PENERJEMAHAN LIRIK LAGU SEPASANG MATA BOLA KARYA ISMAIL MARZUKI Cherly Susanti Komplek KFT A5/33 Cengkareng Jakarta 11730, 08999886781,
[email protected] Cherly Susanti, Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra, MA.
ABSTRAK
Penerjemahan lirik lagu bisa bermacam-macam tergantung dari keperluan penerjemah. Eugene Nida (1986) mengemukakan teori functional-equivalent bahwa materi asli dan terjemahannya harus memiliki fungsi yang setara dengan makna yang paling mendekati. Teori ini sesuai untuk digunakan dalam menerjemahkan lagu. Penerjemahan lirik lagu menurut Nida adalah penerjemahan yang terjemahannya harus memiliki kesesuaian ritme dan ketukan sehingga dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan terjemahan aslinya. Selain teori functionalequivalent, teori semantik mengenai analisis komponen makna juga sesuai untuk menerjemahkan lirik lagu. Lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, lagu terjemahannya berjudul dan dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan lagu aslinya. Penulis berharap semakin banyak lagu Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
彼の両目
Kata kunci: penerjemahan, lagu, functional equivalent, semantik
ABSTRACT
Song lyric translation has a lot of kind depends on translator’s needs. Eugene Nida (1986) declared the functional equivalent theory which said: both original text and the translation must have same function with the closest meaning approaching itself. This theory fits on song translation. Song translation depends on Nida’s opinion is a translation which must fits on original melody and rhythm. Besides the functional equivalent theory, semantics also fits on this kind of translation. This song is able to be translated to Japanese and can be sung on the original melody. Author hopes for more Indonesian songs translated to Japanese in the future. Keywords: translation, song, functional equivalent, semantic
PENDAHULUAN
Penerjemahan lagu adalah penerjemahan lirik lagu dari BSu ke dalam BSa sehingga lagu tersebut dapat dinyanyikan dalam BSa dengan ketukan yang sesuai dan melodi yang sama. Oleh karena itu, hasil akhir dari skripsi ini adalah berupa karya cipta lagu terjemahan Sepasang Mata Bola dalam bahasa Jepang yang dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan lagu aslinya. Terdapat contoh lagu Indonesia yang telah sukses diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, yakni Bengawan Solo. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa versi, dan tidak semua versi dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama karena ketukannya tidak sesuai, namun terdapat satu versi yang paling terkenal yang dapat dinyanyikan ulang dengan melodi yang sama. Dalam proses penerjemahan lagu dibutuhkan dua buah teori yakni teori penerjemahan dan teori semantik. Teori penerjemahan yang digunakan adalah teori functional-equivalent yang dikemukakan oleh Nida tentang kesetaraan fungsi dalam menerjemahkan, sedangkan teori semantik yang diterapkan lebih terfokus pada analisis komponen makna. Metode penelitian yang digunakan dalam menerjemahkan lirik lagu adalah metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk menciptakan lagu terjemahan Sepasang Mata Bola dalam bahasa Jepang, dimana lagu terjemahan tersebut bisa dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan lagu aslinya karena memiliki kesesuaian jumlah ketukan. Skripsi ini tidak membahas tentang penerjemahan lirik lagu yang hasil akhirnya tidak dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama dengan lagu aslinya karena ketukannya tidak sesuai. Skripsi ini juga tidak membahas tentang lagu yang seolah-olah diterjemahkan dari lagu aslinya, padahal lirik lagunya sama sekali berbeda dan hanya melodinya saja yang sama. Lagu seperti itu tidak termasuk ke dalam kategori lagu terjemahan melainkan adalah lagu yang berbeda dengan melodi yang sama. Kekeliruan persepsi bahwa lagu tipe ini disangka merupakan lagu terjemahan sering kali terjadi. Teori functional-equivalent menitikberatkan pada kesetaraan fungsi dari terjemahan tersebut. Kondisi tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya faktor keberagaman budaya antara BSu dengan BSa sehingga terdapat ungkapan-ungkapan yang tidak dapat diterjemahkan secara harafiah ke dalam BSa. Dalam penerjemahan lirik lagu, dibutuhkan kesesuaian ketukan, sehingga dalam proses pengalihan bahasa dari BSu ke dalam BSa perlu diperhatikan bahwa kata-kata yang digunakan harus memenuhi prinsip kewajaran dalam BSa dengan makna yang paling mendekati serta ketukan yang sesuai. Teori analisis komponen makna merupakan teori yang dibutuhkan untuk menemukan makna dasar dari suatu kata atau frase, sehingga proses menerjemahkan lagu ke dalam BSa dapat menemukan makna yang paling mendekati dan sesuai dengan akurat.
METODE PENELITIAN Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Cara kerja penulis yaitu melakukan analisis data dengan membandingkan dengan terjemahan lainnya. Penulis tidak menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang ada tidak berhubungan dengan angka.
HASIL DAN BAHASAN Lagu Sepasang Mata Bola terdiri dari dua bait pengantar pendek dan dua refrain. Tiap bait pengantar terdiri dari dua baris kalimat, sedangkan tiap refrain terdiri dari empat baris kalimat. Analisis awal dimulai dengan mencari makna secara garis besar dari tiap-tiap bait. Setelah mengetahui makna dari suatu bait, dilakukan analisis gramatikal dari tiap baris kalimat, kemudian melakukan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dan kemudian menyusun ulang strukturnya. Proses penerjemahan ini didukung oleh teori penerjemahan sebagai teori utama dan teori semantik sebagai teori pendukung.Hasil akhir dari penerjemahan adalah lirik lagu Sepasang Mata Bola dalam bahasa Jepang. Lirik lagu tersebut memiliki kesesuaian ketukan dengan materi aslinya sehingga dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama.
Proses analisis dibagi menjadi dua tahap utama, yakni analisis makna bait per bait dan analisis baris per baris. Analisis bait per bait menggunakan teori semantik dengan tujuan untuk mendapatkan tafsiran garis besar makna dari lagu tersebut sehingga kemudian pada tahap kedua Penulis memiliki pegangan untuk menganalisa tiap baris dalam bait tersebut. Analisis baris per baris dilakukan dengan menganalisa makna yang dikandung dari tiap-tiap komponen dalam satu baris kalimat kemudian mengalihkan kalimat yang telah dianalisa ke dalam bahasa Jepang. Tahap berikutnya adalah mencari padanan kata yang paling sesuai apabila terdapat ketidakcocokan ketukan, menyusun ulang struktur kalimat, dan menyempurnakan terjemahan sehingga ditemukan hasil akhir yang maknanya paling mendekati makna kalimat BSu dengan ketukan yang sama sehingga dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama. Setelah dilakukan analisis bait per bait dan baris per baris, baris per baris yang telah diterjemahkan dirangkai menjadi satu bait, bait per bait dirangkai menjadi satu lagu terjemahan yang utuh yang dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama. Penulis berharap akan lebih banyak lagi lagu Indonesia yang diterjemahkan dan dinyanyikan ke dalam bahasa asing terutama bahasa Jepang. Berikut merupakan hasil terjemahan dari lagu Sepasang Mata Bola dengan ketukan yang telah disesuaikan.
彼の両目 ジョグジャカルタに 電車は夜着いた 薄曇り空 / 私は驚いた 言わんばかりに / 彼は私を見る 自分中心に / ずっと守ってやると /
彼の両目は/ 窓から見てる 職場に向かう/ ジャカルタからだ 輝く彼を / とてもたたえる 彼に夢中だ/きっといつかまた会える 言わんばかりに / 彼は私を見る 自分中心に/ ずっと守ってやると 彼の両目は/ 光る明眸 ジョグジャの駅で / 私を見てる 彼の両目は / 私に伝える 頑張りましょう/決してあきらめないでと SIMPULAN DAN SARAN
Teori functional-equivalent adalah salah satu alternatif yang paling sesuai yang dapat digunakan dalam menerjemahkan lirik lagu. Teori selain teori ini juga dapat digunakan, namun mungkin dapat mengalami hambatan seperti ketidaksesuaian ketukan dan sebagainya. Terdapat beberapa pergeseran makna yang terjadi dalam penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola dengan menggunakan teori functional equivalent, contohnya pada bait kedua baris pertama, lirik lagu dalam bahasa Indonesia berbunyi “dua mata memandang seakan-akan ia berkata” diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang menjadi yang dalam bahasa Indonesia berarti “ia memandangku, dan tanpa berucap kata aku sudah memahsmi arti tatapannya”. Pergeseran makna ini terjadi karena lirik lagu dalam bahasa Indonesia harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dengan mempertahankan nilai hiburannya yang dalam hal ini adalah ketukan dan melodi lagu. Hal tersebut mengakibatkan pergeseran makna menjadi paling mendekati yang terjadi dalam hasil terjemahan demi mendapatkan ketukan yang sesuai.
「言わんばかりに彼は私を見る」
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori functional-equivalent dalam menerjemahkan lagu karena Penulis mendapati bahwa teori sangat sesuai untuk diterapkan dalam menerjemahkan lagu. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas serta mempelajari terlebih dahulu budaya baik BSu maupun BSa karena faktor budaya berpengaruh besar dalam pemilihan kata dalam proses pengalihan bahasa. Penulis menyarankan agar selanjutnya lebih banyak orang yang menerjemahkan lagu Indonesia ke dalam bahasa Jepang agar dapat dinyanyikan dengan melodi yang sama. Penulis juga menyarankan agar peneliti selanjutnya mencoba alternatif teori lainnya dalam menerjemahkan lagu Sepasang Mata Bola untuk mendapatkan perbandingan antara hasil terjemahan yang menggunakan teori functional-equivalent dengan yang teori lain.
REFERENSI Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hatim, Basil & Ian Mason. (1997). The Translator As Communicator. New York: Routledge Hoed, Benny Hoedoro. (2006). Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya Larson, Mildred L. (1991). Penerjemahan Berdasar Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antarbahasa. Jakarta: Arcan Matsura, Kenji. (2005). Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Newmark, Peter. (1998). A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall International Nida, E.A., & Charles R. Taber. (1974). The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill. Simatupang, Maurits D. S. (1999). Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Zouheir A. Maalej dan Ning Yu. (2011). Embodiment via Body Parts: Studies from Various Language and Cultures. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company Bontrager, Gregory H. (2009). Breaking Free of The Language Barrier in Music. Translation Jurnal. Diunduh dari http://translationjournal.net/journal/57lyrics.htm
RIWAYAT PENULIS
Cherly Susanti lahir di Jakarta pada tanggal 26 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2013.