MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TOMAT ( Lycopersicon esculatum Mill. )
Disusun Oleh : Nur Fisca Putrisiwi 115040200111177 Dosen Pembimbing : Dr.Anton Muhibuddin,SP.,MP. PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat merupakan tanaman sayuran yang penting. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin A dan C dalam tomat yang cukup besar. Selain itu, tomat juga mengandung kandungan gizi lain yaitu karbohidrat, protein, lemak dan kalori yang juga bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan. Tak heran jika tomat menjadi suatu komoditas multiguna yang berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan.
Dalam mengkonsumsi buah tomat, tentu kita juga akan memilih-milih, buah tomat mana yang berkualitas baik dan layak untuk dikonsumsi. Berbagai bentuk proses penanaman tomat, penting untuk diperhatikan. Mulai dari syarat tumbuh, bentuk pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, penanggulangan hama penyakit serta segala bentuk proses pada masa panen dan pasca panen.
Sedikitpun bentuk pengolahan tanaman tomat yang kurang tepat, akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan. Misalnya pembusukan buah karena hama penyakit atau kelembaban tanah yang terlau basah. Karenanya, perlu penangangan secara serius untuk pencegahan ataupun penanggulangannya. Seperti melakukan pemupukan secara teratur dan tidak berlebihan dan atau irigasi yang cukup agar tidak terjadi pembusukan atau bahkan kekeringan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh akan baik.
Alasan pemilihan judul tersebut karena tomat merupakan salah satu buah dengan multi guna yang layak diangkat namanya untuk dijadikan komoditas besar. 2
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana syarat tumbuh tanaman tomat agar menghasilkan produk yang baik ? b. Bagaimana bentuk pencegahan yang tepat terhadap hama penyakit ? c. Jenis apa sajakah hama penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat ? d. Bagaiamana bentuk penanggulangan yang tepat untuk pemberantasan hama penyakit ?
1.3 Tujuan a. untuk mengetahui syarat tumbuh yang cocok untuk tanaman tomat b. untuk mengetahui bentuk pencegahan terhadap hama penyakit c. untuk mengetahui jenis hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman tomat d. untuk mengetahui bagaimana bentuk penganggulangan yang tepat untuk masalah hama dan panyakit
1.4 Manfaat a. mahasiswa dapat mengetahui syarat tumbuh tanaman tomat yang baik b. mahasiswa dapat mengetahui bentuk pencegahan terserangnya tanaman oleh hama penyakit c. mahasiswa dapat mengetahui jenis hama dan penyakit apa saja yang biasa menyerang tanaman tomat d. mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana bentuk pengendalian hama dan penyakit yang telah meyerang tanaman
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Umum Tomat ( lycopersicon esculatum Mill ) Tanaman tomat merupakan tanaman dengan klasifikasi umum sebagai berikut ; Divisi : Spermatopyta Subdivisi : Anglospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Marga : Lycopersicon
2.2 Syarat Tumbuh yang Baik 1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian. 2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. 3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. 4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda. 5. Media tanam, di segala jenis tanah. Terutama banyak mengandung bahan organik serta unsur hara, dengan pH berkisar antara 5,5-7,0.
6. Ketinggian Tempat. Tomat dapat tumbuh diberbagai tempat, baik dataran tinggi ataupun dataran rendah, sesuai dengan jenisnya.
4
2.3 ANALISA SURVEY DI DESA PANDANREJO, KEC. WAGIR NARASUMBER : PAK MISDIANTO 2.3.1 Cara Tanam Menurut responden kami, penanaman tanaman tomat, diawali dengan pemberian pupuk dasar, yaitu dengan NPK ( menyuburkan dan menguatkan tanaman serta membantu pembuahan ) yang di campur dengan Petroganik (prod. Petro Kimia Gersik) atau Ze-Organik (prod.Kalimantan Timur), yang kemudian dipadukan dengan tanah, lalu ditutupi plastik. Penggunaannya bertujuan agar pupuk tidak menguap dan gulma tidak bisa tumbuh. Kemudian baru diberi lubang dan siap untuk dilakukan penanaman.
2.3.2 Pemupukan Menurut bapak Misdianto, untuk pemupukannya dilakukan sendiri, dengan menggunakan campuran bahan organik dan pupuk tradisional yang diolah dengan pekerjanya sendiri.
a. Pembuatan pupuk Organik Dengan mencampurkan air 200 lt bersama 1 lt pupuk organik Bakteri Pengurai Bahan Organik Pupuk Hayati merk “ Semanggi”, kemudian ditambahkan pupuk kandang 1 ton dan dicampur aduk, setelah itu ditutup sembari dibiarkan sampai 21 hari, kemudian siap untuk ditaburkan. Fungsi pupuk organik buatan ini untuk membunuh bibit penyakit dan hama, serta dapat digunakan sebagai pupuk untuk semua jenis tanaman.
b. Pembuatan pupuk tradisional Selain menggunakan obat kimia, mencegah dan menanggulangi hama penyakit pada tanaman tomat juga dapat dilakukan dengan mencampurkan akar tanaman tuba 5
dengan tanaman pahit-pahitan seperti daun papaya, temu ireng, butro wali dll, lalu dicampur juga dengan daun cabai, untuk kemudian ditumbuk dan dijadikan satu. Demikian pupuk siap untuk disemaikan. Pemberian pupuk tradisional ini sebetulnya merupakan yang paling alami dengan
tidak merusak tanaman, tidak memberikan kandungan
racun serta tidak
menimbulkan efek samping bagi tanaman atau organisme lain. Tetapi, penggunaanya dianggap kurang manjur dan lebih membutuhkan ketelatenan khusus serta memerlukan banyak tenaga, jadi dianggap kurang efektif dan efisien.
2.3.3 Hama Penyakit dan Penaggulangannya Berdasarkan hasil survey di lapangan, jenis hama penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat di tempat itu, adalah :
a. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hubner) Mengapa dinamakan ulat tanah ? karena memang bersembunyi di antara celah tanah. Ulat tanah termasuk golongan ngengat dengan tubuh berwarna cokelat tua dan bergaris-garis cokelat pada kedua sisi dan bagian depan berwarna abu-abu. Ulat ini, menyerang dengan meletakkan larva telurnya terlebih dahulu di permukaan daun. Larva ulat itu akan bersembunyi pada siang hari dan akan aktif pada malam harinya. Selama beristirahat siang itulah mereka bersembunyi di permukaan tanah sekitar batang tanaman. Ulat itu akan menyerang pangkal batang hingga terpotong dan roboh. Cara pengendalian : Memberantas dengan cara manual (membunuh satu-persatu) Menggunaan insektisida seperti Furadan 3G yang disemaikan di sekitar pangkal batang Pemanfaatan musuh alami (predator, parasitoid, pathogen)
6
b. Ulat grayak (Spodoptera litura) Selain ulat tanah yang biasa menyerang tanaman tomat, juga ada ulat grayak. Ulat ini akan menyerang daun hingga daun akan bolong-bolong bahkan akan tinggal tulang daunnya saja. Tetapi ulat ini tidak hanya menyerang daun, ia juga bisa menyerang buah hingga buah akan terlihat berongga jika dibelah. Ulat ini menyerang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ulat yang masih kecil akan merusak daun dengan hanya meninggalkan sisa – sisa epidermis bagian atas hingga tinggal tulang – tulang daunnya saja. Sedangkan untuk ulat yang sudah dewasa tidak hanya menyerang daunnya saja, tetapi juga menyerang buah. Gejala buah yang telah terserang ulat grayak ini, yaitu adanya banyak lubang yang tidak beraturan pada buah, sehingga tanaman tomat akan gundul dan mengalami pembusukan. Cara pengendaliannya : Menggunakan cara mekanik yaitu dengan mengumpulkan telur-telur ulat dan langsung membunuhnya Memasang perangkap ngengat Menggunakan bahan kimia, melalui penyemprotan pestisida, dll. Tetapi usahakan untuk meminimalisir penggunaan obat kimia, karena selain masih ada obat tradisional yang tidak berbahaya, tanaman tomat juga tidak akan mengandung bahan berbahaya akibat obat pengendali hama.
c. Ulat buah (Heliotis armigera) Awalnya, ulat ini akan menyerang buah tomat dengan melubanginya lalu masuk ke dalam buah tomat yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Buah tomat akan berlubang kemudian akan membusuk dan jatuh berguguran ke tanah. Cara mengendalikannya : Memusnahkan langsung buah tomat yang telah terserang ulat, dengan memanfaatkan aksi pathogen anti ulat
7
Melakukan penyemprotan insektisida seperti Azodrin 15 WSC, Diazinon dll yang dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam buah tomat. d. Penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum) Penyakit layu fusarium ini terjadi pada daun-daun yang tua dan terus menyebar ke daun muda hingga menyebabkan daun muda menguning, yang diawali dari daun bagian bawah dekat pangkal batang. Gejala pertama memucatnya tulangtulang daun kemudian tangkainya mulai merunduk dan akhirnya tanaman akan menjadi layu secara keseluruhan. Terkadang kelayuan tersebut didahului menguningnya daun dan tanaman mengalami pertumbuhan yang kurang optimal serta kerdil. Hal ini disebabkan karena pathogen menyerang akar terutama melalui luka-luka lalu menetap dan berkembang di berkas pembuluh, akibatnya pengangkutan air dan hara tanah menjadi terhambat. Pada akhirnya, akar tanaman akan rusak dan busuk, sampai menjadi layu dan kemudian mati. Tetapi pembusukannya tidak mengeluarkan lendir, berbeda dengan tanaman jika terserang penyakit layu bakteri. Cara mengendalikannya, yaitu dengan : Penanaman varietas tomat yang resisten (tahan terhadap hama dan penyakit), Penggunakan mulsa PHP yang terbuat dari plastik untuk menaikkan suhu agar penyakit fusarium mati, menanam di tanah yang bebas nematode Tidak menanam di tanah bekas tanaman yang telah terserang penyakit layu fusarium, dan segera mencabut tanaman yang telah terserang.
e. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) Salah satu hambatan terbesar petani tomat, yaitu penyakit layu bakteri. Penyakit layu ini akibat serangan pathogen berjenis Pseudomonas solanacearum, yang menyerang xilem sehingga tanaman akan mengalami kelayuan seperti kekurangan air. Diawali dengan menguningnya daun tua dan layunya daun muda. Bakteri ini dapat terangkut oleh air, media tanam (tanah) bahkan melalui peralatan serta bibit yang digunakan dalam proses penanamannya. Berdasarkan pengamatan 8
dan literatur yang didapat, bakteri ini akan berkembang lebih baik di tanah yang suhunya agak tinggi, diwaktu banyak hujan. Aktivitas bakteri ini tidak hanya menyerang xilem, tetapi juga dapat menginfeksi bagian tanaman yang utuh di dalam tanah, misalnya akar. Umumnya, penyakit ini menyerang tanaman saat tanaman berumur 6 minggu. jika diamati, akan tampak benag-benang halus berwarna putih yang keluar dari potongan batang tanaman yang di celupkan ke dalam air jernih. Cara mengendalikannya, dengan : Membersihkan gulma di sekitar tanaman Penggunakan tanaman bervarietas unggul yang tahan serangan bakteri Penggunaan bakterisida yang tepat dan sesuai kebutuhan Pembuatan saluran drainase yang baik untuk mengontrol kelembaban media tanam dan proses aerasi yang ideal untuk menjaga kebutuhan suhu tanaman Pengendalian ini sangat penting dilakukan, sebagai bentuk antisipasi dan penanggulangan penyakit layu bakteri.
f. Penyakit busuk buah (Erwinia carotovora) Buah yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan, berair dan terdapat butir-butir cairan disertai bebau tidak sedap. Penyakit ini bisa disebabkan karena bakteri pathogen menyerang buah tomat saat berada dalam wadah yang terlalu lembab dengan temperatur yang terlalu tinggi atau karena ikim dan musim yang tidak sesuai. Menurut interview di lapangan, buah tomat sangat cocok jika ditanam dimusim kemarau, karena jika pada musim penghujan kapasitas air yang tersedia terlalu banyak dan menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi. Akibatnya tanaman akan membusuk. Cara mengendalikannya yaitu dengan:
Penyimpanan di tempat berventilasi cukup
Penanamam di musim yang tepat, yaitu kemarau
Hasil panen dicuci dengan air klorin 7,5 %
Menjaga kebersihan kebun dari sisa tanaman yang sakit 9
Menjaga kelembaban tanah agar tidak terlalu tinggi dengan pengaturan jarak tanam.
g. Penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) Pembusukan tidak hanya terjadi pada buah, daun juga bisa menjadi sasaran. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara yang terlalu tinggi dan pathogen pun siap menyerang. Diawali dengan timbulnya bercak hitam kecoklatan pada anak daun, tangkai, atau batang kemudian akan terus menjalar hingga keseluruh bagian daun. Akibatnya, daun menjadi agak basah dan lunak sampai membusuk. Cara mengendalikannya, yaitu :
Penggunakan
fungisida
seperti
Clorotaloni,
Acylalamine,
Propamocarb, Oxadityl atau dengan obat kimia lain seperti teleser, dithane,flora dll
Penggunaan varietas yang lebih unggul, tahan hama penyakit
Pemusnahan tanaman yang terserang penyakit
Pemilihan waktu tanam
Pergiliran tanaman (rotasi tanaman)
2.3.4 Penggunaan Obat Kimia Berdasarkan pengamatan secara langsug di lapangan dengan keterangan dari narasumber, terdapat beberapa jenis obat kimia yang digunakan untuk mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada tanaman tomat, diantaranya :
a. Teleser dan Dithane , yang digunakan pada pohon tanaman tomat yang masih kecil b. Flora , diberikan pada tanaman saat akan berbunga c. Agristik , diberikan saat tanaman telah mulai berbuah d. Dan Furadan sebagai pencegah hama
10
Meskipun menggunakan bahan kimia sebagai pemberantas hama dan penyakit, tetapi penggunaannya perlu diimbangi dengan penggunaan bahan organik. Berdasarkan keterangan narasumber, salah satu pupuk organik yang digunakan yaitu Bakteri Pengurai Bahan Organik Pupuk Hayati Cap “Semanggi”, dengan komposisi sebagai berikut :
a. Bacillus Spp b. Trichoderma Sp untuk penyakit layu pada tanaman horti, misalnya cabe, tomat dll.
Dengan petunjuk penggunaan sebagai berikut : a. Untuk cara pembuatan kompos :
Mencampur 5-10 ml Bakteri Semanggi dengan 1 lt air
Menunggu pengaktifan bakteri 2-3 jam sebelum digunakan.
Menyiapkan bahan organik sebanyak 1000 kg diperlukan Bakteri Semanggi sebanyak 1 lt.
Menguraikan campuran bahan organic dan Bakteri Semanggi kurang lebih 21 hari
Melakukan pembalikan bahan organik yang telah diaplikasi bakteri Semanggi setiap 7 hari sekali.
b. Untuk mencegah penyakit layu pada tanaman hortikultura,
Mencampurkan 5-10 ml bakteri Semanggi dengan 1 lt air
Kocorkan larutan pada pangkal batang tanaman sebanyak kurang lebih 250 ml
Kemudian terus ulangi penggunaannya sebanyak 7-10 hari sekali.
2.4 Pemberian Pupuk Berimbang Menurut responden, telah ada penyuluhan tentang penggunaan pupuk berimbang yang akan diterapkan pada penanaman dan pemupukan sebagai inovasi baru untuk meminimalisir terserangnya tanaman oleh hama dan penyakit, dari Dinas Pertanian setempat. Berikut prosedurnya : 11
2.4.1 Pengolahan Tanah dan Pembibitan Pengolahan
tanah
dilakukan
dengan
menggunakan
cangkul
untuk
menghancurkan bongkahan tanah. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1,2 m, tinggi 20 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm dan panjang disesuaikan dengan petakan. Kemudian pembibitannya dilakukan 25 hari sebelum tanam dengan media pupuk kandang yang dicampur dengan PHONSKA dan diletakkan dalam pottray semacam pot kecil. Benih yang telah diperam selama 24 jam ditanam di media dan diletakkan di gobawah naungan. Naungan dibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi terhadap suhu di luar.
2.4.2 Penanaman dan Pemupukan Membuat bedengan yang kemudian diberi pupuk dasar dengan dicampur 17 kg Petrofur 3G (pupuk Organik yang terbuat dari kapur yang sudah tidak aktif lagi dicampur dengan tanah dan dimasukkan ke dalam polybag) dan disebar disekitar lubang tanam, kemudian ditutup dengan MPHP. Untuk mulsa dilubangi dengan jarak tanam 40 x 80 cm dan diameter 10 cm. Pada saat tanam, bibit dilepas dari kantung plastic. Untuk dosis pupuk, yaitu 2000 kg petroganik, 720 kg PHONSKA dan 180 kg ZA per Ha. Bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dilarutkan atau ditugal. Proses ini dilakukan selain untuk menyuburkan tanaman, juga berfungsi untuk mencegah dan menanggulangi terserangnya tanaman oleh hama dan penyakit, sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan hasil yang optimal.
2.4.3 Pemeliharaan Untuk proses pemeliharaannya, dilakukan : a. Penyinaran yang dilakukan selama 2 hari sekali b. Penyiangan yang dilakukan 2 kali sebelum pemupukan susulan c. Bedengan diusahakan harus selalu bersih dari gulma 12
d. Pengikatan ajir agar tanaman tidak rebah e. Kemudian pertahankan 4-5 buah pertandannya
Untuk proses pemanenan, dilakukan ketika tomat telah berwarna merah dengan dibawa ke tempat teduh yang berventilasi baik dan lakukan pemanenan 4-5 hari sekali.
13
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Setiap tanaman tidak luput dari serangan hama penyakit, karena itu perlu bentuk pencegahan. Dan kalaupun sudah terserang, maka yang kita perlukan adalah bentuk penanganan atau pengobatan. Bentuk pencegahan bisa dilakukan dengan cara penggunaan pupuk pada media tanam yang selain menyuburkan tanaman juga berfungsi sebagai anti hama dan penyakit. Untuk bentuk pengendaliannya, bisa menggunakan obat kimia atau obat tradisional. Beberapa contoh obat kimia yang sering digunakan untuk tanaman khususnya tomat, yaitu teleser, dithane, flora, furadan, dan agristik. Tetapi penggunaan obat kimia pasti memberikan efek samping. Sedangkan untuk penggunaan obat tradisional, bisa menggunakan tanaman akar-akaran dicampur dengan tanaman pahit dan cabe. Cara ini memang paling alami, tidak menimbulkan efek samping bagi tanaman ataupun manusia yang mengkonsumsinya, tetapi penggunaannya dianggap kurang efektif karena memakan waktu yang lama dan banyak tenaga.
3.2 SARAN Kepada pengelola, khususnya untuk para petani agar bisa meminimalisir penggunaan obat kimia sebagai pengendali hama penyakit. Lebih baik menggunakan obat buatan tradisional yang lebih alami, meskipun memang membutuhkan ketelatenan yang lebih serta membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Tetapi perlu disadari manfaatnya yang tanpa menimbulkan efek samping. Untuk proses pengolahan media tanam serta penanamannya, perlu dilakukan sesuai prosedur yang baik dan tentu memerhatikan kecocokan iklim dan musim dengan pertumbuhan tanamannya. Seperti penanaman pada saat musim hujan, buah yang dihasilkan tidak akan baik, karena hal itu juga dipengaruhi oleh tingkat kadar air yang berlebihan. 14
LAMPIRAN
gb. Pupuk Organik cap Semanggi
gb. Tomat yang berongga akibat ulat grayak
Gb. Tomat yang terserang penyakit busuk buah karena serangan pathogen dan kadar air yang berlebihan di musim penghujan. 15
Gb. Tanaman tomat yang mengalami penyakit layu fusarium, akibatnya tanaman layu seperti kekurangan air tetapi tidak mengeluarkan lendir.
Gb. Tanaman tomat yang rebah akibat
gb. Penggunaan ajir sebagai penopang
serangan ulat tanah
16
Gb. Dua jenis pupuk yang di gunakan sebagai bahan campuran pupuk dasar NPK yang diberikan pada media tanam sebelum melakukan proses penanaman.
gb. Pupuk organik (kiri) dan obat kimia Furadan (kanan) sebagai pencegah hama dan penyakit.
Gb. Obat kimia “flora”yang digunakan untuk mengendalikan hama saat tanaman tomat berbunga.
gb.buah tomat yang tidak terserang hama namun tampak tidak segar karena akan Musim yang kurang cocok.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://layu%20bakteri.htm
18