MAKALAH PENGERTIAN QOWA’IDUL IMLA’, TUJUAN DAN MANFAATNYA Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowai’dul Imla’ Dosen : M.Masud, S.Pd.I
Disusun oleh : 1. Muhammad Syakroni
111-13-011
2. Eky Cahya Nugraha
111-13-084
3. Nur Arifin
111-13-260
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN) SALATIGA 2014/2015
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkah,rahmat serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan pokok pembahasan “Pengertian Qowa’idul imla’ Tujuan dan Manfaatnya”. Semoga dengan ini menemukan kebenaran yang sebenarnya. Dan dapat menjadi pedoman kita untuk memepertahankan agama kita dari problem yang ada. Penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu di mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI 1. KATA PENGANTAR.....................................................................................1 2. DAFTAR ISI....................................................................................................2 3. BAB I.PENDAHULUAN ·
4.
LATARBELAKANG..........................................................................3 BAB II.PEMBAHASAN
A. Pengertain Qowa’id..............................................................................4 B. Pemgertian Imla’..................................................................................8 C. Tujuan imla’..........................................................................................12 D. Manfaat Qowa’idul Imla’.....................................................................13 5. ·
BAB III.PENUTUP KESIMPULAN....................................................................................14
6. BAB IV.DAFTAR PUSTAKA.......................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa arab adalah bahasa dunia setelah bahasa inggris yang di gunakan oleh penduduk dunia dalam kehidupanya, apalagi sebagai muslim di tuntut beribadahnya menggunakan bahasa arab khususnya shalat
Dalam bahasa arab penggunakan kaidah-kaidah sangat menentukan arti dari bahasa itu sandiri, karena kaidah yang ada di bahasa arab lebih banyak di gunakan di bandingkan bahasa arab sehingga bahasa arab lebih sulit untuk di pelajari orang Indonesia di bandingkan bahasa inggris. Dalam penulisan bahasa arab di perlukan ketelitian oleh karena itu latihan qowa’idul imla merupakan salah satu pelajaran penting bagi pelajar yang khususnya jurusan bahasa arab untuk melatih menulis tulisan bahasa arab Jadi sebelum ke metode imla, kita hendaklah belajar terlebih dahulu tentang Qawa’id. Qawa’id itu sendiri adalah tata bahasa untuk menyusun kalimat di dalam Bahasa Aarab, bila kita sudah menguasai Qawa’id secara baik,metode selanjutnya adalah dengan belajar imla’. dengan kita mempelajari Imla’, yang dimana bahasa arab adalah salah satu bahasa internasional setelah bahasa inggris, maka kita sebagai seorang muslim hendaklah mendalami bahasa arab.Dengan teknik imla’ ini bisa memudahkan kita untuk cepat mengerti bahasa arab, jadi secara tidak langsung kita juga mampelajari salah satu bahasa internasional dan itu adalah keuntungan kita sendiri. Dapat disimpulkan bahwa belajar Bahasa Arab kita harus menguasai Qawaid dan Imla’, dengan menguasai metode tersebut penguasaan Bahasa Arab kita menjadi baik.
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Qowa’id Qowa’id adalah Pengajaran bahasa arab tidak akan lepas dari al qowa’id (al
nahwu),dimana ia merupakan ilmu yang berorientasi pada berbagai kata di tinjau dari berbagai segi
susunan
ataupun
hal
ikhwalnya,
baik
ketika
ia
menjadi
mubtada’,khobar,marfu’,mansob,majrur,dsb. Di samping mempelajari bentuk susunan kata juga mempelajari bentuk perubahan setiap kalimat e tuk mufrod kemusannah atau ke jama’ ,dari madi ke mudhorek,dsb. Walaupun metode pengajaran bahasa arab telah menggunakan integral sisitem,tetapi dalam mengajarkan al qowa’id tetp menggunakan metode pada umunya,agar tujuan yang di capai bisa berhasil seoptimal mungkin. Sesungguhnya al kalam yang benar-benar belum tentu berdasarkan pada al qowa’id,tetapi sebaliknya al qowa’id mendasarkan pada al-kalam yang benar karna al-kalam (kalimat) lebih dahulu muncul dari al qowa’id. Dari al-kalam muncullah al-qowa’id.murid harus bicara dengan bahasa yang benar yang telah ia peroleh sebelum mempelajari tata bahasa. Guru yang mengajar murid-murid mulai dari tata bahasa (al nahwu) atau al aorof adalah tidak baik,karna meninggalkan bahasa itu sendiri. Ia hendaklah memperbanyak al mukhadasah atau al mahfudzot atau al mutila’ah,kemudian mempelajari al qowa’d,karna semuanya dapat membantunya dalam mempelajari al qowa’id. Jika menempuh cara ini,yaitu mendahulukan al mutola’ah,al insya’,dan mengakhirkan al qowa’id,maka sesungguhnya guru telah menemouh jalan yang wajar dan ia menyadari bahwa al qowa’id mendasarkan pada bahasa bukan pada sebaliknya. Kegunaan praktis pengajaran al qowa’id ialah agar murid membiasakan diri berbicara dengan bahasa yang benar dan jauh dari kesalahan. Di samping itu,pengajaran tersebut dapat membiasakan murid menulis secara benar dengan berbagai gaya bahasa yang mantap. Adapun secara pedagogis,memanfaatan pengajaran al qowa’id dapat menumbuhan murid suka mengadakan observasi,dapat mendidiknya memiliki rasa untuk membaca berbagai buku sehingga ia bisa membandingkan antar pendapat. Di samping itu,pengajaran al qowa’id dapat pula melatihnya untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan umum atau (generalisasi) dari
berbagai macam peristiwa atau bisa mengambil pengalaman kongkrit dari sesuatu peristiwa yang terjadi . (Fachrudin,Metodologi Pelajaran Bahasa Arab (Salatiga:Stain Salatiga press,2006)) Menurut penulis dapat di simpulkan bahwa qowa’id adalah ilmu yang membahas tentang susunan kata dalam kalimat untuk menentukan kedudukan mubtada’, khabar, mrfu’, mansub, majrur dan sebagainya. Serta untuk mengetahui perubahan setiap kalimat. Metode mengajarkan al qowa’id 1. Sebelum mulai pelajaran, guru mempersiapkan berbagai macam contoh kalimat yang banyak menurut kaidah-kaidah al nahwu yang akan di gunakan hendaklah menarik,mudah di pahami oleh murid-murid. 2. Guru menulis beberapa contoh di papan tulis lalu di diskusikan di antara murid-murid membandingkan kalimat yang satu dengan yang lain untuk di ketahui persamaan dan perbedaan yang ada di antara kalimat-kalimat tersebut.Guru mendiskusikan pula di antara mereka untuk mengetahui fungsi serta jabatan kata ataupun pola struktur kalimat . yang menyangkut fungsi,adakah kalimat yang ada dalam al jumlah sebagai mubtada’ ataukah khobar. Sedangkan yang berhubungan dengan jabatan adakah kata (al kalimah) yang ada al jumlah berkedudukan sebagai khobar mubtada’ dsb. Yang menyangkut pola struktur misalnya adakah sesuatu jumlah berupa jumlh fi’liyah ataukah ismiyah. 3. Guru menyimpulkan berbagai kalimat yang ada persamaannya untuk menuju ke dalil-dalil umum. Dalam hal ini murid-murid sebaiknya di suruh mrnyimpulkan , sebab hal itu merupakan pekerjaan yang harus berhati-hati bagaimana cara menyimpulkan , sehingga ,mereka memperoleh pengalaman yang amat berguna dan berkesan secara mendalam. 4. Guru menulis difinisi dengan betul di papan tulis untuk mencari kesimpulan dari berbagai al jumlah yang ada . 5. Guru menyuruh murid-murid mengambil berbagai kalimat yang ada kaitannya dengan defin isi yang telah di tentukan,sesuai dengan kemampuan mereka sebagai latihan daya imajinasi 6. Guru menyajikan berbagai kalimat untuk di masukkan kedalam al jumlah yang sempurna sesuai dengan al qowa’id yang baru di pelajari, seterusnya ia membuat al jumlah lalu menyuruh meraka untuk mengeluarkan berbagai kata yana terdapat di dalamnya sesuai dengan kaidah kaidah yang di pelajarinya, misalnya siswa di suruh mencari fi’il, isim, mubtada’, khabar, dan sebagainya. Beberapa Petunjuk Penting bagi Guru Bermacam macan al jumlah yang di kemukakan guru betuk contoh di buat dalam bentuk susunan sempurna, sebab suatu kalimat tak dapat di ketahui kedudukannya kecuali jika telah di masukkan dalam al jumlah sempurna. Sesuatu isim dapat dikatakan maru’, mansub, ataupun majrur jika sudah di masukkan dalam jumlah yang sempurna Contoh yang di buat oleh guru di usahakan sebanyak mungkin bukan terdiri dari kalimat kalimat yang jarang di pakai tetapi hendaklah menggunakan kalimat kalimat yang hidup, serta mempunyai arti dan kandungan makna yang dalam dan mengesan.
Di dalam pelajaran al qowa’id terdapat keterpaduan antara dua metode ialah al istiqro’iyyah (induksi) dari berbagia contoh menuju kesimpulan dan istinbatiyah (deduksi) dari kesimpulan ke contoh, yang induksi misalnya jika sesuatu isim di dahului oleh ila maka isim sesudahnya dibaca jarr, demikian juga jika ia di dahului oleh min maka ia di bajca jarr pula. Kesumpulan jika sesuatu isim di dahului oleh huruf jarr maka isim tersebut di baca jarr (isim majrur). Contoh sepadan dari dua isim tersebut merupakan analogi, sedang kesimpulannya merupakan induksi. Hendaklah guru menggunakan al istiqra’iyyah sebagaimana tersebut di atas. Langkah selanjutnya ia memberikan sebagai contoh isim majrur menggunakan kesimpulan (defenisi) yang telagh ada. Hal ini di namakan metode al istinbatiyah (deduksi), misalnya guru menyuruh murid dengan usahanya sendiri membuat isim isim majrur selain yang tersebut di papan tulis. Hal tersebut menu jukan bahwa guru telah menerapkan dua metode disebut al jami’iyah, yakni perpaduan anatara induksi dan deduksi. Definisi yang dibuat untuk penerapan bebagai contoh tidak terlalu banyak, cukup dua atau tiga yang penting mereka bisa membuat contoh dengan pola kalimat yang betul sesuai dengan definisi yang ada, dan guru selalu memberi bimbingan bagaiman cara membuat kalimat-kalimat yang benar, sehingga akirnya mereka tak akan mengalami kesulitan. Guru hendaklah rutin memberikan soal-soal sebagai usaha agar murid pandai menerapkan definisi dengan cara menyuruh membua beberapa al-jumlah dalam lembar pekerjaan, guru senantiasa mengoreksinya dan hal ini merupakan pekerjaan yang amat menyibukan. Tidak benar guru dalam mengajarkan al-Qowaid hanya menyebut definisi berulang kali, sehingga seolah-olah pelajaran bahasa tenggelam dalam al-Qowa’id, dengan demikian murid akan menjadi bingung dan ragu-ragu, kepercayaan terhadap guru akan hilang. Oleh karenanya , guru seyogyanya memberikan sebagai al jumlah yang bervariasi yang tidak melupakan garis besar bahasan pokok tata bahasan yang disamapaikan. Dengan al-Jumlah yang benar dapat menimbulkan kesan yang indah dalam lubuk hati. Dalam latihan di mana guru membuat beberapa al-Jumlah yang dibuat salah, lalu ia menyuruh murid untuk membetulkanya, maka cara ini tidaklah mendidik dan akan merusak sistem pola pikir murid. Guru semestinya harus memberikan berbagai contoh yang benar, sehingga murid senantiasa mengetahui hal yang benar. Di bidang pelajaran ini jika murid tidak memperhatikan sepenuhnya pada lafaz-lafaz yang benar tidak dapat diharapkan mereka bisa sukses dalam al-Qawa’id. Kelemahan metode lama
Dalam mengajarkan al-Qawaid, gaya lama terlalu memusatkan pada definisi, sehingga waktu untuk belajar terkuras habis untuk menghafal berbaai definisi, bahkan sering terjadi murid-murid tidak mengerti apa makna dari definisi yang telah dipelajarinya. Jika mereka banyak ditekankan untuk memahami makna definisi, maka mereka tidak akan bisa memberikan contoh karena kurang terlatih dalam menerapkan definisi yang baru di pelajari. Dalam menghadapi pelajaranpelajaran Qawa’id, murid sering mengeluh karena al-Qawa’id dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Jika guru tidak pandai-pandai mengajar, mereka akan bersikap acuh terhadappelajaran Bahasa Arab dan akan lari karena pelajaran tersebut dianggap sebagai momok atau penghalang dalam menuju kesuksesan belajar di sekolah. Pelajaran al-Qawa’id sebagai salah satu dari komponen pelajaran bahasa arab, bagaikan daun yang tak terlepas dari pohon, sebab sebagaimanapun pula murid haus bisa menulis dan berbicara dengan bahasa tersebut. (Fachrudin,Metodologi Pelajaran Bahasa Arab(Salatiga:Stain Salatiga press,2006)) Dapat disimpulkan bahwa suatu metode pengajarn qowa’id pada dasarnya untuk melatih peserta didik untuk belajar tata bahasa arab, dan suatu metode pengajaran qowa’id itu adalah setartegi yang penting untuk mempermudah peserta didik supaya cepat menguasai tata bahasa arab.
B.
Pengertian Imla’
Imla’ berarti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi bahasa dan pempelajarinya. (http://ismitasman.blogspot.com/2013/02/pengertian-imladictation.html#sthash.Gjvvr2SX.dpufismitasman.blogspot.com/.../pengertian-imla-dictation...) imla’ adalah pelajaran yang melatih siswa untuk dapat menulis dengan benar dari apa yang di dengar dan diketahui dengan menggunakan bahasa arab. Tujuan imla’ adalah agar siswa mampu menulis dengan benar dan betul, melatih panca indra, melatih konsentrasi dan tenang, rajin dan tertib waltu. (Susilowati,Ulfa,Menejemen Mutu Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi(Salatiga:Stain Salatiga Press,2009)) Imla’ adalah Pelajaran al-imla’ memiliki kegunaan praktis maupun pedagogis. Secara praktis murid dapat menulis berbagai kalmah(kata) dengan benar, jika terjadi salah tulis maka
pembaca akan mengalami kebingungan apa yang dimaksud. Al imla’ (dikte) bisa melatih mata, telinga dan tangan untuk memperhatikan, mendengarkan serta menulis dengan benar. Mata wajib dilatih untuk mengamati atau meneliti berbagai kalimah, bahkan samapai yang rumit dan mendetail sehingga tergores dalam benak. Tangan perlu mendapat latihan kecekatan menulis dengan lancar, benar dan tepat, demikian pula telinga agar dibiasakan mendengarkan ucapanucapan yang fasih. Ucapan yang fasih dapat diwujudkan dalam tulisan yang bebar. Al-imla’ dapat digunakan sebagai alat bantu pelajaran L-Insya, dimana mereka dapat mengekspresikan kalmat-kalimat indah. Hal itu memungkinkan sekali jika guru dapat memilih maudu’ yang bagus. Dengan Al-Imla’ murid akan memperoleh cakrawala pengetahuan Bahasa Arab secara luas. Al-Imla’
secara
pedagogis
dapat
melatih
kemampuan
menghafal,
mengingat,
menumbuhkan kejelian dan ketelitian, mendidik kebebasan berfikir dan berpendapat, membiasakan murid menjaga kebersihan dan keteraturan. (Fachrudin,Metodologi Pelajaran Bahasa Arab (Salatiga:Stain Salatiga press,2006)) Kedudukan Imla’
Para ahli bahasa bersepakat bahwa imla’ memiliki kedudukan yang sangat besar diantara cabangcabang ilmu bahasa, karena ia merupakan dasar yang penting dalam mengungkapkan bahasa lewat tulisan. http://aldhypurwanto.blogspot.com/2012/11/manfaat-mempelajari-imla.html Jadi menurut penulis dapat di simpulkan bahwa imal’ adalah metode pembelajaran bahasa arab yang berguna untuk melatih istima’, muhadasah, qiro’ah, kitabah. Serta melatih seseorang untuk bisa menulis arab dengan benar. Metode Mengajar Imla’ Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan murid mencatat / menuliskannya di buku tulis. Kemudian imla’ dengan cara,gru hanya membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing. Adapun metode imla’ tersebut adalah sebagai berikut : 1)
Memeberikan, apersepsi terlebih dahulu, sebelum memulai imla’. Gunanya adlah agar
perhatian anak didik terpusat kepada pelajaran yang akan dimulai.
2)
Jika imla’ dilakukan dengan cara menuliskan materi imla’ maka langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut : Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik Membacakan materi pelajaran imla’ yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih Setelah guru membacakan imla’, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla’ hingga benar dan fasih. Jikaperlu semua siswa dapat membaca imla’ tersebut Setelah selesai membca imla’ dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis Menagdakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla’ Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla’ didepan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi. Setelah selesai imla’, guru mengumpulkan catatan imla’ semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai 3)
Dan jika imla’ dilaksanakan dengan cara : Guru membacakan materi pelajaran imla’ itu
kepada siswa, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : Mengadakan apersepsi terlebih dahulu, agar perhatian siswa semua terpusat pada acar imla’ Guru memulai mendikte acara imla’ secara terang / jelas, dan tidak terlalu cepat, apakah itu dengan cara sebagian-sebagian atau dengan membacakan secara keseluruhan. Dan murid melalui perhatiannya dan pendengarannya yang cermat, mencatatnya pada buku tulis mereka masing-masing Mengumpulkan semua catatan imla’ siswa, untuk kemudian diperiksa, apakah sudah benar atau belum imla’nya Guru mengadakan soal jawab mengenai imla’ yang baru saja dikerjakan itu, dan kemudian menyuruh salah satu diantara siswa untuk menuliskannya di papan tulis Guru membetulkan imla’ secara keseluruhan, dan dapat menjelaskan kembali mengenai kalimat yang belum dipahami oleh siswa
Akhirilah pengajaran dengan memberi berbagai petunjuk dan nasihat-nasihat kepada anak didik. 4)
Mengadakan penilaian (evaluasi), atau post test, mengenai materi imla’, apakah tujuannya
telah mengenai sasaran atau belum, jika belum, maka perlu diulang dan perbaikan-perbaikan Saran-Saran Dalam Menggunakan Metode Imla’ Adapun berikut ini adalah beberapa saran dalam menggunakan metode imla’ sebagai berikut : Jika imla’ dengan cara menuliskan di papan tulis, maka tulisan hendaknya rapi danterang, yang dapat dibaca oleh semua anak didik. Dan kalau imla’ dilakukan dengan cara guru membacakan, maka hendaknya bacaan imla’ dibacakan dengan suara yang lantang (terang), jangan terlalu lembek sehingga tidak diengar murid yang duduk di belakang. Jadi bacakanlah acara pelajaran imla’ tersebut dengan tenang tidak tergesa-gesa . Guru janganlah memulai acara imla’, jika suasana kelas belum ditertibkan, sehingga siswa benar-benar dalam keadaan siap menerima imla’ yang akan disajikan. Mulailah acara imla’ jika siswa telah dalam keadaan siap, bacakanlah secara terang dan pelan. Adakanlah soal jawab dan diskusi mengenai materi imla’ tersebut kepada siswa dan mejelaskan maksud dari padanya. Mengadakan evaluasi / post test. http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/04/metode-imla-metode-dikte/pat Dapat disimpilkan bahwa metode pengajaran imla’ itu sangat berpengaruh untuk peserta didik agar cepat memahami mufrodat, dengan cara guru mendiktekan mufrodat bahasa arab dengan jelas supaya pesert didik dapat menerima informasi dari guru juga jelas dan dapat menuliskan mufrodat tersebut dengan baik dan benar.
C.
Tujuan Imla’
1. Memberikan latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan kalimat-kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi kesalahan dalam penulisan 2. Imla’ merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa, sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman. 3. Memperbaiki tulisan dan memperjelasnya 4. Melatih beberapa indra yang berkaitan dengan imla’ yaitu: telinga, tangan dan mata 5. Memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa 6. Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dengan baik 7. Membiasakan peseta didik hidup bersih, teratur, cermat dan kritis. 8. Menambah penguasaan mufradat kepada peserta didik (http://ismitasman.blogspot.com/2013/02/pengertian-imla-dictation.html#sthash.Gjvvr2SX.dpuf ismitasman.blogspot.com/.../pengertian-imla-dictation...) Tujuan dari pembelajaran ilma’ tidaklah terbatas pada apa yang telah disebutkan, akan tetapi seyogyanya kita mengambil imla’ sebagai sarana untuk mewarnai berbagai hal. Baik kegiatankegiatan bahasa, latihan-latihan ketrampilan dan kebiasaan yang baik. Di bawah ini beberapa kaitan imla’ dnegan lainnya: Ungkapan yang baik, jika mampu memilih tema-tema tertentu dari imla’ Membaca, ada beberapa jenis imla’ yang menuntut seseorang untuk membaca terlebih dahulu sebelum menuliskannya Pengetahuan umum, beberapa tema imla’ dapat membekali peserta didik dengan berbagai macam pengetahuan serta memperbaharui info-info yang berkaitan dengan kehidupan. Khatt, pada setiap praktek penulisan imla’ kita seyogyanya mengajarkan kepada peserta didik untuk
memperbaiki
tulisan
mereka.
http://aldhypurwanto.blogspot.com/2012/11/manfaat-
mempelajari-imla.html Jadi imla’ itu sangat berguna bagi peserta didik untuk cepat memahami bahasa arab, dan banyak melatih panca indra seperti istima’, kitabah, muhadatsah dan lain-lain.
D. Manfaat Qowa’idul imla’
1. Dapat menulis kalimat-kalimat bahasa arab dengan baik 2. Dapat memahami makna bahasa arab itu sendiri 3. Lebih menguasai cara memperbaiki penulisan dan memperjelasnya 4. Manambah penguasaan bahasa arab 5. Melatih panca indra yang bekaitan dengan imla’ secara kritis 6. Menambah penguasaan mufrodat 7. Dapat melatih peserta didik dalam penulisan bahasa arab dengan capat, jelas, dan benar, sehingga peserta didik dapat terbiasa dengan bahasa arab.
Secara garis besar, manfaat qowa’idul imla’ adalah memberikan pelajaran dasar tentang caracara penulisan bahasa arab sesuai dengan qowa’idnya.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Makalah ini membahas tenteng qowa’idul imla’ beserta tujuan dan manfaatnya. Qowa’idul imla’ itu sendiri dapat diartikan talqin yang berarti mendiktekan mufrodat kepada peserta didik agar dapat menuliskan mufrodatnya dengan kaidah qowa’idnya atau tata bahasanya. Sedangkan qowa’idul imla’ itu sendiri mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk melatih peserta didik agar dapat menulis bahasa arab dan melatih panca indra seperti istima’, kitabah, dan muhadatsah. Dan qowa’idul imal’ juga sangat bermanfaat bagi peserta didik seperti halnya dapat menambah mufrodat dan kitabah, serta muhadatsah dengan baik dan benar sesuai kaidah qowa’idnya. Demikian makalah dari kelompok kami tentang pengertian, tujuan, dan manfaat qowa’idul imla’, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan tentang qowa’idul imla’. Jika ada penulisan yang salah dan kekurangannya, kami mohon maaf.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA 1. (Fachrudin,Metodologi Pelajaran Bahasa Arab(Salatiga:Stain Salatiga press,2006)) 2. (Susilowati,Ulfa,Menejemen Mutu Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi(Salatiga:Stain Salatiga Press,2009)) 3. (http://ismitasman.blogspot.com/2013/02/pengertian-imladictation.html#sthash.Gjvvr2SX.dpufismitasman.blogspot.com/.../pengertian-imla-dictation...) 4. http://aldhypurwanto.blogspot.com/2012/11/manfaat-mempelajari-imla.html 5. http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/04/metode-imla-metode-dikte/pat