BABI
PENDA lnJLUAN
A. La!Jll'
Uclak:m~
Musaloh
Demokrasi merupakan sesuatu, yaug peotiug. karena nilai-nilai yang clikamluJlgnya sangqt dipcrluk!lll Schngai acuan untuk menata kchidup;ul berbangsa dan
bcmegnr.~
yang baik. Di Indonesia, wacana dernoktasi tidak Jq~as
dari acuan nilai-oilai tradisi masyarakat yang dipastikan berlcembang terus setring dcngan pemben!ukan kesadaran kebangsaan di
~alangan
pergerakan kemcrdckaan
Indonesia scj01k awal nbad kc-20 (A:r.hari , 2004:64). Pcnciptaan iklim d~'lnokmsi lliRsih mcnjalli masalah scrius bagi bangsa Indonesia. t>olitik. kt'sukuan (ctlmo-nalltmallsm), sebagaimnna trctdisi politik yang hanyn bisa dijumpai di masyarakat tribal dan
pa~tom~ zaman
dulu. temyata masih
mcnggcjala dalam kchidupan masya.rakaL Bangkitnya sem:mgar primort:.•tlisme kcsukuan dinilai bcrbagai kalangan sebagai faktor yang dapat mcngg;mggu prt•scs tere~ptanya
ildim demolcrasi dan bahkan dapat memicu teljadinya ketcgangan
sosiaL Sebagai solusi unruk mengatasi permasalall;!Jl tersebur, bcrbagai pihak teros mclakukan upi ya kc 11rah membnnguu
d•~noknL~i
multikultural (Alhumlunj.
2004:2). Secara .konseptttal, demokrasi din tmuskan sebagai mekanisme polirik yang memberi peluang'bagi semua kelompok masyaralun uoruk berbagr kei.'Uasaan dan mengaktualisasikan aspirclSi merek.a UIJlpa terbalnng perbeda.an lalllr bclakang
sosial dan id<.:nlitas ht:dayd.
Amin Rais sebagaimana dikutip Yusuf menjelaskan bahwa negara dcmokr11si memiliki kriteria, yaitu: I) Pnrtisipasi dalam membuat keputusan; 2) Pers~maan
di depan hukum; ~) Distribusi
pendapata~ seeara
adil; 4) Kesempatan
pendidikan yang sa'ma; 5) Uebas dalam mengelunrJ..an pendapat; 6) Kcterscdinan dan keterbukaan mfonnasi; 7) Meojuojcmg1inggi
tat~.krama) politik; 8) Kebeba$811
indivitlu: ?) Scmangm kcrjas.-una; 10) Hak unh:k proses (2000:20). Yunarso menjclaskan bahwa dalam mencuak!
IC$iS
daw
buh,va sctfap nrang adalah individu yang uuik WJJL'l'.etiap masyiiJ'ftkllt nd11lnh unit : >sial yang khas. Maka dalam
kon~p
ini, adan)Ja
pcny~-ragaman
yMng
mengingkari identitas individu dan .adanya disl.:riminasi ler)ladap kclompok ma~ynrakat
deng.-ut identitas budaya tetentu wmlk berldpralt
d<~lam
kchidupan
politik tidak ditolerir. Culmral liberty mcmjuk kc:pada
k~Jndisi
di mana sctiap kclompok
masyarakat yang berlatar belakang sosial dan identitas budaya berngam dapat menemukan wahana untuk berekspresi dan beraktualisasi menurut afiliasi kultural mus01y-rnasing. Sccara filosotis, cultural liberty mengaudw1g makna s•:rnun orang mempunyHi hak sama unn1k memelihara idcntitas ctnis ras, adat-istindat, dan
bahasa. Tidak boleh ada iodividu atau sckelompck masyarakat mcogalami deprivasi sosial yang bersumber dari masal!lb atribut kultural. Cullurul liberty menjadi ralru>r am111 penting dalam usaha men<:egllh IIIIIIICIIbl}'a apn
yang discbu! .WICIQ/ and pn/11/ra/ exc/usmn, yRkn i pclljlliCiJan
2
individu atau
ma~yarakat
sehingga tidak memperolch hak-hak sipil di wilayah
puhlik scpcrti pcndidik.ut dan pckcrjaJut, nkscs kc sumhcr dnya ckunnmi, atau tcrlihat dalam pcngambilan keputusan politik (www.rddarl'lmpung.co.id, 2003). Scbuah sistcm politik harus fllC'njamm pn/1lical fiMrty untuk mcmaSlikan setiap indtvidu dan kelompok masyaralcat dapat menyalurkan a~pirasi pohtik dan mcngartikuiRsiktul kepcUiingan rncrck.a. Pcmerintahan tidak bolch dibangun di atas fondasi kcsukuan. Makshdnya adalah kckuasaab tidak boleh cc!'·Jcrung mengamh kepada pral:tik polirilc kesukuan, yaitu politik yang lebih rnengedepankan ebtis maupun kelompok schingga terjadi dominasi emis mayoritlL' ntns minoritas. .Hal terse but disebabkan kxrcna politik kcsukuan hukan saja tidak kondusif b~ci ikhtiar membangun kohcsi sosial di
masyar~kat ,
tclapi
s.angat bcrtentangan juga dengan prinsip dasllf demokrasi multikultural (Setyaniugrum, 2004:304). Mcnunlt SCI)'aningrwn (2004:304), 1tda dua akomodnsi kultund 11ulam insritusi politik, yaJrni· pettama, akomodasi bagi kelom!)j)k-kclornpok ctnis ydllg sebt lumnya berdaule.t dan menjadi satu
k~:satuan
komuoitas politik (single
major{ly ) ke dalan1 suai\J uegara baug.~a. Kedua, akomodasi bagi kelompok-
kelompok cUtis minoritas yang rnasuk ke dal11111 suatu komuuitas bcrdaul:u. Pada pola yang pcnama terjadi konsentrasi bcbcrapa kclompok etnis di wilayah·
wilayah gcogralis tertenru di dalam teritori suatu negara, sedangkan pada pola yang kedua Kelompok minoritas seringkali tersebar di mana-mana, tidak memiliki ·truklUr institusionaluntuk mengelola .~xielalculturc mcreka.
, .l
Berdasarlcan uraian di aw, dapat dipahami bahwa pluralisme harus dipc.lihnm dan dikelola dengan baik.
Plural.i~mc
yang menjadi dasar demokrasi.
dapat memperkuat semakin kukuhnya struktur politik dan sistem demokrasi pada sua!u bangsa. l-lal iru disebabkan karena dalam sistem politik demokrasi, kebehasan dan kesewaan diimplementastkan ag;u- dapat meretleksikan rasa kchcrssmaan yang menjamin t.:rwujudnya cillt-<:itlt kcmasyarakatan sccam utuh. Sehubungan dcogan itu, pembangunan polifik kedcp:m yang bcmuanSll pada proses demokrarisasi dan peningkatan ke:ertibatan publik, diharapkan mampu membangun dan meogemba.ngkan sikap, perilaku, etika dan moral bcrpolitik yang \ehih beradab dau berbudnya. Namun demikian, untuk mcluruskan Inn
mcnt~gakkan
nilai-nilni dcmokrnsi di tcncah-tcngah masyarakat,
ma~ih
l)(:rlu
dllakukan pemberlan pendidik11n politik secara mem~llai kepada ma,;yarakat. Sebab tidak dapat diptmgl
\;esukuau tWtuk menj"ga kepcotingan strru:egis, seperti mcrawnt
kckuaSllan, menjaga keberlangsungan karicr politik dan mcmpcrtahllnkan penguasaan atas akses ke sumber-sumber ek.onomi dan Jinansial. Realitas kehidupnn politlk di Kota Tebing Tinggi sebe!lamya tidak jauh hcrhcd11 dengan k.ondisi yang tcla.h dipaparkan di atas. Schab bayaimanapun, Kqta 1'ehing Tinggi mcn1pakan baha~;ian dari NKRI yang tidak lerlepas dari kondisi umum yang teJjadi secara nasional. Dari pengllmatan sementara yang oih1kukan, semangat kehidupan demokrasi taropaknya hamprr sudab menyenmh selurub lapi.~
masyarakaL Namun demilcian, terbukanya iklim .demolcrasi s.:bagaimana
tmotutao rcformasi, belum diimban11i dcngan kesiapan masyantkat unruk
4
meresponsnya, sehingga dalam prakteknya tetap saja terjadi distorsi uilai dcmokrasi. Di$torsi yang dimaksud yaitu 111asib kuatnya politik kekerabatan yang merupakan penjelmaan dari sentlinen primordialitas kesuJ,:uan, masih tetap saja berlaku pada .Jsyarakat Kota Telling Tinggi yan! multietnis. PoJilik na~ionatismc 'sempit bcrbau
kesuk:uan (ethno-nationalism) masib sering dilnkukan
--
,
olch masyatakat, bahkan ote't:l "para eli~ pofitile Akil>atnya, semangat yang di!!sung bukan bagaimana menciptaka.n demokrasi
multik~ltural
yang berimbas
pada kesejahteraan masyarakat secara b~ tetapi lebib pada upaya menoujollcan ; kescjahtcraan kelompok. l'cnomena munculnya primordialisme kesukuan berakibat keP.ada kebijakan pembangunan yang seriug menigikan kepentingan ral-yat. Munculnya (J
-
,..
-
•
sikap bi'rokrasi yang terhilu mernihak pada etnis tertentu menyebabkalLetnis yang ,_._
laingya kchilangan ak$es kepada $11tm~r ekononomi. Etnisita$ juga Ielah rbenyebabkan adanya ·~cse[ljangan dhcngah masyarakat: Misalnya yang teljadi dalain
pegaw~
rekrutrrien
negeri
sipil (PNS),, den!@ll argumentasi
mempr.ioiimslian, putra daerah :padabal kriMianya tldak jelas. Hal inl merupakan '\
salab satu fenomena. bahwa demokrusi tidak lagi tcrbangtm di atas dltsar
I
I
kesamaan Ill~ ,1an dan pilihan-pilihan rasional dan fakmaiD Munculnya egoisme-ecnisitas di tengah-teogah bergulimya penegakan ~
~-
~
nilai-nilai demokra,si, menjadi hal yang menari.k untuk diteliti. Sehubungan dengan itulah, peJulis ingin melalmkan penclitian lebi 1 mendalam tentang
bagaimana sehenamya pengaruh politik kesnkna11 terl1adap penciptrum ikiim clcmokrasi di Knta Tching Tinggi .
..,..
B. Poku s Masalah 0 CI)lOkraSJ 'yan_g dibangun sciama ini,
secar8
realitas tereJiminasi oleh
set 1angat etnonasiona~sme yang berbisis pada ikatan primordialisme, yakni kesnkuan dan kedncn~han. Politik kcsukuan mc rilpal(an nuansa sempng.a1 yang ten~sa
dalam sebliJ~an besar dokttin :di masa lampau ;yang juga masih dianut 1
dewasa ini. Padahal untuk tegakny.a negara Republik Indonesia yang utuh, pengutamaan _,_
kelompok
de_ugan
sejenisnya
haJUs
ditinggalllan
ka1cna
tiiCtJgandung f>OICllSi ~crawanan .~bah.kan /potcusi :mcaman. Dcllam asuriQncsiaofmnt yang sedang dibar•g•m tfi aws uilai-ni lai dcmokrdsi . h;mts bersifill
beb~
efuik.
--
-
-
....... Munculnya ketcgang.:m sosial pada bellerapll dacrah di Indonesia, diduga
l arcnil knatnya sen limen kcsnk11an pada masyarakat yang_ lx:rsangkutan. Kmnnya
p\nonjolan sim~ol -simbol primordia1isme~ kesukuan dalam l>C11arungan politik, baik p ada_ tataran nasional maupun lokal merupakan indikator kenyata.an' kuatnya kesukuan yang
diba;•~n.
Gej ala ini\ tampak scmakln vulgar .di era tcfot!11asi ~
sciring_ dcng1m herlallunya otnnomi da'et;JJ.
IVI!Isalah pcnciptaan demoJmttisasi l>tl.a oikaitkan dCOg'dll masalah ke-) uk!lan SIIDggt~ $l!!lgllt, l>an}'aJI', N!!mYII)!a!illll penelitian ini peml>ah~ akan d1fokuskan pada pennasalahan "Bagajmana pengaruh politik kesulman terhadan
'
peudptwm iklim demokrasi di Kota Tebm"Tinggi"?
6
/
C. Rum usan Mas11lah
Rcrclnsurklul lnlnr hchtkang
ma.~lah
yang Ielah cl isumpaikan di alas, mnkn
maSIIIah daltun pcnclitian ini dapat dirumnskan kc dalam bebctapa pair.
pcnanyaan, scbagai berikut: J. Apakah masyarakat Kola Tebhg Tinggi menonjolkan identitas kesukuan dalam bcq1nlitik ? 1
\
Apakah budaya politik kcsukuan bcrpcng11ruh lcd1adap demokrasi ?
0 . R01tasan
If
htil~h
Judul tcsis ini menCIIcup
p~,lCiptaan
J~
iklim
!)
bcbc1'3jllil islilah )lang perlu dibatasi agar
terhindar dari ruang lingkup permasal<Jhan yang terlalu luas. Pembatasan ist;lah juAa benujuan unruk meng.'·indari terjadinya kesalahpahaman antara pembaca dan penulis dalnm memahnmi penelitian i11i. 'Adapun batasan istilah yang dimaksud adah1h scbagni hcrikut·
Politd: kesulman yang dimaksud dalam tesis ini adalab budaya berpolitik sepen i perilaku berpofrtik yang lebih mengutamakan orang sesuku atau lebih menguuunakan etnis, yaitu orant-Or-'Tig y11ng seketurunan d.\lam
mcoenlukan pilihan-pilihllll polifik, sepeni menlilih scsoonmg dah\m mencrnpati jabatan politik manp1m jlllmnm stn1ktunll. Deng-dn kata lain,
pohtik yang berbasis pada sentirnm etnis. Mllksud sentimcn etnis adalah kecendcrung;m untuk lebib mengutamaho r.rang Yruig
ma~ih
sarna 1\ariS
keturumumya, S.'\ma adat istiadatny:• dan mc:ng;lbaikan selai.Jmya.
7
2. Penciptaan yang dimaksud dalam tesis ini adalah mwtculnya dorongan yang kuut
.l .
Schumpeter sehagaiiD8.lla yang dilrutip oleh .,tnekanisme politik untuk pemiJilum dan
Nurt~ahyo (2006:69). yaint
clal~t
berbagi
kektulsit~l
sccam
kompetfti f tanp~ terhalang oleh pcrbedalln Jatar bclakang s6sial dan
'
identitas bu?ax:a. dengan mengede~ankan egalitarian atau keseraraan. E. Tu,juan Penclitian
Tt~uan 'jl'enelitiart lni sccara 'umum adalah uli~llk mcn&!!lahni "J>eng-d:lth politik kesukuan J erltadap penciptaan iklim dcmokrdsi di Kota Tebing Tinggi,." )
Lebih konluit, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahur ~ebih in.:ndalam I
ten tang:
/
I. Sebcrapa besar menguamya eks-r:sr identitas kesukuan dalam bcrpolitl.k. "2.
PengamhlXJii~li
kesukuan terlladap pencipeaan ildim demokra:.;.
F. ~anfan1 Penelitian ~
0
M"nfaat pcnclitian ini ada du.1·!J'ac.llll!, yaitu marifaat tcorctis clan manfaat pr,tktis. I. Secara teoretis penelitran ini diharapkatr:ilapat menjadi kontrlbusi yang ...
(
.....
,r
"""
bennanfaat bagi kajian keilinuau dan aplikasi ' baru tei'hadap peneli!ian etnopolitik ang sudah ada sebe!wnnya. l!;!.n\m PascaSIIrjan'!_Universiw Ncgcri MCdan.
8
_____ ,.,...
I
2. Secara praktis penelitian ini dilwap!
organisa.~i
tosial politik, onnas-on:1as,
pcmuka agama dan adat, lembaga-lembaga adat dan kcdacrahan, untuk
.....
mcnjal in komunikasi dan kclj asa_rlla yaug berkesita'mbungan, dalam 1 memmu~ka.1 strategi penciptaan ildim yang Jebib demokratis. ~:--- ,'1::/
(i
~
-.. . . :.: ..-/
G. SisteniatikB Pembahasan~
~
.y
' ,sislt:matis, maka tesis ini disustm 1-e Agar pembabasan tesis ini lcbih dalam V bab dan_beberapa sub bab yang memiliki keterkaitan. Untuk lebih jelas, J
sislllmatika p_~:mbahasan tei!i_s iili adalah sebngai b<:rikuL: Rab f p<,-ndahuluan. Dalam pe:ndahuluan dibali.as tentang la!ar belakang masala h yang terk~t dllngan sekilas gambJiran tentang fenomena dcmokrasi yang sedang terjadi di Kota Tebing Tinggi, sehingga tergambar denga11 jelas ma~lah ya'
-
•akan ._dite!!ti. Setela~ Jaiar belakar~g masalah- dijelaskan, maklf selanjutnya
ailalah pcncgasan tentang fokus masalah yang ak~n'- diteliti. Sclanjutnya pen1musao masalab ke dalam beberapa poio pertanyaao, pembatasan istilah-istijah yang~diglinal;an, tujuan dan manfaat pe:r.elitian serta sistematika pembahasan. -
J-
--
~
Bah T1 kajian . i)'ustaka yang dijadlkan sebagai tinjaufn teoretis. Kajian ~
pustaka yang dijaoikan sebagai tiojauan teorctis dalam penelitian ini adalah t~rkait dcngan
f~Cujdasan
tcntang; !) P.Oiitik kckcrabatao; 2) hubu11gan q1nis dllngctn
negara Jlasional: 3) pentingnyibmemahami nilai-nihri demokrasl; 4) dinamika '\
persepsi elite
/
lnfonesia tentang masalah et11is; ,_;5 ) nasionalisme
ulultikulturalisme, 6) hasil penelitian Y,ang relevau.
9
~dan
Uab Ill metodologi penelitian. P.:mbahasan dalam metodologi penelio;an tl inoulai clari pcnjclasan tcnlnng p~:nd itian .
jcni~
pcnclitian yang dilakuklltl, infilnn1111
tcknik pcngumpulan data dan tcknik analisis data.
Bab IV basil pcnelitian dan pembahasan. l'nda bab IV nkan dipaparkan hasol penelitian tentang pengaruh politik kcsukuan temabap penciptaan ikJ im dcmokr
di Kota Tcbing Tinggl yanc dibatri
kcp~da
poin-poin: l) penonjolan
idcntitas kcsukuan dalam berpolitik pada masyarakat Kota Tebing Tinggi; 2)
peogaruh politik kesukuan t~rhadap penciptaan iklim demokrasi Bab V kesimpulan dan saran-saran.
10