Makalah Lingkungan Bisnis
Budi Daya Belut
Nama NIM Kelas
: Heni Septi Rahmawati : 11.11.5399 : S1-TI-11
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
I.
Abstrak Belut merupakan binatang yang di anggap sebagian orang menjijikan. Namun, di balik bentuknya belut memiliki kandungan gizi yang tinggi. Belut juga mempunyai nilai tinggi di kanca perdagangan internasional, orang luar negri memanfaatkan belut sebagai makanan karena kandungan gizi yang tinggi. Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang bagaimana cara pembesaran belut, Walau membudi dayakan belut agak rumit dan membutuhkan media, namun tak sedikit orang yang tertarik pada pembudi dayaan belut.
II. Isi Dalam proses pembesaran belut ada beberapa hal yang harus di prioritaskan oleh para petani belut Pakan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi budi daya belut. Untuk itu perlu di sediakan kebutuhan pakan terlebih dahulu usaha baru dilakukan usaha pembesaran belut sehingga ada penjaminan dan kontinuitas penyediaan pakan. Pembuatan media budi daya harus aman untuk tempat tinggal belut. Media fermentasi atau pembusukan media budi daya harus berlangsung sempurna. Keberaaan kualitas air harus terjaga sehingga diperlukan penggantian air pada budi daya belut. Perlu ada peneduh berupa tanaman air dan atap yang dapat mengurangisengatan sinar matahari. Kenaikan suhu akibat panas sinar matahari dapat membuat belut stres dan membuat nafsu makannya berkurang.
A. Pengadaan Benih Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengadaan benih : - Benih yang tersedia harus cukup mudah - Benih yang berkualitas bagus akan lebih menjami n kebehasilan usaha pembesaran. - Benih yang berukuran seragam akan menekan angka persaingan dalam pemangsaan pakan dan mengrangi resiko kematian. - Benih yang berasal dari daerah yang kondisinya mirip akan lebih memudahkan proses adaptasi. Ciri ciri belur yang baik secara fisik yaitu : - Belut bergerak lincah bila terkena sentuhan langsung bereaksi. - Tubuh belut utuh, tidak luka, dan tidak tertempel penyakit, kulit halus mulus dan licin. - Pilih belut yang berumur kurang dari empat bulan.
B. Penebaran Benih Penebaran belut di kolam harus dilakukan dengan hati-hati dan pada waktu yang tepat. Pada pembesaran belut umumnya sering terjadi tingkat kematian benih agak tinggi pada inggu-minggu pertama setelah penebaran. Untuk itu, sebelum penebaran perlu diperhatikan beberapa hal berikut : - Media budi daya harus dipersiapkan dengan baik. - Suplai atau siklus air bersih harus terus terjaga dengan baik. Debit air ideal untuk pembesaran belut 0,1 liter/detik/100 . - Benih belut yang akan ditebar dalam kondisi baik. - Sebelum belut ditebar dalam media budi daya, dapat dilakukan karantina terlebih dahulu. 1. Padat penebaran Penebaran belut harus diperhatikan kemampuan toleransi kemampuan populasi belut terhadap volume dan luasan dari bahan organis sebagai media budi daya yang telah dipersiapkan. Kemampuan daya tampung atau kapasitas dari setiap media budi daya belt hampir sama. Namun, kepadatan penebaran dapat berbeda karena teknologi yang diterapkan, jumlah pakan yang diberikan, dan cara pengelolaan. Penebaran untuk benih belut yang berukuran panjang sekitar 12-15 cm adalah 25 ekor/ atau berat belut biomas 1-1,5 kg per luas kolam. Namun, ada pula yang menerapkan padat penebaran belut 2 atau 3 kg per , asal di imbangi dengan pemberian pakan yang optimal dan pengelolaan air yang baik. 2. Cara menebaran benih Penebaran benih belut merupakan tahap yang cukup rawan , apalagi terhadap benih belut yang telah mengalami perjalanan relatig jauh cukum membuat kondisi belut agak melemah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih belut ke dalam kolam pembesaran, yaitu : - Penebaran benih belut sebaiknya di lakukan pada pagi hari (06.0009.00) atau sore hari (15.00-17.00). pada waktu tersebut memiliki suhu air yang tidak tinggi karena pengaruh intensitas sinar matahari masih atau sudah berkurang. - Pada saat memasukkan belu t ke dalam media budi daya sebaiknya pelan- pelan dengan maksud agar belut sedikit demi sedikit keluar dan mendorong dari wadah. - Biarkan belut yang mulai keluar dan masuk ke dalam kolam sendiri, jangan dibenamkan dalam air - Kolam budi daya tidak disarankan melakukan pembalikan lumpur karena akan menganggu sekali belut. - Tanda tanda alami kematian belut, apabila pagi- siang hari belut berada di luar media lumpur dan merayap di permukaan maka dapat
-
dipastikan belut akan segeramati. Kematian belut dapat disebabkanoleh luka, stres, atau terkena racun. Sebaiknya belut yang sudah mati di sulami dan di ganti engan belut yang masih hidup dengan maksud untuk menjaga populasi agar tetap sama dengan jumlah awal.
C. Pengadaan Pakan Belut di dalam media budi daya dapat diberi makan berupa pakan hidup seperti yuyu, anak katak, keong, bekicot, dll. Selai pakan hidup belut juga dapat diberi pakan bangkai ayam, bangkai belut atau keong, sebaiknya pakan binatang mati direbus terlebih dahulu untuk mengurangi bahaya penularan penyakit. Jumlah berap pakan yang diperlukan untuk pertumbuhan atau penambahan berat badan disebut nilai ubah atau konversi. Jumlah makanan yang dibutuhkan untuk menambah berat daging belut sebanyak 1 kg disebut faktor konversi atau feel convertion rate (FCR), di rumuskan : FCR = Untuk menambah berat 1kg daging dibutuhkan 2kg makanan. Berarti faktor konversi pakanya adalah 2. Semakin kecil rasio konversi pakan, semakin cocok manakan tersebut untuk menunjang pertumbuhan belut. Perbandingan antara 1kg berat daging belut dengan jumlah berat pakan yang dibutuhkan untuk membentuknya disebut koefisien konfersi berat. Jadi, apabila untuk menambah berat 1kg daging belut diperlukan 2kg pakan maka koefisien konversi berat pakan adalah
. Apabila koefisien konversi berat itu dikalikan dengan 100% maka
diperoleh efisiensi konversi berat. Pakan belut yang berupa hewan atau binatang dapat berasal dari menangkap dari alam atau membudi dayakan bahan pakan hidup tersebut. Beberapa bahan pakan yang dapat dibudidayakan atau diternakan adalah : - Cacing sutra - Cacing - Bekicot - Kutu air - Belatung - Kecebong - Keong - Ikan kecil (cetol) - Pakan bantuan (pakan bantuan dapat berupa pelet)
D. Pemberian pakan 1. Jumlah yang diberikan Belut menyukai pakan binatang hidup(kutu air, ikan kecil, cacing, serangga). Pemberian pakan berupa binatang yang mati bisa juga tetapi takaran pemberiannya harus tepat agar tidak menimbulkan pembusukan di media budi daya. Pemberian pelet hanya sebagai selingan. Dalam interval pemberian pakan
pelet 2-3 kali dalam seminggu, kemudian hari yang lain belut diberi pakan sejenis hewan atau ikan. Pemberian pelet pada belut sebaiknya tidak lebih dari 5% dari berat populasi belut. 2. Cara pemberian Jika akan memberi pakan hidup sebaiknya air kolam tidak terlalu dalam. Air kolam yang terlalu dalam membuat belut kesulitan menangkap ikan atau berudu. Air kolam yang terlalu dalam juga dapat menyebabkan cacing mudah mati sehingga menyababkan pembusukan air. Sebaiknya sebelum benih belut di tebar pada media budi daya terlebih dahulu dimasukkan pakan alami seperti bekicot, keyong, yuyu, dll. Pemberian pakan belut dengan pelet dapat diberikan sesuai takaran dan cara pemberiannya dengan menaburkan pakan pelet keseluruh dasar kolam atau media budi daya. 3. Frekuensi pemberian Jumlah takaran pemberian sesuai dengan takaran perhitungan prosentase dari berat pakan yang diberikan. Misal 5% dari jumlah berat tubuh belut 23(jumlah hari).
III. Referensi Daftar Pustaka Taufik, Ardiyan dan Saparinto Cahyo, Usaha Pembesaran Belut di Kolam Tembok, Terpal, dan Drum/Tong (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008)