Perwakilan UTHM: Mahasiswa ITN Malang Dapat Belajar Gratis di UTHM Penandatanganan nota kesepahaman antara Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) menjadi angin segar bagi mahasiswa kampus biru. Pasalnya, salah satu poin kersama itu adalah pertukaran pelajar. Di mana dalam pertukaran ini mahasiswa ITN Malang nantinya dapat menggunakan semua fasilitas di UTHM dengan gratis. “Karena kita sudah kerjasama, maka you (mahasiswa) dapat gunakan semua fasilitas kami secara gratis,” tutur Dr. Ir. Wahyu Utomo, perwakilan UTHM saat menjadi pembicara dalam acara visiting lecture international reseacrh opportunities collaboration pada Senin (3/4). Menurut pria yang akrab disapa Wahyu tersebut memang begitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh UTHM selama ini, dan itu tidak hanya dengan ITN Malang tetapi juga dengan beberapa kampus lainnya. Namun begitu, dia berharap mahasiswa yang dipertukarkan adalah yang memiliki kemampuan dan kualitas. “Kalau bisa yang dikirim mahasiswa yang memang siap, secara mental dan memiliki kemampuan,” kata pria yang juga alumni Universitas Brawijaya (UB) itu. Dosen yang berasal dari Semarang Jawa Tengah itu menyarankan agar pertukaran peajar dilakukan pada saat mahasiswa sudah menempuh skripsi. Alasannya, di UTHM peralatannya lengkap sehingga mahasiswa dapat melakukan penelitian dengan baik dan lebih akurat. Selain itu, hasil penelitian mahasiswa nantinya dapat dijadikan jurnal internasional dimana mahasiswa dan nama dosen pembimbing dari ITN Malang dapat juga masuk. “Nanti nama yang keluar di jurnal, dosen pembimbing, mahasiswa, dan dosen yang dari UTHM,” kata dia.
Selain itu, Wahyu juga menyampaikan kelebihan dari riset kolaborasi. Salah satunya adalah proses penelitian menjadi ringan. Kemudian, kolaborasi tidak harus secara total dalam penelitian, bisa kolaborasi idenya, kolekting datanya, analisis data, publikasi dst. “Dengan begitu kita sangat terbantu dalam meneliti,” ujar dosen teknik elektro itu. (her)
Tiga Pengusaha Muda dipanel dalam Kuliah Tamu Young Entrepreneur 2017 Di kalangan pengusaha muda Malang siapa yang tidak kenal dengan Yudi Prata (Part of Es Temperor, Singer), Levia Indaka (Owner Indaka Scrapbook), dan Yoga Surya Pratama (Owner Cokelat Tempe de Konco). Pantaslah mereka bertiga di panel dalam Kuliah Tamu 2017 Himpunan Mahasiswa Teknik Indstri (HMTI) S-1 ITN Malang. Bertema Young Entrepreneur “Change the World withInnovation Entrepreneurship”, mereka mewakili jiwa dan semangat kaum muda dalam berinovasi, Sabtu (25/3). Berbagi pengalaman dan motivasi di hadapan teman sebaya membuat mereka menceriterakan pahit getir dan manisnya dalam merintis usaha. Yudi Prata salah satu pendiri Part of Es Temporer. Awal usahanya memiliki pengalaman yang tidak mudah. Memiliki omset 10 juta perhari, awal merintis usaha pernah berjalan puluhan kilo meter untuk membagikan brosur secara dor to dor. “Hujan panas, ditolak orang saya alami, tapi dari situ mental terasah. Kalau membagikan brosur di perumahan sebelum orang itu keluar saya tidak berhenti memencet bel. Kuncinya Ikhtiar usaha dan istiqomah,” kisahnya. Berbeda dengan Levia Indaka. Dara cantik dan berbakat ini
masih berstatus mahasiswi semester empat UB, sudah memiliki brand sendiri, Indaka Scrapbook. Usaha yang ia rintis berawal dari hobi semasa sekolah. Bermodal nekat, usaha ia mulai dengan modal awal 150 ribu rupiah telah berkembang menjadi omset 60 juta rupiah perbulan. “Trik pemasaran Indaka Scrapbook melalui medsos, brosur dan voucer,” ungkapnya. Membuka usaha memang perlu esperimen, apa lagi menyangkut rasa. Seperti penuturan Yoga Surya Pratama, Owner Cokelat Tempe de Konco. Kripik tempe makanan khas Malang yang terbuat dari tempe sudah umum. Bagaimana caranyamembuat inovasi produk yang terbuat dari tempe. Meskipun awal-awalnya membuatcoklat pedas sempat gagal, akhirnya pria berkacamata ini mendapatkan order pertamanya dari Pulau Kalimantan. (sar)
Kepala BAAK: Digitalisasi Memudahkan Diakses Internal dan Eksternal Upaya digitalisasi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ditegaskan oleh KABIRO BAAK (Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan) Ir. Ida Bagus Suardika. Menurutnya, upaya ini akan memudah buat kampus biru secara internal dan eksternal. “Secara internal dapat memudahkan mahasiswa dan elemen kampus lainnya, sementara secara eksternal memudahkan ke Dikti dan pangkalan data,” terang pria asal Bali itu saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (30/3).
Baca juga: Agar Mahasiswa Tidak Titip Absen, ITN Malang Akan Digitalisasi Absensi Menurut
pria
disapa
Bagus
tersebut,
untuk
menyongsong
digitalisasi ini pihaknya sudah menyiapkan keperluankeperluannya. Mulai dari storage yang berkapasitas besar hingga sumber daya manusia yang mumpuni. Dua hal ini saling terkait dalam proses digitalisasi ini. Apalagi kedepannya akreditasi sudah secara online. “2017 akreditasi sudah online, dan kita sudah siap,” paparnya. Lebih lanjut, Bagus ingin menciptakan budaya baru di BAAK. Budaya itu adalah cepat dalam bekerja. Untuk itu berbagai pelayanan di BAAK saat ini dapat selesai hanya dalam hitungan menit. Misalnya, untuk membuat kartu mahasiswa yang berbarcode tidak sampai sepuluh menit. “Jadi intinya budaya yang akan dibangun, kalau bisa satu menit kenapa satu hari,” tegasnya. (her)
Agar Mahasiswa Tidak Titip Absen, ITN Malang Akan Digitalisasi Absensi Demi memudahkan proses administrasi, Insitut Teknologi Nasional (ITN) Malang melakukan terobosan penting. Salah satunya adalah dengan mendigitalisasi dokumen-dokumen. “Kita sudah lama memulai digitalisasi ini, dan manfaatnya memang baik, mempercepat proses pelayanan, dan dokumen menjadi lebih rapi dalam file-file,” terang Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, Rektor ITN Malang saat meninjau ruang BAAK Kamis (30/3). Lalu, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa upaya ini juga merupakan tuntutan kemajuan yang harus dilakukan. Era global ini sudah mensyaratkan digitalisasi, karena itu pria asal Lombok itu mengapresiasi unit-unit kerja yang sudah mendigitalisasi dokumennya, termasuk BAAK yang memulainya.
Lebih lanjut, papar Lalu, digitalisasi juga akan dilakukan pada absensi mahasiswa. “Nanti mahasiswa absen tidak pakai kertas lagi, misalnya absen pakai sidik jari, sehingga tidak bisa lagi titip absen kalau tidak masuk,” kata alumni Universitas Teknologi Malaysia (UTM) itu. Di tempat terpisah, Elizabeth Catur Yulia, kepala humas ITN Malang juga memastikan bahwa proses digitalisasi di kampus biru sudah berjalan lancar yang saat ini dikendalikan oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM). Bahkan, menurutnya, beberapa unit sudah total melakukan digitalisasi. Di antaranya: perpustakaan, dan LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dan beberapa unit lainnya. “Di LP2M memang kalau ada surat langsung lewat email, pengajuan proposal juga email. Tetapi kalau proposal biasanya si penulis juga menyimpan hard covernya,” papar perempuan yang juga sekretaris Perhumas Malang itu. Yulia juga menegaskan, bahwa di pihak humas juga sudah melakukan digitalisasi. Salah satunya adalah dokumentasi atas informasi-informasi penting berkaitan dengan ITN Malang, atau kebijakan pemerintah yang bisa diturunkan pada kebijakan ITN Malang. Modelnya, setelah dilakukan pengklipingan atas informasi tertentu, lalu discan dan dikirimkan lewat email ke pimpinan atau unit yang berkaitan dengan informasi tersebut. “Ini adalah digitalisasi yang kami lakukan, harapannya pimpinan dan unit terkait langsung mengetahui informasi itu, tanpa harus mencari di koran-koran. Sehingga ada efisiensi waktu,” papar perempuan asli Malang itu. Terkait absensi digital pada mahasiswa, Yulia menanggapi positif. Menurutnya itu sangat bagus, sejauh ini absen digital diberlakukan pada para dosen dan karyawan. Tetapi menurut Yulia, absensi digital itu nanti mau dikolaborasikan pada apa. Misalnya, kalau absen digital karyawan berdampak pada dana transportasi. “Kalau karyawan absen pagi dan pulangnya sore juga absen, maka ia layak mendapat dana transportasi. Nah nanti kalau mahasiswa seperti apa,” katanya. (her)
Memberi Suka Cita, ITN Malang Kunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur Kehidupan kampus tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan masyarakat luas begitu disadari oleh civitas akademika ITN Malang. Saling berbagi kasih dan membantu sesama adalah perpanjangan kasih Tuhan melalui ciptaannya. Mengingat pentingnya hal tersebut karyawan dan mahasiswa ITN Malang bersama-sama mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur KecamatanDonomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (18/3). “Banyak orang di luar sana yang mungkin tidak seberuntung kita. Kita berbagi kasih tidak hanya sebatas seremonialbelaka, tetapi langsung terjun ke masyarakat,” jelas Elizabeth Catur Yulia S, SH., Kepala Humas ITN Malang. Lebih lanjut Kepala Humas menjelaskan, panitia Natal ITN Malang mengkonsepkan Natal tidak hanya perayaan bersenangsenang tapi berkomitmen kepada masyarakat yang membutuhkan. “Tidak sekedar berbagi kasih, namun dengan melihat mereka secara langsung kita juga menjadi peka terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu kita bisa lebih bersyukur atas apa yang diberikan-Nya,” tuturnya. Kehadiran ITN malang di antara anak-anak difabel Panti Asuhan Bhakti Luhur diharapkan bisa memberikan semangat dan memberi suka cita. Bentuk bantuan yang diberikan menurut Kepala Humas disesuaikan dengan kebutuhan panti, berupa barang dan uang. Selain kebutuhan pokok berupa beras, minyak, dan gula, juga kebutuhan perlengkapan mandi, biskuit serta susu. “Awalnya kita tanya kebutuhan apa yang mereka butuhkan, sehingga nanti apa yang kita bawa benar-benar membawa manfaat bagi mereka,”
ungkapnya. Hampir semua panti asuhan di Malang Raya sudah pernah dikunjungi oleh panitia Natal ITN Malang. Bahkan sampai ke luar Malang diantaranya Tulungagung, Kediri,dan Lumajang. “Yang belum ke Surabaya dan Madura, karena terkendala jarakyang jauh. Sedangkan kita juga melungkan waktu diselasela waktu kerja,” tutur ibu ramah ini. (sar)
Alumni Teknik Malang Ikuti Surveyor
Geodesi ITN Sertifikasi
Puluhan alumni teknik geodesi ITN Malang mengikuti ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) di kampus satu. Penyelenggaraan ujian ini merupakan rangkaian dari diesnatalis teknik geodesi ke 32. Menurut Ir. Agus Dartono, MT, koordinator diesnatalis, ada sebanyak 31 orang yang berparisipasi dalam acara tersebut. Pria yang akrab disapa Agus itu juga menambahi program ini juga merupakan respon ITN Malang terhadap kebutuhan pemerintah akan surveyor yang berlisensi. Sebagaimana sebelumnya disampaikan oleh Triwibisono, direktur survei dan pemetaan tematik kementerian agraria tata ruang dan badan pertanahan nasional (ATR/BPN), di acara workshop. Bahwa sampai sejauh ini negara membutuhkan banyak sekali surveyor kadastral berlisensi. “Kita juga ingin memberikan sumbangsih sesuai profesi kita pada negara ini,” terang pria asli Malang tersebut saat ditemui di lokasi acara. Dalam seleksi itu, para alumni yang berasal dari semua
angkatan tersebut akan melaksanan ujian selama dua hari. Proses tes meliputi tes tulis, tes portopolio, ujian praktik, dan wawancara. Adapun tes tulis berkaitan dengan pengindraan, terestris, fotogramentaris, SIG, dan wawancara. Sejauh ini, imbuh Agus, teknik geodesi sudah memiliki 120 surveyor bersetifikat. “Dari jumlah ini semoga terus bertambah. Kita sudah membuat asosiasi juga agar kita bisa saling sharing,” kata dia. (her)
Assesor ISI: Perpanjangan Sertifikat Profesi Tidak Harus Tes Ulang Cukup Mengumpulkan Poin Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) membuat aturan baru bagi perpanjangan sertifikat profesi para surveyor. Yang mana saat ini perpanjangan tidak harus dengan mengikuti tes ulang tetapi cukup dengan mengumpulkan CVD poin. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Ir. Wahyu Sri Harini, M.Si, salah satu assesor ISI saat ditemui di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Menurut perempuan yang akrab disapa Rini tersebut CVD poin bisa di dapat dengan banyak mengikuti kegiatan pengembangan profesi yang direkomendasikan oleh ISI. Hal ini agar kemampuan dari seorang surveyor tidak berkurang. “Jadi poin ini adalah untuk mengukur seberapa sering surveyor meng-upgrade keilmuannya. Sehingga kalau sering meng-upgradetak perlu ujian lagi. Dan keseringan itu dapat ditunjukkan dari poin yang dikumpulkan,” papar alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Dalam kesempatan itu, Rini juga menjelaskan beberapa jenjang
surveyor. Setidaknya ada empat jenjang di antaranya asisten surveyor, surveyor junior, surveyor, dan surveyor spesialis. Untuk asisten biasanya ditempati oleh para lulusan SMK atau SMA, D1 dan D3. Surveyor junior apabila memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun. Pengalaman 2 tahun hingga 5 tahun akan menjadi surveyor dan lebih dari 5 tahun menjadi surveyor spesialis. “Di ISI ada dua spesifikasi untuk surveyor spesialis yaitu fotogrametri dan foto hidrografi,” tutur perempuan asal Semarang itu. (her)
Gema Tabliq Akbar ITN Malang bersama Riyadlul Jannah Lantunan solawat diiringi musik Al Banjari menggema di Kampus II ITN Malang, Selasa (21/3). Bersama Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah se-wilayah Singosari, Karangploso dan Lowokwaru, ITN Malang mengadakan Tabligh Akbar, bersolawat kepada Nabi. Ini bukti ITN Malang memperhatikan perkembangan spiritual mahasiswa yang sejalan dengan keilmuan. Lalu Muhammad Fazlul Ketua Pelaksana menyatakan tabligh akbar merupakan puncak acara dari kegiatan ITN Islamic Festival (IFEST) 2017. Mengambil tempat di Kampus II karena posisi kampus yang strategis berdekatan dengan korwil Singosari, Karangploso, dan Lowokwaru. “Merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas iman khususnya bagi mahasiswa ITN. Kita adakan di Kampus II karena selain dekat dengan jamaah kita juga ingin meramaikan Kampus II dengan kegiatan keagamaan,” tuturnya. Menghadirkan Mubaliqh Habib Taufiq Assegaf dari Pasuruan, acara yang digelar di lapangan basket ini diikuti oleh ratusan
mahasiswa dan masyarakat. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Rektor ITN Malang Dr.Ir. Lalu Mulyadi MT., Wakil Rektor II Dr.Ir. Julianus Hutabarat MSIE., sekaligus pembina LDI ITN Malang. Sebelum tabligh akbar dimulai Rektor ITN Malang dan Wakil Rektor berkesempatan memberikan tropy kepada pemenang lomba IFEST 2017. (sar)
Lomba Al Banjari IFEST 2017 Goncang ITN Malang Semarak Lomba Al Banjari membawa atmosfir religi ke seluruh penjuru Kampus I ITN Malang, Minggu (19/3). Lewat seni Al Banjari Lembaga Dakwah Islam (LDI) ITN Malang berusaha menumbuhkembangkan kesadaran para pemuda untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.Bertajuk “Membangun Generasi Robbani dengan Kreasi Islami” Lomba Al Banjari ITN Islamic Festival (IFEST) 2017 menampilkan 25 tim dari berbagai SLTA se-Jatim. Dari 25 tim yang berlomba ada satu tim dengan komposisi yang berbeda dalam lomba Al Banjari IFEST 2017. Ialah grup Meydina, sesuai namanya grup ini beranggotakan para siswi dari SMK Modern Al-Rifa’ie 2 Gondanglegi Malang. Berpenampilan anggun dengan kostum menarik, ternyata grup dari pondok pesantren putri ini belum bisa menyajikan yang terbaik menurut juri. “Menang atau kalah sudah biasa, kami sudah berusaha menampilkan yang terbaik, meskipun hanya latihan satu minggu,” ujar Dina Ardila Ketua Tim. Keberuntungan kali ini berpihak pada salah satu tim dari jauh, Al Fata dari SMK Taruna Jaya Prawira Tuban. Harus puas di posisi juara tiga, tim beranggotakan para siswa ini sempat kesulitan menggabungkan suara satu dan suara dua. Namun berkat
kegigihannya meski tanpa pelatih khusus mereka mampu menunjukkan kebolehannya dalam menyanyikan lagu Qomarun. “Baru pertama kali dalam event lomba menyanyikan lagu ini, tapi lumayan mudah dinyanyikan,” ungkap Muhammad Nasir salah satu anggota tim. Pemenang Lomba Al Banjari IFEST 2017 adalah, Juara I : Grup Syifa’urrohmah (MA Nurul Ulum Malang), Juara II : Grup Annyar 1 (MA Al-Maarif Singosari Malang),Juara III : Grup Al Fata (SMK Taruna Jaya Prawira Tuban). (Sar)
Cerita Para Nabi dan Sahabat Hadir di Ajang Islamic Story Telling IFEST 2017 Cerita para nabi dan sahabat dilombakan dalam ajang Islamic Story Telling, ITN Islamic Festival (IFEST) 2017 di aula Kampus I ITN Malang, Minggu (19/3). 15 peserta dari berbagai sekolah se-Jatim memberikan penampilan terbaiknya di hadapan juri. Lomba Islamic Story Telling baru kali pertama diadakan dalam even IFEST. Peserta tidak hanya dari seputaran Kota Malang dan sekitarnya, namun sampai Sidoarjo dan Ponorogo. Seperti halnya Waulida Zakiyul Ramadha Putri, siswi SMAN I Ponorogo. Dara cantik ini sudah sering mengikuti lomba story telling, speech, dan news-casting. Dengan kenekatannya ia bersama teman satu sekolah berangkat ke Malang untuk mengikuti story telling di ITN Malang. Siswi kelas 10 ini menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS bermimpi mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih Nabi Ismail, anaknya. Karena ketaatannya kepada Allah dilaksanakanlah perintah tersebut. Namun tatkala pedang sudah terhunus
ternyata tidak mempan untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Bahkan Allah menggantinya dengan seekor domba. “Dari kisah ini memberikan pelajaran kepada kita tentang ketaatan kepada Allah. Allah menguji ketaatan Ibrahim, lebih taat kepada Allah atau lebih sayang kepada anaknya. Kisah inilah yang melatarbelakangi Idhul Adha,” jabarnya. Menurut Lalu Muhammad Fazlul Ketua Pelaksana, IFEST tahun ini menambah kategori lomba story telling agar generasi muda tidak hanya bisa berdakwah dengan bahasa Indonesia namun juga dengan bahasa Inggris. Dengan berkembangnya jaman kelak tidak menutup kemungkinan pendakwah dengan berbahasa Inggris akan dibutuhkan. “Inginnya story telling memakai bahasa arab agar lebih mudah mendalami islam. Namun lomba ini sasarannya kan SLTA dan tidak semua sekolah ada pelajaran bahasa arab,” tuturnya. (sar) Pemenang Islamic Story Telling IFEST 2017 adalah, Juara I : Shella Fitria Ningrum (SMK Brantas). Juara II : Nabilah Izzati Jannah (MAN 2 Ponorogo). Juara III : Amira Fauziah (MA Nurul Ulum).