LIRIK LAGU MINANG MODERN KARYA ANDRA RESPATI KAJIAN STRUKTURAL
Lailil Fitri
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persoalan-persoalan yang terjadi dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati pada umumnya bertemakan tentang kekecewaan, kegagalan cinta, jatuh cinta, cinta terlarang, dikianati, kepasrahan, sakit hati, dan harapan yang sia-sia. Masalah dalam penelitian ini ada dua, yaitu:bagaimanakahunsur fisik dalam lirik lagu karya Andra Respati? kemudian bagaimanakah unsur batin dalam lirik lagu Andra Respati? tujuan dari penelitian ini adalahmenjelaskan unsur fisik dalam lirik lagu karya Andra Respati dan menjelaskan unsur batin dalam lirik lagu karya Andra Respati. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan sruktural. Metode yang digunakan melalui tiga tahap yaitu: tahap pengumpulan data,tahap analisis data, tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data digunakan teknik simak, dan catat. Teknik pustaka dilakukan dengan cara membaca buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Setelah dianalisis dengan teori struktural maka didapatkan bahwa lagu-lagu karya Andra Respati tadi ditulis dengan pemilihan diksi yang kuat dengan gaya bahasa yang menarik. Sehingga lirik lagu tersebut dapat menggambarkan suasana kejiwaan yang konkret yang pada akhirnya mudah ditangkap dan dipahami oleh pendengarnya. Oleh karena itu lirik lagu tersebut mudah dipahami dan juga dapat menggambarkan suasana kejiwaan yang konkret. Berdasarkan penganalisisan data terhadap lirik lagu modern karya Andra Respati dapat disimpulkan bahwa lirik lagu tersebut mengungkapkan tema-tema yang secara umum lebih dekat dengan persoalan-persoalan cinta dimana hal tersebut menjadi problem utama para generasi muda pada saat ini. Kata kunci: Andra Respati, lirik lagu, struktural. Pendahuluan Sebuah karya sastra diciptakan untuk diminati, dinikmati, dan difahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra, khususnya seni dalam lagu dan musik menampilkan wajah kultur pada zaman karya sastra tersebut diciptakan (Luxemburg, 1984: 23). Sesuai dengan itu (Semi, 1993:8) menyatakan bahwa
karya sastra adalah wujud representasi dari kehidupan manusia yang sangat komplek. Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia. Dan para seniman memiliki kontak dan hubungan dengan masyarakat penikmat karya seni melalui karya-karya seni itu sendiri. Menurut Semi (1983: 95), lirik adalah bagian dari bentuk puisi. Puisi tersebut berupa puisi pendek yang mengekspresikan emosi yang dinyanyikan. Puisi-puisi Minangkabau pada umumnya dikenal dalam bentuk pantun. Puisi tersebut disampaikan dalam bentuk lagu dan nyanyian. Salah satu bentuk puisi Minangkabau yang dinyanyikan adalah lagu-lagu modern. Lirik lagu merupakan bentuk pengungkapan perasaan seperti halnya puisi
karena
kemiripan
unsur-unsur
pembentuknya.
Lirik
lagu
juga
menggunakan bahasa yang dipadatkan, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan pemilihan kata-kata imajinatif. Seperti halnya puisi, lirik lagu juga diciptakan oleh pengarang untuk mengekspresikan apa yang dirasakan, dilihat, dan dialaminya dengan sebuah lingkungan masyarakat. Dengan demikian, lirik lagu dapat dikaji menggunakan teori dan metode yang sama dengan puisi. Pada umumnya lirik lagu Minang dibagi atas dua bagian, yaitu lagu Minang tradisi dan lagu Minang modern. Pembagian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan latar lagu tersebut dan juga penyajian lagu yang didasarkan pada jenis musik yang digunakan dari masing-masing lagu. Dalam lagu Minang tradisional alat musik yang dipakai adalah alat musik tradisional seperti saluang, rabab, dan gendang. Untuk lagu Minang modern alat musik yang dipakai sudah bervariasi atau menggunakan banyak alat musik. Lagu Minang modern mempunyai pengarang yang sudah jelas sehingga dapat diakui kepemilikannya. Dalam penyebaranya lagu Minang modern dibantu dengan media supaya dapat dikenal oleh masyarakat luas. Lagu Minag modern merupakan perkembangan selanjutnya dari nyayian rakyat, tetapi dalam upaya untuk mengubah lagu maka pengarang sering meminjam nyayian rakyat untuk digabungkan kembali dengan lagu pop dan klasik dengan kata lain lagu Minang modern telah dikombinasikan.
Dengan kemajuan zaman pencipta atau pengarang lagu Minang modern tidak lagi bersifat anonim. Hal ini dapat diketahui melalui kaset VCD yang telah mencantumkan nama pencipta atau pengarang dari lagu tersebut. Pencipta atau pengarang lagu dalam menyampaikan karyanya dapat melalui orang lain sebagai penyanyi dan juga dirinya sendiri yang membawakan lagu tersebut. Dengan demikian, dalam upaya menikmati sebuah karya sastra, pembaca melalui tanggapannya dapat memberikan makna karya sastra sehingga dapat terungkap dan nilai sastranya pun dapat ditentukan dengan lebih baik. Karya sastra selalu memberikan wajah yang lain dari generasi yang berbeda Teeuw (1978: 14). Andra Respati merupakan salah seorang pencipta lagu Minang modern yang cukup terkenal. Andra respati termasuk penyanyi muda yang produktif dan kreatif dalam menciptakan lagu-lagu Minang modern. Adapun hasil karyannya yang telah diciptakan sendiri berjumlah 20 buah lagu dari lima album yang telah dirilisnya. Dari lima album yang telah dirilis, album pertamanya diterbitkan pada tahun 2011, album ke dua diterbitkan pada tahun 2012, album ke tiga pada tahun 2014, dan album ke lima 2015. Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh Andra Respati kebanyakan menggambarkan
tentang
kekecewaannya
terhadap
seorang
perempuan.
Kekecewaan yang dituangkan dalam lirik lagu tersebut, dikarenakan dia ditinggal menikah dan dikecewakan oleh perempuan yang dicintainya. Seperti yang terdapat dalam lirik lagunya yang berjudul, maria, manyasa, manangihlah, buah sinuka, dan lain-lain. Hasil dari karya-karya yang dihasilkanya berasal dari apa yang dialaminya seperti apa yang dirasakan, dilihat, kemudian apa yang dipikirkan sehingga mempengaruhi suasana hati dan menjadi sebuah nada-nada dan melodi yang menjadi pelampiasan kehendak yang ingin disampaikan kepada seseorang dalam bentuk lagu. Dalam menikmati lagu-lagu minang modern, para penikmat kadang hanya menikmati musik dari lagu tersebut, karena tidak mengerti dan tidak memahami maksud yang hendak disampaikan oleh pengarang atau pencipta lagu
tersebut. Ketidak pahaman itu tidak saja timbul karena sifat sastra yang khas dalam hal ini puisi tetap juga dipengaruhi oleh bahasa yang dipakai dan hadirnya berbagai bentuk dalam sebuah karya sastra. Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati pada umumnya bertemakan tentang kekecewaan, kegagalan cinta, jatuh cinta, cinta terlarang, dikianati, kepasrahan, sakit hati, dan harapan yang sia-sia. Lagu-lagu tersebut dapat diungkapkan dengan menarik sehingga permasalahan yang terjadi tidak terjebak dalam keputus asaan tetapi ada solusi dan jalan keluar yang tidak mengakibatkan kesedihan yang berlarut-larut. Oleh karna itulah lagulagu karya Andra Respati banyak diminati dan diterima oleh masyarakat dengan baik. Karna alasan-alasan di atas maka menarik untuk meneliti lagu-lagu karya Andra Respati tersebut. Masalah dalam penelitian ini ada dua, yaitu:bagaimanakahunsur fisik dalam lirik lagu karya Andra Respati? kemudian bagaimanakah unsur batin dalam lirik lagu Andra Respati? tujuan dari penelitian ini adalahmenjelaskan unsur fisik dalam lirik lagu karya Andra Respati dan menjelaskan unsur batin dalam lirik lagu karya Andra Respati. Teori yang digunakan dalam analisis data adalah teori waluyo yang membangun unsur-unsur dalam lirik lagu. Setiap gendre karya sastra, unsurunsur yang membangunnya juga berbeda. Menurut Waluyo (2005: 28) puisi terdiri dari dua unsur pokok yaitu, srtuktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkrit, majas (kiasan), persamaan bunyi atau rima, pemadatan bahasa, irama (ritme). Unsur batin terdiri dari tema, amanat, perasaan, nada dan suasana. Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karna puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitanya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata (Waluyo). Sedangkan menurut semi (1993: 121) diksi berarti pemilihan kata. Pemilihan dan pemanfaatan kata merupakan aspek dalam dunia puisi.
Menurut Waluyo (2005: 78) pengimajian adalah kata atau susunan katakata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan dan perasaan, imaji dapat dibagi tiga yaitu imaji suara ( auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau rasa (taktil). Melalui pengimajian penyair mengomunikasikan pengalaman penginderaannya kepada pembaca, sehingga dapat membantu proses penafsiran dan penghayatan puisi secara menyeluruh. Bisa dikatakan bahwa imaji merupakan kesan yang terbentuk dalam imajinasi pembaca melalui rangkaian kata-kata. Sedangkan menurut Semi (1993: 124) pengimajian adalah penataan kata yang menyebabkan makna-makana abstrak yang menjadi kongktet dan cermat. Waluyo (2005: 10-11) mengatakan agar bisa membangkitkan imaji pembaca, maka kata-kata yang harus dipakai harus kongrit, artinya kata-kata itu harus dapat membuat pembaca memahami puisi secara menyeluruh. Jika imaji pembaca merupakan akibat dari pengimajianyang diciptakan penyair, maka kata konkrit merupakan syarat untuk terjadinya imaji tersebut. Pembaca dapat membayangkan secara jelas peristwa atau keadaan yang dilukiskan penyair dengan kata konkrit. Waluyo (2005: 3) menyatakan bahwa adanya bahasa kiasanini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan makna kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan atau makna kiasan ini mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Sejalan dengan itu Pradopo (2009: 62) menyatakan bahasa kiasan ada bermacam-macam namun meskipun bermacam-macam, mempunyai suatu hal (sifat) yang umum, yakni bahasa-bahasa
kiasan
tersebut
mempertalikan
suatu
dengan
cara
menghubungkannya dengan suatu yang lain. Wahluyo (2005: 7) menyatakan bahwa bunyi dalam sajak memang berperan penting. Pemilihan kata di dalam sebuah baris atau lirik puisi maupun dari satu baris ke baris yang lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai
persamaan bunyi yang harmonis. Bunyi-bunyi yang berulang tersebut menciptakan konsentrasi dan kekuatan bahasa atau yang sering disebut daya gaib seperti dalam mantra. Sedangkan menurut Semi (1993: 115) bunyi sangat erat hubunganya dengan unsur seperti lagu, irama, melodi, dan sebagainya. Peranannya,disamping sebagai hiasan dan sebagai pemanis, juga membentuk nada dan suasana menjadi nada dan suasana yan efektif. Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan larik yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frase juga memiliki makna yang lebih luas dari pada kalimat biasa Wahluyo (2005: 2). Irama (ritme) adalah berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa,dan kalimat. Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama juga disebut dengan penggantian keras lembut, tinggi-tinggi rendah, atau panjang pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi Wahluyo (2005: 1213). Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya (Waluyo 2003: 17). Tema mengacu pada penyair. Pembaca harus mengetahui latar belakang penyair supaya tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Hal tersebut disebabkan tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan makna kiasan yang diambil dari konotasinya). Seperti halnya karya sastra prosa, puisi juga berfungsi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangnya. Sedangkan menurut Sudjiman (1988: 50) tema adalah gagasan, ide atau pilihan utama yang mendasar yang disebut tema. Amanat, pesan atau nasehat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan
pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair Waluyo (2005: 40). Sedangkan menurut Sudjiman (1988: 57) menyatakan bahwa tema adalah suatu moral atau ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair.
Bentuk
ekspresi
dapat
berupa
kerinduan,
kegelisahan,
atau
pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau kepada sang khalik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih padat. Tentang
bagaimana
seorang
penyair
megekspresikan
bentuk-bentuk
perasaannya, waluyo (2005: 8). Dalam menulis puisi penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap
pembacanya.
Nada
duka
yang
diciptakan
penyair
dapat
menimbulkan suasan iba hati pembaca, dan lain sebagainya, Wahluyo (2005: 37). Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan sruktural. Metode yang digunakan melalui tiga tahap yaitu: tahap pengumpulan data,tahap analisis data, tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data digunakan teknik simak, dan catat. Teknik pustaka dilakukan dengan cara membaca buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Setelah dianalisis dengan teori struktural maka didapatkan bahwa lagu-lagu karya Andra Respati tadi ditulis dengan pemilihan diksi yang kuat dengan gaya bahasa yang menarik.
Pembahasan 1.
Unsur fisik Unsur fisik yang di temukan dalam lirik lagu karya Andra Respati adalah seperti berikut ini: Diksi a). Diksi Dalam Lirik Lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Pada lirik lagu anggan nak jatuah cinto ini terdapat diksi seperti berikut ini: 1) Anggan ndak jatuah cinto Diri denai ko tapi apo kadayo Adiak ndak mambari harok Anggan diri denaiko nak mambari sayang
Rasa anggan dalam lirik lagu anggan nak jatuah cinto ini adalah menggambarkan bentuk rasa ketidak sukaan atau ketidak mauan si tokoh untuk merasakan jatuh cinta lagi dan enggan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang, karena orang yang disukainya tidak memberikan harapan atau tanda cintanya kepadanya. b). Diksi Dalam Lirik Lagu Suratan Cinto diksi yang menguatkan permasalahan yang terjadi dalam lirik lagu suratan cintoseperti berikut ini: 1) Bukannyo hujan anggan nak turun, gabak dilangik yo nan tiado Kata hujan dalam lirik lagu suratan cinto adalah menggambarkan bentuk keinginan si tokoh untuk memberikan rasa sayang dan ketulusan hatinya untuk mencintai wanita yang di cintainya. Sedangkan Kata gabak menggambarkan tentang tidak ada satupun yang memberikan persetujuan tentang hubungan si tokoh dengan wanita yang dicintainya. c). Diksi Dalam Lirik Lagu Maria
Pada lirik lagu Maria ini diksi yang ditemukan seperti berikut ini: 1) Duri Kata duri dalam lirik lagu maria ini adalah menggambarkan sesuatu benda tajam yang sangat runcing yang sangat mudah untuk melukai dan mennyakiti diri orang lain. Sehingga si tokoh (pengarang) menggunakan kata duri untuk menggungkapkan rasa sakit yang dirasakan, rasa sakit itu disebabkan oleh wanita yang sangat dicintainya telah mendustainya. d). Diksi Dalam Lirik Lagu Buah Sinuka Pada lirik lagu Buah Sinukaini ditemukan diksi seperti berikut ini: 1) Lai den cinto lai den angani, manga kok denai adiak lukoi Kata lukoi dalam lirik lagu diatas adalah bentuk goresan yang menyakitkan yang menimbulkan luka didalam diri. Lukoi yang terjadi dalam lirik lagu buah sinuka ini menggambarkan rasa kesakitan dan kecewa yang diberikan oleh wanita yang disayangi oleh si tokoh. e). Diksi Dalam Lirik Lagu Manangihlah Pada lirik lagu Manangihlahterdapat diksi seperti berikut ini: 1) Sakik hati...padiah hati.., raso tatusuak duri sambilu Kata duri sambilu dalam lirik lagu di atas adalah benda yang halus dan tipis, yang sangat mudah menusuk dan melukai diri orang lain. jadi duri sambilu menggambarkan bentuk permasalahan tentang hubungan tokoh dengan wanita yang sangat disayanginya sehingga menimbulkan luka dan rasa sakit yangmendalam yang diberikan oleh wanita yang disayanginya itu. Dari diksi yang ditemukan diatas menguatkan tentang permasalahan yang terjadi dalam lirik lagu Buah Sinuka.
f ). Diksi Dalam Lirik Lagu Halaman Hati Pada lirik lagu halaman hati ini diksi yang ditemukan seperti berikut ini: 1) Bayang adiak manggantuang manjo Kata
manggantuang
manjo
dalam
lirik
lagu
di
atas
adalah
menggambarkan bentuk kenangan masa lalu yang indah ketika si tokoh masih bersama wanita yang dicintainya itu. Pengimajian Pengimajian yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati, diantaranya sebagai berikut: a). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Dalam lirik lagu anggan nak jatuah cinto terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: “Adiak bungo nan jombang, den kumbang patah sayok” Imaji diatas merupakan imaji visual, pembaca dibuat seolah-olah melihat langsung keadaan yang terjadi antara kehidupan yang dialami oleh si tokoh seperti kehidupan materi, seperti halnya pada lirik lagu di atas adiak bungo nan jombang merupakan orang yang memiliki paras yang cantik dan memiliki segala-galanya. Sedangkan lirik lagu den kumbang patah sayok menggambarkan bentuk ketidak punyaan atau tidak memiliki harta benda yang lebih seperti wanita yang dicintai itu, sehingga si tokoh tidak mampu untuk menggapai dan memiliki apa yang hendak diinginkanya. b). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Suratan Cinto Dalam lirik lagu suratan cinto terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: Bara kakareh sibatu karang, dihampeh ombak kapacah juo
Imaji di atas merupakan imaji visual, pembaca dibuat seolah-olah melihat langsung kerasnya batu karang yang sedang dihempas ombak yang naik turun menerpa batu karang. Si batu karang adalah perumpamaan kekuatan cinta pengarang dengan wanita yang dicintainya, sedangkan ombak suatu perumpamaan terhadap kedua orang tua yang tidak merestui hubungan mereka berdua. c). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Maria Dalam lirik lagu maria terdapat beberapa bentuk imaji seperti berikut ini: 1. Luko nan diasami Imaji di atas merupakan imaji taktil, imaji taktil adalah pembaca dibuat seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh si tokoh terhadap perilaku yang diberikan oleh kekasihnya terhadap diri si tokoh. luko nan diasami merupakan bentuk kesakitan yang luar biasa yang diberikan secara bertubi-tubi oleh kekasihnya yang diberikan kepada si tokoh. d). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Buah Sinuka Dalam lirik lagu buah sinuka ini terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: “lai den cinto lai den angani, Manga kok denai adiak lukoi” Imaji yang digunakan dalam lirik lagu di atas ialah pengimajian taktil, pilihan kata yang digunakan membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan luka yang diberikan oleh wanita yang dicintai oleh si tokoh. Adanya keinginan dan kemauan si tokoh untuk memiliki wanita yang dicintainya itu, namun keinginan itu berujung dengan rasa kekecewaan yang didapatkan oleh si tokoh. e). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Manangihlah
Dalam lirik lagu Manangihlah ini terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: Sakik hati, padiah hati,Raso tatusuak duri sambilu Imaji yang digunakan dalam lirik lagu di atas ialah pengimajian taktil, kata yang digunakan membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan rasa sakit dan pedih hati yang dialami oleh pengarang. Rasa sakit dan rasa padiah ati yang dialami pengarang dikarenakan diputuskan dan didustai oleh wanita yang sangat dicintainya. Kata raso tatusuak duri sambilu menggambarkan sesuatu yang tidak menyenangkan dan suatu sakit yang sangat menyiksa. f). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Manyasa Dalam lirik lagu Manyasa ini terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: Rupo nan rancak dipandang mato Imaji yang digunakan dalam lirik lagu di atas ialah pengimajian visual, pembaca dibuat seolah-olah melihat langsung rupa orang yang sedang digambarkan dalam lirik lagu yang di atas. Rupo merupakan bentuk atau faras yang cantik dipandang mata menyiratkan orang yang hanya manis di luar namun hatinya tidak secantik wajahnya. g). Pengimajian Dalam Lirik Lagu Halaman Hati Dalam lirik lagu halaman hati ini terdapat bentuk imaji seperti berikut ini: Sairiang hujan manjapuik malam yo mambaluik kalam Imaji yang digunakan dalam lagu ini ialah imaji visual, pembaca dibuat seolah-olah melihat langsung hujan yang diiringi oleh kabut gelab. Imaji tersebut menyiaratkan tentang kerinduan pengarang terhadap kekasihnya yang telah lama pergi meninggalkanya. Dengan seiringya waktu kekasinya itu tidak lagi kembali kepada si pengarang.
Kata Konkret Kata kongkret yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati, diantaranya adalah sebagai berikut: a). Kata konkret dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Kata kongkret dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto ini dapat dilihat sebagai berikut: Gamang kini taraso, ibo hati manyeso Penggalan lirik lagu di atas menggambarkan tentang perasaan si tokoh yang tersiksa oleh rasa cintanya terhadap seorang wanita,sehingga si tokoh tersiksa oleh rasa cintanya yang tak kunjung terbalas. Kata kongkret yang menjelaskan ketersiksaan si tokoh ialah “manyeso”. b). Kata konkret dalam lirik lagu Suratan Cinto Kata kongkret dalam lirik lagu Suratan Cinto ini dapat dilihat sebagai berikut: Bara kakareh sibatu karang, dihampeh ombak kapacah juo Penggalan lirik lagu diatas menggambarkan bentuk permasalahan yang terjadi antara hubungan antara si tokoh dengan orang tua dari kedua orang tua dari wanita yang dicintainya. Karang merupakan pertahanan atau kekuatan cinta mereka berdua, sedangkan ombak merupakan suatu halangan yang datang dari kedua orang tua perempuan yang tidak menyetujui hubungan mereka berdua. Kata kongkrit yang menjelaskan permasalahan dalam lirik lagu diatas adalah “karang, ombak”. c). Kata konkret dalam lirik lagu Maria Kata kongkret dalam lirik lagu Maria ini dapat dilihat sebagai berikut:Manususak disalo hati padiah...
Penggalan lirik lagu di atas menggambarkan tentang rasa kesakitan hati si tokoh terhadap perilaku seorang wanita yang telah mendustainya. Jadi kesakitan tersebut diperjelas dengan kata kongkrit “padiah” d). Kata konkret dalam lirik lagu Buah Sinuka Kata kongkret dalam lirik lagu Buah Sinuka ini dapat dilihat sebagai berikut: “Manga kok denai adiak lukoi” Penggalan lirik lagu di atas menggambarkan tentang luka, dikarenakan pengarang merasa disakiti dan merasa dikianati lalu ditinggalkan begitu saja. lukoi merupakan bentuk kesengajaan yang diperbuat oleh wanita yang dicintai oleh si tokoh sehingga menimbulkan goresan yang menyakitkan dan menimbulkan luka didalam diri si tokoh. rasa sakit dan dikianati tersebut diperjelas dengan menggunakan kata kongkret “lukoi’. e). Kata konkret dalam lirik lagu Manangihlah Kata kongkret dalam lirik lagu Manangihlah ini dapat dilihat sebagai berikut: Sakik hati, padiah hati Penggalan lirik lagu di atas mengambarkan rasa sakit yang dialami oleh si tokoh. Sakit hati adalah sakit yang dirasakan dari dalam diri yang disebabkan karena si tokoh selalu didustai oleh kekasihnya. Kata kongkrit yang menjelaskan tentang kekecewaannya ialah rasa “sakik hati”. f). Kata konkret dalam lirik lagu Manyasa Kata kongkret dalam lirik lagu Manyasa ini dapat dilihat sebagai berikut:
Rupo nan rancak dipandang mato Penggalan lirik lagu di atas adalah mengambarkan tentang bentuk orang yang menyenangkan, baik, bagus dan indah dipandang mata. Kata konkret yang menjelaskan paras yang bagus dan indah di pandang mata adalah “rancak”. g). Kata konkret dalam lirik lagu Halaman Hati Kata kongkret dalam lirik lagu Halaman Hati ini dapat dilihat sebagai berikut: Pungguak rindukan bulan Penggalan lirik lagu di atas mengambarkan tentang kerinduan si tokoh terhadap kekasihnya yang telah lama pergi meninggalkannya yang tidak akan kembali lagi, sehingga si tokoh hanya menanti hal yang tidak akan mungkin pernah terjadi dan merupakan suatu yang sangat sia-sia untuk dinantikan. kata Kiasan Kata kiasan yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati, diantaranya sebagai berikut: a). Kata kiasan dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Pengiasan yang terdapat dalam lirik lagu anggan nak jatuah cinto adalah: Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lainnya, yang sesungguhnya tidak sama. Seperi yang terdapat dalam lirik lagu adiak bungo nan jombang, den kumbang patah sayok merupakan suatu bentuk perbandingan antara kehidupan wanita yang disukai oleh si aku memiliki kehidupan yang berkecukupan sedangkan si aku orang yang hidup tidak berkecukupan atau orang yang tak berpunya. b). Kata kiasan dalam lirik lagu Suratan Cinto
Dalam lirik lagu suratan Cinto ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Metafora, kata kiasan dalam lirik lagu ini adalah menggambarkan bentuk keinginan dan kemauan yang kuat atau kemauan yang keras dalam mempertahankan sesuatu yang diinginkan. c). Kata kiasan dalam lirik lagu Maria Dalam lirik lagu Maria ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Simile,sepeti dalam lirik lagu “bak luko nan diasami” pengarang mengiaskan rasa sakitnya yang perih karna dikianati oleh kekasih yang disayanginya. Metonimia, seperti dalam lirik lagu “bungo den sayang lah disuntiang urang” bungo merupakan seorang kekasih atau seorang perempuan, pengarang mengumpamakan kekasihnya itu sebagai bunga yang disayanginya namun kekasihnya telah dipinag oleh orang lain. d). Kata kiasan dalam lirik lagu Buah Sinuka Dalam lirik lagu Buah Sinuka ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Metonimia, seperti pada lirik lagu “lah manangih si kumbang janti, bungo diisok dek ramo-ramo” merupakan bentuk kiasan dari sebab akibat bahwa si tokoh mengumpamakan dirinya sebagai sikumbang jantiyang sedang bersedih diakibatkan bungo diisok dek ramo-ramo /, bungo melambangkan seorang perempuan atau seorang wanita yang dicintai oleh si tokoh. e). Kata kiasan dalam lirik lagu Manangihlah Dalam lirik lagu Manangihlah ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Simile, seperti dalam lirik lagu “raso tatusuak duri sambilu” yaitu tentang hubungan tokoh dengan wanita yang sangat disayanginya
sehingga menimbulkan luka dan rasa sakit yang mendalam yang diberikan oleh wanita yang disayanginya itu. Metafora, seperti dalam lirik lagu“manangih kumbang nan sadang tabang” merupakan suatu bentuk kiasan bahwa kumbang itu seolah-olah bersifat sebagai laki-laki yang sedang kecewa. Metonimia, seperti dalam penggalan lirik lagu “den picayo adiak manduo” merupakan bentuk kiasan yang menunjukkan bentuk perubahan sebab dan akibat karena si tokoh percaya namu kepercayaan itu diingkari oleh kekasihnya.
f). Kata kiasan dalam lirik lagu Manyasa Dalam lirik lagu Manyasa ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Metafora, seperti dalam penggalan lirik lagu“ruponyo adiak ula nan babiso” adiak dikiaskan oleh si tokoh sebagai ular yang berbisa seakan-akan bisa berbuat seperti ular yang selalu menyakiti manusia diungkapkan dalam bentuk kata-kata ular yang berbisa. Simile, seperti dalam penggalan lirik lagu “hati tajam bak sambilu” dikiaskan sebagai setajam sembilu dikarenakan selalu berbuat jahat tidak memiliki rasa kasihan, sehingga si aku mengumpamakan hati kekasihnya itu sebagai hati tajam bak sambilu. g). Kata kiasan dalam lirik lagu Halaman Hati Dalam lirik lagu Manyasa ini ditemukan kiasan seperti kiasan: Personifikasi, seperti yang terdapat dalam penggalan lirik lagu “bayang adiak manggantuang manjo” bayangan yang mengantung manjo merupakan suatu kiasan terhadap suatu kenagan yang pernah terjadi atau kenagan yang indah bersama wanita yang dicintainya,
sehingga bayangan itu selalu teringat seolah-olah bertindak seperti kejadian yang sebenarnya terjadi kembali. Simile, seperti penggalan lirik lagu“adiak umpamo bulan” si tokoh menyatakan kesamaan kekasih yang dicintainya dengan hal yang lain seperti bulan. Personifikasi, seperti dalam pengalan lirik lagu “pungguak rindukan bulan” menyatakan tentang keinginan yang tidak akan pernah kesampaian atau menanti hal yang tak pasti. Jadi si aku mengumpamakan dirinya sebagai pungguak rindukan bulan.
2. Unsur Batin Ada empat unsur batin yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati, diantaranya adalah sebagai berikut: Tema a). Tema dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Tema yang terdapat dalam lirik lagu ini ialah pengharapan si tokoh terhadap seseorang permpuan yang di sukainya agar cintanya diterima. b). Tema dalam lirik lagu Suratan Cinto Pada lirik lagu suratan cino ini bertemakan tentang cinta terlarang c). Tema dalam lirik lagu Maria Pada lirik lagu Maria ini bertemakan tentang si tokoh yang dikhianati oleh perempuan yang dicintainya. d). Tema dalam lirik lagu Buah Sinuka Pada lirik lagu Buah Sinuka ini bertemakan tentang kepasrahan.
e). Tema dalam lirik lagu Manangihla Pada lirik lagu Manangihlah ini bertemakan tentang kesakitan hati si tokoh terhadap kekasihnya karena cintanya dipermainkan oleh perempuan yang dia sayangi. f). Tema dalam lirik lagu Manyasa Pada lirik lagu manyasa ini bertemakan tentang sifat dendam yang dimiliki si tokoh terhadap perempuan yang menyakitinya. g). Tema dalam lirik lagu Halaman Hati Pada lirik lagu manyasa ini bertemakan tentang harapan si tokoh yang sia-sia untuk memiliki seseorang perempuan yang dicintainya. Dari ketujuh lirik lagu diatas dapat ditentukan tema lirik lagu secara satu persatu seperti cinta tak terbalas, cinta terhalang oleh orang tua, didustai, dikianati, penyesalan, ditinggal pergi.
Perasaan perasaan yang terdapat
dalam lirik-lirik lagu karya Andra Respati,
diantaranya sebagai berikut: a). Perasaan dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 4 yaitu: Dek cinto den taluko Bilo malam tibo Bayang adiak manyapo Manga cinto ndak batarimo Balinang aia mato Lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto di atas menggambarkan rasa sedih yang dialami oleh si tokoh terhadap wanita yang disayanginya, karena
wanita yang disayanginya itu tidak menerima cintanya, sehingga si tokoh merasa sedih karena cintanya ditolak.
b). Perasaan dalam lirik lagu Suratan Cinto Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 4 yaitu: Dek adiak lai sayang Di denai pun lai cinto Namun cinto kito talarang Ondeh diak apo kadayo Elok lah kito samo mancari Kaganti cinto pautan hati Lirik lagu Suratan Cinto di atas tergambar rasa kekecewaan karena hubungan si tokoh dengan kekasihnya dilarang dan tidak disetujui, sehingga si aku memutuskan untuk mencari pengganti dirinya. c). Perasaan dalam lirik lagu Maria Indak tatahan linangan aia mato Bungo den sayang lah disuantiang urang Nan den sasali bukan cinto adiak Tapi partamuan nan manjadi luko Lirik lagu Maria diatas tergambar rasa penyesalan si tokoh terhadap kekasihnya, karna orang yang disayanginya telah dipinang oleh orang lain.
d). Perasaan dalam lirik lagu Buah Sinuka Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 1 yaitu: Buah si nuka masak dibatang Dijuluak urang ditangah hari Sungguah pun indak denai manyasa Kok putuih cinto dimalam hari Lirik lagu Buah sinuka di atas tergambar rasa penyesalan si tokoh terhadap kekasihnya, bahwa si tokoh telah memberikan kebahagian kepada
seorang kekasih yang dia cintainya namun kebahagian itu diingkari oleh kekasihnya itu. e). Perasaan dalam lirik lagu Manangihlah Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 2 yaitu: Sakik hati...padiah hati... Raso tatusuak duri sambilu Janji-janji...mimpi-mimpi... Nan kito karang tinggalah buih Lirik lagu Manangihlah di atas tergambar rasa sakit hati pengarang terhadap wanita yang yang dicintainya. f). Perasaan dalam lirik lagu Manyasa Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 1 yaitu: Manyasa denai mancintoi adiak Manyasa denai manyayangi adiak Ruponyo adiak ula nan babiso Lapeh sasak adiak manikam diri Lirik lagu manyasa di atas tergambar tentang rasa penyesalan pengarang terhadap wanita yang dicintainya, karena wanita yang dicintainya itu telah mendustainya. g). Perasaan dalam lirik lagu Halaman Hati Suasana perasaan dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 2dan 3 yaitu: Alah batahun kasiah baungkai Denai batinggakan Indak picayo nyato tajadi Hati den dilukoi dihalaman hati Adiak umpamo bulan Jauah diawan-awan Mananti bayang-bayang Pabilo kadatang
Lirik lagu Halaman Hati di atas tergambar rasa kegelisahan pengarang terhadap kekasihnya yang telah lama pergi meninggalkanya, namun si pengarang tetap juga berharap menanti kedatangan kekasinya itu walaupun hanya sia-sia. Amanat Dari ke tujuh Lirik lagu karya Andra Respati mengandung bermacammacam amanat, Amanat yang terdapat dalam lirik-lirik lagu tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1) sadar akan diri kita sendiri, jangan terlalu berharap untuk memiliki orang yang lebih dari diri kita, karna orang yang memiliki segalanya belum tentu bisa menerima kita dengan apa adanya dan apa bila kita tidak bisa memilikinya itu akan terasa menyakitkan dan kita akan merasa kecewa. 2).sadar akan diri sendiri apabila kita tidak diinginkan oleh orang lain lebih baik pergi dan cari yang lebih baik, sekeras apapun keinginan kita untuk saling bersama dalam menjalankan hubungan tampa restu kedua orang tua tidak akan bahagia. Dan sekeras apapun niat kita untuk memiliki orang yang kita cintai jangan sampai melawan kepada orang tua, karna tampa restu dan doa darinya apa yang kita inginkan tidaklah berarti apaapa. 3). janganlah berjanji kepada orang lain apabila janji tersebut tidak akan ditepati. 4). iklas dalam menjalani dan menerima suatu permasalahan yang terjadi. 5). janganlah suka menyakiti dan mempermainkan hati orang lain, apa bila tidak suka atau tidak cocok lagi lebih baik jujur dan berterus terang. 6). janganlah menaruh dendam terhadap orang yang telah menyakiti kita, karna pada masanya dia akan merasakan pula apa yang telah diperbuatnya. 7). jangan terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak akan mungkin ada dan jangan selalu menunggu suatu yang tidak akan datang untuk menemui kita.
Dari beberapa amanat diatas dapat dirangkum menjadi satu yaitu, dalam menjalankan suatu hubungan dalam percintaan itu hendaknya orang lebih mengintrospeksi kedirinya sehingga tidak selalu menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Nada dan Suasana a). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 3 dan 4 yaitu: Adiak bungo nan jombang Den kumbang patah sayok Gamang kin taraso Ibo hati manyeso Dek ulah adiak batin taseso Dek cinto den taluko Bilo malam tibo Bayang adiak manyapo Manga cinto ndak batarimo Balinang aia mato Lirik lagu Anggan Nak Jatuah Cinto di atas tergambar nada iba hati karena tokoh mencintai seorang perempuan namun perempuan tersebut tidak menerima cintanya si tokoh, karna si tokoh orang yang tidak memiliki apaapa atau tidak memiliki harta yang lebih untuk memiliki seorang perempuan yang lebih memiliki segala-galanya. sehinga tokoh merasa iba hati dan sedih atas penolakan yang diberikan oleh perempuan yang dicintainya itu. b). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Suratan Cinto Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 2 dan 3 yaitu: Bara kakareh si batu karang Di hampeh ombak kapacah juo Usah turuikan cinto talarang Cari nan lain yo kagantinyo Kok hati sakareh batu Kamande usah malawan
Mintuo ndak kaminantu Nan mande indak babisan Lirik lagu Suratan Cinto di atas tergambar nada menasehati bahwa si tokoh tidak disukai oleh kedua orang tua dari permpuan yang dicintainya itu. Sehingga si tokoh menyatakan bahwa sekuat apapun cintanya tampa restu kedua orang tua tidak akan pernah tercapai apa yang diinginkan dan si tokoh sadar akan penolakan kedua orang tua dari wanita yang dicintainya itu sehingga si tokoh memutuskan untuk mencari pendamping hidup masingmasing. c). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Maria Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 3 yaitu: Manusuak disalo hati Padiah...bak luko nan diasami... Ibo hati mancaliak adiak... Duduak basandiang di palaminan Lirik lagu Maria di atas tergambar nada iba hati bahwa si tokoh merasakan rasa sakit hati dan bercampur sedih karena wanita yang disayanginya itu sudah dipinang oleh orang lain. Rasa sedih dan rasa sakit karna melihat orang yang disayangi telah mendustainya dan memilih bersanding dengan orang lain.
d). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Buah Sinuka Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 3 dan 4 yaitu: Sarumpun batag ilalang Daunnyo rampah di tapi jurang Alah pai adiak jo urang Tinggalah denai jo hati gamang Lah den cubo batanan lado Lado babungo manjalang sanjo Sio-sio den tanam cinto Bungo diambiak dek urang ka tigo
Lirik lagu Buah Sinuka di atas tergambar nada kepasrahan si tokoh terhadap wanita yang dicintainya bahwa si tokoh telah memberikan kasih sayang dan rasa semangat untuk memilki wanita yang di sayanginya itu, namun
apa yang dilakukannya hanya sia-sia saja karna wanita yang
didambakannya itu lebih memilih pergi dengan orang lain. e). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Manangihlah Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 1 dan 2 yaitu: Managihlah...basadiah lah... Sasa kudian indak baguno... Biakanlan...rilakanlah... Putuih cinto di malam nangko Sakik hati...padiah hati... Raso tatusuak duri sambilu Janji-janji...mimpi-mimpi... Nan kito karang tinggalah buih Lirik lagu Manangihlah tergambar nada bersedih karena rasa sakit dan rasa padiah hati yang dialami si tokoh dikarenakan wanita yang dicintainya telah memutuskannya dan telah mendustainya, sehingga si tokoh merasakan rasa sakit hati dan bercampur dengan rasa sedih karna didustai. f). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Manyasa Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 1 dan 2 yaitu: Manyasa denai mancintoi adiak Manyasa denai manyayangi adiak Ruponyo adiak ula nan babiso Lapeh sasak adiak manikam diri Manihnyo kato-kato adiak Hati tajam bak sambilu Rupo nan rancak dipandang mato Tapi hatinyo panuah biso Lirik lagu Manyasa diatas tergambar nada mengejek kepada wanita yang telah menyakiti hati si tokoh sehinga si tokoh menggunakan
kata-kata “rupo adiak ula nan babiso dan Rupo nan rancak dipandang mato, tapi hatinyo panuah biso”. Bahwa kata-kata itu menyatakan tentang sifat dan peri laku yang selalu meyakiti diri orang lain dan menyatakan tentang orang yang hanya baik di luar tetapi di dalam hatinya selalu berbuat jahat. g). Nada dan Suasana dalam lirik lagu Halaman Hati Nada dan suasana dalam lirik lagu ini adalah terdapat pada bait ke 4 yaitu: Jauah tinggakan denai Bakawan bintang-bintang Pabilo kadatang Pungguak rindukan bulan Lirik lagu Halaman Hati diatas tergambar nada pengharapan si tokoh terhadap wanita yang disayanginya, karena wanita yang disayanginya telah lama pergi meninggalkannya dan tokoh berharap wanita yang dicintainya itu cepat kembali. Namun pengharapan itu hanyalah hal yang tidak akan mungkin untuk diharapkan bahwa wanita yang ditunggu-tunggunya itu tidak akan mungkin akan datang lagi kepada dirinya dan hanya menunggu hal yang sia-sia dan tidak akan mungkin akan terjadi.
Simpulan Berdasarkan penganalisisan data terhadap lirik lagu modren karya Andra Respati
dapat
disimpulkan
bahwa
lirik
lagu
karya
Andra
Respati
mengungkapkan tema-tema yang secara umum lebih dekat dengan persoalanpersoalan cinta dimana hal tersebut menjadi problem utama para generasi muda pada saat ini. Sehingga lagu-lagu karya Andra Respati ini dekat dengan pendengarnya kususnya para muda mudi pada saat ini. Tema-tema tersebut disampaikan dengan menggunakan diksi yang tepat dan pengimajian yang kuat, sehingga dapat mengungkapkan perasaan
kekecewaan dan rasa sakit hati sebagaimana orang-orang yang mengalami kegagalan percintaan atau peristiwa dapat dilukiskan dengan jelas. Disamping itu karya-karya Andra Respati juga menggunakan kata konkret dan kata kiasan yang dapat menperkuat dan memperjelas makna dari lirik-lirik lagu tersebut, oleh karena itu lirik lagu itu menjadi lebih menarik, puitis dan menggetarkan jiwa pendengarnya. Dalam lirik lagu karya Andra Respati tersebut secara umum mengandung amanat, dalam menjalankan suatu hubungan percintaan hendaknya lebih mengintrospeksi diri sehingga tidak selalu menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Sehingga kekecewaan tadi tidak berlarut-larut, patah hati itu sudah umum terjadi namun tidak membuat orang patah semangat dan tidak menghalangi untuk terus berkarya. DAFTAR PUSTAKA Keraf, Gorys. 1981. Komposisi. Ende Flores: Nuansa Indah. Luxemburg, Jan Van. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers. Pradopo, Rahmad djoko. 2009. Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University press. Ratna, Kutha Nyoman. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Sidjiman, Dr. Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. 1978. Penelitian Struktur Sastra. Jakarta: Proyek Pengembangan Bahasa Dan Sastra Daerah Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Waluyo, Herman J. 2005. Teori Dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Wellek dan Werren. 1994. Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Zaidin, abdul Rozak dan kawan-kawan. 2004. Kamus istilah sastra. Jakarta: balai pustaka.