ISSN 2301 -6752
Volume II Seminar lasilnal Iplillasi Teulilli Prasarana Wllalah 2014 "INOVASI SISTEM MANAJEMEN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI UNTUK MENGHADAPIMASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 11
Rabu, 18 Juni 201 4
••
,ll,JU
_
Kampus Diploma Tekn1k SipU ITS JI. Menur 127 Surabaya, Jawa Timur Website: www.it s.ac.id, www.diplomasipfl.its.ac.id atau atpw. wordpress.com
1'~~\ I"\YlN
LW()\'I'
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
C.l STUDI PERBANDJNGAN NILAI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTIS BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR MERAPI DAN PASJR LUMAJANG Eka Susanti .. ... ... .. .... . .... ... . ... .. ..... ..... ... .. ... ......... .. . .. ...... ... .. C-l C.2 EV ALUASI RET AK BETON BERTULANG ABUTMENT JEMBA TAN Nur Achmad Husin dan M. Sigit Darmawan . .. ..... .. ........... ... . ... .. .. . C-7 C.7 ANALISA RETAK PADA BETON BERTULANG AKIBAT KOROSI DAN HUBUNGANNY A DENGAN DURABILITY A REVIEW Wahyuniarsih Sutrisno .. ....... ......... .... .. ..................... ... .................. ..... C-15 C.8 SISTEM SAMBUNGAN HUBUNGAN BALOK-KOLOM PRECAST MENGGUNAKAN LEMBARAN GFRP Rudy Djamaluddin, Abd. Madjid Akkas, Rita Irmawati, dan Harmonis Rante ............. ........ .. .. ....... ........ ............... .. .................... . C-23 C.9 ANALISIS PENGURANGAN TIE-BEAM SEBAGAI OPTIMAUSASI W AKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK TERMINAL BANDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN Agus Sugianto, Andi Marini Indriani, dan Gunaedy Utomo .... ........... . C-31 C.ll BUCKLING ANALYSIS OF FGM SANDWICH STRUCTURES UNDER THERMAL LOADING M . Bourada, R. Bachir Bouiadjra, A.Fahsi, S. Benyoucef,
A.Tounsi, and E. Adda Bedra ..... .... .......... ......... ... ........ ........................ C-41
C.14 KEKUATAN TAHANAN LATERAL SAMBUNGAN GESER KOMPOSIT BAMBU LAMINASI-BETON DENGAN VARIASI JENIS DAN DIAMETER ALAT SAMBUNG (DOWEL) Nor Intang Set yo H., Iman Satyarno, Djoko Sulistyo, dan T.A. Prayitno .. . .................. . .... .. ......... .. .... . ... .... .. .. ...... . C-65 C.15 KUAT TARIK BAMBU PETUNG LAMINASI DENGAN MEMPERHITUNGKAN JUMLAH DAN POSISI NODIA Nor Intang Set yo H., Iman Satyarno, Djoko Sulistyo, dan T.A. Prayitno ........... ... ........... ...... .... ............ ............................... .... C-73 C.16 KUAT TUMPU BAMBU LAMINAS I HALF HOLE DAN FULL HOLE I GL Bagus Eratodi, A.Triwiyono, dan A. Awaludin .... . ......... ....... C-81 C.17 ANALYSIS AND STUDY OF MECHANICAL BEHAVIOUR OF HEIGHT ORDER REFINED THEORY BASED ON NEUTRAL SURFACE POSITION FOR BENDING FUNCTIONALLY GRADED PLATES BOURADA Mohamed, MIMOUNI Chahinez, ADDA BEDIA Wafaa, viii
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
SISTEM SAMBUNGAN HUBUNGAN
BALOK-KOLOM PRECAST MENGGUNAKAN LEMBARAN
GFRP
Rudy Djamaluddin, Abd. Madjid Akkas, Rita Irmawati, dan Harmonis Rante
Program Studi Teknik Sipil UNHAS, Makassar
E-mail:
[email protected]
Abstrak Pertumbuhan industri konstruksi untuk memenuhi kebutuhan prasarana manusia semakin tinggi. Berbagai innovasi dikembangkan baik inovasi dibidang bahan maupun inovasi pada sistem konstruksi untuk menghasilkan konstruksi yang lebih murah dan ramah Iingkungan. Industri konsruksi precast merupakan salah satu industri konstruksi yang perkembangannya cukup pesat karena kelebihannya pada waktu pengerjaan lapangan yang lebih cepat dengan tingkat kualitas elemen struktur yang lebih terkontrol. Namun pada konstruksi precast, sistem sambungan masih merupakan kendala yang sedang diteliti secara terus menerus untuk menghasilkan sis tern sambungan yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan teknoldgi bahan konstruksi yaitu Fiber Reinforced Plastics (FRP) maka semakin terbuka pula pengembangan sistem sambungan dengan memanfaatkan bahan FRP. Bahan FRP merupakan bahan komposit yang terdiri dari bahan serat yang dipadukan dengan bahan epoxy/polimer. Beberapa jenis serat telah dikembangkan untuk pembuatan FRP seperti serat carbon (Carbon fiber reinforced plasticICFRP), serat gelas (Glass fiber reinforced plastics/GFRP) dan serta Aramid (Aramid fiber reinforced plasticslAFRP). Dalam applikasinya bahan GFRP lebih banyak digunakan karena harganya yang relative murah dibanding bahan yang lain. Tulisan ini akan menyajikan pengembangan sis tern sambungan balok-kolom precast dengan menggunakan bahan lembaran GFRP. Balok dan kolom precast (pracetak) dibuat secara terpisah yang kemudian disatukan dengan menggunakan bahan GFRP. Parameter yang digunakan adalah variasi dan pol a applikasi GFRP pada titik sambungan antara balok precast dan kolom precast. Dimensi balok pracetak adalah 15 cm x 20 cm x 100 cm dan kolom pracetak adalah 45 cm x 20 cm x 100 cm. Balok dan kolom precast yang telah disatukan dengan menggunakan bahan GFRP selanjutnya dibebani secara statis untuk mengidentifikasi parameter-parameter mekanisnya seperti hubungan beban lendutan, kapasitas momen dan pola kegagalannya. Kata kunci: hubungan balok-kolom, GFRP, daktilitas, dan precast.
1. Pendahuluan Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang disertai dengan pertumbuhan eko nomi yang baik akan mendorong peningkatan akan infrastruktur yang
Manajemen dan Rekayasa Struktur
lebih baik dan ekonomis. Dewasa ini, konstruksi beton bertulang masih meru pakan konstruksi yang mendominasi infratruktur modern. Berbagai inovasi dikembangkan untuk menghasilakan
c - 23
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301·6752
sistem struktur yang lebih efisien. Salah satu yang cukup pesat perkemba ngannya adalah rekayasa konstruksi sistem pracetak (precast). Beberapa kelebihan teknologi pracetak adalah memiliki strandar kualitas yang lebih baik karena proses pengerjaannya dila kukan di pabrik. Metode pracetak akan dapat menghemat waktu konstruksi dibanding metode konstruksi konvensio nal. Berbagai elemen struktur yang telah dibuat pracetak adalah balok, kolom, plat dan dinding. Walaupun demikian, sistem sambungan masih merupakan kendala dalam proses perakitan elemen elemen pracetak. Salah satu bagian struktur yang sang at kritis dalam suatu sistem struktur adalah hubungan balok kolom (beam - column joint) (Nawy, 1998), (Paulay, 1992). Sistem hubungan balok-kolom merupakan unsur penting dalam sistim struktur seperti struktur gedung, struktur jembatan dan struktur jalan layang.
,
Gambar 1. Ilustrasi jalan layang dengan konstruksi portal
Pada sistem infrastrukur jalan layang dimana tidak memungkinkan untuk membangun pier di median jalan, maka sistem konstruksi portal akan meru pakan solusi konstruksi jalan layang yang umum digunakan, seperti di illustrasikan pad a Gambar 1.
Manajemen dan Rekayasa Struktur
~
Balok
¥ · · I · ~HlJ bUngan
Balok-Ko lom
0...
E o "0 ~
Gambar 2. Hubungan balok-kolom
Gambar 3. Metode konstruksi pracetak Konstruksi portal akan terdiri dari kolom sebagai pier yang saling dihu bungkan dengan balok untuk dudukan girder-girder jalan layang. Metode pre cast juga teJah dikembangkan pada sistim konstruksi portal. Pada umumnya sistem sambungan balok-kolom (Gam bar 2) pada sistem pracetak adalah de ngan melakukan pengecoran ditempat pada titik-titik sambungan. Hal ini kadangkala masih ditemui masalah khu susnya terkait kualitas pengecoran yang dilakukan dilapangan yang tidak sebaik dengan kualitas pengecoran di pabrik. Gambar 3 memperlihatkan pemasangan balok pracetak dimana untuk sambunga nya di lakukan pengecoran dilapangan. Oleh karenanya sistem sambungan anta ra kolom dan balok pracetak masih
C·24
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana WiJayah (ATPW) Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301·6752 '
mengalami inovasi terus menerus untuk memperoleh sitem yang lebih efisien dan ekonomis . Berbagai sistem sambu ngan telah dikembangkan seperti meto de pengecoran pada sambungan sampai dengan sistem sambung an secara mekanik menggunakan batang tarik atau tendon prategang (Costas, 2003), (Ravi S,201O).
han FRP untuk perkuatan plat dan kolom jembatan.
i3) o..p lik3Si pad 3
~I a \
ti) j Aplil
Gambar 5. Applikasi lembaran FRP
balok·kolom
Dudukan geser balok (korbel)
1/5L
Gambar 4. Lembaran Serat Gelas
balok
•
I.... Seiring dengan perkembangan tekno logi bahan khususnya pergembangan bahan Fiber Reinforced Plastics (FRP) :naka semakin membuka peluang ?eluang baru untuk rekayasa sistem _ambungan balok·kolom. Secara umum ahan FRP berbahan dasar serat gelas, : erat aramid atau serat karbon (Wahed, 2005). Namun karena pertimbangan arga, FRP dengan bahan dasar serat =elas adalah jenis FRP yang paling nyak digunakan. Gambar 4 memperli tkan photo serat gelas sebagai bahan asar Glass-Fiber Reinforced Plastics GFRP). Bahan-bahan FRP telah banyak illgunakan pada pada sistem infrastruk r baik untuk perkuatan bangunan lama aupun pada konstruksi baru. Penggu naannya dapat berupa batang tulangan, . lat hingga dalam bentuk lembaran. Gambar 5 memperlihatkan aplikasi ba
. lanajemen dan Rekayasa Struktur
Gambar 6. Konsep hubungan balok-kolom dengan lembaran FRP
FRP selanjutnya berpotensi pula un tuk di applikasikan sebagai salah satu alternative sistem sambungan hubungan balok-ko]om pracetak. Gambar 6 mem perlihatkan konsep applikasi lembaran FRP pad a sistem sambungan balok kolom yang diusulkan oleh penulis dan sedang dalam riset pada Laboratorium Struktur dan Bahan Universitas Hasa nuddin. Dalam applikasinya, kolom kolom beton bertulang dikonstruksi dilapangan sesuai dengan disain. Pad a saat yang bersamaan, proses pembuatan balok juga telah dilakukan di pabrik sebagai suatu sistem balok pracetak sesuai dengan disain yang telah ditentu
C·25
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
kan. Pada konstruksi kolom disiapkan sistem korbel dengan pel at penguat sebagai dudukan balok praeetak pada saat penempatan. Balok yang telah siap untuk di instalasi selanjutnya di tempat kan pada posisinya dengan mendudllk kannya di atas korbel yang telah disiap kan pada kolom-kolom. Untuk menjaga stabilitas balok selama proses applikasi bahan FRP, lIjung balok dilengkapi dengan plat konektor yang terhubung ke kolom dengan menggunakan batang tarik. Proses applikasi lembaran FRP dilakllkan dalam dua tahap. Tahapan pertama adalah applikasi ]embaran FRP sebagai penyambung antar balok dan kolom. Tahapan kedua adalam applikasi lembaran FRP sebagai sabuk yang menyelimuti lembaran pertama pada tempat-tempat tertentu untuk mening katkan efek rekatan lembaran penyam bung terhadap permukaan beton balok. Seeara mekanika, lembaran FRP akan memikul gaya tarik horizontal (gaya tarik searah sumbu balok pada sisi tarik) sebagai efek dari momen sedangkan gaya geser akan di bebankan pada dlldukan korbel. Dalam rangka untuk memverifikasi kapasitas lembaran FRP sebagai peng hubung balok-kolom dan untuk mengi dentifikasi prilaku-prilakll mekanis sis tern sambungan maka telah dilakllkan serangkaian pemodelan laboratorillm.
2. Benda Uji Pembuatan bend a uji dibagi atas dlla tahap yaitu pembuatan balok dan kolom praeetak, dan penyambungan dengan lembaran GFRP. Ukuran penampang kolom 45 em x 15 em dengan tinggi 1,0 m dan ukuran penampang balok 20 em x
Manajemen dan Rekayasa Struktur
15 em dengan panjang 1,0 m. Detail benda uji diperlihatkan pada GambaI' 7. Masing-masing kolom dan batok dibuat seeara terpisah. Pada ujing balok diberi kan plat baja yang berfungsui sebagai pengikat sementara selama proses insta lasi dan juga berperan sebagai penguat ujung balok yang duduk pada dudukan geser pada kolom. Dudukan geser di buat dengan membuat takikan pada kolom sedalam 3 em seeara diagonal yang ujungnya diperkuat dengan besi siku ukuran 40x40 mm. 450
~I
1•
300 1
....
200 1
1000 800 ~P':!IlbI!tSi
! ~>~ Pcn3,io;.'JI sam~nl1H'1
Balol!
E 0
'0
:.::
i"" "~""
I
.
20il
Du :ju~ n 9G~0r
500 '
15~ ...,_ _----' Gambar 7. Dimensi benda uji pracetak
beton
Penulangan balok dan kolom seperti diperlihatkan pada Gambar 8. Kolom menggunakan besi diameter 12 mm sebanyak 6 batang dengan sengkang diameter 10 mm berjarak 150 mm. Balok menggunakan tulangan 2 batang diameter 12 mm pada sisi at as balok (karena akan dibebani seeara kantilever), dan 2 batang diameter 8 mm pada sisi 'bawah balok (sisi tekan). Balok diperkuat dengan tulangan geser diamter 8 mm dengan jarak 10 em. Pengeeoran dilakukan seeara manual dengan menggunakan komposisi eam puran beton standar mutu beton f e = 25 MPa. Setelah pengeeoran, benda uji
c - 26
Prosiding Semina~ Nasional Aplikasi Teknotogi Prasarana Wila)'ah (ATPW), Surabaya, 18 JUDI 2014, ISSN 2301·6752
selanjutnya di curing selama 28 hari untuk mencapai target mutu betonnya. 0 10-150 6 012
l-
.a1'1 201 2
1OO
I I T I I"'Yl TT= oJ
L
lim;
i~
,.1=1===*,
Gambar 8. Penulangan Balok dan Kolom
Berdasarkan pengujian silinder un tuk karakteristik beton saat berumur 28 hari , kuat tekan beton yang diperoleh adalah 25 MPa. Bahan uji balok dan kolom pracetak selanjutnya di siapkan untuk penyambungan dengan menggu nakan lembaran FRP dengan bahan dasar serat gelas (Glass-Fiber Rein forced Plastics) . Semua variasi balok kolom dihubungkan dengan 3 lapis lembaran GFRP. Variasi benda uji dibedakan menurut pola penempelan sabuk lembaran GFRP seperti ditunjuk kan pada Gambar 9. Sebagai pemban ding juga dibuat benda uji dengan nubungan balok kolom monolit sesuai kaidah stan dar (SNI, 2002), (Dipohuso do, 1996). Type hubungan balok kolom dengan menggunkan lembaran GFRP dibedakan atas 4 type yaitu type hubu ngan lembaran GFRP tanpa sabuk (BF), type hubungan lembaran GFRP dengan satu sabuk (BF1S), dengan dua sabuk (BF2S) dan dengan tiga sabuk (BF3S). Perakitan kolom dan balok pracetak dimulai dengan menempatkan balok pada posisinya dan di tahan dengan baut penghubung sementara agar dapat ter hubung dengan baik selama proses penempelan lembaran GFRP.
Manajemen dan Rekayasa Struktur
!
~
~
"'--.: ;
5.{.buk. GFRP w=50rr<m
;
L-...-.!
(c) BF1S
~
~
Sabul.. GFR? ....."'50" ',.,
(d)BF2S
(e ) BF3S
Gambar 9. Type Benda Uji
Proses penempelan dimulai dengan menghaluskan permukaan beton dengan mesin polis yang dilanjutkan dengan pengolesan bahan epoxy resin pada permukaan yang akan ditempel. Pada saat bersamaan lembaran GFRP di gunting sesuai ukuran dan di lumuri dengan epoxy resin hingga jenuh. Selanjutnya lembaran GFRP yang telah jenuh ditemplekan lapis demi lapi s pada permuaan beton sesuai rencana. Untuk lembaran penghubung, lembaran GFRP di pasang berbentuk U menghubungkan balok dengan kolom. Untuk tipe dengan sabuk, lembaran sabuk di pasang pada tempat sesuai rencana dengan membalut mengelilingi balok. Pemasangan sabuk dilakukan setelah penempelan lembaran penghubung. Benda uji selanjutnya di curing (didiamkan) selama seminggu untuk mencapai tingkat kekerasan normal epoxy resin. Bahan lembaran
C·27
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
GFRP yang digllnakan berbahan dasar serat gelas type S yang dalam keadaan komposit akan memilki kllat tarik 575 MPa dengan Modulus tarik 26.1 GPa.
3. Metode Pengujian Metode pengujian dilakukan dengan membebani balok seeara kantilever seperti di tunjukkan pada Gambar 10. Kolom di jepit pada kolom rangka pengujian dengan menggunakan batang tarik supaya tidak bergerak pada saat pembebanan. Setelah benda uji telah diletakkan seeara sempurna, maka mur penghubung sementara balok-kolom dilepas sehingga hubungan balok kolom hanya dipikul oleh lembaran GFRP yang telah dipasang. .----
~ D
r
.t
~
Gambar 10. Metode Pembebanan Beban diberikan secara beban titik pada jarak 80 em dari permukaan kolom dengan menggunakan pompa hidrolik
yang dilengkapi dengan dial pengukuran beban. Pembebanan dilakukan seeara perlahan-iahan sambil mengamati defor masi yang terjadi pada balok berdasar kan pembacaan pada dial pengukur lendutan yang ditempatkan dibagian bawah balok pada titik pembebanan. Pembenanan dilakukan hingga terjadi kegagalan pada benda uji.
4. HasH dan Pembahasan
Manajemen dan Rekayasa Struktur
a. Beban Maksimum Tabel 1 menyajikan rangkuman beban maksimum masing-masing tipe benda lIji. Hlibungan balok kolom yang terhubung seeara monolit memiliki kapasitas momen yang tertinggi dengan nilai rata-rata 36.5 kN ata'll 29.2 kN.m kapasitas momen pada titik sambungan (muka kolom). Pada benda uji yang balok-kolom dihubungkan dengan lembaran GFRP tanpa sabuk (BF) memiliki kapasitas maksimum rata-rata sekitar 22 kN atau hanya 60% dari hubungan monolit. Dengan penambahan satu sabuk (BHlS), kapasitas hubungan balok kolom meningkat menjadi rata rata 27 kN atau sekitar 75% dari hubungan monolit. Dengan penamba han dua sabuk (BH2S), kapasitas hubu ngan balok kolom sedikit meningkat menjadi rata-rata 28 kN atau sekitar 77% dari hubungan monolit. Pada ben da uji dengan tiga sabuk (BF3S), kapasi tas maksimum meningkat menjadi rata rata 30 kN at au sekitar 82% dari hubu ngan monolit. Tabell. Kapasitas Maksimum Name BN-l BN-2 BF-l BF-2 BF1S-l BF1S-2 BF2S-1 BF2S-2 BF3S-1 BF3S-2
Pmax (kN) 37 36 24 20 28 26 30 26 30 30
~max
(mm) 22.1 13.4 26.5 24.9 30.3 3l.6 3l.9 34.9 39.2 38.3
Kapasitas hubungan balok kolom de ngan ratio 82% terhadap monolit sudah dapat menggambarkan bahwa hubungan balok kolom menggunakan lembaran
c - 28
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
_.
y
dapat menjadi alternatif sebagai hubu ngan balok kolom pracetak.
b. Hubungan Beban-Lendutan Gambar 1 I memperlihatkan kurva hubungan beban dan lenclutan yang terjadi pada masing-masing type bend a uji. Benda uji BN yang mempakan hubungan balok kolom yang terhubung secara monolit menunjukkan tingkat kekakuan yang tertinggi dengan ratio
PILl pada titik maksimum rata-rata 2 kN/mm . Pada benda uji yang menggu
Pola kegagalan ini adalah sesuai dengan estimasi awal.
:: I
~O5 I
fO I
__ BN
15
~BF
10
-.!r-BF1S ~BF2S
5
-&-BF3S
0 0
10
20
30
40
50
Lendutan (mm)
Gambar 11. Hubungan Beban dan Lendu tan
nakan lembaran GFRP sebagai penghu bung balok-kolom memiliki tingkat kekakuan hubungan yang relatif lebih rendah dibanding bencla uji BN. Untuk balok yang dihubungkan dengan lem baran GFRP baik tanpa maupun dengan sabuk memiliki ratio PILl pada titik maksimum yang relatif lebih rendah yaitu sekitar 0.8-0.9 kN/mm . Hal ini diakibatkan oleh rendahnya modulus tarik pada lembaran GFRP yaitu sekitar 26 Gpa jika dibandingkan dengan modulus tarik dari baja tulangan yang 200 Gpa. Sehingga kekakuan sistem sambungan dapat ditingkatkan dengan menggunakan bah an FRP dengan modulus tarik yang lebih tinggi seperti misalnya bahan carbon (CFRP). Namun disisi lain, hasil menunjukkan bahwa sistem sambungan dengan GFRP memi liki daktilitas yang lebih baik. Gambar 12 memperlihatkan kegaga Ian yang dial ami oleh masing-masing type benda uji . Untuk benda uji tanpa sabuk, kegagalan yang terjadi berupa terlepasnya rekatan lembaran GFRP penyambung yang ada pada sisi balok.
Manajemen dan Rekayasa Struktur
(e ) BF3S
Gambar 12. Pola Kegagalan Hal ini terjadi karena
kapasitas tegangan rekatan yang ada telah terlampaui oleh tegangan rekatan yang terjacli sebagai reaksi terhadap beban luar yang ada. Demikian pula halnya pada benda uji yang dilengkapi dengan satu dan dua sabuk. Namun c1emikian, untuk bend a uji yang dilengkapi dengan sabuk pada tiga titik, pola kegagalan yang terjadi berupa putusnya lembaran penyambung GFRP. Hal ini menunjuk kan bahwa, dengan memberi sabuk pada
c - 29
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana WiJayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
lembaran penyambung akan meningkat kan kemampuan rekatannya sedemikian hingga pola kegagalan beralih menjadi gagal putus. Ini memberi indikasi bahwa kapasistas rekatan dapat lebih ditingkat kan dengan meningkatkan kemampuan tarik dari lembaran penyambung dan dengan menambah jumlah sabuk.
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Fyfe Fibrwrap Indonesia at as dukungannya dalam suplai bahan lembaran GFRP. Selain itu, diucapkan terima kasih juga di tujukan kepada Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin atas fasilitas yang disediakan sehingga pengujian berjalan lancar.
Ravi.S Robert; Arulraj.G Prince, (20lO). Experimental Investigation on The Behavior of R. C. C. Beam-Column Joints Retrofitted with GFRP AFRP Hybrid Wrapping Subjected to Load Reversal. India: Karunya University. Standard Nasional Indonesia (SNI), (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton ltntuk Bangunan Gedung. SNI03-2847-2002. Wahed, Osama H. Abdel, (2005). Behavior of Retrofitted Beam Columl1 Join with FRP. The Journal of "Fiber Reinforced Polymer". Ain Shams University.
Daftar Pustaka
ACI, Committee 440.2R-08. (2008).
Guide for the Design and Cons truction of Externally Bonded FRP Systems for Strengthening Concrete Structure. U.S.A: Ame rican Concreate Institute. Dipohusodo, I., (1996). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nawy, E. G., (1998). Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Cetakan II. Bandung: PT Refika Aditama. P.Antonopoulos Costas, (2003). Analyti cal and Experimental Study of FRP-Strengthened RC Beam Column Joints. Greece: University of Patras. Paulay, T; Priestley, M.1.N., (1992). Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Buildings. A Wiley Interscience Publication.
Manajemen dan Rekayasa Struktur
C - 30