Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write Taufiq1
Abstrak
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menelaah pengaruh pencapaian dan peningkatan dari pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematik siswa. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan komunikasi dan skala sikap disposisi matematik siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sigli Provinsi Aceh dengan sampel penelitian siswa kelas VIII sebanyak dua kelas yang dipilih secara purposif. Analisis data dilakukan secara kuantitatif.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write secara statistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write secara statistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil skala disposisi matematik menunjukkan bahwa disposisi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talkwrite lebih baik daripada disposisi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara kemampuan komunikasi dan disposisi matematik yang mendapat pembelajaran kontekstual dan strategi think-talk-write, asosiasi termasuk dalam katagori tinggi. Kata kunci:
1
Pembelajaran kontekstual dan Strategi Think-Talk-Write, Komunikasi dan Disposisi Matematik
Kemampuan
Dosen Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jabal Ghafur Sigli. Email:
[email protected]
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |171
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… sangat
PENDAHULUAN
menunjang
matematika.
1. Latar Belakang
keberhasilan
Siswa
belajar
memerlukan
disposisi
Kemampuan komunikasi sangat perlu
matematik untuk bertahan dalam menghadapi
dihadirkan secara intensif agar siswa terlibat
masalah, mengambil tanggung jawab dalam
aktif dalam pembelajaran dan hilangnya kesan
belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja
bahwa matematika merupakan pelajaran yang
yang baik dalam matematika. siswa belum
asing
Kemampuan
tentu akan menggunakan semua materi yang
komunikasi matematik juga sangat penting
mereka pelajari, tetapi dapat dipastikan siswa
karena matematika pada dasarnya adalah
memerlukan
bahasa yang sarat dengan notasi dan istilah
menghadapi
sehingga
konsep
kehidupan mereka.
dipahami
dan
dan
menakutkan.
yang
terbentuk
untuk
problematik
dalam
Menurut NCTM (Sumarmo, 2010)
2011)
mendefinikan disposisi matematik sebagai
matematika bukan hanya sekedar alat bantu
ketertarikan dan apresiasi seseorang terhadap
berpikir, menemukan pola, menyelesaikan
matematika, dalam arti yang lebih luas
masalah, atau menggambarkan kesimpulan,
disposisi matematik bukan hanya sebagai
tetapi juga sebagai suatu bahasa atau alat yang
sikap saja tetapi juga sebagai kecenderungan
tak
untuk
untuk berpikir dan bertindak positif. Disposisi
mengkomunikasikan berbagai macam ide
matematik adalah keinginan, kesadaran dan
secara jelas, tepat, dan ringkas.
dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk
Baroody
terhingga
oleh
situasi
positif
siswa.
Menurut
dimanipulasi
dapat
disposisi
(Yonandi,
nilainya
Untuk menjadikan matematika sebagai alat komunikasi seperti
paparan di
belajar
matematika
dan
melaksanakan
berbagai kegiatan matematika.
atas, NCTM (1989: 27) telah menggariskan
Pembelajaran kontekstual merupakan
secara rinci keterampilan-keterampilan kunci
suatu proses
komunikasi matematik yang dapat dilakukan
membantu
di dalam kelas dan harus dipandang sebagai
pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
bagian integral dari kurikulum matematika.
menghubungkannya
Keterampilan-keterampilan kunci komunikasi
lingkungan
matematik representasi,
tersebut berbicara
pendidikan
siswa
makna
dalam
konteks
sosialnya,
dan
adalah
membuat
budayanya. Selanjutnya Washington (Nurhadi,
atau
berdiskusi,
2004: 12) mengemukakan bahwa: pendekatan kontekstual
membaca.
memungkinkan
Pembelajaran matematika tidak hanya untuk
bertujuan
dengan
pribadinya,
menyimak atau mendengar, menulis, dan
dimaksudkan
melihat
yang
meningkatkan
adalah
pengajaran
siswa
yang
memperkuat,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai
kemampuan kognitif matematik, melainkan
latar
juga aspek afektif, seperti disposisi matematik.
memecahkan seluruh persoalan yang ada
Dapat dipahami bahwa disposisi matematik
dalam dunia nyata. Sedangkan Sanjaya (2008:
ISSN 2086 – 1397
sekolah
dan
luar
sekolah
untuk
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |172
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… 255)
memberikan
pengertian
pendekatan
pemahaman dan komunikasi matematik siswa
kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran
SMA di kota Bandung pada level sekolah
yang menekankan kepada proses keterlibatan
tingkat rendah, sedang dan tinggi.
siswa secara penuh untuk dapat menemukan
Analisis terhadap kemampuan dan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya
disposisi matematik serta temuan beberapa
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
studi yang telah dikemukakan, mendorong
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
peneliti
dalam kehidupan mereka. Sebagai alternatif
mengimplementasikan pendekatan kontekstual
strategi pembelajaran yang dapat diterapkan
dan strategi think-talk-write untuk menelaah
adalah dengan strategi think-talk-write (TTW).
kemampuan
Strategi ini sangat tepat dalam mengatasi
matematik siswa SMP.
permasalahan-permasalahan dipertegas
atas
komunikasi
dengan
dan
disposisi
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
berikut: (1). Strategi TTW dapat membantu
tersebut, pemasalahan yang diangkat dalam
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
sendiri sehingga pemahaman konsep siswa
1.
lebih
argumentasi
dan
studi
sebagai
menjadi
dengan
di
melakukan
baik,
mengkomunikasikan pemikirannya
siswa
atau
dengan
dapat
mendiskusikan
temannya
Apakah
pencapaian
dan peningkatan
kemampuan
komunikasi
siswa,
mendapat
yang
matematik pembelajaran
sehingga
kontekstual dan strategi think-talk-write
siswa saling membantu dan saling bertukar
lebih baik daripada kemampuan siswa
pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam
yang
memahami materi yang diajarkan oleh guru.
konvensional?
(2) Strategi TTW dapat melatih siswa untuk
2.
mendapat
pembelajaran
Apakah disposisi matematik antara siswa,
menuliskan hasil diskusinya dalam bentuk
yang mendapat pembelajaran kontekstual
tulisan secara sistematis sehingga siswa akan
dan strategi think-talk-write lebih baik
lebih memahami materi dan membantu siswa
daripada disposisi siswa yang mendapat
untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam
pembelajaran konvensional?
bentuk tulisan.
3.
Berdasarkan Hasil penelitian Huinker
Terdapat asosiasi antara kemampuan komunikasi
dan
disposisi
matematik
dan Laughlin (1996) menyebutkan bahwa
siswa pada kelas yang menggunakan
aktivitas
pembelajaran kontekstual dan strategi
yang
meningkatkan konsep
dapat
dilakukan
kemampuan
matematika
untuk
pemahaman
adalah
think-talk-write?
dengan
menerapkan strategi pembelajaran think-talkwrite. Studi Ansari (2004) menghasilkan bahwa
strategi
think-talk-write
menumbuhkembangkan ISSN 2086 – 1397
dapat
kemampuan Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |173
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… tertulis,
KAJIAN TEORI 1. Pengertian Komunikasi Matematik Komunikasi membantu siswa dalam
membuat
argumen,
konjektur,
merumuskan
generalisasi;
menyusun
definisi
menjelaskan
dan
dan
membuat
mengembangkan bahasanya sendiri untuk
pertanyaan tentang matematika yang telah
mengekspresikan
dipelajari (Saragih, 2007).
ide-ide
matematika
dan
apresiasi terhadap perlunya ketelitian dalam
Secara
rinci
menurut
Eliot
dan
bahasa yang digunakannya. Proses-proses
Kenney, Eds, 1996, NCTM, 1989 (Sumarmo,
komunikasi
juga
membantu
2004) menyatakan kemampuan komunikasi
pengertian
dan
keakuratan
membangun serta
matematik antara lain meliputi proses-proses
membuatnya dapat disampaikan kepada orang
matematik berikut yaitu: a) menyatakan suatu
lain.
situasi atau masalah matematik atau kehidupan Sejumlah
beberapa
pakar
pendapat
ide
mengemukakan
tentang
komunikasi
sehari-hari ke dalam bentuk gambar, diagram, bahasa atau simbol matematik, atau model
matematik. Misalnya, Greenes dan Schulman
matematik;
(Saragih,
matematik dengan gambar, ekspresi, atau
2007)
komunikasi kekuatan
mengemukakan
matematik sentral
bahwa
merupakan:
bagi
siswa
(1) dalam
b)
menjelaskan
suatu
ide
bahasa sendiri secara lisan atau tulisan; c) membuat suatu cerita berdasarkan gambar,
merumuskan konsep dan strategi, (2) modal
diagram,
keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan
diberikan; d) menyusun pertanyaan tentang
dan
konten matematik yang diberikan.
penyelesaian
dalam
eksplorasi
dan
atau
model
matematik
yang
investigasi matematika, (3) wadah bagi siswa
Jadi dari kesimpulan para pakar maka dapat
dalam berkomunikasi dengan temannya untuk
disimpulkan
memperoleh informasi, berbagi pikiran dan
matematis meliputi:
penemuan,
a)
curah pendapat, menilai
dan
mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain.
Merefleksikan
komunikasi
benda-benda
matematika; b)
Membuat model situasi atau persoalan
Romberg dan Chair, yaitu: menghubungkan
menggunakan
benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam
konkrit, grafik, dan aljabar;
ide matematika; menjelaskan ide, situasi dan
c)
relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; dalam
menyatakan bahasa
mendengarkan, tentang
peristiwa
atau
simbol
berdiskusi,
matematika;
pemahaman
suatu
ISSN 2086 – 1397
dan
menulis
membaca
dengan
presentasi
matematika
metode
lisan,
tertulis,
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika;
d)
sehari-hari matematika;
nyata,
gambar, dan diagram ke dalam ide
Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematik dikemukakan oleh
Kemampuan
Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
e)
Membaca
dengan
pemahaman
suatu
presentasi matematika tertulis; f)
Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi; Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |174
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… g)
Menjelaskan dan membuat pertanyaan
mengaplikasikan matematika ke dalam situasi
tentang matematika.
lain, menghargai peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan
2. Disposisi Matematik Usaha untuk mendorong siswa agar
bahasa. Disposisi lebih kepada aspek afektif,
membangun dan mengembangkan sikap atau
sikap
disposisi yang positif terhadap matematika
pembelajaran matematik baik terhadap cara
juga perlu dilakukan. Disposisi matematik atau
guru mengajar atau sikap siswa terhadap
sikap siswa terhadap matematika tampak
materi yang mereka pelajari.
ketika siswa menyelesaikan tugas matematika, apakah
dikerjakan
dengan
percaya
yang
ditunjukkan
siswa
terhadap
Disposisi menurut Maxwell (2001),
diri,
terdiri dari (1) inclination (kecenderungan),
tanggung jawab, tekun, pantang putus asa,
yaitu bagaimana sikap siswa terhadap tugas-
merasa tertantang, memiliki kemauan untuk
tugas;
mencari cara lain dan melakukan refleksi
bagaimana kesiapan siswa dalam menghadapi
terhadap cara berpikir yang telah dilakukan.
tugas; dan (3) ability (kemampuan), yaitu
(2)
sensitivity
(kepekaan),
yaitu
Disposisi matematis merupakan salah
bagaimana siswa fokus untuk menyelesaikan
satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan
tugas secara lengkap; dan (4) enjoyment
belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi
(kesenangan), yaitu bagaimana tingkah laku
yang
siswa dalam menyelesaikan tugas. Disposisi
akan
menjadikan
mereka
gigih
menghadapi masalah yang lebih menantang,
matematik
untuk bertanggung jawab terhadap belajar
merupakan faktor utama yang menentukan
mereka sendiri, dan untuk mengembangkan
kesuksesan belajar (Kilpatrick et.al, 2001).
kebiasaan baik di matematika. Sayangnya,
Sedangkan
guru cenderung mengurangi beban belajar
Sumarmo (2010) adalah keinginan, kesadaran,
matematika dengan maksud untuk membantu
kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada
siswa padahal itu merupakan sesuatu yang
diri siswa atau mahasiswa untuk berpikir dan
penting untuk siswa.
berbuat secara matematik. Sedangkan dalam
Polking beberapa
(1998),
indikator
mengemukakan
disposisi
matematik
harus
disposisi
ditingkatkan
karena
matematik
menurut
10 standar NCTM tahun 2000 (Sumarmo, 2010)
dikemukakan
bahwa
disposisi
diantaranya adalah: sifat rasa percaya diri dan
matematik menunjukkan: rasa percaya diri,
tekun dalam mengerjakan tugas matematik,
ekspetasi
memecahkan
perhatian serius dalam belajar matematika,
matematik,
masalah, dan
dalam
berkomunikasi memberi
alasan
kegigihan
dan
metakognisi,
dalam
gairah
menghadapi
dan
dan
matematik; sifat flesibel dalam menyelidiki,
menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang
dan
tinggi, serta kemampuan berbagi pendapat
berusaha
mencari
alternatif
dalam
memecahkan masalah; menunjukkan minat,
dengan orang lain.
dan rasa ingin tahu, sifat ingin memonitor dan mereflesikan cara mereka berpikir; berusaha ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |175
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Hasil
penelitian
mengungkapkan
dimulai dengan mengambil permasalahan-
terdapat korelasi yang signifikan antara sikap
permasalahan
terhadap matematik, kepercayaan diri dan
permasalahan kehidupan yang disimulasikan,
kinerja. Akibatnya, tampak bahwa siswa
kemudian melalui dialog, diskusi, tanya jawab
dengan sikap terhadap matematik positif dan
dan representasi, masalah tersebut kemudian
memiliki kepercayaan diri tinggi pada domain
diangkat ke dalam konsep yang akan dipelajari
yang
dan dibahas oleh peserta didik melalui proses
spesifik
akan
lebih
baik
dalam
pemecahan masalah (Philipou, 2004: 1).
kehidupan
pembelajaran
Pengertian Disposisi matematik di atas
sehingga
mengkontruksi dibawah
merupakan bentuk karakter yang tumbuh
menyelesaikan
dalam
yang diberikan.
siswa
setelah
mengalami
pembelajaran matematika, ia akan merasa bahwa
belajar
matematika
penting
dan
siswa
pengetahuannya
dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik
diri
sehari-hari
bimbingan
atau
dapat sendiri
guru
dalam
permasalahan-permasalahan
Owens (Yonandi, 2011) menyatakan bahwa pengajaran kontekstual secara praktis
berguna bagi kehidupannya. Kemampuan yang
menjanjikan
diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi
(ketertarikan) belajar siswa dari berbagai latar
matematika yang baik tetapi memiliki sikap
belakang
menghargai dan memaknai matematika yang
siswa dengan mendorong secara aktif dalam
baik.
memberikan kesempatan kepada mereka untuk
3. Pendekatan
Kontekstual
dan
serta
untuk
menerapkan mengkoneksikan
a.
pengetahuan
Pembelajaran
Kontekstual
sehingga
meningkatkan
pemahaman
Strategi Think-Talk-Write Pendekatan
peningkatan
dan
minat
partisipasi
pengetahuan, mengaplikasikan
yang telah mereka
dapat meningkatkan
peroleh
pemecahan
Pendekatan pembelajaran kontekstual
masalah matematik dalam kehidupan sehari-
menurut Depdiknas (2003) adalah pendekatan
hari. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa
yang
didalam
mengaitkan
materi
yang
diajarkan
pembelajaran
kontekstual
dengan situasi dunia nyata siswa dalam
memberikan kepada siswa untuk mendorong
mendorong siswa membuat hubungan antara
aktif
pengetahuan
yang
penerapannya
dalam
kemampuannya
dalam
menerapkan
dimilikinya
dengan
pemahaman kemampuan dan mengaplikasikan
kehidupan
mereka.
pengetahuan yang telah diperolehnya tersebut
Belajar dan mengajar kontekstual berasumsi
agar berguna dalam kehidupan sehari-hari.
bahwa belajar adalah merepresentasikan suatu
Pendekatan pembelajaran kontekstual
konsep untuk mengaitkan mata pelajaran yang
dapat dilakukan dengan mengembangkan ke
dipelajari siswa dengan konteks dimana materi
tujuh komponen utamanya sebagai langkah
tersebut digunakan serta berhubungan dengan
penerapan dalam pembelajaran (Depdiknas,
bagaimana cara siswa belajar. Pembelajaran
2003: 10), yaitu:
dengan
pendekatan
ISSN 2086 – 1397
kontekstual
biasanya Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |176
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… 1.
2.
3.
4.
Kembangkan pemikiran bahwa siswa
Walaupun hal itu bukan sesuatu yang salah,
akan belajar lebih bermakna dengan cara
namun akan lebih bermakna jika dia terlebih
bekerja sendiri, menentukan sendiri, dan
dahulu
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
merefleksikan dan
keterampilan barunya (contrutivism).
serta menguji ide-ide itu sebelum memulai
Melaksanakan sebisa mungkin kegiatan
menulisnya. strategi think-talk-write yang
penemuan dalam proses pembelajarannya
dipilih pada penelitian ini dibangun dengan
(inquiry).
memberikan
waktu
Kembangkan sifat ingin tahu siswa
melakukan
kegiatan
melalui pertanyaan (questioning).
merefleksikan dan untuk menyusun ide-ide,
suasana
Ciptakan belajar‟dengan
5.
6.
7.
„masyarakat
melakukan
melakukan
kegiatan
berpikir,
menyusun ide-ide,
kepada
siswa
tersebut
untuk
(berpikir,
dan menguji ide-ide itu sebelum menulisnya).
belajar
Strategi
TTW
dimulai
dengan
kelompok (learning community).
bagaimana siswa memikirkan penyelesaian
Hadirkan „model‟ sebagai alat bantu dan
suatu tugas (masalah), kemudian diikuti
contoh dalam pembelajaran (modelling).
dengan
Lakukan reflesi di akhir pertemuan
pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi
(reflection).
siswa
Lakukan
penilaian
yang
sebenarnya
mengkomunikasikan
dapat
pemikiran
menuliskan tersebut.
hasil
kembali
hasil
Keuntungan
lain,
dengan berbagai cara. Penilaian yang
penggunaan strategi think-talk-write dalam
sebenarnya
pembelajaran
dilakukan
dengan
adalah:
(1)
mempercepat
mempertimbangkan setiap aspek kegiatan
kemahiran dalam menggunakan strategi, (2)
yang dilakukan siswa selama proses
membantu siswa mempercepat pemahaman,
pembelajaran
(3)
berlangsung
(authentic
assesment).
pada
siswa
untuk mempercepat problem solving maupun
Strategi pembelajaran think-talk-write
reasoning (Barody, 1993).
diperkenalkan
METODE PENELITIAN
oleh
Huinker
dan
Laughlin (1996: 82) dengan alasan bahwa strategi
kesempatan
mendiskusikan suatu strategi penyelesaian
b. Strategi Think-Talk-Write
yang
memberi
pembelajaran
ini
seluruh siswa SMP di Sigli Kabupaten Aceh
membangun secara tepat untuk berpikir dan
Pidie Provinsi Aceh. Sekolah SMP Negeri 1 di
refleksikan serta untuk mengorganisasikan
Sigli di jadikan sebagai subjek penelitian.
ide-ide serta mengetes ide tersebut sebelum
Sampelnya siswa dari dua kelas VIII yang
siswa diminta untuk menulis.
dipilih secara acak dari 10 kelas VIII. yaitu
Dalam
think-talk-write
Populasi pada penelitian ini adalah
pembelajaran
kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan
matematika sering ditemui bahwa ketika siswa
VIII-2 sebagai kelas kontrol. Dari beberapa
diberikan tugas tertulis, siswa selalu mencoba
kelas
untuk langsung memulai menulis jawaban.
menjadi dua kelompok pembelajaran, yaitu
ISSN 2086 – 1397
kegiatan
yang
ada
tersebut
dikelompokkan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |177
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… kelompok yang menggunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual dan strategi think-
kontektual dan strategi think-talk-write sebagai
talk-write menunjukkan hasil yang lebih tinggi
kelas
dibandingkan
eksperimen,
menggunakan
dan
kelompok
pembelajaran
yang
konvensional
kelas
kontrol
yang
hanya
mendapatkan pembelajaran konvensional. Dari
sebagai kelas kontrol.
data di atas menunjukkan bahwa terjadi
HASIL PENELITIAN DAN
peningkatan skor kemampuan komunikasi
PEMBAHASAN
matematik
Pembahasan
hasil
penelitian
ini
pembelajaran
a. Analisis Skor Pre-test dan Post-test
dan ditemukan dalam penelitian.
Kemampuan Komunikasi
Data kuantitatif diperoleh melalui tes komunikasi
setelah
dilaksanakan.
berdasarkan pada faktor-faktor yang diamati
kemampuan
siswa
dan
disposisi
Analisis skor pre-test menggunakan uji perbedaan pre-test dan uji perbedaan post-test.
matematik di awal dan akhir pembelajaran.
Uji
Data tersebut didapat dari 60 orang siswa,
memperlihatkan apakah terdapat perbedaan
terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen yang
yang signifikan kemampuan awal kedua kelas.
mendapat
dan
Sedangkan uji perbedaan post-test bertujuan
strategi think-talk-write dan 30 siswa kelas
untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang
kontrol
pembelajaran
signifikan kemampuan akhir setelah perlakuan
uraian
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
pembelajaran
yang
konvensional.
kontekstual
mendapat Berikut
ini
hasil
penelitian.
pre-test
bertujuan
untuk
kontrol. Sebelum data dianalisis terlebih
1. Kemampuan
Komunikasi
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Matematik Data
perbedaan
kemampuan
komunikasi
1)
Uji Perbedaan Rataan Pre-test
matematik diperoleh melalui pre-test dan post-
Setelah diketahui bahwa data skor pre-
test, n-gain. Hasil skor pre-test, post-test, dan
test memenuhi uji prasyarat kenormalan dan
n-gain kemampuan komunikasi matematik.
homogenitas, maka untuk melihat apakah
Rataan skor pre-test kelas eksperimen dan
terdapat perbedaan skor kemampuan awal
kelas kontrol tidak jauh berbeda, hal ini
siswa dapat dilanjutkan pada uji perbedaan
menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua
rataan
kelas
independent sample t-test dengan bantuan
relatif
sama
sebelum
perlakuan
diberikan. Sedangkan untuk rataan post-test kelas
eksperimen
yang
pre-test
dengan
menggunakan
program SPSS.
mendapat
Tabel 1 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Pre-test Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means Keterangan t Df Sig. (2-tailed) 0,535 58 0,595 Ho Diterima ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |178
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa skor
kontrol. Dengan demikian kemampuan awal
pre-test kemampuan komunikasi matematik
kedua kelas sama.
siswa memiliki nilai signifikansi lebih besar
2)
Uji Perbedaan Rataan Post-test
dari 0,05 yaitu 0,595 artinya Sig.α > 0,05. Hal
Setelah diketahui bahwa data skor post-
ini menunjukkan bahwa H0 diterima, artinya
test memenuhi uji prasyarat kenormalan dan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
homogenitas, maka bisa dilanjutkan pada uji
antara skor pre-test kemampuan komunikasi
perbedaan post-test dengan menggunakan
matematik siswa kelas eksperimen dan kelas
independent sample t-test.
Tabel 2 Rataan Skor Post-test Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 2,526 58 0,014 Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa
Keterangan Ho Ditolak
gain
ternormalisasi
juga
menunjukkan
nilai signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu
klasifikasi peningkatan skor siswa yang
0,014 yang artinya 𝑆𝑖𝑔 𝛼 < 0,05. Hal ini
dibandingkan dengan skor maksimal idealnya.
menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya
Rataan gain ternormalisasi menggambarkan
pencapaian
peningkatan
kemampuan
komunikasi
kemampuan
komunikasi
matematik siswa yang mendapat pembelajaran
matematik siswa yang mendapat pembelajaran
kontekstual dan strategi think-talk-write lebih
kontekstual
baik
dengan
daripada
siswa
yang
mendapatkan
Skor
Gain
siswa
Adapun
Ternormalisasi
Kemampuan Komunikasi Matematik
ternormalisasi
Analisis kemampuan
strategi yang
think-talk-write
hanya
mendapat
pembelajaran konvensional.
pembelajaran konvensional. b. Analisis
dan
rangkuman kemampuan
rataan
gain
komunikasi
gain
ternormalisasi
matematik siswa pada kelas eksperimen dan
komunikasi
matematik
kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut:
skor
menggunakan data gain ternormalisasi. Data
Tabel 3 Data Rataan dan Klasifikasi Gain ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik
Eksperimen
Rataan Gain ternormalisasi 0,35
Kontrol
0,25
Kelas
ISSN 2086 – 1397
Klasifikasi Sedang Rendah Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |179
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi…
Skor gain ternormalisasi siswa yang
Uji
Perbedaan
Rataan
Skor
mendapatkan pembelajaran kontekstual dan
Ternormalisasi
strategi think-talk-write memiliki skor lebih
Matematik. Berdasarkan hasil uji normalitas
tinggi dari siswa yang hanya mendapat
yang telah dilakukan didapat kesimpulan
pembelajaran konvensional. Klasifikasi skor
bahwa
gain ternormalisasi kelas eksperimen dengan
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
kelas kontrol termasuk kategori sedang dan
normal. Sedangkan untuk uji homogenitas
rendah.
menunjukkan
Hal
ini
peningkatan
menunjukkan kemampuan
matematik siswa
kelas
skor
Kemampuan
Gain
gain
Komunikasi
ternormalisasi
bahwa
varians
kelas
skor
gain
bahwa
ternormalisasi kedua kelompok homogen.
komunikasi
Sehingga untuk membuktikan bahwa skor gain
eksperimen
jauh
ternormalisasi
kemampuan
komunikasi
berbeda dengan kelas kontrol. Namun untuk
matematik siswa kelas eksperimen berbeda
lebih meyakinkan apakah benar peningkatan
dengan kelas kontrol dilakukan uji perbedaan
kemampuan komunikasi matematik siswa
rataan
yang mendapatkan pembelajaran kontekstual
menggunakan uji-t.
skor
gain
ternormalisasi
dengan
dan strategi think-talk-write sama dengan
Berikut rangkuman hasil uji perbedaan
siswa yang hanya mendapatkan pembelajaran
rataan skor gain ternormalisasi pada taraf
konvensional perlu dilakukan uji statistik
signifikansi α = 0,05.
lanjutan. Tabel 4 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 3,604 58 0,001 Tabel 4 diperoleh nilai thitung = 3,604 sedangkan untuk α = 0,05 dengan
Keterangan Ho Ditolak
kemampuan komunikasi matematik siswa
df =
yang mendapat pembelajaran kontekstual dan
58, nilai tkritis= 1,67, maka thitung berada di
strategi think-talk-write lebih baik daripada
daerah penolakan H0, atau nilai Sig. (2-tailed)
siswa
0,001 < α = 0,05 sehingga Ha diterima yang
konvensional.
artinya terdapat perbedaan yang signifikan
yang
mendapatkan
pembelajaran
c. Disposisi Matematik
antara peningkatan kemampuan komunikasi
Data tentang disposisi matematik siswa
matematik siswa yang mendapat pembelajaran
diperoleh melalui angket yang diberikan pada
kontekstual dan strategi think-talk-write dan
akhir perlakuan pada kedua kelompok siswa
siswa yang hanya mendapat pembelajaran
yaitu
kontekstual. Dengan demikian, peningkatan
pembelajaran kontekstual dan strategi think-
ISSN 2086 – 1397
kelas
eksperimen
yang
mendapat
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |180
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… talk-write dan kelas kontrol yang mendapat
kenormalan dan homogenitas, maka bisa
pembelajaran konvensional.
dilanjutkan pada uji perbedaan rataan dengan
Hasil Uji Perbedaan Rataan Disposisi
menggunakan
Matematik, setelah diketahui bahwa data
independent
sample
t-test
dengan bantuan program SPSS.
disposisi matematik memenuhi uji prasyarat
Tabel 5 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Disposisi Matematik t-test for Equality of Means t Df Sig. (2-tailed) 3,509 62 0,001 Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa nilai 𝑆𝑖𝑔 𝛼 < 0,05.
artinya
Hal
Ho Diterima
d. Asosiasi
signifikansinya kurang dari 0,05 yaitu 0,001 yang
Keterangan
Komunikasi
antara
Kemampuan
dengan
Disposisi
Matematik Kelas Eksperimen
ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya
Hubungan ada dan tidaknya asosiasi
disposisi matematik siswa yang mendapat
antara kemampuan komunikasi dan disposisi
pembelajaran kontekstual dan strategi think-
matematik digunakan asosiasi kontingensi.
talk-write
disposisi
Sebelumnya pada masing-masing variabel
memperoleh
dibuat kriteria penggolongan kualifikasinya.
lebih
matematik
baik
siswa
daripada yang
Kriteria pengelompokkan berdasarkan katagori
pembelajaran konvensional.
siswa disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6 Tabel Hasil Pengelompokkan Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa Berdasarkan Katagori Komunikasi Eksperimen Disposisi Eksperimen Komunikasi Tinggi Eksperimen Sedang Rendah Total
Disposisi Eksperimen Tinggi Sedang Rendah 6 0 0 0 17 0 0 1 6 6 18 6
Total 6 17 7 30
Sesuai Tabel 6 diperoleh kemampuan
siswa. Disposisi matematik dengan katagori
komunikasi matematik dengan katagori tinggi
tinggi sebanyak 6 orang siswa, disposisi
sebanyak
komunikasi
matematik dengan katagori sedang sebanyak
matematik dengan katagori sedang sebanyak
18 orang siswa, dan disposisi matematik
17 orang siswa, dan komunikasi matematik
dengan katagori rendah sebanyak 6 orang
dengan katagori rendah sebanyak 7 orang
siswa.
6
ISSN 2086 – 1397
orang
siswa,
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |181
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… Tabel 7 Hasil uji Chi Kuadrat Komunikasi dan Disposisi Matematik Value 54.286a
Pearson Chi-Square
df 4
Asymp. Sig. (2-sided) .000
Dari hasil tabel diatas didapat Asymp.
Disposisi matematik siswa yang mendapat
Sig. (2-sided) = 0,000 < taraf signifikansi ( =
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
0,05), ini berarti tolak H0 jadi kesimpulanya
dan
terdapat
kemampuan
daripada disposisi matematik siswa yang
komunikasi dan disposisi matematik siswa
memperoleh pembelajaran konvensional. (3)
pada kelas yang menggunakan pembelajaran
Asosiasi
kontekstual dan strategi think-talk-write. Hasil
matematik dan disposisi matematik siswa pada
Koefisien Kontingensi C antara Komunikasi
kelas yang mendapat pembelajaran dengan
dan Disposisi Matematik didapat koefisien
pendekatan kontekstual
kontingensi C = 0,803 berarti berdasarkan
talk-write termasuk asosiasi tinggi.
asosiasi
antara
strategi
think-talk-write
antara
lebih
kemampuan
baik
komunikasi
dan strategi think-
C
Kesimpulan yang dikemukakan di atas
dapat
memberikan rekomendasi sebagai berikut: (1)
antara
Pembelajaran kontekstual dan strategi think-
dan
talk-write hendaknya menjadi alternatif model
disposisi matematik siswa pada kelas yang
pembelajaran bagi guru SMP khususnya dalam
menggunakan pembelajaran kontekstual dan
meningkatkan kemampuan komunikasi dan
strategi think-talk-write termasuk asosiasi
disposisi
tinggi.
menerapkan
SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran kontekstual dan strategi think-
penggolongan termasuk
koefisien
asosiasi
kontingensi
tinggi
disimpulkan
bahwa
kemampuan
komunikasi
maka
asosiasi matematik
matematik
siswa.
(2)
pembelajaran
Untuk dengan
Berdasarkan hasil pengolahan data,
talk-write, sebaiknya guru membuat sebuah
analisis, temuan dan pembahasan diperoleh
skenario dan perencanaan yang lebih baik,
kesimpulan sebagai berikut: (1) Pencapaian
sehingga pembelajaran kontekstual
dan peningkatan kemampuan
komunikasi
strategi think-talk-write dapat diterapkan. (3)
matematik siswa yang mendapat pembelajaran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk
dengan pendekatan kontekstual dan strategi
melihat keefektifan penerapan pembelajaran
think-talk-write lebih baik daripada siswa yang
kontekstual dan strategi think-talk-write pada
mendapatkan pembelajaran konvensional. (2)
semua kategori sekolah dengan peringkat baik.
ISSN 2086 – 1397
dan
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |182
Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi… DAFTAR PUSTAKA Ansari, B. I. (2004). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik melalui Strategi Think-Talk-Write (Eksperimen di SMUN Kelas I Bandung). Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena. Cai, J., Lane, S., dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and Holistic Scoring Rubrics: Assessing Student’s Mathematical Reasoning and Communication. Dalam P.C Elliot dan M.J Kenney (Eds). Yearbook Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas. Huinker, D. & Laughlin. 1996. ”Talk Your Way Into Writing”. In P.C Elliot, and M.J. Kenney (Eds.) 1996 Yearbook. Communication in Mathematics, K-12 and beyond. USA: NCTM. Maxwell, K. (2001). Positive learning dispositions in mathematics. [on line]. http://www.education.auckland.ac.nz/uoa/fms/default/education/docs/ word/research/foed_paper/issue11/ACE_Paper_3_Issue_11.doc [4 November 2013]. National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA: The National Council of Teachers of Mathematics Inc. National Council of Teacher of Mathematics. (1991). Professional Standards for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM. National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standarts for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Nurhadi dan Senduk, A.G. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Philipou, G. & Nicolaidou, M. (2004) “Attitudes Toward Mathematics, Self Efficacy and Achievment in Problem Solving‟. Jurnal: ERME, CERME-3, TG-2. Polking, j (1998) Response to NCTM’S Round 4 Question. [online] http://www.ams.org/government/argrpt4.html. diunduh [4 November 2013].
tersedia
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik . Disertasi. UPI: Tidak diterbitkan. Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Pertemuan MGMP Matematika SMPN I Tasikmalaya. Sumarmo, U. (2010). Evaluasi dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dalam Teori Paradigma, Prinsip, Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |183