Majalah ICT All about ICT in Indonesia
No. 02 • 16-31 Januari 2013
Lonceng Lelang 3G Berdentang Pudarnya Perang Tarif
Dimana Rumah LTE? E-Magazine|Free
Rakhmat Junaidi:
Jangan Pernah Merasa Gagal Penyelamat RIM?
Shut Down Internet batal www.majalahict.com
Dari Editor FOTO COVER: Rakhmat Junaidi DESAIN COVER: Farrel. S.I FOTOGRAFER: Koleksi Pribadi
Arif Pitoyo
P
Pemimpin Redaksi
ada 8 Januari yang lalu, merupakan hari yang bersejarah bagi kami. Pada hari itu, majalah ICT online resmi diluncurkan yang dibarengi dengan Diskusi mengenai Rumah LTE. Dari acara yang sangat sederhana tersebut, terungkap bahwa sudah banyak yang mengetahui keberadaan kami, dan itu merupakan pelecut bagi kami untuk tampil lebih baik lagi. Setelah edisi perdana cukup banyak meraih sambutan yang cukup hangat dari pembaca di dalam dan luar negeri, pada edisi ke-2 kali ini, kami tampil lebih fresh disertai konten yang tetap menarik seputar teknologi informasi dan telekomunikasi. Kami tetap berkomitmen memberikan yang terbaik untuk pembaca, diantaranya dengan menambah halaman dan rubrik baru. Kami juga melengkapi diri dengan akun twitter yang bisa diakses di @ indoict dan website www.majalahict. com. Majalah ICT juga bisa diakses dan di download di www.idicti.or.id dan tidak menutup kemungkinan kami mengembangkan kemitraan dengan website lainnya sebagai rumah Majalah ICT online. Tak ada gading yang tak retak, masukan dan kritik atau saran dari pembaca sekalian sangat kami nantikan.
Daftar Isi: Pasar TI 2013 Bergairah Mahalnya Spektrum Frekuensi Yang Baru dari Sony Banyak Prestasi Banyak PR Media Sosial tak Cuma 'Nggaya' PENERBIT Indonesia ICT Institute Pendiri Heru Sutadi
REDAKSI Pemimpin Redaksi Arif Pitoyo Alamat Redaksi: Villa Cemara No. 22 Jl. Sawangan Raya-Depok Email:
[email protected] IKLAN & PROMOSI Email:
[email protected] Telepon: 081511510000 (arif) Fax. 021- 7756782
TARIF IKLAN
Cover 184 x 50 mm = Rp10 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp5 juta/edisi Halaman belakang Full page = Rp10 juta/edisi Half page = Rp7,5 juta/edisi 184 x 50 mm = Rp5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp1,5 juta/edisi Halaman dalam Full page = Rp7,5 juta/edisi Half page =Rp5 juta/edisi 184 x 50 mm = Rp2,5 juta/edisi 50 x 50 mm = Rp1 juta/edisi
Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
HOT NEWS
Regulator Siapkan Pita 1.800 MHz
Dimana Rumah LTE?
D
Arif Pitoyo
imanakah rumah bagi LTE? Pertanyaan itu sudah terlontar sejak 2 tahun yang lalu namun tak kunjung terjawab. Penataan dan refarming frekuensi yang tak kunjung selesai menjadikan sejumlah teknologi yang seharusnya sudah bisa dinikmati pengguna telekomunikasi RI masih belum bisa diterapkan. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sendiri sudah menyatakan pita 1.800 MHz merupakan frekuensi yang cocok untuk teknologi Long Term Evolution (LTE). Anggota BRTI M. Ridwan Effendi mengatakan Indonesia sudah mulai mewacanakan teknologi netral, dan untuk tahap awal sudah dilakukan refarming di pita 900 MHz milik Indosat, yang kemudian dilanjutkan pita frekuensi lainnya, termasuk 1.800 MHz. “Regulator tengah menyiapkan frekuensi lainnya untuk implementasi teknologi netral, yaitu di pita 1.800 MHz,” ujarnya dalam launching majalah ICT online dan Diskusi bertajuk“Dimana Rumah bagi LTE” yang digelar Indonesia ICT Institute, 8 Januari 2013. Pita 1.800 MHz juga siap apabila dipakai untuk LTE, karena pita frekuensi lainnya sudah dipakai oleh pemain atau teknologi lainnya, termasuk pita 2,3 GHz untuk TD LTE yang merupakan pengembangan dari WiMax. Indonesia saat ini masih belum menentukan alokasi frekuensi untuk teknologi LTE. Di dunia, pita yang bisa dipakai untuk pita LTE adalah pita 2.100 MHz, 1.800 Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
HOT NEWS
”
Indonesia saat ini masih belum menentukan alokasi frekuensi untuk teknologi LTE.
MHz, dan 700 MHz. Apa yang disampaikan Ridwan memang sejalan dengan fakta yang disampaikan Global Mobile Supplier Association (GSA) bahwa hingga November 2012, pita yang paling populer dipakai untuk LTE adalah 1800 MHz dimana ada sekitar 38 jaringan di dunia menggunakan frekuensi ini. Pemanfaatan 1800 MHz sebagai ‘rumah’ LTE didukung 130 perangkat termasuk 26 smartphone dari merk-merk terkemuka. Setelah band 1800 MHz, band favorit kedua adalah 2,6 GHz dan ketiga adalah 700 MHz. Untuk 2,6 GHz saat ini band tersebut 150 MHz dipakai untuk layanan televisi satelit, sedangkan di 700 MHz akan menjadi digital dividen yang berpotensi dipakai LTE juga. Heru Sutadi dari Indonesia ICT Institute mengungkapkan nampaknya pemerintah akan menempatkan LTE di 2,3 GHz berdampingan dengan WiMAX, karena masih ada sisa 60 MHz direntang pita tersebut. “Namun jika melihat laporan GSA, nampaknya 2,3 GHz tidak menjadi band favorit,” kata Heru yang juga koordinator IndoLTE Forum ini. Ditambahkan Heru, 1800 MHz memang populer dipakai untuk LTE, tapi kondisi alokasi frekuensi di Indonesia tidak seimbang antaroperator. Solusinya, dilakukan percepatan digitalisasi TV hingga tidak harus menunggu 2018,” imbuhnya.
Bangun ekosistem
Dosen FT Elektronika UI Gunawan Wibisono mengungkapkan sebaiknya jangan membicarakan dulu soal rumah bagi LTE, tapi yang penting adalah ekosistem yang perlu dibangun. Adapun, Director and Head of Engagement Practice Ericsson Indonesia Rustam Effendi, mengungkapkan LTE mesti disiapkan dari sekarang untuk mengimbangi pertumbuhan mobile data di dunia. (majalahICT/ ap)
Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
HOT NEWS
Indosat Bantah Rugikan Negara Rp1,3 T
Shut Down Internet Batal R
Arif Pitoyo
encana shut down Internet dalam sehari oleh komunitas penyelenggara jasa Internet akhirnya dibatalkan, setidaknya untuk minggu-minggu ini. Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sammy Pangerapan menjamin tidak akan ada shutdown Internet meski kasus Indosat M2 (IM2) benar-benar tidak memberi keadilan bagi industri. “Kami tidak mungkin melakukan itu, bisa-bisa dimarahin 65 juta pengguna Internet. Namun bila kasus ini terus sampai ke pengadilan, maka kami siap turun ke jalan,” ujarnya. Sebelumnya terungkap, kegerahan industri telekomunikasi dan Internet terhadap penanganan kasus IM2 ternyata tidak main-main. Pasalnya, bila kasus IM2 terus melenggang, maka semua internet service provider pun akan terkena kasus serupa. Karena itu lah, sebagai wujud keprihatinan, tersiar kabar bahwa industri Internet sepakat akan melakukan demo shutdown Internet sehari, agar pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat menyadari akan pentingnya Internet dalam kehidupan negara bermasyarakat. Apa jadinya bila saat ini, menit ini, detik ini, kita tak bisa mengakses Internet dari perangkat apa pun dan dari mana pun. Kita tak bisa membuka situs berita, chatting, buka dan kirim email, download segala macam informasi, gambar, dan data, bahkan transaksi keuangan yang melibatkan miliaran rupiah serta transaksi bursa. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
HOT NEWS
”
Komunitas telekomunikasi Indonesia telah memberi dukungan penuh kepada Indosat dan IM2.
Kasus IM2
PT Indosat Tbk sendiri membantah telah merugikan Negara karena kerja sama nya dengan Indosat M2 telah sesuai dengan UU Telekomunikasi No. 36/1999. President Director and Chief Operating Officer Indosat, Alexander Rusli, menyatakan kerjasama Indosat dan IM2 dalam penggunaan jaringan bergerak seluler (wireless) pada pita frekuensi radio 2.1 GHz adalah untuk menyediakan layanan internet IM2. IM2 adalah Penyelenggara Jasa Akses Internet yang masuk dalam kategori Penyelenggara Jasa Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dengan Pasal 1 butir 14 UU 36/1999. Sebagai Penyelenggara Jasa Telekomunikasi, IM2 menggunakan Jaringan Telekomunikasi milik Penyelenggara Telekomunikasi sebagaimana diamanahkan oleh Pasal 9 ayat (2) UU 36/1999 jo Pasal 13 PP 52/2000 jo Pasal 5 KM 21/2001. Kerja sama Indosat dan IM2 adalah kerjasama yang sah secara hukum sebagaimana telah dijelaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika dalam Surat No. 65/M. Kominfo/02/2012 tanggal 24 Februari 2012. Dalam surat tersebut, Menteri juga telah menjelaskan bahwa Indosat dan IM2 telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran kepada negara dan tidak ada kewajiban IM2 untuk membayar biaya frekuensi sehubungan dengan kerjasamanya dengan Indosat”. Alexander Rusli menambahkan, “Indosat sudah memenuhi kewajiban pembayaran lisensi 2.1 GHz kepada Pemerintah sesuai yang dipersyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Sejak kasus ini dimulai, regulator telekomunikasi Indonesia dan komunitas telekomunikasi Indonesia telah memberi dukungan penuh kepada Indosat dan IM2 yang dinyatakan dalam berbagai media dan kesempatan. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
TELEKOMUNIKASI
Pudarnya perang tarif
S Arif Pitoyo
epanjang 2012, Majalah ICT mencatat tak ada perang tarif yng cukup signifikan seperti di era 2000-an. Industri telekomunikasi yang masih belum pulih baik karena kondisi makro ekonomi yang kurang baik, ditambah regulasi yang cenderung kurang mendukung mebuatnya seperti jalan di tempat. Jangankan mencetak laba dalam jumah besar, mempertahankan agar tidak rugi saja sudah sangat sulit dan perlu energi sangat besar. Tercatat pada 2012, perang tarif di segmen layanan suara dan SMS praktis tidak ada. Yang ada hanyalah perang tarif di sektor layanan data, seiring dengan berkembang pesatnya smartphone di Indonesia. Bagi operator yang sudah mapan, perang tarif sangat dihindarkan, karena terbukti karena membanting tarif begitu dalam, bukannya pendapatan makin meningkat seiring dengan karena bertambahnya pelanggan, justru kerugian lah yang diraih. Kualitas layanan yang makin rendah karena tarif yang murah menjadikan pelanggan malah beringsut-ingsut meninggalkannya. Pergeseran perilaku pelanggan telekomunikasi dari layanan SMS ke chatting atau update status di social media menjadikan ponsel pintar asal China dan lokal yang murah namun berkemampuan data tinggi begitu berjaya, ditambah lagi serbuan ponsel android murah dan BlackBerry yang harganya makin terjangkau. Karena pergeseran ke layanan data itu lah, pelanggan cukup terganggu apabila kualitas layanan operator apa adanya, seperti BBM tak langsung sampai, chatting banyak delay, hingga mention di twitter yang tak Majalah ICT No.01• 1 Januari-15 Januari 2013
TELEKOMUNIKASI
”
Jumlah pelanggan yang saat ini sudah mencapai 200 jutaan pun sebenarnya masih layak diperdebatkan.
pernah diterima kecuali apabila dibuka di PC. Operator pun rajin memodernisasi jaringannya, sehingga itulah alasan perang tarif menjadi tidak berlaku karena pembangunan kembali jaringan telekomunikasi tentu membutuhkan biaya tak sedikit. Baru saja mulai bangkit dari perang tarif, operator telekomunikasi, terutama yang medioker, kembali harus menelan pil pahit, yaitu berupa keluarnya aturan interkoneksi SMS berbasis cost based, dan tidak lagi berbasis sender keep all. Aturan ini tentu saja sangat menguntungkan operator besar yang memiliki banyak pelanggan, sedangkan bagi operator kecil, pendapatan pengiriman SMS yang seharusnya diterimanya masih harus dibagi dengan operator penerima yang kebanyakan adalah operator besar. Disamping rencana SMS cost based, regulator juga mulai membahas perhitungan ulang biaya interkoneksi berbasis biaya pada 24 Juni 2010, sehingga ada kemungkinan tarif telekomunikasi menjadi turun lagi.
Pertumbuhan Semu
Sebenarnya, penurunan tarif tersebut tak lepas dari peran operator telekomunikasi yang sering menyampaikan data semu mengenai pertumbuhan telekomunikasi. Jumlah pelanggan yang saat ini sudah mencapai 200 jutaan pun sebenarnya masih layak diperdebatkan, karena dasar yang digunakan operator adalah penjualan nomor perdana sampai masa tenggang berakhir. Anggapan bahwa telekomunikasi sudah jenuh, sehingga margin Ebitda yang masih sangat tinggi seharusnya diturunkan menjadi di level 20%-30% pun sebenarnya ada peran besar operator dalam menyampaikan data. Penetrasi desa secara nasional yang sampai 90% bukan berarti penduduk dalam satu desa itu memiliki ponsel semua bukan? Apalagi ada operator yang bilang sudah mencapai penetrasi kecamatan sampai 100%. Siapa yang berani mengungkapkan penduduk dalam satu kecamatan semuanya memiliki ponsel? Bisa jadi hanya dalam hitungan jari, seperti di pedalaman Papua dan Sulawesi. Karena data-data yang mengkilap itu lah yang mendorong regulator memberikan aturan penarifan yang ketat seiring dengan penetrasi telekomunikasi yang katanya sudah mature. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
TEKNOLOGI INFORMASI
Pasar TI 2013
Bergairah A
Sutiono Gunadi
pabila ditinjau dari sisi ekonomi makro, perkembangan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2010 hingga 2013 hampir tidak ada kenaikan yang berarti. Data tahun 2011 dengan rerata 6.5%, prediksi tahun 2012 dengan rerata sekitar 6.3%, prediksi tahun 2013 juga tidak akan bergerak terlalu jauh dari angka 6.5%. Sementara dari laju inflasi 2012-2013 juga berfluktuasi dari 3.6-4.6%. Pasar teknologi juga bergerak relatif pelan, data di tahun 2012 diperkirakan ada kenaikan sekitar 17% dibandingkan dengan 2011 dari sisi nilai penjualan, sekitar 10% dari nilai unit. Prediksi untuk tahun 2013 pasar kembali bergairah, kenaikan terhadap tahun 2012 diprediksi mencapai 20% dari sisi nilai penjualan dan sekitar 15% dari sisi nilai unit. Kenaikan yang dicapai oleh pasar TI Indonesia dari 2011 ke 2012 sekitar 14%-16% dari sisi nilai penjualan atau 6% dari sisi nilai unit. Kenaikan di pasar teknologi ini lebih dikuasai oleh sektor telekomunikasi (diatas 40%), Home Appliances (20%), Consumer Electronics (16-17%) yang ketiganya berada diatas kenaikan pasar TI. Majalah ICT No.01• 1 Januari-15 Januari 2013
TEKNOLOGI INFORMASI
”
Diprediksikan pada 2020, industri ICT akan mencapai US$5 miliar.
Kenaikan smartphone jauh diatas mobile phone di sektor telekomunikasi, sementara di sektor TI laju pertumbuhan tablet menunjukkan kenaikan paling tinggi, meski dari sisi nilai penjualan notebook masih diatas tablet. Laju pertumbuhan nilai penjualan tablet dari 2011 ke 2012 sebesar 200%, sedangkan laju pertumbuhan nilai unit tablet dari 2011 ke 2012 diperkirakan sebesar 320%. Ironisnya, notebook mengalami lalu pertumbuhan negative di sisi nilai penjualan, meski laju pertumbuhan masih positive di sisi nilai unit. Sedangkan lalu pertumbuhan untuk katagori desktop semuanya negative. Pada sektor TI, diprediksikan yang memiliki laju pertumbuhan positive di penjualan tahun 2013 adalah tablet (91%), storage (24%), notebook (14%), multi function device (7%), dan Monitor 1%), yang mengalami laju pertumbuhan negative adalah Desktop dan Printer. Sementara itu, di tingkat dunia, pada 2013 ditengarai sebagai awal masa pertumbuhan dan inovasi pergeseran platform teknologi dari platform generasi ke dua menuju platform generasi ke tiga pada daur 2025 tahunan. Platform generasi ke tiga ditandai dengan dipasarkannya perangkat mobile dan aplikasinya, jasa/ layanan teknologi cloud, mobile broadband networks, analitik data yang besar dan berkembangnya teknologi sosial. Diprediksikan pada 2020, industri ICT akan mencapai US$5 miliar, dan 80% diantaranya dikendalikan oleh teknologi generasi ke tiga. (majalahICT/ap)
Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
PROFIL
Rakhmat Junaidi:
Jangan Pernah Merasa Gagal
R
akhmat Junaidi merupakan sosok yang tak asing lagi di dunia pertelekomunikasian. Kiprahnya di industri telekomunikasi dimulai sejak menakhodai Ratelindo pada 1993 sampai berganti menjadi PT Bakrie Telecom pada September 2003. Di Bakrie Telecom, Rakhmat sempat menjabat sebagai Direktur Layanan Korporasi selama 9 tahun, sebelum akhirnya menjabat sebagai Advisor Board of Director di perusahaan yang sama sejak November 2012. Kepiawaiannya dalam hal regulasi telekomunikasi di Indonesia membawanya menduduki sejumlah posisi penting di organisasi industry telekomunikasi, salah satunya adalah sebagai Sekjen Asosiasi Kliring Trafik Telekomunikasi dan Ketua Komite Tetap Pemberdayaan Asosiasi dan Himpunan. Menkominfo dan sejumlah pejabat eselon 1 di kementerian tersebut juga tak segan-segan meminta pendapatnya mengenai suatu aturan yang belum atau pun sudah diterbitkan. Di sela-sela kesibukannya yang segunung, pria yang murah senyum itu banyak menghabiskan waktu Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
”
PROFIL
Kegagalan yang terjadi merupakan sesuatu yang perlu diperbaiki, jangan malah menghindari dan menyerah kalah.” bersama keluarga, keliling Jawa lewat jalan darat dan mampir di banyak tempat, baik pantai maupun pegunungan. Selain travelling dan membaca, Rakhmat juga sangat suka mengkoleksi perkakas dari batu alam, seperti kursi dan meja. Ketika disinggung mengenai prinsip hidupnya, Rakhmat berpandangan agar jangan pernah menyerah menghadapi kesulitan. “Saya belum pernah merasa gagal, karena apapun yang terjadi, hal itu merupakan sesuatu untuk diperbaiki, jangan malah menghindari dan menyerah kalah,” tegasnya. Selain itu, prinsip yang selalu saya pegang saat bekerja adalah selalu menepati janji, ini sangat penting karena komitmen adalah segalanya. Sedangkan keberhasilan menurut bapak dari seorang putra bernama Daffa ini adalah apabila bisa membawa Bakrie Telecom menjadipemain ‘Full Network Service Provider”. “Jadi saya belum merasa semuanya sudah selesai dan berhasil,” tuturnya. Namun, Rakhmat dengan lirih mengucapkan cita-cita terbesarnya yang belum tercapai adalah ingin pergi haji, mengingat sudah jatuh kewajiban baginya dan istri. Menurut dia, kemarin-kemarin belum terbuka rejekinya, terutama soal waktu, sehingga dia mengaku terus berdoa agar Alloh SWT meringankan langkahnya sekeluarga. "Cita-cita lainnya adalah adalah mengajarkan nilainilai hidup yang saya yakini kepada anak saya, saya ingin dia bisa menjadi makhluk yang beriman, berkasih sayang pada sesama dan lebih baik dari bapaknya...:D." (majalahICT/ap)
Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
REGULASI
Mahalnya Spektrum Frekuensi
D
Heru Sutadi
i awal tahun ini, pemerintah telah mengumumkan realisasi target penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Kementerian Komunikasi dan Informatika sampai dengan 31 Desember 2012 melebihi target dan ada peningkatan dibandingkan dengan 2011, yaitu sebesar 104,39% atau nominalnya sebesar Rp11,6 triliun. Dari angka itu, Rp9 triliun di antaranya berasal dari Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. Sementara itu, jika saja tidak ada kendala berarti yang membuat seleksi tambahan blok 3G di blok 11 dan 12 gagal, maka diperkirakan negara melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi akan mendapat tambahan pendapatan Rp1,2 triliun tahun ini. Bila dikaitkan dengan rekomendasi Komisi Broadband Dunia mengenai spektrum frekuensi dimana akses broadband yang terjangkau hanya dapat diwujudkan dengan kebijakan dan pendekatan yang spesifik. Termasuk tentunya, apakah biaya spektrum frekuensi menjadi faktor membuat terjangkau atau justru mempersulit akses broadband. Apalagi untuk Indonesia, dimana akses broadband bergerak jauh lebih besar daripada akses broadband tetap. Berdasar Comparative Analysisi of Spectrum Fee yang dibuat Ovum Juni 2010 didapat besaran biaya spektrum untuk negara-negara G7 maupun G20 per populasi dalam dolar Amerika Serikat untuk tiap MHz. Dari perhitungan yang dilakukan untuk Indonesia, besaran biaya spektrum untuk 3G dengan menghitung rata-rata BHP Frekuensi yang terdiri dari Up Front Fee dan Biaya Tahunan, didapat angka 0,01716 USD/MHz/ Population atau Rp. 164/MHz/populasi. Ini artinya, biaya spektrum Indonesia berada di atas negara-negara G7 seperti Prancis, Jerman, Jepang, Inggris maupun AS. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
REGULASI
Perlunya Reformulasi
Dalam manajemen Spektrum Frekuensi Radio, ada beberapa pendekatan menentukan nilai dari spektrum radio: pendekatan tradisional, melalui spectrum licensing serta melalui spectrum pricing. Untuk penarifan frekuensi yang menggunakan spectrum licensing adalah dengan metode First Come First Served, Beauty Contest ataupun Lotteries. Sementara penarifan spektrum frekuensi yang menggunakan spectrum Pricing adalah dengan metode berdasar pendapatan gross income dari pengguna. Selain sistem bagi hasil, yang juga banyak dipakai adalah pendekatan dengan metode Cost Recovery. Cost Recovery banyak dipertimbangkan karena bertujuan menutupi biaya pengelolaan spektrum dengan memegang prinsip tidak terlalu tinggi memberlakukan tarif pada pemegang lisensi dan Harga Spektrum di Negara Lain menghindari subsudi negara untuk manajemen frekuensi. Negara Tahun $/MHz/pop $/Pelanggan Untuk Cost Recovery ada tiga jenisnya, yaitu Cost Recovery Australia 900MHz n/a 0,0528 n/a sebagian, Cost Recovery Belgia (rata-rata) 2010 0,0315 0,0270 penuh serta Cost recovery Kanada 2003 0,0315 6,6873 lebih dari penuh. Untuk jenis Denmark 800MHz 2010 0,0044 0,2301 Cost Recovery terakhir, hal itu Denmark 1.800MHz 2010 0,0022 0,2656 didasar pada tujuan mendorong Finlandia 900MHz 2004 0,0084 0,0555 penggunaan spektrum yang Prancis 900MHz 2009 0,0132 4,3513 lebih efisien meski juga tidak Prancis 1.800MHz 2009 0,0070 2,3264 bersifat eksesif. Prancis Pra 2009 0,0229 7,5666 Metode reformulasi Jerman (rata-rata) n/a 0,0002 0,0288 apapun yang dipakai, Rep. Irlandia (rata-rata) 2000 0,0210 0,0000 perlu dikedepankan bahwa Italia n/a 0,0195 2,4438 biaya spektrum jangan Jepang 2005 0,0163 3,0541 membebani pemegang Korea-KT Corp 2005 0,0222 3,5305 lisensi yang pada gilirannya Krea-LGT 2005 0,0310 3,4819 membebani pengguna. Krea-SKT 2005 0,0636 5,7418 Kalaupun mahal, harusnya Selandia Baru 2007 0,0158 0,7595 pendapatan dikembalikan bagi Spanyol (rata-rata) n/a 0,0245 0,0206 pengembangan ICT. Swedia 2010 0,0017 0,2828 Sayangnya, hal itu sulit Inggris 900MHz 2005 0,0089 0,4869 dilakukan karena dianggap Inggris 1.800MHz 2006 0,0069 0,7682 sebagai pendapatan negara Amerika Serikat-CMRS 2009 0,0006 0,1943 dimana termasuk juga dana USO. (majalahICT/hs) Sumber: Ovum Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
BEDAH GADGET
BlackBerry 10
Penyelamat RIM?
K
Arif Pitoyo
inerja Research in Motion (RIM) yang tengah terpuruk tampaknya akan sedikit terbantu dengan hadirnya BlackBerry 10. BlackBerry yang tampil dengan full touchscreen itu memang belum muncul di pasaran mengingat RIM masih terus mengembangkannya dari versi Beta 3. Namun, kabarnya, RIM sudah mulai memproduksi perangkat tersebut sejak awal 2013. Dari bocoran berbagai website, tampilan luar BB 10 cukup memukau. Berbeda dengan iPad yang menggeser layarnya dari samping kiri ke kanan, BB 10 menggeser layar dari atas ke bawah untuk melihat homescreen dengan widget dan shortcut aplikasi. U tersebutg, pengguna tidak perlu menekan tombol khusus untguk mengatur menu, karena pengguna cukup menggeser bagian atas layar ke bawah atau kea rah tertentu lainnya. Salah satu fitur menarik yang ditawarkan oleh RIM dalam BB 10 adalah Blackberry Hub terbaru, yang mengintegrasikan seluruh pesan dari berbagai akun yang Anda miliki dalam satu aplikasi mulai dari layanan pesan RIM, akun email, pesan dari jejaring sosial seperti Facebook, twitter, dan LinkedIn. Ini mirip dengan fitur Windows Mobile Phone yang terbaru. Homescreen dari Blackberry 10 masih mempertahankan icon App dari OS Lama. Icon tersebut dapat dipindah secara manual atau diurutkan sesuai keinginan Anda. Layar Blackberry 10 berukuran 4.2 inchi dan sudah beresolusi HD 1280 x 768 piksel. Artinya, kita bisa memutar video High Definition langsung dari Blackberry 10. Boleh dibilang, pengguna BlackBerry akan men ikmati pengalaman baru dan mengesankan yang tidak didapat dari BlackBerry sebelumhya. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
BEDAH GADGET
Yang Baru dari Sony Arif Pitoyo
S
ony Mobile bakal merilis smartphone dengan kamera canggih yang menurut rumor yang beredar akan hadir dengan nama SOny Xperia Z LT30 atau Sony Yuga. Namun, seperti kebiasaan SOny, saat dirilis secara resmi namanya akan berubah seperti Sony Xperia Mint yang berubah nama menjadi Sony Xperia T saat dijual nanti dan Sony Hayabusha LT29i yang juga akan berubah namanya menjadi Sony Xperia TX. Sony Xperia Z dikabarkan akan menggunakan prosesor Quad Core Snapdragon S4 dengan ukuran layar 4,6 inci. Yang menarik dari Sony Xperia Z LT30 adalah akan memiliki kamera canggih 13 mega pixels (MP) pada bagian belakangnya. Sebelum Sony Xperia Z, Sony Mobile juga pernah merilis ponsel bernama Sony Xperia Ion yang juga memiliki kamera canggih 12 MP. Kemungkinan besar nantinya ponsel ini akan menggunakan OS Android 4.1 Jelly Bean agar dapat bersaing dengan smartphone high end lainnya. Dari rumor sebelumnya, diketahui
Xperia Z akan dibekali layar sebesar 5 inci, beresolusi 1.080 x 1.920 dan kepadatan layar 441 pixel per inch (ppi). Ini diprediksi akan membuat layar Xperia Z sangat tajam, apalagi Sony telah melengkapi perangkat ini dengan teknologi Mobile Bravia Engine. Xperia Z disebut-sebut akan menggunakan prosesor quad-core Qualcomm Snapdragon S4 Pro APQ8064 kecepatan 1,5GHz. Perangkat ini juga didukung dengan unit pemroses grafis Adreno 320 dan RAM 2GB. Xperia Z akan berjalan dengan sistem operasi Android 4.1.2 Jelly Bean. Secara resmi Sony memang belum membeberkan informasi apa pun terkait senjata barunya, Xperia Z. Hanya seiring dengan peluncurannya yang tak akan lama lagi, rumor terkait smartphone itu pun kian mengalir deras. Berdasarkan informasi yang diperoleh sumber di situs IntoMobile dari sebuah bocoran gambar disebutkan bahwa versi unlock unggulan terbaru Sony itu bakal dijual dengan harga sekitar 19.990 Baht Thailand, atau setara dengan 655USD (Rp6,5 juta-an). Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
OUTLOOK
Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika 2012
Banyak Prestasi,
Banyak PR K Heru Sutadi
ementerian Komunikasi dan Informatika di bawah Tifatul Sembiring mengklaim sejumlah prestasi dan keberhasilan, diantaranya realisasi penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sampai dengan 31 Desember 2012 melebihi target sebesar 104,39% dari 2011. Keberhasilan lainnya adalah jumlah hasil pengujian yang diselesaikan Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) sebanyak 3.666 hasil pengujian/tahun, dari target 3.000 hasil pengujian/tahun. Jumlah sertifikat yang telah diterbitkan Ditjen SDPPI adalah sebanyak 5.619 sertifikat atau rata-rata 110 sertifikat/minggu dari target 4.500 sertifikat/tahun atau 50 sertifikat/minggu. Untuk program USO (Universal Service Obligation) yang dilakukan oleh BP3TI - Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), jumlah desa berdering (desa yang telah memiliki fasilitas telepon) sebanyak 31.392 SSL, jumlah desa punya internet (desa pinter) sebanyak 198 desa pinter, jumlah PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) sebanyak 5.958 PLIK, jumlah M-PLIK (Mobile PLIK) sebanyak 1.802 unit M-PLIK. "Pada tanggal 15 Oktober 2012 juga telah ditetapkan PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik,” ujar Kahumas Kemenkominfo Gatot S. Dewa Broto.
Target 2013
Kemenkominfo menargetkan 4 RUU sebagai program capaian di 2013. Keempat RUU itu meliputi RUU Penyiaran, RUU ITE, RUU Tata Cara Intersepsi dan RUU Konvergensi Telematika. Pembahasan RUU Penyiaran sebagai inisiatif DPR, revisi UU ITE sebagai inisiatif Pemerintah, RUU Tata Cara Intersepsi sebagai inisiatif Pemerintah kumulatif terbuka, serta RUU Konvergensi Telematika yang diusulkan menjadi RUU Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
OUTLOOK Telekomunikasi sebagai inisiatif Pemerintah.
PR Juga Masih Banyak
” Aturan yang juga ditunggu adalah MVNO dan migrasi TV analog ke digital.
Meskipun mengklaim banyaknya capaian prestasi di 2012, Majalah ICT mencatat beberapa pekerjaan rumah yang perlu juga diselesaikan. Dalam hal seleksi blok tambahan 3G, memang diakui pembukaan peluang untuk ikut seleksi sudah dilakukan, namun proses nyata nya baru dilakukan Januari 2013 ini. Sehingga, penyelesaian seleksi yang transparan dan menghasilkan “pemenang” yang benar-benar membutuhkan menjadi harapan industri dan masyarakat. Setelah proses ini, yang tidak kalah rumit adalah penataan blok 3G secara keseluruhan. Spektrum 3G bukanlah seperti membeli pisang goreng karena harganya sangat mahal. Dibanding 2006, spektrum 3G untuk blok tambahan kali ini naik 60% daripada ketika penambahan blok ke-2 3G yang hanya Rp160 miliar. Bukan cuma itu, penetapan alokasi frekuensi untuk 4G LTE juga perlu ditetapkan karena menjadi bagian dari rantai ekosistem adopsi LTE di Indonesia. PR lainnya, adalah pembukaan penyelenggara Sambungan Langsung Internasional yang baru. Hal ini karena penyelenggaraan SLI masih belum kompetitif dan arahnya tiap penyelenggara seluler harusnya mendapat alokasi SLI. Selain itu, tahun ini saatnya kembali menghitung biaya interkoneksi yang terakhir diimplementasikan 1 Januari 2011 sebagai hasil penghitungan di 2010. Penghitungan biaya interkoneksi baru ini perlu diikuti perubahan Permenkominfo No. 8/2006 tentang Interkoneksi agar disesuaikan dengan perkembangan terkini teknologi, model bisnis maupun terjadi efisiensi jaringan yang berimbas pada biaya interkoneksi yang akan lebih murah seperti dalam hal interkoneksi berbasis IP. Pemerintah memang sudah mengeluarkan PP No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Namun, yang selama ini tidak terjawab dalam PP adalah keberadaan over the top (OTT) seperti RIM, Google dan lain-lain. Aturan di PP sangat lemah untuk memaksa OTT bangun server di sini karena batasan layanan publik. Dalam pandangan Majalah ICT, regulator perlu segera bertindak menetapkan jenis penyelenggaraan jasa apa bagi OTT. Yang juga ditunggu-tunggu adalah penyelesaian aturan mengenai SMS Premium yang diubah menjadi aturan layanan konten. Aturan-aturan yang juga ditunggu adalah MVNO, begitu juga dengan percepatan migrasi TV analog ke digital sehingga pita 700 MHz dapat dipakai tanpa perlu menungu 2018. (majalahICT/hs) Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
OUTLOOK
Lonceng
Lelang 3G Berdentang
O
perator telekomunikasi yang berminat mengikuti seleksi untuk mendapatkan tambahan blok 3G, diwajibkan menyampaikan dokumen paling lambat 6 Februari. Sebab sesuai jadwal, 7 Februari akan dimulai pengecekan dokumen permohonan, dan pada 8-22 Februari proses penilaian dokumen permohonan mulai dilakukan. Sementara itu, pada 15 Januari lalu telah berlangsung Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio Tambahan pada Pita Frekuensi Radio 2.1 GHz untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler IMT-2000. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto. "Pada saat penyerahan daftar pertanyaan pada 10 Januari 2013 telah terkumpul sebanyak 177 pertanyaan dari kelima peserta. Materi pertanyaan sangat beragam, mulai dari yang paling banyak terkait dengan materi penilaian kelayakan finansial dan teknis, kemudian yang terkait masalah administratif, masalah mekanisme penyampulan dokumen seleksi hingga masalah jaminan pelaksanaan dan juga penataan ulangnya pasca seleksi," ungkap Gatot. Aanwijzing hanya untuk peserta seleksi yang JADWAL SELEKSI 3G meliputi PT Telkomsel, PT Kegiatan Waktu XL Axiata, PT Axis Telekom (setelah revisi) Indonesia, PT HCPT dan PT Indosat. Aanwijzing Pengumuman Seleksi 14 Des 2012 bukan sesuatu hal yang Pengambilan Dokumen Seleksi 3 - 4 Januari 2013 Penyerahan Pertanyaan Tertulis 10 Januari 2013 baru dalam seleksi, karena Rapat Penjelasan (Aanwijzing) 15 Januari 2013 tujuannya memungkinkan Penyerahan Dokumen Permohonan 6 Februari 2013 adanya klarifikasi lengkap Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen dari Tim Permohonan 7 Februari 2013 Evaluasi Dokumen Permohonan 8 - 22 Februari 2013 Jika seleksi berjalan lancar, Pengumuman Peringkat Pemenang 25 Februari 2013 maka penetapan pemenang Masa Sanggah 26 - 27 Februari 2013 baru akan dilakukan pada Jawaban Masa Sanggah 4 Maret 2013 5 Maret mendatang. Pene Penetapan Pemenang Seleksi oleh Menteri berikut pengumumannya 5 Maret 2013 tapan pemenang akan di Batas Pembayaran UFF & BHP IPSFR lakukan Menkominfo Tifatul Tahun Pertama 18 Maret 2013 Sembiring. (majalahICT/hs) Penetapan IPSFR 19 Maret 2013 Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
E-LIFESTYLE
Media Sosial tak Cuma untuk ‘Nggaya’ Ventura Elisawati
B
Praktisi Digital Communication
agi sebagian pengguna media sosial di Indonesia, sering update status, mungkin sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Ya apakah sekadar untuk ‘pamer’ gadget terbarunya, maupun perasaannya saat itu. Apapun bisa menjadi konten media sosial. Indonesia, khususnya Jakarta, adalah salah satu kota yang gegap gempita di media sosial. Warga metropolitan selalu berkicau di twitter 24 jam sehari. Menurut data yang pernah disampaikan Salingsilang, warga twitter Indonesia eksis dari pukul 00.00- 24.00. Kehadiran ponsel berbasis data dan paket data ‘murah’ dari operator memang punya andil besar dan menumbuhkan pasar pengguna media sosial ini. Menurut Yahoo! Net Index 2012, 76% pelaku media sosial menggunakan ponsel untuk berjejaring sosial. Tapi apakah konten media sosial hanya berisi update status yang narsis saja? Tentu tidak. Harus diakui, media sosial cukup berperan dalam amplifikasi informasi dan mendorong gerakan sosial dalam beberapa situasi. Sebut saja, kasus bom Marriott, gempa Padang, meletusnya gunung Merapi dan masih banyak lagi, media sosial tak pernah tidur menginformasikan situasi bahkan penggalangan dan penyaluran bantuan. Yang terbaru adalah dalam bencana banjir yang melanda Jakarta hari-hari ini. Seorang netizen berinisiatif membuat pemetaan lokasi banjir sejak 15 Januari 2013. Peta tersebut dapat dilihat di Google Map secara interaktif dan diperbarui secara berkala. Setiap pemilik akun Google dapat memperbarui peta ini. Kehadiran media sosial, tak bisa hanya disebut gaya, tapi sudah melengkapi empat pilar demokrasi di negeri ini. Dimana media sosial, memiliki kekuatan menonjol dalam aspek pelibatan publik. Dan kita sudah merasakan, bahkan juga terlibat di dalamnya, saat ini. Majalah ICT No.02•16 Januari-31 Januari 2013
Majalah ICT All about ICT in Indonesia
Bisa di Down Load di Android market