10 mempercayai brand tersebut. Identitas Visual dan nama merek adalah konsisten lintas produk-produk dan layanan-layanan dan pada lokasi global. Pada keduanya, kerja sama dan sector-sektor konsumen, perluasan brand dibangun dengan menggunakan deskripsi-deskripsi umum.
a.
Arsitektur Sub-Brand Didalam skenario ini, sebuah brand pengganti produk, atau layanan dikombinasikan identitas merek inti. Baik merek utama mendominasikan ataupun kedua brand dijalankan sebagai codriver.
Sub-brand dan brand monolotis merupakan teori yang dipakai dalam perancangan visual ini. Seperti yang dikatakan diatas, brand turunan dari induk logo brand, tetap memiliki kesetiaan konsumen terhadap brand, kepercayaan akan kualitas dan layanannya. Pada Multiplus terdapat layanan-layanan dan fasilitas yang tersedia juga mempunyai logo setiap bidangnya. Perancangan yang baru ini merancang sub-brand dan logo yang tidak jauh dari brand utama logo. Maka dari itu logo pada layananlayanan tidak kalah penting dalam membranding. Identitas visual perusahaan tersebut tetap mempunyai satu system agar konsumen tetap
11 mengerti jelas akan layanannya dan mengetahui atau selalu mengingat akan subbrand servis perusahaan tersebut. 4.1.1 Teori Logo Pengertian Logo Bahwa logo adalah identitas suatu lembaga, event, atau program yang diwakilinya.
4.1.2 Fungsi utama logo a. Sebagai penganti eksistensi lembaga, event atau program yang diwakilinya b. Membentuk suatu image positif c. Memberikan
rasa
percaya
diri
sekaligus
membangkitkan
kepercayaan pihak luar
4.1.3 Kriteria suatu logo Untuk dapat memenuhi fungsinya, logo harus mempunyai criteria suatu logo yang baik antara lain: a. Asli (original) dan berbeda agar mudah dibedakan dengan yang lainnya( distinctive) b. Sederhana (simple) c. Mudah dibaca (legible) d. Mudah diingat (memorable) e. Komuikatif, mudah diartikan dan dikenali
12 f. Adanya relevansi dengan karakterisktik produk atau jasa g. Mudah diterapkan pada semua media, baik dua maupun tiga dimensi dalam berbagai ukuran, tanpa mengalami pengurangan atau perubahan.
4.1.4 Jenis Logo Dalam buku “How to Make Trademarks and Logos”, John Murphy dan Michael Rowe mengklarifikasikan logo dalam 7 jenis yaitu antara lain : Name Only Logos, Name / Symbol Logos, Initial Letter Logos, Pictorial Name Logos, Associative Logos, Allusive Logos, dan Abstract Logos.
4.1.5 Bentuk Logo Bentuk logo dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian antara lain: a. Logotype Sering disebut juga sebagai alphabetical form, karena merupakan gabungan/ kombinasi huruf. b. Logogram Logogram dapat dibagi lagi menjadi 3 bagian: a. Bentuk Konkrit (Concrete Form) Berdasarkan bentuk mahluk hidup, seperti hewan, benda (pita), tangan b. Bentuk Abstrak (Abstract Form)
13 Berdasarkan figure geometris, seperti lingkaran, persegi, segitiga, dll. c. Bentuk Simbol Berdasarkan elemen visual, bentuk-bentuk simbolisasi yang sudah dikenal sebelumnya, seperti hati, tanda panah, silang, dll
4.1.6 Kriteria- criteria Logo dalam memenuhi fungsinya Logo mempunyai beberapa kriteria, antara lain: a. Mempunyai arti b. Cocok untuk produk/ jasa yang bersangkutan c. Dapat direproduksi dengan baik dalam bervariasi ukuran d. Mempunyai daya tarik e. Sesuai dengan anggaran klien( berhubungan dengan jumlah warna yang dipakai) f. Cocok untuk hitam putih dan warna apapun
4.1.7 Semiotik, Prinsip dasar komunikasi visual (dikutip dari : “Catatan Perkuliahan Metodologi Desain”, Universitas Bina Nusantara, Jakarta 1999). Dalam suatu sarana komunikasi yang paling mudah untuk dipelajari dan dimengerti adalah : transmitter – message – receiver. Transmitter bisa siapa saja mulai dari organisasi sosial, komersial, budaya sampai dengan lingkungan. Receiver adalah sasaran penerima
14 pesan. Message adalah posisi yang ditempati oleh desainer. Jadi desainer mendesain sebuah bentuk visual, sebagai alat untuk mengkomunikasikan message ke transmitter ke receiver. Untuk menghasilkan desain yang lebih komunikatif, terdapat 3 aspek communicative visual sign menurut Charles Morris, yaitu :
a. Sintaktik Hubungan structural antara satu dengan yang lainnya , antara visual sign satu dengan visual sign yang lainnya dalam keseluruhan desain atau system sign. b. Semantik Hubungan antara representament dengan objek, antara sebuah visual sign dengan realitas atau ide/ makna yang mewakilinya. c. Pragmatik Keseluruhan system sign atau keseluruhan desain dengan interpreternya, audiens atau konsumennya. Aspek pragmatic ini adalah yang paling tersulit untuk dikendalikan karena audience akan menginterpretasikan desain sesuai dengan konteksnya.
15 4.1.8 Unsur desain komunikasi visual Secara teori, unsur- unsur bahasa visual yang digunakan seorang desainer terdiri dari : a. Typography Type atau aksara bagi desainer bukan hanya untuk dibaca tetapi untuk dilihat ( bentuk visualnya) dan dirasakan (ekspresi visualnya). Maka deesainer bersifat type as text (aksara yang terbaca) dan type as image (aksara sebagai citra). b. Imagery Unsur bahasa visual adalah image, (fotografi, ilustrasi, grafis) atau citra. Citra bias bersifat konkrit (iconic), abstrak (symbolic) atau indexial sesuai teori Pierce c. Space Unsur yang ini sangat penting tapi justru jarang mendapatkan perhatian. Biasanya type dan image yang kita perhatiakan karena mereka dianggap foreground (latar depan) dan space adalah background relationship). Padahal mereka berdua merupakan figure-ground relationship. Space sebetulnya bias menjadi background dan foreground. d. Color dan Texture Hal terpenting dari warna san texture bagi seorang desainer adalah efek psikologis, emosional dan perceptual yang
16 dapat dihasilkannya. Untuk itu desainer perlu menguasai teori warna secara mendalam dan memiliki kepekaan akan teksture. e. Graphic Support Element Merupakan unsur penunjang yang bias terdiri dari type, image, color, teksture, geometric shape ( bentuk geometris dasar) dan organic shape (bentuk organis dasar). Bentuk ini bersifat sekunder karena hanya membantu meningkatkan efek komunikasi yang diinginkan.
4.1.9 Prinsip- Prinsip Desain : a. Kesatuan (Unity) adalah kualitas yang menampilkan suatu elemen desain secara definitive dan organis sebagai suatu benda tunggal. b. Irama (Rhythm) adalah gabungan antara elemen desain yang menimbulkan adanya pengulangan yang teratur dari satu atau beberapa unsur. c. Proporsi (Proportion) adalah pembagian anatomi yang selaras di dalam sebuah desain baik dalam bentuk illustrasi maupun dalam pengisian format desain. d. Keseimbangan (Balance) adalah manifest keseimbangan antara elemen desain dalam suatu komposisi.
17 4.1.10 Teori Warna (dikutip dari : Purbasari, Mita. (2001). Indahnya bermain warna dalam Yolanda.(ed.) Jurnal aksen, Biro publikasi Universitas Bina Nusantara). Warna adalah kesan yang diperoleh oleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda- benda yang dikenainya.; corak rupa seperti biru dan hijau; 2 kl kasta; golongan; tingkatan (dalam masyarakat); 3 corak; ragam (sifat sesuatu). (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Fungsi warna : a. Warna member pengaruh kejiwaan ( fungsi psikologis), seperti warna hijau dan putih dalam kedokteran memberikan warna perasaan tenang. b. Warna member pengaruh keindahan (fungsi estis) c. Warna member pengaruh perlambangan(fungsi simbolik), baik untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun yang bersifat formal, informal dan asosiatif. d. Warna heraldic : adalah warna yang dipakai menurut kebiasaan ( konvensi). Fungsi terpenting warna adalah memberi informasi secara visual dan psikologi juga menimbulkan reaksi dari penonton.
4.1.11 Teori Tipografi Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunukan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’
18 dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Teori Gestalt diformulasikan pada tahun 1900 oleh sekelompok pakar psikologi Jerman dan Austria yang berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia, setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalisis dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang neagtif yang disebut dengan ground. Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf : a. Baseline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar. b. Capline Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar. c. Meanline Sebuah maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil. d. x-height Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-height merupakan tinggi badan dari huruf kecil. Cara termudah
19 mengukur ketinggian badan huruf kecil yaitu dengan menggunakan huruf ‘x’. e. Ascender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline. f. Descender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah.
4.1.12 Teori Positioning Positioning menurut Al Ries dan Jack Trout dalam buku “Positioning: The Battle for Your Mind” (Penerbit Sameba Empat, 2002), bukanlah merupakan sesuatu yang terhadap produk melainkan merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap pelanggan. Positioning
berhubungan
dengan
bagaimana
konsumen
menempatkan produknya di otaknya, di alam khayalnya. Sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan kemudian mengidentifikasikan dirinya dengan produk.
20 4.2 Strategi Komunikasi 4.2.1 Fakta KuncI a. Layanan bisnis b. Sarana komunikasi (Telpon, Internet) c. Layanan cetak print dan dupikasi d. Perlengkapan kantor e. Layanan professional
4.2.2 Masalah yang dikomunikasikan a. Logo b. Identitas visual c. Atmosfir semiotic : - Signage (indoor& Outdoor) - Visual merchandise
4.2.3 Tujuan Komunikasi Tujuan dari perancangan identitas visual ini adalah untuk memberikan kesan dan semangat baru yang lebih professional kepada masyarakat yang kemudian akan lebih percaya dan terbiasa untuk menggunakan jasa Multiplus. (AIDCA : Attention- Interest- Desire- Confiction- Action)
21 4.2.4 Profil Target Komunikasi Demografi : (Premier) Usia
: Businessman 20-35 tahun
Jenis Kelamin : Pria dan wanita Golongan
: A-B ( menengah keatas)
Pendidikan
: SMU –Perguruan Tinggi
Usia
: 36-55 tahun
(Sekunder)
Jenis Kelamin : Pria dan wanita Golongan
: A-B ( menengah keatas)
Pendidikan
: SMU –Perguruan Tinggi
Domisili
: Ibu kota dan kota- kota besar (domestik)
Wilayah
: Kecamatan dan kelurahan
Iklim
: Tropis
Gaya hidup
: Modern, pengusaha, karyawan.
Geografi :
Psikografi :
4.2.5 Tagline “One Stop Professional Business Service Center!”
22
4.3 Strategi Desain 4.3.1 Tone dan Manner Nuansa yang ditampilkan pada desain adalah natural dimana terdapat warna biru langit agar dapat terlihat kesan modern, setia, professional, kuat, dinamis, suci dan terpercaya. Pemilihan Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon dari pengunjung. Berikut merupakan mood nya: - Merah : Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya (bisa juga dipakai dalam lampu lalu lintas, warna merah berhenti, jadi asosiasi dunia mengklaim bahwa merah adalah stop) - Biru : Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan. (Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan 'kepercayaan). - Hijau : Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan (Warna Hijau tidak terlalu 'sukses' untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai) - Kuning : Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut
23 (untuk budaya Barat), pengkhianatan. (Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu) - Ungu : Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekasaran, Keangkuhan. - Orange : Energy, Keseimbangan, Kehangantan (Menekankan sebuah produk yang tidak mahal) - Coklat : Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan. (Kemasan
makanan di Amerika sering memakai warna Coklat dan
sangat sukses, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu membawa hasil) Seperti daftar warna diatas, pengetahuan warna sangat penting, pengaruh warna disetiap Negara beda-beda. Diperlukan pengetahuan selera masyarakat untuk mengetahui akan kesukaan dan tidak disukai. Hal ini menyakut dalam marketing seperti peluncuran produk, harus mempunyai pengertian akan sifat konsumen terlebih dahulu. Hubungannya dalam perancangan identitas visual, seperti teori diatas bahwa warna merupakan salah satu elemen dasar yang penting dalam dunia maupun desain. Warna dapat mewakili kata-kata, mempunyai banyak fungsi, arti dan pesan yang dapat disampaikan. Visual warna dapat mengekspresikan akan produk, brand, perusahaan, dan lainnya. Pada Perancangan ulang identitas visual ini digunakan warna yang sesuai dengan citra perusahaan, seperti modern, professional. Dalam logo Multiplus terdapat warna corporate kuning dan biru, biru yang
24 mempunyai arti kepercayaan, diharapkan masyarakat bertambah akan kesetiaannya. (loyality), dengan begitu brand yang tertanam kepada masyarakat dapat lebih berkembang.
4.3.2 Strategi Verbal Bahasa yang akan digunakan adalah bahasa yang formal, Agar terkesan lebih professional dan berwibawa dalam menyampaikan pesan ke konsumen.
4.3.3 Strategi Visual Unsur-
unsur
yang
terkandung
dalam
desain
ini,
mempertimbangkan kesan professional dan berwibawa, yaitu: a. Warna vivid dan dull color, karena dunia business ini penuh dengan warna- warna yang dinamis dan professional dan pada dull color dapat menimbulkan kesan exclusivenya dan elegant. b. Tipografi menggunakan san serif dengan bentuk modern seperti Trebuchet MS.
4.4 Pemilihan Item Item merupakan salah satu aplikasi yang digunakan dalam mewakili suatu perusahaan. Maka dari itu pemilihan item sangat penting untuk medukung
kelancaran
perencanangan
identitas
visual.
Karena
mengaplikasikan citra perusahaan, membranding pemilihan item yang tepat
25 dapat mempengaruh pada konsumen. Maka dari itu perlu diperhatikan dalam pemilihan item. Item- item yang digunakan adalah : 1. Logo Berfungsi sebagai identitas perusahaan, mewakili perusahaan dan juga memperkenalkan perusahaan kepada publik. Logo harus diterapkan secara konsisten pada pengaplikasiannya pada berbagai media pendukung identitas visual. 2. Stationery Digunakan untuk keperluan korespondensi perusahaan, dapat menjadi sarana yang baik untuk memperkenalkan dan mengingatkan identitas perusahaan kepada publik. 3. Graphic Standart Manual (GSM) Berisikan peraturan dan panduan yang berkaitan dengan penempatan dan penggunaan logo perusahaan. Bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan salah pengertian terhadap logo dan identitas perusahaan. 4. Seragam Berfungsi untuk memberikan kesan disiplin dan kesatuan yang baik dari pihak perusahaan. 5. Sign system Berfungsi memberikan panduan dan petunjuk-petunjuk mengenai keberadaan suatu lokasi maupun hal-hal lainnya kepada pengunjung.