Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto KADAR KREATININ DAN ASAM URAT PLASMA DARAH AYAM PETELUR YANG DIPELIHARA PADA TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) BERBEDA LEVEL OF CREATININ AND URIC ACID AT LAYING HEN BLOOD’S MAINTAINED IN DIFFERENT TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) A. Febrianto*, A. Mushawwir**, L. Adriani** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Email:
[email protected]
Abstrak Temperature Humidity Index (THI) merupakan standar yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat potensi stres panas pada ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh THI terhadap kadar kreatinin dan asam urat plasma darah ayam petelur. Penelitian ini dilakukan di CV. Acum Jaya Abadi di Desa Sumur Wiru Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (±183 meter diatas permukaan laut) dan di Peternakan Ayam Petelur milik Bapak Iqbal di Dusun Cihampelas Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (±847 meter diatas permukaan laut).Panelitian ini menggunakan 30 ekor ayam petelur umur 14 bulan dari tiap lokasi dengan menggunakan metode eksperimental. P1 = ayam petelur dengan THI kandang 72 dan P2 = ayam petelur dengan THI kandang 89. Hasil penelitian menunjukkan kadar kreatinin dan asam urat plasma darah meningkat bila nilai THI meningkat. Ayam petelur pada lokasi Cililin (THI 72) memiliki kadar kretinin dan asam urat yang rendah, nilainya berturut-turut 0,35 mg/dl dan 4,8 mg/dl, dan pada lokasi Kuningan (THI 89) memiliki kadar kreatinin dan asam urat yang tinggi ( 0,78 mg/dl dan 7,4 mg/dl). Kata Kunci: kretainin, asam urat, THI, ayam petelur Abstract Temperature Humidity Index (THI) is the standard that used to measure level of potential heat stress in livestock. The aim of this research is for studying the influence of THI on blood creatinin and uric acid. The research is implemented at CV Acum Jaya Abadi, Sumur Wiru Village, Cibeureum, Kuningan, West Java (±183 above sea level) and Mr. Iqbal’s Poultry Farm at Cihampelas Village, Cililin, Bandung, West Java (±847 above sea level). This research used 30 hens from each location by the experimental method. P1 = laying hens in farm with THI index 72 and P2 = laying hens in farm with THI index 89. The result that showed the creatinin and uric acid level increased when THI level increased. The hens at Cililin location (THI 72) had creatinin and uric acid level, i.e. 0,35 mg/dl and 4,8 mg/dl, and at Kuningan location (THI 89) had higher level of creatinin and uric acid respectively, 0,78 mg/dl and 7,4 mg/dl. Key word: creatinin, uric acid, THI, laying hen
1
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto I.
Pendahuluan Ayam termasuk hewan homoioterm, yaitu hewan yang mempunyai temperatur
tubuh konstan meskipun hidup pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi daripada temperatur tubuhnya (Yuwanta, 2004). Akumulasi beban panas yang diperoleh dari lingkungan sekitar menyebabkan gangguan fungsi fisiologis ternak, yang pada akhirnya akan mengganggu metabolisme. Suhu dan kelembaban lingkungan dapat menentukan zona nyaman pada ternak, nilai suhu dan kelembaban lazim disebut THI, merupakan standar yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat potensi stres panas pada ternak. Ayam petelur memiliki sensitivitas paling tinggi terhadap cekaman lingkungan yang panas (Mushawwir, A.dan Latipudin, D., 2012). Suhu yang tinggi akan direspon oleh tubuh ayam dengan meningkatnya produksi hormon adrenokortikotropik (ACTH) oleh kelenjar pituitary pada otak yang akan berdampak pada menurunnya metabolisme secara umum. Dengan meningkatnya ACTH maka metabolisme tubuh akan terganggu, ditandai dengan meningkatnya nilai kreatinin dalam darah. Kreatinin adalah produk masa otot yang merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat (Meyer dan Harvey, 2003). Peningkatan sekresi glukokortikoid menyebabkan glukoneogenesis dan naiknya metabolisme protein.Dalam tubuh, basa purin dan pirimidin, yang merupakan bagian dari precursor beberapa senyawa, diubah menjadi asam urat.Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metablolisme purin. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarrnya tidak berlebih dalam darah, namun bila kadarnya berlebih akan berperan sebagai prooksidan (McCrudden, 2000). Oleh karena itu perlunya diteliti perubahan kadar kreatinin dan asam urat darah ayam petelur fase layer terhadap temperature-humidity index (THI) yang berbeda. II.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
2.1.
Objek Penelitian Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam petelur tipe medium,
umur 14 bulan, sebanyak 30 ekor dari tiap lokasi. Ayam dipelihara dengan kandang model baterai yang berlokasi di CV. Acum Jaya Abadi di Desa Sumur Wiru Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan di Peternakan Ayam Petelur milik Bapak Iqbal di Dusun Cihampelas Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
2
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto 2.2. Bahan Penelitian Plasma darah, Alkohol 70%, Larutan asam trikloroasetat (TCA) sebanyak 5%, Larutan katalisator yang mengandung FeCl3 1,6 mM, tiosemikarbazida 5 mM, H2SO4 1,3 M, dan H3PO4 4 M, Larutan diasetil monoksim (DAM) sebanyak 140 mM, Larutan standar urea mengandung 40 mg/100ml, Larutan darah bebas protein (Folin-Wu), Natrium sianida 75 g, Air 900 ml, Urea 300 g, Kalsium oksida 5 g, Litium oksalat 2 g, Natrium tungstat (bebas moblidat) 100 g, Asam fosfat 85%, Akuades, Air brom, Dinatrium hidrogen fosfat 9 g, Natrium dihidrogen fosfat 1 g, Asam asetat glasial 1,4 ml, Kloroform, Asam klorida pekat 5 ml 2.3.
Metode Penelitian
(1)
Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Suhu kandang diukur dengan menempatkan 3 thermometer di tiga titik,
thermometer yang digunakan yaitu thermometer bola kering/dry bulb (DB) dan bola basah/wet bulb (WB).Data yang diperoleh dari ketiga titik tersebut dirataratakan.Kelembaban ditentukan berdasarkan kolom selisih temperatur bola kering dengan bola basah, kemudian dikoreksi dengan menggunakan nilai kelembaban yang sejajar dengan nilai temperatur bola kering.Pemeriksaan dan pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 5.00-7.00 dan siang hari pukul 12.30-14.00 setiap minggu selama 1 bulan.Nilai THI dihitung berdasarkan hasil pengamatan. (2)
Penentuan THI dan Pembuatan Grafik Sumbu X dan Y nya ditentukan dengan cara sumbu X sebagai suhu (0C) dan
sumbu Y sebagai kelembaban (%). Skala minimal dan maksimal suhu ditentukan dengan cara, skala minimal suhu 150C dan maksimal 400C. Gunakan tingkat ketelitian skala 0,2, contoh 15; 15,2; 15,4 … 400C, dan suhu yang berdasarkan pengukuran. Skala minimal dan maksimal kelembaban ditentukan dengan cara, untuk skala minimal kelembaban 0% dan maksimal 100%, dengan ketelitian skala 5, contoh 0, 5, 10… 100%, dan kelembaban yang berdasarkan pengukuran. Digunakan formula dibawah ini untuk membuat grafik THI, berdasarkan (Hernawan dkk, 2012) : THI
= (1,8 × Tdb + 32) + ((0,55-0,0055 RH) (1,8 × Tdb+ 32) - 58))
Digunakan program microsoft office excel untuk mempermudah perhitungan dan pembuatan grafik. Masing-masing comfort zone-nya diberi warna/atau garis berbeda (berdasarkan Dr. Frank Wiersama, University of Arizona, in Tropical Dairy
3
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto Farming : Feeding Management for Small Holder Dairy Farmers in the Humid Tropics, by John Moran, 2005), dengan ketentuan berikut :
2.4.
< 72
: zona tidak stres
72 -78
: zona stres ringan
78-89
: zona stres berat
89-98
: zona stres sangat berat
> 98
: zona tidak bertahan hidup
Pengambilan sampel darah Darah diambil pada akhir penelitian.Objek penelitian (ayam petelur fase layer)
disiapkan sebanyak 30 ekor per lokasi.Bagian vena pectoralis dibersihkan dengan alkohol 70%.Sampel darah diambil pada bagian vena pectoralis sebanyak 9 ml. Sampel darah ditampung menggunakan tabung EDTA yang mengandung anti koagulan. 2.5.
Parameter yang diukur
(1)
Penetapan kadar kreatinin plasma darah Sebanyak 10 ml akuades dan 5 ml larutan pikrat alkalis dipipetkan kedalam
tabung reaksi 1 (Blanko) campurkan dengan baik diamkan selama 15 menit. Warna yang terbentuk akan stabil selama 30 menit. Serapan dibaca dalam batas waktu 30 menit pada panjang gelombang 520 nm. Sebanyak 5 ml standar, 15 ml akuades, 5 ml larutan pikrat alkalis dipipetkan kedalam tabung 2 (standar 1) dan didiamkan selama 15 menit. Warna yang terbentuk akan stabil selama 30 menit. Serapan dibaca dalam batas waktu 30 menit pada panjang gelombang 520 nm. Sebanyak 10 ml filtrate folin-wu dan 5 ml larutan pikrat alkalis di pipetkan kedalam tabung dan di campur dengan baik, diamkan selama 15 menit. Warna yang terbentuk akan stabil selama 30 menit. Serapan dibaca dalam batas waktu 30 menit pada panjang gelombang 520 nm. Nilai serapan dianalisis dengan rumus: AU - AB AS - AB
15 x (5 x 0.006) x
100 x
25
x mg / dl
(10 x 0,1)
Keterangan : AU = Absorban sampel Uji/Sampel AB = Absorban sampel Blanko As = Absorban sampel Standar
4
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto (2) Penetapan kadar asam urat plasma darah (Follin-Wu) Sebanyak 14 mL akuades dipipetkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 mL yang kering.Sebanyak 2 mL darah, ditambahkan ke dalam labu dan digoyang dengan perlahan-lahan agarterjadi hemolisis lengkap.Ditambahkan 2 mL larutan Na-tungstat 10%, dicampur denganmenggoyangkan labu.Sebanyak 2 mL larutan (H 2SO4) 2/3 N ditambahkan secara tetes demitetes sambil terus menggoyang labu.Tidak boleh berbentuk gelembung-gelembung.Labuerlenmeyer ditutup, kemudian labu digoyang dan di diamkan selama 10 menit. Campuranakan bewarna coklat. Larutan disaring melalui kertas saring yang kering dan fitrat jernih yangkeluar ditampung untuk pemeriksaan. Nilai serapan dianalisis dengan rumus: AU - AB
x 4 mg / dl
AS - AB Keterangan : Au = Absorban sampel Uji/Sampel Ab = Absorban sampel Blanko As = Absorban sampel Standar 2.6.
Analisa Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, menggunakan uji-T Student
dengan populasi tidak berpasangan. Perlakuan percobaan yaitu : P1 = Ayam petelur dengan THI kandang 72 (23-24oC ; 50-60%) P2 = Ayam petelur dengan THI kandang 89 (27-33oC; 85-93%) Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus: Data yang di peroleh dianalisis menggunakan rumus berikut: 1) Rata-rata hitung
2) Simpangan Baku
5
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto 3) Koefisien Variasi (KV)
4) Menghitung varians dari masing masing variabel
Keterangan : S2X = Varian Ayam petelur dengan THI 72 S2Y = Varian Ayam petelur dengan THI 89 Menghitung keseragaman
Jika :
F hitung ≤ F α = Varians sama F hitung > F α = Varians tidak sama
Keterangan : F = Keseragaman populasi n1 = Jumlah Ayam petelur dengan THI 72 n2 = Jumlah Ayam petelur dengan THI 89 Untuk varians yang sama
Dimana :
Keterangan : = Varians 2
Sp = Varians gabungan ayam petelur dengan THI 72 dan 89 S2X = Varians sampel ayam petelur pada THI 72
6
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto S2Y = Varians sampel ayam petelur pada THI 89 = Rata-rata parameter sampel ayam petelur pada THI 72 = Rata-rata parameter sampel ayam petelur pada THI 89 5) Untuk varians yang tidak sama
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Pengaruh THI terhadap Kadar Kreatinin Darah Ayam Petelur Fase Layer Berdasarkan hasil penelitian, profil urea darah ayam petelur fase layer pada THI
berbeda, ditampilan pada Tabel 1, sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Analisis Uji-T Tidak Berpasangan Terhadap Rataan Kreatinin Darah Ayam Petelur Yang Dipelihara Pada THI Berbeda Perlakuan
Lokasi
Rataan kreatinin darah (mg/dl)
Signifikansi
THI 72 Cililin 0,35 a THI 89 Kuningan 0,78 b Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p <0,01) Berdasarkan data hasil analisis yang diuji menggunakan T Student Independence sample test pada Tabel 1, kadar kreatinin darah ayam petelur yang dipelihara pada THI berbeda menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (p <0,01). Pada kandang dengan THI 72 (Lokasi Cililin), rataan kadar kreatinin sebesar 0,35 mg/dl, nilai ini masih dalam batasan normal kadar kreatinin yaitu 0,10 - 0,40 mg/dl (Hochleithner, 2013). Sedangkan kadar kreatinin pada lokasi kandang dengan THI 89 (Lokasi Kuningan), memiliki rata-rata sebesar 0,78 mg/dl, nilai tersebut melebihi batas normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Kadar kreatinin erat kaitannya dengan kerja otot, dalam hal ini stres panas membuat ayam lebih banyak melakukan evaporasi dengan cara panting, untuk mengeluarkan panas dari tubuhnya. Otot dada, punggung dan coxae bekerja lebih banyak untuk mengeluarkan panas tubuh tersebut sehingga penggunaan ATP dari kreatin fosfat lebih banyak digunakan, hal ini menyebabkan kadar kreatinin menjadi 7
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto tinggi pula. Kramer dkk. (2004) menyatakan bahwa, kreatinin merupakan metabolit kreatin yang diekskresikan seluruhnya kedalam urin melalui filtrasi glumerolus, selanjutnya peningkatan kadar kreatinin dalam darah dan jumah kreatinin dalam urin dapat digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glumerolus.
Ilustrasi 1. Diagram Rata-Rata Kadar kreatinin Darah Ayam Petelur pada Lokasi yang berbeda Ekspose panas dengan kelembaban yang tinggi menyebabkan evaporasi panas melalui panting semakin sulit. Usaha berlebih dilakukan oleh otot-otot dada dan perut untuk mendorong panas tubuh melalui rongga pencernaan hingga ke mulut. Kontraksi yang tinggi pada otot dada dan perut menyebabkan perombakan kreatin phosphate menjadi kreatinin oleh kreatin phosphatase semakin tinggi. Inilah yang menjadi salah satu alasan tingginya kadar kreatinin pada kondisi THI yang lebih tinggi (Kuningan) dibandingkan THI rendah (Cililin). Diketahui bahwa katabolisme kreatin phosphat menjadi kreatinin menghasilkan Adenin Triphosphate (ATP). Dalam kondisi kerja otot yang lebih berat maka ATP dari perombakan ini menjadi sumber energi yang utama. 3.2.
Pengaruh THI Terhadap Kadar Asam Urat Darah Ayam Petelur Fase Layer Berdasar data hasil analisis yang ada pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar
asam urat pada THI 89 ( lokasi kandang Kuningan) memiliki nilai rataan lebih tinggi
8
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto yaitu sebesar 7,4 mg/dl dibandingkan THI 72 (lokasi kandang Cililin) yaitu sebesar 4,8 mg/dl. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada Ilustrasi 2. Berdasarkan hasil penelitian kadar urea ayam petelur yang dipelihara pada THI berbeda ditampilkan pada Tabel 2, sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Analisis Uji-T Tidak Berpasangan Terhadap Rataan Asam Urat Darah Ayam Petelur Yang Dipelihara Pada THI Berbeda Perlakuan THI 72 THI 89
Lokasi
Rata - rata Asam Urat Darah (mg/dl)
Signifikansi
Cililin Kuningan
4,8 7,4
a b
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolo, signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p <0,01) Data hasil pengujian kadar asam urat darah ayam petelur tersebut kemudian diuji menggunakan uji T-Student Independent sample test, dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21 . Hasil pengujian menunjukkan kadar asam urat darah ayam petelur pada lokasi kandang Cililin (THI = 72) berbeda sangat nyata (p <0,01) lebih rendah dibandingkan ayam petelur dilokasi kandang Kuningan (THI = 89). Peningkatan kadar asam urat terjadi akibat sistem homeostasis ayam yang mengalami stres panas. THI yang tinggi menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya stress panas, karena selain temperatur yang tinggi, juga diikuti dengan kelembababn yang tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan massa udara meningkat sehingga menyulitkan pertukaran panas dari tubuh ayam ke lingkungannya. Stres panas akan memicu hipotalamus untuk mengeluarkan Corticotropic releasing hormone (CRH) yang kemudian pituitary anterior
mensintesiskan
Adrenocorticotropic hormon (ACTH). selanjutnya medulla adrenal mensekresikan ephinefrin yang berfungsi sebagai second messenger bagi adenilat cyclase. Adenilat cyclase mengkatalisis terbentuknya cAMP, selanjutnya cAMP akan mengaktivasi protein kinase A. Protein kinase A berperan dalam regulasi enzim metabolisme dan transkripsi gen, salah satunya yaitu memicu glikogenolisis. Peningkatan cAMP yang dapat meningkatkan asam urat yang terbentuk, hal ini disebabkan karena peningkatan cAMP dapat meningkatkan sintesis AMP, AMP merupakan salah satu nukleotida purin,
9
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto AMP selanjutnya dideaminasi menjadi inosin yang kemudian dihidrolisis menghasilkan hiposantin dan D-ribosa, hipoxantin menjadi xantin lalu asam urat oleh xantin oksidase. Enzim
Hypoxanthine-Guanine
Phosphoribosyl
Transferase
(HGPRT)
merupakan salah satu enzim yang berperan dalam reaksi pemanfaatan basa purin menja di nukleotida, enzim ini berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi, maka purin dalam tubuh dapat meningkat karena purin yang tidak
Ilustrasi 2. Diagram Rata-Rata Kadar Asam Urat Darah Ayam Petelur pada lokasi yang berbeda oleh enzim HGPRT, menyebabklan purin tersebut akan dimetabolisme oleh enzim xanthine oxidoreduktase (XOR) menjadi asam urat. Terkait dengan peningkatan temperature lingkungan dan cekaman panas yang dialami oleh ternak ayam, memicu peningkatan aktivitas enzim XOR (Donsbough dkk., 2010). Kondisi ini akan memicu peningkatan asam urat yang bersirkulasi dalam darah. Stress yang pendek maupun berkepanjangan memicu laju sekresi epinefrin sehingga meningkatkan pengaktifan beberapa lintasan protein seperti cAMP, dan cGMP. Lintasan ini akan meningkatan residu basa purin (Settle dkk., 2012). Dalam kondisi yang bersamaan diketahui bahwa cekaman panas menurunkan aktivoitas enzim XOR, sehingga kondisi ini dapat dipastikan akan menghasilkan dampak terhadap peningkatan kadar asam urat dalam darah.
10
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto Dengan demikian, maka profil metabolisme seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat menjadi penjelasan tingginya kadar asam urat ayam petelur di lokasi dengan THI = 89 yang menunjukkan perbedaan sangat nyata, lebih tinggi dibandingkan ayam petelur yang dipelihara di daerah dengan THI lebih rendah (72).
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil adalah
1.
Kadar kreatinin ayam petelur yang dipelihara pada kandang dengan THI 72 adalah 0,35 mg/dl, dan asam urat 4,8 mg/dl. Kadar kreatinni ayam petelur yang dipelihara pada kandang dengan THI 89 adalah 0,78 mg/dl, dan asam urat 7,4 mg/dl.
2.
Lokasi kandang pada dataran rendah yaitu Kuningan (THI = 89) menunjukkan tingginya kadar kreatinin dan asam urat dalam darah ayam petelur, sedangkan lokasi kandang pada dataran tinggi yaitu Cililin (THI = 72) menunjukkan hasil sebaliknya dari kadar kreatinin dan asam urat dalam darah ayam petelur yaitu berada pada batasan normal.
4.2.
Saran Disarankan untuk pemeliharaan ayam ras petelur ditempatkan di kandang yang
mendekati indeks THI 72, yaitu merupakan zona nyaman ayam petelur.
DAFTAR PUSTAKA Donsbough, A. L., S. Powell , A. Waguespack , T. D. Bidner , and L. L. Southern. 2010. Uric acid, urea, and ammonia concentrations in serum and uric acid concentration in excreta as indicators of amino acid utilization in diets for broilers. Poult. Sci. 89 :287–294. Hernawan, E., D. Latipudin, A. Mushawwir, 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Produksi. Laboatorium Fisiologi Ternak dan Biokimia, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung. Hochleithner, Manfred. 2013. Avian Medicine, Principles and Application (Chapter 11: Biochemistries): 223-245. Kramer, J.A., Pattiesr S.D., Amin R.P., Bartram T.A., Car B., Cunningham M., Curtiss S.W., Davis J.W., Kind C., Lawton M., Naciff J.M., Oreffo V., Roman R.J., Sistare F.D., Steven J., Thompson K., Vickers A., Wild S., Ashfarif A. 2004. Overview of the application ofranscription profiling using selected nephrotoxicants fot toxicology assessment. Enviromental Health Perspective 112 :460-464
11
Kadar Kreatinin dan Asam Urat Plasma Darah ........................................... Ari Febrianto McCrudden, Francis H. 2000. Uric Acid. Penterjemah Suseno Akbar. Salemba Medika, Yogyakarta. Meyer, D.J. And Harvey, J. 2003. Interpretation and Diagnosis. 2 nd Ed. WB. Saunders, Philadelphia. Mushawwir, A., dan Latifudin, D. 2012. Respon Fisiologik Thermoregulasi Ayam Ras Petelur Fase Grower dan Layer.Proceeding of National Seminar on Zootechniques for Indogenous Resource Development. Faculty of Animal Agriculture Diponegoro University and Indonesian Society of Animal Agriculture, Semarang. Settle, T., M.D. Carro, E. Falkenstein, W. Radke, dan H. Klandorf. 2012. The effects of allopurinol, uric acid, and inosine administration on xanthine oxidoreductase activityand uric acid concentrations in broiler. Poult. Sci. 91: 2895-2903. Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta. Moran, J. 2005. Tropical Dairy Farming : Feeding Management for Small Holder Dairy Farmers in the Humid Tropics. University of Arizona, Arizona.
12