M. Taufiq

Daftar Isi

i

ii

Belajar Manajemen dari Konteks Dunia Nyata

Daftar Isi

iii

BELAJAR MANAJEMEN DARI KONTEKS DUNIA NYATA Oleh

: M. Taufiq Amir

Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta Ó 2006 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta 55511 Telp. : 0274-882262; 0274-4462135 Fax. : 0274-4462136 E-mail : [email protected]

Amir, M. Taufiq BELAJAR MANAJEMEN DARI KONTEKS DUNIA NYATA/M. Taufiq Amir - Edisi Pertama Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2006 xviii + 282 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN: 979-756-107-2 1. Manajemen

iv

I. Judul


Kata Pengantar

Cerita Sebagai Alat Transfer Konteks dalam BelajarMengajar Manajemen 1

O

rganizations are complex phenomena. Managing them is a diffi cult, requiring all sorts of tacit understanding that can only be gained in context. Trying to teach it to people who have never practived is worse than a waste of time (Henry Mintzberg)2 Kutipan dari Henry Mintzberg di atas menggambarkan betapa sebenarnya mengajarkan manajemen dengan baik meski yang ditingkat pengantar sekalipun kepada mahasiswa bukanlah pekerjaan mudah. Masih menurut Mintzberg lagi, mengajar mereka yang belum pernah terlibat dalam mengelola organisasi, sama saja seperti mengajarkan psikologi kepada orang yang belum pernah bertemu manusia. Padahal mahasiswa yang mengambil matakuliah Pengantar Manajemen, Manajemen yang umumnya berada di tingkat semester 2, tingkat dimana

1

2

Sebagian besar materi kata pengantar ini merupakan materi artikel penulis pada acara Bedah Buku Belajar Manajemen Dari Konteks Dunia Nyata, di IBII, Kamis 26 Januari 2006. (Endnotes) Henry Mitnzberg, Managers Not MBA; a hard look at the soft practive of managing and management development, Berret-Koehler Publishers, 2004.

Daftar Isi

v

pengetahuan yang diberikan yang terkait dengan organisasi masih terbatas. Pengantar Manajemen adalah pelajaran yang penting bagi mahasiswa yang mengambil fakultas ekonomi. Pada matakuliah inilah sesungguhnya terletak pondasi untuk memahami lebih jauh konsepkonsep pada mata kuliah yang lebih lanjut lebih lanjut. Artinya, kalau mereka tidak kuat dengan matakuliah yang satu ini, matakuliah yang lain juga akan akan kacau. Semangatnya justru ada di sini. Tapi karena manajemen bukan sekadar ilmu, melainkan juga sebuah seni dan sekaligus kepiawaian, mengajarnya membutuhkan persiapan khusus, metode khusus, cara-cara tertentu untuk memaksimalkan proses belajar itu. Buku Belajar Manajemen Dari Konteks Dunia Nyata (BMKDN) ini diniatkan untuk mencoba ikut berperan menjawab peringatan Henry Mintzberg. Untuk mencoba memperkecil dampak yang buruk yang didapat jika jiwa manajemen itu tidak ada pada pengajar dan diajarkan dengan cara yang kurang sesuai. Penulis sengaja menyajikan setiap bab dalam dengan cerita yang merupakan kesatuan utuh. Ada sekitar 5 tokoh penting dalam cerita yang disajikan melekat pada setiap bab. Tokoh utamanya adalah Arman dan Doddy. Arman adalah pemilik sebuah pabrik manufaktur produk-produk kayu olahan, sedangkan Doddy adalah anaknya. Doddy sengaja dikirim Arman ke luar negeri, belajar manajemen & bisnis untuk kemudian kelak akan mengelola perusahaan yang dipimpinnya. Cerita dimulai dengan dijemputnya Doddy ke bandara, dan kemudian diisi dengan hari-hari dan permasalahan manajemen di perusahaannya. Penulis berharap, halhal yang sulit ditransfer dalam materi manajemen, dapat ditangkap oleh para mahasiswa.

Transfer dalam Mengajar Transfer merupakan fenomena berpikir dan belajarnya manusia. Transfer terjadi ketika orang mendapatkan pengetahuan, melakukan kecenderungan, atau apapun yang dapat dipelajari dalam sebuah konteks vi


dan menerapkannya pada konteks yang lain (Tishman, Salomon, Perkins, 1995). Kita tidak perlu meragukan lagi bahwa mahasiswa pada saatnya perlu mentransfer apa yang mereka dapatkan (konsep dan ketrampilan) di kelas pada dunia nyata. Itulah salah satu tujuan pendidikan sesungguhnya. Lebih lanjut, ketiga pengajar Harvard ini membedakan antara near transfer dan Far transfer (Salomon & Perkins, 1989).3 Menurut konsep ini, near transfer terjadi ketika orang menerapkan apa yang mereka pelajari pada sesuatu yang kurang lebih sama pada konteks yang mereka pelajari. Jika kita belajar mengemudi sebuah mobil, kemudian pada kesempatan yang lain kita mempelajari menjalankan sebuah truk, maka near transfer akan terjadi. Mobil dan truk, kurang lebih sama. Akan lebih mudah belajar mengemudi truk, jika kita sudah pernah belajar mengemudi mobil. Bisa kita bayangkan, tanpa kemampuan manusia melakukan transfer, tanpa menghubungkan satu hal ke hal yang lain secara pembelajaran kita akan sulit untuk berkembang dan sulit membentuk diri. Sementara itu Far transfer terjadi ketika orang menerapkan apa yang mereka pelajari pada sesuatu yang jauh dari konteks yang dipelajari. Misalnya, seorang anak yang belajar sirkulasi darah dalam biologi, mengaitkannya dengan sistem pipa ledeng yang ada di rumahnya.4 Apapun matakuliahnya, bila dengan cerita, mahasiswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang dijelaskan dosen, karena mereka menghubungkan dengan konteks yang pernah mereka alami. Apalagi yang melekat pada kehidupan sehari-hari. Dalam manajemen, peluang transfer hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari cukup terbuka. Tentang fungsi perencanaan (planning) misalnya, kita bisa menggambar-

3

4

Tishman, Perkins, Jay, The Thinking Classroom; Learning and teaching in a Culture of Thinking, Allyn and Bacon, 1995. Ibid. diadaptasi oleh penulis.

Kata Pengantar

vii

kan bagaima mahasiswa sebagai individu seharusnya merencanakan masa depannya. Tentang pengorganisasian (organizing), kita bisa meminta mereka menggambarkan pengalaman mereka di organisasi mahasiswa. Tentang pengarahan/memimpin (leading) kita bisa minta mereka menggambarkan orang tuanya di rumah. Dengan Adanya cerita, dengan tokoh tertentu perusahaan tertentu dan situasi-situasi yang dihadirkan penulis harapkan bisa mempermudah mahasiswa dan dosen dalam belajar mengajarnya.

Mengapa dengan Cerita? Dihubungkan dengan proses pembelajaran, kita sudah lama tahu cerita punya peran penting. Karena itulah kita dianjurkan menceritakan sesering mungkin kepada anak-anak kita. Dengan cerita-cerita itulah anak-anak kita memahami dunia dengan berbagai bentuknya, modelnya; apakah itu tentang kepahlawanan, keajaiban, pengalaman dan sebagainya. Kita menghubungkan berbagai hal yang nyata maupun tidak kepada pikiran anak-anak. Dalam masyarakat juga sebenarnya begitu. Cerita punya peran penting dalam sosial kemasyarakatan (termasuk dalam pendidikan) dalam hal: 5

·

Menjadi bahan pelajaran. Kita diberi tahu, mana yang boleh mana yang tidak. Mana yang pantang mana yang tidak. Mana yang baik dan harus dicontoh mana yang tidak. Karena itu sekaligus ia mengandung cetak biru nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat dan organisasi.

·

Sementara itu pada dasarnya kita semua menyukai cerita. Mungkin tidak di tingkat yang sama, baik dalam kapasitas menceritakannya maupun dalam kapasitas menerimanya. Namun demikian, cerita bisa

5

Storytelling for organizational Change. Lihat www.stevedenning.com website ini berisikan artikel dan buku tentang Storry Telling, yang dapat dimanfaatkan oleh manajer dan pengajar.

viii


membantu proses pembelajaran. Jika demikian, mengapa Pengantar Manajemen tidak disajikan dalam bentuk cerita? Yang membaca lebih mudah menyerap, memahami dan mengingatnya. Pembaca mudah menyantolkan materi cerita pada pikirannya. Kata Steve Denning, cerita memungkinkan kita mendapatkan akses langsung pada kejadian konteks dunia nyata itu. Dikaitkan dengan pembelajaran mahasiswa, cerita dapat diandalkan untuk: 6

· · · · ·

Mahasiswa dapat melihat dirinya di dalam konteks dunia nyata Mahasiswa Memahami kompleksitas materi yang disajikan Mahasiswa Membangun atau merubah persepsi; bahkan membangun realitas Mahasiswa lebih mudah mengingat materinya Memotong mekanisme penolakan dan langsung menghubungkan dengan perasaan.

Cerita yang sederhana yang disajikan di setiap bab buku ini, diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan yang kompleks dan multidimensi dari masalah manajemen dan organisasi. Sekali lagi penulis berharap, semoga karya sederhana ini dapat membantu para mahasiswa begitupula dosennya dalam belajarmengajar matakuliah manajemen. Kritik maupun saran dari semuanya sangatlah penulis harapkan. Januari 2006, Kampus IBII Sunter M. Taufiq Amir [email protected] www.taufiqamir.com

6

Ibid. (dengan beberapa adaptasi oleh penulis).

Kata Pengantar

ix

x


M. Taufiq

Recommend Documents