LPI UNAIR Prakarsai Pelatihan Publikasi Ilmiah Populer di Media Massa UNAIR NEWS – Dalam rangka untuk meningkatkan publikasi ilmiah populer di media massa, Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas Airlangga menyelenggarakan workshop, Jumat (7/4) kemarin. Puluhan dosen dan peneliti di Universitas Airlangga ambil bagian dalam acara yang bertema ”Workshop Diseminasi Hasil Penelitian dan Pemikiran Kritis Melalui Publikasi Ilmiah Populer di Media Massa” ini. Dalam acara di ruang sidang utama Lantai 2 Gedung Kahuripan, Kampus C UNAIR, itu dibuka oleh Ketua LPI UNAIR Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Sc., Ph.D. Menghadirkan tiga nara sumber yaitu Agus Muttaqin, Redaktur Opini Jawa Pos, sosiolog dan kolumnis FISIP UNAIR Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si., dan Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D. Dilaksanakannya kegiatan ini, seperti dijelaskan Prof. Hery Purnobasuki, bahwa hasil penelitian dari para dosen dan peneliti Universitas Airlangga ini relatif banyak, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Memang lebih banyak dilaporkan sebagai jurnal ilmiah, padahal selain itu juga memungkinkan ditulis menjadi artikel ilmiah populer yang bisa dikonsumsi masyarakat lebih luas. ”Mudah-mudahan setelah mengetahui metodologinya atau cara dan trik-trik yang harus ditulis, setelah acara ini akan banyak dosen dan peneliti UNAIR yang menulis artikel ilmiah populer di media massa,” kata Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR ini berharap. Pada sesi pertama, Agus Muttaqin, Redaktur Opini Jawa Pos membeberkan “rahasia dapurnya”. Misalnya, bagaimana naskah
dari penulis memenuhi persyaratan yang ditentukan redaksi surat kabar, bagaimana mengungkapkan ide/gagasan sebagai barang termahal dari penulis, pengetahuan yang dipaparkan baik bahasa, diksi pemilihan kata-kata, argumen gagasan, dan teknik penulisannya. “Penulis opini di media harus memakai bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan pembaca sekarang ini ingin membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna,” kata Agus Muttaqin.
PESERTA Workshop Diseminasi Hasil Penelitian dan Pemikiran Kritis Melalui Publikasi Ilmiah Populer di Media Massa”, Jumat (7/4). (Foto: Bambang Bes) Yang harus diperhatikan oleh penulis opini, tambahnya, antara lain tidak plagiat, kalau mengutip gagasan pihak lain harus disebutkan sumbernya. Tidak perlu menggunakan ghostwritter, dan jangan mengirim tulisan sama ke media lain. Pada naskah opini harus ada peg (cantolan), angle yang menarik, dan orisinal. Sedangkan Bagong Suyanto juga menambahkan trik-trik bagaimana agar opini diterima sebagai naskah layak muat di media massa. Antara lain tidak perlu mengungkap banyak ide dalam suatu
bahasan sebagai solusinya, faktor penyebab diangkatnya angle tulisan, dan tidak menuliskan sesuatu yang bersifat normatif banyak-banyak agar tidak menyita gagasan yang ditawarkan. “Yang termahal dalam persiapan membuat artikel adalah ide orisinal, sehingga jangan sampai terjebak oleh rutinitas kebiasaan dalam hidup bersosial yang dianggapnya sudah biasa. Gali ide-ide yang diluar kebiasaan itu,” kata dosen FISIP UNAIR ini. Sedangkan Badri Munir Sukoco memaparkan makalah dengan tema “Academic Culture: Simple Thouhts”. Pada bahasannya Ketua BPP UNAIR ini mendorong para dosen dan peneliti UNAIR untuk menulis, menulis dan menulis. Dengan mendaftar dalam Google Scholar Citations, maka artikel demi artikel jurnal yang dihasilkan dalam risetnya, termasuk bersama tim, akan mengangkat reputasi indeks seperti yang diharapkan oleh universitas. (*) Penulis: Bambang Bes
Besok, Dibuka
Pendaftaran
SBMPTN
UNAIR NEWS – Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) resmi dibuka Selasa (11/4). Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman resmi http://sbmptn.ac.id mulai pukul delapan pagi. Pendaftaran SBMPTN akan ditutup hingga tanggal 5 Mei 2017. “Dengan adanya peluncuran resmi dari panitia pusat mengenai pendaftaran SBMPTN tahun 2017, kita harapkan calon peserta segera menyiapkan diri. Baik kepentingan administrasi seperti
ijazah dan data lainnya, maupun menyiapkan kemampuan akademisnya,” tutur Ketua Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga, Drs. Suko Widodo, M.Si. Dalam siaran pers yang diterima PIH UNAIR, calon peserta SBMPTN diimbau untuk membaca buku panduan terlebih dahulu mengenai tata cara pendaftaran dan proses seleksi. Peserta diminta untuk melakukan pendaftaran melalui laman http://pendaftaran.sbmptn.ac.id untuk mendapatkan Kode Akses Pendaftaran (KAP), Personal Identification Number (PIN), dan slip pembayaran. Setelah itu, peserta diminta untuk melakukan pembayaran biaya ujian sebesar Rp 200.000 di bank mitra yang telah ditunjuk untuk menerima pembayaran biaya SBMPTN. Saat melakukan pendaftaran, calon peserta diminta untuk mengunggah dan mengisi data-data pendukung. Misalnya, file pasfoto terbaru, mengisi data induk pada borang, informasi asal sekolah beserta tahun kelulusan, dan memasukkan program studi yang dipilih. Pemilihan prodi Setiap calon peserta SBMPTN dapat memilih maksimal tiga program studi (prodi). Ketentuannya, peserta ujian hanya memilih satu prodi di perguruan tinggi negeri (PTN) manapun. Kedua, peserta ujian memilih dua prodi atau lebih, namun salah satu pilihan prodi tersebut harus berada dalam satu wilayah pendaftaran dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan prodi lainnya dapat di PTN di luar wilayah pendaftaran tempat peserta mengikuti ujian. Yang tidak boleh dilupakan, urutan pemilihan prodi dinyatakan sebagai prioritas pilihan. Selain itu, peserta bisa memilih proses pelaksanaan ujian dengan PBT (Paper Based Test) atau CBT (Computer Based Test). Bila proses pendaftaran sudah dilakukan, calon peserta bisa mencetak kartu tanda peserta sebagai tanda bukti sebagai peserta SBMPTN tahun 2017.
Selamat berjuang ! Penulis: Defrina Sukma Editor :Nuri Hermawan
Pusat Kajian Etnografi Punya Museum “Kematian” nan Eksotik UNAIR NEWS – Pusat Kajian Etnografi yang berada di kampus B, FISIP Universitas Airlangga memiliki musem yang eksotis. Tema yang diambil museum itu adalah kematian. Mulai dari model pemakaman di nusantara, kisah kematian unik dari penjuru jagat raya, keterangan tentang mati suri di tembok-tembok, dan lain sebagainya. Bunyi-bunyian alias back sound yang didengungkan pas pengunjung masuk museum itu pun begitu khas suasana suram. Berikut sejumlah potretnya.
Belajar Ekonomi Industri Melalui Workshop Intensif UNAIR NEWS – Guna memperdalam ekonomi industri, sivitas akademika Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga menyelenggarakan “Workshop Perilaku Kompetitor dan Strategi Pembentukan Harga”, Sabtu
(8/4). Lokakarya yang dihadiri sekitar 200 mahasiswa itu dihadiri pembicara dari kalangan industri, yaitu Vice President of Corporate Marketing PT Semen Indonesia (Persero) Rudi Hartono, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Philips Pangestu, dan pelaku usaha transportasi berbasis aplikasi Bani Sudibyo. Dalam pemaparannya, Rudi menjelaskan banyak pemain baru yang masuk pasar industri semen sehingga mendorong persaingan harga dan margin yang lebih ketat. “Meskipun kepemimpinan pangsa pasar semen 2016 masih didominasi “Big 3”, yaitu Semen Indonesia, Indocement, dan Semen Holcim, masuknya pemain baru di pasar akan mendorong kompetisi harga di antara pelaku usaha untuk tetap mempertahankan konsumen,” jelas Rudi. Sedangkan, di lingkup industri farmasi Philips menjelaskan bahwa pasar obat-obatan mendapatkan profit dari benefit yang diterima pasien, misalnya obat resep yang diberikan oleh dokter. Dalam pembentukan harga, industri farmasi terpaku pada klasifikasi obat. Untuk obat temuan (innovator) dapat menjadi single seller dan dapat menentukan harga. Setelah waktu patennya habis menjadi first generic dan masuk pasar duopoli, artinya penentuan harga tidak dilakukan sendiri, dan pada akhirnya akan menghadapi copy product dengan produsen yang lebih banyak. Berbeda pula dengan penetapan harga yang diberlakukan oleh industri transportasi berbasis aplikasi. Industri transportasi berbasis aplikasi seperti Uber bisa menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan transportasi konvensional. Sebabnya, berbagai tanggungan seperti asuransi kecelakaan, pajak, dan aneka risiko lainnya ditanggung oleh pengemudi. Setelah pemaparan dari ketiga pemateri, peserta lokakarya membentuk diskusi mini terarah berdasarkan jenis industri yang dipilih. Usai diskusi, Rudi memberikan apresiasinya kepada
para mahasiswa peserta mata kuliah Ekonomi Industri. “Mahasiswa disini kritis-kritis dan pengetahuannya luas,” tutur Rudi menanggapi antusias setiap pertanyaan mahasiswa. Dari penyelenggaraan lokakarya ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami perilaku kompetitor bisnis dalam menentukan harga. Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Menurunkan Kemiskinan dengan Baitul Maal Wat Tamwil UNAIR NEWS – Penelitian dan publikasi riset sudah tak asing lagi bagi pengajar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Schohrul Rohmatul Ajija, S.E., M.Ec. Lulusan International Islamic University Malaysia (IIUM) ini aktif melakukan riset mengenai keberadaan lembaga keuangan mikro (LKM) konvensional dan syariah. LKM berperan penting guna mendorong sektor riil di Indonesia. Hal ini didukung dengan dominasi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. “Saya melihat LKM di Indonesia sangat membantu pertumbuhan sektor riil dan yang menarik adalah sebagian besar LKM di Indonesia muncul secara swadaya dari masyarakat,” jelas Ajija. “Berawal dari tesis saya mengenai Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) pada tahun 2012 dan beberapa alumnus Ekonomi Pembangunan UNAIR mendirikan BMT Muda. Kami merasakan betul manfaat adanya LKM. Oleh karena itu, tidak ada lagi keraguan bagi saya untuk semakin concern dalam bidang ini,” kata Ajija yang juga
mengajar Ekonometrika di FEB UNAIR. Dalam publikasinya berjudul The Effectiveness of Baitul Maal wat Tamwil in Reducing Poverty, ia melakukan observasi terhadap efektivitas BMT dalam mengurangi kemiskinan. Ia melakukan studi lapangan di sebuah BMT di Pasuruan, Jawa Timur. Ajija menguji produk pembiayaan bai’ bitsamanil ajil (BBA) dan pembiayaan mudharabah (MDA). BBA sendiri merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah debitur dalam rangka memenuhi kebutuhan barang modal (investasi) dengan cara jual beli. Sedangkan, MDA ialah pembiayaan akad kerjasama (syirkah) BMT dan anggota membiayai usaha tanpa penyertaan manajemen BMT di dalamnya. Penelitian dilakukan selama satu tahun pada tahun 2011-2012 dengan mewawancarai nasabah produk BBA atau MDA. Kemudian, tingkat keefektifan BMT dievaluasi dengan membandingkan pendapatan sebelum dan sesudah menerima pembiayaan. Data yang diperoleh diukur dengan menggunakan statistika deskriptif, dan beberapa indeks pengukuran kemiskinan, seperti Poverty Gap, Sen Index, dan Foster-Greer-Thorbecke (FGT) Index. Hasilnya, perbandingan ketimpangan kemiskinan menurun dari 24 menjadi 11,3 persen berdasarkan perhitungan Poverty Gap. Artinya, ketimpangan karena perbedaan pendapatan yang didapatkan masyarakat miskin dapat dikurangi dengan pembiayaan BMT. Dari sisi lain, banyak responden yang merasakan peningkatan pendapatan setelah menerima pembiayaan dari BMT. Tidak hanya menurunkan kemiskinan dan mengembangkan usaha lokal, BMT mampu mengurangi peminjaman illegal yang menjebak masyarakat dari kemiskinan. Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Tentang Kebuntuan Itu II UNAIR NEWS – “Kenapa kau memandangiku begitu”. Muka lonjong ini ganti aneh, ia menatapku seperti seorang psikolog. Entah apa yang ia tulis, tapi ia ulangi tingkahnya hingga beberapa kali. Memandangiku sejenak menulis, dan kuhitung lebih dari lima kali hingga rentetan bait tulisan penuh mengumpulkan sari pati isi ke dalam kertasnya itu. “Bagaimana ?” “Tak ada order lagi.” “Sudahlah, jawabannya akan kita tunggu kapanpun, semua tak ada yang akan mau merendah” “Aku keluar dulu” tiba-tiba ada teriakan itu terdengar, salah seorang dari kami itu terlihat mulai tak sabaran. Yang lain bertanya. “Untuk apa ?” “Waktu sudah mendesak, kita dikejar tempo. Kalau rapat resmi esok hari tidak menghasilkan keputusan. Ini sama saja gagal” ucapnya dengan ekspresi kelelahan. “Lebih baik gagal”, si lonjong yang sibuk tadi kini ikut menambah kebuntuan. “Tanggungjawab kita bukan untuk gagal atau bersepakat, kita harus memilih integritas dari pada menuruti order-order yang beresiko tadi” “Apa kita akan mengambil resiko ?” Lonjong berseru tegas. “Iya, lebih baik disalahkan atau kita bubar. Itu lebih mulia”. Intonasi terbata-bata “I-N-T-E-G-R-IT-A-S”
“Tidak mungkin kita mengambil keputusan yang bermasalah. Mungkin tentang integritas tapi itu bermasalah dan juga menimbulkan permasalahan” Jam 12.30. Waktu mulai larut, penghuni kafe juga makin sepi. Malam mulai terasa dingin, sepoi deburan titik-titik halus dari embun AC membasahi dinding kaca depan kafe. Ku kenakkan jaketku untuk menghalau kantuk. “Sampai pagi-pun kita tidak akan sepakat.” “Adakah besok, seorang ksatria yang berjiwa baja untuk mensudahi segalanya” “Jangan berharap. Dirimu saja masih kolot dan keras, bagai karang yang kesepian di terpa deburan ombak, bukan makin mengalah, justru malah memecah-mecah partikel kokoh deburan air yang digerakkan oleh energi gelombang tersebut” Karena memang tidak ada kesempatan untuk menyepakati sebuah keputusan yang berarti. Malam sepanjang-panjangnya di ulurulur oleh perdebatan yang melahap dari detik demi detik waktu, dari es teh sampai kopi pengulur kantuk, dari suguhan potato hingga makanan ringan yang sama sekali tidak mengenyangkan isi perut. Ujian untuk memutuskan, diputuskan, dan untuk menjadikan musyawarah mufakat sebagai konsensus penting, atau untuk mensudahi gelap mata kita tentang voting yang meluap-meluap hingga menimbulkan hasil kembar. “Serahkan saja semua kepada yang kita percayai punya otoritas”. Karena kita tidak percaya pada kekuatan diri sendiri, kepada kemurnian objektivitas nilai tentang ukuran kebaikan dan penciri keunggulan yang harus diberat sebelahi. Tidak salah golongan atau keputusan itu, tapi salah pada rumus kejujuran yang kita belakangi. Nurani sejati tak akan pernah berbohong. (*)
Penulis: Sukartono (Alumni Matematika Universitas Airlangga) bersambung
Cerita Leidy Rumbiak, Mahasiswa FKG yang Mewakili Papua Barat dalam Ajang Puteri Indonesia UNAIR NEWS – Menjadi seorang Puteri Indonesia merupakan impian sejak kecil seorang Leidy Herlin Rumbiak, calon dokter gigi muda Universitas Airlangga (UNAIR). Leidy, sapaan akrabnya, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR tahun angkatan 2015. Betapa bahagianya Leidy karena salah satu mimpinya itu berjalan jadi nyata. Awalnya, ia mengetahui bahwa ada pemilihan finalis Puteri Indonesia 2017 di tiap-tiap provinsi. Karena rasa cinta Leidy terhadap kota kelahirannya, ia ingin mewakili daerahnya untuk bisa maju mewakili Papua Barat dalam ajang pemilihan Puteri Indonesia 2017. Namun Leidy sempat khawatir. Sebab tak terbayang betapa berat perjuangannya bila ia harus pulang ke tanah kelahirannya hanya untuk mendaftarkan diri. Jarak tempuh Surabaya ke Papua dan sebaliknya, menjadi tantangan bagi dirinya. Terlebih, Leidy adalah seorang mahasiswa yang tak mungkin meninggalkan aktivitas perkuliahannya untuk waktu yang lumayan lama. Namun, nampaknya angin segar menghampiri gadis berusia 19 tahun ini. Yayasan Puteri Indonesia membuka audisi di Jakarta
untuk mewakili beberapa provinsi Papua Barat.
provinsi.
Salah
satunya
adalah
“Awalnya saya tahunya harus daftar di provinsi masing-masing. Namun waktu saya lihat di akun Instagram bahwa di Jakarta juga di buka pendaftaran,” ungkap gadis kelahiran Jayapura ini. Akhirnya, ia mulai memantapkan hatinya untuk menjadi perwakilan Papua Barat dalam ajang Puteri Indonesia 2017. Leidy segera mengunduh formulir dan melengkapi seluruh berkas yang menjadi syarat pendaftaran. Pada tanggal 3 Februari lalu, Leidy melakukan seleksi wawancara melalui media sosial. Tiga hari kemudian, Senin (6/2), Leidy mengikuti audisi di Jakarta. Malam harinya, panitia mengumumkan bahwa dirinya lolos menjadi Puteri Indonesia Papua Barat 2017. “Senang rasanya perjuangan saya tidak sia-sia,” ungkap Leidy dengan mata berbinar-binar. Ditanya soal motivasi, Leidy ingin membuktikan bahwa Papua memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing di ajang penganugerahan baik tingkat nasional dan internasional. Meski tak berhasil terpilih menjadi Puteri Indonesia 2017, setidaknya Leidy berhasil mengantongi penghargaan lainnya. Leidy terpilih menjadi Puteri Indonesia Favorit Media Sosial Wilayah Papua. Sebelum berkuliah, gadis berkulit sawo matang itu memiliki banyak pengalaman sejak menimba ilmu di sekolah menengah atas. Leidy pernah menjadi mayoret SMA Negeri I Manokwari, juara I Lomba Fashion Show Busana Kasual, dan 6 Besar Finalis Duta Mahasiswa FKG UNAIR. Kini, mahasiswa yang pernah menjadi Finalis Duta FKG UNAIR ini merasa dirinya harus tetap berjuang untuk mewujudkan citacitanya yang lain. “Saya tidak lantas berbangga diri, namun saya tetap harus berjuang untuk semua impian saya,” tandasnya.
Penulis: Ainul Fitriyah Editor: Defrina Sukma S
IKA-UA Jatim Sukses Gelar Raker untuk Songsong Kongres IX IKA-UNAIR UNAIR NEWS – Pengurus dan anggota organisasi Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA-UA) Wilayah Jawa Timur berhasil melaksanakan rapat kerja (raker) dan menghasilkan sejumlah rumusan program kerja, Sabtu (8/4). Raker yang pertama kali dari IKA-UA Wilayah Jatim sejak dilantik 4 Februari 2017 ini, diselenggarakan di Aula Amrta Lantai IV Gedung Manajemen UNAIR, kampus C Mulyorejo Surabaya. Hadir dan memberikan arahan sebagai keynote speaker pada acara ini antara lain Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., CMA., serta Ketua I Pimpinan Pusat (PP) IKA-UA Drs. Ec. Haryanto Basoeni. Seperti diketahui PW IKA-UA Jatim ini dipimpin oleh Dr. Hendy Hendarto, dr., Sp.OG, dan pada Raker kemarin juga hadir perwakilan IKA-UA dari Cabang Malang, Jember, dan Madiun. “Hasil-hasil raker ini nanti akan kami bawa ke forum Kongres IKA-UA ke-9 yang rencananya akan dilaksanakan di Surabaya, 15 April nanti. Katakanlah sebagai ‘tuan rumah’ maka IKA-UA Jatim harus bisa memberi warna dan progres yang baik untuk IKA-UA kedepan,” kata Hendy Hendarto ketika memaparkan rancangan programnya. Dalam pengarahannya, Rektor UNAIR Prof. Moh Nasih menyatakan
sangat gembira adanya upaya para alumni UNAIR untuk meningkatkan kualitas kontribusi reputasinya di masyarakat, di dunia usaha/industri, maupun dalam birokrasi. Selain itu juga upaya memperluas jaringan sebaran keberadaan alumni. Hal demikian sejalan dengan strategi dan upaya-upaya sisi akademik yang dilaksanakan oleh universitas, misalnya dalam penerimaan mahasiswa baru. ”Sebagai yang diamanahi memimpin universitas ini, saya senang dengan upaya alumni seperti itu. Mari kita bersama-sama mendorong reputasi peningkatan kontribusi ini, sehingga alumni UNAIR tidak hanya menjadi ‘jago kandang’ di Jawa Timur,” tandasnya. “Jadi sekali lagi, reputasi alumni ini harus kita tingkatkan secara trategis di berbagai bidang baik di tingkat nasional dan internasional,” tambah Rektor. Sementara Ketua I PP IKA-UA Drs. Ec. Haryanto Basoeni memberi arahan sebagaimana visi-misi sesuai AD/ART IKA-UA. Acuan dan pedoman dimaksud adalah empat pilar kegiatan alumni UNAIR, yaitu pengabdian kepada masyarakat, falidasi organisasi, jejaring dan pemberdayaan alumni, serta kerjasama almamater dan lembaga lainnya. ”Pengmas merupakan program penting dan inilah ruh organisasi alumni. Apa landasannya? Kita dulu kuliah menuntut ilmu kan memperoleh subsidi uang kuliah dari negara yang berasal dari pajak yang dibayarkan masyarakat, karena itu setelah selesai kuliah kita punya kewajiban moral untuk membalas budi kepada rakyat, khususnya masyarakay yang kurang mampu,” kata Haryanto. Falidasi organisasi dimaksudkan agar organisasi alumni ini dapat membentuk struktur kepengurusan dari pusat, wilayah, hingga cabang di kabupaten/kota. Selain itu setiap personil yang menduduki jabatan tertentu dapat bekerja menjalankan tugas sesuai tupoksinya. Sementara dengan pilar jejaring dan pemberdayaan alumni,
dimaksudkan untuk memperkuat jejaring Airlangga Conection. Maksudnya agar alumni UNAIR yang menduduki jabatan penting pada birokrasi, BUMN, swasta nasional/asing, serta partai politik, dapat saling memperkuat dan mendukung. Termasuk mengusahakan dan atau menciptakan lapangan kerja bagi alumni yang belum memperoleh kekerjaan. ”Untuk mendukung target UNAIR masuk dalam 500 ranking World class university (WCU), maka IKA-UA juga menjalin hubungan dengan IKA perguruan tinggi yang lain dalam membesarkan dan mensupport almamater masing-masing,” kata Haryanto Basoeni, alumni FE UNAIR ini. Sarannya kepada IKA-UA Jatim untuk membuat program kerja yang “membumi”, artinya yang bisa dieksekusi dengan sumber daya yang dimiliki, juga dipenuhi oleh segenap pengurus IKA-UA Jatim dalam pembahasannya, yakni mengenai pengabdian masyarakat yang riil. (*) Penulis : Bambang Bes