L1
Parameter Media Gateway SPA 3102 FXS mempunyai parameter sebagai berikut : •
Line enable - Untuk mengaktifkan line, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah yes.
Gambar Line Enable FXS •
Streaming Audio Server (SAS) o SAS Enable – Untuk Mengaktifkan penggunaan line sebagai streaming audio source, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Jika diaktifkan, line tidak dapat digunakan untuk panggilan keluar. Disamping itu, line akan melakukan auto-answer pada panggilan masuk dan mengeluarkan paket – paket audio RTP ke pemanggil. Pilihan default-nya adalah no. o SAS DLG Refresh Intvl – Jika nilainya tidak nol, nilai tersebut merupakan interval dimana streaming audio server mengirimkan pesan session refresh (SIP re-INVITE) untuk menentukan apakah koneksi ke penelepon masih aktif. Jika pemanggil tidak merespon pesan, Lynksys ATA mengakhiri panggilan dengan pesan SIP BYE. Jangkauan nilainya adalah 0 hingga 255 detik (0 berarti session refresh tidak diaktifkan). Nilai default-nya adalah 30.
L2
o SAS Inbound RTP Sink – Pengaturan ini bekerja untuk alat yang tidak memainkan inbound RTP saat line streaming audio server menyatakan dirinya sebagai alat yang hanya dapat mengirim dan memberitahu klien untuk tidak mengeluarkan suara. Masukkan Fully Qualified Domain Name (FQDN) atau alamat IP dari RTP sink. Nilai default-nya adalah kosong.
Gambar Streaming Audio Server •
NAT Settings o NAT Mapping Enable – Untuk menggunakan alamat IP yang dipetakan (externally mapped) dan untuk menggunakan port SIP/RTP dalam SIP message, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah no. o NAT Keep Alive Enable – Untuk mengirim configured NAT keep alive message secara periodic, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan defaultnya adalah no. o NAT Keep Alive Msg – Masukkan keep alive message yang dikirim secara periodik untuk mempertahankan current NAT mapping. Jika nilainya adalah $NOTIFY, NOTIFY message dikirim. Jika Nilainya adalah $REGISTER, sebuah REGISTER message tanpa contact dikirim. Nilai default-nya adalah $NOTIFY.
L3
o NAT Keep Alive Dest – Tujuan yang menerima NAT keep alive messages. Jika nilainya adalah $PROXY, pesan dikirim ke current atau outbond proxy. Nilai default-nya adalah $PROXY.
Gambar NAT Settings FXS •
Network Settings o SIP ToS/DiffServ Value – Nilai field TOS/DiffServ dalam paket – paket UDP IP yang membawa SIP message . Nilai default-nya adalah 0x68. o SIP Cos Value – Nilai CoS untuk SIP messages. Default-nya adalah 3. o RTP ToS/DiffServ Value – Nilai ToS/DiffServ dalam paket – paket UDP IP yang membawa data RTP. Nilai default-nya adalah 0xb8. o RTP CoS Value – Nilai CoS untuk data RTP. Nilai default-nya adalah 6. o Network Jitter Level – Menentukan bagaimana jitter buffer size diatur oleh Linksys ATA. Jitter buffer size diatur secara dinamik. Nilai minimum jitter buffer size adalah 30 milidetik atau (10 milidetik + ukuran current RTP frame). Bagaimanapun ukuran awal jitter buffer adalah larger untuk level jitter yang lebih tinggi. Pengaturan ini untuk mengontrol nilai jitter buffer size agar diatur mencapai nilai minimum. Pilih pengaturan yang tepat: low, medium , high, very high, atau extremely high. Pilihan default-nya adalah high.
L4
o Jitter Buffer Adjustment – Mengontrol bagaimana jitter buffer diatur. Pilih pengaturan yang tepat: up and down, up only, down only, atau disable. Pilihan default-nya adalah up and down.
Gambar Network Settings FXS •
SIP Settings o SIP port – Nomor port untuk mendengarkan SIP message dan untuk transmisi. Nilai default-nya adalah 5060. o SIP 100REL Enable – Untuk mengaktifkan 100REL SIP extension yang menyediakan transmisi yang handal dengan respon sementara (18x) dan penggunaan PRACK request, pilih
yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan
default-nya adalah no. o EXT SIP Port – nomor port SIP eksternal o Auth Resync-Reboot – Jika fitur ini aktif, Linksys ATA mengotentikasi pengirim ketika menerima NOTIFY resync reboot (RFC 2617) message. Untuk menggunakan fitur ini, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP Proxy-Require – Proxy SIP dapat membantu sebuah ekstension khusus ketika proxy melihat header ini dari user agent. Jika bagian ini
L5
diatur dan Proxy tidak dapat mendukungnya, Proxy akan merespon dengan pesan unsupported. Masukan header yang tepat pada tempat yang disediakan o SIP Remote-Party-ID – Untuk menggunakan header Remote-Party-ID daripada header From, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP GUID – Global Unique ID dihasilkan untuk setiap line untuk setiap alat. Ketika diaktifkan, Linksys ATA menambahkan header GUID dalam SIP request. GUID dihasilkan pada saat awal unit boots up dan dan tetap berada dengan unit sampai rebooting bahkan sampai factory reset. Fitur ini untuk membatasi registrasi account SIP. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP Debug Option – SIP message diterima atau dikirim dari proxy listen port. Fitur ini mengontrol log SIP messages. Pilihannya sebagai berikut :
None – Tidak ada logging
1-line – Log hanya pada start-line untuk semua pesan.
1-line excl. OPT - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali OPTIONS requests/responses.
1-line excl. NTFY - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali NOTIFY requests/responses.
L6
1-line excl. REG - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali REGISTER requests/responses.
1-line excl. OPT|NTFY|REG - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali OPTIONS,NOTIFY, dan REGISTER requests/responses.
Full – log semua pesan SIP dalm full text.
Full excl. OPT- log semua pesan SIP dalm full text kecuali OPTIONS requests/responses.
Full excl. NTFY- log semua pesan SIP dalm full text kecuali NOTIFY requests/responses.
Full excl. REG- log semua pesan SIP dalm full text kecuali REGISTER requests/responses.
Full excl. OPT|NTFY|REG- log semua pesan SIP dalm full text kecuali OPTIONS, NOTIFY, dan REGISTER requests/responses.
Pilihan default-nya adalah none. o RTP Log Intvl – Interval untuk log RTP. o Restrict Source IP – Jika line 1 dan line 2 menggunakan nilai SIP Port yang sama dan fitur Restrict Source IP diaktifkan, IP address proxy untuk line 1 dan 2 dipanggap alamat IP yang dapat diterima untuk kedua line. Untuk mengaktifkan fitur Restrict Resource IP pilih yes. Jika
L7
diatur, Linksys ATA akan membuang semua paket yang dikrim ke port SIP yang berasal dari alamat IP untrusted. Source IP address disebut untrusted jika tidak sama dengan alamat IP yang telah diatur pada
(atau jika <Use Outbound Proxy> diaktifkan). Pilihan default-nya adalah no. o Referor Bye Delay – Mengontrol ketika Linksys ATA mengirimkan BYE untuk menyudahi panggilan ketika mengakhiri call transfer. Untuk Referor Bye Delay masukan nilai yang tepat (dalam detik). Pilihan default-nya adalah 4. o Refer Target Bye Delay – Untuk Refer target Bye Delay, masukkan periode waktu yang tepat dalam detik. Nilai default-nya adalah 0. o Refree Bye Delay - Untuk Refree Bye Delay, masukkan periode waktu yang tepat dalam detik. Nilai default-nya adalah 0. o Refer-To Target Contact - Untuk refer-to target, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Nilai default-nya adalah 0. o Sticky 183 – Jika fitur ini diaktifkan, IP telephony mengabaikan 180 SIP responses selanjutnya setelah menerima 183 SIP response pertama untuk sebuah outbound INVITE. Untuk mengaktifkan fitur ini, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah no.
L8
Gambar SIP Settings FXS •
Call Feature Settings o Blind Attn-Xfer Enable – Memampukan Linksys ATA untuk menunjukkan operasi attended transfer dengan mengakhiri current call leg dan melakukan blind transfer ke current leg lainnya. Jika fitur ini tidak diaktifkan, Linksys ATA akan melakukan operasi attended transfer dengan menyerahkan call leg lainnya ke current call leg sementara tetap mempertahankan kedua call leg. Untuk menggunakan fitur ini, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah no. o MOH Server – Merpakan user ID atau URL dari streaming audio server penjawab otomatis. Ketika user ID ditentukan, atau outbound proxy dihubungi. Music-on-hold tidak diaftifkan jika MOH Server tidak ditentukan. o Xfer When Hangup Conf – Membuat Linksys ATA melakukan transfer ketika conference call diakhiri. Pilih yes atau no pada menu yang ada. Pilihan default-nya adalah yes.
L9
Gambar Call Feature Settings •
Proxy And Registration o Proxy – SIP proxy server untuk semua ourbound request o Use Outbound Proxy – Pengaktifan penggunaan . Jika diatur no, dan <Use OB Proxy> diabaikan. Pilihan default-nya adalah no. o Outbound Proxy – SIP Outbound Proxy Server dimana semua outbound request dikirim sebagai langkah pertama. o Use OB Proxy In Dialog – memaksa SIP request dikirim ke outbound proxy dalam sebuah dialog. Diabaikan jika <Use Outbound Proxy> diatur no atau dikosongkan. Pilihan default-nya adalah yes.
o Register – Mengaktifkan registrasi secara berkala dengan . Parameter ini akan diabaikan jika tidak ditentukan. Pilihan default-nya adalah yes. o Make Call Without Reg – Mengijinkan melakukan outbound call walaupun tanpa keberhasilan Linksys ATA dalam melakukan registrasi (dinamik). Jika diatur no, dial tone tidak akan dijalankan hingga registrasi berhasil. Pilihan default-nya adalah no.
L10
o Register Expires – Nilai expire (dalam detik) dalam REGISTER request. Parameter ini akan diabaikan jika diatur no. Nilai default-nya adalah 3600. o Ans Call Without Reg - Mengijinkan menjawab inbound call walaupun tanpa keberhasilan Linksys ATA dalam melakukan registrasi (dinamik). o Use DNS SRV – Pilihan untuk penggunaan DNS SRV lookup untuk Proxy atau Outbound Proxy. Pilihan default-nya adalah no. o DNS SRV Auto Prefix – Jika diaktifkan, Linksys ATA akan secara otomatis menulis nama Proxy atau Outbound Proxy dengan _sip._udp ketika melakukan DNS SRV lookup pada nama tersebut. Pilihan defaultnya adalah no. o Proxy Fallback Intvl – Parameter ini mengatur delay (detik) dimana Linksys ATA akan mencoba kembali setelah gagal. Parameter ini berguna jika daftar proxy server utama dan cadangan disediakan Linksys ATA melalui record DNS SRV lookup pada nama server. Nilai defaultnya adalah 3600. o Proxy Redundancy Method – Linksys ATA akan membuat sebuah daftar internal proxy – proxy dan dikembalikan ke record DNS SRV. Pada mode normal, daftar yang ada memuat tingkatan proxy – proxy berdasarkan bobot dan prioritasnya. Jika dipilih Based on SRV port, Linksys ATA melakukan hal yang sama tetapi juga memeriksa nomor port berdasarkan port proxy pertama dalam daftar.
L11
Gambar Proxy and Registration FXS •
Subscriber Information o Display Name - Diisi dengan nama caller ID o User ID - Nomor extension dari line ini o Password - Password dari line ini. o Use Auth ID - yes untuk SIP otentikasi. Pilihan default-nya adalah no. o Auth ID - ID otentikasi untuk otentikasi SIP. o Mini Certificate – Berdasarkan 64 encoded Mini-Certificate yang dirangkai dengan 1024-bit public key dari CA menandai
MC untuk
semua subscriber dalam grup. Nilai default-nya adalah kosong. o SRTP Private Key – Berdasarkan 64 encoded dari 512-bit private key per subscriber untuk membuat call yang aman. Nilai default-nya adalah kosong.
Gambar Subscriber Information
L12
•
Suplementary Service Subscription o Call Waiting Serv – Mengaktifkan layanan Call Waiting. Pilihan default-nya adalah yes. o Block CID Serv – Mengaktifkan layanan Block Caller ID. Pilihan default-nya adalah yes. o Block ANC Serv – Mengaktifkan layanan Block Anonymous Call. Pilihan default-nya adalah yes. o Dist Ring Serv – Mengaktifkan layanan Distinctive Ringing. Pilihan default-nya adalah yes. o Cfwd All Serv – mengaktifkan layanan Call Forward All. Pilihan default-nya adalah yes. o Cfwd Busy Serv – Mengaktifkan layanan Call Forward Busy. Pilihan default-nya adalah yes. o Cfwd No Ans Serv – Mengaktifkan layanan Call Forward No Answer. Pilihan default-nya adalah yes. o Cfwd Sel Serv – Mengaktifkan layanan Call Forward selective Service. Pilihan default-nya adalah yes. o Cfwd Last Serv – Mengaktifkan layanan Forward Last Call. Pilihan default-nya adalah yes.
L13
o Block Last Serv – Mengaktifkan layanan Block Last Call. Pilihan default-nya adalah yes. o Accept Last Serv – Mengaktifkan layanan Accept Last Call. Pilihan default-nya adalah yes. o DND Serv – Mengaktifkan layanan Do Not Disturb. Default-nya yes. o CID Serv – mengaktifkan layanan Caller ID. Default-nya yes. o CWID Serv – Mengaktifkan layanan Call Waiting Caller ID. Pilihan default-nya adalah yes. o Call return Serv – Mengaktifkan layanan Call Return. Default-nya yes. o Call Redial Serv – Mengaktifkan layanan Call Redial. o Call Back Serv – Mengaktifkan layanan Call Back. o Three Way Call Serv – Mengaktifkan layanan Three Way Calling. Three Way Calling dibutuhkan untuk konferensi Three Way dan Attended Transfer. Default-nya yes. o Three Way Conf Serv – Mengaktifkan layanan Three Way Conference. Three Way Conference dibutuhkan untuk Attended Transfer. Pilihan default-nya adalah yes. o Attn Transfer Serv – Mengaktifkan layanan Attended Call Transfer. Three Way Conference dibutuhkan untuk Attended Transfer. Pilihan default-nya adalah yes.
L14
o Unattn Transfer Serv – Mengaktifkan layanan Unattended (Blind) Call Transfer. Pilihan default-nya adalah yes. o MWI Serv – Mengaktifkan layanan MWI (Message Waiting Indication). MWI tersedia jika layanan Voice Mail diaktifkan. Default-nya yes. o VMWI Serv – Mengaktifkan layanan VMWI (FSK). Default-nya yes. o Speed Dial Serv – Mengaktifkan layanan Speed Dial. Default-nya yes. o Secure Call Serv – Mengaktifkan layanan Secure Call Service. Pilihan default-nya adalah yes. o Referral Serv – Mengaktifkan layanan Referral. Default-nya yes. o Feature Dial Serv – Mengaktifkan layanan Feature Dial. Pilihan default-nya adalah yes. o Service
Anouncement
Serv
–
Mengaktifkan
Announcement. Pilihan default-nya adalah yes.
Gambar Supplementary Service Subscription
layanan
Service
L15
•
Audio Configuration o Preferred Codec - Preferred codec untuk semua panggilan. Pilih salah satu dari : G711u, G711a, G726-16, G726-24, G726-32, G726-40, G729a, atau G723. Default-nya adalah G711u. o Silence Supp Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan silence suppression sehingga frame suara yang tidak ada percakapan tidak dikirim. Pilihan default-nya adalah no. o Use Pref Codec Only – Pilih yes jika hanya ingin menggunakan codec yang dipilih (call akan berakhir jika pasangannya tidak mendukung codec ini. Default-nya adalah no. o Silence Threshold – Pilih pengauran yang tepat untuk batas / ambang: high, medium, atau low. Default-nya adalah medium. o G729a Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan codec G729a pada 8 kbps. Default-nya yes. o Echo Canc Enable – Untuk mengaktifkannya, pilih yes. Default-nya Pilihan default-nya adalah yes. o G723 Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan codec G723a pada 6.3 kbps. Pilihan default-nya adalah yes. o Echo Canc Adapt Enable – Pilih yes untuk menggunakannya. Pilihan default-nya adalah yes.
L16
o G726-16 Enable Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 16 kbps. Pilihan default-nya adalah yes. o Echo Supp Enable – Untuk menggunakannya pilih yes. Pilihan defaultnya adalah yes. o G726-24 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 24 kbps. Pilihan default-nya adalah yes. o FAX CED Detect Enable – Untuk memampukan mendeteksi bunyi Caller-Entered Digits (CED) fax. Default-nya adalah yes. o G726-32 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 32 kbps. Default-nya yes. o FAX CNG Detect Enable – Untuk memampukan mendeteksi bunyi calling (CNG) fax. Default-nya adalah yes. o G726-40 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 40 kbps. Default-nya yes. o FAX Passthru Codec – Pilih codec untuk fax passthrough, yaitu G711u atau G711a. Default-nya adalah G711u. o DTMF Process INFO – Untuk menggunakan fitur DTMF process info, pilih yes. Default-nya yes. o FAX Codec Symmetric – Memaksa Linksys ATA menggunakan symmetric codec selama meneruskan fax. Default-nya adalah no.
L17
o DTMF Process AVT – Mengaktifkan fitur DTMF process AVT. Default-nya adalah yes. o FAX Passthru Method – Pilih cara fax passthrough: None, NSE, atau ReINVITE. Default-nya adalah NSE. o DTMF Tx Method – Pilih metode untuk mengirim sinyal DTMF ke tujuan akhir: InBand, AVT, INFO, Auto, Inband+INFO. InBand mengirim DTMF menggunakan jalur suara. AVT mengirim DTMF sebagai AVT event. INFO menggunakan metode SIP INFO. Auto menggunakan InBand atau AVT berdasarkan hasil dari negosiasi codec. Default-nya adalah Auto. o FAX Process NSE – Untuk menggunakan fitur fax process NSE pilih yes. Default-nya adalah yes. o Hook Flash Tx Method – Pilih metode untuk signaling hook flash events: None, AVT, atau INFO. None tidak melakukan signal hook flash events. AVT menggunakan RFC2833 AVT (event = 16). INFO menggunakan SIP INFO dengan sigle line signal = hf pada message body. Jenis MIME untuk message body diambil dari pengaturan Hook Flas MIME Type. Default-nya adalah None. o FAX Disable ECAN – Jika diaktifkan, fitur ini secara otomatis membuat echo canceller menjadi tidak aktif ketika bunyi fax dideteksi. Untuk menggunakan fitur ini, pilih yes. Default-nya adalah no.
L18
o Release Unused Codec – Fitur ini mengijinkan untuk mengeluarkan codec yang tidak digunakan setelah negosiasi codec pada saat call awal, jadi codec lain dapat digunakan pada baris kedua. Untuk mengaktifkan, pilih yes. Default-nya yes. o Fax Enable T38 – Untuk menggunakan standar ITU-T T.38 untuk mengirim fax, pilih yes. Default-nya yes. o FAX Tone Detect Mode – Parameter ini memiliki tiga nilai yang mungkin :
Caller atau calle – SPA akan mendeteksi bunyi fax apakah bunyi fax calle atau caller.
Caller only – SPA akan mendeteksi bunyi fax jika bunyi fax adalah caller
Calle only – SPA akan mendeteksi bunyi fax jika bunyi fax adalah calle.
o Symmetric RTP – Memampukan operasi symmetric RTP. Jika diaktifkan, SPA 3102 mengirim paket RTP ke alamat sumber dan paket valid inbound RTP ke port yang diterima terakhir. Jika tidak diaktifkan (atau sebelum paket RTP pertama diterima) SPA 3102 mengirim RTP ke tujuan yang ditunjuk dalam inbound SDP (Session Description Protocol). Default-nya adalah yes.
L19
Gambar Audio Configuration •
Gateway Accounts o Gateway 1/2/3/4 – Gateway pertama dari 4 gateway yang tersedia dapat ditetapkan untuk digunakan pada untuk memudahkan perincian call routing (mengesampingkan informasi proxy yang diberikan). Gateway ini diwakilkan oleh gw1 pada . Sebagai contoh: 1408xxxxxxx<:@gw1> dapat ditambahkan pada dial plan, ketika panggilan user 1408+7digit, panggilan tersebut akan di routed ke gateway 1. Tanpa syntax <:@gw1>, semua panggilan akan di routed secara default ke proxy yang diberikan. Kondisi default-nya adalah kosong. o GW1/2/3/4 NAT Mapping Enable – Jika diaktifkan maka SPA akan menggunakan NAT mapping ketika menghubungi Gateway 1. kondisi defaultnya adalah no
L20
o GW1/2/3/4 Auth ID – Ini merupakan otentikasi user-id yang digunakan oleh SPA untuk mengotentikasi dirinya ke gateway 1. kondisi defaultnya adalah kosong. o GW1/2/3/4 Password – Ini adalah password yang digunakan oleh SPA untuk mengotentikasikan dirinya ke gateway 1. Kondisi defaulnya adalah kosong.
Gambar Gateway Accounts
•
VoIP Fallback to PSTN o Auto PSTN Fallback – Jika diaktifkan, SPA akan otomatis melakukan route semua panggilan ke gateway PSTN ketika proxy Line 1 down (gagal melakukan registrasi atau network link down). Kondisi defaultnya adalah yes.
Gambar VoIP Fallback To PSTN •
Dial Plan Kondisi default dial plan untuk masing-masing line adalah seperti berikut :
L21
(*xx|[3469]11|0|00|[2-9]xxxxxx|1xxx[2-9]xxxxxx|xxxxxxxxxxxx.). ekspresi syntax untuk dial plan adalah seperti berikut :
Dial Plan Entry
Fungsi
*xx
mengizinkan mengubah 2 digit code bintang
[3469]11
mengizinkan x11 berurutan
0
Operator
00
Int’1 Operator
[2-9]xxxxxx
nomor local US
1xxx[2-9]xxxxxx
US 1 + 10 digit momor
xxxxxxxxxxxx
yang lainnya (Int’1 long distance, FWD,…)
Tabel Dial Plan Jika IP dialing diaktifkan, panggilan dapat dilakukan seperti berikut: [userid@]a.b.c.d[]:port dimana ‘@’, ‘.’, dan ‘:’ akan dipanggil dengan memasukkan *, user-id harus berupa numeric (seperti nomor telepon) dan a.b.c.d harus diantara 0-255. jika port tidak diberikan maka port 5060 yang akan digunakan. Port dan user-id adalah opsional, jika user-id cocok dengan pola yang ada pada dial plan, maka akan diinterpretasikan sebagai nomor telepon biasa yang sesuai untuk dial plan. Pesan INVITE tetap dikirim ke outbound proxy jika ini diaktifkan.
L22
o Dial plan – Dial plan script untuk baris ini. Defaultnya adalah (*xx|[3469]11|0|00|[2-9]xxxxxx|1xxx[2-9]xxxxxxS0|xxxxxxxxxxxx.) syntax dial plan diperluas di SPA 3102 untuk mengizinkan penandaan dari 3 parameter yang digunakan dengan gateway yang spesifik:
Uid – otentikasi user-id
Pwd – otentikasi password
Nat- jika parameter ini ada, gunakan NAT mapping
Setiap parameter dipisahkan dengan titik koma (;), selanjutnya dial plan mengenal gw0, gw1, .. , gw4 sebagai gateway yang dikonfigurasi secara lokal, dimana gw0 mewakili gateway PSTN local pada SPA 3102 yang sama. o Enable IP Dialing – Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan IP Dialing o Emergency Number – Tanda koma memisahkan daftar dari pola emergency number, jika outbound call cocok dengan salah satu dari pola tersebut, SPA akan menonaktifkan hook flash jika ditangani. Kondisi akan dikembalikan ke normal setelah telepon ditutup. Jika kosong maka mengindikasikan tidak adanya emergency number. Panjang nomor maksimum adalah 63 karakter. Kondisi defaultnya adalah kosong.
Gambar Dial Plan
L23
•
FXS Port Polarity Configuration o Idle-Polarity – Polarity sebelum panggilan terhubung. Pilihannya adalah forward atau reverse. Kondisi defaultnya adalah forward. o Caller Conn Polarity – Polarity setelah outbound call terhubung. Pilihannya adalah forward atau reverse. Kondisi defaultnya adalah forward. o Caller Conn Polarity – Polarity setelah inbound call terhubung. Pilihannya adalah forward atau reverse. Kondisi defaultnya adalah forward.
Gambar FXS Port Polarity Configuration
FXO mempunyai parameter sebagai berikut: •
Line enable - Line enable untuk mengaktifkan line FXO. Pilihan default-nya adalah yes
Gambar Line Enable FXO
L24
•
NAT Settings o NAT Mapping Enable – Untuk menggunakan alamat IP yang dipetakan (externally mapped) dan untuk menggunakan port SIP/RTP dalam SIP message, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah no. o NAT Keep Alive Enable – Untuk mengirim configured NAT keep alive message secara periodic, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan defaultnya adalah no. o NAT Keep Alive Msg – Masukkan keep alive message yang dikirim secara periodik untuk mempertahankan current NAT mapping. Jika nilainya adalah $NOTIFY, NOTIFY message dikirim. Jika Nilainya adalah $REGISTER, sebuah REGISTER message tanpa contact dikirim. Nilai default-nya adalah $NOTIFY. o NAT Keep Alive Dest – Tujuan yang menerima NAT keep alive messages. Jika nilainya adalah $PROXY, pesan dikirim ke current atau outbond proxy. Nilai default-nya adalah $PROXY.
Gambar Nat Settings FXO •
Network Settings o SIP ToS/DiffServ Value – Nilai field TOS/DiffServ dalam paket – paket UDP IP yang membawa SIP message . Nilai default-nya adalah 0x68.
L25
o SIP Cos Value – Nilai CoS untuk SIP messages. Default-nya adalah 3. o RTP ToS/DiffServ Value – Nilai ToS/DiffServ dalam paket – paket UDP IP yang membawa data RTP. Nilai default-nya adalah 0xb8. o RTP CoS Value – Nilai CoS untuk data RTP. Nilai default-nya adalah 6. o Network Jitter Level – Menentukan bagaimana jitter buffer size diatur oleh Linksys ATA. Jitter buffer size diatur secara dinamik. Nilai minimum jitter buffer size adalah 30 milidetik atau (10 milidetik + ukuran current RTP frame). Bagaimanapun ukuran awal jitter buffer adalah larger untuk level jitter yang lebih tinggi. Pengaturan ini untuk mengontrol nilai jitter buffer size agar diatur mencapai nilai minimum. Pilih pengaturan yang tepat:low,medium,high,very high, atau extremely high. Pilihan default-nya adalah high. o Jitter Buffer Adjustment – Mengontrol bagaimana jitter buffer diatur. Pilih pengaturan yang tepat: up and down, up only, down only, atau disable. Pilihan default-nya adalah up and down.
Gambar Network Settings FXO •
SIP Settings o SIP port – Nomor port untuk mendengarkan SIP message dan untuk transmisi. Nilai default-nya adalah 5060.
L26
o SIP 100REL Enable – Untuk mengaktifkan 100REL SIP extension yang menyediakan transmisi yang handal dengan respon sementara (18x) dan penggunaan PRACK request, pilih
yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan
default-nya adalah no. o EXT SIP Port – nomor port SIP eksternal o Auth Resync-Reboot – Jika fitur ini aktif, Linksys ATA mengotentikasi pengirim ketika menerima NOTIFY resync reboot (RFC 2617) message. Untuk menggunakan fitur ini, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP Proxy-Require – Proxy SIP dapat membantu sebuah ekstension khusus ketika proxy melihat header ini dari user agent. Jika bagian ini diatur dan Proxy tidak dapat mendukungnya, Proxy akan merespon dengan pesan unsupported. Masukan header yang tepat pada tempat yang disediakan o SIP Remote-Party-ID – Untuk menggunakan header Remote-Party-ID daripada header From, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP GUID – Global Unique ID dihasilkan untuk setiap line untuk setiap alat. Ketika diaktifkan, Linksys ATA menambahkan header GUID dalam SIP request. GUID dihasilkan pada saat awal unit boots up dan dan tetap berada dengan unit sampai rebooting bahkan sampai factory reset. Fitur
L27
ini untuk membatasi registrasi account SIP. Pilihan default-nya adalah yes. o SIP Debug Option – SIP message diterima atau dikirim dari proxy listen port. Fitur ini mengontrol log SIP messages. Pilihannya sebagai berikut :
None – Tidak ada logging
1-line – Log hanya pada start-line untuk semua pesan.
1-line excl. OPT - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali OPTIONS requests/responses.
1-line excl. NTFY - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali NOTIFY requests/responses.
1-line excl. REG - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali REGISTER requests/responses.
1-line excl. OPT|NTFY|REG - Log hanya pada start-line untuk semua pesan kecuali OPTIONS,NOTIFY, dan REGISTER requests/responses.
Full – log semua pesan SIP dalm full text.
Full excl. OPT- log semua pesan SIP dalm full text kecuali OPTIONS requests/responses.
Full excl. NTFY- log semua pesan SIP dalm full text kecuali NOTIFY requests/responses.
L28
Full excl. REG- log semua pesan SIP dalm full text kecuali REGISTER requests/responses.
Full excl. OPT|NTFY|REG- log semua pesan SIP dalm full text kecuali OPTIONS, NOTIFY, dan REGISTER requests/responses.
Pilihan default-nya adalah none. o RTP Log Intvl – Interval untuk log RTP. o Restrict Source IP – Jika line 1 dan line 2 menggunakan nilai SIP Port yang sama dan fitur Restrict Source IP diaktifkan, IP address proxy untuk line 1 dan 2 dipanggap alamat IP yang dapat diterima untuk kedua line. Untuk mengaktifkan fitur Restrict Resource IP pilih yes. Jika diatur, Linksys ATA akan membuang semua paket yang dikrim ke port SIP yang berasal dari alamat IP untrusted. Source IP address disebut untrusted jika tidak sama dengan alamat IP yang telah diatur pada (atau jika <Use Outbound Proxy> diaktifkan). Pilihan default-nya adalah no. o Referor Bye Delay - Mengontrol ketika Linksys ATA mengirimkan BYE untuk menyudahi panggilan ketika mengakhiri call transfer. Untuk Referor Bye Delay masukan nilai yang tepat (dalam detik). Pilihan default-nya adalah 4. o Refer Target Bye Delay – Untuk Refer target Bye Delay, masukkan periode waktu yang tepat dalam detik. Nilai default-nya adalah 0.
L29
o Refree Bye Delay - Untuk Refree Bye Delay, masukkan periode waktu yang tepat dalam detik. Nilai default-nya adalah 0. o Refer-To Target Contact - Untuk refer-to target, pilih yes. Jika tidak,pilih no. Nilai default-nya adalah 0. o Sticky 183 – Jika fitur ini diaktifkan, IP telephony mengabaikan 180 SIP responses selanjutnya setelah menerima 183 SIP response pertama untuk sebuah outbound INVITE. Untuk mengaktifkan fitur ini, pilih yes. Jika tidak, pilih no. Pilihan default-nya adalah no.
Gambar SIP Settings FXO •
Proxy And Registration o Proxy – SIP proxy server untuk semua ourbound request o Use Outbound Proxy – Pengaktifan penggunaan . Jika diatur no, dan <Use OB Proxy> diabaikan. Pilihan default-nya adalah no. o Outbound Proxy – SIP Outbound Proxy Server dimana semua outbound request dikirim sebagai langkah pertama.
L30
o Use OB Proxy In Dialog – memaksa SIP request dikirim ke outbound proxy dalam sebuah dialog. Diabaikan jika <Use Outbound Proxy> diatur no atau dikosongkan. Pilihan default-nya adalah yes.
o Register – Mengaktifkan registrasi secara berkala dengan . Parameter ini akan diabaikan jika tidak ditentukan. Pilihan default-nya adalah yes. o Make Call Without Reg – Mengijinkan melakukan outbound call walaupun tanpa keberhasilan Linksys ATA dalam melakukan registrasi (dinamik). Jika diatur no, dial tone tidak akan dijalankan hingga registrasi berhasil. Pilihan default-nya adalah no. o Register Expires – Nilai expire (dalam detik) dalam REGISTER request. Parameter ini akan diabaikan jika diatur no. Nilai default-nya adalah 3600. o Ans Call Without Reg - Mengijinkan menjawab inbound call walaupun tanpa keberhasilan Linksys ATA dalam melakukan registrasi (dinamik). o Use DNS SRV – Pilihan untuk penggunaan DNS SRV lookup untuk Proxy atau Outbound Proxy. Pilihan default-nya adalah no. o DNS SRV Auto Prefix – Jika diaktifkan, Linksys ATA akan secara otomatis menulis nama Proxy atau Outbound Proxy dengan _sip._udp ketika melakukan DNS SRV lookup pada nama tersebut. Pilihan defaultnya adalah no.
L31
o Proxy Fallback Intvl – Parameter ini mengatur delay (detik) dimana Linksys ATA akan mencoba kembali setelah gagal. Parameter ini berguna jika daftar proxy server utama dan cadangan disediakan Linksys ATA melalui record DNS SRV lookup pada nama server. Nilai defaultnya adalah 3600. o Proxy Redundancy Method – Linksys ATA akan membuat sebuah daftar internal proxy – proxy dan dikembalikan ke record DNS SRV. Pada mode normal, daftar yang ada memuat tingkatan proxy – proxy berdasarkan bobot dan prioritasnya. Jika dipilih Based on SRV port, Linksys ATA melakukan hal yang sama tetapi juga memeriksa nomor port berdasarkan port proxy pertama dalam daftar.
Gambar Proxy and Registration FXO •
Subscriber Information o Display Name - Diisi dengan nama caller ID o User ID - Nomor extension dari line ini o Password - Password dari line ini. o Use Auth ID - yes untuk SIP otentikasi. Pilihan default-nya adalah no.
L32
o Auth ID - ID otentikasi untuk otentikasi SIP. o Mini Certificate – Berdasarkan 64 encoded Mini-Certificate yang dirangkai dengan 1024-bit public key dari CA menandai
MC untuk
semua subscriber dalam grup. Nilai default-nya adalah kosong. o SRTP Private Key – Berdasarkan 64 encoded dari 512-bit private key per subscriber untuk membuat call yang aman. Nilai default-nya adalah kosong.
Gambar Subscriber Information FXO •
Audio Configuration o Preferred Codec - Preferred codec untuk semua panggilan. Pilih salah satu dari : G711u, G711a, G726-16, G726-24, G726-32, G726-40, G729a, atau G723. Default-nya adalah G711u. o Silence Supp Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan silence suppression sehingga frame suara yang tidak ada percakapan tidak dikirim. Pilihan default-nya adalah no. o Use Pref Codec Only – Pilih yes jika hanya ingin menggunakan codec yang dipilih (call akan berakhir jika pasangannya tidak mendukung codec ini. Default-nya adalah no.
L33
o G729a Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan codec G729a pada 8 kbps. Default-nya yes. o Echo Canc Enable – Untuk mengaktifkannya, pilih yes. Default-nya adalah yes. o G723 Enable – Pilih yes untuk mengaktifkan codec G723a pada 6.3 kbps. Default-nya yes. o Echo Canc Adapt Enable – Pilih yes untuk menggunakannya. Defaultnya adalah yes. o G726-16 Enable Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 16 kbps. Default-nya yes. o Echo Supp Enable – Untuk menggunakannya pilih yes. Default-nya adalah yes. o G726-24 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 24 kbps. Default-nya yes. o FAX CED Detect Enable – Untuk memampukan mendeteksi bunyi Caller-Entered Digits (CED) fax. Default-nya adalah yes. o G726-32 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 32 kbps. Default-nya yes. o FAX CNG Detect Enable – Untuk memampukan mendeteksi bunyi calling (CNG) fax. Default-nya adalah yes.
L34
o G726-40 Enable - Pilih yes untuk mengaktifkan codec G726 pada 40 kbps. Default-nya yes. o FAX Passthru Codec – Pilih codec untuk fax passthrough, yaitu G711u atau G711a. Default-nya adalah G711u. o DTMF Process INFO – Untuk menggunakan fitur DTMF process info, pilih yes. Default-nya yes. o FAX Codec Symmetric – Memaksa Linksys ATA menggunakan symmetric codec selama meneruskan fax. Default-nya adalah no. o DTMF Process AVT – Mengaktifkan fitur DTMF process AVT. Default-nya adalah yes. o FAX Passthru Method – Pilih cara fax passthrough: None, NSE, atau ReINVITE. Default-nya adalah NSE. o DTMF Tx Method – Pilih metode untuk mengirim sinyal DTMF ke tujuan akhir: InBand, AVT, INFO, Auto, Inband+INFO. InBand mengirim DTMF menggunakan jalur suara. AVT mengirim DTMF sebagai AVT event. INFO menggunakan metode SIP INFO. Auto menggunakan InBand atau AVT berdasarkan hasil dari negosiasi codec. Default-nya adalah Auto. o FAX Process NSE – Untuk menggunakan fitur fax process NSE pilih yes. Default-nya adalah yes.
L35
o FAX Disable ECAN – Jika diaktifkan, fitur ini secara otomatis membuat echo canceller menjadi tidak aktif ketika bunyi fax dideteksi. Untuk menggunakan fitur ini, pilih yes. Default-nya adalah no. o Release Unused Codec – Fitur ini mengijinkan untuk mengeluarkan codec yang tidak digunakan setelah negosiasi codec pada saat call awal, jadi codec lain dapat digunakan pada baris kedua. Untuk mengaktifkan, pilih yes. Default-nya yes.
Symmetric RTP – Memampukan operasi symmetric RTP. Jika diaktifkan, SPA 3102 mengirim paket RTP ke alamat sumber dan paket valid inbound RTP ke port yang diterima terakhir. Jika tidak diaktifkan (atau sebelum paket RTP pertama diterima) SPA 3102 mengirim RTP ke tujuan yang ditunjuk dalam inbound SDP (Session Description Protocol). Default-nya adalah yes.
Gambar Audio Configuration FXO
L36
•
Dial Plan o Dial Plan 1/2/3/4/5/6/7/8 – Skrip dial plan untuk line ini. Pilihan defaultnya (xx.). Sintax dial plan ini sama dengan sintax dial plan pada Line 1
Gambar Dial Plans FXO •
VoIP-To-PSTN Gateway Setup o VoIP-To-PSTN Gateway Enable – Mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi VoIP-To-PSTN Gateway. Kondisi defaultnya adalah yes o VoIP Caller Authentication Method – Metode yang digunakan untuk mengotentikasi VoIP Caller utnuk menghubungi gateway PSTN. Pilihan yang ada (none, PIN, HTTP Digest). Kondisi default-nya adalah none o VoIP PIN Max Retry – Jumlah mencoba untuk mengizinkan VoIP Caller memasukkan nomor PIN (digunakan jika Authentication Method yang di pilih adalah PIN) o One stage Dialing – Mengaktifkan one-stage dialing (dapat dipakai jika Authentication Method adalah none, atau HTTP Digest, atau caller ada pada Access List). Kondisi default-nya adalah yes
L37
o Line 1 VoIP Caller DP – Nomor Index dari dial plan yang terdapat pada dial plan pool biasanya digunakan ketika VoIP caller memanggil dari Line 1 SPA3102 yang sama selama operasi normal. Pilihan yang ada (none, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8). Catatan otentikasi untuk VoIP caller untuk Line 1 dilewatkan. Kondisi default-nya adalah 1 o Default VoIP Caller DP – Nomor index dari dial plan pada dial plan pool yang digunakan ketika VoIP caller tidak diotentikasi. Pilihan yang ada (none, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8). Kondisi defaultnya adalah 1 o Line 1 Fallback DP – Nomor index dari dial plan pada dial plan pool yang digunakan ketika VoIP caller memanggil dari Line 1 pada SPA3102 yang sama dikarenakan fallback ke PSTN ketika Line 1 VoIP down. Pilihan yang ada none, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8). Kondisi default-nya adalah 1 o VoIP Caller ID Pattern - Tanda koma memisahkan daftar dari template nomor pemanggil yang dibuat, dimana jika terdapat pemanggil dengan nomor yang tidak sesuai dengan template akan di reject untuk service dari gateway PSTN tanpa melihat settingan dari authentication method. Pembandingan dilakukan sebelum access list digunakan. Jika parameter ini dikosongkan, semua pemanggil akan dapat menggunakan service gateway PSTN. Contoh: 1408* keterangan: ‘*’ cocok untuk semua nomor. Kondisi default-nya adalah kosong o VoIP Access List – Tanda kom memisahkan daftar dari template IP address, dimana pemanggil dengan IP address yang sesuai dengan template akan diterima untuk mendapatkan service gateway PSTN, tanpa
L38
otentikasi lebih lanjut. Contoh: 192.168.*.*, 66.43.12.1??. Kondisi default-nya adalah kosong o VoIP Caller 1/2/3/4/5/6/7/8 PIN – Satu dari 8 nomor PIN yang dapat digunakan untuk menentukan access control ke gateway PSTN dengan VoIP caller, ketika di set PIN. Kondisi default-nya adalah kosong o VoIP Caller 1/2/3/4/5/6/7/8 DP – Nomor index dari dial plan yang ada pada dial plan pool yang digunakan bersamaan dengan VoIP caller yang memasukkan PIN dengan benar . Kondisi default-nya adalah 1
Gambar VoIP-To-PSTN Gateway Setup •
VoIP User and Passwords (HTTP Authentication) o VoIP User 1/2/3/4/5/6/7/8 Auth ID – Terdapat 8 user id yang bisa digunakan VoIP Caller untuk mengotentikasi diri sendiri ke SPA menggunakan metode HTTP Digest (dengan menambahkan header otorisasi pada pesan SIP INVITE yang dikirim ke SPA. Jika tidak sama
L39
atau hilang, SPA akan mengirimkan respon 401). Pilihan default-nya adalah kososng o VoIP User 1/2/3/4/5/6/7/8 DP – Index dari dial plan yang digunakan bersama VoIP User 1. Pilihan default-nya 1 o VoIP User 1/2/3/4/5/6/7/8 Password – Password yang digunakan bersama VoIP User 1. Pilihan default-nya adalah kososng
Gambar VoIP User and Passwords (HTTP Authentication) •
PSTN-To-VoIP Gateway Setup o PSTN-To-VoIP
Gateway
Enable
–
Mengaktifkan
atau
mengnonaktifkan fungsi PSTN-To-VoIP Gateway. Jika diset no, gateway akan tidak aktif tatapi PSTN akan tetap ringing melalui Line 1 (jika PSTN Ring Thru Line 1 diaktifkan). Pilihan defaultnya adalah yes
L40
o PSTN Caller Auth Method – metode yang digunakan untuk otentikasi pemanggil PSTN (PSTN caller) ke VoIP Gateway. Pilihan: {none, PIN}. Pilihan default-nya none o PSTN Ring Thru Line 1 – Jika diaktifkan, Line 1 juga akan ringing ketika terjadi panggilan masuk (setelah delay selama waktu yang ditentukan di PSTN Ring Thru Delay). Pilihan default-nya adalah yes o PSTN PIN Max Retry – Jumlah percobaan maksimum penelepon dari PSTN untuk memasukan PIN yang benar. Pilihan default-nya adalah 3 o PSTN CID For VoIP CID – Jika diset yes maka caller-id panggilan keluar dari VoIP akan diasumsikan sebagai PSTN caller. PSTN caller ID harus aktif. Pilihan default-nya adalah yes o PSTN CID Number Prefix – Prefix untuk menyediakan nomor PSTN caller ID ketika ringing melalui Line 1 atau panggilan masuk dari VoIP. Umumnya peralatan caller-id hanya dapat menampilkan 0-9. Pilihan default-nya kosong o PSTN Caller Default DP – index dari dialplan yang digunakan untuk PSTN caller yang tidak memenuhi otentikasi. Pilihan nya adalah 1 sampai 8 dengan pilihan default-nya 1 o PSTN CID Name Prefix - Prefix untuk menyediakan nama PSTN caller ID ketika ringing melalui Line 1 atau panggilan masuk dari VoIP. Pilihan default-nya adalah kosong
L41
o PSTN Caller ID Pattern – Daftar nomor pemanggil (caller). Dapat diisi lebih dari satu dengan koma (,) sebagai pemisahnya. Nomor PSTN caller yang tidak cocok dengan daftar ini akan ditolak untuk VoIP gateway. Jika parameter ini tidak diisi maka VoIP gateway akan melewatkan semua caller. Pilihan default-nya adalah kosong. o PSTN Access List - Daftar nomor pemanggil (caller). Dapat diisi lebih dari satu dengan koma (,) sebagai pemisahnya. Nomor PSTN caller yang cocok dengan daftar ini akan diterima untuk VoIP gateway tanpa otentikasi. o PSTN Caller 1/2/3/4/5/6/7/8 PIN – Satu dari delapan PIN sebagai otentikasi PSTN caller untuk mendapatkan layanan VoIP Gateway, PSTN caller memasukan PIN yang sama dengan PIN yang ditunjuk sebagai PSTN caller 1/2/3/4/5/6/7/8. Pilihan default-nya adalah kosong o PSTN Caller 1/2/3/4/5/6/7/8 DP – Index dari dialplan yang digunakan bersama PSTN caller 1/2/3/4/5/6/7/8. Pilihan default-nya adalah 1
Gambar PSTN-To-VoIP Gateway Setup
L42
•
FXO Timer Values (sec) o VoIP Answer Delay – Lama waktu tunggu dalam detik sebelum autoanswering untuk FXO account. Pilihannya antara 0 sampai 255 dengan 3 sebagai pilihan default o VoIP PIN Digit Timeout – Batas waktu tunggu untuk digit PIN pertama dari VoIP caller. Pilihannya antara 0 sampai 255. Default-nya adalah 10 o PSTN Answer Delay - Waktu tunggu (delay) sebelum mendapatkan dial tone kedua. Pilihannya antara 0 sampai 255. Default-nya adalah 16 o PSTN PIN Digit Timeout - Batas waktu untuk digit PIN pertama dari PSTN caller. Pilihannya antara 0 sampai 255. Default-nya adalah 10 o PSTN-To-VoIP Call Max Dur – Batas lama waktu untuk komunikasi PSTN-To-VoIP Gateway. Pilihannya antara 0 sampai 2147483647 detik. Pilihan default-nya 0 yang berarti tidak ada batas waktu. o PSTN Ring Thru Delay – Waktu tunggu (delay) setelah PSTN mulai ringing sebelum Line 1 ringing. Waktu tunggu harus diatur lebih besar dari waktu pengiriman PSTN caller-id selesai dikirim agar Line 1 mendapat informasi caller-id misalnya 5 detik. Pilihannya antara 0-255. Pilihan default-nya adalah 5 detik o VoIP-To-PSTN Call Max Dur - Batas lama waktu untuk komunikasi VoIP-To-PSTN Gateway. Pilihannya antara 0 sampai 2147483647 detik. Pilihan default-nya 0 yang berarti tidak ada batas waktu. o VoIP DLG Refresh Intvl – Jarak antar Dialog Refresh Message yang dikirim oleh SPA untuk mendeteksi status VoIP call-leg. Jika diset 0, SPA tidak mengirim Refresh Message dan VoIP call-leg tidak akan dicek
L43
oleh SPA. Refresh Message adalah SIP peer ReINVITE dan VoIP harus meresponnya dengan 2xx. Jika VoIP peer tidak membalasnya atau meresponnya dengan respon yang lebih kecil dari 2xx, maka SPA akan memutuskan hubungan PSTN dan VoIP secara otomatis. Pilihannya mulai dari 0 sampai 255. Pilihan default-nya adalah 30. o PSTN Ring Timeout – Lamanya waktu antara ringing dimulai sampai SPA memtuskn PSTN berhenti ringing o PSTN Dialing Delay – Waktu tunggu (delay) setelah gagang telepon diangkat sampai SPA men-dial nomor PSTN. Pilihannya adalah 0 sampai 255. Pilihan default-nya adalah 1 o PSTN Dial Digit Len – Menenentukan waktu on/off ketika mengirim digit melalui port FXO. Sintaxnya adalah on-time/off-time, dimana ontime dan off-time diekspresikan dalam detik dengan 2 angka dibelakang koma. Pilihanya mulai dari 0.05 sampai 3.00 o PSTN Hook Flash Len – Panjang waktu dari hook flash dalam detik. Selama panggilan PSTN-to-VoIP, Linksys ATA memproses pengiriman sinyal out-of-band hook flash dari VoIP peer melalui hook-flash pada port FXO. Hal ini mengijinkan VoIP peer untuk menginisiasikan threeway conference call dan call transfer. Parameter ini mengatur durasi sinyal on-hook. Pilihannya mulai dari 0.02 sampai 1.6 detik. Pilihan default-nya adalah 0.25.
L44
Gambar FXO Timer Values •
PSTN Disconnect Detection o Detect CPC – CPC adalah penghapusan tegangan tip-and-ring secara singkat. Jika diaktifkan, SPA akan memutuskan koneksi. Pilihannya adalah yes o Detect Polarity Reversal – Jika diaktifkan, SPA akan memutuskan panggilan ketika sinyal dideteksi selama panggilan gateway. Jika hal itu adalah panggilan PSTN gateway, pembalikan polaritas pertama diabaikan dan yang kedua memicu pemutusan hubungan. Untuk panggilan VoIP gateway, pembalian polaritas pertama memicu pemutusan hubungan. Pilihan default-nya adalah yes o Detect PSTN Long Silence – Jika diaktifkan, SPA akan memutuskan panggilan ketika pada sisi PSTN tidak ada aktifitas suara selama waktu lebih dari yang ditentukan dalam . Pilihan default-nya adalah yes o Detect VoIP Long Silence – Jika diaktifkan, SPA akan memutuskan panggilan ketika pada sisi VoIP tidak ada aktifitas suara selama waktu lebih dari yang ditentukan dalam . Pilihan default-nya adalah yes
L45
o PSTN Long Silence Duration – Waktu (dalam detik) minimum PSTN tidak ada aktifitas suara yang dapat memicu pemutusan hubungan, jika . Pilihan default-nya adalah 30 o VoIP Long Silence Duration – Waktu (dalam detik) minimum VoIP tidak ada aktifitas suara yang dapat memicu pemutusan hubungan, jika . Pilihan default-nya adalah 30 o PSTN Silence Threshold – Parameter ini mengatur kepekaan PSTN mendeteksi ada atau tidaknya aktifitas suara. Pilihannya {very low, low, medium, high, very high}. Semakin tinggi (high) setingannya, maka semakin mudah mendeteksi tidak adanya aktifitas suara dan semakin mudah juga memutuskan hubungan. Pilihan default-nya adalah medium o Detect Disconnect Tone – Jika diaktifkan, SPA akan memutuskan panggilan ketika terdeteksi disconnect tone dari PSTN selama panggilan VoIP. o Disconnect Tone – Tone script yang mendeskripsikan tone sebagai disconnect tone. Syntax-nya mengikuti standard tone script dengan beberapa batasan. Berikut adalah batasan-batasannya:
Harus dua frekuensi komponen diberikan. Jika hanya satu, maka akan kedua komponen akan memakai frekuensi yang sama.
Nilai tone level tidak digunakan. Harus menggunakan -30 dBm
Hanya satu segmen yang diijinkan
Durasi total dari segmen diinterpretasikan sebagai durasi minimum dari tone untuk memicu pendeteksian
L46
Enam segmen dari waktu on\off dapat dispesifikasikan. 10% margin digunakan untuk validasi karakteristik irama dari tone
Gambar PSTN Disconnect Detection •
International Control o FXO Port Impedance – Hambatan yang diinginkan dari port FXO. Pilihannya {600, 900, 27+}. Pilihan default-nya adalah 600 o Ring Frequency Min – Frekuensi minimum yang terdeteksi. Pilihannya 5 sampai 100. Pilihan default-nya adalah 10 o SPA to PSTN Gain – Kekuatan digital (dalam dB) untuk mendapat sinyal dari SPA ke PSTN. Pilihannya adalah -15 sampai 12. Pilihan default-nya adalah 0 o Ring Frequency Max – Frekuensi maksimal yang terdeteksi. Pilihannya 5 sampai 100. Pilihan default-nya adalah 10 o PSTN to SPA Gain - Kekuatan digital (dalam dB) untuk mendapat sinyal dari PSTN ke SPA. Pilihannya adalah -15 sampai 12. Pilihan default-nya adalah 0 o Ring Validation Time – Pilihannya {100, 150, 200, 256, 384, 512, 640, 1024} dalam ms. Pilihan default-nya adalah 256 ms o Tip/Ring Voltage Adjust – Pilihannya adalah {3.1, 3.2, 3.35, 3.5}. Pilihan default-nya adalah 3.5
L47
o Ring Indication Delay – Pilihannya adalah {0, 512, 768, 1024, 1280, 1536, 1792} dalam ms. Pilihan default-nya adalah 512 ms o Operational Loop Current Min – Pilihannya adalah {10, 12, 14, 16} dalam mA. Pilihan default-nya adalah 10 o Ring Timeout – Pilihannya adalah {0, 128, 256, 384, 512, 640, 768, 896, 1024, 1152, 1280, 1408, 1536, 1664, 1792, 1920} dalam ms. Pilihan default-nya adalah 640 ms o On-Hook Speed – Pilihannya adalah {kurang dari 0.5ms, 3ms (ETSI), 26ms (Australia)}. Pilihan default-nya adalah kurang dari 0.5 ms o Ring Threshold – Pilihannya adalah {13.5-16.5, 19.35-2.65, 40.5-49.5} dalam Vrms. Pilihan default-nya adalah 13.5-16.5 Vrms o Current Limiting Enable – Mengaktifkan atau menonaktifkan batasan arus. Pilihan default-nya adalah no o Ringer Impedance – Pilihannya adalah {High, Synthetized(Poland, S.Africa, Slovenia)}. Pilihan default-nya adalah High o Line-In-Use Voltage – Menentukan batas tegangan saat SPA mengasumsikan PSTN digunakan oleh handset lain bersama-sama dalam line yang sama (dan akan mendeklarasikan gateway PSTN tidak bisa dihubungi oleh VoIP). Pilihan default-nya adalah 40V
Gambar International Control
L48
Prosedur Peng-install-an AsteriskWin32 •
Setelah setup.exe dijalankan , ditampilkan menú welcome. Tekan tombol next untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar Langkah 1- Instalasi AsteriskWin32 •
Menu selanjutnya akan menanyakan masalah copyright yang menggunakan GNU General Public License. Pilih tomboli accept the agreement dan tekan tombol next untuk melanjutkan proses selanjutnya.
Gambar Langkah 2 - Instalasi AsteriskWin32
L49
•
Patrick Deruel menambhkan disclaimer agar orang tidak menuntutnya jika pada suatu hari terjadi masalah. Untuk melanjutkan proses instalasi, tekan tombol next
Gambar Langkah 3 - Instalasi AsteriskWin32 •
Pada bagian ini, kita diminta memilih folder tempat AsteriskWin32 akan diinstalasi. Folder default yang digunakan adalah c:\cygroot. Kita dapat memilih folder lain jika diinginkan dengan cara menekan tombol browse. Jika folder yang diinginkan telah dipilih, tekan tombol next untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar Langkah 4 - Instalasi AsteriskWin32
L50
•
Jika folder yang dituju ternyata belum ada, pertanyaan untuk membuat folder akan muncul. Tekan yes untuk membuat folder secara otomatis.
Gambar Langkah 5 - Instalasi AsteriskWin32 •
Selanjutnya installer AsteriskWin32 akan memberitahukan besar ruang harddisk yang dibutuhkan serta memberikan pilihan file yang akan di-install. Sebaiknya pilih Full installation. Tekan tombol next untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar Langkah 6 - Instalasi AsteriskWin32
L51
•
Selanjutnya installer akan menanyakan apakah kita ingin membuat icon AsteriskWin32 di desktop. Pilih Create a desktop icon jika diinginkan adanya icon di desktop. Tekan tombol next untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar Langkah 7 - Instalasi AsteriskWin32 •
Installer akan memberitahukan rangkuman yang akan dilakukan pada saat proses instalasi. Tekan tombol install untuk menginstalasi AsteriskWin32dan tunggu hingga proses selesai.
Gambar Langkah 8 - Instalasi AsteriskWin32
L52
•
Setelah proses instalasi selesai, terdapat pilihan untuk membaca file readme. Bacalah file ini jika perlu dengan memilih file View readme.rtf dan tekan tombol finish.
Gambar Langkah 9 - Instalasi AsteriskWin32
L53
Konfigurasi Pengujian Komunikasi antar User Agent sip.conf [general] disallow=all allow=GSM allow=alaw insecure = very
; operator ; [1111] type = friend context=operator username=1111 secret=1111 host=dynamic
; user agent pada context kantor [1000] type = friend context=kantor username=1000 secret=1000 host=dynamic dtmfmode=inband
L54
[1010] type = friend context=kantor username=1010 secret=1010 host=dynamic dtmfmode=inband
[1050] type = friend context=kantor username=1050 secret=1050 host=dynamic
; nomor untuk FXS ; [1090] type = friend context=kantor username=1090 secret=1090 host=dynamic
L55
; nomor untuk FXO ; [2113] type = friend context=dari-kdb username=2113 callerid=PSTNPHONE secret=2113 host=dynamic
L56
extensions.conf [operator] include=parkedcalls include=>kantor ; untuk dial ke PSTN ; exten=>_021.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@2113,30,t)
[kantor] include=>parkedcalls exten=>1000,1,Dial(SIP/1000,30,t) exten=>1000,2,VoiceMail(1000@test1) exten=>1000,3,Hangup
exten=>1010,1,Dial(SIP/1010,30,t) exten=>1010,2,VoiceMail(1010@test1) exten=>1010,3,Hangup
exten=>1050,1,Dial(SIP/1050,30,t) exten=>1050,2,VoiceMail(1050@test1) exten=>1050,3,Hangup
exten=>1090,1,Dial(SIP/1090,30,t) exten=>1090,2,VoiceMail(1090@test1) exten=>1090,3,Hangup
L57
; menelepon operator untuk ditransfer ke pstn exten=>1111,1,Dial(SIP/1111,30,t) exten=>1111,2,Hangup
; untuk mendengar voicemail ; exten=>81000,1,VoiceMailMain(1000@test1) exten=>81010,1,VoiceMailMain(1010@test1) exten=>81050,1,VoiceMailMain(1050@test1) exten=>81090,1,VoiceMailMain(1090@test1)
features.conf [general] parkext => 700 parkpos => 701-720 context => parkedcalls
voicemail.conf [test1] 1000=>1000,1000,[email protected] 1010=>1010,1010,[email protected] ; password 1010, dimiliki user 1010, memiliki ; alamat email [email protected] 1050=>1020,1020,[email protected] 1090=>1090,1090,[email protected]
L58
Konfigurasi Pengujian Komunikasi antara Kota A dengan Kota B sip.conf (pada kota A) [general] Register=>3070,[email protected] disallow=all allow=GSM allow=alaw insecure = very
; operator ; [1111] type = friend context=operator username=1111 callerid=X-LITE1 secret=1111 host=dynamic
; user agent dalam context kota_A [1000] type = friend context=kota_A username=1000 secret=1000
L59
host=dynamic dtmfmode=inband
[1010] type = friend context=kota_A username=1010 secret=1010 host=dynamic dtmfmode=inband
[1050] type = friend context=kota_A username=1050 secret=1050 host=dynamic
[1090] type = friend context=kota_A username=1090 secret=1090 host=dynamic
L60
; nomor ini disediakan untuk AsterskWin32 dari kota B agar panggilan dari ; kota B dianggap sebagai panggilan dari ekstension 1070 yang berada di kota A [1070] type = friend context=kota_A username=1070 secret=1070 host=dynamic
; digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota B [tokota_B] type = friend context=kota_A username=3070 secret=3070 host=192.168.3.2
; nomor yang digunakan untuk berhubungan dengan PSTN [2113] type = friend context=kota_A username=2113 secret=2113 host=dynamic
L61
extensions.conf (pada kota A) [operator] include=parkedcalls include=>kota_A ; untuk dial ke PSTN ; exten=>_021.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@2113,30,t)
[kota_A] include=>parkedcalls exten=>1000,1,Dial(SIP/1000,30,t) exten=>1000,2,VoiceMail(1000@test1) exten=>1000,3,Hangup
exten=>1010,1,Dial(SIP/1010,30,t) exten=>1010,2,VoiceMail(1010@test1) exten=>1010,3,Hangup
exten=>1050,1,Dial(SIP/1050,30,t) exten=>1050,2,VoiceMail(1050@test1) exten=>1050,3,Hangup
exten=>1090,1,Dial(SIP/1090,30,t) exten=>1090,2,VoiceMail(1090@test1) exten=>1090,3,Hangup
L62
; menelepon operator untuk ditransfer ke pstn exten=>1111,1,Dial(SIP/1111,30,t) exten=>1111,2,Hangup
; untuk mendengar voicemail ; exten=>81000,1,VoiceMailMain(1000@test1) exten=>81010,1,VoiceMailMain(1010@test1) exten=>81050,1,VoiceMailMain(1050@test1) exten=>81090,1,VoiceMailMain(1090@test1)
; untuk menelepon user agent di asterisk kota_B exten=>_3.,1,Dial(sip/tokota_B/${EXTEN})
features.conf (pada kota_A) [general] parkext => 700 parkpos => 701-720 context => parkedcalls
L63
voicemail.conf (pada kota_A) [test1] 1000=>1000,1000,[email protected] 1010=>1010,1010,[email protected] ; password 1010, dimiliki user 1010, memiliki ; alamat email [email protected] 1050=>1020,1020,[email protected] 1090=>1090,1090,[email protected]
L64
sip.conf (pada kota B) [general] Register=>1070,[email protected] disallow=all allow=GSM allow=alaw insecure = very
; operator ; [3333] type = friend context=operator username=3333 secret=3333 host=dynamic
; user agent dalam context kota_B [3000] type = friend context=kota_B username=3000 secret=3000 host=dynamic dtmfmode=inband
L65
[3010] type = friend context=kota_B username=3010 secret=3010 host=dynamic dtmfmode=inband
[3050] type = friend context=kota_B username=3050 secret=3050 host=dynamic
[3090] type = friend context=kota_B username=3090 secret=3090 host=dynamic
L66
; nomor ini disediakan untuk AsterskWin32 dari kota A agar panggilan dari ; kota A dianggap sebagai panggilan dari ekstension 3070 yang berada di kota B [3070] type = friend context=kota_B username=3070 secret=3070 host=dynamic
; digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota A [tokota_A] type = friend context=kota_B username=1070 secret=1070 host=192.168.1.1
; nomor yang digunakan untuk berhubungan dengan PSTN [2114] type = friend context=kota_B username=2114 secret=2114 host=dynamic
L67
extensions.conf (pada kota B) [operator] include=parkedcalls include=>kota_B ; untuk dial ke PSTN ; exten=>_022.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@2114,30,t)
[kota_B] include=>parkedcalls exten=>3000,1,Dial(SIP/3000,30,t) exten=>3000,2,VoiceMail(3000@test3) exten=>3000,3,Hangup
exten=>3010,1,Dial(SIP/3010,30,t) exten=>3010,2,VoiceMail(3010@test3) exten=>3010,3,Hangup
exten=>3050,1,Dial(SIP/3050,30,t) exten=>3050,2,VoiceMail(3050@test3) exten=>3050,3,Hangup
exten=>3090,1,Dial(SIP/3090,30,t) exten=>3090,2,VoiceMail(3090@test3) exten=>3090,3,Hangup
L68
; menelepon operator untuk ditransfer ke pstn exten=>3333,1,Dial(SIP/3333,30,t) exten=>3333,2,Hangup
; untuk mendengar voicemail ; exten=>83000,1,VoiceMailMain(3000@test3) exten=>83010,1,VoiceMailMain(3010@test3) exten=>83050,1,VoiceMailMain(3050@test3) exten=>83090,1,VoiceMailMain(3090@test3)
; untuk menelepon user agent di asterisk kota_B exten=>_1.,1,Dial(sip/tokota_A/${EXTEN})
features.conf (pada kota B) [general] parkext => 700 parkpos => 701-720 context => parkedcalls
L69
voicemail.conf (pada kota B) [test3] 3000=>3000,3000,[email protected] 3010=>3010,3010,[email protected] ; password 3010, dimiliki user 3010, memiliki ; alamat email [email protected] 3050=>3050,3050,[email protected] 3090=>3090,3090,[email protected]