Analisa dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis Aktivitas dan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Konsolidasi Pada tahun 2008, Perusahaan mencatat nilai penjualan bersih konsolidasi sebesar USD343,54 juta dan marjin laba kotor sebesar 13,15%. Nilai penjualan bersih konsolidasi ini mengalami peningkatan sebesar 7,79% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD318,72 juta dengan marjin laba kotor sebesar 10,91%. Peningkatan penjualan ini dikarenakan adanya peningkatan harga jual produk Perusahaan pada delapan bulan pertama tahun 2008, meskipun kemudian harga jual kembali terkoreksi pada triwulan keempat sejalan dengan penurunan drastis harga minyak mentah pada saat itu. UIC dan Albright & Wilson (Australia) Limited merupakan kontributor terbesar dalam penjualan bersih konsolidasi Perusahaan, masing-masing sebesar 41,31% dan 23,35% pada tahun 2008. Peningkatan harga jual rata-rata sebagaimana disebutkan di atas berdampak kepada peningkatan laba usaha tahun 2008 sebesar 66,63% yaitu dari USD12,64 juta pada tahun 2007 menjadi USD21,07 juta.
Selain itu terdapat peningkatan beban pajak penghasilan dari yang sebelumnya pada tahun 2007 tercatat sebesar USD1,39 juta meningkat 56,90% menjadi USD2,18 juta. Perusahaan juga mencatat bagian minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan sebesar USD1,05 juta. Hal-hal tersebut di atas menyebabkan laba bersih Perusahaan tahun 2008 meningkat sebesar 4,66% dari USD3,53 juta pada tahun 2007 menjadi USD3,69 juta. EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) konsolidasi tahun 2008 tercatat sebesar USD33,36 juta meningkat USD7,23 juta dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar USD26,13 juta. Rasio perbandingan antara EBITDA terhadap beban keuangan bersih adalah 5,81x, sedangkan rasio perbandingan antara kewajiban berbunga terhadap jumlah ekuitas adalah 0,90x. Rasio-rasio tersebut memenuhi rasio yang dipersyaratkan bank kreditur UIC.
Melemahnya nilai mata uang Dolar Australia terhadap mata uang Dolar Amerika pada tahun 2008 merupakan penyebab utama timbulnya rugi selisih kurs sebesar USD6,13 juta, sedangkan pada tahun 2007 Perusahaan mencatat laba selisih kurs sebesar USD3,65 juta.
Activities and Financial Position Consolidated Income Statement In 2008, the Company recorded a consolidated net sales value of USD343.54 million and gross profit margin of 13.15%. The consolidated net sales value experienced an increasing of 7.79% from the previous year’s figure which was USD318.72 million, with gross profit margin of 10.91%.
Furthermore, income tax expenses which stood at USD1.39 million in 2007 rose up by 56.90% to USD2.18 million. The Company also recorded minority interest in net losses of Subsidiaries amounted USD1.05 million. Hence, the Company’s 2008 net profit increased by 4.66% from USD3.53 million in 2007 becomes USD3.69 million in 2008.
The increase of net sales value was due to the increase of the Company’s product selling price in the first eight months of 2008, eventhough they were recorrected in the fourth quarter, align with the sharp drop of the crude oil price at that time. UIC and Albright & Wilson (Australia) Limited are still the biggest contributors for the consolidated net sales value, for 41.31% and 23.35% respectively for the year 2008.
Consolidated EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) 2008 was USD33.36 million, increased by USD7.23 million from USD26.13 million in 2007.
The increase of average selling price as mentioned above impacted the increase of 2008 operating profit by 66.63% from USD12.64 million in 2007 to USD21.07 million. The loss on the foreign exchange this year amounted to USD 6.13 million was mainly due to the weakeaning of Australian Dollar currency against US Dollar currency, meanwhile in 2007 the Company recorded a gain on foreign exchange of USD3.65 million.
Ratio of EBITDA to net interest expenses = 5.81x, while ratio of Interest Bearing Loan to Equity = 0.90x. Both ratios were in compliance with the banks’s requirement.
Laporan Neraca Konsolidasi Aktiva
Kewajiban
Menurunnya harga pasar produk pada triwulan keempat menyebabkan pelanggan Perusahaan mengurangi jumlah pengambilan sambil menunggu dan melihat situasi pasar. Akibatnya jumlah persediaan menumpuk pada gudang Perusahaan, yang berdampak pada meningkatnya nilai persediaan. Tingginya jumlah dan harga pokok persediaan pada akhir tahun 2008 merupakan penyebab utama meningkatnya aktiva lancar konsolidasi per 31 Desember 2008 sebesar 23,24% yakni USD163,15 juta, dibandingkan angka tahun 2007 yaitu sebesar USD132,40 juta.
Jumlah kewajiban konsolidasi tahun 2008 tercatat sebesar USD157,38 juta atau meningkat sebesar USD12,50 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD144,88 juta. Terdapat tiga akun kewajiban yang berfluktuasi signifikan dibandingkan dengan tahun 2007; yakni Hutang Bank Jangka Pendek, Hutang Obligasi dan Hutang Bank Jangka Panjang.
Sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, di mana persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih, pada akhir tahun Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menyisihkan USD18,1 juta untuk menutup kemungkinan kerugian dari penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan pada tanggal neraca. Nilai persediaan pada laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar USD95,83 juta telah memperhitungkan penyisihan atas penurunan nilai pasar tersebut.
Hutang bank jangka pendek merupakan hutang bank yang ditujukan untuk mendanai modal kerja Perusahaan. Meningkatnya saldo hutang bank jangka pendek sejalan dengan meningkatnya modal kerja Perusahaan terutama pada persediaan. Hutang obligasi sebesar USD57,8 juta atau setara dengan IDR546 miliar yang tercatat pada laporan keuangan konsolidasi tahun 2007 telah seluruhnya dilunasi selama tahun 2008. Pada tahun 2008, UIC juga memperoleh pinjaman jangka panjang berbasis club deal dari beberapa bank dengan total pinjaman sebesar USD55 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk mendanai pelunasan Obligasi UIC tersebut di atas.
Sedangkan aktiva tidak lancar konsolidasi tahun 2008 tercatat sebesar USD120,62 juta menurun 17,48% dibanding tahun lalu yaitu sebesar USD146,14 juta karena adanya penyusutan aset tetap tahun berjalan dan penjualan aktiva real estat. Dengan demikian, total aktiva konsolidasi per 31 Desember 2008 adalah USD283,77 juta, meningkat USD5,24 juta dari tahun sebelumnya yakni USD278,53 juta.
Consolidated Balance Sheets Activa
Liabilities
During the drop of our product market price in the fourth quarter, the customers have adopted a wait-and-see approach and held their procurement thus reducing our sales volume. Hence the inventories were piled up in the Company’s warehouses and impacted the increase of inventories value. The highly volume and cost of inventories were the main reason of the increasing of consolidated current assets as per December 31, 2008 by 23.24%, amounted USD163.15 million, compared to the 2007 figure which was USD132.40 million.
The consolidated total liabilities in 2008 was recorded at USD157.38 million or increased by USD12,50 million from USD144.88 million of previous year. There were three liabilities accounts with significant fluctuation compared to 2007;Short-term Bank Loans, Bonds Payable and Long-term Bank Loans.
In accordance with the Statements of Financial Accounting Standards, in which inventories are stated at the lower of cost or net realizable value, at the end of 2008 the Company and its Subsidiaries had provided allowance amounted to USD18,1 million to cover any possible losses from decline in market value and obsolescence of inventories on the balance sheet date. The said allowance has been included in the inventories value as per December 31, 2008.
Short-term bank loans are the bank loans which purposes are to fund Company’s working capital. The increase in short-term bank loans align with the increase in Company’s working capital, particularly the inventories. Bonds payable amounted USD57.8 million or equivalent IDR546 billion in 2007 consolidated financial statement was fully paid during the 2008. In 2008, UIC also obtained a long-term loan on the club deal basis from several banks with a total facility amounted USD55 million. The fund from the said loan is used to refinance the settlement of UIC Bonds.
Whereas, consolidated non current asset in 2008 was recorded at USD120.62 million or decresed by 17.48% compared to the last year figure that was USD146.14 million as a result of depreciation of fixed asset during the year, and sales of real estate assets. Therefore, total consolidated assets as per December 31, 2008 was USD283.77 million, increased by USD5.24 million from USD278.53 million in previous year.
Management Discussion and Analysis
32
Ekuitas
Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
Laba ditahan tahun 2008, setelah dikurangi dividen kas sebesar USD1,48 juta, meningkat sebesar USD2,2 juta dari USD50,98 juta pada tahun 2007 menjadi USD 53,23.
Perusahaan selalu menjaga komitmennya terhadap pemenuhan pembayaran hutang dan persyaratan-persyaratan yang diatur dalam perjanjian kredit dan prospektus obligasi. PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat Single A- (stable outlook) untuk Perusahaan dan Obligasinya. Peringkat tersebut berlaku sejak tanggal 26 Oktober 2007 hingga 28 Oktober 2008 (jatuh tempo obligasi).
Akun Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan mengalami penurunan sebesar USD6,55 juta. Akun ini mencatat selisih kurs yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Anak Perusahaan tertentu (AWAL, AWNZ, UII dan WG) yang menggunakan mata uang fungsional selain Dolar Amerika. Penurunan sebesar tersebut di atas terutama disebabkan jatuhnya nilai mata uang Dolar Australia dan Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika. Dengan demikian, jumlah ekuitas mengalami penurunan sebesar USD5,41 juta dari USD127,87 juta di tahun 2007 menjadi USD122,46 juta di tahun 2008.
Dividen dan Kapitalisasi Pasar Sesuai dengan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2008, para Pemegang Saham memberi persetujuan kepada Perusahaan untuk membagikan dividen kas sebesar USD1,48 juta atau setara dengan IDR13,8 miliar yang dibagikan kepada 383.331.363 saham atau setara dengan IDR36 per saham, yang dibayarkan pada tanggal 24 Juli 2008. Kebijakan Dividen: Memberikan tingkat pengembalian yang menarik di mana besarnya dividen kas disesuaikan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
Pada bulan September 2008, Perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman jangka panjang senilai USD55 juta dari PT Bank Rabobank International Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk, Standard Chartered Bank dan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. Pemberian fasilitas jangka panjang ini menunjukkan hubungan baik dan kepercayaan bank-bank yang tinggi kepada kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Dana yang diperoleh dari pinjaman jangka panjang ini digunakan untuk melunasi seluruh hutang obligasi UIC pada tanggal jatuh tempo, 28 Oktober 2008. Piutang usaha yang belum jatuh tempo sebesar 66%, sedangkan piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 30 hari adalah 19.4%. Sampai dengan tanggal laporan audit, Perusahaan telah menerima pelunasan piutang usaha tahun 2008 dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar USD19,2 juta dan IDR15 miliar. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi akun piutang masing-masing pelanggan, Perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu sebesar USD85.753 pada akhir tahun 2008 cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha. Pada tahun 2008, Perusahaan tidak mempunyai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan pihak manapun dan tidak ada informasi keuangan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi yang belum diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasi per 31 Desember 2008 yang dilampirkan pula di laporan tahunan ini.
Sejak tahun 2001, maksimum dividen kas yang dibagikan kepada pemegang saham adalah 40% dari laba bersih tahun yang bersangkutan. Dengan harga penutupan saham Perusahaan pada akhir tahun 2008 sebesar IDR2.775 dan pada akhir tahun 2007 sebesar IDR2.800, kapitalisasi pasar Perusahaan adalah masing-masing senilai IDR1,06 triliun dan IDR1,07 triliun pada akhir tahun 2008 dan 2007.
Shareholder’s Equity
Loan Payment and Collectible Receivable
The 2008 retained earnings, after cash dividends of USD1.48 million, increased by USD2.2 million from USD50.98 million in the 2007 to USD53.23 million in 2008.
The Company always maintains its commitment in fulfilling loan payments and requirements as regulated in the credit agreements and bonds prospectus. PT Pemeringkat Efek Indonesia (rating agency) granted Single A- (stable outlook) rating for the Company and its bonds. The rating was effective from October 26, 2007 until October 28, 2008 (the maturity of Bond).
Differences Arising from Translations of Financial Statements in Foreign Currency account experienced a decrease of USD6.55 million. This account recorded the differences arising from translation of financial statements of certain subsidiaries (AWAL, AWNZ, UII and WG) with functional currency other than US Dollar. The said decrease was mainly due to the weakening of Australian Dollar and Rupiah currencies against US Dollar currency. Nevertheless, total shareholder’s equity experienced a decrease by USD5.41 million from USD127.87 in 2007 to USD122.46 milion in 2008.
In September 2008, the Company entered into a facility agreement on a club deal basis with PT Bank Rabobank International Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk, Standard Chartered Bank dan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. This facility represents a good relation and high confidence from the banks upon the Company’s capability in fulfilling its obligations. The fund from this loan is used to settle all UIC Bonds on its maturity date, October 28, 2008.
As the resolution in General Shareholder Meeting held on June 18, 2008, the Shareholders had agreed to distribute cash dividends amounted USD1.48 million or equivalent IDR13.8 billion to be distributed to the 383,331,363 shares or equivalent IDR36 per share, which was paid on July 24, 2008.
The Company’s trade receivables which not yet due were 66%, while those overdue more than 30 days were 19.4%. Until Audit Report date, the Company has received the settlement of 2008 trade receivables from related parties amounting to approximately USD19.2 million and IDR15 billion. Based on the analysis on each receivable account, the Company was confident that the reserve made for the doubtful receivable account in the amount USD85,753 at the end of 2008 should be sufficient to cover the possible loss that may arise from non-collectible account receivable.
Dividend Policy: to provide an attractive return of which the amount of cash dividend will be adjusted according to the Company’s profit without neglecting the financial health of the Company and without lessening the authorities of the General Shareholders Meeting to determine otherwise in accordance with the Company’s Articles of Association.
In 2008, the Company has no significant contract for capital expenditures and there was no financial information that conceived extraordinary and infrequently affairs that had not been disclosed in the consolidated financial statement as per December 31, 2008, which was also attached in this annual report.
Dividend and Market Capitalization
Since the year 2001, the maximum cash dividend distributed to the shareholders is 40% from the net profit of the related year. Based on closing price of IDR 2,775 at end of 2008 and IDR2,800 at end of 2007, the market capitalization of the Company’s shares stood at IDR1.06 trillion and IDR1.07 trillion at end of 2008 and 2007, respectively.
Industri Kimia PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UIC) Saat ini, UIC memiliki tiga unit produksi AB dengan total kapasitas produksi sebesar 270.000 MT per tahun yang terdiri dari 180.000 MT LAB dan 90.000 MT BAB. Pada tahun 2008, UIC memproduksi AB sebesar 121.685 MT atau sebesar 45,07% dari total kapasitas produksi terpasangnya, terdapat peningkatan sebesar 11.851 MT dibandingkan dengan produksi pada tahun 2007 sebesar 109.834 MT atau 40,68% dari total kapasitas produksi terpasang. Peningkatan volume produksi ini dikarenakan pada tahun ini UIC memproduksi BAB sebesar 11.696 MT, sedangkan pada tahun lalu tidak ada produksi BAB. Selain itu terdapat sedikit peningkatan pada produksi LAB tahun 2008 yaitu sebesar 0,44% dari 109.510 MT pada tahun 2007 menjadi 109.989 MT. Volume penjualan AB pada tahun 2008 menurun sebesar 18,09% dari 134.665 MT pada tahun 2007 menjadi 110.310 MT. Dari total volume penjualan tahun 2008, sebesar 93,07% atau 102.661 MT adalah penjualan LAB, sedangkan sisanya sebesar 6,93% atau 7.650 MT adalah penjualan BAB. Nilai penjualan Alkylbenzene dan produk sampingannya pada tahun 2008 tercatat sebesar USD214,99 juta, mengalami peningkatan sebesar 10,56% dibandingkan angka tahun sebelumnya yaitu sebesar USD194,45 juta. Dari total penjualan bersih tahun 2008, penjualan LAB adalah 90,70% atau setara USD194,99 juta, meningkat 6,40% dari penjualan tahun 2007 yang tercatat sebesar USD183,26 juta. Penjualan BAB menyumbangkan 7,32% atau setara dengan USD15,73 juta dari nilai penjualan bersih UIC di tahun 2008. Perbandingan nilai penjualan Alkylbenzene dan produk sampingannya untuk lokal dan ekspor adalah 89,63% dan 10,37%, untuk tahun 2008 dan 94,89% dan 5,11% untuk tahun 2007. Marjin laba kotor UIC tahun 2008 adalah sebesar 11,64% meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,09%. Peningkatan ini terutama dikarenakan meningkatnya harga jual produk pada tiga triwulan pertama tahun 2008, dan UIC masih memiliki cukup banyak persediaan pada awal tahun. Marjin tinggi yang dinikmati selama delapan bulan pertama kemudian terkikis oleh penurunan harga minyak mentah, yang berdampak pada harga jual produk di kwartal terakhir. Penjualan produk pun mengalami tekanan di mana pelanggan kemudian menahan pengambilan sambil menunggu dan melihat situasi pasar sebagaimana dijelaskan di atas.
Chemical Industry PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UIC) Currently, UIC has three AB production units with total production capacity of 270,000 MT per year, comprising 180,000 MT LAB and 90,000 MT BAB. In 2008, UIC produced AB of 121,685 MT or 45.07% of total installed production capacity, an increase of 11,851 MT compared to the 2007 production 109,834 MT or represented 40.68% of total installed production capacity The increasing in 2008 production volume is supported by BAB production of 11,696 MT, whilst there was not BAB production last year. Futhermore LAB production in 2008 was a little bit higher by 0.44% than 2007, from 109,510 MT to 109,989 MT AB sales volume in 2008 decreased by 18.09% from 134,665 MT in 2007 to 110,310 MT. Out of 2008 sales volume, LAB contributed 93.07% or 102,661 MT and BAB contributed 6.93% or 7,650 MT. Sales of AB and its by-product in the year 2008, was recorded at USD214.99 million, experienced an increase of 10.56% compared to previous year that was USD194.45 million. From the total sales 2008, LAB sales was 90.70% or equivalent USD194.99 million, increased 6.40% from 2007 sales which recorded USD183.26 million. BAB sales contributed 7.32% or equivalent to USD15.73 million from total net sales UIC in 2008. The comparison on sales value of Alkylbenzene and its by-product for local and export market was 89.63% and 10.37% respectively for the year 2008, and 94.89% and 5.11% respectively for the year 2007. Gross profit margin of 2008, 11.64%, was higher than the previous year’s margin of 10.09%. This higher margin is due to increasing of product selling price in the first three quarter of 2008, and also in the beginning year UIC had quite enough inventories. High profit margin enjoyed during the first eight months, afterward was scraped by the rapid drop of crude oil price, which impacted the product selling price in the last quarter. Henceforth, the sales volume was to squeezed, as the customers held their purchases as explained earlier.
Management Discussion and Analysis
34
Anak Perusahaan Keunggulan Kompetitif dan Manajemen Risiko
PT Petrocentral (Petrocentral)
UIC adalah produsen tunggal AB di Indonesia yang didukung dengan pengalamannya selama dua puluh lima tahun dalam industri dan teknologi modern yang telah digunakan. Perusahaan dapat bersaing dengan para produsen luar negeri untuk memberikan harga jual yang kompetitif, di samping itu produk impor dikenakan bea masuk sebesar 5% dan biaya logistik sebesar 2-3%.
Petrocentral adalah Anak Perusahaan yang beroperasi di Gresik, Jawa Timur. Petrocentral merupakan produsen tunggal Sodium Tripolyphosphate (STPP) di Indonesia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 50.000 MT per tahun. STPP digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dalam deterjen yang berfungsi sebagai “water softener”, sehingga dapat meningkatkan daya bersih deterjen.
Kredibilitas Perusahaan untuk menjaga kualitas produk-produknya telah diakui melalui sertifikasi standar mutu internasional ISO 9002 dan ISO 9001:2000 yang diperoleh sejak tahun 1997 dan 2003. Selain itu Perusahaan juga telah memperoleh sertifikasi ISO 14001 pada tahun 2004, atas komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Atas konsistensi Petrocentral dalam menjaga kualitas produknya, Petrocentral telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 untuk sistem kualitas manajemen (Quality Management System) yang dikeluarkan oleh Standard Assurance and Innovation (SAI) Global Limited dan The International Certification Network (IQNet) sejak tahun 2004.
Sistem pengiriman Just-in-time yang diterapkan oleh Perusahaan memungkinkan Perusahaan untuk memberi pasokan kepada para pelanggannya secara tepat waktu. Kemampuan menerapkan jasa pengiriman tersebut memungkinkan pelanggan untuk menekan biaya penyimpanan dan mengelola penggunaan persediaan mereka secara lebih efisien.
Pada tahun 2008, total volume produksi STPP adalah sebesar 28.415 MT atau 56,83% dari total kapasitas produksi terpasang, mengalami penurunan sebesar 25,59% dibandingkan dengan produksi pada tahun 2007 yaitu sebesar 38.185 MT atau 76,37% dari total kapasitas produksi terpasang. Penurunan ini dikarenakan Petrocentral membatasi produksi sesuai dengan pemesanan.
Mata uang fungsional UIC, yakni mata uang dalam arti substansi ekonomi yang dicerminkan dalam kegiatan operasi Perusahaan, adalah Dolar Amerika Serikat. Namun demikian terdapat juga beberapa transaksi signifikan yang dilakukan oleh UIC dalam mata uang selain dolar Amerika Serikat. Untuk mengurangi risiko fluktuasi mata uang asing, Perusahaan melakukan transaksi instrumen derivatif, di antaranya Cross Currency Interest Rate Swap untuk mengelola risiko fluktuasi mata uang dari Obligasi UIC I 2003 sebesar IDR600 miliar berikut tingkat bunganya, dan forward hedging untuk mengelola risiko fluktuasi mata uang transaksi pembelian bahan baku dalam mata uang Euro. Perusahaan juga didukung oleh manajemen sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya Perusahaan memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk mendapatkan pengembangan diri, pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan, baik di dalam maupun di luar negeri, karena Perusahaan sangat menyadari bahwa sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan Perusahaan.
Dari segi kuantitas penjualan Petrocentral mengalami penurunan sebesar 24,82% dari 36.365 MT pada tahun 2007 menjadi 27.338 MT pada tahun 2008, sedangkan nilai penjualan Petrocentral pada tahun 2008 meningkat 28,26% menjadi sebesar USD32,67 juta dari yang sebelumnya sebesar USD25,47 juta pada tahun 2007. Peningkatan nilai penjualan ini dikarenakan adanya kenaikan harga jual STPP, sedangkan penurunan kuantitas penjualan karena dampak dari masuknya produk impor dari China ke pasar domestik. Pada tahun 2008 Petrocentral memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja senilai USD5 juta dari PT Bank Rabobank International Indonesia. Seluruh fasilitas ini digunakan untuk membiayai pembelian bahan baku. Petrocentral, pada akhir tahun 2008, juga menurunkan nilai persediaannya sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, di mana persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. Penyisihan atas
Subsidiaries Competitive Advantage and Risk Management
PT Petrocentral (Petrocentral)
UIC is a sole producer of AB in Indonesia, supported by its experience for twenty-five years in the industry and modern technology used in its operations. the Company still competes with overseas producers to set a competitive selling price. However, imported products are subject to 5% import duty and logistics fee of 2-3%.
Petrocentral is a Subsidiary which operates in Gresik, East Java. Petrocentral is the sole producer of Sodium Tripolyphosphate (STPP) in Indonesia with the installed production capacity 50,000 MT per year. STPP is one of the main raw materials of detergent, which functioned as water softener, thereby increasing the cleaning power of detergent.
Company’s credibility to keep its products quality has been recognized through the certification of international quality standard ISO 9002 and ISO 9001:2000 that was obtained since 1997 and 2003, respectively. Besides that, the Company also obtained certification of ISO 14001 since 2004, for its commitments in preserved its environments.
For its consistency in maintaining its product quality, Petrocentral has succeeded in achieving ISO 9001:2000 for Quality Management System issued by Standard Assurance and Innovation (SAI) Global Limited and the International Certification Network (IQNet) since 2004.
The just-in-time delivery system implemented by the Company allows it to supply its customers punctually. The ability to implement this delivery service enables our customers to reduce their storage cost and manage their stock efficiently. UIC functional currency, that is a currency in economic substance which is reflected in the Company operational activities is US Dollar. However, there were also some significant transactions done by the Company in currencies other than US Dollar. To mitigate foreign exchange exposure risk, the Company’s entered into derivatif instrument transactions such as, Cross Currency Interest Rate Swap to manage fluctuation currency risk of IDR600 billion UIC I 2003 Bonds and its related interest rate, and forward hedging to manage foreign exchange fluctuation in raw material purchase transactions in Euro currency. The Company is also supported by qualified and professional human resources. To improve the quality of its human resources, the Company provides opportunities for its employees to development, education and training carried out continuously, locally or abroad, since the Company understands the important role of human resources for the Company’s success.
In 2008, total production volume of STPP was 28,415 MT or 56.83% from total installed production capacity, decreased by 25.59% to the production volume in 2007 which was 38,185 MT or 76.37% from total installed production capacity. This reduction was caused by Petrocentral confined its production conform to the customers needs. Petrocentral sales volume experienced a decrease by 24.82%, from 36,365 MT in 2007 to 27,338 MT in 2008, whilst Petrocentral sales value in 2008 increased by 28.26%, became USD32.67 million from previously figure USD25.47 million in 2007. The increase in sales was attributed by increasing in STPP selling price, meanwhile the reduction of sales volume due to the competition from China product in domestic market. In 2008 Petrocentral obtained a working capital facility amounted to USD5 million from PT Bank Rabobank International Indonesia. This facility was utilized for raw materials purchasing. At the end of 2008, Petrocentral also reduce its inventories value, to conform with Statements of Financial Accounting Standards, in which inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. In 2008, the allowance for decline in inventories value reduction for Petrocentral
penurunan nilai persediaan Petrocentral adalah sebesar USD1,85 juta pada tahun 2008. Petrocentral pun membuat penyisihan penurunan nilai mesin dan peralatan Phosphoric Acid purification plan senilai USD322.395. Tahun ini, Petrocentral menderita kerugian sebesar USD964 ribu, lebih tinggi USD413 ribu dibandingkan rugi bersih tahun lalu yang tercatat sebesar USD550 ribu.
UIC Vietnam Co., Ltd. (UICV) UICV adalah Anak Perusahaan yang beroperasi di Vietnam dan bergerak dalam produksi dan distribusi Linear Aklylbenzene Sulphonic Acid (LABSA) dan Sodium Lauryl Ether Sulphate (SLES). LABSA adalah komponen aktif utama dalam hampir seluruh deterjen bubuk dan cair. Selain itu, LABSA juga merupakan komponen pembersih utama dalam shampo dan sabun cair juga sebagai pelarut dalam industri obat-obatan. UICV mempunyai kapasitas produksi terpasang sebesar 30.000 MT per tahun. Jumlah volume produksi LABSA tahun 2008 adalah sebesar 13.291 MT menurun 5,35% dibanding volume produksi tahun 2007 yaitu sebesar 14.042 MT, sedangkan jumlah volume produksi SLES mengalami peningkatan 15,52% dari 3.833 MT pada tahun 2007 menjadi 4.428 MT pada tahun 2008.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Vietnam, di mana persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. Komitmen UICV untuk tetap memuaskan pelanggan dengan kualitas produk yang tinggi tercermin melalui perpanjangan sertifikasi ISO 9001:2000 hingga saat ini.
Universal Interchemical Corp. Pte., Ltd. (UICPL) UICPL merupakan Anak Perusahaan yang berlokasi di Singapura dan terdaftar dengan nomor usaha 199100093N. Bidang usaha UICPL adalah agen perdagangan bahan-bahan kimia untuk UIC beserta Anak Perusahaannya dan juga sebagai distributor UIC untuk pasar ekspor. UICPL merupakan pemegang saham mayoritas di Albright & Wilson (Australia) Limited. Untuk tahun 2008 dan 2007 marjin laba kotor UICPL stabil di kisaran 1%, sedangkan laba bersih tahun 2008 dan 2007 tercatat masing-masing sebesar USD694 ribu dan USD238 ribu.
Jumlah volume penjualan UICV dalam tahun 2008 adalah sebesar 17.412 MT dengan komposisi 12.885 MT LABSA dan 4.526 MT SLES yang keseluruhannya mencatat nilai penjualan sebesar USD26,52 juta. Adapun jumlah kuantitas penjualan untuk tahun 2007 adalah 18.182 MT dengan komposisi 14.270 MT LABSA dan 3.912 MT SLES dengan nilai penjualan sebesar USD19,16 juta. Tahun 2008, UICV mencatat rugi bersih sebesar USD1,12 juta, sedangkan pada tahun 2007 UICV mencatat laba bersih USD320 ribu. Penurunan laba bersih ini terutama dikarenakan pencadangan penyisihan penurunan nilai persediaannya sesuai dengan ketentuan dalam
was USD1.85 million. Petrocentral also provided allowance for impairment in value of machinery and equipment in Phosphoric Acid purification plant amounting USD322,395.
decline in inventories value, align with Vietnamese Accounting Standards, in which inventories are stated at the lower of cost or net realizable value.
This year, Petrocentral suffered a loss amounted to USD964 thousand, higher USD 413 thousand than last year net loss.
UICV’s commitment in customer satisfaction, by providing high quality products is reflected in the renewal of the ISO certification 9001:2000 until now.
UIC Vietnam Co., Ltd. (UICV)
Universal Interchemical Corp. Pte., Ltd. (UICPL)
UICV is a Company’s Subsidiary which operated in Vietnam and engaged in production and distribution of Linear Aklylbenzene Sulphonic Acid (LABSA) dan Sodium Lauryl Ether Sulphate (SLES). LABSA is an active component in all powder and liquid detergent. Besides that, LABSA is also a main component of shampoo and liquid soap, and useful as a diluting agent in pharmacy industry.
UICPL is Company’s Subsidiary which located in Singapore with registered Company Number 199100093N. UICPL is the trading agent for chemical material for UIC and its subsidiaries, also acts as UIC’s distributor for export market.
UICV has installed production capacity of 30,000 MT per year. LABSA production volume in 2008 was 13,291 MT, decreased by 5.35% compared to production volume in 2007 which stood at 14,042 MT, meanwhile SLES production volume in 2008 experienced an increasing of 15.52% from 3,833 MT in 2007 to 4,428 MT in 2008.
UICPL is the majority shareholder of Albright & Wilson (Australia) Limited. UICPL gross profit margin for 2008 and 2007 is stable at 1%, while, net income of 2008 and 2007 were recorded at USD694 thousand and USD238 thousand, respectively.
Sales volume of UICV in 2008 was 17,412 MT consisted of 112,885 MT LABSA and 4,526 MT SLES which recorded total revenue of USD26.52 million. Whilst the sales volume for the year 2007 was 18,182 MT consisted of 14,270 MT LABSA and 3,912 MT SLES, which amounted to USD19.16 million in revenue. In 2008, UICV recorded a net loss amounted USD1.12 million, whilst in 2007 it recorded a net profit of USD320 thousand. The reduction of net profit was especially because of providing allowance for
Management Discussion and Analysis
36
Albright & Wilson (Australia) Limited (AWAL)
United Austindo Chemicals Pte., Ltd. (UACPL)
AWAL adalah Anak Perusahaan yang merupakan produsen technical dan food grade phosphate serta polyphosphate, serangkaian produk surfactant, bahan baku deterjen dan bahan pembantu untuk beton dan eternit. Produk-produk yang dihasilkan AWAL biasanya digunakan dalam industri kosmetik, kertas, shampo, pertambangan dan pengolahan mineral, obat-obatan, pupuk serta pengelolaan gedung dan air.
UACPL merupakan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi, didirikan pada tanggal 7 Februari 2006 dan terdaftar dengan nomor usaha 200601616C di Singapura. Sebesar 75% saham UACPL dimiliki oleh AWAL dan sisanya 25% dimiliki oleh Petrocentral. UACPL memiliki 40% kepemilikan saham atas Fang Cheng Tian-Mu Chemical Co., Ltd. China, perusahaan yang memproduksi Phosphoric Acid.
AWAL membagi produksinya dalam dua pabrik yang berbeda. Pabrik di Yarraville, Victoria, Australia digunakan untuk memproduksi produk-produk phosphate, sedangkan pabrik di Wetherill Park, New South Wales digunakan untuk memproduksi produk-produk surfactant. Kedua pabrik tersebut telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001. Untuk fasilitas penjualan, pemasaran dan gudang berlokasi di Brisbane, Melbourne, Perth dan Sydney. AWAL merupakan pemilik 100% saham Albright & Wilson New Zealand (AWNZ), sebuah perusahaan dagang yang menyediakan fasilitas pemasaran dan gudang untuk produk-produk AWAL di Selandia Baru. Pada tahun 2006, AWAL melakukan investasi pada perusahaan China yang memproduksi Phosphoric Acid (bahan baku STPP), melalui 75% saham United Austindo Chemicals Pte.,Ltd. sebesar 25% saham United Austindo Chemicals Pte., Ltd. dimiliki oleh Petrocentral. Nilai penjualan AWAL tahun 2008 tercatat sebesar USD80,24 juta meningkat 38,45% dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar USD72,45 juta. Marjin laba kotor meningkat dari dari 12,69% pada tahun 2007 menjadi 21,95% pada tahun 2008. Laba bersih AWAL tahun 2008 meningkat menjadi USD1,41 juta dari yang sebelumnya pada tahun 2007 mengalami kerugian sebesar USD594 ribu.
Albright & Wilson (Australia) Limited (AWAL)
United Austindo Chemicals Pte., Ltd. (UACPL)
AWAL is Company’s subsidiary which is the producer of technical and food grade phosphate and polyphosphate, surfactant product line, raw material for detergent and indirect raw material for concrete and plasterboard additives. These products are applied in such industries as personal care, paper, shampoo, mining and mineral processing, medicines, fertilizer, building and water treatment.
UACPL is a subsidiary of which engages in investing activity, established on February 7, 2006 in Singapore with a registered business number 200601616 C. 75% of its shares are owned by AWAL and 25% owned by Petrocentral. UACPL owns 40% of Fang Cheng Tian-Mu Chemical Co., Ltd., China, a company which produces Phosporic Acid.
AWAL separated its production into two different factories. The factory in Yarraville, Victoria, Australia, is utilized to produce phosphate products. The factory in Wetherill Park, New South Wales is utilized to produce surfactant product. Both factories have achieved ISO 9001 certification. Sales, marketing and warehouse facilities are located in Brisbane, Melbourne, Perth and Sydney. AWAL owns 100% shares in Albright & Wilson New Zealand (AWNZ), a trading company which provides marketing and storage facilities for AWAL products in New Zealand. In 2006, AWAL invested in a China company producing Phosphoric Acid (raw material for STPP), through a 75% shares ownership of United Austindo Chemical Pte., Ltd. In 2008, AWAL sales recorded USD80.24 million, increase by 38.45% compared to sales in 2007 which recorded USD72,45 million. Gross Profit Margin was increased from 12.69% in 2007 becomes 21.95% in 2008. AWAL net profit increased to USD1,41 million in 2008, whilst in 2007 AWAL experienced loss of USD594 thousand.
Industri Properti Selain bergerak di bidang industri kimia, Perusahaan juga mengembangkan sayapnya di industri properti, di mana terdapat 2 (dua) Anak Perusahaan yang menanganinya:
PT Unggul Indah Investama (UII)
PT Wiranusa Grahatama (WG)
UII didirikan pada tahun 1996 berkaitan dengan rencana partisipasi Perusahaan dalam PT Wiranusa Grahatama (WG), sebuah perusahaan patungan untuk membangun gedung perkantoran dan apartemen.
WG didirikan pada tahun 1996, merupakan Anak Perusahaan yang melakukan proyek pembangunan kompleks apartemen dan perkantoran di atas tanahnya seluas 3,2 hektar yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta. Kompleks Apartemen Pearl Garden yang dibangun sejak akhir 2004 ini memiliki 235 unit apartemen.
Perusahaan memiliki saham UII sebesar 99,99%. Sejak tahun 2005, UII telah menjadi pemegang saham utama di WG dengan kepemilikan saham sebesar 55%.
Sebelum proses pembangunan selesai, pendapatan dari penjualan unit apartemen dengan strata title diakui dengan metode persentase penyelesaian apabila seluruh kriteria yang dipersyaratkan dalam prinsip akuntansi telah terpenuhi. Jika satu atau lebih kriteria belum terpenuhi, maka pembayaran yang diterima dari pembeli diakui dan diperlakukan sebagai uang muka. Pada tahun 2008, nilai penjualan WG adalah sebesar IDR59,96 miliar, dengan laba kotor sebesar IDR4,84 miliar, menurun dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2007 yang tercatat sebesar IDR109,9 miliar dengan laba kotor sebesar IDR26,77 miliar. Penurunan penjualan ini menyebabkan pada tahun 2008 WG mencatat kerugian sebesar IDR17,45 miliar, di mana tahun sebelumnya, tercatat laba bersih sebesar IDR1,17 miliar.
Property Industry Besides engaging in chemical industry, the Company also expands its business into property sector, which is managed by 2 (two) subsidiaries company:
PT Unggul Indah Investama (UII)
PT Wiranusa Grahatama (WG)
UII was established in 1996, related to the planned participation of UII in PT Wiranusa Grahatama (WG), a joint venture company for an office and apartment building development.
WG was establihed in 1996, its a Company’s Subsidiary which develop office and apartment building complex on its land 3.2 hectare located at the main business district of Jakarta. Pearl Garden Apartment Complex which was built since the end of 2004 has 235 units of low-rise apartment.
The Company owned 99.99% of its shares. Since 2005, UII became the major shareholder in WG with 55% share ownership.
Before completion of the construction, the revenue from the sales of apartment unit under strata title is realized based on the percentage of completion method when all criteria required in accounting principles have been met. If one or more criteria are not met, then the payment from the buyer is treated as advance payment. In 2008, WG’s revenue was IDR59.96 billion, with the gross profit amounted to IDR4.84 billion, experienced a decrease compared to 2007 revenue which recorded IDR109.9 billion with gross profit amounted IDR26.77 billion. WG recorded a net loss amounted IDR17.45 billion in 2008, while in 2007 it recorded a net profit of IDR1.17 billion.
Management Discussion and Analysis
38
Prospek dan Strategi Usaha Kompetisi Internasional di pasar AB dengan masuknya impor atas produk turunan AB dan bahan substitusi seperti natural alcohol semakin marak dari tahun ke tahun. Perusahaan berusaha menjaga dan meningkatkan pangsa pasar domestik. Indonesia merupakan pasar yang sangat berpotensi bagi perkembangan bisnis deterjen, karena dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan dengan tingkat konsumsi deterjen per kapita yang masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, pasar domestik ini merupakan potensi yang besar bagi Perusahaan dan Anak Perusahaan di masa depan. Peningkatan kapasitas produksi sebesar 60.000 MT per tahun yang telah dilakukan Perusahaan pada akhir tahun 2005 cukup untuk mengantisipasi peningkatan AB sampai dengan lima tahun mendatang. Sedangkan untuk menjaga kelancaran pasokan bahan baku dan mengurangi biaya produksinya, Perusahaan juga merencanakan untuk melakukan perluasan usaha ke industri hulu. Meskipun fokus pada potensi di pasar domestik, Perusahaan juga terus berusaha untuk mencapai posisi yang kuat di pasar internasional, dengan terus memperluas dan menjajaki setiap kesempatan ekspor yang ada. Langkah-langkah yang diambil Perusahaan untuk menunjang itu semua, antara lain melalui investasi modal dalam berbagai perusahaan yang bergerak dalam industri sejenis, serta memaksimalkan sinergi di antara Anak-anak Perusahaannya. Di bidang penjualan dan pemasaran, Perusahaan melakukan strategi market-in untuk lebih memahami kebutuhan dan situasi pasar yang dihadapi para pelanggan. Manajemen menilai bahwa Petrochemical Industry akan melambatkan rasio produksi dalam 2-3 tahun mendatang dan untuk mengantisipasi hal ini, kami percaya bahwa dengan melakukan integrasi ke industri hulu dan juga telah melakukan beberapa pembicaraan serius dengan pihak-pihak terkait.
Untuk mengikuti pergerakan harga bahan baku sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Perusahaan meningkatkan harga jual produk dengan tetap mempertahankan daya saing terhadap produk impor. Strategi yang dijalankan ini terbukti mampu mempertahankan pangsa pasar Perusahaan di kancah domestik. dan kami telah mencoba untuk meningkatkan fungsi supply chain management. Gudang penyimpanan barang yang terletak di Merak, Banten dan Tanjung Perak, Surabaya siap melayani seluruh pelanggan di Indonesia. Penyediaan armada-armada pengangkutan berkapasitas 16 MT sampai dengan 27 MT yang siap mengantar pengiriman barang tepat waktu juga merupakan salah satu daya saing Perusahaan untuk membantu kelancaran produksi dan menekan biaya penyimpanan dan pengelolaan persediaan pelanggan. Di bidang properti, lokasi low-rise resort apartment dan gedung perkantoran Pearl Garden yang strategis, tepat di pusat bisnis Jakarta merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berinvestasi atau menikmati suasana resor di kawasan segitiga emas Jakarta. Apartemen Pearl Garden menyediakan juga fasilitas spa, bekerja sama dengan Jamu Spa, fasilitas restoran dan banquet, bekerja sama dengan Chef Tatang dan fasilitas pusat kebugaran yang dilengkapi dengan 3 kolam renang. Bermodalkan prospek usaha yang masih terbuka lebar, strategi usaha, keunggulan kompetitif dan pengalaman di bidangnya, kami merasa yakin untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan memberikan hasil yang memuaskan bagi para stakeholder.
Business Prospect and Strategy The competition in AB market worldwide, with the import activities of by-products of AB and substitute material such as natural alcohol, have been very aggressive from year to year. Thus, the Company endeavours to maintain and increase its market share in domestic market. Indonesia has been a very potential market for the development of detergent industry, with total population of about 230 million people, and the level of detergent usage per capita which is relatively lower than other countries, thus the local market is still a very potential market for the growth of UIC and its Subsidiaries in the future. The increasing in production capacity of 60,000 MT per year at the end of 2005 is adequate to anticipate the growth of AB demand in five up coming years. Whilst to secure its raw material supply and to reduce production cost the Company also plan to widen its business to upstream. Besides focusing UIC’s potential in domestic market, the Company endeavours to obtain a strong position in international market, through continuous expansion and exploring any export opportunity. Steps taken by the Company to support its goals, are among others, through equity participation in a variety of companies engaged in similar industry and maximization of synergy among Subsidiaries. In sales and marketing division, the Company implements market-in strategy to understand the needs and market situations of the customers. The management views that the Petrochemical Industry will slow down the production ratio in the coming 2-3 years. We believe that we should to integrate our business by widening it into upstream and we have started serious discussions with the concerned parties.
Company therefore increases the selling price of its products without neglecting the competition against imported products. The strategy implemented is proven to maintain our domestic market. We have been trying to improve our supply chain management function. Storage warehouses which are located in Merak, Banten and Tanjung Perak, Surabaya, are ready to serve clients all over Indonesia. The availability of 16 MT up to 27 MT fleet ready to deliver goods on time is one of the Company’s competitive advantage to help smoothen the customers production process and to reduce their storage cost. In the property sector, the existence of Pearl Garden low-rise resort apartment and office building, strategically located in Jakarta central business district, is the right choice for those who expect to enjoy a resort ambiance in Jakarta golden triangle area and to earn attractive return on investment. Pearl Garden Apartment provides facilities, such as spa - under management of Jamu Spa, restaurant and banquet join together with Chef Tatang and also sport centre, equipped with 3 swimming pool. With bright business prospects, strategies, competitive advantages and experiences that the Company has, we are confident in facing challenges in the future and providing satisfying result to all stakeholders.
Perubahan Peraturan dan Perundang-undangan Signifikan
Perubahan Kebijakan Akuntansi Signifikan
Selama tahun 2008, terdapat beberapa perubahan dalam perundang-undangan dan peraturan yang mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap operasional Perusahaan dan Anak Perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang tercakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Efektif tanggal 1 Januari 2008, terdapat beberapa perubahan dalam penerapan PSAK, disesuaikan dengan revisi terbaru, yaitu sebagai berikut:
• Perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. • Pada tanggal 4 November 2008, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 mengenai Perubahan Ketiga Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan. Peraturan ini menetapkan bahwa Pajak Penghasilan atas Pengalihan Tanah dan Bangunan dikenakan Pajak Penghasilan Final (5%). Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009. Peraturan ini berdampak pada Anak Perusahaan (WG) yang bergerak di bidang properti. • Sesuai dengan Surat Edaran No. 03/2009/TT-BTC yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan Vietnam pada tanggal 13 Januari 2009, UIC Vietnam Co., Ltd. berhak atas pengurangan 30% pajak penghasilan badan untuk triwulan keempat tahun 2008 dan untuk sepanjang tahun 2009.
• PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No.17 (1994), “Akuntansi Penyusutan” di mana Perusahaan telah memilih model biaya. • PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. PSAK No. 30 (Revisi 2007), mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk perjanjiannya. Penerapan kedua PSAK ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
• Pada tanggal 20 Januari 2009, Menteri Keuangan Singapura mengumumkan pengurangan atas pajak penghasilan badan dari 18% menjadi 17% yang akan berdampak pada tahun pajak 2010.
The Significant Laws and Regulations Changes
The Significant Accounting Policies Changes
In 2008, there were some changes in the laws and regulations which have significant effect to the Company and Subsidiaries operationals, as following :
The accounting policies adopted by the Company and its Subsidiaries conform to generally accepted accounting principles in Indonesia, which comprise the Statements of Financial Accounting Standards (PSAK). Effective January 1, 2008 there were changes in the application of PSAK, appropriated to its revision, which as follows:
• Revision of Law No. 7 Year 1983 “Income Tax” which revised with Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards. • On November 4, 2008, the Indonesia Government published Government Regulation No. 71/2008 on “Third Amendment of Government Regulation Number 48 Year 1994 Concerning Income Tax Payment On Alienation of Land and/or Building”. This regulations determine that income tax payment on alienation of land and/or building is subject of Final Income Tax (5%), its becomes effective since January 1, 2009. This regulation has impacted the Company’s Subsidiary, PT Wiranusa Grahatama which engages in property business as a developer. • In accordance with the Circular No. 03/2009/TT-BTC dated on January 13, 2009 issued by the Minister od Finance of Vietnam, UIC Vietnam Co., Ltd. is entitled to a deduction of 30% of corporate income tax for fourth quarter 2008 and the whole year 2009.
• The PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”, whereby the Company and Subsidiaries has chosen the cost model. • The PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases”, supersedes PSAK No.30 (1990), “Accounting for Leases”, PSAK No. 30 (Revised 2007) provides for classification of leases based on the extend to which risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or lessee, and the substance of the transaction rather than the form of the contract. The adoption of this revised PSAK did not result in a significant effect in the Company’s consolidated financial statements for the year ended December 31, 2008.
• On January 20, 2009, the Singapore Minister of Finance announced a reduction in corporate tax rate from 18% to 17% with effect from tax year 2010.
Management Discussion and Analysis
40