PROSIDING VOLUME II ISSN 2301-6752
SEMINAR NASIONAL APLIKASI TEKNOLOGI PRASARANA WILAYAH 2014 TEMA:
Inovasi Sistem Manajemen dalam Industri Konstruksi untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 18 JUNI 2014 PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
DAFTAR ISI VOLUME II
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i SUSUNAN PANITIA………………………………………………………………iii KATA PENGANTAR……………………………...………………………..…..… v DAFTAR ISI…………………………………………………………………….….vii MAKALAH PEMBICARA MEMPERKUAT DAYA SAING INDUSTRI KONSTRUKSI NASIONAL UNTUK MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Akhmad Suraji……………………………………………………………..….. 1 A. MANAJEMEN DAN REKAYASA SUMBER DAYA AIR A.5 ANALISA MULTI KRITERIA UNTUK MENENTUKAN DAERAH KERENTANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KABUPATEN LAMONGAN Mitha Asyita R., Muhammad Taufik, dan Bangun M. S………..........A-37 A.11 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK ANALISA PERUBAHAN POLA ALIRAN DAN DAERAH GENANGAN DI PESISIR SURABAYA-SIDOARJO Regina Verra Santiara Y.P, Bangun Muljo Sukojo, dan Erma Suryani……………………………………….………….....A-83 A.12 ANALISA KONSENTRASI KLOROFIL-A DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SEDIMENT) TERHADAP KUALITAS PERAIRAN DI MUARA KALI PORONG Septi Melinda Pristiyawati dan Bangun Muljo Sukojo ……………....A-93 B. MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANSPORTASI B.15 PROBABILITAS PENGGUNA MOBIL PRIBADI BERALIH KE TREM SURABAYA (SUROTRAM) Adhi Muhtadi dan Sapto Budi Wasono…………………..............…B-153 B.22 EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM MENUJU PRASARANA PENDIDIKAN DENGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Siti Zukriyah dan Teguh Hariyanto ……………………...….….….. B-189 C. MANAJEMEN DAN REKAYASA STRUKTUR vii
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
E.6
PREFERENSI RESPON RISIKO PADA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) INFRASTRUKTUR BANDAR UDARA DI INDONESIA Rusdi Usman Latief, Saleh Pallu, Sakti Adi Adjisasmita, dan Sumarni Hamid …………………………………….………….... E-65 E.8 ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN EDUCITY RESIDENCE PAKUWON CITY SURABAYA Feri Harianto, Eka Susanti, dan M. Zidni Sabarudin ………………... E-73 E.9 TANTANGAN DAN POTENSI JASA KONSTRUKSI INDONESIA MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Imam Prayogo dan Bambang Sumardiono………………………...….E-79 E.10 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI MALUKU TENGAH Susan Sundari dan Tri joko Wahyu Adi…………………………...… E-91 F. MANAJEMEN RESIKO BENCANA F.1 ANALISA RISIKO CNG STORAGE ONSHORE DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) Tony B Musriyadi dan Tri Joko Wahyu Adi…………..……………….F-1 F.2 ANALISA RISIKO PADA MODIFIKASI FASILITAS FPU (FLOATING PRODUCTION UNIT) DAN PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA BAWAH LAUT Ignatius Sudarsono, Eko Wahyu Utomo, Fauzia Mulyawati, dan Aris Rismawan W …………………..……………………...…… F-11 F.3 MANAJEMEN RESIKO BENCANA DI RUANG TERBATAS MENGGUNAKAN METODE FPE, STUDI KASUS PT. HOLCIM INDONESIA Tbk – TUBAN PROJECT Sandy Yudha Guntara ……………………………………………….. F-23 G. MATERIAL BAHAN BANGUNAN DAN KONSTRUKSI G.1 PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN VIA-TOP PADA CAMPURAN SPLIT MASTIK ASPAL UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA BLEEDING Endang Kasiati dan Sulchan Arifin......................................................... G-1 G.2 KELEBIHAN BATU PECAH JAWA DARI BATU PECAH MADURA SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BETON Moch. Hazin Mukti dan Taurina Jemmy Irwanto .................................. G-7 G.3 PEMAKAIAN FLY-ASH SEBAGAI CEMENTITIOUS xi
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN EDUCITY RESIDENCE PAKUWON CITY SURABAYA Feri Harianto, Eka Susanti, dan M. Zidni Sabarudin Jurusan Teknik Sipil FTSP ITATS, Surabaya E-mail:
[email protected] Abstrak Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan proyek konstruksi, dimana sektor ini merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya. Tingkat pendidikan yang rendah serta tidak adanya pelatihan formal tenaga kerja di sektor konstruksi merupakan indikasi yang mendukung terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko K3 pada pembangunan Proyek pembangunan Apartement Educity Residence Pakuwon City Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, dengan pengambilan data melalui kuesioner. Respondennya adalah setingkat manager. Analisis yang digunakan adalah severity indeks(SI). Hasil penelitian ini adalah kegiatan berisiko tinggi adalah erection passanger lift, tes beban passanger lift, pembongkaran passanger lift, pembesian, bongkar bekisting, pemasangan material precast, pengerjaan pengecatan serta pendatangan dan mobilisasi material pasir, bata, semen dan molen. Sedangkan respon risikonya adalah membatasi manusia yang masuk lift, safety talk tentang masalah berat maksimum pada passanger lift, melakukan prosedur perawatan harian, Menggunakan alat pelindung diri(APD), pemasangan safety net dan safety line, melakukan kontrol pada area passanger lift, safety patrol diintensifkan, penggunaan safety harness serta memberikan peringatan tegas pada pekerja yang melakukan pelanggran K3. Kata kunci: analisis risiko, respon risiko, kecelakaan kerja, keselamatan, dan kesehatan kerja.
1. Pendahuluan Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan, hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja (Reini, 2007) Pekerjaan di proyek konstruksi mempunyai risiko yang tinggi, salah satunya adalah kecelakaan kerja. Faktor pekerja pada
Manajemen Proyek Konstruksi
sektor konstruksi merupakan faktor utama yang perlu menjadi bahan perhatian, mengingat tingkat pendidikannya yang rendah serta tidak adanya pelatihan formal pada pekerja. Minimnya kontraktor menjalankan program K3 karena masih beranggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan
E - 73
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
(Gunawan, 2013) padahal dibandingkan dengan biaya kompensasi yang diberikan untuk korban kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya sistem manajemen K3 tidaklah sebanding dengan penghematan yang dilakukannya. Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah satu penyebab terganggunya aktivitas pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja. Menurut Asiyanto (2005) bahwa setiap kegiatan pasti mengandung risiko, salah satunya adalah risiko kecelakaan dan kesehatan kerja. Untuk itu analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan dalam rangka meminimalkan kecelakaan yang akan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemungkinan yang terjadi pada kegiatan proyek konstruksi serta responnya yang harus dilakukan oleh pihak manajemen. Proyek konstruksi gedung bertingkat mempunyai tingkat risiko yang tinggi, sehingga perlu dilakukan analisis risiko pada proyek pembangunan Apartement Educity Residence Pakuwon City Surabaya dengan ketinggian elevasi gedung maksimum mencapai 90 meter. Sesuai dengan Master Schedule, proyek ini rencana akan selesai pada tahun 2014 dengan kapasitas 4 tower dan jumlah lantai 31 di setiap towernya. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, dengan pengambilan data menggunakan kuesioner. Res-
Manajemen Proyek Konstruksi
ponden dalam penelitian ini adalah setingkat Site Manager, General Super Intendent, Chief Inspector, Inspector. Responden penelitian berasal kontraktor dan konsultan manajemen konstruksi dari Kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut: (Irvan dan Feri, 2012; Tri,Wahyu dan Ellen Suselly, 2006). A. Pekerjaan Persiapan • Pengukuran, buka lahan, pagar proyek • Pemindahan dan pembuatan kantor PP, mandor dan owner (direksi keet) • Pembuatan bedeng pekerja • Traffic management di sekitar lokasi proyek • Evakuasi • Parkir Motor/Mobil • Penerimaan tamu • Bekerja dengan komputer • SHE patrol • Menanggulangi huru-hara • Menghidupkan/mematikan lampu • Instalasi listrik untuk pekerjaan sementara. • Pemasangan dan pergantian lampu • Pengoperasian gerinda • Memadamkan api dengan APAR • Mobilisasi tower crane • Penyetelan tower crane • Erection tower crane • Tes beban tower crane • Pengoperasian tower crane • Pembongkaran tower crane • Mobilisasi passanger lift • Penyetelan passanger lift • Erection passanger lift • Beban passanger lift • Pengoperasian passanger lift
E - 74
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
• • • • •
Pembongkaran passanger lift Bongkar muat barang secara manual Pembersihan Penanganan banjir Naik/turun tangga temporary scaffoldding B. Pekerjaan Struktur • Pekerjaan bobok tiang pancang • Pekerjaan galian pile cap • Pekerjaan dinding pile cap • Pekerjaan anti rayap • Pembesian • Pekerjaan galian sloof • Pengecoran • Bekisting • Mobilisasi alat bar bender & bar cutter • Penurunan alat bar bender & bar cutter • Bongkar bekisting kolom • Bongkar bekisting pelat lantai & balok • Pemasangan scaffolding tangga • Pemasangan besi tangga • Bongkar bekisting tangga • Pemasangan material precast C. Pekerjaan Arsitek • Pendatangan dan mobilisasi material pasir, bata, semen & molen • Penurunan material pasir, bata, semen & molen • Pengoperasian molen • Pekerjaan adukan mortar • Pekerjaan pelapis lantai & dinding bata • Pekerjaan keramik lantai & dinding • Pekerjaan water proofing • Pekerjaan partisi • Pekerjaan kosen daun pintu dan jendela
Manajemen Proyek Konstruksi
• Pekerjaan kulit luar • Pekerjaan railing • Pekerjaan sanitair • Pekerjaan pengecatan • Pekerjaan sanitasi Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, untuk mengukur peluang terjadinya kecelakaan kerja dengan pembobotan: jarang terjadi = 1, kecil kemungkinan terjadi = 2, mungkin terjadi = 3, cenderung terjadi = 4, pasti terjadi = 5.Sedangkan untuk mengukur dampak yang terjadi dengan pembobotan: tiada cedera = 1, Cedera ringan, kerugian akibat materi kecil = 2, hilang hari kerja = 3, cacat = 4, kematian (fatality) = 5. Analisis risiko (R) merupakan perkalian antara probabilitas (P) dan dampak,(I) atau R = P.I dengan kriteria penilaian bahwa suatu kecelakaan mempunyai tingkat risiko tinggi (high risk) dengan skor 11-25, risiko sedang (medium risk) dengan skor 5-10, atau risiko ringan (low risk) dengan skor 1-4. Untuk mengukur kategori risiko digunakan metode severity index (SI) dengan rumus (Iman W dan Moses L, 2011):
Penilaian kategori probabilitas dan dampak adalah: sangat rendah (SR) = < 20 %, rendah (R) = > 20 – 40 %, sedang/cukup (C) = > 40 – 60 %, tinggi (T) = > 60 – 80 %, sangat tinggi (ST) = >80%. 3. Hasil dan Pembahasan Profil responden dilihat dari jenjang pendidikan dan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Dilihat dari
E - 75
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
jabatan, tingkat pendidikan dan lamanya responden sangat mendukung dalam penelitian ini. Tabel 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Pasca sarjana 1 Sarjana 5 Diploma 2 Setingkat SMA 2 Tabel 2. Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja >10 tahun 5 s/d 10 tahun 2 s/d 5 tahun
Jumlah 5 3 2
Hasil analisis risiko kecelakaan kerja untuk pekerjaan persiapan, yaitu kegiatan penyetelan passenger lift, tes beban passenger lift dan pembongkaran passenger lift potensi bahaya yang mungkin adalah lift barang runtuh (ambruk) dengan kategori tingkat risiko tinggi (high risk). Pada Pekerjaan struktur yang berisiko tinggi adalah kegiatan pembesian dengan potensi bahayanya adalah terjepit tang pada saat penyetelan ikatan.Untuk kegiatan penurunan alat bar bender dan bar cutter potensi bahayanya yaitu orang jatuh.Kegiatan bongkar bekisting potensi bahayanya adalah tertimpa precast. Pada pekerjaan arsitektur yang berisi tinggi adalah kegiatan pendatangan dan mobilisasi material semen, pasir, bata dan molen dengan potensi bahayanya adalah tangan terjepit, sedangkan kegiatan pengecatan yang berpotensi bahaya adalah jatuh dari ketinggian. Respons kegiatan penyetelan passenger lift dengan operator harus membatasi muatan material mamupun manusia yang masuk didalam lift. Kegiatan tes beban passenger lift Manajemen Proyek Konstruksi
responnya dengan safety talk dan membahas masalah maximum weight pada passanger lift ke semua pekerja dan diadakan sanksi apabila pekerja tidak mengikutinya, melakukan kontrol pada area podasi passanger lift. Kegiatan pembesian adalah pekerja harus memahami standar operasional pekerjaan ikatan besi, menggunakan sarung tangan. Respon untuk kegiatan penurunan alat bar bender dan bar cutter, kegiatan pengecatan adalah penggunaan safety harness saat bekerja harus diperhatikan karena bekerja di ketinggian di atas 90 m. Kegiatan bongkar bekisting responnya adalah pemasangan safety net dan safety line di area yang berbahaya. Kegiatan pendatangan dan mobolisasi material pasir, bata, semen dan molen responsnya digunakan sarung tangan. Selain itu kegiatan safety patrol juga perlu ditingkatkan. 4. Kesimpulan dan Saran Dari hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan: 1. Ada 60 kegiatan kerja yang berpotensi bahaya dari level risiko rendah sampai tinggi. 2. Kategori berisiko tinggi (high risk) yaitu pada kegiatan: a) Erection passanger lift dengan potensi bahaya lift barang ambruk. b) Tes beban passanger lift dengan potensi bahaya lift barang ambruk. c) Pembongkaran passanger lift dengan potensi bahaya lift barang ambruk. d) Pembesian dengan potensi bahaya terjepit pada saat iktan.
E - 76
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
e) Bongkar begisting dengan potensi bahaya orang Jatuh dari ketinggian. f) Pemasangan material precast dengan potensi bahaya tertimpa precast g) Pendatangan dan mobilisasi material pasir, bata, semen dan molen dengan potensi bahaya tangan terjepit. h) Pengerjaan pengecatan dengan potensi bahaya jatuh dari ketinggian 3. Tindakan penanganan penyebab risiko kecelakaan kerja suatu kegiatan (respon risiko) didasarkan atas tingkat level (kategori) risiko. Disarankan dalam meminimalkan dampak yang mungkin timbul adalah penggunaan prosedur kerja secara hatihati, safety patrol lebih diintensifkan dan pemberian sanksi yang tegas pada pekerja yang melanggar proser kerja. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Manajemen Konstruksi Utama dan PT. Pembangunan Perumahan yang telah memberikan kesempatan stafnya dalam mengisi kuesioner.
ding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII tanggal 5 Februari 2011, Program Studi MMT – Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ITS. Irvan Rivano dan Feri Harianto, (2012), Identifikasi Dan Respon Resiko Pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2012 tanggal 11 Juli 2012, Program Studi Diploma Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ( ITS ). Reini W, (2007), Konstruksi: Industri, Pengelolaan, dan Rekayasa. Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Tri,Wahyu, Ellen Suselly. (2006), Identikiasi Dan Respon Resiko Pada Pelaksanaan Proyek Gedung Di Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil II tanggal 8 Maret 2006, Program Studi Pasca Sarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ( ITS ).
Daftar Pustaka Asiyanto, (2004), Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: PT.Pradnya Paramita. Gunawan, (2013), Safety Leadership. Jakarta: Dian Rakyat. Iman W dan Moses L, (2011), Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan KesehatanKerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya. Prosi-
Manajemen Proyek Konstruksi
E - 77