LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS
DI SUSUN OLEH : NAMA
: CORISUS TRISEPTIARAHARJO
NIM
: 10.11.4059
KELAS
: S1 – TI – 2G
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
MIE AYAM PANGSIT Saat ini penjualan Mie bisa kita temui dengan banyak variasi, ada juga berjualan dengan menggunakan gerobak, tenda, warung, maupun dalam restoran-restoran. Sehingga tak salah jika banyaknya persaingan dalam penjualan mie ini. Persaingan memang merupakan salah satu resiko usaha mie ayam. Karena hampir di semua ruas jalan dapat ditemui pedagang makanan ini. Untuk menghindari persaingan memang perlu beberapa cara untuk memenangkan suatu persaingan demi memikat konsumen agar datang ke usaha anda.
Beberapa faktor dan trik yang bisa mendukung pengembangan usaha mie, antara lain:
Perbaharui dan perbaiki kualitas dari masakan buatan anda. Untuk mengetahui kualitas rasa dari masakan, anda dapat membagi sampel kepada teman atau saudara tedekat untuk memperoleh reaksi mereka terhadap produk anda. Setelah itu anda perbaiki agar sesuai dengan keinginan mereka.
Untuk makanan yang memiliki segmen, anda harus dapat memperbaharui dari resep, penampilan atau cara penyajiannya.
Perlu dipikirkan juga outlet penjualan, apakah anda berencana membuka toko atau bekerjasama dengan pihan lain? Contohnya jika anda memilih untuk membuka usaha pembuatan kue pengantin, anda dapat melakukan kerjasama dengan pihak wedding organizer.
Strategi penjualan lainnya adalah anda bisa juga melakukan kerjasama dengan beberapa usaha kantin. Anda dapat mensuplai masakan setiap harinya untuk dijualkan di kantin tersebut. Untuk hal ini, anda juga harus memperhatikan sistem pengantarannya, karena berkaitan dengan biaya transportasi.
Pikirkan teknologi untuk mendampingi produk anda. Apakah produk anda memerlukan ruangan khusus untuk mempersiapkannya? Apakah perlu membeli peralatan khusus untuk menyimpan bahan baku? dan lain sebagainya.
Namun pada saat awal usaha, sebaiknya anda mengurangi pengeluaran untuk investasi teknologi produksi. Hal ini bisa anda lakukan dengan cara yang lebih sederhana, atau anda bisa lakukan kerjasama dengan orang lain dalam mensuplai kebutuhan bahan baku tersebut.
Tujuannya adalah agar anda tidak terlalu berat dalam memenuhi kebutuhan modal usaha. Setelah usaha anda berjalan lancar dan memiliki pelanggan yang tetap, maka anda dapat melakukan pembelian peralatan produksi tersebut.
Anda harus memikirkan bahwa produk anda aman dikonsumsi serta mendatangkan profit. Mungkin anda haus menguji produk anda terlebih dahulu kepada pihak yang berkompeten untuk memastikan keamanan produk anda agar tak menjadi masalah di kemudian hari.
Jika anda memulai bisnis makanan ringan, dipikirkan juga kemasan yang menarik agar memberikan nilai lebih pada produk buatan anda. Selain itu juga, dapat meningkatkan image produk dari calon pembeli. Kemasan dapat berasal dari jenis plastik ataupun kertas.
Yang paling sering menjadi permasalahan dalam menjalankan usaha makanan, adalah ketakutan pada diri sendiri. Pikiran – pikiran apakah produknya laku atau tidak, bagaimana nanti jika ada yang mengeluh, dll. Untuk itu, anda sebaiknya mempersiapkan diri sendiri dan memegang teguh prinsip ” Usaha yang berhasil, hanya dapat dicapai melalui proses yang penuh hambatan “.
Nah, setelah anda yakin dengan usaha mie yang akan anda rintis, lalu, mungkin anda akan bertanya bagaimana membuatnya? Berikut ini akan saya tampilkan bagaimana cara membuat mie ayam. Silahkan jika anda ingin mengkreasikan dengan berbagai macam variasi-variasi yang lain agar mie yang anda ciptakan mempunyai ciri khas tersendiri, yang bisa menarik konsumen. Penjual mie ayam biasanya membeli mie nya di pasar tradisional atau langsung ke produsen. Mie untuk membuat mie ayam biasanya dijual dalam wadah plastik. Isinya sekitar 6 buah. Bentuknya bulat, padat, dan, kering. Beratnya sekitar ½ kg. harganya Rp 4.000,- s/d Rp 6.000,-
Mie yang digunakan sebaiknya sudah terbukti kualitasnya dan gunakan juga merek yang sama agar kualitas mie ayam tidak berubah-ubah. Beberapa promosi yang bisa dijalankan antara lain pemberian harga diskon untuk mendorong datangnya pembeli, didukung dengan kualitas dan rasa mi yang lezat, aktivitas promosi dari mulut ke mulut akan berjalan dengan sendirinya. Bentuk promosi lain tentunya dengan memasang spanduk di tempat usaha. Tidak ada salahnya untuk menyediakan juga layanan pesan antar ke daerah sekitar tempat usaha. Ini bisa menjadi nilai tambah usaha kita dibandingkan usaha kaki lima sejenis.
Harga jual mie ayam keliling biasanya lebih murah dibandingkan dengan pedagang yang menetap di lokasi tertentu. Harga mie ayam keliling berkisar Rp 4.000,- s/d Rp 4.500,- per porsi. Sementara harga mie ayam yang mangkal biasanya Rp 5.000,- s/d Rp 7.000,- per porsinya. Perbedaan harga jual terkait dengan biaya sewa tempat dan kelengkapan mie yang dijual. Pedagang yang menetap biasanya melengkapi mie dengan bakso dan pangsit.
Resep Mie Ayam contoh cara membuat mie ayam Contoh Resep Mi Ayam
Bahan-bahan : 2 kg mi 1 kg ayam 1,5 kg sawi hijau 200 gram bawang daun, iris tipis Kecap manis secukupnya Kecap asin secukupnya Bawang merah goring secukupnya Minyak sayur secukupnya Penyedap rasa secukupnya (digunakan untuk toping dan sajian mi) Merica secukupnya
Cara membuat :
1. Buat toping ayam. Potong ayam ukuran kecil, rebus, kemudian beri kecap manis dan penyedap rasa secukupnya. Angkat, sisihkan. 2. Rebus mi dan sawi dalam air mendidih selama 3 menit, lalu tiriskan. 3. Campurkan merica, penyedap rasa, dan minyak sayur ke dalam mangkuk saji, lalu aduk hinga rata. 4. Masukkan mi dan sawi yang telah direbus, aduk sebentar. Tambahkan kecap manis dan kecap asin sesuai selera. 5. Sajikan mi ayam dengan toping ayam, irisan bawang daun, dan taburan bawang goring secukupnya.
Analisis Usaha Mie Ayam Asumsi : 1. Masa pakai meja dan kursi serta gerobak atau etalase 5 tahun. 2. Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dan saringan mi) 3 tahun. 3. Masa pakai peralatan makan (mangkuk, sendok, garpu, dan gelas) 2 tahun. 4. Masa pakai perlengkapan lain-lain (wadah saos, kecap, sambal, dan wadah tissue) 1 tahun.
a. Biaya Investasi Meja dan kursi Rp 500.000,Gerobak atau etalase Rp 2.000.000,Peralatan masak Rp 1.200.000,Peralatan makan Rp 1.200.000,Perlengkapan lain-lain Rp 200.000,Total investasi Rp 5.100.000,-
b. Biaya Operasional per Bulan 1. Biaya Tetap Penyusutan meja dan kursi (1/60 x Rp 500.000,-) Rp 8.300,Penyusutan gerobak dan etalase (1/60 x Rp 2.000.000,-) Rp 33.300,Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.200.000,-) Rp 33.300,-
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 1.200.000,-) Rp 50.000,Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/12 x Rp 200.000,-) Rp 16.700,Sewa tempat Rp 400.000,Total biaya tetap Rp 541.600,-
2. Biaya Variabel Mi (3 kg x Rp9.000,0/kg x 30 hari) Rp 810.000,Ayam (1 ekor x Rp 20.000,-/ekor x 30 hari) Rp 600.000,Sawi dan bumbu (Rp 10.000,-/hari x 30 hari) Rp 300.000,Kecap (Rp 8.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 80.000,Gas (Rp 13.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 130.000,Listrik, kebersihan, dan keamanan Rp 60.000,Total biaya variabel Rp 1.980.000,Total biaya operasional Rp 2.521.600,-
c. Penerimaan per Bulan Penjualan mi ayam (30 mangkuk x Rp 5.000,-/mangkuk x 30 hari) Rp 4.500.000,-
d. Keuntungan per Bulan Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional = Rp 4.500.000,- - Rp 2.521.600,= Rp 1.978.400,-
e. Revenue Cost Ratio (R/C) R/C = Total penerimaan : total biaya operasional = Rp 4.500.000,- : Rp 2.521.600,= 1,78
f. Pay Back Period Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan = (Rp 5.100.000,- : Rp 1.978.400,-) x 1 bulan = 2,6 bulan