ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE UNIVERSITAS AIRLANGGA “LAMONGAN SI MULTIKULTURAL INDAH”
TUGAS INDIVIDU Ditulis oleh,
Wahyu Aji Prakoso (071211531008)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN KOMUNIKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GASAL 2012-2013 http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
1
JUDUL
Dalam Study Excursie ini dapat dipelajari banyak hal tentang kehidupan masyarakat yang beranekaragam. Dengan keanekaragaman tersebut terdapat perbedaan yang timbul sewaktu-waktu. Namun dalam beberapa tempat dari perbedaan tersebut tercipta toleransi, kerukunan, dan kenyamanan yang berjalan dengan harmonis. Semua perbedaan baik agama, budaya dan hal lainnya menjadi multikultural yang didalamnya terselip keserasian sehingga semua seperti kebiasaan seperti air yang mengalir. Dengan begitu penulis memberikan judul :
“LAMONGAN SI MULTIKULTURAL INDAH”
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
2
PENGANTAR
Pada dewasa ini banyak perilaku yang menyimpang maupun hal-hal yang berkaitan dengan Agama dan Budaya. Permasalahan timbul karena adanya perbedaan yang membatasi setiap kebebasan yang dimiliki. Apalagi dalam Era Globalisasi yang mendatangkan hal-hal baru bahkan hal baru tersebut melenceng dari dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila. Namun, meski banyak gejolak yang timbul dari berbagai segi permasalahan baik dalam Agama dan Budaya masih ada beberapa tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Untuk itu selain penulisan makalah ini sebagai pemenuhan tugas dari “Study Excursie”
juga bertujuan untuk
membangun Human Interest maupun menggugah semangat Nasionalisme serta kebangsaan bagi masyarakat. Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Essay bebas ini dengan lancar. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Drs. H.Mohammad Adib, MA selaku ketua Panita Study Excursie.
2.
Keluarga
besar
Universitas
Airlangga
atas
dukungannya
dalam
penyelenggaraan Study Excursie. Kami menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan Essay bebas ini.
Surabaya, Oktober 2012
Wahyu Aji Prakoso
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
3
KONSEP POKOK
Pada penulisan essai ini memiliki dasar-dasar yang memiliki konsep Human Interest untuk mampu mengugah menguatnya semangat kebangsaan bagi masyarakat luas. Disini untuk mempelajari bagaimana kerukunan umat beragama hidup berdampingan dengan toleransi yang tinggi. Kebhinekaan dapat dipelajari dengan study di Desa Balun, Kecamatan Turi, dan Pondok Pesantren sunan Drajat Paciran, Lamongan. Dengan pembelajaran yang dilakukan selama dua hari untuk memahami landasan Pancasila. Hal yang dipelajari tentang Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka. Bagaimana hal yang berbeda dapat terjalin dengan indah serta beriringan tanpa adanya permasalahan. Dengan kata lain penulisan essay ini untuk membuka mata hati tentang Kerukunan Peradaban Lintas Agama dan Budaya.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
4
PEMBAHASAN (Merefleksikan Pengalaman Empiris yang didapat)
Pada kunjungan pertama Sabtu, 13 Oktober 2012 sesampainya di Lamongan kami rombongan Study Excursie tiba sekitar pukul 10.00 di lokasi satu tepatnya di Kantor Bupati Lamongan Ruang : “Sabha Dhaksa Adiyaksa”. Namun pada acara pertama ini bus delapan (8) yang saya tumpangi mengalami permasalahan yakni salah lokasi acara sehingga saya beserta teman di bus 8 datang terlambat namun itu tidak mengurungkan semangat saya untuk mengikuti acara pertama ini, untungnya kami datang disaat Bupati Lamongan berpidato tentang Lamongan yang mengalami perubahan drastis dalam segi Kependudukan, Prestasi, dan Wisata. Fadeli, SH selaku bupati Lamongan memberikan informasi mengenai penduduk Lamongan serta keunikkan dan perbedaan Lamongan dengan kota maupuun kabupaten lainnya. Beliau menyampaikan bahwa Lamongan memiliki potensi dalam segi Wisata seperti halnya Wisata Religi yaitu Sunan Drajat yang merupakan salah satu sunan dari sembilan sunan yang tersebar terdapat di kota indah ini. Lamongan merupakan kota yang memiliki umat muslim terbanyak di Jawa Timur namun tetap terjaga kerukunannya dengan umat beragama lainnya. Selain itu dengan adanya prestasi Lamongan yang memenangi beberapa olimpiade dan bahkan siswa Lamongan menjadi Nilai UNAS tertinggi se-Indonesia. Dengan semua potensi yang ada dan terdapat di Lamongan ini membuat perekonomian kota indah ini berkembang semakin pesat dan menuju arah yang lenih positif. Selain itu juga Bupati Lamongan juga mengucapkan selamat datang di Lamongan bagi Mahasiswa UNAIR yang didominasi mahasiswa baru untuk melakukan Study Excursie Lamonga. Setelah pidato usai, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota dari berbagai fakultas yang memiliki dasar keragaman tersebut dapat terjalin solidaritas sosial yang terbuka. Kemudian acara istirahat serta persiapan menuju lokasi dua yang menempuh perjalanan sekitar 30menit.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
5
Perjalan dilanjutkan di Lokasi kedua dengan Studi Lapang di Balai Desa “Pancasila” Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dengan tema : “Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka”. Di Studi Lapang pertama adalah disambut di Balai Desa Balun oleh Kepala Desa, Lurah bahkan Camat sekitar. Selanjutnya diadakan diskusi dan penjelasan tentang Desa Balun yang disebut dengan Desa Pancasila serta hal-hal yang unik tentang desa yang penuh dengan kerukunan ini. Desa Balun ini unik yang juga merupakan desa percontohan karena memiliki sebuah kerukunan serta kebhinekaan yang kental dalam kehidupan masyarakatnya. Di Desa Balun, Kecamatan Turi ini ditinggali oleh masyarakat yang memiliki keragaman Budaya serta Agama. Sejak tahun’65 disini terdapat tiga agama yakni Islam, Kristen, dan Hind dengan perincian masing-masing Islam 3.763 Jiwa, Kristen 690 dan Hindu 283 sehingga total penduduk desa ini adalah 4.736 jiwa. Desa dengan memiliki keragaman agama ini memiliki tiga tempat peribadatan yang letaknya saling berdekatan seperti jarak antara Masjid dengan Pura hanya 5 meter saja, begitu pula gereja yang letaknya didepan masjid dengan jaraj sekitar 20meter. Hal yang lebih mengejutkan lagi dalam satu keluarga terdapat beberapa keyakinan namun keluarga tersebut tetap hidup rukun dan tentran tanpa adanya konflik hal tersebut-pun menular pada desa tersebut. Tidak ada pembeda-pembedaan antara budaya atau agama satu dengan yang lainnya semua warga penduduk saling menghormati satu sama lain. Kegiatan Ibadat setiap umat beragama dilaksanakan dengan tenang seperti contoh : Perayaan umat Hindu yaitu Nyepi bersamaan dengan hari jumat dimana umat muslim laki-laki diwajibkan untuk melaksanakan Sholat Jumat tanpa disuruh dan dengan kesadaraan yang berlandaskan toleransi yang tinggi di Masjid secara tidak langsung menghormati dengan tidak menyalakan pengeras suara serta mematikan lampu yang berdekatan dengan Pura. Hal tersebut menunjukkan bahwa Peradaban Lintas Agama dan Budaya terjalin dengan baik.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
6
Dengan perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat Desa Balun ini bukanlah menjadi permasalahan yang menimbulkan konflik namun sudah merupakan perbedaan dipakai sebagai hal yang indah. Begitu pula ungkapan dari tokoh agama yang ada mereka semua mengakui serta menyadari bahwa Desa Balun ini telah terjalin Toleransi, sikap menghargai kerukunan umat beragama dan budaya telah berjalan dengan baik seperti halnya air mengalir semua perbedaan dan kerukunan ini terjadi apa adanya sesuai dengan fakta yang ada karena itulah yang sebenarnya dimaksudkan dalam toleransi. Disaat peran budaya seperti kenduri berlangsung semua agama saling bergotong royong membantu dan memberi suatu penghormatan dengan datang, berdoa hingga meramaikan acara yang ada. Semua berjalan dengan sendirinya tanpa paksaan dan kesadaran yang tinggi. Menurut budayawan, Guntur Bisowarno Orang Merdeka adalah orang yang bekerjasama bukan Orang Merdeka jika tidak bertoleransi dan bekerja sama. Dengan menjunjung Nilai-Nilai Pancasila yang ada secara tidak langsung telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Desa Balun. Dari studi yang kedua ini di Desa Pancasila dapat diambil hikmah bahwa kita sebagai Mahasiswa harus bisa mengembangkan kerukunan desa ini ke desa-desa lainnya sehingga Indonesia dapat lebih maju dan damai. Seyogyanya Pusaka Mahasiswa yang dibawa itu ada dalam diri yang dapat dikembangkan dan dibagikan dalam masyarakat luas. Itulah tugas kita membangun Desa Balun ini diseluruh pelosok Indonesia untuk menuju Indonesia Merdeka lebih cemerlang dan Indah. Perjalanan dilanjutkan lagi di Pondok Pesantren Sunan Drajat perjalan yang ditempuh sekita satu jam dari lokasi kedua. Disini kita para peserta akan melepas lelah dan menginap semalam. Selain itu disini kita juga belajar tentang Islam khusunya Sunan Drajat selain itu pula kita mempelajari Gaya Hidup serta Solidaritas Sosial Pondok Pesantren Sunan Drajat. Sesampainya di Pondok Pesantren kami tidak menyangka bahwa akan disambut dengan meriah dan ramai oleh santri yang ada. Kita semua dijamu dengan ramah dan nyaman. Setelah melepas lelah kita melakukan studi lapangan dan penyusunan laporan. Studi lapangan yang dilakukan disini denga terjun langsung http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
7
dalam kehidupan pondok mulai dari para santrinya, kegiatan yang ada, struktur dari pondok sendiri hingga sistem yang digunakan dalam pondok pesantren yang indah ini. Belajar keramahan untuk menyambut orang baru dengan senang hati dan ikhlas. Pondok Pesantren Sunan Drajat yang luasnya mencapai 14ha dan dihuni oleh sembilan ribuan santri baik perempuan maupun laki-laki. Letak pondok pesantren ini tidak jauh dari Makan Sunan Drajat sendiri, awal mula dari pendirian pondok pesantren ini panjang. Bermula dari gubuk atau rumah yang digunakan untuk ibadah sholat dan mengaji kemudian mengajak masyarakat sekitar untuk mengaji. Untuk menarik minat orang mengaji kemudian diadakan pengajaran pancak silat pada malam harinya. Sesuai dengan perkembangan yang semakin pesat tersebut sekarang Pondok Pesantren ini terus mengalami kenaikkan jumlah santri yang cukup signifikan dengan kenaikkan tersebut pengurus pondok pesantren yang juga dibawahi oleh Yayasan terus mengembangkan bangunan dan pembelajarannya. Bangunan yang dibangun mulai dari gedung bertingkat, aula yang besar dan prasarana pendidikan serta pengajaran yang terus diperbaharui. Tidak hanya pengajaran dalam agama saja namun juga pengajaran pendidikan tetap berlangsung disini. Dalam Pondok Pesantren Sunan Drajat ini terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), ibtidaiah (SD), sanawiah (SMP), aliah (SMA), SMK, sampai perguruan tinggi-pun ada. Dengan sistem pendidikan yang lengkap membuat Pondok menjadi berkembang dengan pesat. Menurut KH.Abdul Ghofur selaku pengasuh ponpes “Sunan Drajat” menyatakan bahwa Ponpes berkembang sejak tahun 1977 hingga saat ini. Hal lain diantaranya membentuk sebuah kemandirian terutama dalam segi perekonomian. Pondok ini telah bekerjasama setidaknya dengan 21 perusahaan dalam ekonomi. Kerjasama yang dijalin diantaranya bidang usaha pabrik kapur seluas 30-40 ha yang terdapat pada gunung di Lamongan. Bidang Usaha yang dibangun beragam dan semuanya berdiri mandiri di Ponpes Sunan Drajat ini. Ada bidang usaha air minum yang diberi merk “AIDRAT”, Sari Mengkudu “Sari Mengkudu Sunan”, hingga swalayan dan msih banyak sumber perekonomian lainnya. http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
8
Di Pondok Sunan Drajat juga terdapat pembelajaran komunikasi diantaranya Radio dan Televisi, bahkan telah disiarkan di beberapa kota di Jawa Timur. Seperti halnya kemarin saat terdapat diskusi yang diadakan di Aula Pondok Pesantren Sunan Drajat disiarkan secara langsung di televisi. Siaran ini meliputi kegiatan pondok pesantren baik informasi sekolah atau pondok, siaran Qosidah dan siaran mengaji. Televisi yang digunakan disini juga merupakan karya dari SMK Ponpes yakni televisi LCD yang cukup bagus. Acara yang diadakan pada Hari Minggu/Ahad dimulai dengan sholat subuh yang adzan dikumandangankan pukul 02.30 dilanjutkan lagi pada puku 07.00 dengan menuju Makan Sunan Drajat bersama teman-temann dari semua fakultas. Disana kita belajar mengenai Sunan Drajat serta berziarah dan mendoakan Sunan Drajat di Makamnya. Setelah itu kita kembali lagi di pondok dan istirahat sejenak kemudian dilanjutkan dengan diskusi di Studium Generale III tepatnya di Aula Ponpes, sekitar pukul 08.30 sampai 12.00. Kita saling berdiskui dan mengenal lebih dekat lagi depang kegiatan serta hal yang berbeda dan bagaimana kita sebagai mahasiswa dapat belajar bagaimana membangun Enterpreneurship. Tidak hanya belajar itu kita juga mengenal organisasi serta pengolahan Pondok sehingga menjadi lebih luas. Inti dari kegiatan yang ketiga ini bagaimana kita dapat mengetahui multikultural yang lebih dalam serta terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Secara tidak langsung yang berkesan dalam kunjungan ini kita mengerti dan memahani Bhineka dan Solidaritas Sosial Terbuka yang sudah jarang dalam era globalisasi. Semua ini kembali pada kita bagaimana cara kita untuk menyebarkannya pada daerah maupun tempat lain agar bisa berBhineka dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila untuk membentuk pribadi Bangsa Indonesia yang kuat, tangguh dan baik. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 13.00 dan kita semua setelah makan siang bersiap menuju bis masing-masing dan perjalanan pulang menuju UNAIRSurabaya dengan selamat dan membawa pembelajaran yang penuh makna dan berkesan. Mempelajari Culture yang Indah di Lamongan. Sekarang semua hanya kenangan dan tugas kita melanjutkan perjuangan dari pembelajaran yang telah usai.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
9
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari pembelajaran dua hari yang mempelajari Culture yang ada di Indonesia khususnya Lamongan adalah bagaimana kita membawa sebuah Pusaka yang melekat pada diri kita untuk kita wujudkan menjadi sebuah Kerukunan, Kesolidaritasan, Toleransi dan Peradaban yang lebih baik di seluruh penjuru Indonesia. Sehingga dapat mewujudkan Negara Indonesia yang semakin Kuat, Tangguh dan lebih Baik. Dengan begitu kita dapat menjalin persahabatan dan keselarasan kepada semua orang dengan landasan diri yang Excelent With Morality.
Saling
menghormati semua perbedaan yang ada dengan balutan toleransi yang tinggi. Jangan menganggap perbedaan itu buruk bahwa sesungguhnya perbedaan merupakan hal yang indah yang perlu kita lestarikan. Saran dalam Study Excursie ini, menjadikan study luar kampus yang berkelanjutan dengan tema yang beda dan tempat yang berbeda pula. Memberikan sebuah acara yang lebih menarik dengan adanya keterlibatan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
10
DAFTAR PUSTAKA
Nara Sumber :
Fadeli, SH., Lamongan, Bupati Lamongan. Drs. Koko Srimulyo, M.Si., Surabaya, Direktur Kemahasiswaan Unair. Guntur Bisowarno, budayawan Lamongan. Sudarjo, Kepala Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Suwito dan Sumitro, Lamongan , tokoh agama islam, Desa Balun. Drs. Adi Wijono, Lamongan, tokoh agama hindu, Desa Balun. Sutrisno, Lamongan, tokoh agama kristen, Desa Balun. KH. Abdul Ghofur, Paciran, pengasuh ponpes “Sunan Drajat” Paciran Lamongan. Masyarakat Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Pengurus Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Santri Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.
http://madib.blog.unair.ac.id
[email protected]
11