1
LOCAL LEVEL INSTITUTIONS 3: IKHTISAR TEMUAN 29 April 2014
Lily Hoo Leni Dharmawan
2
Pengantar • Apa itu Studi LLI • Mengapa perlu
melakukan LLI3?
Ikhtisar • Latar Belakang • Masalah yang dihadapi masyarakat desa • Perubahan kapasitas • Pemerintahan desa • Hubungan negara masyarakat • Kesimpulan umum
3
Perubahan Kebijakan Demokratisasi • Pemilihan langsung, tidak ada intervensi, batasan masa jabatan
Desentralisasi (1999, 2004) • Akses terhadap sumber daya langsung ke kabupaten • Badan Perwakilan Desa (1999), Badan Permusyawaratan Desa
(2004)
Peningkatan program-program partisipatif • PNPM
4
Pertanyaan Penelitian Kapasitas lokal: kemampuan untuk memecahkan masalah bersama secara kolektif
1. 2. 3. 4. 5.
Kapasitas lokal apa yang ada untuk memecahkan masalah bersama? Bagaimana kapasitas ini berubah? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi variasi atau perubahan kapasitas lokal? Apa dampak perubahan kapasitas lokal pada kelompok miskin dan terpinggirkan dalam masyakarat? Apa hubungan antara kapasitas lokal dan pemerintah daerah? Apa, jika ada, peran PNPM dalam meningkatkan kapasitas lokal dan meningkatkan kualitas pemerintah lokal?
5
Metodologi Perbandingan Pendekatan Penelitian LLI1 (1996) Kapasitas lokal Modal sosial Pemerintahan desa
LLI2 (2000/2001) Kapasitas lokal Modal sosial Pemerintahan desa Tanggap krisis
Metode penelitian
Pengumpulan data kualitatif Survei rumah tangga
Kabupaten Dikunjungi (ulang)
Batanghari Merangin Banyumas Wonogiri Ngada Timor Tengah Selatan
Pengumpulan data kualitatif Survei rumah tangga Etnografi 1. Batanghari 2. Merangin 3. Banyumas 4. Wonogiri 5. Ngada
Jumlah desa
48
Isu-isu pokok
40
LLI3 (2012) Kapasitas lokal Modal sosial Pemerintahan desa Pemerintahan Kabupaten PNPM Pengumpulan data kualitatif Survei rumah tangga
1. Batanghari 2. Merangin 3. Muara Jambi 4. Banyumas 5. Wonogiri 6. Ngada 7. Nagakeo 20 (kual) and 40 (kuant)
6
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI WARGA DESA
Masalah yang dialami
7
• Secara keseluruhan, jumlah masalah menurun • Profil berubah • Permasalahan sosial hampir menghilang • Permasalahan ekonomi dan pelayanan menjadi lebih sering • Idiosyncratic and covariate risks meningkat
Dlm ribuan
Total Permasalahan yang Dialami 2,5
Porsi masalah (berdasarkan jenis) Crop Failure/Forest Fire/Livestock epidemic Drinking water
LLI2/2001 2
LLI2
LLI3/2012
Infrastructure Scarcity of land and income-generating natural resources Irrigation water
1,5
1 Gambling
Drinking/Drugs
0,5
LLI3
Stealing/Looting
0 LLI
Jambi
Java
NTT
Prostitution/Pornography
Sumber & Catatan: Survei rumah tangga LLI. Responden ditanya apakah salah satu dari sembilan jenis masalah terjadi di desa mereka pada tahun lalu.
Data kualitatif memperkuat gambaran yang muncul
8
• FGD mengungkapkan penurunan masalah prioritas yang
diidentifikasikan sendiri oleh peserta dari 10 menjadi 5 (per desa) • ...…
sementara beberapa masalah yang sebelumnya sering disebutkan mengalami penurunan prioritas... • Ketersediaan lahan dan produktivitas; pekerjaan • Isu-isu sosial dan politik
• …dan yang lainnya mengalami peningkatan… • Harga/tingkat keuntungan • Infrastruktur dan pelayanan dasar • Bencana alam • Apa yang sekarang penting – menurut wilayah: • Jambi & NTT: tingkat keuntungan (tetapi bukan produktivitas) menjadi lebih sering muncul • Jawa & NTT: Masalah pengairan dan air minum memburuk • Jawa & Jambi: Infrastruktur dan pelayanan
Data kualitatif memperkuat gambaran yang muncul
9
• FGD mengungkapkan penurunan respon kolektif sebesar 15 poin dalam
persentase...… • Survei rumah tangga menunjukkan penurunan 13 poin dalam persentase • FGD menanyakan tentang permasalahan prioritas yang diidentifikasi sendiri oleh peserta; survei rumah
tangga menanyakan permasalahan yang sudah diditentukan • …sementara
harga/produktivitas dan pelayanan/infrastruktur kurang menimbulkan respon kolektif. • Apakah ini dianggap “nasib buruk’ perorangan? • Apakah sumber dan pemecahan terdapat di luar desa?
• Dalam LLI2 dan LLI3 sekitar 50-60% respon kolektif berhasil … • Survei rumah tangga menghasilkan angka yang serupa mengenai ketidakpuasan terhadap pemerintah • Masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam kurang efektif diatasi dengan tindakan kolektif • Solusi “sementara” telah meningkat (baik data kualitatif dan kuantitatif menunjukkan hal ini) • FGD juga menunjukkan peningkatan keterlibatan pemerintah daerah dalam menanggapi / solusi. • LSM dan kelompok yang tidak terkena dampak lebih sering tidak terlibat (relatif terhadap LLI2) • Tindakan kolektif lebih berhasil bila pemerintah kabupaten terlibat
10
PERGESERAN KAPASITAS
11
Kebanyakan desa tidak mengalami perubahan dalam kapasitas Total
Jambi
Jawa Tengah
tetap
9
5
2
2
menurun
6
0
5
1
meningkat
5
3
1
1
total
20
8
8
4
Sumber: LLI2 & 3 data kualitatif
NTT
12
Penurunan kapasitas Disebabkan oleh banyak faktor, sering terkait dengan ... • Perubahan masalah yang dilaporkan ikut menggeser sifat
dan keberhasilan respon • Penurunan aset • Permasalahan terus menerus pada memburuknya akses ke sumber daya alam • “Gotong royong” berkurang
• Pemimpin formal yang tidak responsif
13
Peningkatan kapasitas Sebagian besar didorong oleh upaya warga desa sendiri untuk meningkatkan aset - Terkadang merupakan kombinasi dengan adanya pejabat reformis dan aktor eksternal - Tidak selalu terjadi self-reinforcing spirals
tetap menurun meningkat total
Total 9 6 5 20
Sumber: LLI2 & 3 data kualitatif
LLI2 rendah LLI2 med 2 3 n.a. 3 4 1 6 7
LLI2 tinggi 4 3 n.a. 7
14
Perubahan kapasitas: ekonomi politik Kepala Desa relatif menguat • Kepemimpinan lokal lebih banyak datang dari kepala desa; bukan oleh tokoh masyarakat lainnya Keberhasilan—yang tetap rentan—dalam penguasaan masyarakat atas sumber daya alam, relatif terhadap aktor eksternal • Contoh dari Jambi
15
PERUBAHAN DALAM PEMERINTAHAN DESA
16
Perubahan Kepala Desa • Lebih banyak kepala desa baru di LLI3: >80% vs. 70% • Karakteristik: lebih tua, lebih berpendidikan, dan lebih
berpengalaman dalam kepemerintahan, seluruhnya lelaki • Lebih sedikit yang berusia dibawah 40 tahun • Sebagian besar adalah lulusan SMA • Variasi jenjang pengalaman kurang lebih sama, namun lebih
banyak yang pernah menjadi kepala dusun, aktif di Karang Taruna, atau pernah menjadi Ketua RT
tidak selalu menghasilkan kepala desa yang lebih baik…
17
Indikator Kualitas Governance dari Kepala Desa • Bekerja untuk kepentingan warga desa • Transparan, partisipatif, komunikatif
• Mampu menjalankan keputusan yang telah
diambil
Bagaimana kinerja Kepala Desa dalam hal-hal ini?
18
Kualitas Governance (1) Dari semua 20 Kepala Desa dan Lurah: • 50% bekerja untuk kepentingan warganya—sama dengan tingkat kepuasan warga terhadap kinerja mereka • 60% tidak transparan—memberikan informasi keuangan hanya kepada beberapa orang • 30% tidak mampu menjalankan keputusan yang sudah mereka diambil
19
Kualitas Governance (2) Dari 12 kepala desa yang diganti: • 50% membaik, 30% memburuk, 20% sama buruk Dari yang tidak diganti: • Sebagian besar tidak transparan, tidak partisipatif, bekerja untuk kepentingan (kelompok) sendiri mereka, tidak ada institusi penyeimbang untuk mengontrol mereka dan memastikan mereka memenuhi komitmen mereka
20
Kepala Desa Selaku Pemegang Kekuasaan • Pemegang legitimasi untuk bernegosiasi dengan aktor
eksternal atau otoritas yang lebih tinggi, misalnya untuk mengambil kembali tanah dan hutan adat di Jambi • Membawa sumber daya untuk kepentingan desa (melalui lobi untuk berbagai proyek)
Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap kepala desa untuk menyelesaikan permasalahan
21
Meminta Pertanggungjawaban Pemerintahan Desa • Melalui pemilihan: inkumben kalah atau diberhentikan • Masa di antara pemilihan: hampir tidak ada pengawasan
dengan diperlemahnya BPD, kecuali di 4 desa • Protes (survei rumah tangga): lebih sedikit, namun lebih banyak fokus terhadap pelayanan. LLI2
LLI3
Mengungkapkan ketidakpuasan Sebab ketidakpuasan:
32%
26%
Korupsi
39%
15%
Pelayanan
7%
13%
22
HUBUNGAN NEGARAMASYARAKAT
23
Hubungan Negara-Masyarakat: BPD Pengurangan otoritas BPD telah melemahkan akuntabilitas seiring meningkatnya kekuasaan Kepala Desa
Desa Kapasitas Rendah: Ada sistem akuntabilitas sebentar yang terus menurun dengan pelemahan BPD
Desa Kapasitas Tinggi: Bisa mempertahankan fungsi akuntabilitas BPD walaupun kebijakan formal berubah
24
Kabupaten memberikan sumber daya …. …dengan sedikit pengawasan, baik terhadap pelaksanaan keputusan, maupun terhadap pemerintahan desa… • Penerapan peraturan yang lemah dan tidak merata … seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. • Program sudah ditentukan • Alokasi didasarkan pada patronage dan koneksi Dibutuhkan lebih banyak otonomi, namun harus disertai dengan mekanisme pertanggungjawaban yang lebih kuat
25
Partisipasi Memperkuat Kapasitas yang Ada LLI3: % dari proyek yang dilaporkan kurang partisipatif 60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
LLI2 capacity: low Kapasitas LLI2: Rendah
LLI2 capacity: medium Kapasitas LLI2: Menengah
LLI2 capacity: high Kapasitas LLI2: Tinggi
Desa dengan kapasitas yang lebih rendah tidak mampu mengambil manfaat dari desain program partisipatif Sumber: Data Kualitatif LLI2 & 3
26
PNPM memiliki manfaat yang jelas… non-PNPM
PNPM
Tidak puas
37%
10%
Kondisi baik
32%
60%
Tahu tentang biaya
32%
55%
Tidak partisipatif
47%
40%
…Namun hanya sedikit lebih baik dalam partisipasi. Sumber: data kualitatif LLI3
27
KESIMPULAN
28
Stabilitas Institusi Tingkat Desa • Peran dalam mempertahankan dan meningkatkan
kapasitas • Perubahan yang lebih besar terjadi melalui mediasi
(demokrasi/kualitas governance, proyek-proyek partisipatif) • Pola tidak melibatkan (exclusion) perempuan dalam
kepemerintahan tetap bertahan
29
Kemunculan (kembali) Negara • di tingkat desa… • Konsentrasi kekuasaan pada kepala desa • Peran yang lebih tinggi dalam penyelesaian masalah • Meningkatkaynya jumlah organisasi yang didirikan pemerintah (setelah sempat menurun pada masa LLI2)
• …dalam beberapa kebijakan yang mempengaruhi kapasitas melalui
aktifitas ekonomi politik • Ada penguatan kontrol masyarakat terhadap sumber daya alam • Peran BPD • Pemilihan Kepala Desa
• Namun ada kekurangan daya tanggap dan pengawasan dari
kabupaten • Dalam menghadapi meningkatnya permasalahan dengan cakupan yang
sangat besar • Meningkatnya sumberdaya dan kekuasaan pada Kepala Desa • Hanya sedikit LSM yang pro-aktif.