Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) Oleh : Ricky Mardiansyah Selasa, 21 Juni 2011 17:22
KOPI, Ada banyak cara dalam mempromosikan suatu negara dan mempererat hubungan diplomatik antar dua negara, salah satunya adalah melalui seni dan budaya. Indonesia adalah negeri yang kaya akan tradisi, bahasa, seni, budaya, dan adat istiadatnya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai ratusan suku bangsa yang memiliki beragam tarian daerah, lagu daerah, baju adat, seni ukir, alat musik tradisional, dan masih banyak lainnya. Kebudayaan merupakan indentitas suatu suku bangsa secara khusus dan identitas suatu negara secara umum. Maka agar bangsa-bangsa lain mengenal bangsa kita, kita dapat memperkenalkannya melalui budaya kita. Kebudayaan bisa menjadi alat yang ampuh sebagai alat diplomasi. Adapun salah satu sarana yang dapat dipakai untuk mewujudkan diplomasi kebudayaan ini adalah melalui film. Film dapat dimasukkan ke dalam ranah seni dan budaya seperti pemikiran masyarakat Perancis bahwa film adalah karya seni ketujuh. Pada taraf hubungan masyarakat dalam komunitas global, film menjadi alat pengenal dimana masyarakat yang satu mengemukakan diri atau menilai masyarakat lain dengan segala caranya sehingga terbentuklah pemahaman identitas dari masyarakat pembuat film terhadap masyarakat penikmat film.
Diplomasi kebudayaan melalui film inilah yang juga digunakan oleh Indonesia untuk lebih dekat dengan negara-negara sahabatnya, termasuk dengan Maroko. Negara sahabat yang terletak di Afrika Utara bagian barat. Sudah bersahabat selama 50 tahun tak menghentikan kedua negara untuk lebih dekat lagi. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat, ibukota Maroko, bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko, menayangkan film karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis Andrea Hirata di Universitas Soultane Moulay Slimane, Rabat dan juga di berbagai universitas di kota-kota lainnya seperti di Tangier, Meknes dan Mohamedia. Pemuturan film itu mendapat sambutan meriah dari civitas academia Maroko. Selain film Laskar Pelangi, diselenggarakan juga pemutaran film Denias, Senandung di Atas Awan di kampus Universitas Cadi Ayyad di kota Marrakesh yang merupakan universitas terbesar di Maroko dengan jumlah mahasiswa sebanyak 35.000 orang. Kedua film tersebut mengandung sangat relevan untuk diperkenalkan kepada mahasiswa Maroko karena dengan melihat kedua film tersebut, mereka dapat mengetahui bahwa Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam dan masih banyak anak-anak Indonesia yang sulit untuk mendapat pendidikan tetapi mempunyai kemauan yang keras untuk maju.
Dengan kedua film tersebut yang melakukan pengambilan gambar di pulau Belitung untuk film Laskar Pelangi dan di Papua untuk film Denias, masyarakat Maroko juga dapat mengetahui bahwa alam Indonesia indah. Lebih baik lagi jika acara seperti itu terus dilakukan mengingat semakin banyak film Indonesia yang diproduksi sekarang ini berisikan nilai-nilai edukasi, budaya dan kemanusiaan. Negara-negara lain juga sudah mengerti peran film sebagai alat promosi negaranya dan untuk memperkenalkan negaranya ke masyarakat Indonesia seperti yang dilakukan Perancis dengan mengadakan Festival Film Perancis dan Uni Eropa yang menghelat Festival Film Eropa secara gratis setiap tahunnya. Kedua acara tersebut juga
1/5
Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) Oleh : Ricky Mardiansyah Selasa, 21 Juni 2011 17:22
mendapat perhatian yang luar biasa dari masyarakat film di Indonesia dan kita menjadi lebih tahu tentang kebudayaan negara-negara tersebut melalui film-filmnya. Seharusnya Maroko juga melakukan hal yang sama yang dilakukan Kedutaan Besar Maroko bekerjasama dengan warga negara Maroko atau mahasiswa Maroko yang ada di Indonesia. Dapat kita lihat juga bahwa sekarang ini animo masyarakat terhadap film sedang tinggi didukung oleh kebangkitan perfilman Indonesia.
Masyarakat Indonesia tentunya akan senang jika dapat menonton film dari Maroko mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu banyak tentang Maroko, apalagi Maroko mempunyai festival film yang cukup terkenal seperti Festival Film Tangier dan Festival Film Marrakesh dan Maroko menjadi salah satu tujuan favorit sutradara berkelas dunia untuk lokasi syuting, karena selain menawarkan keindahan alam dan lokasi yang menarik, Maroko juga menawarkan profesionalisme yang dibuktikan dengan seriusnya pemerintahan dalam mendukung semua proses produksi film, semua perizinan akan didapat dengan mudah, dan yang pasti beberapa studio besar telah disediakan pemerintah Maroko, bahkan satu kota Ouarzazat telah dinobatkan sebagai studio film terbesar sampai saat ini. Beberapa film yang mengambil lokasi syuting di Maroko adalah The Mummy (1999), Gladiator (2000), Kingdom of Heaven (2005).
Selain melalui film, hubungan bilateral Indonesia-Maroko dapat dipererat melalui seni dan kebudayaan lainnya, contohnya seni tari dan seni teater. Pada tanggal 3 April 2011 di Teater Mohamed V, Rabat diselenggarakan acara tahunan Festival Anak Internasional ke-18 (Festival International de la Musique et de la Chansons pour Enfant) dan Indonesia menampilkan dua tarian daerah Indonesia yaitu Tari Kuda Lumping dan Tari Piring yang dibawakan oleh anak-anak staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Rabat. Dalam bidang seni teater, untuk pertama kalinya masyarakat Maroko menikmati penampilan drama klasik Ramayana berbahasa Arab yang ditampilkan KBRI Rabat pada acara Festival Teater Internasional untuk Pemuda ke-11, tanggal 24 April 2010 di kota Taza dan setahun setelahnya dalam festival yang sama, Indonesia kembali menampilkan pertunjukan drama yang diambil dari legenda Jawa klasik, Ande-ande Lumut. Pertunjukan seni tari dan seni teater tersebut mendapatkan perhatian dan antusiasme masyarakat Maroko, hal itu membuktikan bahwa masyarakat Maroko tertarik untuk mengetahui seni budaya Indonesia dan seni budaya dapat dijadikan alat untuk mempererat persahabatan Indonesia-Maroko.
Kebudayaan Maroko juga tak kalah kayanya dibanding kebudayaan Indonesia. Salah satu bagian budaya populer di Maroko adalah dogeng dan pendongeng. Dogeng-dogeng tersebut sudah lama berkembang dan menjadi anonim, dogeng-dongeng itu mempunyai aspek moralnya dan beberapa dogeng menceritakan keajaiban-keajaiban dan kengerian dunia. Setiap pendongeng Maroko mempunyai caranya masing-masing dalam menghibur pendengar. Pendongeng terkenal kebanyakan dari Marrakesh. Maroko juga mempunyai budaya sufi dan
2/5
Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) Oleh : Ricky Mardiansyah Selasa, 21 Juni 2011 17:22
kota Fez yang tahun ini sudah kelima kalinya mengadakan Festival Budaya Sufi. Maroko memproduksi pashmina warna warni indah, selimut, sampai hiasan dinding hasil tenunan warga Berber (masyarakat tradisional Maroko). Musik di Maroko sangat beragam dan terdiri dari empat kelompok besar atau keluarga musik: musik Berber (Amazigh), musik Afrika, musik internasional, musik selatan Hassani dan musik Arab.
Seni budaya dapat menjadi alat perekat hubungan antarbangsa dan antarnegara. Seringkali seni budaya lebih mudah dicerna oleh masyarakat dibandingkan dengan sekedar diplomasi konvensional. Dengan seni budaya, masyarakat Indonesia dan Maroko dapat saling mengenal dan memahami. Mengutip kutipan dari Abed Malhas “Pengaruh globalisasi pada seni adalah ganda, karena tanpa seni asli atau seni nasional tidak akan ada globalisasi dan tanpa globalisasi tidak akan ada kesatuan di dunia saat ini.” Jadi di era globalisasi ini seni budaya baik yang berupa film, seni tari, seni musik, seni drama tetap merupakan hal yang penting dan dapat membuat hubungan bilateral Indonesia-Maroko beberapa langkah lebih dekat.
Sumber Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ouarzazate
http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&id=76:film-denias-men dapatkan-apresiasi-tinggi-di-marrakesh&catid=44:ke-ppi-an&Itemid=71
http://www.antaranews.com/berita/261317/laskar-pelangi-disambut-meriah-di-maroko
http://www.kemlu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=4674&l=id
http://www.kemlu.go.id/rabat/Pages/Embassies.aspx?IDP=24&l=id
http://www.kemlu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=4872&l=id
3/5
Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) Oleh : Ricky Mardiansyah Selasa, 21 Juni 2011 17:22
http://quote.robertgenn.com/getquotes.php?catid=69
Identitas Penulis
Nama : Ricky Mardiansyah
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 20 Maret 1989
Nama Universitas : Universitas Padjadjaran
Alamat Universitas : Jalan Dipati Ukur no. 35 Bandung. Telp: 2503271
Alamat rumah : Jalan Utama no 21 RT: 04/07 Padasuka, Bandung 40192
Nomor telepon seluler : 0818 090 090 40 / 0838 20 999 225
Nomor telpon rumah : (022) 7212952
Alamat e-mail :
[email protected]
4/5
Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) Oleh : Ricky Mardiansyah Selasa, 21 Juni 2011 17:22
Akun facebook :
[email protected] (Ricky Mardiansyah)
Akun Twitter : @princeriQ
Blog : rickylicious.blogspot.com
5/5