Daftar isi 270
ISSN 0216 - 3128
LINIERITAS STANDAR (Ce,La,Nd) DENGAN XRF
PADAT
Sri Sukmajaya,
CAMPURAN
dkk
OKSIDA
Sri Sukmajaya, Kris Tri Basuki, Isyuniarto, Agus Purwadi, Suryadi, Widdi Usada Puslitbang
Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta
ABSTRAK LlNIERITAS STANDAR PADAT CAMPURAN OKSIDA (Ce,La.Nd) DENGAN XRF. Telah dilakukan pembuktian linieritas standar padat campuran oksida (Ce,La.Nd). Standar dan cuplikan diencerkan dengan alumina dan perekat pati kanji yang dibentuk pelet lingkaran pipih dan ditekan 12 ton. Pada standar padat campuran dari konsentrasi 5 % sampai dengan 20 % kurva-kurva mempunyai garis lurus,meskipun dibandingkan antara cuplikan diencerkan dan tidak diencerkan. Linieritas standar dibuktikan dengan persamaan simultan dengan variable tetap konsentrasi dan peubahnya hasil cacah pengukuran. Koefisien regresi yang diperoleh untuk CeO] (xLa=7,315 dan XNd=3,369); untuk La]03 (xce=2,016 dan XNd=6,573); untuk Nd]03 (xce=2,596 dan xLa=-0,706).Ratio intensitas tunggal 5 gram dan 0.5 gram adalah 3,tetapi ratio tunggal dengan standar campuran (N;lOO/NJ =2,65. Koefisien interferensi pengukuran =0,878, dan pengenceran preparasi 12x sam a dengan pengenceran spektroskopi 2,65. Koefisien regresi oksida minor untuk Sm dan Pr,yaitu (xce=0,745; xw=-0,07 dan XNd=-0,586).Koefisien absorbsi total = 0,35. Kalibrasi detector Si(Li) dengan sumber Fe-55,ditentukan FWHM=19,5 sa/ur;FWTM=29.4 sa/ur dan daya pisah=187.3 eV, ra/at detector=0,9%. Cuplikan tidak diencerkan alumina /ebih signifikan dida/am pengukuran dan perhitungan, sesuai dengan kemampuan sumber Am-241 untuk identifikasi . Pasir monasit PN Timah Bangka mempunyai dua jenis konsentrasi lantanida,yaitu keci/ dan besar(rata-rata 20% dan 52%). Kemampuan proses asam (termasuk dijesti, pemisahan. ekstraksi) hanya dua kali dari balzan dasar.
ABSTRACT LlNIERITY OF MIX SOLID STANDARD (Ce.Ln. Nd) OXIDES BY XRF. The approvement of linearity of mixed oxide standard (Ce.La,Nd) has been done by using XRF. Standard and sample are diluted in alumina added glued by starch, formatted smooth circle pellets under pressure of 12 tons. Linierity of mix standard curves between 5% to 20%.although alumina diluted or not had been comparated. Statement Iinier must be proved in the simultant equation with fixed concentration variable and measurement counts as change variable. Regression coefficient was required for CeO! (XLa=7,315 and XNd=3,369);La!OJ(xcc=2,O /6 and xNt/=6.573);Nd!OJ(xcc=2.596 and XLa=-0.706). Ratio of single intensity(5grams) with (O,5grams) =3, but ratio of single intensity with mix standard intensity (N;lOO/NJ= 2.65. /nterferrence measurement coefficient=0.878; 12x diluted preparation analog with diluted spectroscopy=2.65. Regressie coefficient of minor oxides (Sm.Pr) was required (xcc=0.745;xLa=-0.07;XNd=-0.586). Total absorbtion coefficient=0.35. Detector Si(Li) was calibrated with Fe-55 source.required FWHM=/9.5 line.FWTM=29,4 line, and resollllion=187.3eV.detector deviation=0.9% Un-diluted alumina sample more significant in the measurement and calculation. alike Am-241 source capabilities for sample identification. Monasit sand PN Timah Bangka had two-kinds lalllhanides cOllcentrati-ons,low and high(average 20% and 52%). Capability of acid-process (include digestion, separation. extraction) just twice from raw material.
PENDAHULUAN
P
enelitian didalam ini dilakukan untuk mempelajari bahwa spektrofotometri terjadi interferensi dan absorbsi pengukuran. Pengukuran cuplikan padat lantanida dengan XRF sumber exitasi Am-241 menghasilkan garis-garis lurus. Pernyataan ini harus dibuktikan dengan persamaan simultan. Tidak benar bila pernyataan linier didasarkan pada persamaan garis lurus. Bila suatu
rangkaian standar dibuat dan dianggap mempunyai garis linier, hasil pengukuran cuplikan dikalikan dengan pengencerannya akan diperoleh angka yang salah. Jika matrik oksida unsur yang terdeteksi dijum1ahkan hasilnya lebih dari 100%. Variabel persamaan yang dibuat antara lain: Nj loo-Nj
N·* 1
(I) Nj
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003
ISSN 0216 - 3128
Sri Sukmajaya, dkk
Ni* adalah variable peubah didalam persamaan simultan. Nj 100 adalah cacah oksida unsur tunggal sejumlah 5 gram. Sedang Nj adalah cacah cuplikan dari oksida unsur yang sarna didalam suatu campuran,jumlahnya 0.5 gram dengan pengenceran 12x,dicacah sebanyak 5 gram.
Alat cetak pellet XRF buatan EGG ORTEC
Cara Kerja Membuat campuran
Persarnaan simultan yang digunakan adalah:
CA·rBA - CB.NB* + CC.rBC= 0 (2)
Cj adalah konsentrasi standar oksida yang diukur, rij adalah koefisien regresi yang dicari. Cjrji merupakan variable tetap,sedang peubahnya adalah CjNj•
Penentuan oksida kelumit seperti Pr dan Sm, menggunakan persamaan ( untuk n-3 persarnaan) : CA.rjA + Ca,rjB + Cc.rjC + 0 ... - CiNjloo· N/Nj) + 0 = 0
+ Cj =1.
(3)
(4)
(5) NA3xkadalah intensitas yang dikoreksi. NA3xadalah intensitas pengukuran dari standar dengan konsentrasi tiga kalinya. Sedang Nax adalah intensitas pengukuran dari standar dengan konsentrasi sepertiganya. Penyusutan menurut Vigelle mengikuti aturan eksponensial sebagai berikut : =
10
exp [-(Jl/p)px]
tunggal
dan
(6) ."
dan 10 adalah intensitas pada kedalaman x dan pada permukaan, p adalah densitas, dan (Jl/p) Gambar didefinisikan sebagai koefisien penyusutan massa. 1
oksida
Kajian terhadap pemyataan linier yang selarna ini secara konvensional hanya didukung oleh persarnaan garis lurus tidak mengaktualisasikan permasalahan interferensi .Apalagi jika diantara beberapa unsure tersebut mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang mirip,seperti pada lantanida. Menurut Sri Sukmajaya (1) persarnaan garis lurus rnaupun yang berderajad 2 rata-rata tidak memiliki % kebenaran diatas 90%. Persarnaan garis lurus hanya menampilkan cuplikan unsure independen, tidak menggambarkan adanya interferensi. Didalam pengukuran' XRF untuk tenaga Ce dipakai 34 keV,La 33 keV,Nd 37 keV,Sm 39 keV,Pr 40 keY. Pada tenega Kalpha,jelas kalau Ce terinterferensi oleh La dan sebaliknya. Nd terinterferensi dengan Sm/Pr dan sebaliknya.
Intensitas pengukuran mengalami penyusutan (attenuation). Total penyusutan menurut Muller
1
standar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk membatasi jumlah total oksida terdeteksi tidak melebihi 100 %,maka: CA + Co + Cc
pellet
Ditimbang 0,5 gr dan 5 gr oksida tunggal (Ce,La,Nd,Pr,Sm) rnasing-rnasing atau kelirnanya dicampur didalam suatu standar campuran. Ditambah I gr pati kanji dan diencerkan sampai 6 gr dengan alumina,digojok lalu ditimbang 5 gr. Dicetak lalu dianalis dengan XRF sumber eksitasi Am-241.Rangkaian standar campuran terdiri dari (Ce02 : 0,096; 0,144 ; 0,192 ;0,240 ; 0,288) dan (La203: 0,0365; 0,054 ;0,0715 ;0,0895 ; 0,1065) dan (Nd203: 0,0355; 0.053; 0,070; 0,0885; 0,1055) gram.
-CA.NA•+ CB.rAB+ CC.rAC= 0
CA.rCA + CB.rCB- Cc.Nc*= 0
271
c
~ ft ?::" 0 z.-
£
:5z.-
-
2 6 0?::" 22
12 648 20 24 10 16 18 14
1
Nd(O,S) 10 Nd
(5)
J
~:
TAT A KERJA Bahan: Ce02 buatan E.Merck La203 buatan E.Merck Nd203 buatan E.Merck Pr6011 buatan BDH Sm203 buatan BDH AI203 buatan E.Merck
Alat yang d;paka; Timbangan analitik merk Sartorius. Penggojok getar.
-<> CotS) coco.S)
18
14 Konscntrasi
22
( -J. )
Linieritas dan kesamaan cuplikandiencerkan(O.5) dan tidak diencerkan(5) pada standar padat oksida Ce, La, Nd dengan XRF.
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003
272
ISSN 0216 - 3128
Pada Gambar 1 ditunjukkan kesamaan kurva oksida oksida (Ce,La,Nd) dalam deret konsentrasi. Kode (0,5) diukur dan dihitung dengan NiI00=0,5 gram dan kode (5) dengan Ni100=5 gram. Variabel tetap adalah konsentrasi dan peubahnya ratio pengukuran(Niioo-NjlNj) untuk kode (0,5) dan ratio(NilooINi) untuk kode (5). Untuk cuplikan diencerkan mengalami penyusutan cacah sampai 0,878 dan 0,35 untuk cuplikan tidak diencerkan. Hal ini diketahui dari perhitungan kembali dimana ratio pengukuran dijadikan data cuplikan (cek ulang standar). 22
20
j~
Tldak
dleneerkan
(X 51'
Sri Sukmajaya,
dkk
kode tidak diencerkan dikalikan 5 supaya kedua garis tidak berimpit. Garis diencerkan dipengaruni oleh donor interferensi pengencer alurnina.Jika tiap titik dihitung maka nilai ratio hanya mempunyai beda tipis,sekitar 1-2 desimal dibelakang koma. Ratio intensitas tertinggi pada kurva ini adalah 2,98 (atau 3) dengan konsentrasi 10% untuk pengenceran alumina, sedang standar tidak diencerkan rationya=l. Secara preparasi,untuk dikembalikan ke cacah total 5gram ratio kadar adalah 10 x nya. Tetapi secara spektroskopi besarnya intensitas pengukuran pada kadar 100% adalah 3x nya. Konsentrasi tunggal pengenceran bila dikembalikan sarna dengan lOx ratio intensitas. Pengenceran spektroskopi 3x hanya berlaku untuk cuplikan unsur tunggal yang tidak terinterferensi.
18 ~
16
'it-
14
~
12
~..
10
g 8 :.: 6 4
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
I" 1 100/1101
Gambar
2:
Sumbu konsentrasi untuk preparasi dibagi 2 agar gambar garis tampak jelas. Kurva-kurva pengukuran disini dihitung didalam persamaan simultan ,maka dapat diketahui koefisien regresi nya masing-masing. Untuk Ce02 mempunyai koefisien regresi (xLa=7,315 dan XNd=3,369); La203 (xcc=2,016 dan XNd=6,573);Nd203(xcc=2,596 dan xLa=-0,706).Arti dari koefisien ini bahwa Ce menginterferensi La sebesar 7,3 dan Ce menginterferensi Nd sebesar 3,4 demikian seterusnya dan sebaliknya.
Hubllngan ratio tllngga/ dan pengencerannya dengan Komentrasi pada oh-ida (Ce, La, Nd).
~
~0 3
2
so 10 0
~
c
20 60 40 30
6
A • COO2 B •
Ll203
C • Nd203
" o 4
6
10
12
14
16
18
20
22
(Nt 100· NI )/NI
Gambar 4 : Perbedaan konsentrasi B2
9
12
15
18
21
NilOO-NVNi
Gambar 3
Perbedaan komentrasi('?O) standar dan konsentrasi(%) hasi/ pengllkl/ran dengan varia be/ peubah matrik oh-ida Ce, La, Nd. Ra/at Il1Itllk kllrva pengl/kuran rerata oh-ida-oksida Ce, La,Nd = ± /,9 %.
Garis dengan kode diencerkan menggunakan Niloo = 5 gram,sedang kode tidak diencerkan memakai NilOo= 0.5 gram.Garis dengan
(%) standar dan hasi/ ukllr dengan variable pel/bah matrik SmJOJ dan Pr601/. Garis-garis ini memp"nyai ra/at ± 9%. Perhitungan oksida minor seperti Y,Sm,Gd,Dy,Pr dan Th ditekankan pada cuplikan tidak diencerkan (5 gram) untuk memperkecil kesalahan pencacahan.Prinsip pengukuran bahwa oksida minor ikut berinterferensi dengan oksida mayor. Sedang prinsip perhitungan melalui penentuan koefisien regresi ketiga oksida mayor terkait dengan oksida keempat (oksida terbesar diantara enam oksida minor ). Oksida keempat disini ditentukan Sm203 yang mempunyai kasus kemiripan interferensi dengan tiga oksida mayor (Ce, La, Nd).
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Sri Sukmajaya, dkk
ISSN 0216-3128
Maka koefisien regresi yang diperoleh Xce=0,745;XLa=-0,07 dan XNd=-0,586.Pengertiannya sarna dengan diatas bahwa oksida Sm menginterferensi oksida Ce,La,Nd sebesar XCe,XLa dan XNd. Oleh karenanya koefisien ini harus dikalikan dengan konsentrasi hasil pengukuran ketiga oksida mayor. Jumlah dari perkalian tersebut merupakan bagian yang diinterferensi oleh ratio dari intensitas cuplikan dan standar SmZ03' Koefisien-koefisien ini berlaku untuk oksida minor yang lain dengan variable peubah ratio intensitas. Koefisien ini cukup representatif untuk mewakili besamya interferensi oksida -oksida minor,
273
dibandingkan jika yang dihitung sebagai oksida keempat adalah Pr. Pengukuran Pr selalu dilakukan pada tenaga "Kt.etha (untuk standar campuran) karena Kalpha puncaknya tidak muncul. Meskipun perbandingan pengukuran sarna dengan Kalpha oksida Sm, tetapi hasil cek ulang standar Pr cukup jauh dari standar preparasi. Perhitungan cuplikan minor dikalikan dengan dua kali pengenceran spektroskopi(2,65 X 2,65).Dasamya karena ratio standar minor dan rnayor adalah 12 kali (dalam 0,5 gram),kemudian diencerkan sampai 5 gram.
Tabell:
Kelipatan tiga kalinya pada NiJOo = 5 gram terhadap NiJOo = 0,5 gram oksida Thorium.Oksida. Praseodymium digunakan tenaga Khethll' 18,24 8,79 16,59 9,83 2,62 10,76 17,62 CeOz ThOz 45,07 26,38 54,50 LaZ03 15,68 48,53 Ndz03 29,49 7,86 Pr6011 32,26 12,77 38,32 GdZ03 52,50 SmZ03 YZ03 DYz03 Berat(gram)
Oksida yang paling ringan rnassanya(La) mempunyai intensitas tertinggi. Sedang oksida paling berat (Th) mempunyai intensitas terendah. Kecuali oksida Yttrium,yang mempunyai rnassa ringan tetapi masuk dalam kelompok LTJ berat. Dengan demikian seharusnya pembuatan standar campuran dikelompokkan dalam LTJ ringan (Ce,La,Nd,Pr) dan LTJ berat (Y,Gd,Dy,Sm,Th). Tujuannya untuk penentuan koefisien regresi agar diperoleh hasil yang presisi(2,3). Tetapi didalam aplikasi, pasir monasit dan hasil proses masih tercampur (diatas 1%) kedua kelompok LTJ terse but. Ketelitian perhitungan dengan menggunakan NilOo=5 gram,yaitu hasil yang diperoleh tidak terinterferensi oleh pengencer alumina. Didalam pengukuran XRF, puncak tenaga unsure lebih besar dan menghilangkan tenaga unsure yang menghasilkan cacah (biasanya pada tenaga unsure minor Dy). Perbedaan yang signifikan antara penelitian ini dengan yang terdahulu(6) adalah: 1.
Tidak dipahami adanya penyusutan intensitas.
2.
Garis standar (Ce,La,Nd) tidak linier(6).
3.
Asurnsi Nil00 salah, yang dulu dalam 100 gram tetapi yang benar dalam berat cuplikan yang sarna saat pengukuran (5 Gram).
4.
Aplikasi terhadap cuplikan yang berbeda (pasir monasit).
5.
Metode pengenceran yang dilakukan Muller(2} terbatas pada satu oksida dan pengencemya.
Garis Vigelle(7) ditentukan dari spesific gravity rata-rata campuran ketiga oksida (Ce,La,Nd) yaitu 6.96 gr/cm3. Dcnsitas rata-rata
oksida /antanida dan
dikalikan dengan berat ketiga campuran pada masing-masing titik standar. Harga !lIp dilihat pada tabel. 12
II 10 9
0o
oo
8 7 6 S 4
3 2
I o o
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Konsentrasi
Gambar
(
%)
S. Attenuasi (penyusutan ) intensitas pengukuran yang ditunjukkan o/eh Muller, Vigelle dan sumber aktif Am-241. Muller dan Vigelle menggunakan tabung Mo. Cuplikan ada/ah standar campuran ohiida (Ce, La, Nd). Kode 1 = hasi/ pengukuran; kode 2 = penyusutan Am-241; kode 3 = penyusutan Muller dan kode 4 = penyusutan Vigel/e.
Garis Muller(2) dicari dari rumus (5) dengan besar pengenceran 2x. Attenuasi Muller dan Vigelle rata-rata konstan pada angka tertentu di titik ke 3 atau 4. Kalau dilihat pada Gambar 5, garis Vigcllc dan Mullcr mulai berimpit pada titik ke 3,
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
274
ISSN 0216 - 3128
selanjutnya mempunyai jarak yang tetap dengan attenuasi Am-241. Penyusutan Am-241 berasal
Tabel2. 3.52 *2.96 -* 0.08 0.18 0.25 0.09 0.16 0.10 0.25 0.39 0.34 0.94 0.31 0.59 2.47 0.83 0.21 0.18 1.56 0.55 1.29 0.24 1.12 0.14 0.11 0.04 0.34 0.10 1.04 0.16 4.94 0.09 12.68 14.22 1.12 0.40 24.14 14.13 3.94 2.55 4.28 5.66 9.79 2.97 0.04 1.90 0.62 0.59 1.34 0.03 2.03 0.65 64.55 0.50 3.35 50.49 63.37 3.02 1.10 0.07 2.46 10.50 0.01 1.09 1.36 1.97 0.57 8.40 9.96 SmzOJ ThOz GdzOJ YzOJ Pr60 NdzOJ LazOJ DyzO: Kode Cuplikan
dari hasil pengukuran interferensi 0.878.
Sri Sukmajaya, dkk dikalikan dengan koefisien
Perhitungan kadar cuplikan (%) dengan berat cuplikan 0,5 gram dan 5 gram. 35.71 12.74 62.44 34.04 23.86 25.49 32.69 25.37 25.33 65,05 CeOz
Catatan: kode * data cacah tidak dicatat; terdeteksi dengan intensitas kecil. Pada kasus cuplikan Ce Oksida (0,5) tenaga Dy menghasilkan cacah,sedangkan pada cuplikan Ce Oksida (5) tenaga Dy tidak terdeteksi. Kasus cuplikan La Oksida,karena intensitasnya besar dan berada diluar kerangka standar maka cuplikan harus diencerkan.Pengenceran preparasi adalah 12xnya,sedang pengenceran didalam perhitungan yaitu intensitas dibagi dengan angka yang diperoleh dari (2,65x2,65)x(O,878xO,878)=5,41. Untuk cuplikan diencerkan (O,5gram) hasil perhitungan harus dikembalikan dalam 100%. Untuk cuplikan (5gram) hasil perhitungan merupakan hasil akhir, sehingga kedua cara dapat dicocokkan. Kelernahan proses asam yang dijalankan disini,antara lain: );>
).0
).0
).0
).0
).0
pasir monasit dikalsinasi sebelum dijesti.
pada suhu 10000 C
umpan dijesti pasir tidak digerus. dalam 100 gram pasir dibutuhkan suhu dijesti 2400 C,bila dalam 1000 gram pasir suhu dijesti harus lebih tinggi. dekomposisi phosphat dijalankan pada umpan yang berbentuk LTJ dobel sulfat,sehingga reaktifitas NaOH untuk mendekomposisi phosphat menjadi berkurang. ekstraksi pemumian Ce(N03)4 dengan fasa air nitrat masih mengandung padatan tidak terlarut. hasil akhir proses dikalsinasi pada suhu 10000 C selama 2 jam.
Akibat kelemahan ini menyebabkan hasil proses: 1. Efisiensi dijesti rendah, karena terjadi reaksi padat suhu tinggi dan luas muka kontak dijesti kecil. 2. Efisiensi dekomposisi phosphat rendah, sehingga mempersulit dalam proses pemisahan selanjutnya. 3. Efisiensi ekstraksi rendah,karena masih mengandung padatan dan dijalankan secara catu serta aliran tidak bolak-balik.
KESIMPULAN 1. Pemyataan linier standar campuran harus dibuktikan dengan persamaan simultan, yang menggambarkan adanya interferensi antarunsur. 2. Hasil pengukuran Am-241 mengalami penyusutan sebesar 0.878. Bila dibandingkan dengan tabung Mo, angka ini kurang rendah. 3. Pengukuran cuplikan (5 gram) masih lebih baik bila dibandingkan dengan pengenceran( 12x). 4. Untuk cuplikan dengan unsure lebih dari satu maka pengenceran preparasi 12x sarna dengan pengenceran spektroskopi 2.65.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Sri Sukmajaya, dkk
275
ISSN 0216_- 3128
UCAP AN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Sdr. Mulyono, Y.Djati Pramono, Iswani Gitawati yang telah membantu penelitian ini.
Ce mempunyai jumlah interferensi paling besar (Xl a + Xnd). Apakah tenaga 34 keY (CeKa.) cukup representatif? Sri Sukmajaya
DAFf AR PUST AKA I. SRI SUKMAJA YA., Pemisahan Logam Tanah Jarang Dari Pasir Rirang Dengan Cara Dijesti Basa, Tugas Akhir PATN-BATAN (1999). 2. MULLER,R.O., Spectrochemical analysis by X-Ray fluorescence,Plenum Press, NY, page 181-315,(1972). 3. BERTIN, E.P., Introduction of X-Ray Spectrometry analysis, Plenum Press,NY, page 23-46,page 59-81,( 1967). 4. WEAST.,C.ROBERT,PH.D., Handbook Chemistry and Physics,CRC Press,( 1979).
of
5. ANTON,H., Aljabar linier elementer, Drexel University,Erlangga, page 8-77,( 1988). 6. SRI SUKMAJA YA., Penentuan Regresi untuk Penyelesaian Persamaan Hasil Cacah Ce,La dan Nd dengan XRF sumber eksitasi Am241.,ProsJasa Kiai,Sem.Nas IV(200 I). 7. VEIGELE.,J. WILLIAM,KAMAN Science Corporation, Mass Attenuation and Absorption Cross Section for 94 elements; 0, I ke V to IMeV; JW.Robinson,Hand Book of Spectroscopy V01.1,CRC Press,nd print,( 1979).
Prinsip penentuan koefisien regresi sarna sesuai dengan rumus sejauh standar tidak rusak (oleh karena itu dibuat pelet dengan ditambah perekat), maka penggunaan standar yang berulangkali tidak banyak berpengaruh. Sebetulnya kurang represenratif, tetapi hal ini baru bisa diketahui setelah hasil perhitungan selesai. Maka lebih representatif bila Ce menggunakan tenaga KfJ (37 keV), La Ka (33keV), Nd KfJ (43 keV). M. Sinurat Bagaimana dengan pengukuran seperti :
akumulasi
kesalahan
a. ukuran butir tidak seragam b. permukaan tidak rata c. ketebalan bervariasi d. peluruhan Am-241 Sri Sukmajaya Caranya untuk memperkecil kesalahan adalah : a. Ukuran butir dbuat seragam (200 mesh) ble . ditekan pada P = /20 ton
TANYAJAWAB
d.
Setiap kali pengukuran standar harus diukur lebih dulu dengan kondisi alat yang sarna telap.
Sri Mulyono Atmodjo Apakah koefisien regresi cukup signifikan bila pemakaian standar berulangkali ?
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003