# Kemampuan Komunikasi #
Persepsi : Inti Komunikasi Arif Basofi, S.Kom, M.T
Persepsi
Pada abad ke-19, para ilmuwan mengira apa yg ditangkap panca indera kita sbg sesuatu yg nyata & akurat. Para psikolog, menyebut mata sbg kamera dan retina sbg film yg merekam pola2 cahaya yg jatuh diatasnya. Sedangkan para ilmuwan modern menentangnya, bhw yg kita amati dipengaruhi sebagian oleh citra retina mata dan terutama oleh kondisi pikiran pengamat. Sehingga, masing2 memiliki kesan yg berlainan mengenai lingkungan kita: benda, situasi, orang, ataupun peristiwa, meski kita memiliki informasi yg sama.
Persepsi…
Jadi, apa yg kita amati sebenarnya mengkonstruksi suatu “gambar” mengenai dunia tsb melalui suatu proses yg aktif dan kreatif yg disebut persepsi. Persepsi adalah proses internal yg memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tsb mempengaruhi perilaku kita. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yg identik dgn penyandianbalik (decoding) dlm proses komunikasi. Sehingga jk persepsi kita tdk akurat, maka tdk mungkin bisa berkomunikasi scr efektif. Persepsi yg menentukan kita memilih atau mengabaikan suatu pesan. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin sering mereka berkomunikasi, dan semakin cenderung membentuk kelompok budaya / identitas.
3 Aktivitas Persepsi
Persepsi terdiri atas 3 aktivitas yg terjadi secara serempak, yaitu: seleksi, organisasi dan interpretasi. Seleksi: mencakup sensasi dan atensi. Organisasi: melekat pd interpretasi, artinya: meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya shg menjadi suatu keseluruhan yg bermakna.
3 Aktivitas Persepsi…
Apa bedanya sensasi & persepsi? Sulit… Misal. Apa yg terjadi ketika anda membaui bunga mawar? – Lebih dulu merasakan sensasi fisiologis (bau), baru kemudian persepsi psikologis (aroma)?
Pada dasarnya ke-3 tahapan diatas berlangsung nyaris serempak, jadi sulit membedakan scr tegas, kapan satu tahap berakhir dan kapan tahap berikutnya berlangsung.
Persepsi…
Jadi,dengan alat indera (dengar, cium, cicip, atau sentuh), kita dapat mempersepsi sesuatu. Akan tetapi kemampuan setiap orang berbeda dlm mengindera lingkungan, krn juga berbeda scr genetis, pengalaman, dan pembelajaran, atau krn sebagian alat inderanya kurang berfungsi karena usia tua/kecelakaan.
Persepsi…
Atensi tak terelakkan krn sebelum kita merespon/menafsirkan kejadian / rangsangan, harus lebih dulu memperhatikan kejadian / rangsangan tsb. Persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek utk dipersepsi. Jadi, rangsangan yg menarik perhatian kita dianggap yg lebih penting, yg menyebabkan kejadian2 berikutnya.
Persepsi…
Tahap terpenting adalah interpretasi atas informasi yg kita peroleh dari salah satu indera kita. Tapi, kita tdk bisa menginterpretasikan makna setiap objek scr langsung, tp menginterpretasikan makna informasi yg kita percayai mewakili objek tsb. Jadi, pengetahuan dari persepsi bukan pengetahuan mengenai objek sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tsb.
Persepsi…
Banyak rangsangan yg kita terima dari indera, tp kita tdk mempersepsi semua itu scr acak, tp kita mengenali objek2 tsb sbg spesifik dan kejadian2 tertentu dgn pola2 tertentu. Alasannya sederhana, bhw persepsi kita adalah proses aktif yg menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yg kita terima. Misal. pada sebuah mall, rangsangan yg menerpa kita: makanan lezat, diskon pakaian 50%, pelayan toko seksi, teriakan pedagang, suara gaduh & anak bermain, musik di toko kaset, wangi parfum gadis yg melewati, sentuhan dan desakan pengunjung lain, dll. Kita tak mungkin menafsirkan semua rangsangan tsb, hanya yg kita perhatikan saja.
Persepsi…
Umumnya hanya memperhatikan 1 rangsangan saja scr penuh, jika memperhatikan 2 atau lebih pd saat yg sama, kualitas perhatian akan berkurang terhadap rangsangan2 tsb, spt peristiwa tragis berikut “Berniat meliput tabrakan, justru tewas tertabrak” berikut: – Wartawan harian umum ABRI Setio Budi Utomo (25) tewas tertabrak mobil saat hendak meliput kecelakaan yg melibatkan kendaraan di jln Tol Grogol-Cawang, Minggu (11/7) sekitar jam 10:30. Saat itu Uut (panggilan alm.) yg menumpang bus, melihat tabrakan mobil, naluri wartawannya mendorong segera turun dari bus, krn terkonsentrasi ke kejadian didepan matanya, dia lengah saat hendak menyeberangi jalan tol di ruas jln CawangGrogol, dan kecelakaan pun terjadi, sebuah mobil menabrak Uut. Wartawan itupun tewas sebelum dapat meliput kecelakaan yg ia lihat.
Persepsi Manusia
Persepsi manusia terbagi menjadi 2: 1) Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) 2) Persepsi terhadap manusia
Persepsi thdp manusia lebih sulit & kompleks, krn manusia bersifat dinamis. Persepsi thdp manusia disebut jg persepsi sosial. – Persepsi thdp objek melalui lambang2 fisik, sedang pd orang melalui lambang2 verbal & non-verbal. – Persepsi thdp objek menanggapi sifat2 luar, sedang pd manusia menanggapi sifat2 luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dsb) – Objek tidak bereaksi, sedang manusia bereaksi, artinya objek bersifat statis, manusia bersifat dinamis. Sehingga persepsi pd manusia dpt berubah dr waktu ke waktu, lebih cepat drpd objek.
Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik
Persepsi sering mengecoh kita ini yg disebut ilusi perceptual. – Dunia datar? – Bumi diam?
Coba jawab: – Lingkaran pusat mana yg lebih besar? A / B – Pada topi, mana garis yg lebih panjang? Vertikal / horizontal
A
B
Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik…
Dalam persepsi lingkungan fisik, terkadang terjadi kekeliruan, disebabkan indera tak jarang menipu kita. – Tongkat lurus dimasukkan air jadi bengkok – Warna langit berubah2 – Pelangi jg ilusi yg disebabkan pembelahan spektrum warna merah & biru dgn warna putih. – Fatamorgana menyebabkan imajinasi manusia tercipta disebabkan krn pengaruh pembiasan cahaya suatu benda pd jarak tertentu dan dlm kepadatan udara yg berbeda krn pengaruh temperatur yg berbeda pula.
Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik…
Indera tidak selalu sepakat akan suatu hal, misal. pengujian indera bau: – Sekelompok orang akan berbeda persepsi bau yg dirasakan dari berbagai benda (cat, bawang merah, terasi, durian, ikan asin) sesuai dgn intensitas. – Mencicipi hidangan ayam dan mengurutkan kelezatannya: ayam bakar, goreng, sate ayam, kari ayam, opor ayam, semur ayam & pepes ayam. pasti berbeda meski lidah normal. – Yang paling sulit, kita tdk dpt mengenali siapa diantara kita yg (maaf) lagi kentut.
Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik…
Tipuan mata juga sering menimbulkan perbedaan pendapat: – Pertandingan bulu tangkis final beregu Taufik Hidayat dan Shan Seung-mo (KorSel) pd SeaGames ke-14 2002, hakim garis korsel banyak melakukan bad call yg merugikan Taufik, pukulannya sering dinyatakan keluar padahal jelas masuk, sebaliknya smes Shon dinyatakan masuk meski jelas jatuh diluar garis lapangan dalam.
Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik…
Kesalahan mempersepsi objek (indera penglihatan) bahkan beresiko kehilangan jiwa, spt dialami seorang anggota TNI: – Tugas tim (3 orang) penyergapan thdp tokoh dicari pemerintah, setelah briefing diputuskan: Anggota 1 (A1) masuk dr arah belakang dan keluar dr samping kanan rumah, Anggota 2 (A2) didepan rumah diperintah utk menembak siapapun yg keluar dr sisi kiri rumah, A2 berada dlm kendaraan menutup jalan keluar. – Pd jam yg ditentukan, penyergapan mulai, A1 masuk dr arah belakang dan tdk menemukan sasaran, lalu keluar dr sisi kanan rumah, betapa terkejut begitu keluar langsung ditembak A2, untung msh selamat. – Setelah ditanyakan, A1 & A2 memiliki persepsi berbeda akan sisi kanan, yg dimaksud A1 sisi kanan rumah adalah sisi kanan rumah jika berada dlm rumah, sedang A2 sisi kanan adalah sisi kanan rumah dr posisinya (menghadap rumah tsb). – Cape‟ dueeh…
Persepsi Sosial
Persepsi sosial: proses menangkap arti objek2 sosial dan kejadian2 yg kita alami dlm lingkungan kita. Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yg menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial sbb: ...
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman Persepsi manusia thdp sesorang, objek atau kejadian dan reaksinya berdasarkan pengalaman (pembelajaran) masa lalunya berkaitan dgn orang, objek, kejadian serupa. – Orang barat makan terbiasa dgn sendok, garpu & pisau dan menganggap orang timur makan dgn tangan sbg jorok. Orang timur sebaliknya menggunakan tangannya sendiri yg belum pernah dipakai orang lain, sedang orang barat makan dgn peralatan yg sering digunakan orang lain. – Dibarat dan sebagian indonesia, bersendawa setelah/ketika makan adalah tidak sopan, sementara di Arab, Cina, Jepang dan Fiji, jg Aceh dan SumBar, bersendawa malah dianjurkan krn hal ini menandakan penerimaan makanan dan kepuasan makan.
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Contoh kejadian perbedaan 2 kelompok budaya dlm acara makan: – Beberapa abad lalu di SulSel, berdiri 3 kerajaan Bugis yg bersebelahan: Bone, Soppeng dan Wajo, dgn akronim Bosowa. Meski 1 rumpun tp berbeda adat dan kebiasan sehari2. – Suatu saat raja Soppeng diundang ke kerajaan Bone dan menjamu dgn semua persediaan hidangan makanan sbg pernghotmatan kpd para tamu. Dgn hormat raja Bone mempersilahkan para tamu utk makan “Cuman inilah yg dpt kami hidangkan saudara2ku, jd anggaplah spt rumah sendiri”. – Maka raja (datu) Soppeng beserta rombongan makan dgn lahap setelah perjalan jauh hingga tak tersisa, padahal raja Bone beserta keluarga dan kerabat belum makan. Sehingga orang2 Bone menuduh orang Soppeng rakus sekali, setelah mengetahui hal itu raja Soppeng meminta maaf, krn menurut kebiasaan adat, suatu kehormatan jika tamu menghabiskan makanan yg dihidangkan. Dan tadi jelas sudah dipersilahkan makan spt dirumah sendiri. – Setelah selesai makan, semua alat makan dibereskan (pd waktu itu orang Bone msh menggunakan daun pisang sbg piring, batok kelapa sbg tmpat sayur, dan bambu sbg gelas) dgn dibuang ke tanah (rumah adat Bugis berupa ruma tiang ±2.5 m)
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Contoh kejadian perbedaan 2 kelompok budaya dlm acara makan: – Selang beberapa tahun, rombongan raja Bone berkunjung ke kerajaan Soppeng, sbg pengormatan diadakan perjamuan. Dan raja Soppeng mempersilahkan tamu2nya “Silahkan dicicipi makan yg kami hidangkan, anggaplah spt rumah sendiri”. – Dan raja Bone beserta rombongan makan dgn lahap disamping itu alat2 makan yg dipakai sangat bagus dan barang baru bagi orang Bone. – Setelah selesai makan, orang2 Bone mengumpulkan alat2 makan dan bersama2 membuangnya ke tanah sehingga hancurlah semua peralatan makan yg sangat disayangi raja Soppeng. – Dengan perasaan dongkol datu Soppeng bertanya kpd raja Bone mengapa membuang dan memecahkan semua peralatan makan, apakah dianggap kurang ramah/menghormati. Oleh raja Bone, justru beliau menghormati dan tadi sebelumnya dikatakan anggaplah spt rumah sendiri, menurut kebiasaan Bone selesai makan semua peralatan dibuang ke tanah. Maka sadarlah datu Soppeng, bhw inilah balasan yg diterima setelah ia berkunjung ke Bone bbrp tahun sebelumnya.
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Contoh lain, hal kecantikan yg selalu dikonstruksikan oleh masyarakatnya. – Seorang wanita paling cantik dlm banyak budaya adalah yang wajahnya palng menarik dan tubuhnya paling seksi (plus kulitnya mulus), namun dlm budaya lain mgk yg rambutnya paling kriting (dan byk kutunya), paling pucat wajahnya, paling hitam kulitnya atau lebat bulu ketiaknya. – Bagi suku dayak (kalimantan), kecantikan identik dgn seberapa banyak anting2 yg dikenakan utk membuat cuping telinganya makin lebar dan tergantung kebawah. – Di kalangan penduduk Fuji (Pasifik), kecantikan identik dgn kemampuan reproduksi dgn makan banyak dan bentuk tubuh subur.
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Ketiadaan pengalaman terdahulu dlm menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek tsb berdasarkan dugaan semata/pengalaman yg mirip. – Suku primitif pedalaman Afrika mengetahui TV yg dianggap sbg sihir. – Sedang orang2 Merind di Merauke berteriak “Ehe yaba honggat! (Ini anjing besar!)”, yang ditujukan pd sapi2 dari Jakarta ketika diturunkan dari kapal laut.
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Kisah lelucon utk melukiskan persepsi orang thdp suatu objek saat pertama kali: – 2 orang pedalaman Papua ke Jakarta: seorang kepala suku dan istrinya, dgn lugu dan minim pengetahuan terheran 2 keliling Jakarta, hingga menemukan pintu ajaib yg disebut “Pintu Dewa” (lift). – Mengira setiap org yg masuk selalu berubah, ada seorang nenek masuk lalu keluar gadis cantik, pria tua masuk dan keluar menjadi pria gagah. – Timbul pikiran utk mengubah diri “He, beta mau ubah diri beta spt itu” kata kepala suku, tp ia minta istrinya lebih dulu masuk. Dan berharap istrinya berubah spt poster artis barat yg ditunjuk menempel pd dinding dekat lift tsb (Pamela A.). – Dengan berharap2 cemas dan begitu pintu terbuka… keluarlah seorang nenek yg tadi dilihat sebelumnya, lalu pingsanlah si kepala suku.
Persepsi Sosial… A. Persepsi Berdasar Pengalaman… Beberapa contoh lain: – Jilatan seekor anjing pada seorang tamu di Bali, sbg ungkapan persahabatan. – Adat suguhan di Malaysia bagi tamu, minimal air teh manis, bukan spt kebiasaan di Indonesia dgn air putih, yg jika salah persepsi bisa dianggapnya kurang ajar dan tak menghormati tamu. – Cara mandi orang barat dgn shower/bath tup, yg tak terbiasa dgn bak mandi dan gayung spt di negara ini.
Persepsi Sosial… B. Persepsi Bersifat Selektif Atensi (perhatian) pd suatu rangsangan merupakan faktor utama yg menentukan selektivitas kita atas suatu rangsangan. – Faktor internal mempengaruhi atensi: Spt faktor biologis (lapar, haus), faktor fisologis (tinggi, pendek, kurus, gemuk), faktor sosial budaya (gender, agama, pendidikan), faktor psikologis (kemauan, keingingan, motivasi, kesedihan). Jd makin besar perbedaan aspek2 tsb antar individu, makin besar perbedaan persepsi mereka mengenai realita.
Pengunjung kafetaria lebih memperhatikan jenis minuman yg ada krn haus, sedang pengunjung lain memperhatikan makanan krn lapar. Pedagang tanaman hias, ahli farmasi, ahli pertanian dan ahli geologi berbeda persepsi ttg jenis tanaman yg tumbuh di lereng gunung ketika hiking bersama, si-pedagang tanaman hias mgk tertarik jenis tanaman dan bunga2 yg tumbuh di lereng tsb mgk bisa dijual, si-ahli pertanian lebih memperhatikan apakah tanaman tsb dpt dikomsumsi atau tdk, siahli farmasi lebih tertarik apakah dpt dijadikan sbg obat atau tdk, dan si-ahli geologi lebih tertarik pd tekstur tanah dan bebatuan tempat tanaman tsb.
Persepsi Sosial…
Faktor eksternal mempengaruhi atensi: Faktor eksternal yg mempengaruhi yaitu atribut2 objek yg dipersepsi spt: gerakan, intensitas, kontras, kebaruan dan perualangan objek yg dipersepsi. – Objek bergerak lebih menarik dari yg diam, misal. TV – Rangsangan yg intensitasnya menonjol jg menarik perhatian, spt suara keras, sirene atau speaker orang jualan, yang berkulit putih, wajah cantik. – Bahaya ngebut dijalan, makin menarik jika disertai mobil ringsek, data korban mati setiap tahunnya. – Peristiwa berulang, spt iklan TV yg membuat pemirsa makin ingat dan terdorong utk membeli, salah satu keindahan surat Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) dalam Al-Qur‟an adalah pengulangan ayat Fabiayyi âlâ irabbikûmâ tukaddzibân (Maka nikmat Tuhan kami yang manakah yang kamu dustakan?)
Persepsi Sosial… C. Persepsi Bersifat Dugaan Proses persepsi bersifat dugaan, memungkinkan menafsirkan suatu objek dgn makna yg lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Oleh krn informasi lengkap tdk tersedia, dugaan diperlukan utk membuat kesimpulan berdasarkan informasi tak lengkap tsb lewat penginderaan. Jadi, kita isi ruang yg kosong utk melengkapi gambaran itu dan menyediakan informasi yg hilang. – Misal melihat gunung es, kita melihat puncak atasnya, tp jg menduga ada sebagian gunung tsb dibawah permukaan air. – Melihat pesawat terbang diangkasa, dari jauh tak terlihat awak dan penumpangnya, tp kita menduga setidaknya terdapat awak pesawat yg menerbangkan.
Persepsi Sosial… C. Persepsi Bersifat Dugaan… Coba anda jawab, bentuk (gambar) apa yg mewakili ke-3 titik dan ke-4 titik dibawah? Kok bukan spt ini:
Kebanyak pasti spt:
Persepsi Sosial… C. Persepsi Bersifat Dugaan… Mengapa demikian? Krn persepsi adalah proses yg cepat sekali. Alternatif jawaban tak terbatas, kita hanya menduga menurut pengalaman dan pembelajaran individu masing2 sejak lahir. Hubungkan ke-9 titik gambar dibawah scr berturut2 (tanpa mengangkat alat tulis), shg membentuk 4 garis lurus, dgn syarat setiap titik hanya boleh dilewati 1 kali.
Persepsi Sosial… C. Persepsi Bersifat Dugaan… Case tadi, melandasi persepsi kita thdp objek, orang, masalah, yg mewarnai apa yg kita lihat, bila tdk menyadari akan sulit melakukan komunikasi yg berhasil. – Misal. Seorang pria mampir ke kantor teman lamanya, tanpa sadar minta tolong dibuatkan secangkir teh pd seorang wanita diruang sebelahnya yg kemudian ditolak dgn halus. Pria tsb menyangka wanita itu sbg sekretaris/bawahan, yg ternyata manager Public Relations yg setara dgn kedudukan temannya.
Jadi komunikasi jauh lebih rumit daripada sekedar membuat bentuk menurut titik.
Persepsi Sosial… D. Persepsi Bersifat Evaluatif Persepsi adalah proses kognitif psikologis (campuran antara kejiwaan, emosi dan pikiran/kecerdasan) dalam diri kita yg mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan untuk memaknai objek persepsi. Jadi tidak ada persepsi yg bersifat objektif, akan tetapi melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingan pribadi (subjektif) sebagai wujud „realitas‟. Kita hidup dgn peta perceptual yg tdk pernah merupakan wujud realitas itu sendiri. Dalam mempresepsi realitas perlu adanya kemampuan bergaul (sosiabilitas), dan tingkat adaptasi dlm bergaul berbeda2. Orang yg memiliki kualitas keramahan, kesopanan dan keluwesan diatas tingkat adaptasi dianggap pandai bergaul. Sehingga spt dlm komunikasi massa (pers), berita (opini) yg ditulis bukanlah persepsi murni yg objektif, akan tetapi menurut persepsi pikiran wartawan mengenai peristiwa/realitas yg diliput berdasar pendekatan nara sumber. Maka tidak mengherankan bila konten berita dari berbagai pers (wartawan) bisa berbeda meski berasal dari nara sumber yg sama.
Persepsi Sosial… D. Persepsi Bersifat Kontekstual Persepsi, pengharapan dan struktur kognitif akan suatu objek/kejadian yg kita lihat dipengaruhi oleh konteks rangsangan. Coba perhatikan bentuk dibawah yg bersifat mendua, baris 1 bisa B bisa jg angka 13: • Yang berubah pd dasarnya adalah konteksnya. • Baris 2 cenderung 13 • Baris 3 cenderung B
Dlm komunikasi, konteks penting krn tanpa konteks tdk ada interpretasi atas suatu pesan dan tdk adanya makna atas suatu hubungan dlm mengkonstruksi pola interaksi, sehingga bisa menyebabkan kebingungan.
Persepsi Sosial… D. Persepsi Bersifat Kontekstual… Beberapa prinsip utk mengorganisasi objek dgn meletakkannya dlm konteks tertentu: 1. Struktur objek / kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan
Saat kita melihat sekelompok orang, kerangka rujukan akan kita tentukan dlm mengorganisasi kelompok tsb, bisa usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
Persepsi Sosial… D. Persepsi Bersifat Kontekstual… 2. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yg terdiri dari objek dan latar (belakangnya) Perhatikan gambar berikut:
A
B
Sepintas dibenak vas bunga (A) atau wajah wanita (B) berwarna
putih dgn latar hitam, jk difokuskan pd warna hitam akan melihat 2 wajah berhadapan (A) atau pemain saxofon (B). Ini menunjukkan bhw lingkungan fisik dpt menyediakan banyak rangsangan, namun pola yg kita persepsi dlm lingkungan merupakan “ciptaan” kita sendiri.
Persepsi Sosial… D. Persepsi Bersifat Kontekstual… 2. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yg terdiri dari objek dan latar (belakangnya)… Bagaimana juga dgn gambar2 berikut:
Selesai