
digolongkan menjadi lima yaitu:
jam namun tidak mengakibatkan
a. Jarang
melalui
dapat
kembali.
Dalam Panduan SMK3 PT
ia
terjadi:
frekuensinya
paling banyak satu kali dalam
cacat tetap. d. Major:
setahun b. Kondisi
abnormal:
frekuensi
kecelakaan
kerja
yang
berakibat
luka,
memerlukan
perawatan
rumah
sakit,
serta
terjadinya sekitar 2 – 10 kali
mengakibatkan
dalam setahun
kerja lebih dari 24 jam dan
c. Sering:
frekuensi
terjadinya
berkurangnya fungsi organ. e. Fatal: kecelakaan yang berakibat
sekitar 21 – 40 kali dalam setahun e. Terus
menerus:
jam
mengakibatkan cacat tetap atau
sekitar 11 – 20 kali dalam setahun d. Sering sekali: frekuensi terjadinya
hilangnya
fatal atau meninggal dunia.
frekuensi
Pada
akhirnya
suatu
matriks
dapat
terjadinya lebih dari 40 kali dalam
dibuat
setahun
kejadian dan dampak risiko sebagai
Untuk dampak kecelakaan
berikut:
dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu:
64
tingkat
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
Tabel 1Matriks Tingkat Kejadian dan Dampak Risiko Tingkat kejadian risiko Kondisi Jarang Sering abnormal Near-miss D D D First aid injury L L L Minor L L M Major M M H Fatal H H H Sumber: PT Pindad (Persero) Dampak risiko
Keterangan: D: diabaikan L: low (rendah)
rendah
Terus Menerus L M H H H
M: medium (sedang) H: high (tinggi)
Risiko yang termasuk dalam kategori
Sering sekali D L M H H
akan
menghilangkan
ditangani
terjadinya
kemunculan
risiko.
Misalnya,
dengan peringatan maupun kontrol
menggunakan proses otomatisasi
administratif dan penggunaan alat
mesin
pelindung diri; sedangkan risiko
harinya sehingga kontak antara
yang
mesin
termasuk
dalam
kategori
dalam dan
medium dan tinggi akan ditangani
dikurangi.
dengan cara eliminasi, substitusi,
b. Substitusi
kegiatan
sehari-
karyawan
dapat
dan engineering control (PT Pindad
Penanganan risiko dilakukan
2007). Untuk risiko yang dapat
dengan mengganti sebagian atau
diabaikan,
seluruh
risiko
dihadapi
dengan
operasional
akan
tetap
pengendalian
melalui
peralatan,
material,
maupun hal lainnya yang dapat
standard
menimbulkan risiko. Misalnya,
operational procedures (SOP). Hal ini
mengganti mesin yang sudah tua
ditetapkan sesuai dengan standar
dengan mesin yang lebih baru
OHSAS
dan
18001:2007.
Berikut
ini
merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai
langkah
penanganan
memiliki
teknologi
yang
lebih canggih. c. Engineering control
risiko tersebut:
Risiko
a. Eliminasi
akan
dihadapi
dengan kontrol rekayasa mesin. Penanganan risiko akan
dilakukan
Misalnya,
dengan
menyediakan
alat
pengaman yang terpasang pada
65
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
mesin,
pemasangan
mengubah
layout
sensor,
mesin,
kecelakaan
dan
ketika
melakukan
suatu aktivitas. Alat pelindung
sebagainya.
diri dapat berupa sarung tangan,
d. Peringatan
maupun
kontrol
kacamata,
administratif
safety
shoes,
dan
sebagainya.
Pencegahan risiko dapat dilakukan
dengan
memasang
Bird
dan
Germain
dalam
rambu-rambu peringatan bahaya
Panduan SMK3 PT Pindad (Persero)
bagi
di
(2007) mengembangkan suatu model
membuat
penyebab dan akibat kecelakaan
karyawan
tempat standar (SOP)
kerja
yang
ada
serta
prosedur
operasional
kerja
yang
disebut
dengan
mengenai kegiatan yang
International Loss Control Institute
ada. Nantinya, SOP ini akan
atau ILCI pada tahun 1986. Model
dikomunikasikan pada seluruh
tersebut
karyawan yang terkait.
kerugian maupun kecelakaan kerja
e. Alat pelindung diri (APD)
bermula
Risiko
akan
ditanggulangi
dengan
memberikan
APD
menjelaskan dari
lemahnya
manajemen.
Bila
bahwa kontrol
perusahaan
cara
memiliki kontrol manajemen yang
pada
baik, tingkat kecelakaan kerja dapat
pelindung
ditekan. Berikut ini merupakan alur
diberikan dengan tujuan untuk
penyebab dan akibat kerugian atau
melindungi bagian tubuh tertentu
kecelakaan kerja berdasarkan model
yang
ini:
karyawan.
Alat
menghadapi
Lemahnya kontrol
risiko
Sebab dasar
Penyebab langsung
Insiden
Kerugian
Gambar 1: Diagram alur penyebab dan akibat kerugian atau kecelakaan Sumber: PT Pindad (2007) Lemahnya
kontrol
terjadi
pelaksanaan.
Secara
garis
besar,
karena adanya program yang tidak
pihak yang terkait dengan hal ini
sesuai, standar yang tidak sesuai,
adalah
maupun
Penyebab dasar kecelakaan dapat
ketidakpatuhan
66
manajemen
perusahaan.
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
digolongkan menjadi dua hal yaitu
faktor perorangan dan kerja.
Tabel 2Penyebab Dasar Kecelakaan Faktor Perorangan Kemampuan psikologi dan fisik yang tidak layak Kemampuan mental yang tidak layak Stres fisik maupun psikologi Kurangnya pengetahuan Kurangnya keahlian Motivasi yang tidak layak Sumber: PT Pindad (2007)
Faktor Kerja Pengawasan yang buruk Kepemimpinan yang buruk Engineering yang buruk Kurangnya peralatan yang memadai Standar kerja yang kurang dipahami Kesalahan penggunaan suatu peralatan
Penyebab langsung merupakan hal
menimbulkan
langsung
merupakan kecelakaan yang terjadi
terjadinya
yang
menyebabkan kerja.
karena suatu kesalahan. Kecelakaan
Penyebab langsung dapat dibedakan
ini dapat berupa menabrak atau
menjadi dua hal yaitu perbuatan
terbentur benda, jatuh dari tempat
yang tidak aman dan kondisi yang
yang tinggi, jatuh di tempat yang
tidak aman. Perbuatan yang tidak
datar,
tertusuk
aman merupakan perbuatan yang
benda
tajam,
dilakukan
yang
maupun remuk karena benda kerja,
menimbulkan
kegagalan mesin atau peralatan,
kecelakaan; sedangkan kondisi tidak
tersengat listrik, serta terkena bahan
aman
kimia.
berpotensi
kecelakaan
kecelakaanInsiden
seseorang
merupakan
kondisi
maupun
terjepit
terpotong,
hancur,
lingkungan kerja yang berpeluang Tabel 3 Penyebab Langsung Kecelakaan Perbuatan Tidak Aman Operasi tanpa otorisasi Gagal memperingatkan perbuatan tidak aman Kecepatan tidak layak Membuat alat pengaman tidak berfungsi Menggunakan alat yang rusak Menggunakan alat pelindung diri yang tidak layak Pemuatan barang yang tidak layak
Kondisi Tidak Aman Pelindung atau pembatas yang tidak layak Alat pelindung diri yang tidak layak Peralatan yang rusak Ruang kerja yang sempit Sistem peringatan yang kurang Kebersihan dan kerapian tempat kerja yang kurang Kebisingan Terpapar radiasi dan suhu ekstrim
67
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
Penempatan yang tidak layak Posisi kerja yang tidak aman Bercanda dengan teman kerja Gagal mengikuti prosedur. Sumber: PT Pindad (2007) Kerugian
atau
Penerangan yang tidak layak Ventilasi yang tidak layak
kecelakaan
menyebarkan kuisioner pada bulan
dapat berkaitan dengan empat hal
Mei 2014 pada karyawan Subdep
yaitu manusia, peralatan, material,
Perkakas
dan lingkungan; misalnya jatuhnya
wawancara dengan Kepala Subdep
korban luka maupun korban jiwa,
Perkakas
rusaknya
gambaran yang lebih utuh. Penilaian
peralatan
material
yang
bekerja
digunakan
karena
pencemaran
maupun untuk
kecelakaan,
lingkungan,
human
dan untuk
melakukan mendapatkan
tingkat kejadian dan dampak isiko terkait
aktivitas
berdasarkan
rutin
Identifikasi
ditulis dan
error, dan sebagainya. Paradigma
Penilaian Risiko Bahaya di Subdep
yang digunakan dalam penelitian ini
Perkakas yang telah dimiliki oleh PT
digambarkan
Pindad (Persero) – Divisi Munisi;
dalam
diagram
gambar 2.
sedangkan Metode Penelitian
3.1 menggunakan
perilaku manusia, infrastruktur, dan ini
pendekatan
kuantitatif yang dilengkapi dengan pendekatan
kualitatif.
tingkat
kejadian dan dampak risiko terkait
Metodologi Penelitian
penilaian
peralatan kerja dilakukan melalui penyebaran
kuisioner
karyawan Subdep Perkakas.
Penulis
68
pada
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
Gambar 2: Rerangka Pikiran 3.2
Teknik sampling Teknik
sampel
yang
penelitian
ini
yang diberikan oleh Subdep K3LH,
pengambilan digunakan adalah
dalam purposive
jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
33
keseluruhan
orang;
sehingga
populasi
sebagai
sampling. Singh (2007) menyatakan
responden penelitian karena jumlah
bahwa purposive sampling digunakan
populasi relatif kecil atau berjumlah
bila
kurang dari 30 orang (Sekaran,
penelitian
memiliki
target
sampel yang jelas dan pemilihan responden
secara
acak
2006).
bukan
3.3
merupakan perhatian utama. Dalam penelitian dengan
ini,
yang
target
dimaksud
sampel yang
adalah
seluruh
karyawan
ada
di
Subdep
Perkakas. Menurut data
Alat ukur Kuisioner yang digunakan
menggunakan skala likert 1 sampai 5 dan
dapat
dilihat
pada
bagian
lampiran. Berikut ini merupakan keterangan
69
skala
likert
yang
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
digunakan:1: sangat buruk2: buruk;
dengan
3:cukup; 4: baik; 5: sangat baik
dengan tingkah laku, kebiasaan,
Terdapat delapan hal yang
risiko
yang
berkaitan
dan kemampuan karyawan ketika
perlu diperhatikan dalam proses
bekerja.
Indikator
yang
identifikasi risiko menurut OHSAS
digunakan dalam variabel ini
18001:2007 namun penulis hanya
adalah:
akan menggunakan tiga hal sebagai
a. Pemahaman
terhadap
SOP
variabel penelitian ini. Berikut ini
(Aksorn
merupakan
2007, Abdelhamid dan Everett
variabel
yang
dan
akan
Hadikusumo
digunakan:
2000,
1. Variabel risiko, tingkat kejadian,
dan Ginanjar 2012)
dan
dampak
risiko
terkait
b. Kepatuhan
aktivitas rutin. Tingkat kejadian
suatu
suatu
risiko
aktivitas;
Prassetiyo,
terhadap
SOP
(Abdelhamid dan Everett 2000)
risiko merupakan kemungkinan terjadinya
Destrianty,
c. Kebiasaan
dalam
dalam
menggunakan alat pelindung
sedangkan
diri
(APD)
(Kurniawati,
dampak risiko merupakan akibat
Sugiono, dan Yuniarti 2013,
yang muncul pada seseorang atau
Kusuma 2011)
perusahaan terjadi.
bila
Tingkat
suatu
risiko
kejadian
d. Kebiasaan
dan
dalam
kerapian
menjaga
tempat
kerja
dampak risiko akan diukur untuk
(Abdelhamid dan Everett 2000,
masing-masing
Kurniawati,
risiko
yang
ditemukan. Definisi operasional dan
dampak
e. Pengawasan keselamatan kerja
risiko
(safety
terkait faktor perilaku manusia
f. Pengalaman
yang disediakan.
(Aksorn
dan
kerja
yang
dimiliki (Gyekye dan Salminen
2. Variabel risiko, tingkat kejadian, dampak
patrol)
Hadikusumo 2007)
serta infrastruktur dan peralatan
dan
dan
Yuniarti 2013)
ini juga berlaku untuk tingkat kejadian
Sugiono,
risiko
2010, Aksorn dan Hadikusumo
terkait
2007)
perilaku manusia. Variabel risiko perilaku manusia berhubungan
70
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
g. Pelatihan yang pernah diikuti (Aksorn
dan
Hadikusumo
2007, Kusuma 2011) dampak
terkait
perilaku
manusia,
infrastruktur, dan peralatan kerja.
3. Variabel risiko, tingkat kejadian, serta
tingkat kejadian, dan dampak risiko
risiko
terkait
Setelah itu, peneliti menggolongkan risiko berdasarkan matriks tingkat
infrastruktur dan peralatan yang
kejadian
disediakan
Misalnya, tingkat kejadian suatu
Variabel ini berkaitan
risiko
dan
dampak
tergolong
risiko.
dalam
dengan kondisi yang ada di
kondisi
tempat kerja dan peralatan yang
dampak
risiko
mereka gunakan. Indikator yang
kategori
first aid injury. Risiko ini
akan digunakan adalah:
tergolong
a. Kondisi suhu udara (Yuliawati
berdasarkan matriks tersebut (dapat
dan
Putri
Wahyuning,
2010, dan
Pitasari, Desrianty
2014) b. Kondisi penerangan (Pitasari, Wahyuning,
dan
Desrianty
2014) c. Kondisi
abnormal
kategori
sedangkan
tergolong
dalam
risiko
dalam rendah
dilihat pada tabel 1). Selanjutnya, peneliti
mengadakan
wawancara
dengan
Subdep
Perkakas
untuk
mendeskripsikan
kondisi
kerja
dengan lebih jelas dan merumuskan penanganan risiko yang tepat.
peralatan
kerja
(Abdelhamid dan Everett 2000,
Hasil dan Pembahasan
Aksorn dan Hadikusumo 2007,
Berdasarkan
Pitasari,
Wahyuning,
dan
Identifikasi
dan Penilaian Risiko Bahaya di
Desrianty 2014)
Subdep Perkakas yang telah dimiliki
3.4
oleh PT Pindad (Persero) – Divisi
Cara Analisis Hasil kuisioner dianalisa
Munisi dan hasil kuisioner, dapat
dengan nilai rata-rata (mean) untuk
dilihat
mendapatkan gambaran mengenai
memiliki 21 risiko kecelakaan kerja
kondisi
sebagai berikut:
masing-masing
indikator,
bahwa
Tabel 4 Daftar Risiko Kecelakaan Kerja di Subdep Perkakas
71
Subdep
Perkakas
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
No.
Daftar Risiko
Tingkat Kejadian
Dampak Risiko
1 2 3 4 5
Tersengat listrik Tergores peralatan Tersayat peralatan Terkilir Terpukul peralatan Terkena debu dan geram gerinda Terkena pecahan batu gerinda Terlilit geram Terkena semburan cutting oil
Jarang sekali Jarang sekali Jarang sekali Jarang sekali Jarang sekali
Minor First aid injury Minor First aid injury First aid injury
Kategori Risiko Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Sering sekali
First aid injury
Rendah
Jarang sekali
Major
Sedang
Jarang sekali
First aid injury
Rendah
Jarang sekali
First aid injury
Rendah
Daftar Risiko
Tingkat Kejadian
Dampak Risiko
Kategori Risiko
Jarang sekali
First aid injury
Rendah
Jarang sekali Kejadian abnormal Kejadian abnormal Kejadian abnormal
First aid injury First aid injury Minor Minor
Rendah Rendah Rendah Rendah
Kejadian abnormal
First aid injury
Rendah
Kejadian abnormal Kejadian abnormal Kejadian abnormal Kejadian abnormal
First aid injury First aid injury Minor First aid injury
Rendah Rendah Rendah Rendah
Kejadian abnormal
First aid injury
Rendah
Kejadian abnormal
First aid injury
Rendah
6 7 8 9 No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tertimpa benda kerja Kelelahan Pemahaman SOP Kepatuhan SOP Kepatuhan APD Kerapian tempat kerja Safety patrol Pengalaman kerja Pelatihan kerja Kondisi suhu udara Kondisi penerangan Kondisi peralatan kerja Berdasarkan
skala
likert,
(didapatkan
dari
rumus
(nilai
berikut ini merupakan keterangan
tertinggi–nilai terendah)/banyaknya
dan
rata-rata
kelas):Skor
perilaku
burukSkor 3,01 – 4,00 : BaikSkor 1,01
dan
– 2,00: BurukSkor 4,01–5,00:Sangat
skor
terkait
hasil
kuisioner
mengenai
manusia,
infrastruktur,
peralatan kerja di Subdep Perkakas
0,00
–
1,00:Sangat
baik . Skor 2,01 – 3,00: Cukup
Tabel 5Hasil Kuisioner Kondisi Perilaku Manusia, Infrastruktur, dan Peralatan di Subdep Perkakas No. Indikator
Skor Rata-rata
72
Standar
Keterangan
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kuisioner 3,74 4,00 4,55 4,47 3,44 3,33 3,38 2,59 3,63 4,16
Pemahaman SOP Kepatuhan SOP Penggunaan APD Kerapian tempat kerja Safety patrol Pengalaman kerja Pelatihan kerja Suhu udara Penerangan Peralatan kerja
Menurut Santoso (2005),
deviasi 0,89 0,97 0,56 0,63 1,08 1,30 1,16 1,26 1,00 0,77
Baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Cukup Baik Sangat baik
data kuisioner yang ada, dapat
penghitungan korelasi data non-
dibuat
parametrik dapat dilakukan dengan
Spearman antar variabel sebagai
uji
berikut:
korelasi
Spearman
korelasi Kendall’s tau.
dan
uji
suatu
tabel
korelasi
Berdasarkan
Tabel 6Tabel Korelasi Antar Variabel dalam Kuisioner Indikator Pemahaman terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur) Kepatuhan SOP Penggunaan APD Kerapian tempat kerja Safety patrol Pengalaman kerja Pelatihan kerja
Suhu udara Penerangan
Poin Pertanyaan Sosialisasi SOP Pemahaman SOP Informasi SOP Kesadaran SOP Kesesuaian SOP Dasar kepatuhan Penggunaan APD Kebiasaan penggunaan Dasar penggunaan Kerapian peralatan Kerapian tempat Dasar kerapian Adanya safetypatrol Efektivitas safety patrol Adanya pengalaman kerja Manfaat pengalaman kerja Adanya pelatihan internal Adanya pelatihan eksternal Manfaat pelatihan Kondisi suhu Pengecekan suhu Efektivitas pengecekan Kondisi penerangan
73
Nilai Korelasi 0,819 0,660 0,575 0,682 0,687 0,706 0,530 0,653 0,626 0,437 0,413 0,841 0,860 0,842 0,942 0,954 0,383 0,684 0,841 0,450 0,765 0,568 0,603
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
Maintenance penerangan Pengaruh maintenance Kondisi peralatan Maintenance peralatan Efektivitas maintenance
Peralatan kerja
Dari
hasil
tabel
0,734 0,705 0,773 0,635 0,683
korelasi
dengan masing-masing variabelnya;
tersebut, dapat dilihat bahwa semua
sedangkan poin lainnya memiliki
poin
korelasi searah kuat yang signifikan
pertanyaan
memiliki
nilai
positif terhadap variabel yang ada
dengan masing-masing variabelnya.
sehingga poin pertanyaan memiliki
Berdasarkan
hubungan arah yang sama. Sebagai
lebih
contoh, semakin tinggi sosialisasi
Perkakas,
SOP pada karyawan, semakin tinggi
menunjukkan kondisi di Subdep
pemahaman
korelasi
Perkakas dengan tepat. Hal yang
yang bernilai lebih besar dari 0,5
perlu ditambahkan adalah kondisi
menunjukkan
poin
mengenai penggunaan APD dan
erat;
suhu udara. Para karyawan masih
korelasi
yang
sering tidak menggunakan kacamata
dari
0,5
pelindung ketika bekerja. Hal ini
poin
terjadi karena kacamata tersebut
SOP.
bahwa
pertanyaan sedangkan bernilai
Nilai
berkorelasi nilai kurang
menunjukkan
bahwa
lanjut
wawancara
dengan
hasil
kuisioner
cepat
(Singgih, 2006). Untuk signifikansi
beberapa kali dan mereka tidak
masing-masing
terbiasa
pertanyaan,
digunakan
menggunakan
kuisioner
memiliki
hubungan
signifikan
dengan
karena terbuat dari bahan plastik
variabel yang ditentukan karena
dan karyawan terbiasa mengelap
hasil Sig. (2-tailed) poin pertanyaan
kacamata dengan kain seadanya.
lebih kecil dari 0,05. Pada akhirnya,
Untuk
dapat
poin
sebenarnya sudah ada kipas angin
kerapian peralatan, kerapian tempat,
yang dipasang pada beberapa titik
adanya
pelatihan
dan
namun hal ini masih belum dapat
kondisi
suhu
korelasi
menciptakan kondisi kerja dengan
bahwa internal,
memiliki
searah kurang kuat yang signifikan
tersebut
kacamata.
pertanyaan
disimpulkan
Kacamata
setelah
telah
pertanyaan berkorelasi kurang kuat poin
buram
Subdep
kondisi
suhu yang nyaman.
74
cepat
suhu
buram
udara,
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
Berdasarkan ada
dapat
hasil
disimpulkan
yang
penggunaan APD; sedangkan risiko
bahwa
dalam kategori medium ditangani
Subdep Perkakas menghadapi 20
dengan
risiko kategori rendah dan 1 risiko
penggunaan
kategori
sedang.
Risiko
dengan
langkah penanganan risiko yang
kategori
rendah
diatasi
dengan
berhasil dirumuskan dalam proses
administratif
dan
kontrol
engineering APD.
control
dan
Berikut
ini
wawancara:
Tabel 7Langkah Penanganan Risiko Terkait Aktivitas Rutin, Perilaku Manusia, Infrastruktur, dan Peralatan Kerja di Subdep Perkakas No.
Daftar Risiko
1
Tersengat listrik
No. 2
Daftar Risiko Tergores peralatan
3
Tersayat peralatan
4 5
10
Terkilir Terpukul peralatan Terkena debu dan geram gerinda Terkena pecahan batu gerinda Terlilit geram Terkena semburan cutting oil dalam proses bor Tertimpa benda kerja
11
Kelelahan
12
Pemahaman SOP
13
Kepatuhan SOP
14
Kepatuhan APD
15
Kerapian tempat kerja
16
Safety patrol
6 7 8 9
Langkah Penanganan Pengecekan kondisi panel listrik secara berkala melalui safety patrol, tanda peringatan, dan penyediaan alat pemadam api ringan Langkah Penanganan Penggunaan sarung tangan Penggunaan sarung tangan dan pemasangan pengaman mesin Penataan layout mesin Pemasangan pengaman mesin Penggunaan masker kain, kacamata pelindung, dan sarung tangan Penggunaan kacamata pelindung Pemasangan alat pengaman mesin Pemasangan alat pengaman mesin Penggunaan safety shoes Penataan layout mesin dan menjaga sirkulasi udara Pemberian pelatihan dan pengarahan sebelum karyawan bekerja Pemantauan hasil kerja dan safety briefing Safety briefing, penyediaan APD yang lebih nyaman, pengadaan kacamata pelindung dengan bahan kaca, dan pengarahan mengenai perawatan APD Safety briefing dan penegakan peraturan melalui catatan rekapitulasi pelanggaran Pembuatan instruksi kerja safety patrol, pelaksanaan safety patrol secara rutin, dan perbaikan temuan
75
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
No. 17 18
Daftar Risiko Pengalaman kerja Pelatihan kerja
19
Kondisi suhu udara
20
Kondisi penerangan
21
Kondisi peralatan kerja
Langkah Penanganan Seleksi terhadap calon karyawan Pemberian pelatihan secara berkala Pemasangan kipas angin dan realisasi pemasangan alat sirkulasi udara pada atap Subdep Perkakas Pengecekan secara berkala dari UPTK3 dan penggantian penerangan bila sudah tidak memadai Maintenance secara teratur dan penggantian peralatan jika sudah tidak layak dipakai
Secara keseluruhan, risiko kecelakaan kerja di Subdep Perkakas Gambar 3:
dapat digambarkan dalam fishbone diagram sebagai berikut ini:
Fishbone Diagram Faktor Risiko yang Dapat Mengakibatkan
Kecelakaan Kerja di Subdep Perkakas
rutin, Subdep Perkakas PT Pindad (Persero)
–
Divisi
Munisi
telah
perilaku
manusia,
dan
infrastruktur serta peralatan yang disediakan. Seluruh risiko yang ada
memiliki manajemen keselamatan
dapat
kerja yang baik karena tidak pernah
administratif berupa penetapan SOP
mengalami kecelakaan kerja selama
dan penggunaaan APD. Kondisi
beberapa tahun terakhir. Subdep
kepatuhan
Perkakas
Subdep Perkakas dapat ditingkatkan
memiliki
20
risiko
ditangani
dengan
penggunaan
APD
di
kecelakaan kategori rendah dan 1
dengan
risiko kecelakaan kategori sedang
pelindung dengan bahan kaca dan
yang terbagi menjadi risiko aktivitas
pengarahan
76
menyediakan
kontrol
mengenai
kacamata perawatan
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
APD. Kondisi suhu udara dapat ditingkatkan
lagi
Kelemahan penelitian ini
melalui
adalah standar deviasi kuisioner
pemasangan alat sirkulasi udara di
pertanyaan yang bervariasi antara
atap Subdep Perkakas.
0,77 hingga 1,30. Misalnya, rata-rata
Secara temuan
keseluruhan,
dalam
penelitian
ini
poin pemahaman SOP adalah 3,74 sedangkan
standar
deviasinya
memberikan kontribusi dalam teori
adalah 0,89. Hal ini berarti nilai
penyebab
kerja.
kuisionernya berkisar antara 2,85
Penelitian ini mendukung model
hingga 4,63 yang didapat dari rata-
penyebab dan akibat kecelakaan
rata kuisioner ± standar deviasinya
kerja yang dikemukakan oleh Bird
(3,74±0,89). Hal ini menunjukkan
dan Germain dalam panduan SMK3
bahwa
PT Pindad (Persero). Model tersebut
bervariasi antara cukup, baik, dan
menunjukkan
sangat
kecelakaan
bahwa
kecelakaan
pemahaman baik.
SOP
Suatu
kuisioner
kerja dapat dicegah bila perusahaan
dianggap
memiliki kontrol manajemen yang
deviasinya mengelompok di sekitar
baik. Subdep Perkakas PT Pindad
rata-rata hitung; sehingga nilai poin
(Persero)
telah
pemahaman SOP seharusnya berada
memiliki kontrol manajemen yang
pada rentang 3,00 – 4,00 karena poin
baik
pemahaman
–
untuk
Divisi setiap
Munisi risiko
yang
baik
sangat
bila
SOP
standar
berada
pada
dihadapinya dan hal ini terbukti
kategori baik. Untuk menghindari
dengan tidak adanya kecelakaan
tingginya
kerja selama beberapa tahun. Di
peneliti
Subdep
ada
menggunakan skala likert dengan
perbuatan dan kondisi tidak aman
tiga kategori saja yaitu kurang,
seperti
digunakannya
cukup, dan baik. Dengan hal ini,
kacamata pelindung dan panasnya
diharapkan bahwa standar deviasi
suhu udara; namun hal ini tidak
dapat
membuat
jawaban yang lebih kecil.
Perkakas tidak
Subdep
masih
Perkakas
mengalami kecelakaan kerja yang fatal.
77
standar
deviasi
selanjutnya
mengecil
karena
ini, dapat
rentang
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
Daftar Referensi
Gyekye, S., Salminen, S. (2010).
Abdelhamid, T., Everett, J. (2000).
Organizational Safety Climate
Identifying Root Causes of
and
Construction
Accidents.
International
Journal
Construction
Occupational
Safety
Journal
of
Engineering and Management,
Work
Experience. of and
Ergonomics, 16 (4), 431-443.
52-60.
Kurniawati, E., Sugiono, Yuniarti,
Aksorn, T., & Hadikusumo, B.
R.
(2012).
Analisis
Potensi
(2007). Gap Analysis Approach
Kecelakaan
for
Departemen Produksi Springbed
Construction
Safety
Kerja
Program Improvement. Journal
dengan
of Construction in Developing
Identification
Countries, 12 (1), 77-97.
Assessment
Destrianty,
A.,
Prassetiyo,
H.,
Keselamatan
Hazard
and
Risk
(HIRA)
(Studi
Kasus: PT. Malindo Intitama
Ginanjar, G. (2012). Rancangan Sistem
Metode
Pada
Raya, Malang, Jawa Timur).
Kerja
Kusuma,
I.
(2011).
Pelaksanaan
Berdasarkan Metode SWIFT
Program
(The
Kesehatan Kerja Karyawan di PT
Structured
Analysis)
(Studi
What-If Kasus
di
PRASKA
Persero
PT
OHSAS. (2007). OHSAS 18001:2007
Pindad
Occupational Health and Safety
Bandung). Prosiding
Assessment Series.
Seminar Nasional Teknoin 2012. Djaali
dan
dan
Bitratex Industries Semarang.
Stasiun Kerja Belt Grinding Unit
Keselamatan
Pitasari,
G.,
Wahyuning,
C.,
Muljono.
(2008).
Desrianty, A. (2014). Analisis
dalam
Bidang
Kecelakaan
Pengukuran
Kerja
untuk
Pendidikan. Jakarta, Indonesia:
Meminimisasi Potensi Bahaya
PT. Grasindo.
Menggunakan Metode Hazard
Dunmire, T. (2002). Measuring Up
and Operability dan Fault Tree
to the World. ProQuest Nursing
Analysis (Studi Kasus di PT X).
&
Jurnal Online Institut Teknologi
Allied
Health
SourceOccupational Health and
Nasional, 2 (2), 167-179.
Safety, 71, 233-236.
78
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
PT
Pindad Panduan
(Persero). SMK3
PT
(2007).
Singh, K. (2007). Quantitative Social
Pindad
Research Methods. New Delhi,
(Persero). Sekaran,
U.
India: Sage Publications India (2006).
Metodologi
Pvt Ltd.
Penelitian untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta,
Indonesia:
Yuliawati,
Salemba
S.,
Putri,
S.
(n.d.).
Analisis Risiko Keselamatan dan
Empat.
Kesehatan
Singgih, S. (2006). SSBBTI: SPSS
Kerja
pada
Proses
Produksi PT. Abadi Adimulia.
Statistik Non-Parametrik + CD. Jakarta, Indonesia: PT Elex Media Komputindo. Lampiran Pemahaman terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur) Apakah Anda setuju untuk mengikuti sosialisasi 1 mengenai SOP terkait proses kerja yang Anda 1 lakukan? Apakah Anda memahami SOP yang 2 1 berhubungan dengan proses kerja Anda? Bila Anda tidak memahami SOP yang ada, 3 1 apakah Anda bertanya pada atasan Anda? Kepatuhan terhadap SOP Apakah Anda menyadari pentingnya SOP 1 1 dalam melakukan proses kerja? Apakah Anda selalu bekerja sesuai dengan SOP 2 1 yang berlaku? Apakah Anda menjalankan SOP dengan 3 1 kesadaran sendiri? Kebiasaan dalam menggunakan APD Apakah Anda menggunakan semua APD yang 1 telah ditentukan di proses kerja Anda ketika 1 bekerja? Apakah Anda selalu bekerja dengan 2 1 menggunakan semua APD yang ditentukan? Apakah Anda menggunakan APD berdasarkan 3 1 kesadaran diri sendiri? Kebiasaan dalam merapikan tempat kerja Apakah Anda mengembalikan benda kerja 1 maupun peralatan lainnya ke tempat semula 1 sesudah bekerja? 2 Apakah Anda menjaga kebersihan dan tidak 1
79
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
membiarkan ceceran bahan kerja di lantai? Apakah Anda merapikan tempat kerja 3 berdasarkan kesadaran sendiri? Pengawasan keselamatan kerja (safety patrol) Apakah terdapat safety patrol di proses kerja 1 Anda? Apakah penerapan safety patrol sudah tepat untuk memastikan proses kerja berjalan sesuai 2 dengan ketentuan; misalnya memastikan penggunaan APD dan SOP dijalankan dengan baik setiap saat? Pengalaman kerja yang dimiliki Apakah Anda memiliki pengalaman kerja lain 1 yang sejenis dengan proses kerja yang Anda lakukan saat ini? Apakah pengalaman kerja tersebut bermanfaat 2 dalam proses kerja yang Anda lakukan sekarang? Pelatihan yang pernah diikuti Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan kerja 1 yang diadakan oleh PT Pindad (Persero)? Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan kerja 2 yang diadakan oleh pihak lain? Apakah pelatihan tersebut membuat 3 kemampuan kerja Anda meningkat? Kondisi suhu udara Bagaimana kondisi suhu udara ketika Anda 1 bekerja? Apakah terdapat pengecekan secara berkala 2 mengenai kondisi suhu udara di proses kerja Anda? Apakah pengecekan tersebut efektif untuk 3 menyediakan tempat kerja dengan suhu udara yang nyaman? Kondisi penerangan Apakah kondisi penerangan di tempat kerja 1 Anda baik? Apakah terdapat maintenance atau pengecekan 2 secara berkala atas kondisi penerangan di tempat kerja Anda? Apakah maintenance atau pengecekan tersebut 3 efektif dalam menyediakan tempat kerja dengan penerangan yang baik? Kondisi peralatan kerja di subdep perkakas 1 Apakah kondisi peralatan kerja Anda baik? Apakah terdapat maintenance atau pengecekan 2 secara berkala atas peralatan kerja Anda? 3 Apakah maintenance atau pengecekan tersebut
80
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Manajemen Risiko Kecelakaan ... (Lindawati H., Shala M., dan Daniel P.)
efektif dalam menyediakan peralatan kerja yang baik setiap saat?
1 2 3 4 No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Seberapa besar kemungkinan munculnya risiko kecelakaan kerja karena kurangnya kepatuhan terhadap SOP? Apa dampak yang terjadi karena kurangnya kepatuhan terhadap SOP? Seberapa besar kemungkinan munculnya risiko kecelakaan kerja karena kurangnya kepatuhan terhadap SOP? Apa dampak yang terjadi karena kurangnya kepatuhan terhadap SOP? Pertanyaan Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena ketidakpatuhan dalam penggunaan APD? Apa dampak yang terjadi karena tidak patuh dalam menggunakan APD? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena tempat kerja yang tidak rapi? Apa dampak yang terjadi karena tempat kerja yang tidak rapi? Seberapa besar kemungkinan munculnya risiko kecelakaan kerja karena safety patrol tidak sedang dilakukan? Apa dampak yang terjadi karena safety patrol tidak sedang dilakukan? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena sedikitnya pengalaman kerja yang dimiliki? Apa dampak yang mungkin terjadi karena sedikitnya pengalaman kerja yang dimiliki? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena kurangnya pelatihan yang pernah diikuti? Apa dampak yang mungkin terjadi karena kurangnya pelatihan yang pernah diikuti? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena panasnya suhu udara? Apa dampak yang terjadi karena panasnya suhu udara? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja karena kondisi penerangan yang kurang baik? Apa dampak yang terjadi karena kondisi
81
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Jawaban 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
19 20
penerangan yang kurang baik? Seberapa besar kemungkinan terjadinya kecelakaan karena kondisi peralatan kerja yang kurang baik? Apa dampak yang terjadi karena kondisi peralatan kerja yang kurang baik?
82
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5