Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
TATALAKSANA KARANTINA TERNAK RUMINANSIA SUWANDI, EMI .S ., TATY .K, ROCHMAH Balai Penelitian Ternak P .O . BOX 221 Bogor 16002
RINGKASAN Karantina ternak pada dasarnya merupakan pos terdepan sebagai barrier/ tindakan upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit dari luar negeri ke dalam negeri, dari satu area ke area lain didalam negeri atau keluarnya dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya . Ruang lingkup pengaturan tentang karantina ternak diantaranya meliputi ; 1 . Persyaratan karantina . 2 . Tindakan karantina, seperti pemeriksaan kesehatan ternak, pengasingan, pengamatan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan . 3 . Menetapkan kawasan karantina . 4 . Menetapkan jenis dan hama penyakit . 5 . Menetapkan tempat pemasukan dan pengeluaran (pos perbatasan antar daerah/ negara), serta pelaksanaan kegiatan karantina dapat dilakukan secara berurutan ; hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, hari ke-28 dan hari ke-30 . Dengan memperhatikan dan melaksanakan program karantina yang baik dan teratur, dapat dihindari penularan penyakit dan kematian ternak .
PENDAHULUAN Tanah air Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang kaya akan sumber daya alam hayati berupa aneka ragam jenis hewan, ikan dan tumbuhan merupakan modal dasar pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka peningkatan taraf hidup, kemakmuran serta kesejahteraan rakyat . Oleh karena itu, perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya . Pembangunan peternakan adalah bagian integral dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, yang sampai saat ini masih diutaniakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat di dalam negeri (Livet, 1993) . Salah satu hambatan utama dalam pembangunan peternakan di tanah air kita yaitu masih berjangkitnya berbagai penyakit hewan yang sebagian besar dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup banyak . (Arifin dan Sudarmono, 1982) . Karantina hewan pada dasarnya merupakan pos terdepan sebagai barrier atau tindakan upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit dari luar negeri ke dalam negeri dan dari satu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari wilayah negara Repulik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya . Pengendalian penyakit hewan di Indonesia termasuk kegiatan kckarantinaan yang mempunyai kaitan dengan persoalan penyakit hewan antar negara . Dengan demikian karantina hewan berfungsi juga sebagai pintu terakhir dalam mencegah masuknya/penularan penyakit.
219
Lokakarya Fangsional Non Peneliti 1999
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi mengenai tatalaksana karantina ternak-ternak yang datang dari luar daerah . Ruang Lingkup Pengaturan Tentang Karantina Hewan 1 . Persyaratan Karantina Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI wajib memenuhi persyaratan administratif ; (U .U . Karantina, 1992) - dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi hewan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain . melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditentukan (post de entry) . dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina hewan di tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina begitu juga setiap media pembawa hama dan penyakit yang dibawa/dikirim dari satu area ke area lain maupun yang akan dikeluarkan dari wilayah negara RI . 2 . Tindakan Karantina dapat dilakukan oleh petugas karantina berupa ; a . Pemeriksaan Untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen untuk mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina pemeriksaan fisik terhadap hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dapat dilakukan koordinasi dengan instansi lain yang bertanggung jawab dibidang penyakit karantina yang membahayakan kesehatan manusia . b. Pengasingan Untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina tertentu yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana dan kondisi khusus maka terhadap media pembawa yang telah diperiksa dapat dilakukan pengasingan untuk diadakan pengamatan . c. Pengamatan/Perlakuan Dilaksanakan setelah dilakukan pemeriksaan/pengasingan apakah pembawa hama dan penyakit hewan tertular atau tidak .
media
d. Penahanan Dilaksanakan apabila setelah pemeriksaan ternyata persyaratan karantina untuk pemasukan ke dalam atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI belum seluruhnya dipenuhi, pemerintah menetapkan batas waktu pemenuhan persyaratan . e . Penolakan Dapat dilakukan apabila;
22 0
Lokakarya Fungsional Non 1'enelili 1999
•
• • • •
pada waktu diadakan pemeriksaan di atas alat angkut tertular hama dan penyakit hewan . tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari negara asal/daerah asal . pemasukan hewan tidak melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh pemerintah . dalam waktu penahanan, keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas waktu yang telah ditetapkan tidak dapat dipenuhi . setelah diberi perlakuan di atas alat angkut, tidak dapat disembuhkan/disucihamakan dari hama dan penyakit hewan karantina .
f. Pemusnahan Dilakukan apabila setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan ternyata tertular hama dan penyakit hewan . - setelah dilakukan penolakan, media pembawa tidak segera dibawa ke luar dari wilayah negara RI atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang telah ditetapkan. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan tertular hama dan penyakit hewan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah . media pembawa tersebut tak dapat disembuhkan dari hama dan penyakit hewan . pemilik tidak berhak menuntut ganti rugi apapun . g . Pembebasan Bisa dilaksanakan dengan syarat ; - media pembawa (hewan) setelah diperiksa tidak tertular hama dan penyakit hewan . waktu pengamatan dalam pengasingan tidak tertular penyakit hewan . media pembawa yang tertular, dapat disembuhkan dari hama dan penyakit hewan . pembebasan media pembawa harus disertai dengan pemberian sertitikat pelepasan dan sertifikat kesehatan . 3 . Kawasan Karantina Ditentukan bila terjadi serangan suatu hama dan penyakit hewan di suatu kawasan yang semula diketahui bebas dari hama dan penyakit hewan, pemerintah dapat menetapkan kawasan yang bersangkutan untuk seinentara waktu sebagai kawasan karantina . 4 . Jenis dan Hama Penyakit Pemerintah menetapkan jenis hama dan penyakit hewan karantina, icnis media pembawa hama dan penyakit hewan yang dilarang untuk dimasukkan dan atau dibawa/dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia .
221
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
5 . Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Tempat pemasukan dan pengeluaran adalah pos perbatasan antar daerah/negara, pelabuhan laut, bandara, pelabuhan sungai, tempat penyebrangan dan kantor pos . Urutan Kegiatan Program Karantina Ternak Ruminansia Hari ke 1 . Jadikan hari pertama hari Rabu (Petunjuk kerja, 1985) . pasanglah label telinga kerbau/sapi/kambing dan domba ambil darah untuk pemeriksaan haematologis dan pengumpulan serum . cegah terhadap Leptospirosis dengan memberi 20 mg streptomisin sulphat perberat badan selama 3 hari berturut-turut cegah terhadap cacing hati dengan memberi dovenix cegah terhadap parasit dalam dengan memberi Nilzan/Valbazen vaksinasi terhadap "Haemorrhagic septicaemia" dan ukur temperatur tubuh Hari ke 7 - beri 5 ml "Covaxin 8 in 1"
- cegah terhadap parasit darah dengan menggunakan Naganol 3-5 gram - semprot dengan insektisida mengenai seluruh tubuh bagian luar - vaksinasi Anthrax Hari ke 14 cegah lagi terhadap parasit dalam dengan Nilzan atau Valbazen beri 10 ml "Covaxin 8 in 1 " vaksinasi terhadap penyakit mulut dan kuku Hari ke 28 . semprot dengan Rhodiacide/emulphan ambil darah ulangan cegah terhadap cacing hati dengan dovenix cegah terhadap parasit dalam dengan memberi valbazen Hari ke 30 Jika semua ternak yang telah diperlakukan selama karantina dan dinyatakan sehat, bisa dibawa ke kawasan peternakan atau ke kandang lembaga penelitian, tetapi bila masih ada ternak yang temperaturnya di atas 40 .5° C (sakit) sebaiknya diberi suntikan antibiotika Tetracyclin 20 mg/berat badan selama 4 hari dalam dosis yang terbagi-bagi .
KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan tatalaksana karantina ternak yang baik dan teratur dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan baik terhadap penularan penyakit maupun kematian ternak itu sendiri .
222
Lokakarya Fungsional Non 1'eneliti 1999
Disarankan kepada semua pihak agar sebeluni ternak dimasukkan ke lokasi penelitian, maka diharuskan terlebih dahulu dikarantina di luar area] penelitian selama kurang lebih satu bulan .
DAFTAR BACAAN Arifin . C dan Sudarmono, 1982 . Parasit Ternak elan Cara-cara Penanggmlangannya . Penebar Swadaya . Jakarta . Lembar Kerja/Petunjuk Kerja, 1985 . Program Karantina Hewan Balai Penelitian Ternak Ciawi - Bogor Rumusan Seminar Penyakit clan Pakan Ternak . Lustrum IX FKH UGM Yogyakarta, 1993 . Livet edisi 20 . Jakarta . U .U . Republik Indonesia No .16 Tahun 1992 Tenting karantina hewan . ikan dan tumbuhan .
223