1 MANAGEMEN GRAFIS DAN PERCETAKAN Arifzan Razak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
Maksud dan tujuan dari naskah Managemen grafis dan Percetakan ialah dalam hal manegemen grafis untuk menjelaskan tentang segala sesuatu yang paling sedikit harus diketahui dan dikerjakan oleh staf redaksi jurnal. Redaksi menerima, mencari, menilai, memilih, menentukan naskah melalui tahap (1) reviewing, (2) editing. Pada 2 tahap ini redaksi dapat mengetahui dan menentukan apakah naskah diterima, atau diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Setelah melalui 2 tahap tersebut dan dinyatakan oleh redaksi bahwa naskah dapat diterima dilanjutkan dengan technical editing, setting, disain, layout, koreksi (internal dan penulis). Kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan montage dan pembuatan plat aluminium, dan diakhiri dengan pekerjaan cetak, susun, dan jilid. Dalam hal Percetakan akan dibahas sedikit mengenai beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperhitungkan untuk menentukan harga biaya cetak jurnal per eksemplar melalui proses cetak konvensional dan proses cetak memakai alat digital. Harga per eksemplar tergantung dari beberapa hal dan yang harus diketahui oleh staf redaksi. Akhirnya dengan mengetahui semua jumlah biaya cetak yang perlu untuk terbitan satu nomer jurnal, maka dapat diketahui berapa harga jual per eksemplar untuk pelanggan dan konsumen.
MANAGEMEN GRAFIS Redaksi menerima, mencari, memilih, menilai, dan menentukan naskah penulis. Naskah penulis adalah tulisan dari hasil penelitian, tesis, disertasi, laporan kasus, laporan hasil telaah pustaka tergantung dari pedoman penerimaan naskah yang telah ditentukan oleh redaksi. Penulis biasanya adalah staf pengajar, staf peneliti (Diknas, Depkes, LIPI, Instansi Pemerintah atau
2 swasta), praktisi, dan sebagainya. Tulisan dibuat dengan bantuan sarana komputer memakai program MS word atau lainnya, sesuai dengan pedoman dan ketentuan dari jurnal. Naskah dibaca dan diperiksa oleh redaksi dari aspek ilmiah segi isi, keaslian, belum pernah diterbitkan, dan bukan plagiat. Penilaian dilakukan redaksi melalui reviewer, reader, dan editor yang ahli dalam bidang keilmuannya. Reviewer, reader, dan editor akan memberi tanggapan secara tertulis berkaitan dengan isi naskah. Hasil tanggapan dipakai sebagai acuan oleh redaksi untuk menilai naskah lebih lanjut. Tiap jurnal mempunyai pola alur kerja yang berbeda, akan tetapi tujuan akhir yang akan dicapai adalah sama yakni menerbitkan naskah di jurnal. Perjalanan naskah untuk jurnal mulai dari penulis menyerahkan naskah ke redaksi. Redaksi mengirim naskah ke reviewer, reader, dan editor. Setelah memperoleh tanggapan dan penilaian dari para reviewer, reader, dan editor untuk diterima dan disetujui, maka naskah dikirim ke editor teknik untuk diedit pada naskah dengan memberi tanda dan petunjuk untuk macam dan ukuran font, jenis font (normal, bold, atau italic), titik, koma, dan sebagainya. Kemudian naskah yang sudah diedit dikirim ke bagian setting untuk dilakukan setting naskah. Pekerjaan selanjutnya adalah melakukan koreksi terhadap setting naskah oleh korektor. Setelah dilakukan koreksi naskah oleh staf percetakan dan tidak dijumpai kesalahan, maka naskah hasil setting dikirim untuk dikoreksi oleh penulis. Kemudian penulis mengembalikan hasil koreksi untuk diperbaiki bila masih terdapat kesalahan setting. Bila tidak ada kesalahan setting maka dilakukan disain, lay out naskah sesuai dengan petunjuk editor teknik. Setelah diperiksa oleh editor dan tidak ada salah, maka dilakukan montage, dan pembuatan plat aluminium (plate making). Di bagian produksi naskah dicetak dengan memakai mesin cetak offset. Mesin cetak offset terdapat dalam berbagai tipe dan merk, serta ukuran luas cetak. Luas cetak mesin cetak offset ada yang berukuran plano (100 X 65 cm), setengah plano (50 X 65 cm), A3 – double folio (400 X 510 cm), folio ( 25.5 X 39 cm). Setelah proses cetak selesai, maka hasil cetak di kirim ke bagian
3 penyelesaian. Di bagian penyelesaian dilakukan pekerjaan susun halaman dan jilid. Setelah selesai dijilid maka pinggiran jurnal dirapikan atau dipotong sesuai ukuran jurnal yang telah ditentukan. Pengetahuan teknis dan managemen grafis hendaknya diketahui dan dimengerti oleh para pengelola jurnal. Redaksi harus mengetahui dan mengerti betul tahap pekerjaan mulai redaksi menerima naskah dari penulis, dikirim ke reviewer, reader, editor, editor teknik, setting, koreksi, disain, lay-out, montage, pembuatan plat aluminium, cetak offset, susun, jilid, potong. Pengetahuan tersebut akan sangat menunjang kinerja para pengelola jurnal agar jadwal terbit tiap edisi tepat waktu . Seorang editor perlu mengetahui dan bila perlu dapat mengerjakan sendiri tahap demi tahap dari semua pekerjaan yang berkaitan dengan penerbitan dan kegrafikaan. Pekerjaan tersebut mulai dari pekerjaan sebagai reviewer, reader, editor, editor teknik, setting, disain, lay out, plate making, cetak, susun, jilid, potong, pengetahuan tentang bahan kertas, tinta, dan bahan cetak lainnya. Editor jurnal hendaknya dapat memberi masukan tentang kualitas fisik jurnal yang diinginkan ke percetakan dan bukan sebaliknya. Disain grafis dari jurnal yang telah siap cetak perlu diperiksa ulang meliputi keadaan fisik, hasil setting, letak foto, kualitas hasil foto hitam putih dan warna, tabel, bagan, konsistensi macam dan ukuran font, kelengkapan staf pengelola jurnal, daftar isi, dan sebagainya. Editor jurnal perlu minta dummy jurnal dari percetakan untuk melihat bagaimana bentuk jurnal sebelum dicetak. Tidak semua percetakan bisa menyerahkan dummy untuk setiap pekerjaan akhir dari suatu order cetak. Editor memeriksa semua isi jurnal mulai dari sampul, warna sampul (full color), sudah sesuai yang direncanakan dan diinginkan. Cetak coba sampul dan isi jurnal perlu dilihat secara visual, agar bila masih ada kesalahan dapat segera dikoreksi dan dummy jurnal harus mendapat persetujuan dan ditanda tangani oleh redaksi sebelum jurnal dicetak. Mesin cetak offset digital sudah mulai digunakan oleh beberapa perusahaan cetak. Teknologi cetak digital sudah banyak terdapat di pasaran, meskipun belum begitu banyak terdapat di Indonesia. Teknik alat fotokopi sudah
4 banyak beredar di pasaran dengan memakai teknologi digital. Harga cetak fotokopi per klik relatif makin murah memakai mesin kopi digital hitam putih maupun warna. Digital printing copy dipakai untuk memenuhi permintaan short run print hitam putih maupun short run color print warna atas dasar print on demand olehpemesan. Digital printing ini biasanya adalah untuk memenuhi permintaan cetak jurnal dengan jumlah kurang dari 150 eksemplar. Biasanya jumlah eksemplar jurnal khusus berkisar antara 50 hingga 150 eksemplar. Pengelola naskah jurnal untuk keperluan short run publish journal perlu memperhatikan beberapa aspek. Semua naskah dari satu jurnal mulai tahap setting dan koreksi dalam bentuk MS word. Setelah mengalami koreksi beberapa kali staf redaksi jurnal dan sudah sesuai dengan disain dan lay-out jurnal dan tidak ada kesalahan setting, maka baru dilakukan perubahan dari program MS word ke bentuk Portable Document Format (PDF). Hal ini perlu agar hasil setting tidak berubah pada waktu akan dicetak. Selanjutnya dilakukan imposition yakni menyusun urutan naskah mulai dari sampul luar muka sampai sampul luar belakang dan direkam ke dalam Compact Disc (CD). Dari CD dapat langsung dikirim melalui komputer ke digital printer hitam putih dan digital color printer untuk pembuatan dummy jurnal. Editor akan memeriksa apakah jurnal sudah betul dan tidak ada salah setting, warna, dan sebagainya. Kalau masih ada kesalahan dalam bentuk dummy dapat segera diperbaiki terlebih dulu. Bila sudah tidak ada salah maka redaksi jurnal akan menanda tangani setuju untuk dicetak dan diperbanyak sesuai jumlah permintaan. Permintaan jumlah eksemplar jurnal dibawah 200 eksemplar, maka perlu dipertimbangkan untuk memproduksi jurnal dengan digital printer atau dengan mesin cetak offset, mana yang lebih murah. Akan tetapi kalau jumlah permintaan jurnal antara 200 sampai 500 eksemplar perlu dipertimbangkan juga apakah tetap pakai digital printer atau cetak offset. Hal ini mengingat kecepatan, efisiensi, dan biaya Penerbitan dan pencetakan jurnal memerlukan gabungan dari aspek teknologi dan seni. Aspek teknologi dilihat dari kualitas editor teknik dan
5 teknologi cetak setting, disain, lay out, imposition, plat aluminium, cetak, dan susun, jilid, dan potong. Editorial naskah menghasilkan produk hasil cetak secara visual dengan penyampaian pesan dari naskah yang komunikatif dan memiliki nilai estetika dan enak dibaca. Aspek seni dilihat dari disain grafis yang dimulai dari sampul muka luar dan dalam, sampul belakang dalam dan luar, disain dan lay-out halaman isi, tipografi, warna, letak ilustrasi garis dan ilustrasi foto raster hitam putih maupun warna. Hasil disain grafis dapat dilihat secara visual melalui komputer. Perlu diketahui bahwa warna di komputer tidak sama dengan hasil cetak printer. Disain grafis hasil komputer memungkinkan operator melakukan kreatifitas seni sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu karya seni yang indah. Perkembangan teknologi pre-press yakni komputer to film dan komputer to plate menghasilkan reproduksi gambar dan huruf yang tajam, warna yang indah dan cemerlang. Hal ini perlu dipelajari melalui suatu disiplin ilmu tersendiri. Disain grafis pada komputer belum dapat diterapkan secara maksimal. Kemajuan teknologi dalam penerapan disain grafis hanya timbul dari aspek pendekatan material dan dari aspek fisik pemakaian alat. Font, warna, ilustrasi foto melalui efek manipulasi komputer belum dapat menghasilkan pesan yang akurat dari segi hasil print out gambar. Ukuran kertas, font (tipografi), ilustrasi, warna, garis dan bahan kertas memegang peran penting pada disain grafis. Kejelasan dan visualitas hasil cetak dipengaruhi oleh seluruh unsur diatas. Penerapan disain grafis menghasilkan disain grafis sesuai kebutuhan jurnal. Melalui disain grafis dapat diperoleh hasil suatu karya dari aspek seni dan teknologi sesuai dengan ciri dari jurnal yang dikehendaki para editor. Ciri jurnal tertentu diperoleh dari hasil disain grafis yang unik. Aspek yang harus diperhatikan yakni mulai dari sampul. Perhatian lebih ditujukan pada macam kertas yang dipakai termasuk penerapan disain grafis. Daya tarik aspek warna, ilustrasi foto raster hitam putih dan warna dapat menghasilkan daya tarik tertentu melalui susunan huruf dan letak gambar. Dengan memakai 1 warna saja
6 dan latar belakang lebih banyak putih dapat juga menghasilkan ciri khas dari suatu jurnal yang berbobot. Halaman sampul dan isi jurnal perlu mempertimbangkan aspek tipografi, letak gambar, letak tabel, diagram, warna, dan pola lay-out tiap naskah. Font yang dipakai hendaknya jangan lebih dari 3 macam dalam tiap jurnal. Letak gambar dan tabel disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu alur baca. Lay-out dari naskah disusun sedemikian rupa sehingga pembaca langsung dapat memahami alur proses baca dari tiap naskah. Perlu juga diperhatikan pembuatan grid system yang terdapat pada disain dan lay-out jurnal. Juga isi dan macam naskah perlu dikelompokkan sesuai dengan macam naskah (hasil penelitian, studi kasus, studi pustaka, misalnya).
PERCETAKAN Banyak yang harus diperhitungkan untuk menentukan harga jurnal per eksempar. Komponen utama biaya cetak untuk menentukan harga cetak pereksemplar tergatung dari jumlah eksemplar, ukuran jurnal, jumlah halaman, macam kertas, macam tinta, macam plat aluminium, dan ilustrasi foto baik hitam putih maupun warna. Makin banyak jumlah eksemplar relatif makin murah harga biaya cetak per eksemplar. Makin sedikit jumlah halaman isi sampai batas tertentu, makin murah harga per eksemplar. Jurnal dengan memakai kertas HVS relatif lebih murah dibandingkan memakai kertas art paper, atau math-paper. Makin sedikit atau sama sekali tidak ada ilustrasi foto raster maupun warna, makin murah harga jurnal per eksemplar. Jadi untuk menentukan harga biaya cetak jurnal per eksemplar harus memperhitungkan beberapa faktor yakni mulai jumlah eksemplar, ukuran jurnal, jumlah halaman, macam kertas, jumlah halaman foto raster dan warna. Harga biaya cetak jurnal ditentukan oleh 2 hal yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya untuk membayar reader, reviewer, editor, setting, disain, lay-out, plat aluminium, vernish, sedangkan biaya tidak tetap adalah kertas sampul, kertas isi, ongkos cetak, ongkos susun, jilid, serta jasa dan rabat, pembuatan tambahan per makalah per penulis pada tiap terbitan
7 jurnal. Semua menjadikan harga jurnal menjadi relatif mahal per eksemplar karena pada umumnya banyak jurnal ilmiah yang dibuat hanya 150 sampai 200 eksemplar, bahkan sering jurnal ilmiah minta dicetak hanya 50 sampai 75 eksemplar untuk satu nomer. Pada umumnya jumlah cetak beberapa jurnal yang sudah puluhan tahu terbit maksimum hanya sebanyak 500 eksemplar. Jarang sekali permintaan cetak mencapai 1.000 eksemplar. Sebenarnya break even point ongkos cetak adalah antara 3.000 sampai 10.000 eksemplar. Penerbit dan percetakan beberapa University Press seperti di Universitas Airlangga, Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung pada umumnya mempunyai mesin cetak offset dengan kapasitas cetak 8.000 sampai 15.000 lembar per jam dengan ukuran folio, A3, setengah plano, dan plano. Mesin susun halaman jurnal dan buku yakni collating machine dengan kapasitas susun dan jilid punggung kawat ukuran A3 sebanyak 1.500 eksemplar a 20 halaman per jam. Beberapa contoh tentang garis besar rincian biaya cetak untuk suatu jurnal ilmiah sebagai berikut:
Jurnal ukuran 21 X 29,7 cm jumlah halaman isi 60 dan sampul halaman 4, halaman sampul 4 warna (Color Seperation - CS), dan 1 hitam-putih dan halaman dalam sampul 1 warna hitan putih, halaman isi 30 plate dan 11 X 4 plate (CS), secara keseluruhan 4 + 1 + 1 + 30 + 44 = 5 + 1 (cover) + 75 isi.
Reader, reviewer, editor …………………………
Rp
Setting 17 X 27 cm X 59 hal. X Rp. 20,- / hal
……?…….. 541.620,-
Disain dan lay out 17 X 27 X 59 X Rp. 15,-
406.215,-
Film CS cover 43 X 32 cm X 1 X Rp. 35,-
192.640,-
Film CS isi
43 X 32 cm X 15 X Rp. 35,-
2.889.600,-
‘Aluminium plate’ (isi) 75 X Rp. 12.000,-
900.000,-
‘Aluminium plate’ (‘cover’) 5 X Rp 12.000,-
60.000,Jumlah A
Rp. 4.990.075,-
8 3000 eksemplar Kertas Isi (KD 100 g. a Rp. 1.500,- / lb : 4 = Rp. 375,- / A3) 15 lb X 3000 X Rp. 375,-
16.875.000,-
inschiet 13500 lb X Rp 375,-
5.062.500,-
Ongkos cetak 75 X 3000,- X Rp. 20,-
4.500.000,-
Cover (KD 230 g. a Rp. 3.500,- / lb : 4 = Rp. 875,- / A3) 1 X 3000,- X Rp. 875,-
2.625.000,-
Inschiet 900 X Rp. 875,-
787.500,-
Ongkos cetak 5 X 3000 X Rp. 20,-
300.000,-
Vernish 3000 lb (150.000/1000 lb.)
450.000,-
Susun, jilid, potong 64 X 3000 X Rp. 7,-
1.344.000,Jumlah B
31.994.000,-
Jumlah A dan B yakni Rp. 4.990.075 + Rp. 31.994.000,- = Rp. 36.964.075,untuk 3000 eksemplar, maka harga per eksemplar adalah Rp. 12.311,Akan tetapi perlu diperhitungkan oleh percetakan yakni jasa dan discount 25 % yang harus diberikan oleh percetakan kepada pemberi order dan over time bila dead line sudah melampaui batas terbit.
1000 eksemplar Kertas Isi (KD 100 g. a Rp. 1.500,- / lb a Rp. 375,- ) 15 X 1000 X Rp. 375,Inschiet 4500 X Rp 375 Ongkos cetak 75 X 1000 X Rp. 20,-
Rp. 5.625.000,1.687.500,1.500.000,-
Cover (KD 230 g. a 3.500,- : 4 = Rp. 875,1 X 1000 X Rp. 875,-
875.000,-
Inschiet 300 X Rp. 875,-
262.500,-
Ongkos cetak 5 X 1000 X Rp. 20,-
200.000,-
Vernish 1000 lembar
150.000,-
9 Susun, jilid, potong 64 X 1000 X Rp. 7,-
448.000,Jumlah C
Rp. 10.748.000,-
Jumlah A + jumlah C = Rp. 4.990.075 + Rp 10.748.000,- = Rp. 15.738.075,untuk 1000 eksemplar, maka harga per eksemplar adalah Rp. 15.738, - Akan tetapi perlu diperhitungkan oleh percetakan yakni jasa dan discount 25 % yang harus diberikan oleh percetakan kepada pemberi order dan over time bila dead line sudah melampaui batas terbit.
500 eksemplar Kertas Isi (KD 100 g. a Rp. 1.500,- / lb a Rp. 375,- ) 15 X 500 X Rp. 375,-
Rp. 2.812.500,-
Inschiet 2250 X Rp 375
843.750,-
Ongkos cetak 75 X 1000 X Rp. 20,-
1.500.000,-
Cover (KD 230 g. a 3.500,- : 4 = Rp. 875,1 X 500 X Rp. 875,-
437.500,-
Inschiet 150 X Rp. 875,-
131.250,-
Ongkos cetak 5 X 1000 X Rp. 20,-
100.000,-
Vernish
150.000,-
Susun, jilid, potong 64 X 500 X Rp. 7,-
224.000,Jumlah D
Rp. 6.199.000,-
Jumlah A + jumlah D = Rp. 4.990.075 + Rp 6.199.000,- = Rp. 11.189.075,- untuk 500 eksemplar, maka harga per eksemplar adalah Rp. 22.378,- Akan tetapi perlu diperhitungkan oleh percetakan yakni jasa dan discount 25 % yang harus diberikan oleh percetakan kepada pemberi order dan over time bila dead line sudah melampaui batas terbit.
10 Jadi untuk 3000 eksemplar maka harga per eksemplar Rp.12.311,- = 36.933.000,1000 eksemplar maka harga per eksemplar Rp.15.738,- = 15.738.000,500 eksemplar maka harga per eksemplar Rp.22.378,- = 11.189.000,Kalau dengan 300 sampai 400 eksemplar cukup terbeli oleh pelanggan dan pembaca, mengapa harus mengejar pembuatan dan pemesanan 1000 atau 3000 eksemplar untuk memperoleh harga per-eksemplar yang lebih murah. Bukankah dengan pemesanan 500 eksemplar sudah menghemat dana Rp. 4.549.000,- dan Rp. 25.744.000,Perbedaan harga antara 3000 dan 1000 eksemplar tidak begitu banyak. Perbedaan harga akan sangat terlihat dari pembuatan antara 3000 dengan 500 eksemplar. Akan tetapi perlu dipertimbangkan untuk apa membuat jurnal 3000 eksemplar bila tidak bisa memasarkan dan tidak ada pembaca maupun pembeli yang berminat. Bagaimana halnya kalau jumlah jurnal yang diperlukan dan dibuat hanya 50, 75, atau 100 eksemplar, apalagi dengan warna. Tidak semua percetakan mau mencetak dengan tiras sedikit. Akan tetapi tiras sedikit tetap perlu tergantung dari macam keilmuan. Memang perbedaan harga tidak begitu besar kalau dipesan untuk membuat 500 eksemplar. Oleh karena itu terdapat banyak jurnal khusus dengan harga yang sangat mahal di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA Rice S.,1978. Book design Systemic Aspect, New York: RR Bowker Company Rice S, 1978. Book design Text Format Models, New York: RR Bowker Company Smith DC, 1992. Penuntun penerbitan buku, Jakarta: Pusat Grafika Indonesia. Ross T & Ross M, 2002. The Complete Guide to Self Publishing, Cincinnati: Writers Digest Books Woll T, 2002. Publishing for Profit, Chicago: Cross River Publishing Consultants, Inc Poynter D, 2003. The Self Publishing Manual, California: Para Publishing