LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL DALAM TAJUK Melihat dari Dekat Komunitas Adat Boti di Timor Tengah Selatan Diana Rozelin *) Abstract. Functional Systemic Linguistics has correlation with discourse. Fairclough, is one of the expert of Critical Discourse Analysis; tried to develop this field through social and language, example mass media. The finding of this research was: all of clause in this discourse include to Indicative-Declarative Clause; Proposition-Giving. Transitivity aspects that found in this analysis were: process, circumstance, definite article, indefinite article, actor, token, value and target. Kata Kunci: Linguistik Sistemik Fungsional Pendahuluan Penggunaan bahasa oleh masyarakat penutur bahasa mengacu pada suatu peristiwa, tindakan, dan keadaan. Ketiga hal tersebut direaliasasikan dengan bahasa dan pikiran yang dicerminkan lewat bahasa. Chomsky mengatakan „language is the mirror of mind‟. Masyarakat akan selalu menggunakan bahasa dalam menyampaikan pikiran, pengungkapan peristiwa, budaya dan semua aspek kehidupan yang akhirnya dituangkan oleh jurnalis dalam tulisan (media). Tulisan yang muncul di media merupakan wacana transaksional yang meneliti bahasa tidak hanya secara language tetapi juga langage secara umum. Kajian Linguistik Sistemik Fungsional (selajutnya LSF) adalah aliran linguistik yang diperkenalkan oleh Michael Alexander Kirkwood Halliday, yang lahir di Leeds, Inggris, pada tahun 1925. Halliday memperkenalkan aliran ini pada awal tahun 1960-an. Kata „sistem‟ pada *)Diana Rozelin adalah Dosen pada Fakultas ADAB IAIN STS Jambi
153 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk „sistemik‟ mengacu kepada „sistem pilihan‟, yaitu bahwa secara paradigmatic, penggunaan bahasa berada pada pilihan bentuk, misalnya pada tataran klausa, apakah deklaratif ataukah indikatif, apakah pasif atau aktif. Kata „fungsional‟ mengandung makna bahwa bahasa berada dalam konteks penggunaan, dan bentuk-bentuk bahasa mengemban sebuah fungsi. Jadi, dapat dikatakan bahwa LSF adalah linguistik yang mempermasalahkan bagaimana bentuk-bentuk bahasa dipilih dalam konteks penggunaannya sebagai teks. Pengkajian tentang teks tentunya tidak dapat lepas dari wacana. Analisis wacana kritis (AWK) adalah salah satu cabang dari linguistik yang menganalisis teks atau konteks dalam sebuah tajuk wacana ilmu sosial maupun humaniora. Fairclough, salah seorang pakar AWK, berusaha mengembangkan dan menganalisis wacana dari sudut bahasa dan sosial, contohnya media massa. Fokus dari artikel ini adalah cara menganalisis sebuah tajuk wacana dari sudut pandang LSF dan bukan dari sisi discourse analysis. Tulisan ini sangat bermanfaat bagi pecinta linguistik yang ingin lebih jauh memahami bagaimana menganalisis LSF Pada analisis klausa akan ditemui istilah Residu dan Mood. Mood adalah kesatuan struktur subjek dan finite, sedangkan residu adalah struktur unsur-unsur selain subjek dan finite (predikat, keterangan, pelengkap, dll). Finite adalah fungsi grammatikal yang dapat digunakan untuk menentukan: 1.) polaritas (positif dan negative); 2.) bentuk tanya; 3.) kala (tense), khususnya dalam bahasa Inggris. Tema adalah unsur yang berfungsi
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
154 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk sebagai titik permulaan pesan; ia adalah pokok pesan yang dimuat dalam klausa. Adapun Rema adalah sisa pesan yang mengakhiri klausa, yaitu unsur yang merupakan pengembangan dari rema.
Cakupan Jurnal Melihat dari Dekat Komunitas Adat Boti di Timor Tengah Selatan (Koran Jawa Pos, 8 Juli 20011, Kolom Nusantara) Pada masa kejayaan Usif None Benu, ayahanda Usif Namah Benu, hampir semua warga komunitas adat suku Boti tidak diberi kesempatan bersekolah. Pengikut Usif None Benu saat itu mencapai separo jumlah warga Desa Boti. Sekarang komunitas adat Boti tinggal 76 kepala keluarga yang meliputi 315 jiwa. Tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah total warga Desa Boti yang mencapai 562 kepala keluarga (2.142 jiwa). Warga Boti sekarang juga tidak setia lagi tinggal di lopo, banyak yang beralih ke rumah beratap seng dan berdinding tembok. Kesulitan mendapatkan pasangan turut mengikis kesetiaan warga terhadap tradisi. Bagi sebagian kalangan, aturan perkawinan kian menyulitkan ketika sebagian besar warga masih beralian darah. Karena itu, banyak pemuda Boti yang memilih menikah dengan warga lain dan ikut dibaptis menjadi Nasrani. Beberapa ritual yang menjadi kebanggaan mereka juga mulai ditinggalkan. Ritul Poi Pah yang selalu menarik perhatian pemerintah dan wisatawan, misalnya. Tahun ini Usif Namah mangaku tak melaksanakan ritual yang biasa dilakukan tiap April tersebut. Bahkan, dia tidak bisa memastika akan melaksanakan ritual itu atau tidak pada 2012. “Kami hanya mau bekerja”, kata Usif Namah. Beberapa kerabat Usif menegaskan semangat kerja sang usif. Itu tercermin saat salah seorang warga kedapatan mengambil hasil kebun atau ternak tanpa izin. Sang Usif tidak menghukum mereka. Bila yang diambil buah pisang, usif memberinya anakan pohon pisang secara cuma-cuma, lalu mewajibkan pelaku merawat sampai menghasilkan buah. Usif Namah Benu yang masih melajang juga memperbesar pesimisme terhadap keberlangsungan komunitas tersebut. Beberapa NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
155 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk kalangan bahkan mulai mengantisipasinya dengan mengusulkan mata pelajaran khusus bagi siswa SD dan SMP di wilayah itu. Boy Benu, salah satu keluarga dekat penguasa Boti, termasuk yang pesimistis komunitas yang pernah dianutnya selama 13 tahun tersebut mampu bertahan. “Yang bisa jadi raja harus anak laki-laki pertama raja. Padahal, Usif Namah Benu yang sekarang telah berusia 40 tahun lebih belum beristri. Mau ambil istri dari masyarakatnya, sudah tidak mungkin karena ada hubungan darah semua,” bebernya. Boy mengaku mengenal sangat jelas komunitas adat Boti. Sebab, waktu kecil, dia diasuh Heka Benu, adik kandung Usif None Benu. Dia juga menganut kepercayaan mereka hingga berusia 13 tahun. Karena itu, berbegai ritual dan seluk beluk kehidupan raja dan pengikutnya tersimpan kuat dalam ingatannya. “Saya baru dibaptis menjadi Kristen saat berumur 13 tahun”. Apa yang mereka percaya itu juga saya percaya dulu,” terangnya. Hampir tiap hari wisatawa mancanegara berkunjung ke sana. Pada hari terakhir, sebuah bus berisi belasan orang wisatawan Australia tiba di sana. Tidak ada sambutan istimewa. Hanya beberapa warga berbaris menyambut mereka dengan senyum dan bahasa isyarat. Semua penyambut itu berkain tenun, berkonde dan rata-rata rambut mereka sudah memutih. Di teras tempat menerima tamu, sang Usif bersila dengan sehelai kain terikat di kepala. Lagi-lagi, para tamu mancanegara tersebut hanya disambut dengan senyum, jabat tangan, dan kalungan selendang.Saat kami memberikan isyarat hendak pulang, Usif Namah Benu hanya mengangguk dan melempar senyum. Dari senyum tersebut, seolah terdengar bisikan, “Selamat tinggal, sampai bertemu lagi.” (Carlens Bising,jpnn/c3/soe) 1. Segmen (kalimat) 1. Pada masa kejayaan Usif None Benu, ayahanda Usif Namah Benu, hampir semua warga komunitas adat suku Boti tidak diberi kesempatan bersekolah. 2. Pengikut Usif None Benu saat itu mencapai separo jumlah warga Deasa Boti. 3. Sekarang komunitas adat Boti tinggal 76 kepala keluarga yang meliputi 315 jiwa. 4. Tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah total warga Desa Boti yang mencapai 562 kepala keluarga (2.142 jiwa). NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
156 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18. 19.
20.
21. 22.
Warga Boti sekarang juga tidak setia lagi tinggal di lopo, banyak yang beralih ke rumah beratap seng dan berdinding tembok. Kesulitan mendapatkan pasangan turut mengikis kesetiaan warga terhadap tradisi. Bagi sebagian kalangan, aturan perkawinan kian menyulitkan ketika sebagian besar warga masih beralian darah. Karena itu, banyak pemuda Boti yang memilih menikah dengan warga lain dan ikut dibaptis menjadi Nasrani. Beberapa ritual yang menjadi kebanggaan mereka belakangan juga mulai ditinggalkan. Ritul Poi Pah yang selalu menarik perhatian pemerintah dan wisatawan, misalnya. Tahun ini Usif Namah mangaku tak melaksanakan ritual yang biasa dilakukan tiap April tersebut. Bahkan, dia tidak bisa memastika akan melaksanakan ritual itu atau tidak pada 2012. “Kami hanya mau bekerja”, kata Usif Namah. Beberapa kerabat Usif menegaskan semangat kerja sang usif. Itu tercermin saat salah seorang warga kedapatan mengambil hasil kebun atau ternak tanpa izin. Sang Usif tidak menghukum mereka. Bila yang diambil buah pisang, usif memberinya anakan pohon pisang secara cuma-cuma, lalu mewajibkan pelaku merawat sampai menghasilkan buah. Usif Namah Benu yang masih melajang juga memperbesar pesimisme terhadap keberlangsungan komunitas tersebut. Beberapa kalangan bahkan mulai mengantisipasinya dengan mengusulkan mata pelajaran khusus bagi siswa SD dan SMP di wilayah itu. Boy Benu, salah satu keluarga dekat penguasa Boti, termasuk yang pesimistis komunitas yang pernah dianutnya selama 13 tahun tersebut mampu bertahan. “Yang bisa jadi raja harus anak laki-laki pertama raja. Padahal, Usif Namah Benu yang sekarang telah berusia 40 tahun lebih belum beristri.
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
157 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 23. Mau ambil istri dari masyarakatnya, sudah tidak mungkin karena ada hubungan darah semua,” bebernya. 24. Boy mengaku mengenal sangat jelas komunitas adat Boti. 25. Waktu kecil, dia diasuh Heka Benu, adik kandung Usif None Benu. 26. Dia juga menganut kepercayaan mereka hingga berusia 13 tahun. 27. Karena itu, berbagai ritual dan seluk beluk kehidupan raja dan pengikutnya tersimpa kuat dalam ingatannya. 28. “Saya baru dibaptis menjadi Kristen saat berumur 13 tahun”. 29. Apa yang mereka percaya juga saya percaya dulu,” terangnya. 30. Hampir tiap hari wisatawa mancanegara berkunjung ke sana. 31. Pada hari terakhir, sebuah bus berisi belasan orang wisatawan Australia tiba di sana. 32. Tidak ada sambutan istimewa. 33. Hanya beberapa warga berbaris menyambut mereka dengan senyum dan bahasa isyarat. 34. Semua penyambut tamu itu berkain tenun, berkonde dan rata-rata rambut mereka sudah memutih. 35. Di teras tempat menerima tamu, sang Usif bersila dengan sehelai kain terikat di kepala. 36. Lagi-lagi, para tamu mancanegara tersebut hanya disambut dengan senyum, jabat tangan, dan kalungan selendang. 37. Saat kami memberikan isyarat hendak pulang, Usif Namah Benu hanya mengangguk dan melempar senyum. 38. Dari senyum tersebut, seolah terdengar bisikan, “Selamat tinggal, sampai bertemu lagi.” I. Analisis Klausa 1. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 1.a Pada masa kejayaan Keterangan Residu Sirkumstansi Tema Topikal
Usif None Benu Subjek Penyandang
(Ø: adalah) Finite Mood Proses: Relasional Atributif Rema
ayahan da Sapaan
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
Usif Namah Benu Pelengkap Residu Sandangan
158 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Bermarkah 1.b hampir semua Keterangan
warga komunitas adat Suku Boti Subjek
Residu Sirkumstansi
Mood Actor
tidak diberi Finit/Predika tor Proses Material Rema
Tema Topikal Bermarkah
kesempatan bersekolah Keterangan Residu sasaran
2. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Pengikut Usif None Benu
saat itu
mencapai
S
Ket Mood
Predikato r
Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
Proses Verbal
separo jumlah Pelengkap
warga Desa Boti Keterangan
Residu Sirkumstansi Rema
3. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 3.a Sekarang
Komunitas Adat Boti
Keterangan Residu
S
(Ø) Finite (Ø)
Mood Aktor
Tema Topikal Bermarkah
tinggal 76 kepala keluarga Pelengkap Residu Sirkumstansi
Rema
3.b (Ø) S (Ø)
(Ø) Predikator (Ø) Mood (Ø) Tema Topikal Takbermarkah
yang meliputi 315 jiwa Konjungsi Relatif Pelengkap Residu Tema Tekstual Rema
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
159 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 4. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 4.a Tergolong kecil S Mood Sirkumstansi Tema Topikal Takbermarkah 4.b (Ø)
(Ø)
S (Ø)
dibandin gkan Predikat or
jika Konjungsi eksternal
Predikator (Ø) Mood (Ø) Tema Topikal Takbermarkah
jumlah total warga dengan Desa Boti Konjungsi eksternal Pelengkap Residu Sirkumstansi Rema
Proses Verbal
yang Konjungsi Relatif
Mencapai 562 kepala keluarga (2.142 jiwa) Pelengkap Residu
Tema Tekstual
Rema
5. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Warga Boti S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
sekarang juga tidak lagi setia tinggal di Lopo Keterangan Finite Predikator Keterangan Residu Mood Residu Proses Perilaku Mental Sirkumstansi Rema
6. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi (Ø) (Ø) Banyak yang beralih ke rumah beratap seng
S
Finite/Predikato r Mood (Ø)
Keterangan Proses Verbal
Tema Topikal Takbermarkah (Ø)
Rema
dan
berdinding tembok
Konjungsi Eksternal Keterang an Residu Sirkumstansi Tema tekstual Rema
7. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
160 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 7.a (Ø) S (Ø)
Kesulitan Finite Mood Token (Ø) Tema Topikal Takbermarkah 7.b (Ø) turut S (Ø) Finite Mood
mendapatkan Predikator Residu Proses Relasional Identifikatif Rema
mengikis Predikator
kesetiaan warga Keterangan Residu Proses Perilaku Mental Rema
pasangan Pelengkap Nilai
terhadap tradisi Keterangan Sirkumstansi
8. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Bagi sebagian kalangan
aturan kia menyul perkawina n itkan n Keteranga Fin Predika n mood ite tor Mood Proses Mental
S Aktor Tema Topikal Takbermarkah
ketika
Konju ngsi
sebagian besar warga masih bertalian darah
Pelengkap Residu Target
Rema
9. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 9.a banyak pemuda Boti
karena itu Konjungsi eksternal Residu
S Mood Aktor
Tema Topikal Bermarkah
Rema
yang Konjungsi relatif
memilih Predikat or Residu Proses Relasional Identifikatif
Tema Tekstual
menikah Pelengka p
target
Rema
9.b (Ø) S
(Ø) Predika
dengan Konjungsi
warga lain Peleng
dan Konjungsi
ikut dibaptis menjadi Nasrani Keterangan
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
161 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk (Ø) Mo od
tor
Eksternal
kap
Eksternal Residu Tema Tekstual
Rema
10. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi menja Beberapa ritual yang di Konjungsi Predik S Relatif ator
kebanggaan mereka
belakangan juga mulai ditinggalkan
Pelengkap
Keterangan
Mood Penyandang Tema Topikal Takbermarkah
Rema
Residu Proses Relasional Atributif Tema Tekstual
Sandangan Rema
11. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Ritual Poi Pah
S
Mood Token Tema Topikal Takbermarkah
sel mena perhatian alu rik pemerintah dan Fi Konjungs nit Predi Konjungsi i Relatif e kator Keterangan Eksternal M oo Residu d Residu Proses Relasional Identifikatif Nilai Tema Tema Tekstual Rema Tekstual Yang
wisatawan misalnya Keteranga n
Rema
12. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 12.a Tahun ini Keterangan
Usif Namah S
Residu
Mood
Sirkumstansi Tema Topikal Bermarkah
Aktor
mengaku Predikat or Residu
tak
melaksanak an Preikator
Finit e Moo d Proses Material Rema
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
ritual
Keteranga n Residu Target
162 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 12.b Yang Konjungsi Relatif Residu Tema Tekstual
(Ø) biasa dilakukan tiap April tersebut S (Ø) Finite Predikator Keterangan Mood Residu Proses Material Sirkumstansi Rema
13. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Bahkan Konjungsi internal Residu
Di a S
tidak bisa Finit e
Mood Ak tor
memas tikan Predik ator
(Ø aka ) n S Fin (Ø ite ) Residu Mood Proses Material
Tema Tropikal Bermarkah
melaksa nakan Predikat or
ritual itu atau tidak pada 2012 Keterangan
Residu Target
Rema
14. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Kami S
hanya mau Finite
Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
kerja Predikator
Proses Material Rema
kata Usif Namah Keterangan Residu Sirkumstansi
15. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Beberapa kerabat Usif S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
menegaskan Predikator Proses Mental
semangat kerja sang Usif Pelengkap Residu Nilai Rema
16. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Itu tercermin saat Keterangan Residu Sirkumstansi
salah seorang warga S Mood Aktor
kedapa menga tan mbil Predikator
hasil kebun atau ternak tanpa izin Pelengkap Residu Proses Material Target
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
163 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Tema Topikal Bermarkah
Rema
17. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Sang Usif S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
tidak Finite
menghukum Predikator
mereka Pelengkap
Residu Proses Material Rema
Target
18. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 18.a Bila
yang
(Ø)
Konjungsi eksternal
Konjungsi relatif
S (Ø)
Residu Token Tema Tropikal Bermarkah
Tema Tekstual
diambil
buah pisang Keterangan
Predikato r Residu
Mood (Ø) Proses Material Rema
Target
18.b Usif
memberinya
S Mood Aktor
Predikator Proses Material
anakan pohon secara cumapisang cuma Pelengkap Keterangan Residu Target
Tema Topikal Takbermarkah 18.c (Ø)
Lalu
S Fini (Ø) te Mood
mewajibk an Predikato r Residu
Proses Material
Rema
pela ku S Moo d Akto r
merawa t Predikat or Residu
(Ø)
samp ai S Finit (Ø) e Mood
menghasil kan Predikator
Proses Material
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
buah
Pelengk ap Residu Target
164 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Rema 19. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 19.a Usif Namah Benu S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
yang
masi melajang juga h Konjungsi Finit Keterang Konjungsi Relatif e an Ekternal Residu Moo Residu d Proses Mental Sirkumstansi Tema Tekstual Rema
19.b (Ø) S (Ø) Mood (Ø)
memperbesa r Predikator
pesimisme terhadap keberlangsungan komunitas tersebut Pelengkap Residu
Proses Verbal
Nilai Rema
20. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 20.a Beberapa kalangan S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
bahka n Finite
mulai
mengantisipasi nya Predikat Keterangan or Mood Residu Mood Proses Material Rema
dengan konjungsi eksternal Residu
20.b (Ø) S (Ø) Mood (Ø)
mengusulk an Predikator
mata pelajaran khusus Pelengkap
bagi siswa SD dan SMP di wilayah itu Keterangan Residu
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
165 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Proses Verbal
Nilai Rema
21. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 21.a Boy Benu
salah satu keluarga dekat penguasa Boti
S Aktor Tema Topikal Takbermarkah
term asuk
Predi Keterangan Mood kator Mood Proses Verbal
yang
pesimis komunitas yang pernah dianutnya
Konjung si Relatif
Pelengkap Residu Nilai
Tema Tekstual
Rema
Rema
21.b (Ø) S (Ø) Mood (Ø)
(Ø) predikator (Ø)
selama 13 tahun tersebut mampu bertahan Keterangan Residu Nilai Rema
22. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Yang
(Ø)
Konjungsi S (Ø) Relatif Residu Mood Sirkumstansi Tema Tema Topikal Tekstual bermarkah
bis a Fin ite
jadi
Raja
Predik ator
Peleng kap
Proses Mental
harus anak laki-laki pertama Raja Keterangan
Residu Sirkumstansi Rema
23. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Padahal
Konjungsi eksternal Residu
Usif Namah Benu
S Mood
yang
Konjungsi Relatif
sekarang telah berumur 40 tahun lebih Keterangan Residu
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
bel um
berist ri
Fin ite Mo
Predi kator Resid
166 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk
Tema Tekstual
Aktor Tema Topikal bermarkah
od u Target
Proses Verbal Tema Tekstual
Rema
24. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 24.a (Ø) Mau ambil istri dari masyarakatnya sudah tidak mungkin S (Ø) Finite Predikator Pelengkap Keterangan Mood Residu Proses Material Target Tema Topikal Takbermarkah Rema 24.b (Ø) S (Ø) Moo d
(Ø)
karena
Predikator (Ø)
Konjungsi eksternal
ada hubungan darah semua Pelengkap
Bebernya Keterangan
Residu Sirkumstansi
Proses Verbal
Rema 25. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Boy
mengak mengena u l Predikator
S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
Proses Verbal
sangat jelas komunitas adat Boti Pelengkap Residu Target Rema
26. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Waktu kecil
dia
diasuh
Keterangan
S
Predikat or
Residu
Moo d Akto
Sirkumstansi
Heka Benu Pelengka p
adik kandung Usif None Benu Keterangan Residu
Proses Verbal
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
Target
167 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk r Tema Topikal Bermarkah
Rema
27. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Dia
jug a Fini te
S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
menga nut Predik ator
kepercayaan mereka Pelengkap
Proses Mental
hingga
berusia 13 tahun Keterangan
Konjungsi eksternal Residu Target Rema
28. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 28.a Karena itu Konjungsi eksternal Residu Tema Topikal Takbermarkah
berbagai ritual S
dan
seluk beluk kehiduapan raja Keterangan
Konjungsi eksternal
Mood Rema
Residu Tema Tekstual
Rema
28.b Dan Konjungsi eksternal
pengikutnya Pelengkap Residu
Tema Tekstual
tersimpan kuat dalam ingatannya Keterangan Rema
29. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Saya
baru
dibaptis
S
Finit e
Predikat or
Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
Proses Verbal
menjadi Kristen saat berumur 13 tahun Keterangan Residu Target Rema
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
168 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 30. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Apa yang Konjungsi Relatif Residu Sirkumstansi
mere ka S
percaya
juga
Predikat or
Konjungsi internal
Mood Proses Mental
say a S
percaya Predikat or
dulu terangnya Keterangan
Residu Tema Tekstual Proses Mental
Tema Topikal Takbermarkah
Proses Verbal
Rema
31. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Hampir tiap hari Keterangan Residu Sirkumstansi Tema Topikal Bermarkah
wisatawan mancanegara S Mood Aktor
berkunjung ke sana Predikator Keterangan Residu Proses Material Target Rema
32. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Pada hari terakhir Keterangan
sebuah bus berisi belasan wisatawan Australia S
Sirkumstansi
Aktor
tiba
di sana
Predikator
Keterang an Target
Proses verbal
Tema Topikal Bermarkah
Rema
33. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi (Ø) S (Ø)
Tidak ada Finite Mood
Sirkumstansi Tema Topikal Takbermarkah
sambutan istimewa Pelengkap Residu Rema
34. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Hanya beberapa warga S
berba ris Predi kator
menyamb ut mereka Keteranga n Mood
dengan Konjungsi eksternal
seny um Pelen gkap
dan Konjungsi eksternal
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
bahasa isyarat Peleng kap
169 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Mood
Resid Mood u Proses Material
Residu
Aktor Tema Topikal Rema Takbermarkah 35. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Semua Penyambut tamu S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
itu
berka in
tenun, berkonde
Fin ite
Predi Keteranga kator n Mood Resid Mood u Proses verbal Rema
Nilai Tema tekstual
Rema
dan
rata-rata rambut mereka sudah memutih
Konjungsi ekaternal
Keterangan Residu Nilai
Tema Tekstual
Rema
36. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Diteras tempat menerima tamu Keterangan
Sang Usif S
Residu Sirkumstansi Tema Topikal Bermarkah
Mood Aktor
bersila
dengan
Predika tor
Konjungsi Eksternal Residu Proses Verbal Rema
sehelai kain terikat di kepala Pelengkap
Nilai
37. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 37.a lagi-lagi Keterangan Residu Sirkumstansi Tema Topikal Bermarkah
para tamu mancanegara S Mood Aktor
tersebut hanya Finite
disam but Predi kator
Proses Verbal Rema
dengan
senyum, jabat tangan Keterangan
Konjungsi Eksternal Resdiu Nilai
37.b
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
170 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Dan kalungan selendang Konjungsi eksternal Pelengkap Residu Nilai Rema 38. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi 38.a Saat kami S Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
memberikan Predikator Proses Material
isyarat hendak pulang Pelengkap Residu Target Rema
38.b Usif Namah Benu
hanya
mengangguk
S
Finite
Predikator
dan
Konjungsi Eksternal Residu Proses Material Rema
Mood Aktor Tema Topikal Takbermarkah
melempar senyum Pelengkap
39. Indikatif-Deklaratif: Proposisi-Memberi Dari senyum tersebut S Mood Token Tema Topikal Takbermarkah
seola h Finit e
terdeng ar Predikat or
bisikan
selamat tinggal, sampai ketemu lagi Keterangan
Pelengk ap
Residu Proses Mental
Nilai Rema
2. Analisis Hubungan Interdependensi dan Hubungan Logikosemantik Nomor Klausa
Hubungan Interpedensi dan
Klausa
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
171 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk 1.
Logikosemantik Simpleks
2.
Simpleks
3.
Simpleks
4.
x
5.
1 +2 +3
6.
Simpleks
7.
8.
1 +2
9.
1 +2 =
10.
11.
Simpleks
12.
1 +2 Simpleks Simpleks
13. 14. 15.
1 +2
16. 17.
Simpleks =
Pada masa kejayaan Usif None Benu, [ayahanda Usif Namah Benu], hampir semua warga komunitas adat suku Boti tidak diberi kesempatan bersekolah. Pengikut Usif None Benu [saat itu] mencapai separo jumlah warga Deasa Boti. Sekarang komunitas adat Boti tinggal 76 kepala keluarga [yang] meliputi 315 jiwa. Tergolong kecil jika dibandingkan [dengan] jumlah total warga Desa Boti yang mencapai 562 kepala keluarga (2.142 jiwa). Warga Boti sekarang juga tidak [setia lagi] tinggal di lopo. banyak [yang] beralih ke rumah beratap seng dan berdinding tembok. Kesulitan mendapatkan pasangan [turut] mengikis kesetiaan warga terhadap tradisi. Bagi sebagian kalangan, aturan perkawinan kian menyulitkan ketika sebagian besar warga masih beralian darah. Karena itu, banyak pemuda Boti [yang memilih] menikah dengan warga lain dan ikut dibaptis menjadi Nasrani. Beberapa ritual yang menjadi kebanggaan mereka belakangan juga mulai ditinggalkan. Ritul Poi Pah yang selalu menarik perhatian pemerintah dan wisatawan, misalnya. Tahun ini Usif Namah [mangaku] tak melaksanakan ritual yang biasa dilakukan tiap April tersebut. Bahkan, dia tidak bisa memastika akan melaksanakan ritual itu atau tidak pada 2012. “Kami hanya mau bekerja”, kata Usif Namah. Beberapa kerabat Usif menegaskan semangat kerja sang usif. Itu tercermin saat salah seorang warga kedapatan mengambil hasil kebun atau ternak tanpa izin. Sang Usif tidak menghukum mereka. Bila yang diambil buah pisang, usif memberinya anakan pohon pisang secara cuma-cuma, lalu mewajibkan pelaku merawat sampai menghasilkan
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
172 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk buah. Usif Namah Benu yang masih melajang juga memperbesar pesimisme terhadap keberlangsungan komunitas tersebut. Beberapa kalangan bahkan mulai mengantisipasinya dengan mengusulkan mata pelajaran khusus bagi siswa SD dan SMP di wilayah itu. Boy Benu, [salah satu keluarga dekat penguasa Boti], termasuk yang pesimistis komunitas yang pernah dianutnya selama 13 tahun tersebut mampu bertahan.
18.
+
19.
=
20.
Simpleks
21.
Simpleks
“Yang bisa jadi raja harus anak laki-laki pertama raja.
22.
Simpleks
23.
=
24.
Simpleks
25.
Simpleks
26.
28.
„ 1 +2 +3 Simpleks
29.
Simpleks
30.
Simpleks
31.
Simpleks
32. 33.
Simpleks 1
34.
+2 1 +2 +3
[Padahal], Usif Namah Benu yang sekarang telah berusia 40 tahun lebih belum beristri. Mau ambil istri dari masyarakatnya, sudah tidak mungkin karena ada hubungan darah semua,” bebernya. Boy mengaku mengenal [sangat jelas] komunitas adat Boti. Waktu kecil, dia diasuh Heka Benu, [adik kandung Usif None Benu]. Dia juga menganut kepercayaan mereka hingga berusia 13 tahun Karena itu, berbagai ritual dan seluk beluk kehidupan raja dan pengikutnya tersimpan kuat dalam ingatannya. “Saya baru dibaptis [menjadi Kristen] saat berumur 13 tahun”. Apa yang mereka percaya juga saya percaya dulu,” terangnya. Hampir tiap hari wisatawa [mancanegara] berkunjung ke sana. [Pada hari terakhir], sebuah bus berisi belasan orang wisatawan Australia tiba di sana. Tidak ada sambutan istimewa. Hanya beberapa warga berbaris menyambut mereka dengan senyum dan bahasa isyarat. Semua penyambut tamu itu berkain tenun, berkonde dan rata-rata rambut mereka sudah memutih.
27.
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
173 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk +
35. 36.
1 +2 +3 +4
=
37.
1
38.
+2 Simpleks
Di teras tempat menerima tamu, sang Usif bersila dengan sehelai kain terikat di kepala. Lagi-lagi, para tamu mancanegara tersebut hanya disambut dengan senyum, jabat tangan, dan kalungan selendang. Saat kami memberikan isyarat hendak pulang, Usif Namah Benu hanya mengangguk dan melempar senyum. [Dari senyum tersebut, seolah terdengar bisikan], “Selamat tinggal, sampai bertemu lagi.”
Simpulan 1. Data ditulis apa adanya dari Koran, kemudian data dipilah berdasarkan kalimat sehingga terkumpul 38 kalimat, selanjutnya data dianalisis berdasarkan frasa untuk mengetahui fungsinya masing-masing. 2. Semua klausa yang digunakan pada wacana ini termasuk dalam klausa Indikatif-Deklaratif; Proposisi-Memberi. Klausa-klausa yang digunakan tersebut berfungsi sebagai klausa yang memberikan informasi tentang kondisi masyarakat Suku Boti. 3. Secara interpersonal, penulis tajuk wacana pada koaran ini menempatkan dirinya secara objektif dalam memandang kondisi masyarakat Suku Boti, hanya saja penulis masih banyak menggunakan bahasa nonformal, bahasa yang tersturktur kurang baik dan terkadang antara satu paragraph dengan paragraph yang lain tidak nyambung (tidak ada benang merahnya). 4. Secara Ideasional, teks ini membahas budaya masyarakat Suku Boti yang dikuatirkan akan punah karena tidak ada lagi pengganti Raja. Selanjutnya, ada beberapa aspek transitivitas yang ditemukan dalam teks ini yaitu: proses, sirkumstansi, sandangan, penyandang, actor, token, nilai
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
174 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk dan target. Proses yang muncul adalah: Proses Relasional Atributif 2 data (5%); Proses Material 16 data (42%); Proses Verbal 12 data (31%); Proses Perilaku Mental 9 data (24%); Proses Relasional Identifikatif 3 data (8%). Berdasarkan data yang terkumpul, aspek yang paling banyak muncul adalah aspek Proses Material. 5. Secara tekstual, tematisasi dalam teks ini meliputi:
Tema Topikal
Bermarkah 15 data (39%), Tema Topikal Takbermarkah 27 data (71%), dan Tema Tekstual 17 data (45%). Secara Fungsi, posisi yang muncul adalah: Subjek, Predikator, Finite, Konjungsi Internal, Konjungsi Eksternal, Konjungsi Relatif, Pelengkap dan Keterangan. Berdasarkan keseluruhan data yang terkumpul, tema yang paling banyak muncul adalah Tema Topikal Takbermarkah. 6. Jika dianalisis hubungan Interdependensi dan hubungan Logikosemantik, maka data yang terkumpul mencakup: Simpleks: 19 data (50%); Kompleks hipotaktik: 10 data (26%), kompleks parataktik: 9 data (24%) dan yang memiliki kedua kompleks hipotaktik dan parataktik ada 2 data (5%). Yang terbanyak datanya adalah Simpleks
Daftar Pustaka Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : Lkis Koran Jawa Pos. 8 Juli 20011. Melihat dari Dekat Komunitas Adat Boti di Timor Tengah Selatan. Kolom Nusantara.
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012
175 Diana Rozelin: Linguistik Sistemik Fungsional dalam Tajuk Sumarlam, 2003. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Surakarta : Pustaka Cakra. Verhaar. 2001. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wiratno,Tri. 2011. Linguistik Sistemik Fungsional. Diktat perkuliahan LSFUniversitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta. Young dan Harrison, Eds. 2004. Systemic Functional Linguistics and Critical Discourse Analysis: Studies in social Change.
NAZHARAT VOL. XII, NO.2, AGUSTUS 2012