Lolos 50 Besar, Tim DAQ ITN Malang Buat Aplikasi “Website Masail Fiqhiyah” Lolos 50 besar dari 200 lebih tim Musabaqah Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an (DAQ), tim ITN Malang digawangi oleh Bima Renaldi, Dimas Fajar Ramadhan dan Diyona Amelia. Ketiga mahasiswa Teknik Informatika ini membuat aplikasi perangkat lunak tentang karya aplikasi yang diberi nama “Website Masail Fiqhiyah”.
Menurut Mohammad Dailami official tim, dalam DAQ yang diangkat sekitar masalah fiqhiyah, yang dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu fiqih Islam, fiqih sosial dan fiqih kesehatan yang mengacu pada Al- Quran. “Bagaimana permasalahan agama, sosial, kesehatan mengambil rujukan dan solusi dari Al-Quran,” terangnya saat seremoni pelepasan Tim MTQ di Ruang Sidang
Kampus I ITN Malang, Rabu (26/7). Menggandeng ustad sebagai nara sumber, aplikasi ini membahas isu-isu yang sedang trending topic dalam pandangan islam. “Kalau ada pertanyaan bisa disampaikan dan dibahas dalam komentar. Semisal ada pertanyaan yang sifatnya personal user bisa langsung menghubungi nara sumber secara pribadi,“ tutur Diyona Amelia salah satu anggota tim. Karya desain aplikasi ini wajib diunggah di youtube dalam bentuk video dengan menampilkan fungsi-fungsinya. Video juga harus menyajikan profil regu pengembang aplikasi, deskripsi singkat dari aplikasi yang dibuat, bagaimana aplikasi dimanfaatkan, dan bagaimana aplikasi tersebut digunakan oleh pengguna. Lolos mengantongi nilai 40% dalam tahap desk evaluation, Tim DAQ masih harus mempresentasikan karyanya di hadapan juri untuk mengumpulkan nilai 60%. (mer/humas)
Lepas 17 Peserta MTQ Nasional 2017, Rektor ITN Malang Beri Motivasi 17 mahasiswa peserta MTQ Nasional dilepas oleh Rektor ITN Malang Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., Rabu (26/7) di Ruang Sidang Kampus I ITN Malang. Delegasi ITN Malang akan mengikuti sembilan cabang musabaqah antara lain : Tilawatil, Tartilil, Khaththil, Hifzhil 5 Juz, Hifzhil 10 Juz, Syarhil, Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, serta Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an (DAQ). Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MTQ) XV Tahun 2017 akan diselenggarakan di UB dan UM tanggal 28 Juli – 4 Agustus mendatang.
Rektor ITN Malang berharap semua peserta fokus dan sungguhsungguh dalam menghadapi lomba, sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam kesempatan tersebut Rektor dan semua yang hadir berkesempatan mendengarkan lantunan merdu Tilawatil Qur’an dari peserta. Sedangkan Dr.Eng.Ir.I Made Wartana, MT., selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan menyampaikan bahwa musabaqah ini adalah kesempatan emas guna membuktikan diri bahwa ITN Malang tidak kalah dengan kampus lain. “Adik-adik semua harus optimis dan berusaha maksimal serta kesehatan harus selalu dijaga,” harapnya. Berbekal masa latihan yang singkat selama dua bulan, tim ITN Malang di bawah bimbingan Ustad Arwandi dari Masjid Muhajirin siap mensukseskan MTQ Nasional 2017. Menurut Ustad Arwandi idealnya masa pelatihan adalah satu tahun, tapi melihat kesibukan mahasiswa maka hampir tiap perlombaan persiapan hanya satu sampai tiga bulan. “Tidak terlalu sulit melatih dan mempersiapkan mahasiswa ITN. Kebanyakan mereka sudah memiliki basic tertentu sesuai kebutuhan lomba,” pungkasnya. (mer/humas)
Profesor California di ITN Malang Jabarkan DC House, Alternatif Pasokan Listrik Pedesaan Kebutuhan listrik di dunia semakin meningkat, sedangkan ketersediaan terbatas khususnya di daerah pedesaan. Ini mendorong berbagai alternatif penyedia listrik pedesaan
dikembangkan seperti energi listrik terbarukan micro hydro dan solar panel. Namun di Indonesia sendiri lebih dari 5.000 proyek micro hydro gagal. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Dr. Taufik, Director of Electric Power Institute at California Polytechnic State University, San Luis Obispo, USA, di ruang AMPHI Elektro ITN Malang, Kamis (20/7). Selama ini menurut Prof. Taufik, untuk mensuplay listrik ke pelosok desa, pemerintah menggunakan metode top down. Sistem ini dianggap gagal karena kebanyakan pembangunan sistem berpusat untuk pasokan besar yang diharapkan bisa memenuhi keperluan seluruh masyarakat. Padahal generator besar yang digunakan cenderung mahal, tanpa mempertimbangkan jangka panjang dalam maintenance dan instalasi. Sedangkan masyarakatnya sendiri kurang adanya edukasi. Jadi perlu adanya alternatif yang lebih efisien. Sebenarnya menurut pakar electrical engineering ini, salah satu metode yang efektif bisa dikembangkan adalah dengan sistem listrik searah (DC/direct current) dengan pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy). Dengan memanfaatkan micro hydro dan solar panel, metode yang terkenal dengan sebutan DC house ini dapat menyediakan listrik dari beberapa sumber energi tanpa tergantung dari aliran listrik AC. Karena selama ini arus listrik AC (alternating current) yang umumnya digunakan di skala rumah tangga tidak efektif untuk kebutuhan di wilayah yang belum terjangkau listrik. Menurutnya yang harus dilakukan adalah memperkenalkan listrik perkeluarga, tiap rumah disediakan generator sendiri-sendiri. Selain investasi awal murah, untuk investasi total juga murah. “Metode yang saya kerjakan adalah bottom up approach. Dengan sistem yang sederhana agar mudah dipahami. Kalau langsung membuat program listrik pedesaan dengan skala besar nantinya mereka akan kaget dan bisa mengakibatkan culture shock,” jelasnya. Penelitian DC house sudah dikembangkan sejak tahun 2010 oleh
Prof. Taufik, peneliti asal Indonesia di Cal Poly State University Amerika Serikat. Keunggulan sistem ini adalah distribusi listrik lokal lebih efektif, peralatan listrik dan elektronika menggunakan listrik DC. Menggunakan pembangkit listrik panel surya, dapat bersekala kecil sampai ratusan, penyimpanan listrik bisa di bawa ke mana-mana, dan memakai tegangan rendah sehingga lebih aman. “Misalnya di desa ada tenaga angin, ombak, surya maka bisa dipakai semuanya. Yang masih susah adalah menyatukan sistem dari ketiga energi ini. Maka dengan DC house bisa menyatukan semuanya. Tiap rumah memiliki sumber masing-masing, dan bisa menggunakan lebih dari satu sumber,” ujarnya. Ini beralasan karena menurutnya tenaga surya sangat berpotensi digunakan dalam skala rumahan, sedangkan tenaga angin jumlahnya banyak. Untuk harga energi terbarukan semakin mengalami penurunan. Ini sangat cocok untuk daerah pedesaaan dimana antar rumah berjauhan. Walaupun awalnya untuk listrik pedesanan ternyata bisa juga untuk efektifitas listrik di perkotaan. “Dengan sistem listrik sekarang kalau ada jaringan rusak maka akan mempengaruhi listrik di rumah yang dilalui oleh jaringan tersebut. Sedangkan penggunaan DC house, kalau ada yang rusak semisal jaringannya maka listrik tidak akan mati karena ada solar panel,” jabarnya. Prof. Taufik optimis DC house akan mengalami perkembangan di masa depan. Selain harganya murah juga ramah lingkungan. Terbukti prototype DC house sudah digunakan di Kecamatan Jatinangor Jabar, dan akan menyusul di beberapa kabupaten di luar Jawa. (mer/humas)
Jujitsu Masuk Koni, ITN Malang Siap Bidik Prestasi Bergabungnya Jusitsu ke dalam KONI April 2017 lalu, membawa harapan akan tersalurkannya prestasi nasional dan internasional tak terkecuali mahasiswa ITN Malang. Kehadiran beladiri asal Jepang di Kota Malang tidak lepas dari sejarah tahun 1981, Jujitsu awal mula tumbuh dari ITN Malang. Maka tidak aneh bila Rektor ITN Malang Dr.Ir.Lalu Mulyadi, MT., berharap ITN melalui mahasiswanya bisa berperan dalam menghasilkan prestasi-prestasi yang membanggakan. “Tiga poin penting Jujitsu untuk mahasiswa : olahraga, membela diri, dan prestasi. Saya berharap mahasiswa ITN ikut berperan dalam kegiatan Jujitsu, sehingga dua tahun mendatang bisa menghasilkan prestasi,” harap Rektor dalam acara halal bihalal dan sarasehan Institut Jujitsu Indonesia (IJI) se-Jatim di Kampus I ITN Malang, Sabtu-Minggu (15-16/7).
Jujitsu memang tidak sefamilier bela diri lainnya. Merupakan salah satu beladiri yang memakai system full body contact membuat Jujitsu memiliki keterlambatan untuk bergabung dalam anggota KONI. Dr. Taufiqurahman, Ketua Institut Jujitsu Indonesia (IJI) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan, 2.000 anggota IJI Jawa Timur tersebar di 15 kabupaten dan kota dengan karakter yang multikompleks. “Masuknya IJI ke KONI akan menggairahkan semangat dan mendinamiskan anggota. Ini juga akan membawa konsekuensi target yang besar seperti prestasi dan kedewasaan berorganisasi,” tuturnya. Diakhir kegiatan untuk menyamakan persepsi terhadap materi teknis gerakan Jujitsu maka diadakan gashuku (latihan alam) yang dipandu oleh Kahar Afandi, Dewan Pelatih Jujitsu Jatim. “Gashuku ini untuk menyelaraskan materi, persepsi serta mengigatkan pelatih akan gerakan-gerakan Jujitsu. Dengan teknik yang kita lakukan juga bertujuan untuk menyamakan mental, disiplin di tempat latihan dan ke anak didik,” jelasnya. (mer/humas)
Pendanaan PKM Perguruan Tinggi Rata-Rata Menurun, ITN Malang Tetap Optimis Seiring bertambahnya Perguruan Tinggi yang berpartisipasi mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), maka jumlah PKM yang lolos di tiap PT secara umum menurun. Hal ini linear dengan dana Kementrian Riset dan Keilmuan (Ristek) Dikti yang terbatas. Demikian diungkapkan oleh Wakil Dekan III FTI Ir. Yusuf Ismail Nakhoda, MT., saat ditemui di ruang humas, Sabtu
(15/7). ITN pun mengalami hal yang sama, “Jumlah mahasiswa yang meminta account sebanyak 350, namun yang ter-upload 228 proposal. Dari jumlah ini oleh Dikti diproses bertahap menjadi 150, turun lagi menjadi 50, dan terakhir 6 (2,6 %) karya yang berhasil didanai Dikti,” terangnya, dan pada tanggal 13 Juli 2017 semua tim PKM mengikuti monev eksternal di Universitas Negeri Malang.
Menurut WD III FTI ini, kebanyakan jenis PKM langganan ITN
Malang adalah Karsa Cipta (PKM-KC) dan Penelitian Eksakta (PKM-PE). Sedangkan PKM yang di monev periode ini ada lima bidang : Penelitian Eksakta (PKM-PE), Pengabdian Masyarakat (PKM-M), Kewirausahaan (PKM-K), Penerapan Teknologi (PKM-T) dan Karsa Cipta (PKM-KC). PKM sebagai ajang peningkatan penelitian, pengembangan serta penerapan ilmu dan teknologi diharapkan bisa bermanfaat pada masyarakat luas. Sebagai ajang bergengsi maka PKM menjadi incaran semua perguruan tinggi. Maka perlu adanya trik-trik khusus agar mahasiswa lolos PKM. “Tiap ada pengumuman PKM dari Dikti langsung kami sosialisasikan ke semua prodi & dilakukan workshop PKM. Dalam acara workshop kami memberikan tips dan trik bagaimana agar lolos PKM. Kami juga datangkan mahasiswa yang pernah lolos PKM untuk memberikan semangat & testimony pada adik-adiknya,” jabar mantan humas periode pertama ini. Disinggung mengenai pendanaan yang turun bertahap dari Dikti, Yusuf menjelaskan bahwa institusi sangat mensuport terhadap mahasiswa yang lolos PKM. Ada semacam dana talangan untuk membantu kelancaran penelitian mahasiswa, dan tentu saja setelah dana dari Dikti turun maka dana institusi akan dikembalikan. Dosen yang konsen terhadap PKM ini optimis tahun-tahun selanjutnya banyak yang lolos PKM, bukan hanya kuantitas namun yang utama kualitas dari proposal. “Yang terpenting kalau mau lolos PKM maka pedoman PKM harus dipegang baik-baik, itu kuncinya,” pungkasnya. (mer/yul/humas)
Belajar
Kinerja
Penelitian
dan pengabdian Masyarakat, IST AKPRIND Yogyakata Kunjungi ITN Malang Kepercayaan masyarakt terhadap Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tidak diragukan lagi. Menduduki peringkat ke 62 secara nasional, menjadi salah satu alasan Institut Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND Yogyakarta mengadakan studi banding ke ITN Malang, Jumat (14/7). “Selain peringkat ITN sudah tidak diragukan lagi, prestasi LPPM serta SDM yang di atas AKPRIND yang membuat kami datang ke sini,” tutur Dr. Ir. Sudarsono Ketua LPPM IST AKPRIND. Rombongan LPPM IST AKPRIND yang terdiri dari lima orang sharing informasi mengenai kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat. “Kami ingin belajar trik dari LPPM sehingga bisa meningkatkan SDM dalam bidang penelitian,” harap Ketua LPPM sekaligus alumni ITN Malang.
Kedatangan rombongan IST AKPRIND disambut dengan tangan terbuka oleh Rektor ITN Malang Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., beserta jajarannya. Rektor mengungkapkan, apapun yang diminta oleh lembaga guna peningkatan dan pengembangan ITN akan disuport oleh institusi. “Trik sebagus apapun kalau dukungan tidak ada maka tidak bisa lari cepat. LPPM menjadi salah satu roda ITN,” tutur Rektor. Rektor lebih lanjut mengatakan, pada tahun ini ITN mempersiapkan akreditasi intitusi dengan target dari B menjadi A, sehingga tim borang akreditasi sudah dibentuk dan sudah berjalan. Diskusi yang berjalan hangat dan akrab ini tidak terlepas dari kedekatan ITN Malang dan IST AKPRIND yang terjalin sejak lama. Kala itu IST AKPRIND masih menjadi binaan ITN Malang. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh WR I, WR II, Direktur Program Pasca Sarjana serta Para Dekan. (mer/humas)
Indonesia Darurat Narkoba, Mahasiswa ITN Malang Ciptakan Solusinya Indonesia bahkan dunia lagi gencar-gencarnya menyuarakan Stop Narkoba !. Darurat narkoba ini membuat media massa baik televisi, koran maupun media online marak dengan berita seputar penyalahgunaan narkotika. Keadaan ini membuat mahasiswa ITN Malang turut prihatin dan mendorong terciptanya sebuah aplikasi pendeteksi narkotika. Diberinama NATECT (Narcotic Detector), merupakan aplikasi deteksi wajah pengguna narkoba berbasis android. “Berita di televisi semua tentang narkoba, semula baik-baik saja tiba-tiba sudah ditangkap pihak berwajib. Dari situ saya mencoba membuat aplikasi untuk deteksi dini bagi pengguna narkoba,” tutur Bastian Wisnu Priyatna Ketua Tim PKMKC 2017.
Menurut mahasiswa Teknik Informatika ini, mata kuliah yang ia tempuh mempelajari tentang pengolahan citra digital dan computer vision sangat membantu dalam pembuatan aplikasi natect tersebut. “Jadi lebih expand bisa memanfaatkan kamera dalam implementasi sistem biometrika dengan objek wajah sebagai parameternya. Dari topik-topik itu akhirnya saya gabungkan,” jelasnya saat ditemui di ruang humas, Sabtu (15/7). Mahasiswa semester tujuh ini menggunakan empat parameter untuk mengetahui ciri wajah pengguna narkoba, yaitu entropi, energi, kontras dan homogenitas, dengan metode GLCN (Gray Level CoOccurrent Matrix). Metode ini berfungsi untuk mengidentifikasi ekstraksi wajah pengguna narkoba dengan membandingkan dengan citra wajah yang sehat. Aplikasi ini menggunakan empat fitur : deteksi, informasi, pelaporan dan panduan rehabilitasi. Cara kerjanya fitur deteksi diarahkan ke wajah (wajah tegak presisi), foto disimpan ke galeri, citra akan disimpan ke server untuk
dilakukan pemrosesan dengan diekstraksi ciri. Kemudian hasilnya akan ditampilkan di layar handphone dalam bentuk nilai prosentase. User bisa menyimpan data ini untuk pribadi atau ditindak lanjuti kepada pihak yang berwenang. ”Dalam aplikasi ini juga ada panduan rehabilitasi, jadi keluarga terdekat bisa membantu selama pengguna masih bisa ditangani secara dini,” jabarnya. Judul dan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa Pendanaan Ristek Dikti 2017 tersebut sudah mengikuti monev eksternal di Kampus UM, Kamis (13/7). Ini merupakan proposal kali kedua, dimana sebelumnya dengan deteksi pupil mata pada pengguna narkoba tidak lolos PKM. “Judulnya hampir sama, hanya obyek yang diganti. Tahun kemarin pupil mata, sekarang deteksi wajah dan mengganti metode,” ungkap mahasiswa asli Pacitan ini. Penelitian yang dilakukan sejak bulan Mei ini masih dua puluh prosen, dan Dikti hanya memberi waktu sampai Agustus akhir. Minimnya literatur ilmiah mengenai ciri-ciri pengguna narkoba tidak menjadi hambatan bagi Tim NATECT yang beranggotakan Bella Fardani, Ivandi Rifniansah, dan Zulkifli Arief untuk terus berjuang memperbaiki dan menyempurnakan aplikasi ini. (mer/humas)
Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) ITN Malang Punya Gawe Bulan penerimaan mahasiswa baru merupakan bulan yang sibuk bagi Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) ITN Malang. Meskipun gelombang I sudah dibuka sejak bulan Januari yang lalu, namun puncak pendaftaran akan berada di bulan Juli sampai Agustus mendatang.
Ada 10 program studi (prodi) S-1 dan tiga prodi D-3 bisa menjadi pilihan bagi calon mahasiswa baru (maba) selain juga dua prodi di S-2. Masih menjadi pilihan favorit bagi calon maba adalah program studi mesin dan sipil. “Keduanya memang prodi tertua yang dimiliki ITN Malang. Untuk yang lain ada peningkatan yang signifikan antara lain : arsitektur, PWK, Teknik Lingkungan, Teknik Kimia, Teknik Industri, dan Teknik Informatika” ungkap Ir. Bambang Wedyantadji, MT., Ketua LPMB saat ditemui di ruangannya beberapa waktu yang lalu. Teknik Mesin dan Teknik Informatika masih mendominasi dengan kuota paling banyak. Menurut Kepala LPMB, kuota yang terbatas untuk beberapa prodi terkait dengan rasio dosen. Untuk memudahkan pendaftara mahasiswa baru, selain bermitra dengan 18 SMA/SMK luar pulau tahun ini diluncurkan PMB online untuk mengupdate program yang ada sebelumnya. Selain mempermudah pendaftaran Ketua LPMB juga berharap sistem PMB online akan menghindarkan antrian saat pendaftaran. Apa bila kuota sudah terpenuhi maka peluang untuk kuliah di
ITN akan tertutup. Untuk itu diharapkan calon mahasiswa baru jeli memilih prodi dan segera mendaftar agar tidak kehabisan kuota. (mer/yul/humas)
Lihat Potensi, Dikti Jaring ITN Malang Raih Akreditasi Institusi A Dalam regulasi, pembaharuan Akreditasi Institusi dilakukan tiap 5 tahun sekali. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya percepatan akreditasi setelah Dikti melihat potensi yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi. ITN Malang telah mendapatkan Akreditasi Institusi B selama 3 tahun dan trendnya naik sehingga Dikti membidik ITN untuk meningkatkan status akreditasi menjadi A. “Sebenarnya masih 2 tahun lagi sesuai jadwal ITN mengajukan akreditasi. Tapi melihat ITN memiliki potensi, maka Dikti mengundang ITN dalam sosialisasi percepatan akreditasi,” tutur Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., Rektor ITN Malang didampingi Wakil Rektor I Bidang Akademik saat ditemui di kantornya, Kamis (22/6). Sedangkan Wakil Rektor I menjelaskan, status LPPM yang mengalami lompatan dari kluster binaan ke utama, di dalamnya ada kinerja dosen. Serta sudah lima kali mendapatkan Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari Kopertis dan menjadi PTS kategori institut terbaik di Jatim. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan Dikti. Tidak tanggung-tanggung, Dikti hanya memberi waktu 6 bulan kepada ITN Malang untuk berbenah diri. Kesempatan yang
tergolong pendek ini diterima oleh rektor dan seluruh pimpinan serta didukung oleh P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional). Percepatan ini mendorong dibentuknya tim khusus untuk menghadapi dan mempersiapkan akreditasi A. Secara umum menurut Wakil Rektor I, tim difokuskan dalam dua hal, antaranya evaluasi diri dan persiapan borang. Evaluasi diri menyiapkan suatu rangkaian informasi kondisi ITN dan strategi kegiatan, mencakup Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Rencana Strategis (RENSTRA). Untuk penyusunan Borang Akreditasi mencakup 7 poin standar. Menurut Kustamar ITN Malang sudah on the track untuk meraih akreditasi Institusi A. Hal ini karena sistem tata kelola diperbaiki, dibuat otomatis dengan pemanfaatan berbagai aplikasi yang dibuat sendiri oleh SIM (Sistem Informasi Management) ITN. Seperti halnya LP2M, RPS (Rencana Pembelajaran Semester) dan pengelolaan laporan kinerja dosen, pengelolaan data kenaikan jabatan kesejahteraan pegawai dengan sistem
fungsional dosen, tunjangan kinerja.
Kemahasiswaan dibangun sistem kredit prestasi semuanya memanfaatkan sistem online. Semoga kerja keras & segala daya upaya akan menghantar ITN Malang meraih Akreditasi Institusi “A”. (mer/yul/humas)
Halal Bihalal ITN Malang, Kemenangan untuk Kebersamaan dalam Keberagaman Berakhirnya ramadhan berganti dengan Bulan Syawal merupakan momentum untuk saling maaf memaafkan. Bahkan tradisi halal
bihalal tidak hanya untuk umat Islam saja namun untuk semua umat. Seperti halnya di ITN Malang, acara halal bihalal tidak hanya diikuti oleh warga muslim namun diikuti oleh semua sivitas akademika dari berbagai latar belakang agama baik dosen, karyawan, dan mahasiswa. Acara yang berlangsung di aula Kampus I ITN Malang ini dihadiri pula oleh Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN), Rukun Ibu ITN Malang dan pensiunan ITN Malang, Rabu (5/7). Rektor ITN Malang Dr.Ir.Lalu Mulyadi MT., dalam sambutanyaa menyampaikan, ITN Malang yang multikultural, keberagaman agama dan suku bukan menjadi penghambat namun menjadi kekuatan untuk terus berkembang. Kebersamaan tersebut perlu dijaga dalam sebuah ikatan silaturahmi. “Kita sebagai manusia harus menjaga hubungan secara vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Maka mari kita hilangkan penyakit hati, bila ada rasa benci, iri hati, dendam, mari kita buang jauhjauh,” pesannya. Mengusung tema “Kemenangan untuk kebersamaan dalam keberagaman sebagai wujud rahmatan lil alamin”, halal bihalal ini merupakan rangkaian gema ramadhan. Diawali dari kegiatan buka dan tarawih bersama, pemberian santunan pada anak yatim, sholat Idhul Fitri dan ditutup dengan acara halal bihalal. “Ini merupakan kegiatan rutin sebagai salah satu media silaturahmi dan saling memaafkan. Kalau kita berbuat dosa kita bisa minta ampunan pada Allah. Namun kalau kita berbuat dosa pada manusia, kita harus memohon maaf padanya. Tidak hanya pada waktu halal bihalal saja tapi alangkah baiknya disegerakan mungkin”, terang Muhammad Istnaeny Hudha, Ketua panitia. Merupakan salah satu tradisi dalam kegiatan keagamaan di ITN Malang diadakan penggalangan dana. Dana tersebut akan dibagikan kepada yang membutuhkan yaitu, empat orang karyawan aktif dan dua orang pensiunan. Atmosfir halal bihalal semakin hangat dengan tampilan band Musik ITN Band (MIB) perform dosen
dan karyawan ITN Malang. Acara halal bihalal diakhiri dengan berjabat tangan dan ramah-tamah. (mer/humas)