Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri MANAJEMEN PENGELOLAAN CLUB PB TEHA TULUNGAGUNG TAHUN 2016
SKRIPSI Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri
Oleh : SILFIA CANDRANINGRUM NPM: 12.1.01.09.0362
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2016
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri MANAJEMEN PENGELOLAAN PRESTASI BULUTANGKIS PB TEHA TULUNGAGUNG TAHUN 2016 Silfia Candraningrum NPM: 12.1.01.09.0362 Program Studi Penjaskesrek FKIP UN PGRI Kediri
[email protected] Muhammad Yanuar Rizky, M.Pd.1 dan Moh. Nurkholis, M.Or.2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan bukti empiris tentang bagaimana manajemen pengelolaan klub bulutangkis PB TEHA Tulungagung tahun 20102015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Desain penelitiannya adalah dengan bentuk wawancara, survey, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah di wilayah Kabupaten Tulungagung. Sampel yang digunakan adalah manajemen pelatih dan atlet PB TEHA Tulungagung. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penilaian ini adalah secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan antara lain: 1) Keadaan organisasi yang berada di PB TEHA cukup baik ditunjukkan dengan pengelolaan Manajemen baik oleh pengurus klub dengan pendanaan yang dibantu oleh pemilik klub untuk membantu atlet yang kurang mampu, namun perlu dilakukan pembenahan. 2) Program Pembinaan Atlet yang ada sudah sesuai dengan yang diharapkan dengan mengintensifkan Atlet yang mempunyai kemampuan baik, Tahapan pembinaan perlu ditingkatkan agar tercipta Atlet yang mempunyai mental juara di PB TEHA sehingga dapat memberikan prestasi yang cukup baik untuk tim hal ini dilihat dari prestasi yang di raih dan kejuaraan yang diikuti. 3) Sarana dan prasarana di klub PB TEHA cukup memadai dan sesuai dengan standar yang ada sebagai fasilitas penunjang latihan meskipun perlu dilakukan pembenahan, perbaikan dan peremajaan sarana yang ada saat ini. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini disarankan bahwa: 1) Kepengurus klub di PB TEHA perlu ditingkatkan dan dibenahi misalkan dengan menerapkan fungsi manajemen serta keaktifan semua anggota pengurus sangat diharapkan dalam rangka memaksimalkan kegiatan agar pembinaan prestasi berjalan lancar. 2) Pembinaan Atlet di PB TEHA perlu dimaksimalkan melalui pembinaan kontinyu dan program latihan yang perlu ditingkatkan. 3) Sarana dan prasarana perlu ditambah dan dilengkapi sebagai penunjang tercapainya prestasi yang maksimal selain itu untuk penunjang fisik atlet hendaknya diberikan alat fitnes sebagai penunjang fisik atlet selain dialam. Kata kunci: Pengelolaan Club bulutangkis
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
terdahulunya di perkirakan ialah sebuah
I. LATAR BELAKANG Pada
dasarnya
setiap
manusia
permainan
Tionghoa,
Jianzi
yang
merupakan makhluk yang aktif, mereka
melibatkan penggunakan kok tetapi tanpa
banyak bergerak demikian berarti semua
raket, koknya i mainkan dengan kaki.
fungsi tubuh yang menunjang banyak
Tujuan
gerakan
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah
pada
manusia
disesuaikan
kebutuhan gerak yang dilakukan. Kodrat
selama
manusia sejak lahir dikaruniai sifat-sifat
tangan.
dasar tubuh dan berkembang dalam hal
permainan
mungkin
ini
adalah
tanpa
untuk
menggunakan
Di Inggris, sejak zaman pertengahan,
tersebut dipengaruhi oleh cara hidup dan
permainan
anak-anak
lingkungan sekitar. Salah satunya macam-
Battledores
dan
macam aktifitas fisik yang digemari oleh
populer. Anak – anak pada waktu itu
manusia adalah olahraga.
biasanya
Bulutangkis merupakan salah satu
yang
disebut
Shuttlecocks
menggunakan
sangat
dayung/tongkat
(Battledores) dan bersiasat bersama untuk
olahraga yang terkenal didunia. Olahraga
menjaga
kok
tetap
di
udara
ini menarik minat berbagai kelompok
mencgahnya agar tidak jatuh ke tanah.
dan
umur, berbagai tingkat ketrampilan dari
Permainan ini cukup populer untuk
pria maupun wanita memainkan olahraga
menjai nuansa harian di jalan-jalan London
ini di dalam atau di luar ruangan untuk
pada tahun 1854 ketika majalah Punch
rekreasi juga sebagai ajang persaingan.
mempublikasikan
Bola bulutangkis tidak dipantulkan dan
Penduduk Inggris membawa permainan ini
harus
sehingga
kee jepang, Republik Rakyat Cina, dan
permainan ini merupakan permainan cepat
Siam (sekarang Thailand) selagi mereka
yang membutuhkan gerak reflek yang baik
mengolonisasikan Asia. Permainan ini
dan
kemudian
dimainkan
tingkat
di
udara,
kebugaran
yang
tinggi
dengan
kartun
cepat
untuk
ini.
berkembang
permainan ini dari segi sosial, hiburan dan
menjadi permainan anak anak di wilayah
mental (Tony Grice. 1996:1)
setempat.
Olahraga shuttlecock
yang dan
dimainkan
Olahraga
kompetitif
bulutangkis
kemungkinan
diciptakan oleh petugas tentara Britania di
berkembang di Mesir Kuno sekitar 2000
Pune, India pada abad ke-19 saat mereka
tahun lalu, tetapi juga disebutkan di India
menambahkan
dan
memainkannya untuk pertandingan oleh
Thiongkok.
raket,
dengan
Nenek
moyang
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
jaring/net
dan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri kota Pune sebelumnya dikenal sebagai
ssuara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang
Poona, permainan tersebut juga dikenali
hadir.
sebagai Poona pada masa itu.
Bulutangkis
menjadi
olahraga
Para tentara membawa permainan itu
olimpiade musim panas di Barcelona tahun
kembali ke Inggris pada 1850-an. Nama
1992 Indonesia dan Korea Selatan sama-
olahraga ini berasal dari sebuah sebuah
sama memperoleh masing-masinng dua
pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
medali emas tahun itu. (Stubbs,Ray.2007)
mainan
Inggris,
berjudul game”
Sejarah
perkembangan
manajemen
Battledore
olahraga pada umumnya memang tiak jauh
Bulutangkis – sebuah permainan baru pada
berbeda dengan perkembangan manusia di
tahun 1860. Hal itu menggambarkan
dunia ini. Manusia purba yang dulu tinggal
permainan tersebut dimainkan di Gedung
di
Badminton
Estat
manajemen meskipun dalam bentuk yang
Duke Of Beaufort’s do Gloucestershire
sederhana. Yaitu mengatur tugas-tugas
Inggris.
rumah tangga, misalnya suami tugas
Battledore-
a new
“Badminton
(Badminton
House),
Peraturan pertama ditulis oleh clup
gua-gua
juga
telah
berburu dan istrinya
mengenal
mengolah hasil
Badminton Bath pada 1877. Asosiasi
buruannya. Mengatur tugas-tugas dalam
Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893
rangka
dan kejuaraan internasional pertamanya
merealisasikan tujuan hidupnya adalah
berunjuk gigi pertama kali pada 1899
merupakan
dengan
All
dilakukan secara sederhana. Kemudian
Badminton
manajemen berkembang sesuai dengan
kejuaraan
England.International Federation
(IBF)
adalah
organisasi
merealisasikan
bentuk
perkembangan
hidupnya
guna
manajemen
yang
keahlian
serta
bulutangkis dunia, didirikan pada 1934 dan
pengetahuannya serta ketrampilannya yang
membukukan
diperolehnya.
Inggriss,
Irlandia,
Seiring
dengan
Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda,
perkembangan ilmu dan teknologi,maka
kanada, Selandia baru,Prancis, sebagai
ketrampilan manajemen umat manusia
anggota-anggota
juga mengalami perkembangan pula.
pelopornya.
India
bergabung sebagai afiliat pada 1936. Pada
Bagaimana dengan sejarah manajemen
IBF Extraordinary General Meeting di
di bidang olahraga? Salah satu contoh yang
Madrid,Spanyol,Septenber 2006, usulan
mudah diingat adalah Olimpiade Kuno
untuk
yang
mengubah
nama
Internasional
menurut
catatan
sejarah
telah
Badmiton Federation menjadi Badminton
diadakan sekitar abad ke-13 Masehi di
World Federation (BWF) diterima dengan
Yunani.
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Hal
ini
menunjukkan
betapa
Sebagai olahraga yang sangat digemari
pentingnya manajemen olahraga hingga
masyarakat Indonesia terkhusus di jakarta
manajemen olahraga telah dilakukan pada
dan beberapa kota besar di indonesia pada
Olimpiade
tanggal 20 januari 1947, mulailah didirikan
Kuno
hingga
berlangsung
sampai penutupan dan menghasilkan juara-
suatu
juara. Demikian juga dengan olimpiade
perkumpulan
modern yang di restore oleh Baron Pierre
Persatuan Olahraga Republik Indonesia
de
(PORI).
Coubertin,
yang
menghasilkan
perkumpulan
bulutangkis,
bulutangkis
PORI
pusat
itu
pada
yakni
saat
itu
Olimpiade Modern yang pertama kali
berkedudukan di Yogyakarta ketua PORI
digelar pada tahun 1896 di Atena, Yunani.
adalah Tri Tjondokusumo. Pada zaman
Jelas bahwa penyelenggara tersebut telah
Belanda, persatuan bulutangkis tersebut
menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
dinamakan BBI (Bataviasche Badminton
pengorganisaan, penggerakan, koordinasi
League) yang kemudian diganti menjadi
serta pengawasan yang baik, sehingga
BBU (Bataviasche badminton unie). BBU
olimpiade pertama dapat berjalan dengan
secara umum diikuti oleh orang-orang
sukses.
keturunan Tionghoa yang mempunyai
Namun kalau dibandingkan dengan manajemen
bisnis,
olahraga
terlihat
berkembangnya.
maka
manajemen
kalah
Keadaan
ini
kesadaran nasional tinggi. Lalu, mereka mengubah
BBU
menjadi
Perbad
cepat
(Persatuan Badminton Djakarta) yang di
dapat
ketuai oleh Tjoang Seng Tiang.
dijawab bahwa manajemen bisnis itu
Pada tahun 1949, PERBAD bertukar
dijalankan amat serius, yang kadang kala
pikiran dengan para tokoh bulutangkis
taruhannya
untung-rugi
Indonesia, antara lain Sudirman, Iiem soei,
organisasi/lembaga, sedangkan manajemen
E. Sumantri, Ramlui Rakin, Ang Bok Sun,
olahraga sejak semula dianggap sebagai
dan Khow Dji hoe. Selanjutnya agar
bermain-main seperti ciri olahraga yang
organisasi
mengandalakan
Indonesia, sudirman dan rekan-rekannya
manajemen
permainan.
olahraga
Sehingga
menjangkau
seluruh
jauh
menghubungi teman-temannya diseluruh
dengan manajemen bisnis. Manajamen
Indonesia untuk mendirikan perkumpulan
olahraga baru ditangani secara serius pada
bulutangkis. Pada 5 mei 1951 barulah
penyelanggaraan Olimpide ke-23 di Los
dibentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh
Angeles,
Indonesia
Amerika,
tertinggal
ini
tahun
11984.
(H.Harsuki,M.A.:2012)
(PBSI).
Untuk
selanjutnya
Indonesia mulai masuk secara resmi di IBF pada tahun1953. Manajemen olahraga
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri diIndonesia padadasarnya dapat di bagi
sampel menggunakan purposive sampling.
dalam
yaitu
Teknik pengolahan dan analisis data yang
non-
digunakan dalam penilaian ini adalah
dua
golongan
manajemen
besar,
olahraga
pemerintah(swasta). Manajemen olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang saat ini dilaksanakan oleh kantor kementrian pemuda dan olahraga RI
secara deskriptif. III. HASIL DAN KESIMPULAN A. HASIL 1. Keadaan Organisasi PB TEHA
dengan seluruh jajarannya baik dipusat maupun didaerah. Sedangkan manajemen yang dilakukan dalam institusi olahraga non-pemerintah
seperti
KONI dengan
seluruh anggotanya, yaituindukorganisasi cabang
olahraga
serta
club
atau
perkumpulan-perkumpulan olahraga yang menjadi anggota organisasi induk olahraga tersebut. Maka dengan latar belakang masalah diatas kami ingin meneliti tentang manajemen pengelolaan klub bulutangkis PB TEHA di Tulungagung tahun 2016.
PB TEHA berdiri pada tanggal 1 januari 2007 dengan mendaftarkan ke PBSI
Kab.
Tulungagung,
untuk
Organisasi di PB TEHA cukup baik dilihat
dari sistem Manajemen yang
cukup baik itu diperoleh untuk iuran sudah mulai tertib jadi setiap bulan anak-anak memberi iuran, itu sudah di tangani dengan baik oleh pengurus dan apabila ada
kekurangan
baru
pemilik
yang
menambah kekurangan iuran tersebut. Segala sesuatu kalau tidak di topang dengan organisasi yang bagus pasti tidak
II. METODE PENELITIAN Penelitian deskriptif
ini
kualitatif.
akan lama, prestasi meningkat tanpa di
adalah
penelitian
Metode
adalah
pengetahuan berbagai macam cara kerja yang di gunakan dengan obyek ilmu-ilmu yang bersangkutan.
Sedangkan jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Desain penelitiannya adalah dengan bentuk wawancara, survey, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
di
wilayah
Kabupaten
Tulungagung. Sampel yang digunakan adalah manajemen pelatih dan atlet PB TEHA Tulungagung. Teknik pengambilan Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
manajemeni dengan baik pasti tidak akan berjalan
lancar,
berperan
untuk
organisasi kelanjutan
sangat program
program yang sudah ada. Alasan membuat Klub PB TEHA karena menyikapi yang selama ini ada kemunduran prestasi bulutangkis juga memberikan fasilitas untuk
kalangan
berkurang
yang
sehingga
ekonominya
anak-anak
yang
mempunyai potensi dapat kita angkat sesuai
dengan
kemampuan
mereka
terutama dalam dunia bulutangkis jadi bisa memberikan kontribusi untuk anaksimki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri anak yang kurang mampu untuk bisa bermain bulutangkis dengan baik akhirnya
2. Pembinaan Prestasi Olahraga PB TEHA
juga untuk prestasi dan berguna untuk diri sendiri
serta
bermanfaat
untuk
Menurut Hendri Suseno untuk atlet usia
dini
dibutuhkan
arahan
dan
masyarakat.( Hasil Wawancara Tanggal
pendekatan supaya anak tertarik yaitu
18 Juli 2016).
dengan permainan seperti memindahkan
Menurut
Santoso
PB
TEHA
kok atau lari-lari kecil dulu agar anak
kebersamaan dengan pemilik, pengurus,
merasa
pelatih, pemain maupun orang tua yang
bulutangkis.
terpenting adalah adanya kebersamaan
optimal atlet di targetkan mengikuti
menjaga kebersamaan di antara mereka di
pembinaan selama 2 tahun untuk bisa
rasa lebih mudah dalam menyelesaikan
mengikuti
permasalahan
yang
beberapa
permasalahan
pelatihan,
muncul
baik
senang
dan
untuk
ingin
mencapai
kejuaraan faktor
bermain prestasi
bulutangkis,
yang
mempengaruhi
keuangan
pembinaan prestasi Faktor fisik, stamina,
maupun pertandingan yang akan dihadapi
kecerdasan atlet, sangat mempengaruhi
hal ini juga diakui para orang tua yang
dalam
putra- putri mereka ikut berlatih di PB.
diperlukan daya melatih yang terprogram
TEHA mereka merasakan keberadaan
dan kontiu. untuk itu klub memberikan 2
PB. TEHA berbeda di bandingkan yang
pelatih
lainnya. Ditempat
masing-masing, Atlet yang mempunyai
ini
nuansa
rasa
pencapaian
sesuai
prestasi
dengan
atlet.
kapasitasnnya
kekeluargaan terasa sangat kental sekali
kemampuan skiil yang
antara atlet, pelatih, pengurus, orang tua
tambahan
maupun pemilik klub terjadi dengan baik
kemampuan atlet yaitu dengan melatih
tidak ada sekat-sekat di antara mereka
anak di luar jam latihan agar bakat yang
setiap permasalahan yang muncul di
dimiliki bisa tercapai dengan optimal.
PB TEHA selalu di musyawarahkan
Ditargetkan
bersama, baik itu masalah pembinaan atlet
mental yang kuat di lapangan karena
maupun kemajuan dari PB TEHA. untuk
dengan mempuyai mental kuat
kedepannya melalui rasa kekeluargaan
akan merasa percaya diri saat bertanding
yang ada tersebut di harapkan dapat
dan prestasi akan menyusul bila atlet
mewujudkan PB TEHA dan atlet itu
mempunyai mental yang baik.
tersendiri lebih mandiri dan berjuang untuk menjadi yang terbaik.
tersendiri
Supaya
Menurut
Fresti
lebih
untuk
atlet
ada
mengasah
mempunyai
Prestasi
atlet
yang
pernah dicapai PB TEHA Tahun 2009 Juara umum tiga Bupati Cup, Tahun 2010
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri juara umum dua Bupati Cup, prestasi
bulutangkis/pemula bisa terbiasa dengan
yang
permainan bulutangkis.
terakhir
di
Kendal
piala
karesidenan TEHA dengan memunculkan
3.
Sarana Dan Prasarana
sepuluh finalis sekaligus menjadi juara
Menurut Fresty Primadeni Sarana
umum prestasi yang diraih dibuktikan
dan
dengan jumlah tropi yang ada.(Hasil
mempunyai sendiri seperti 3 lapangan serta
wawancara tanggal 18 Juli 2016).
untuk penunjang fisik menggunakan sarana
Menurut Hafid Hendarto selaku atlet
prasarana
di
PB
TEHA
sudah
alam jadi tidak terlalu membebani oleh
harapan setelah mengikuti pembinaan
anak
prestasi di PB TEHA adalah Bisa jadi
bulutangkis di
atlet yang hebat, tidak hanya ditingkat
dengan melakukan subsidi
kota, tapi ditingkat provinsi, nasional
setiap
bahkan
dan
350.000/bulan untuk membayar pelatih,
membantu untuk pelatihan anak-anak
membeli kok dan menyewa lapangan
yang baru masuk klub PB TEHA anak-
namun atas kemauan pemilik sendiri
anak pra dini- usia dini. (Hasil wawancara
mensubsidi sebesar Rp200.000/anak, jadi
tanggal 11 juni 2016).
setiap atlet hanya berkewajiban membayar
sampai
internasional
didik,
untuk
mengembangkan
kawasan
ini
adalah seharusnya
anak dikenakan biaya sebesar Rp
Latihan di PB TEHA dilaksanakan
sebesar Rp150.000/bulan, bahkan ada anak
Satu minggu pertemuan empat kali yaitu
yang membayar setengah pemilik tidak
hari selasa, rabu, kamis, minggu. Selasa
keberatan dan tetap menerimanya bahkan,
fokus ke drill , rabu struk kamis di game
ada anak yang memiliki teknik kemampuan
yaitu anak-anak melakukan pertandingan
bagus anak itu dapat di gratiskan untuk
untuk melatih agar atlet yang baru belajar
ikut berlatih di PB TEHA. disamping
bulutangkis/pemula bisa terbiasa dengan
pembinaan
permainan bulutangkis, dan hari minggu
untuk dengan tarif enam ribu rupiah
ke fisik yaitu naik ke bukit/ hutan setelah
rupiah untuk setiap satu jam penggunaan
itu ke game. Pembinaan melalui latihan di
sebagai biaya tambahan untuk merawat
PB TEHA dilaksanakan setiap hari senin,
lapangan, saat ini PB TEHA memiliki
rabu, dan jum’at mulai pukul 14.00 -
empat lapangan dengan kondisi yang
18.00 Wib. Senin fokus ke drill, rabu struk
cukup memadai di tambah dengan bantuan
jum’at di game yaitu anak – anak
penerangan sehingga dapat di mainkan
melakukan pertandingan untuk melatih
malam hari.
agar
atlet
yang
baru
belajar
juga
biasa
menyewakan
Pengembangan olahraga prestasi juga didukung oleh adanya sarana- prasarana
Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri yang memadai atau sesuai dengan standar
ada sebagai fasilitas penunjang latihan
yang digunakan dalam pertandingan resmi
meskipun perlu dilakukan pembenahan,
cabang olahraga tersebut bahwa sarana dan
perbaikan dan peremajaan sarana yang ada
prasarana merupakan faktor pendukung
saa tini.
keberhasilan pembinaan olahraga, yang harus
tersedia
bagi
setiap
upaya
IV. DAFTAR PUSTAKA
peningkatan prestasi sebagai tujuan utama pembinaan olahraga. sumber daya saranaprasarana dalam olahraga dibagi menjadi dua yaitu: sumber daya materi
dan
Arikunto, Suharsini.2006. ProsedurPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.
sumberdaya fasilitas.
Grice, Toni. 1996. Badminton: Step to Succes. United States: Human Kinetics
B. Kesimpulan
H.Harsuki.2012.Pengantar ManajemenOlahraga.Jakarta RajaGrafindoPersada
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan antara lain:1).Keadaan organisasi yang berada di PB TEHA cukup baik ditunjukan dengan pengelolaan
Manajemen
baik
oleh
pengurus klub dengan pendanaan yang dibantu
oleh
pemilik
membantu atlet yang
klub
untuk
kurang mampu,
namun perlu dilakukan pembenahan. 2). Program Pembinaan Atlet yang ada sudah sesuai dengan yang diharapkan dengan mengintensifkan Atlet yang mempunyai kemampuan baik,
Tahapan pembinaan
perlu ditingkatkan agar tercipta. Atlet yang mempunyai mental juara di PB TEHA
sehingga
dapat
:
PT
Handoko, Hani. Filsafat Administrasi, Jakarta: CV Haji masagung. Hamdan, mansoer.Manajemen Evaluasi Kerja. Jakarta Hadi,sutrisno. Pendidikan Alfabeta.
dan
2004. Manajemen Jasmani. Bandung:
Manullang.Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta Stubbs, Ray. 2007. The Sport Book. London Dorling Kindersley Limited. Terry, George R. Asas-asasManajemen. Bandung: Penerbit Alumni 1977
memberikan
prestasi yang cukup baik untuk tim hal ini dilihat dari prestasi yang diraih dan kejuaraan
yang
diikuti.3).Sarana
dan
prasarana di klub PB TEHA cukup memadai dan sesuai dengan standar yang Silfia Candraningrum| 12.1.01.09.0362 FKIP – Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 11||