Mahasiswa Komunikasi Siswa SD Mendongeng
Ajak
UNAIR NEWS – Salah satu cara untuk membangkitkan imajinasi seorang anak adalah dengan membacakan dongeng. Dengan dongeng, anak diajak untuk menikmati gambar-gambar dan gerakan lucu, mendengarkan pengisi suara yang menirukan karakter suara si tokoh, tertawa, dan mendapat amanah dari cerita yang disampaikan. Hari Ulang Tahun ke-28 Departemen Komunikasi (HUTKOM), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, memiliki banyak rangkaian acara. Salah satu rangkaian acara yang melibatkan partisipasi masyarakat, dalam hal ini adalah pelajar sekolah dasar, ialah Communication Social Responsibility atau Commcar. Pelaksanaan Commcar tahun ini mengusung tema ‘Berbagi Ilmu melalui Dongeng untuk Anak Negeri’. “Dalam acara ini, kami selaku panitia menyajikan tiga dongeng kepada anak-anak SD. Dari dongeng yang kami tampilkan, kami berharap nantinya mereka bisa membuat dongeng sendiri. Kami juga akan ajarkan kepada mereka caranya membuat dongeng,” tutur Dwinita Ayuni Larasati, penanggung jawab acara Commcar. Dalam rentang waktu satu pekan, pelaksanaan Commcar diadakan di dua sekolah dasar di Surabaya. Kedua sekolah dasar yang beruntung itu adalah SD Al Falah pada tanggal 15 dan 24 Maret 2016, serta Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 pada tanggal 18 dan 24 Maret 2016. Mereka menyasar pelajar kelas V SD sebagai target pembelajaran dongeng. Rencananya, tim Commcar akan mementaskan tiga dongeng di masing-masing sekolah. Untuk mementaskan itu, mereka berlatih secara rutin, mulai hafalan naskah hingga olah vokal. Saat ini mereka juga tengah mempersiapkan properti yang akan mereka
gunakan saat pentas di hadapan murid-murid sekolah dasar. Bahkan, demi memberikan hasil yang maksimal, mereka juga dilatih oleh komunitas Future Leader for Anti-Corruption (FLAC) Indonesia. Nantinya, panitia akan menerbitkan dua buku dongeng yang telah ditulis sendiri oleh pelajar di dua SD yang telah mendapatkan pelatihan. “Karya mereka akan dikumpulkan, di-scan, dan kami upload. Agar karya mereka bisa dinikmati oleh anak-anak Indonesia. Jadi, anak-anak tak hanya mengenal dongeng Cinderella saja. Kita juga kepengin membawakan karya anak-anak dari Surabaya. Ini lho dongengnya anak SD Al Falah dan Muhammadiyah. Dongeng juga bisa diunduh secara gratis,” tutur Atikah Ayu Taqiyyah selaku panitia acara Commcar. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Rio F. Rachman
Mahasiswa FK UNAIR Kunjungi IPAM PDAM Surabaya UNAIR NEWS – Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karangpilang PDAM “Surya Sembada” Kota Surabaya, belum lama ini menerima kunjungan 56 mahasiswa Tingkat Dokter Muda-2 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Mereka datang langsung ke IPAM Karangpilang 2 di Jl. Karangpilang itu, Rabu 20 Januari lalu. Atika, M.Si., S.Si., dari Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Pencegahan (IKM-KP) FK UNAIR, sebagai pembimbing mahasiswa, ketika dihubungi UNAIR NEWS, Senin (15/2), membenarkan bahwa kunjungan tersebut rutin dilakukan sebagai bagian dari para Dokter Muda II (mahasiswa semester 10-11) yang melakukan kepaniteraan di IKM-KP. Kepaniteraan itu sendiri dilakukan selama delapan minggu. Tujuannya untuk membekali calon-calon dokter ini melihat sesuatu yang berhubungan dengan penyakit yang disebabkan oleh air. ”Jadi mereka harus tahu bagaimana syarat kimia air bersih dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air yang kurang layak. Karena itu mahasiswa juga diperkenalkan mulai dari pengambil bahan baku air, proses pengolahan, pemberian kimiawinya di laboratorium, hingga sampai air tersebut siap didistribusikan ke masyarakat,” kata Atika. Prafa Alif Rahman, ketua kelompok mahasiswa FK UNAIR yang berkunjung ke IPAM tersebut juga membenarkan bahwa waktu itu ia dan kawan-kawannya diterima langsung di ruang CCP IPAM Karangpilang 2 oleh Agus Eko Setiyono, Supervisor Produksi
Karangpilang 2. Bagi mahasiswa, kata Prafa, ilmu tentang pengolahan air minum ini merupakan pengetahuan baru baginya dan teman-temannya. Jadi selain untuk bekal terjun ke masyarakat juga agar bisa menjelaskan kepada mereka tentang standar mutu air yang di proses oleh PDAM Kota Surabaya ini. Agus Eko Setiyono, Supervisor Produksi Karangpilang 2, saat itu menjelaskan tentang proses pengolahan air di IPAM Karangpilang 2. Sementara Agus Salim, Supervisor Laboratorium Karangpilang menjelaskan tentang proses pembubuhan bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air. Setelah menerima penjelasan tentang proses pengolahan dan pembuhan bahan kimia, mahasiswa calon dokter di FK UNAIR itu diarahkan melihat proses pengolahan air secara langsung yang dipandu oleh Didik Hardinanto, Supervisor Produksi Karangpilang 1. Hasil dari kunjungan ini dipakai sebagai bahan diskusi di kampus. (*) Penulis: Bambang Bes
Blusukan ke Rumah-Rumah Warga, Mahasiswa UNAIR Ikut Tekan Penyebaran DBD UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) PDD UNAIR Banyuwangi, berlanjut. Setelah diawali pada 11 Februari lalu, kemudian pekan lalu (2/3) melaksanakan edukasi pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan
Boyolangu, Kec. Giri, Kab. Banyuwangi, Minggu (6/3) kemarin, puncaknya dengan “blusukan” mengidentifikasi jentik ke rumahrumah warga, sekaligus memberikan edukasi dengan pendekatan komunikasi interpersonal di wilayah yang sama. Sasarannya adalah bak mandi, jamban-jamban keluarga, dsb. Mengapa harus dilaksanakan identifikasi terhadap jentik? Menurut Syifa, staf pengajar FKM UNAIR Banyuwangi, dengan fogging saja tidak akan menyelesaikan masalah Demam Berdarah Dengue (DBD), sebab asap hasil fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedang jentik-jentik yang tumbuh di tempat-tempat air tetap hidup dan akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa, dan nyamuk ini membawa virus dengue dari kecil. ”Jadi
kalau
mau
memberantas
demam
berdarah
harus
dari
sarangnya dan jentik-jentiknya,” ujar Syifa. Seperti diketahui, DBD adalah salah satu wabah penyakit yang harus diwaspadai saat ini. Penyakit yang disebabkan virus dengue dan dibawa/ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (AE) ini, bila terlambat tertangani bisa berpotensi menyebabkan kematian. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tahun 2015 lalu DBD di Banyuwangi dinyatakan berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa), yakni mencapai 154 kasus hanya dalam kurun waktu Januari hingga Februari dan menimbulkan korban jiwa. Wabah ini harus diwaspadai saat awal musim penghujan dan akhir musim penghujan, saat-saat terdapat genangan air yang tidak tersiram oleh air hujan lagi dan menjadi tempat strategis berkembang-biaknya nyamuk AE. Karena itu dalam sosialisasi kemarin, warga diminta mewaspadai tempat-tempat genangan air seperti, bak mandi, selokan yang mampat, dan barang bekas yang berpotensi menampung air dan sifatnya terbuka. Koordinator pengmas FKM UNAIR Banyuwangi, Azis, berharap kegiatan ini dapat menekan kejadian kasus DBD yang secara epidemiologis diprediksi akan mengalami lonjakan pada April mendatang.
”Kami sangat senang bisa menerapkan ilmu yang telah kami pelajari, dan semoga dapat bermanfaat sebagai salah satu langkah preventif dalam memutus daur hidup nyamuk AE, apapun spesiesnya. Saya juga berharap kegiatan ini tidak putus sampai hari ini saja, tetapi terus dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Azis. Pengendalian berbasis pencegahan yang langsung oleh masyarakat, dinilai cara paling efisien dan sangat mudah dilakukan. Masyarakat hanya perlu melakukan pola hidup bersih dan sehat, termasuk melakukan 4N (Ngubur, Nguras, Nutup dan Ngawasi – dari gigitan nyamuk) atau juga dikenal dengan istilah 3M plus (Mengubur, Menguras, Menutup dan Hindari gigitan nyamuk). Kepada masyarakat juga diminta untuk menebarkan bubuk larvasida atau bubuk abate pada bak mandi, dan melakukan pengawasan pada anak-anak yang sangat rawan terjangkit penyakit ini. (*) Penulis : Ahmad Zakky Multazam Editor : Bambang ES
PPJPI UNAIR Genjot Publikasi Jurnal Bereputasi Internasional UNAIR NEWS – Penelitian yang terpublikasi pada jurnal bereputasi adalah bagian dari membangun reputasi akademik perguruan tinggi kelas dunia. Inilah yang mendorong Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) Universitas Airlangga untuk terus memberikan bimbingan kepada para pengelola jurnal tiap fakultas di lingkungan UNAIR.
“UNAIR kan punya target pada 2019 harus masuk peringkat 500 besar kampus di dunia, dan salah satu faktor yang dilihat adalah publikasi jurnal ilmiahnya,” ujar Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes, selaku Ketua PPJPI UNAIR. Menurut drg. Yanti, sapaan akrabnya, untuk mempercepat publikasi internasional, PPJPI UNAIR memberikan rangkaian pelatihan kepada para pengelola jurnal supaya dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Sebagian program PPJPI UNAIR telah dilaksanakan pada Maret hingga April, meliputi lokakarya pembuatan Digital Object Identifier dan metadata artikel pada Kamis (3/3), workshop manajemen jurnal pada Sabtu, (19/3), pelatihan layout sebuah artikel pada tanggal 19-22 April, dan pencegahan plagiarism pada Jumat, (29/4). Program tersebut merupakan program rutin dari PPJPI, bagi jurnal yang memang berpotensi untuk diterbitkan akan mendapatkan bimbingan langsung oleh PPJPI. “Itu adalah program rutin kami secara umum. Semua pengelola jurnal kita undang. Nanti untuk jurnal yang sudah terakreditasi dan mau reakreditasi, dia akan dapat treatment khusus salah satunya adalah pendampingan secara khusus,” terang drg. Yanti. Publikasi jurnal internasional menuntut kerja keras dari para pengelola untuk terus memperbaiki kualitas jurnal. Staf pengajar pada program studi Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, berharap, percepatan publikasi artikel ilmiah ke jurnal internasional harus diprioritaskan. Pasalnya, pimpinan UNAIR menargetkan 307 artikel terindeks internasional. “Perjalanan kita sudah hampir separuhnya, tapi artikel kita yang terindeks Scopus (lembaga pengindeks internasional –red) masih di angka 53. Kita sangat mengharapkan dukungan dari sivitas akademika,” terangnya. (*) Penulis : Dilan Salsabila
Editor : Defrina Sukma S.
Guru Miliki Tanggung Jawab Beri Bekal Siswanya Yang Lulus Sekolah UNAIR NEWS – Guru, selain memiliki kewajiban mengajar, pahlawan tanpa tanda jasa ini juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan bekal kepada siswa-siswinya seusai lulus sekolah. Hal inilah yang tengah dilakukan oleh guru dari SMAN 2 Nganjuk. Dengan berkunjung ke UNAIR, rombongan dari kota angin yang terdiri dari 95 siswa dan 5 guru pendamping ini ingin menggali informasi mengenai jalur masuk dan kehidupan kampus pada perguruan tinggi bonafit di Jawa Timur ini. Kunjungan mereka diterima langsung oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH), di Aula Student Center, Kampus C UNAIR. Para siswa dan guru mendapatkan materi dan informasi mengenai UNAIR, berbagai program studi yang ditawarkan, sekaligus cara yang dapat ditempuh untuk masuk UNAIR. Materi disampaikan langsung oleh Djoko Adi Prasetyo, drs., M.Si, dari Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR, serta Dr. Eduardus Bimo Aksono H, drh., Mkes, selaku sekretaris PIH UNAIR. “Setiap tahun kami kunjungan ke sini. Biar tahu kampus UNAIR. Saya berharap anak-anak bisa lebih mengetahui wawasan yang dalam tentang SNMPTN, khususnya untuk masuk ke UNAIR. Sehingga anak-anak tidak bingung memilih universitas serta program studi,” ujar Drs. W. D. Ari Widjanarko, M.Pd, pendamping dari SMAN 2 Nganjuk. Dengan diadakannya kunjungan ini, Bambang Pranoto selaku
pendamping yang lain berharap para siswa untuk melanjutkan tahun yang lalu sebanyak melanjutkan studi di UNAIR. Bambang berharap jumlah anak banyak lagi.
kunjungan ini dapat memotivasi studi di UNAIR. Menurutnya, 2 39 siswa didiknya berhasil Dengan diadakan kunjungan ini didiknya yang diterima semakin
Selain itu, dengan kunjungan ini Bambang berharap kerjasama antara UNAIR dengan SMAN 2 Nganjuk semakin erat. “Selain untuk memotivasi, harapannya kami dapat menjalin kerjasama mengenai kemungkinan pembinaan mengenai olimpiade,” kata Bambang. Ari Samudra Pribadi selaku ketua OSIS SMAN 2 Nganjuk yang mengikuti kunjungan, memiliki harapan untuk bisa diterima di UNAIR. “Saya ingin masuk UNAIR, mengambil program studi Manajemen. Saya ingin menjadi orang yang sukses di bidang manajemen,” tutur siswa yang beberapa kali mengikuti lomba bidang Manajemen. SMAN 2 Nganjuk merupakan salah satu SMA favorit di Nganjuk. Maka tak heran, banyak dari siswa-siswinya yang kerap menjuarai lomba yang diadakan berbagai perguruan Tinggi, baik di tingkat Jawa Timur maupun nasional. Tahun ini pula, SMAN 2 Nganjuk juga telah melaksakana ujian nasional berbasis komputer atau yang biasa disebut computer based test. “Saya ingin mengambil D3 Perpajakan, karena saya tertarik dengan ilmu pajak. Saya memiliki cita-cita ingin bekerja yang ada hubungannya dengan perpajakan,” kata Wilia Widianti, salah satu murid berpretasi SMAN 2 Nganjuk. Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan
Mari Berhijrah dengan Serangkaian Kegiatan ’Ramadhan Mubarak Airlangga’ UNAIR NEWS – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinantinantikan oleh umat Islam dalam setiap tahunnya. Di bulan ini akan banyak dijumpai kegiatan yang beraroma keagamaan guna meningkatkan iman dan taqwa. Untuk itu, Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Universitas Airlangga atau jamaah Masjid Nuruzzaman juga siap menghadirkan nuansa religius di bulan penuh berkah ini. Tiap tahun UKMKI UNAIR memiliki kegiatan “Ramadhan Mubarak Airlangga” (RMA) yang tahun ini mengangkat tema “My Hijrah My Adventure.” “Kami mengangkat tema My Hijrah My Adventure itu untuk menumbuhkan semangat perbaikan diri menuju pribadi yang lebih baik,” kata Ahmad Mubarok, ketua UKMKI UNAIR. Kegiatan RMA itu dimulai sejak 4 Juni 2016 yang ditandai dengan Grand Opening dengan menghadirkan pembicara yang luar biasa, diantaranya adalah Prof. Dr. Moh Nasih, Rektor UNAIR. Dalam kegiatan RMA, akan ada kajian secara rutin dengan nama Insan (Inspirasi Sore Ramadhan), tempaynya di Masjid Nuruzzaman, Kampus B UNAIR. Sedangkan topik kajian disesuaikan dengan fakultas yang mengisinya. “Jika pematerinya dari FST maka akan mengangkat topik Peran Iptek dalam Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin. Jika pematerinya dari FISIP akan mengangkat topik Wajah Gerakan Islam dalam Perpolitikan Kampus di Indonesia,” kata Mubarok, seraya menambahkan bahwa selain ada kajian rutin, di akhir pekan juga akan ada kajian momentum Mutiara Special yang akan
hadir lebih awal. Pada minggu ketiga bulan Juni, akan diadakan “Gerakan Subuh Berjamaah Nasional” untuk memperkuat pilar kebangkitan umat Islam yang dilanjutkan dengan kajian Subuh. Dalam hal ini UKMKI juga bekerja sama dengan takmir Masjid Nuruzzaman untuk menerima infaq dan zakat pada bulan Ramadhan. Selain itu pada ramadhan kali ini, RMA juga melakukan wakaf Alqur’an Braille dengan mengumpulkan donasi dalam bentuk voucher. Rangkaian kegiatan RMA ini akan berakhir pada tanggal 24 Juni 2016 dengan kegiatan buka puasa bersama anak yatim. (*) Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : BE Santosa
Mental Dental Entrepreneur Diperlukan Untuk Bersaing di Zaman Penuh Tantangan UNAIR NEWS – Program pelatihan bertajuk Revolusi Mental Dental Entrepreneurship digelar oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR Rabu (3/2). Para mahasiswa memadati ruang kuliah A dengan antusias. Tiga narasumber berbagi pengalaman dan pandangan terkait pentingnya revolusi dan transformasi mental. Mereka adalah Dekan FKG Dr. R. Darmawan Setijanto, drg, M. Kes, Ir. Misbahul Huda, MBA, dan Didik Madani, S. Sos., M.Med.Kom. Secara umum, mereka menggarisbawahi, tantangan di masa depan pasti lebih beragam. Maka itu, perlu kreatifitas dalam
menyongsong era baru tersebut. Darmawan berbicara tentang Best Practicess for Dental Entrepreneur. Dia mengutarakan, para dokter gigi tidak cukup hanya buka praktek di garasi atau klinik. Perlu kreatifitas untuk membuat usaha menjadi lebih luas dan berjaringan kuat. Kemampuan membaca peluang merupakan sebuah keniscayaan. Harus ada perubahan perspektif. Dengan demikian, wawasan akan lebih luas. “Kuncinya, integritas, entrepreneur,” kata dia.
profesionalisme,
dan
jiwa
Misbahul Huda membagi pengalamannya terkait spiritual. Topik yang dia bawakan adalah Entrepreneurship Berbasis Spiritual. Dia mengatakan, spiritualitas adalah aspek yang tidak bisa ditawar. Seseorang boleh kaya secara mental, matang secara emosional, namun bila spiritualnya kosong, kehidupan bakal sia-sia. Kecemasan akan terus merongrong dalam setiap langkah. “Kedekatan dengan Tuhan akan menguatkan kita untuk optimis dalam persaingan di masa datang. Ingat, di masa MEA, tukang setrika saja bisa datang dari luar negeri. Apalagi, dokter gigi,” ungkap lelaki yang sukses menjadi direktur di sejumlah usaha percetakan dengan skala nasional tersebut. Di sisi lain, dia mengingatkan tentang keharusan untuk introspeksi diri. Seseorang harus bertanya pada diri sendiri, apakah yang dilakukan selama ini bermanfaat atau tidak. Kalau sudah bermanfaat, harus bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia. Yang terpenting, jangan pernah membatasi diri. Sebab, manusia tercipta unlimited. Jangan ada mental-block. “Pintar dan kaya itu wajib. Sukses itu mandiri di usia dini. Semua mahasiswa memiliki potensi luar biasa. Kreatifitas bisa digali,” papar dia. Pembicara terakhir dalam kesempatan itu adalah Didik Madani.
Dia bercerita tentang Atractive Self for Dental. Secara prinsip, semua orang memiliki potensi yang tak terbatas dan bisa dikembangkan. Jangan pernah merasa minder. (*) Penulis: Rio F. Rachman
UNAIR Tidak Akan Lakukan Diskriminasi Terhadap Calon Mahasiswa Disabilitas UNAIR NEWS – Pelaksanaan ujian masuk jalur Mandiri baik reguler dan Bidikmisi di Universitas Airlangga akan dilaksanakan serentak tanggal 24 Juli 2016. Diantara ribuan pendaftar jalur Mandiri tersebut UNAIR sudah menerima pendaftaran peserta test dengan disabilitas (tunanetra). Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Universitas Airlangga (SU) Drs. Koko Srimulyo, M.Si, karena pada prinsipnya UNAIR tidak akan melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Bagi peserta seleksi dengan disabilitas, UNAIR akan menyediakan fasilitas yang bisa memudahkan peserta pengerjaan soal-soal yang diujikan. Pelaksanaan ujian masuk jalur mandiri rencananya akan dilaksanakan dengan metode paper-based test (PBT). Pada peserta dengan tunanetra, misalnya, UNAIR akan menyediakan pendamping yang terpercaya dalam menjawab pilihan soal yang diuujikan. Prosesnya, pendamping akan membacakan soal ujian dan pilihan jawabannya. Sehingga peserta tes tinggal memberikan jawaban yang menurutnya benar, dan kemudian pendamping yang akan menuliskan jawaban yang dipilih tersebut ke dalam lembar jawaban ujian (LJU).
“Peserta dengan disabilitas akan kami tempatkan di ruangan khusus, misalnya di ruang koordinator. Misalnya dia dapat lokasi tes di FISIP, maka dia akan kami tempatkamn di ruang koordinatornya. Nanti dia didampingi oleh asisten dalam membacakan soal. Asisten ini akan dipilih dari mahasiswamahasiswa yang selama ini sudah biasa melakukan komunikasi dengan anak-anak disabilitas. Asisten itu juga harus tersumpah,” tegas Koko Srimulyo. Untuk ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB), khususnya terkait dengan peserta disabilitas. Untuk itu kepada peserta dengan disabilitas diimbau agar memahami persyaratan umum dan persyaratan khusus yang ditentukan UNAIR. Pasalnya sejumlah program studi seperti Pendidikan Dokter mensyaratkan agar mahasiswa tidak mengalami keterbatasan fisik, misalnya buta warna. “Jadi pada UNAIR tidak akan diskriminatif. Penyandang disabilitas akan diterima di UNAIR jika dia berhasil lolos seleksi dan memenuhi batas nilai serta persyaratan yang ditentukan. Artinya UNAIR akan tetap memperhatikan anak-anak disabilitas selama mereka memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku,” jelas dosen Ilmu Perpustakaan FISIP UNAIR ini. Memang diakui, selama ini hanya sebagian kecil mahasiswa UNAIR yang dengan keterbatasan fisik. Berkaitan dengan itu maka UNAIR akan memperbaiki sarana prasarananya agar kelak mahasiswa disabilitas bisa belajar di UNAIR dengan nyaman. Seperti diketahui, peserta tes Mandiri dengan penyandang tunanetra Alfian Andika Yudistira, lulusan SMAN 8 Surabaya, menyatakan sudah mendaftar sebagai peserta tes jalur Mandiri dan Bidikmisi. Ia mendaftar pada program studi S-1 Sosiologi FISIP UNAIR. Ikhwal ini juga dibenarkan oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR, Myrtati Dyah Artaria, Ph.D. Namun, di tengah keterbatasan fisik, Alfian mengaku pandai
mengutak-atik berbagai program komputer. Diantaranya ia bisa mengembangkan dan menggunakan piranti lunak untuk mengkonversi hardcopy ke file suara, sehingga penyandang tunanetra bisa menerima pesan tertulis dari bentuk hardcopy dalam format suara. (*) Penulis : Defrina Sukma S. Editor: Bambang Bes
Yang Unik di IPB, Tempat Parkir Payung di Pintu Masuk Gedung UNAIR NEWS – Bogor memang dikenal sebagai ‘Kota Hujan’. Senyampang dengan perhelatan akbar sebagai tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIX tahun 2016 ini, Bogor ingin menunjukkan jati dirinya sebagai “Kota Hujan”. Setengah hari terjadi cuaca panas, sekejap kemudian berubah menjadi hujan deras. Seperti yang terjadi Selasa (9/8) kemarin. “Pada hari pertama Senin sudah dihujani, sekarang dihujani lagi. Ya inilah Bogor. Yang saya heran, hujannya kok sebentarsebentar,” kata Dinul Qurrota Laila, peserta PIMNAS asal Mataram. “Kita harus berkenalan dengan keunikan yang ada di Kota Bogor, ya seperti ini. Seakan kota ini menunjukkan jati dirinya sebagai sebutan Kota Hujan,” tambah Wawan, pengemudi perusahaan persewaan mobil yang dikontrak tim PIMNAS Universitas Airlangga (UNAIR). Satu keunikan lagi yang diperlihatkan tuan rumah IPB dalam kegiatan PIMNAS ini adalah setiap gedung yang dipergunakan
untuk kegiatan PIMNAS disediakan ‘tempat parkir’ payung. Deretan puluhan tabung-tabung paralon bercat warna-warni itu dimaksudkan sebagai tempat menaruh payung-payung basah yang selesai dipergunakan oleh orang yang akan masuk atau akan keluar gedung ketika sedang hujan. Deretan rangkaian paralon warna-warni itu diletakkan di sisi sebelah kanan dan sebelah kiri pintu masuk ke gedung tersebut. “Dengan demikian kalau ada tamu atau staf disini yang kebetulan hujan dan harus menggunakan payung, maka disitulah tempat untuk meletakkan payung yang basah sehabis dipakai tadi,” kata Asep Saefudin, penjaga di gedung kuliah bersama IPB yang diplot sebagai pusat kegiatan presentasi PIMNAS. Menurut Asep, pada gedung-gedung lain yang dikhususkan sebagai pusat-pusat kegiatan besar juga disediakan tempat payung seperti ini. Tujuannya, untuk memudahkan para tamu atau staf yang ingin meletakkan payung basahnay di gedung tersebut. Bahkan, IPB juga menyediakan beberapa fasilitas payung tersebut. “Kalau payungnya sudah mengering, kami segera menata dan merapikannya untuk kemudian juga diletakkan disana, agar memudahkan bagi siapa saja yang akan menggunakan,” tambah Asep. Ditanya UNAIR NEWS apakah ada payung yang hilang? Menurut Asep, kemungkinan besar tidak ada. Hanya saja, ada kemungkinan tertukar. Misalnya, si pengguna mengambil payung dari gedung A sedangkan ketika di gedung B maka hujannya sudah reda, sehingga payung ditinggal di gedung B. Namun, hal itu bukan masalah bagi Asep dan IPB. Dirinya juga yakin, kalau tamu tak akan membawa payung milik kampus itu pulang kecuali memang miliknya sendiri. (*) Penulis : Bambang BES Editor: Defrina Sukma S.
Berbekal Ketekunan, Muhammad Rusdinal Singkirkan 600 Pesaing di Ajang Lomba Bisnis UNAIR NEWS – Sibuk dengan urusan kuliah dan organisasi bukan menjadi penghalang untuk terus menjalankan hobinya sebagai pelaku bisnis. Hal inilah yang tengah dilakoni oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR 2016, Muhammad Rusdinal Muslih. Di tengah kesibukannya menjadi pucuk pimpinan organisasi mahasiswa di FEB UNAIR, ia tidak menelantarkan hobinya untuk menjajal beragam bisnis. Sejak awal kuliah, mahasiswa yang kerap disapa Rusdi ini telah menjajal beragam usaha, meski kerap gagal dan rugi ia senantiasa terus berupaya mengambil pelajaran berharga dari proses belajarnya tersebut. Berbekal pengalaman jatuh bangun dalam menjalankan roda bisnis di tengah kuliah, Rusdi akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti tantangan dari Cleo. Perusahaan produk air minum dalam kemasan ini membuka tantangan bagi seluruh mahasiswa yang ada di Jawa Timur untuk mengikuti kompetisi yang melibatkan beberapa kriteria. “Dalam kompetisi tersebut ada tujuh tantangan yang harus saya jalani agar bisa meraih hadiah utama,” ujarnya. Mahasiswa kelahiran 20 Januari 1995 tersebut menjelaskan, tujuh tantangan yang harus dihadapi meliputi beberapa kriteria penilaian, mulai dari cara menjual produk, keaktifan dalam kepanitian di kampus, nilai UAS, IPK, dan beragam proposal kegiatan yang disetujui oleh perusahaan juga tidak luput dari penilaian.
“Jadi selain tantangan menjual produk, kegiatan di kampus juga masuk dalam kategori, tiap kategori ada poin nilainya, mulai 5 hingga 15 poin, baru nanti diakumulasikan jadi satu dan jika bisa mencapai target baru dinyatakan menang,” jelasnya. Mahasiswa Akuntansi tersebut juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan hadiah utama senilai 5 juta rupiah, peserta harus mampu mengumpulkan 350 poin. “Alhamdulillah, dari 600 mahasiswa yang mengikuti tantangan tersebut, saya bisa meraih 350 poin,” imbuhnya. Ditanya mengenai kiat untuk bisa menjadi satu-satunya peserta yang mampu menembus poin yang ditargetkan, Rusdi menuturkan bahwa perlunya sebuah tekad yang kuat dan strategi yang matang, baik dalam proses menjual produk atau kegiatankegiatan kampus yang masuk dalam penilaian. Ia juga menambahkan bahwa banyak pelajaran yang didapat dari kegiatan yang berlangsung selama lebih dari empat bulan tersebut. “Di sini saya benar-benar belajar bagaimana menghadapi orang, karena terjun di lapangan ya saya belajar bertemu beragam orang, sembari kuliah memang agak kualahan, apalagi saat itu juga mendapat amanah menjadi ketua BEM,” imbuhnya. Meski terlihat sepele, ia mengakui bahwa banyak kesulitan yang dihadapi selama proses berlangsung. Namun baginya pelajaran berharga seperti mempraktikan secara langsung ilmu yang didapat di kampus menjadi kepuasan tersendiri. “Secara praktik benar-benar menerapkan ilmu di kampus, mulai cara komunikasi, akuntansi penghitungan, mengatur strategi pasar, dan harus bisa bermain harga, serta yang terpenting bagaimana menghargai orang lain,” pungkasnya. Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila