Melalui Sepakbola Kita Bersatu Menggapai Kemenangan (120/M) Oleh : Adwin Pratama Anas Selasa, 21 Juni 2011 16:39
KOPI, Sepakbola adalah sebuah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dimana masing-masing tim beranggotakan 11 pemain. Tujuan dari olahraga ini adalah kedua tim berusaha memasukkan bola ke gawang tim lawan. Menurut Bill Muray, pakar sejarah sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sepak bola juga disebut-sebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut Tsu.
Dalam perkembangannya, sepakbola menjadi olahraga terpopuler di dunia. Saat ini, seluruh negara yang ingin berkompetisi dalam sepakbola harus bernaung di bawah badan tertinggi sepakbola yang bernama FIFA (Federation Internationale de Football Association). Seluruh kompetisi resmi dan aturan-aturan resmi diatur oleh FIFA dan wajib untuk diikuti oleh semua negara anggota FIFA.
Indonesia memiliki induk organisasi sepakbola yang dinamakan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). PSSI didirikan oleh Soeratin Sosrosoegonda pada 19 April 1930 dan secara resmi menjadi anggota FIFA pada tahun 1952. Pada awal didirikan, PSSI merupakan wadah pemersatu bangsa dan untuk meningkatkan rasa nasionalisme rakyat untuk mengusir penjajah. Sejauh ini, timnas Indonesia belum bisa berbicara banyak dalam kompetisi sepakbola dunia. Prestasi terbaik Indonesia adalah lolos ke putaran final Piala Dunia tahun 1938 dimana waktu itu Indonesia masih memakai nama Dutch East Indies (Hindia Belanda). Untuk level ASEAN, Indonesia mencatat prestasi 4 kali runner-up.
FRMF (Federation Royale Marocaine de Football) adalah induk organisasi tertinggi sepakbola Maroko. Didirikan pada tahun 1955 dan menjadi anggota FIFA pada tahun 1960. Prestasi tertinggi Maroko adalah lolos ke putaran final Piala Dunia sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1970, 1986, 1994, 1998. Maroko mencatat prestasi membanggakan dengan menjuarai Piala Afrika pada tahun 1976.
Dari sudut pandang sejarah persepakbolaan kedua negara, hampir tidak ada cerita masa lalu yang mempertemukan kedua negara. Hal ini mungkin disebabkan keberadaan ke dua negara pada wilayah regional FIFA yang berbeda. Maroko berada pada Zona Afrika sedangkan Indonesia berada pada Zona Asia sehingga Indonesia dan Maroko tidak pernah berhadapan di kompetisi resmi. Bahkan untuk bertanding di level pertandingan persahabatan pun kedua
1/5
Melalui Sepakbola Kita Bersatu Menggapai Kemenangan (120/M) Oleh : Adwin Pratama Anas Selasa, 21 Juni 2011 16:39
negara belum pernah dipertemukan. Namun untuk Timnas level junior, Indonesia dan Maroko telah bertemu di Kejuaraan ‘The 10th Danone Nations Cup’ yang berlangsung pada tanggal 1-3 Oktober 2010 di Pretoria-Soweto, Afrika Selatan. Di kategori I (12-13th), Indonesia berhasil mengalahkan Maroko 3- 0 di babak semi final. Maroko berhasil membalas kekalahan tersebut di babak 16 besar kategori II (11-12th) dengan skor 1-0.
Hal yang cukup mengagetkan adalah ternyata klub-klub Indonesia telah menggunakan jasa pemain Maroko sejak tahun 2005. Saat ini, terdapat beberapa pemain asal Maroko yang bermain di Liga Indonesia (LI) maupun Liga Primer Indonesia (LPI). Nama yang tentu tidak asing lagi adalah Redouane Barkoui. Pemain yang saat ini bermain untuk Persela Lamongan merupakan salah satu penyerang yang sangat produktif di LSI. Di Divisi Utama maupun Divisi II juga terdapat beberapa pemain Maroko. Diantaranya Hassan Souaid, Tarik Choui, Tarik Al Jabany, dll. Begitu pun di LPI, terdapat pemain asal Maroko seperti Abdelhadi Lakkad yang memperkuat Medan Chiefs.
Selain dari segi kualitas yang berada di atas rata-rata, pemain asal Maroko sangat disukai oleh stakeholder sepakbola dan masyarakat Indonesia karena terkenal memiliki attitude yang sangat baik. Sebagai contoh, Hassan Souaid pernah menjadi kapten tim Barito Putra. Begitu pun dengan Lakkad. Ia dikenal tidak suka minta macam-macam kepada pihak manajemen klub. Lakkad rela menginap di mess bersama pemain lokal. Tidak seperti pemain asing biasanya yang harus menginap di hotel, disediakan sopir pribadi, indisipliner, dll. Tentu hal ini menjadi contoh yang baik bagi pemain-pemain muda Indonesia. Yang juga menggembirakan adalah Redouane Barkoui ternyata sangat menghargai kebudayaan Indonesia. Dapat dilihat ketika Barkoui mencetak gol. Ia merayakannya dengan menari Jaipong. Tarian khas Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Ini tentu hal yang sangat menggelikan dimana ternyata pemain asing lebih menghargai budaya Indonesia dibanding pemain lokal Indonesia sendiri.
Dewasa ini, sepakbola bukan hanya menjadi sebuah olahraga tapi menjadi bagian yang sangat penting yang mencakup hampir semua sektor apakah itu politik, pariwisata, dll. Bahkan, ada sekelompok orang di Argentina yang menganggap sepakbola adalah tuhan. Beberapa negara pun berlomba-lomba memperbaiki kualitas tim nasionalnya karena sangat berhubungan dengan gengsi sebuah negara. Yang lebih hebatnya, sepakbola ternyata telah mengambil peran sebagai alat untuk mempererat hubungan antar-negara. Bahkan tidak jarang negara yang tengah berkonflik menjadikan sepakbola sebagai alat untuk mendinginkan keadaan. Ada beberapa kasus seperti Korea Utara dan Korea Selatan yang mengadakan pertandingan sepakbola untuk meredam isu konflik kedua negara, pergolakan yang terjadi antara Inggris dan Argentina yang habis berperang karena kasus pulau Maldivas dapat dicairkan melalui pertandingan sepakbola. Bahkan sepakbola ternyata mengambil peran dalam upaya mengakhiri perang dunia ke-II. Setelah Jerman melakukan pertandingan persahabatan dengan pihak Sekutu, rakyat mulai berpikir bahwa mungkin lebih baik mereka hidup berdampingan.
2/5
Melalui Sepakbola Kita Bersatu Menggapai Kemenangan (120/M) Oleh : Adwin Pratama Anas Selasa, 21 Juni 2011 16:39
Dengan melihat fakta bahwa negara yang berkonflik pun bisa bersatu karena sepakbola, tentu ini menjadi hal yang sangat efektif dalam upaya mempererat hubungan antar Indonesia dan Maroko. Saran penulis, sebaiknya pemerintah mengadakan pertandingan persahabatan antara Timnas Indonesia melawan Timnas Maroko dengan format home-away, atau bisa juga dengan mengadakan turnamen mini dengan mempertemukan juara Liga Indonesia dengan juara Liga Maroko. Penulis merekomendasikan hal ini karena merasa ini adalah hal yang sangat efektif karena menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tua-muda, kaya-miskin, pria-wanita, semua agama, semuanya dapat disentuh oleh program ini. Setelah terselenggaranya pertandingan ini, Indonesia dan Maroko dapat merencanakan program selanjutnya.
Saat ini, ada beberapa masalah yang sama-sama melanda tim nasional maupun liga Indonesia dan Maroko. Penulis mencatat setidaknya ada 3 masalah sama yang menjadi penyebab terpuruknya kedua negara di sepakbola internasional. Pertama adalah kasus kurangnya kebanggan membela negara. Beberapa minggu ini, sepakbola Maroko dibuat geger oleh kasus Adel Taarabt yang bermain di Queens Park Rangers. Pemain andalan tim nasional Maroko ini menyatakan mundur dari tim nasional. Setali tiga uang di Indonesia, masih jelas diingatan dimana para pemain asal Papua yang dipimpin pencetak gol terbanyak Liga Indonesia, Boaz Salossa mengancam tidak akan memperkuat tim nasional lagi. Rasa nasionalisme pemain yang luntur menjadi PR yang sangat berat bagi federasi persepakbolaan kedua negara. Kedua, buruknya pembinaan pemain muda. Bakat alam dari Afrika telah menghasilkan beberapa pemain hebat. Mauro Chamakh, Adel Taarabt, dan M. Hadji adalah beberapa pemain asal Maroko yang bermain di Liga Top Eropa. Indonesia sendiri dulu mempunyai beberapa pemain yang cukup disegani di Asia. Ramang, Suardi Arlan, Sumirlan, hingga era Widodo CP membuat Indonesia dijuluki Macan Asia. Namun 10 tahun terakhir kedua negara seakan hilang ditelan bumi. Hampir tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan oleh kedua negara. Yang terakhir adalah bobroknya organisasi persepakbolaan kedua negara. PSSI maupun FRMF ditengarai menjadi penyebab keterpurukan prestasi sepakbola kedua negara tersebut. Menurut legenda sepakbola Maroko, Mustapha Hadji, “Reformasi Sepakbola dibutuhkan di Maroko demi memperbaiki sistem persepakbolaan Maroko”. Senada dengan Hadji, pemain asal Maroko yang bermain di Spanyol, Nabil Baha menambahkan bahwa isu yang telah memberikan kontribusi terhadap sifat disfungsional dari dinamika tim adalah kurangnya stabilitas di dalam FRMF. Indonesia sendiri baru-baru ini melakukan Revolusi PSSI yang ditandai oleh mundurnya Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Dengan menjalin hubungan yang lebih intens dalam hal sepakbola, selain mempererat hubungan kedua negara, juga diharapkan Republik Indonesia dan Maroko dapat bersama-sama mencari solusi terbaik bagi persepakbolaan kedua negara untuk menghadapi persaingan dunia yang semakin kompleks.
Referensi:
3/5
Melalui Sepakbola Kita Bersatu Menggapai Kemenangan (120/M) Oleh : Adwin Pratama Anas Selasa, 21 Juni 2011 16:39
Http://www.bbc.co.uk/sport2/hi/football/13648196.stm
Http://www.goal.com/en/news/89/africa/2009/12/28/1712353
Http://www.tribuntimur.com
Http://www.bolanews.com
Http://98.129.138.249/id-ID/news/1368/afrika/2009/09/17/1506163
Http://www.wikipedia.com
Biodata Penulis
Nama : Adwin Pratama Anas
T.T.L : Makassar, 9 Januari 1991
Alamat : Perum. Villa Racing Centre, Blok K No.9, Makassar
No.Telp : 081342661011 / 087841801682
4/5
Melalui Sepakbola Kita Bersatu Menggapai Kemenangan (120/M) Oleh : Adwin Pratama Anas Selasa, 21 Juni 2011 16:39
Email/FB :
[email protected] / Adwin Pratama
Kampus : Universitas Hasanuddin, Makassar
5/5