MANAJEMEN DISTRIBUSI BERAS DALAM PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUARASARI, KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR Maureen Sadhana & Sri Susilih Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia E-mail:
[email protected] Abstrak Kerawanan pangan erat kaitannya dengan kemiskinan, penduduk yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok terutama beras yang akan meningkatkan garis kemiskinan. Untuk mencegah kerawanan pangan dan kemiskinan, pemerintah membuat kebijakan publik di bawah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yaitu Program Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin). Raskin diberlakukan di setiap daerah, salah satunya di Kota Bogor yang tercatat sebagai pagu terendah di Jawa Barat. Hal ini disebabkan oleh pendistribusian Raskin yang tidak sesuai dengan perencanaan distribusi. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan manajemen distribusi Raskin di Kecamatan Bogor Selatan yang memiliki RTS-PM terendah dengan salah satu kelurahan yang termasuk sebagai wilayah tertinggal, yaitu Kelurahan muarasari. Metode penelitian ini adalah post-positivist dengan tujuan penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian dari manajemen distribusi di Kelurahan Muarasari, Raskin tidak memenuhi indikator 6 Tepat dikarenakan perencanaan yang kurang baik. Kata Kunci : Manajemen, Distribusi, Manajemen Distribusi, Raskin
Abstract Food insecurity related to poverty, poor people who cannot afford fulfill the basic needs such as rice, will increase the poverty line. To address food insecurity and poverty, the government made a policy under Coordinating Ministry for People’s Welfare which is Raksin Program (Rice for The Poor Family). Raskin implemented in each area, including Bogor City as the city with the lowest Raskin ceiling in West Java. That is because the irregularities distribution of Raskin often not in accordance with the plan. The study aimed to describe the Raskin distribution management in Village Muarasari, Sub-District South Bogor, Bogor City that lagging in its distribution. The approach used for the research is post-positivist and the purpose is descriptive. The results of this study is the distribution management in Village of Muarasari, Raskin has not met the six right elements because of unfavorable planning. Key words: Management, Distribution, Distribution Management, Raskin.
Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia tidak terlepas dari faktor struktur penduduk. Adanya persebaran penduduk yang tidak merata serta laju pertumbuhan penduduk yang tidak
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
terkendali, membuat banyak sumber daya manusia sulit memenuhi kebutuhan pokok. Padahal untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, kebutuhan pokok terutama pangan wajib terpenuhi. Perlu sistem ketahanan pangan yang baik, yang terdiri dari sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi.Sekalipun sumber daya alam di Indonesia berlimpah, namun masih terjadi kerawanan pangan. Kerawanan pangan erat kaitannya dengan kemiskinan yang tercermin dari tidak terpenuhi kebutuhan pangan. Skor PPH di Indonesia menunjukkan adanya ketidakseimbangan jenis kelompok pangan yang dikonsumsi, yaitu kelompok padi-padian lebih tinggi dari kelompok pangan lain. Salah satu bentuk intervensi langsung pemerintah untuk mengatasi kerawanan pangan dan kemiskinan yaitu melalui penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin). Raskin merupakan program nasional bagi semua masyarakat yang menjadi Rumah Tangga SasaranPenerima Manfaat (RTS-PM). Raskin beroperasi tanpa membedakan kondisi kemiskinan wilayah karena Rumah Tangga Miskin (RTM) tersebar di semua wilayah dari propinsi sampai desa/kelurahan. Raskin menyediakan beras 15 kg/KK/bulan dengan harga Rp. 1.600/Kg. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan program Raskin ini yaitu di Kelurahan Muarasari, Kota Bogor. Kota Bogor sendiri tercatat sebagai daerah dengan penyerapan Raskin yang terendah di Jawa Barat yang hanya 60% dari pagu setiap tahun, yang membuat Pemerintah Kota Bogor harus meningkatkan akselerasi distribusi Raskin di Kota Bogor. Manajemen distribusi berperan penting dalam mewujudkan sistem yang efektif dan efisien agar seluruh rumah tangga memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas sepanjang waktu
dengan
harga
terjangkau.
Manajemen
distribusi
terdiri
dari
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan indikator 6T, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat administratif. Pokok Permasalahan Dengan adanya latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai bagaimana manajemen distribusi dalam program Raskin di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Tujuan Penelitian Dari uraian latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan manajemen distribusi dalam program Raskin di Kelurahan Muarasari Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor pada Tahun 2013.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Tinjauan Teoritis Kebijakan Menurut Carl Friedrich (Wahab, 2004:3) kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan tertentu seraya mencari peluangpeluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan. Anderson (Anderson, 2004: 2) mengemukakan kebijakan sebagai langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Kebijakan Publik Menurut Jones (1984: 166) kebijakan publik adalah hubungan antar unit pemerintahan tertentu dengan lingkungannya, sedangkan Thomas R Dye (1995: 2) berpendapat kebijakan publik ialah pilihan tindakan apapun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah. Carl J Frederick dalam Widodo (2007:13) mengungkapkan bahwa kebijakan publik yaitu serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah di suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan dan kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Manajemen Manajemen berasal dari kata kerja to manage, yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola (Gomes, 1995:1). Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi lingkungan yang memberikan response eknomis, psikologis, sosial, politis dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendalian. (GR Terry, 1993:9) Fungsi Manajemen a. Planning (Perencanaan) Perencanaan yaitu menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan. (GR Terry, 1991:17). Perencanaan dalam fungsi manajemen dilakukan dalam beberapa tahap, di bawah ini merupakan komponen perencanaan menurut G.R Terry (1991: 28):
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
• Objective Sasaran merupakan kepentingan tertinggi di dalam manajemen, karena dapat memberikan tujuan dan arah yang akan ditempuh, sehingga manajemen dapat memberikan sesuatu yang berarti. Sasaran-sasaran di dalam manajemen telah memberi arah kepada praktek manajemen yang didasarkan pada sasaran yang ingin dicapai. (1991:33) • Communicate Keterampilan untuk memberlakukan kebijaksanaan, mengusahakan supaya instruksiinstruksinya dapat dipahami dengan jelas dan menyempurnakan pelaksanaan kerja tergantung dari komunikasi yang efektif. • Survey Melihat lingkungan tempat untuk menentukan perencanaan, karena perencanaan tidak hanya tertuang di atas tulisan namun harus disesuiakan dengan keadaan di lapangan. • Revise and Adjust Mengubah perencanaan yang ada dengan menyesesuaikan dengankeadaan-keadaan yang berubah-ubah. Perubahan rencana dilakukan setelah melakukan pengawasan kembali, karena pengawasan dilakukan bukan hanya di akhir tetapi dari awal kegiatan. b. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-alat, serta wewenang dan tanggung jawab yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Sarwoto, 1957:74). • Work (Pekerjaan) Fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-saran yang telah ditetapkan. Fungsi tersebut dipisah-pisahkan ke dalam sub-sub fungsi dan selanjutnya ke dalam sub-sub fungsi: 1. Employee (Pegawai) Setiap orang ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan. Lebih baik lagi apabila penugasan tersebut disertai perhatian terhadap kepentingan pegawai, setiap pengalaman dan keterampilan. 2. Relationship (Hubungan Kerja) Merupakan masalah penting di dalam organisasi. Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
3. Environment (Lingkungan) Komponen terakhir dari pengorganisasian mencakup sasara fisik di dalam lingkungan dimana pegawai-pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka, seperti lokasi, mesin, perabot kantor, blanco, penerangan dan sikap mental merupakan faktor yang membentuk lingkungan. c. Actuating (Pelaksanaan) Penggerakan merupakan keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar bersedia dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif, efisien dan ekonomis. Dalam rangka mengalihkan rencana menjadi kegiatan maka diperlukan berbagai macam tahapdari penggerakan untuk membantu yaitu 5W+1H (G.R. Terry, 1991:76): 1. Why Mengapa harus dikerjakan? Hal ini menerangkan dengan jelas keperluan yang sebenernya akan pekerjaan itu serta hal-hal yang penting-pentingnya. 2. What Apa yang diperlukan? Hal ini menunjukkan jenis dan jumlah kegiatan berikut peralatan yang diperlukan. 3. Where Dimana akan dikerjakan? Hal ini memberikkan penekanan pada pertimbangan tempat, pada lokasi mana pekerjaan tersebut akan dilakukan. 4. When Kapan akan dikerjakan? Hal ini menjelaskan pertimbangan waktu. Kapan akan dimulai dan berakhirnya setiap bagian pekerjaan, sehingga tersusun jadwal dan kegiatan operasionalnya. 5. Who Siapa yang akan mengerjakannya? Hal ini untuk mengetahui jenis keterampilan dan pengalaman yang ada untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang sudah direncanakan itu dengan memuaskan. 6. How Bagaimana cara mengerjakannya? Hal ini mengarahkan perhatian kepada cara menyelesaikan pekerjaan. Dimaksudkan untuk pemeriksaan kembali seluruh rencana yang bersangkutan dan tes terhadap kesinambungan atas kelima pertanyaan di atas. d. Controlling (Pengawasan) Pengawasan adalah langkah untuk mengetahui apa yang telah dicapai, dengan cara mengadakan evaluasi dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
hasilnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam hal ini, proses dasar pengawasan melalui 4 tahap (G.R Terry, 1991:67) antara lain: 1. Expextancy (Pengharapan) 2. Performance (Pelaksanaan) 3. Comparison (Perbandingan) 4. Correction (Perbaikan) Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier kepada pihak konsumen dalam suatu supply chain. (Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 200). Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat, dan pemilikan barang yang mencakup juga pengangkutan barang-barang dari tempat asal atau produksi lanjutan ke tempat penjualan. Manajemen Distribusi Manajemen distribusi adalah suatu pendekatan padamisi distribusi suatu organisasi dimana dua atau lebih fungsi yang diperlukan dalam memindahkan barang dari sumbernya ke pengguna diintegrasikan dan dipandang sebagai suatu sistem atau susbsistem yang saling berkaitan untuk tujuan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Manajemen Distribusi Beras dalam Program Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin) di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah menggunakan pendekatan post-positivist. Pendekatan digunakan karena dalam pendekatannya menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan dalam teknik pengumpulan datanya menggunakan metode kualitatif. Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori prinsip manajemen dari GR. Terry. Tujuan penelitian ini adalah tujuan penelitian deskriptif. Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini merupakan penelitian murni karena penelitian ini tidak bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan ataupun disponsori oleh suatu organisasi untuk meneliti, melainkan penelitian ini bertujuan untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari aspek dimensi waktu penelitian, penelitian ini tergolong dalam penelitian cross sectional. Penelitian ini hanya berlangsug satu periode yakni dari bulan Februari-Juni 2014 dan tidak diperbandingkan dengan penelitian lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Narasumber/ Informan Dalam melakukan penelitian, peneliti mencari informasi yang akan digunakan dalam analisis berasal dari wawancara mendalam yang dilakukan peneliti dengan narasumber. Narasumber dalam penelitian ini antara lain, Tim Koordinasi Raskin di Bulog Sub Divre Cianjur, Kepala Seksi (Kasi) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan di Kantor Ketahanan Pangan Kota Bogor, Kepala Seksi (Kasi) Kecamatan Bogor Selatan, Kepala Seksi (Kasi) Kemasyarakatan Kelurahan Muarasari, Lurah, RT/RW dan tokoh masyarakat di Kelurahan Muarasari, Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin) Lokasi Penelitian Penelitian ini menjelaskan mengenai manajemen distribusi beras dalam Program Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin) di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Lokasi peneletian dilakukan di Bogor karena Bogor tercatat sebagai daerah dengan pagu terendah di Jawa Barat yang disebabkan oleh pendistribusian Raskin. Salah satunya di Kecamatan Bogor Selatan yang memiliki jumlah RTS-PM tertinggi, terdapat Kelurahan Muarasari yang menjadi wilayah yang tertinggal dalam hal pendistribusian Raskin. Hasil Analisis Manajemen Distribusi Beras dalam Program Raskin di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. 1. Planning (Perencanaan) Perencanaan yaitu menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. •
Objective
Besaran pagu Raskin nasional tahun 2014 ditentukan berdasarkan penerima KPS (Kartu Perlindungan Sosial ) pada bulan November 2013, sedangkan Basis Data Terpadu bersumber dari PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) 2011. Hasil pendataan BPS tersebut dikelola oleh TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan). Sasaran Program Raskin Tahun 2014 yaitu berkurangnya beban pengeluaran 15.530.897 RTS PM dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui penyaluran beras bersubsidi dengan alokasi sebesar 2,79 juta ton beras selama 12 bulan untuk atau sebanyak 15 kg/RTS/bulan atau 180/kg/RTS/tahun. Pemutrakhiran data RTS-PM menyebar di setiap Kabupaten/Kota yaitu dengan Musyawarah Kelurahan (Muskel). Salah satunya di Kota Bogor yang dinilai pagu Raskinnya terendah se-Jawa Barat pada tahun 2013. Kota Bogor memiliki sasaran sebanyak 6 Kecamatan yang terdiri dari 68 Kelurahan untuk 39.002 RTS-PM. Dari 6 Kecamatan, Kecamatan Bogor Selatan RTS-PM terbanyak sejumlah 10.281 RTS-PM.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
•
Revise and Adjuts
Tahap revise and adjust dalam pendistribusian Raskin yaitu Musyawarah Kelurahan (Muskel). Pelaksanaan Muskel untuk memutakhirkan Daftar Penerima Manfaat (DPM). Muskel dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, seharusnya 3 kali dalam setahun namun di Kelurahan Muarasari hanya sekali dalam setahun yaitu pada awal tahun. Muskel menetapkan Rumah Tangga yang akan diganti dan Rumah Tangga Pengganti. Dalam jarak 1 tahun pasti ada perubahan ekonomi dari tiap RTS-PM sehingga diperlukan Muskel. Peraturan Pagu Raskin adalah RTS-PM yang sejumlah 695 untuk Kelurahan Muarasari tidak boleh berkurang atau bertambah. RTS yang meninggal, pindah atau tidak layak harus ada RTS Pengganti. •
Communicative
Komunikasi dapat dilakukan dengan Sosialisasi Raskin dari Titik Distribusi Kelurahan Muarasari ke setiap RW yang bertugas mengkoordinir ke setiap RT, serta setiap RT yang bertugas menyalurkan di Titik Bagi. Sosialisasi Raskin bermanfaat agar pelaksanaan Raskin dapat terlaksana dengan cepat dan tepat sesuai rencana. Sosialisasi Raskin dituangkan dalam Berita Acara Sosialisasi Raskin Kelurahan Muarasari. Walaupun Sosialisasi Raskin dilaksanakan bersamaan dengan Musyawarah Kelurahan namun kedua kegiatan tersebut dituangkan dalam Berita Acara yang berbeda. Dalam Berita Acara Sosialisasi Raskin ditandatangani oleh 1 orang perwakilan RW, 1 orang perwakilan RT dan 3 orang perwakilan dari RTS-PM. Biasanya perwakilan tersebut juga yang melaporkan mengenai keadaan terbaru dari warganya. Diharapkan dengan komunikasi antara setiap pihak melalui Sosialisasi Raskin ini maka setiap perwakilan tersebut juga dapat mentransfer informasi kepada wilayahnya. •
Survey
Penetapan Titik Bagi pendistribusian Raskin berbeda-beda di setiap daerah. Termasuk di Kelurahan Muarasari dilakukan survey terlebih dahulu. Terdapat beberapa pilihan dalam menentukkan titik bagi, yaitu dapat dilakukan di Kantor RW / rumah Ketua RW, Posyandu atau rumah Ketua RT. Survey dilakukan oleh Kasi Kemas dan Pelaksana Distribusi di Kelurahan Muarasari dengan mengajak perwakilan Ketua RW dan Ketua RT untuk menentukkan tempat mana yang paling strategis yang dapat menjangkau setiap RTS-PM agar memudahkan dalam penyaluran Raskin. Berdasarkan hasil survey maka diputuskan bahwa Titik Bagi untuk menyalurkan Raskin yaitu di setiap Rumah Ketua RT. 2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-alat, serta wewenang dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam rangka pencapaian tujuan (Sarwoto, 1957:74).
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
•
Work (Pekerjaan)
Pekerjaan pendistribusi Raskin di Kelurahan Muarasari diatur berdasarkan tahapan kedudukan, tugas dan fungsi. Dengan adanya kedudukan seseorang maka ia mempunyai fungsi dalam Kelurahan Muarasari yang membuatnya harus menjalankan tugas-tugas yang sesuai. Pekerjaan dilakukan oleh setiap karyawan dengan bertanggung jawab terhadap atasannya secara bertingkat. •
Employee (Pegawai)
Dalam rangka pendistribusian Raskin, Kelurahan Muarasari membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yaitu sekelompok masyarakat yang terdiri dari aparat Kelurahan dan beberapa orang yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Raskin. Pokja Kelurahan Muarasari bertugas untuk menerima Beras Raskin dan menandatangani dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST) Raskin, Surat Pengantar Jalan serta dokumen lain yang berkaitan dengan Program Raskin Tahun 2014. Pengorganisasian dari Pokja ke pelaksana distribusi di bawahnya ini membutuhkan keterampilan khusus untuk menyesuaikan setiap cara dan tingkah laku orang lain dalam bekerja. Dalam koordinasi setiap pegawai yang dibutuhkan adalah kerja sama dan rasa saling memiliki satu sama lain sebagai satu kesatuan yang utuh Kelurahan Muarasari. Dengan asas gotong royong tersebut pekerjaan akan menjadi lebih ringan karena saling bahu membahu. •
Relationship (Hubungan)
Dalam mendistribusikan Raskin dipastikan terdapat alur mekanisme yang memerlukan koordinasi dengan pihak lain. Dibutuhkan hubungan yang terbina dengan baik agar kegiatan pendistribusian mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di Kelurahan Muarasari terjalin interaksi yang cukup baik antara setiap pelaksana distribusi Raskin, baik aparat kelurahan, Ketua RT dan RW hingga ke RTS-PM. Pola interaksi pendistribusian Raskin di Kelurahan Muarasari berjenjang. Koordinasi dilakukan dari atas ke bawah yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan pekerjaan masing-masing pegawai. Dengan adanya pola hubungan interaksi yang baik maka memudahkan setiap pegawai untuk berkoordinasi dengan pihak lain. Setiap pegawai akan menginformasikan hal yang tepat kepada orang yang tepat. Hubungan yang terjalin dengan baik tersebut juga akan mempercepat proses pendistribusian Raskin. •
Environment (Lingkungan)
Environment (lingkungan) adalah mencakup sasaran fisik dan sasaran di dalam lingkungan dimana pegawai-pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, peralatan, transportasi dan administrasi. Lokasi Kelurahan Muarasari yang berada di dalam
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
jalan kecil menyulitkan kendaraan untuk masuk, sehingga bila truk BULOG yang membawa Raskin datang maka setiap pelaksana truk tersebut berhenti di jalan raya untuk menurunkan Raskin. Mesin yang digunakan dalam pendistribusian Raskin yaitu timbangan. Pertama Raskin dilihat bentuk karungnya, apabila terlihat kempes maka wajib untuk ditimbang. Namun apabila terlihat padat tidak perlu ditimbang. Sedangkan perlatan yang penting yaitu kantong plastik yang digunakan untuk membungkus beras Raskin per 10 liter. Ketua RW bertugas mengkoordinir Raskin untuk setiap RT-nya, setiap RT harus membawa Raskin dari Kelurahan menuju ke rumahnya dengan menggunakan alat transportasi seperti mobil pick up, angkutan umum atau ojek. Selain itu setiap kali ada penyetoran pembayaran Raskin dari RW tertentu, maka dibutuhkan kuitansi sebagai tanda bukti administrasi. 3. Actuating (Pelaksanaan) Actuating merupakan pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan agar berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan. Actuating adalah tahapan terpenting untuk merealisasikan perencanaan, namun dalam pelaksanaan dibutuhkan 5 tahapan di bawah ini: •
Why
Tujuan Program Raskin menurut Pedoman Umum Raskin 2014 yaitu mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras. Manfaat Program Raskin menurut Pedoman Umum Raskin 2014 yaitu Stabilisasi harga beras di pasaran, pengendalian inflasi, peningkatan ketahanan pangan, peningkatan akses pangan, sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi dan embantu perutumbuhan ekonomi daerah. •
What
Pemeriksaan kuantitas dan kualitas Raskin Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di pusat yaitu gedung BULOG Sub Divre Cianjur. Berukurangnya kuantitas atau buruknya kualitas Raskin di gudang Bulog Sub Divre Cianjur dapat dikarenakan mekanisme first in last out di gudang. Pemeriksaan Raskin tahap selanjutnya yaitu di Kelurahan Muarasari. Pemeriksaan kuantitas Raskin dengan cara melihat bentuk karung, apabila padat tidak perlu ditimbang namun apabila terlihat cekung maka harus ditimbang. Sedangkan untuk melihat kualitas Raskin dengan mengambil contoh beras dan menilainya berdasarkan warna yang bisa berwarna buram, kuning atau putih. •
When
Seharusnya diterima oleh setiap RTS-PM sekali dalam sebulan, namun pada kenyataannya terjadi penambahan Raskin atau tidak ada sama sekali. 6 bulan terakhir di tahun 2014 ini dari bulan Januari hingga Juni telah terjadi 7 kali penyaluran Raskin. Seharusnya hanya 6 kali, namun pada bulan Maret penyaluran Raskin menjadi dua kali. Penyaluran
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Raskin di Bulan Maret terjadi dua kali, satu kali pada tanggal 27 Maret 2014 yaitu memang alokasi Raskin untuk Bulan Maret 2014. Sedangkan pada tanggal 27 Maret 2014 yaitu alokasi Raskin untuk Bulan November 2014 yang dimajukan penyalurannya menjadi Bulan Maret. Walaupun pada bulan April ada penyaluran Raskin pada tanggal 25 April 2014, tetapi merupakan alokasi Raskin untuk Bulan Desember 2014 yang dimajukan. Jadi sebenarnya Bulan April tidak mendapat jatah alokasi Raskin. •
Where
Alokasi Raskin diberikan ke Titik Distribusi yaitu Kelurahan Muarasari, kantor Kelurahan berada di gang kecil yang tidak muat untuk mobil apalagi truk besar Bulog Sub Divre Cianjur. Sehingga truk tersebut berhenti di pinggir jalan untuk menurunkan 695 karung beras yang ukuran 15 Kg. •
Who
Kelurahan Muarasari membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yaitu sekelompok masyarakat yang terdiri dari aparat Kelurahan dan beberapa orang yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Raskin. Kelompok Kerja yang bertanggung jawab kepada Lurah Muarasari H. Daden Hidayat, SH. MH, yaitu Bapak Ahmad Koharudin selaku Kasi Kemas, Bapak Oleh Ibrahim selaku pelaksana dan Yadi Suyadi selaku Bendahara. Selanjutnya Ketua RW mengorganisasikan setiap Ketua RT di wilayahnya dalam hal penyaluran Raskin ke RTS-PM. •
How
Kedatangan raskin diinformasikan melalui telepon, beberapa jam sebelumnya atau bahkan ketika truk sudah sampai di pinggir jalan. Sesampainya Raskin, karung beras harus dicek kuantitas dan kualitasnya. Selanjutnya, menghubungi setiap Ketua RW yang berada di Muarasari sejumlah 8 orang. Bapak Oleh Ibrahim menginformasikan bahwa Raskin telah sampai di Kelurahan Muarasari dan meminta Ketua RW langsung ke lokasi di pinggir jalan. maka Ketua RW yang akan mentransfer informasi tersebut kepada setiap Ketua RT yang berada di bawah wilayahnya. pendistribusian Raskin oleh setiap Ketua RW berbeda-beda. Banyaknya jumlah RTS-PM yang berada di wilayahnya mempengaruhi cara Ketua RW dalam mengangkut karung-karung beras Raskin tersebut. Kemudian Ketua RW mendistribusikan karung beras Raskin tersebut ke setiap RT yang ada di wilayahnya, . Apabila karung beras Raskin sudah tiba di rumah Ketua RT, malamnya karung-karung tersebut dibongkar untuk dipisahkan per paket 10 liter untuk setiap RTS-PM. Sehingga esok harinya RTS-PM sudah dapat membeli Raskin per paketnya dengan harga Rp. 2000. Seharusnya pendistribusian Raskin dari titik bagi ke setiap RTS-PM sudah selesai dalam 1 minggu.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
4. Controlling (Pengawasan) •
Expectancy yaitu Pentingnya membuat standar agar pendistribusian Raskin
terlaksana dengan baik dan benar serta cepat dan tepat. Indikator yang menyatakan baik buruknya pendistribusian Raskin yaitu 6 Tepat: : 1. Tepat Sasaran yaitu Raskin hanya diberikan kepada RTS-PM yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1) yang berjumlah sebanyak 695 RTS-PM 2. Tepat Kuantitas yaitu jumlah beras yang dibeli RTS-PM adalah sebanyak 15 Kg setiap bulan, untuk 12 bulan penyaluran (180 Kg/RTS/Tahun) 3. Tepat Harga yaitu harga Raskin sebesar Rp. 1600/Kg 4. Tepat Waktu yaitu waktu pelaksanaan distribusi beras minimal sebulan satu kali. 5. Tepat Kualitas yaitu Raskin yang disalurkan adalah beras kualitas medium, kondisi baik sesuai dengan standar kualitas Bulog. 6. Tepat Administrasi yaitu terpenuhinya persyaratan administrasi yang diperlukan untuk penyelesaian subsidi dan pembayaran harga beras secra benar dan tepat waktu. •
Performance yaitu penilaian terhadap pekerjaan yang sudah/senyatanya
dikerjakan. Dalam sasaran, adanya kebijakan setiap Ketua RT di Kelurahan Muarasari memberikan alokasi Raskin kepada penduduk miskin yang namanya tidak tercantum dalam data nasional BPS. Sehingga sasaran yang mendapat Raskin, lebih dari pagu Kelurahan Muarasari yang hanya 695 RTS-PM. Dalam kuantitas, kebijakan tersebut membuat jatah Raskin untuk satu orang RTS-PM dari 15 Kg menjadi paket per 10 liter. Dalam harga, Namun paket-paket Raskin tersebut dari Rp.1600/15 Kg menjadi disebabkan oleh tambahan biaya operasional pendistribusian Raskin. Kualitas, beras Raskin kualitasnya sedang bagus pembelian dari RTS-PM pun cepat dan seharusnya emakin cepat pembelian dari RTS-PM maka pembayaran Raskin pun semakin cepat.Namun terkadang apabila kualitas Raskin benarbenar buruk, RTS-PM pun tidak ingin mengkonsumsinya. Waktu, Raskin datang ke Kelurahan Muarasari secara mendadak, baik di awal bulan, tengah atau akhir bulan. Pemberitahuannya bahkan dapat beberapa jam sebelum kedatangan atau bahkan ketika truk Bulog sudah sampai di lokasi. Kadang terjadi penambahan Raskin atau tidak ada sama sekali. Administratif, Tidak ada tanda terima Raskin dari Kelurahan Muarasari ke tiap RW, sehingga kadang terjadi kesalahan dalam pengangkutan Raskin. •
Comparison yaitu perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran
atau yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi, yaitu:
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
No. Indikator 6T 1 Sasaran
Expectancy 695 RTS-PM
2 3
Kuantitas Harga
4
Waktu
15 Kg Rp. 1600/Kg atau Rp. 24.000/15 Kg 1 Bulan 1 Kali
5
Kualitas
6
Administratif
Beras kualitas medium, sesuai standar BULOG Tanda Terima
Performance 695 RTS-PM dan penduduk miskin yang tidak tercantum sebagai RTS-PM 10 Liter Rp. 2000/Kg atau Rp. 20.000/10 Liter 1 Bulan 2 kali, alokasi untuk Bulan November. 1 Bulan 1 kali, untuk alokasi bulan Desember Berwarna kuning atau buram dan berbau. Tidak ada tanda terima menyebabkan kesalahan pengangkutan Raskin
• Correction Bagi setiap RTS-PM dapat melakukan pengaduan berkaitan dengan data RTS-PM kepada TNP2K. pelaksanaan program Raskin. Sekretariat Unit pengaduan. masalah kualitas dan kuantitas Raskin, disampaikan kepada Perum BULOG. Simpulan Dalam manajemen pendistribusian Raskin di Kelurahan Muarasari memiliki perencanaan yang kurang baik dalam menentukan sasaran (RTS-PM) Kelurahan Muarasari telah melakukan validasi dan verifikasi data sasaran penerima manfaat Raskin melalui Muskel (Musyawarah Kelurahan), namun terjadi pendistribusian yang menyimpang dari prosedur dari Titik Bagi Ketua RT menuju ke RTS-PM. Sasaran yang diberikan bukan hanya RTS-PM, melainkan penduduk miskin lainnya yang tidak tercantum dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM). Dengan adanya kebijakan tersebut yang diambil oleh setiap Ketua RT di Kelurahan Muarasari, maka membuat tidak tercapainya indikator 6 Tepat, karena tidak tepatnya sasaran bukan hanya berdampak pada kuantitas, tetapi juga kualitas, harga, waktu dan administratif. Sehingga diperlukan perbaikan atas penyimpangan, terutama perencanaan dari Titik Bagi yaitu Ketua RT di Kelurahan Muarasari. Saran Diperlukan perencanaan yang lebih matang, baik dari jenjang pusat hingga ke daerah, terutama agar tepat sasaran yang akan mempengaruhi indikator 6 Tepat lainnya. Dapat dilakukan dengan cara melakukan Musyawarah Kelurahan untuk validasi dan verivikasi data yang biasanya hanya satu tahun sekali menjadi minimal 3 bulan sekali. Dalam rangka mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi dari setiap penduduk miskin. Diharapkan dengan perencanaan sasaran di awal yang baik, maka pendistribusian Raskin menjadi baik agar tercapainya indikator 6 Tepat.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Kepustakaan Buku: Alex. S. Nitisemito. 2002. Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit GhaliaIndonesia. Anderson, James E. 1969. Public Policy Making Second Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston A.Taff, Charles. 1996. Manajemen Transportasi dan Distribusi Fisis. Jilid Satu. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Buchari Zainun. 1982. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara. Cardoso Gomes, Faustino. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerjemah: Yogyakarta: Andi Offset. Chopra, Sunil dan Peter Meindl. 2001. Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operations. New Jersey: Prentice Hall. Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design. Penerjemah: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dunn, William N. 1999.Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Penerjemah: Samodra Wibawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dye, Thomas R. 1995. Understanding Public Policy Eight Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. G.R Terry. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. Penerjemah: J. Smith D F M. Bandung: PT. BumiAksara. Husein, Umar. 2004. Strategic Manajemen In Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Irawan, H. 2002. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan.Jakarta: Gramedia. Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yoyakarta: Gava Media. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas, Jilid I, Cetakan Keempat. Penerjemah: Hendra Teguh. Jakarta: Indeks. Marwan Asri. 1991.Marketing. Yogyakarta: AMP YKPN Martoyo, S. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogjakarta: BPFE. Maluyu Hasibuan. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian Dan Masalah).Jakarta: PT. Bumi Aksara. Miftah Thoha. 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Nasution, A.H., Prasetyawan. 2008.Perencanaan dan Pengendalian Produksi.Jakarta: Graha Ilmu. Nugroho, Riant. 2011. Public Policy, Dinamika Kebijakan-Analisis Kebijakan-Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sarwoto. 1957. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta:Ghalia Indonesia Siagian, Sondang. 2009. Administrasi Pembangunan: Konsep, dimensi, dan Strateginya. Jakarta: PT. Bumi Aksara Swastha, Basu dan Sukotjo, Ibnu. 1998. Bisnis Pengantar Modern. Yogyakarta: Liberty Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Widodo, Joko. 2007. Good Governance Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Surabaya: Insan Cendekia. Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu. Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Karya Akademis: Pitapurwati, Winria. 2014. Pelaksanaan Penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa. FISIP, Universitas Hasanudin. Sari, Yanita. 2007. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Distribusi Raskin (Studi Kasus: Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat). Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Panjaya, Yossi Herma.2011. Evaluasi Distribusi Program Raskin di Kota Semarang (Studi Desa Sidoharjo Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto). Fakultas Eknomi, Universitas Dipenogoro. Sumber Lain: BULOG, 2014. Pedoman Umum Program Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) 2014. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Sekretariat Tim Raskin Kota Bogor. KetahananPangan Kota Bogor.
2014.Petunjuk
Teknis
Raskin
2014.Kantor
Sekretariat Tim Raskin Kota Bogor. 2014. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2013. Kantor Ketahanan Pangan Kota Bogor. Kelompok Kerja Kelurahan Muarasari. 2014. Laporan Musyawarah Kelurahan Muarasari 2014. Kelurahan Muarasari Kecamtan Bogor Selatan Kota Bogor. Kelurahan Muarasari. 2014. Laporan Tahunan Kelurahan Muarasari Tahun 2013. Kelurahan Muarasari Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014
Website: www.bkkbn.go.id www.bps.go.id www.bumn.go.id www.bangkapos.com www.menkokesra.go.id www.gesitnews.com www.jabartoday.com
Manajemen distribusi…, Maureen Sadhana, FISIP UI, 2014