LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang disusun oleh Aprilliyani, NIM. 1112018300052, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 27 Desember 2016
Yang Mengesahkan, Pembimbing
Dr. Khalimi. M.Ag NIP. 196505151994931006
ii
iii
iv
ABSTRAK Aprilliyani “Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Terhadap Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru MI/SD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Latar belakang penelitian ini adalah karena terjadinya kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini hanya terfokus pada otak kiri (hard skill) saja dan kurang memperhatikan perkembangan otak kanan (soft skill). Kemudian semakin meningkatnya karakter bangsa Indonesia yang tidak baik terutama karakter para pelajar yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang sangat penting karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa ini dan sangat relevan untuk dijadikan dasar dalam pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila terhadap karakter siswa. Teknik penelitian yang digunakan pada peneliti ini adalah menggunakan metode Kuantitatif, penelitian dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Sampel peneliti berjumlah 36 Siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa Tes, Angket, Observasi, dan Wawancara. Teknik analisis data menggunakan Korelasi Product Moment Hasil perhitungan dengan hasil Koefisien Korelasi yang ditandai dengan nilai r sebesar 0,71 yang berarti menandakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini adanya Hubungan yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT. Kata Kunci : Pemahaman Nilai-nilai Pancasila, Karakter
v
ABSTRACT Aprilliyani “The relation of the understanding of Pancasila Values on Civic Subject toward The Student's Character on the 6th grade at SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang”
The background of this research is caused by the fragility of the characters are severe enough and one of that caused is by the non optimal the character development in educational institutions. Education in Indonesia is currently focused only on the left brain (hard skills) and less attention on the right brain (soft skills). Then, the increasing of the Indonesian nation's character that is not good, especially the character of the students who do not reflect the values of Pancasila. Pancasila values is a very important value, because it contains the noble values of this nation and particularly relevant to used as a base for the formation of national character. Thus, the researcher conducted a study with the aim to determine whether there is a significant relationship between the understanding of Pancasila Values toward the student's character. A research technique that is used in this research is using quantitative methods, the research is conducted at SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. The sample of this research is 36 students. The research instrument that is used consist of a test, questionnaire, observation, and interviews. Technique of data analysis is using Product Moment correlation. The results of correlation coefficients marked with the r value of 0.71, it means there is a significant relationship between the understanding of Pancasila values toward the student's character. The result of this study showed the existence of a significant relationship between the understanding of Pancasila Values toward the student's character.
Keywords: Understanding the values of Pancasila, Characters
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang Maha dahsyat, yang lebih indah, untuk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, sang pemilik taqdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat salam selalu tercurahkan kepada junjungan mulia Nabi Muhammad SAW. Seorang revolusioner, sang pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam. Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi ini, namun berkat kesungguhan hati kerja keras, dorongan dan juga bantuan berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Hambatan dan kesulitan tersebut ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui semua itu menjadi pelajaran yang berharga. Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, namun dengan adanya bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedakamdalamnya kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada semia yang tercinta dan tersayang : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., yang selalu menginspirasi seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).. 2. Dr. Khalimi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing, memotivasi dan memfasilitasi seluruh mahasiswa PGMI untuk dapat menyelesaikan tugas akhir.
vii
viii
3. Bapak Takiddin. M.Pd sebagai dosen Pembimbing akademik yang dengan kerja kerasnya dan sukarela membimbing penulis selama penulisan berlangsung. 4. Almarhumah Dra. Djunaidatul Munawwaroh. M.Ag yang telah menemani perjuangan penulis, walau hanya selama setengah perjuangan. 5. Seluruh jajaran dosen pengajar di Jurusan PGMI, terutama para dosen yang selama ini berbagi ilmu dan pengalaman serta memberikan teladan bagi pada mahasiswa PGMI angkatan 2012 6. Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang Bapak Warjoko M.M beserta guru dan jajarannya yang telah memberikan izin untuk penelitian yang telah dilaksanakan. 7. Guru Kelas VI-2 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang Ibu Dra. Endah Sumarni yang selalu membantu peneliti selama penelitian. 8. Skaha 26 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang yang telah bekerjasama untuk membantu penulis dalam penelitian. 9. Yang teristimewa untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan cinta kasih, do’a, semangat serta restu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakak tersayang Sehu Ali Akbar S.Kom yang selalu mendoakan dan memberi dukungan skripsi ini. 11. Saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan memberi dukungan skripsi ini. 12. Teristimewa pula untuk yang tersayang Keluarga dan Sahabat “Aku rindu” yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan dan pengorbanannya untuk membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih
atas
pertemanan yang berdampak energi positif, sehingga penulis selalu semangat dalam kuliah sehingga sampaiseperti sekarang ini. Semoga pertemanan kita selalu terjaga sampai tua nanti. Amin. 13. Untuk sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan PGMI 2012, dan seluruh teman-teman yang telah membantu dan terlibat dalam penulisan
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH .......................................................... i SURAT PENGESAHAN PEMBIMBIMBING SKRIPSI ......................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii SURST KETERANGAN .............................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang ......................................................................................... Identifikasi Masalah .................................................................................. Pembatasan Masalah ................................................................................ Perumusan Masalah ................................................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................................... Manfaat Penelitian ...................................................................................
1 8 8 9 9 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 11 A. Deskripsi Teori .......................................................................................... 11 1. Nilai-nilai Pancasila ............................................................................ 11 2. Mata Pelajaran PKn Berbasis Nilai ................................................... 21 3. Karakter ............................................................................................... 24 B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 43 C. Kerangka Berfikir...................................................................................... 45 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN` .................................................. 47 A. Tempat dan Waktu penelitian .................................................................. 47 B. Metode Penelitian ..................................................................................... 48 x
xi
C. D. E. F. G.
Populasi dan Sampel ................................................................................ 48 Tehnik Pengumpulan Data ....................................................................... 49 Instrumen Penelitian.................................................................................. 50 Tehnik Analisis Data ................................................................................ 57 Hipotesis Statistik .................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 63 A. Deskripsi Data .......................................................................................... 63 B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ........................ 79 C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 69 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 87 A. Kesimpulan .............................................................................................. 87 B. Saran ......................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88 LAMPIRAN .................................................................................................... 92
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ..................................
7
\Tabel 2.1 Deskripsi Indikator Karakter .......................................................... 38 Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan Penelitian ...................................................... 47
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tes Objektif Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ..... ........................................................................................................ 50
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Karakter Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT ........................................................................................................ 51
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi ........................................................... 52
Tabel 3.5
Interprestasi Nilai r ......................................................................... 60
Tabel 4.1
Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ......................................... 64
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ................. 65
Tabel 4.2
Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ........................................................................................................ 67
Tabel 4.3
Skor Angket Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ...... 68
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ................................................................................................... 69
Tabel 4.5
Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa .......................... 71
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 80
Tabel 4.7
Hasil Analisis Varians (ANAVA) .................................................. 81
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ............................................................... 46 Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ........................................................................................................ 65 Gambar 4.2 Piechart Variabel Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ..................... 67 Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Karakter Siswa ............................ 70 Gambar 4.4 Piechart Variabel Karakter Siswa ................................................... 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tes Uji Coba Instrumen Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ........... 93 Lampiran 2 Kunci Jawaban Tes Uji Coba ......................................................... 98 Lampiran 3 Uji Validitas, Realibilitas, dam Taraf Sukar Tes ............................ 99 Lampiran 4 Daya Beda Tes ............................................................................... 102 Lampiran 5 Angket Uji Coba Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ........................................................................................................ 105 Lampiran 6 Kunci Jawaban Angket Uji Coba .................................................. 108 Lampiran 7 Uji Validitas dan Realibilitas Angket ............................................. 109 Lampiran 8 Soal Tes Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila .................................. 111 Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian ............................................... 116 Lampiran 10 Soal Angket Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ... ........................................................................................................ 117 Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Angket ....................................................... 120 Lampiran 12 Lembar Observasi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ............................................................................................... 121 Lampiran 13 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ............................................................................................... 122 Lampiran 14 Daftar Wawancara Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT ........ 124 Lampiran 15 Daftar Wawancara Wali Kelas VI-2 SD Dharma Karya UT ..... ........................................................................................................ 127 Lampiran 16 Daftar Wawancara Siswa Kela VI-2 SD Dharma Karya UT ..... ........................................................................................................ 132 Lampiran 17 Uji Normalitas Tes Pemahaman Nilaai-Nilai Pancasila ............... 135 Lampiran 18 Uji Normalitas Angket Karakter Siswa SD Dharma Karya UT ... 138
xiv
xv
Lampiran 19 Uji Liniearitas .............................................................................. 140 Lampiran 20 Uji Hipotesis ................................................................................. 142 Lampiran 21 Dokumentasi ................................................................................. 143 Lampiran 22 Uji Referensi ................................................................................. 146 Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 150 Lampiran 25 Profil Penulis ................................................................................ 151
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun rohani. Hal ini sejalan dengan Undang undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Undang-undang tersebut membuktikan pendidikan harus dibarengi dengan penanaman nilai-nilai karakter, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara: Pendidikan merupakan daya upaya umtuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar pendidikan mampu memajukan kesempurnaan hidup anak sebagai peserta didik. Hakikat, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut meyiratkan bahwa melalui pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang secara utuh memiliki berbagai kecerdasan, baik kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika.2 Paparan di atas menunujukan bahwa tujuan pendidikan harus bersifat holistik atau menyeluruh untuk membentuk manusia yang berkarakter dengan mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan
1
Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing, 2012), h. 184. 2 Ibid, h. 184-185.
1
2
intelektual secara optimal sehingga siswa mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Karakter merupakan komponen utama dalam pendidikan dasar, untuk itulah pendidikan karakter perlu dikembangkan karena pada dasarnya pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik tidak hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action).3 Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill.4 Pendidikan di Indonesia saat ini hanya terfokus pada otak kiri (hard skill) saja dan kurang memperhatikan perkembangan otak kanan (soft skill). Banyak anggapan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak, memiliki gelar tinggi akan menjadi orang sukses di dunia pekerjaan. Kenyataanya korupsi yang banyak terjadi di Indonesia dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan otak dan gelar yang tinggi. Hasil survei menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih menempati negara terkorup di dunia, di samping Cina, Mexico, dan
3
Kemendinas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), h. 6. 4 Samsul Hidayat, Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern, 2016, h. 1 (http://bkddiklat.ntbprov.go.id).
3
India.5 Korupsi merupakan gejala paling nyata dari gagalnya pembangunan karakter bangsa yang membuat rakyat tetap miskin sehingga membuat negara Indonesia tertinggal dengan negara lainnya yang membuat generasi kita menganggur, kurang pendidikan, dan sebagainya. Selain itu budaya kekerasan juga masih sering terjadi di lingkungan pendidikan. Guru masih sering melakukan kekerasan fisik, juga banyak kekerasan psikologis dan emosional. Hal ini juga terjadi dikalangan remaja, terutama dikalangan pelajar yang sedang menempuh dunia pendidikan dengan mereka mudah terprovokasi dan sikap emosional yang tidak terkendali sehingga berujung pada perkelahian, tawuran, dan kekerasan antar pelajar, ditambah lagi dengan penggunaan obat-obat terlarang, dan diperparah dengan adanya penyimpangan sosial yang mereka lakukan dalam bentuk pergaulan bebas. Pelajar saat ini juga terkesan kurang hormat kepada orang tuanya, guru dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada. Ditambah lagi contek masal ketika UN bahkan contekan itu diberikan oleh pihak sekolah secara langsung. Semua perilaku negatif di atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Persoalan tersebut tidak akan berkurang jika tidak segera memulai pendidikan karakter dalam konteks pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan terjadi
transformasi
yang dapat
menumbuh kembangkan karakter positif. Bila berbicara tentang pendidikan yang langsung teringat adalah sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga sosial yang dipilih oleh pemerintah untuk pembinaan warga masyarakat untuk membentuk karakter bangsa. Tugas sekolah tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja tetapi juga memiliki karakter yang baik sehingga dapat membentuk siswanya menjadi manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia sesuai aturan yang berlaku. Dalam riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda : 5
M. Karman, “Pendidikan Karakter : Sebuah Tawaran Model Pendidikan HolistikIntegralistik”, dalam Jejen Musfah, Pendidikan Holistik, (Tangerang: Faza Media, 2011), h. 124.
4
...
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya . . .”6 Untuk itulah pendidikan karakter seharusnya membawa siswa ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata, karena itulah semua mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus bermuatan pendidikan karakter yang bisa membawanya menjadi manusia yang berkarakter. Nilai yang bisa dijadikan dasar dalam pendidikan karakter adalah nilainilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang sangat penting karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa ini dan sangat relevan untuk dijadikan dasar dalam pembentukan karakter bangsa. Pancasila memuat nilai karakter yang baik dan bisa dijadikan rujukan untuk pembentukan karakter siswa. Para pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila dengan memasukkan unsur-unsur nilai yang lengkap didalamnya. Diantaranya adalah nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan (demokrasi) dan Keadilan. Dari kelima sila Pancasila, dalam masing-masing sila terdapat nilai karakter yang saling melengkapi antara nilai yang satu dengan nilai yang lain seperti nilai religius, toleransi, demokrasi, peduli sosial, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan jujur. Oleh karena itu, nilai Pancasila tersebut relevan jika dijadikan acuan membentuk karakter yang ideal. SD Dharma Karya UT merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di atas. Seperti yang peneliti amati ketika melaksanakan kegiatan PPKT (Praktek Profesional Keguruan Terpadu) nilai religius yang terdapat pada sila pertama terlihat ketika siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar kemudian kegiatan solat Dzuhur berjamaah dan kegiatan
ibadah pada jam 12.00 siang. Mereka
mengikut kegiatan itu dengan khidmat, meskipun ada wanita yang sedang
6
Muthofa Al-Adawy, Buku dari Fiqih Akhlak, Terj. dari Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu’amalat baina al-Mu’minim oleh Salim Bazemool dan Taufik Damas, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h. 5
5
berhalangan atau guru agama (katolik,kristen, hindu, budha) tidak masuk mereka tetap berada di dalam kelas agar tidak mengganggu temannya yang sedang solat dan ibadah. Hal ini menunjukkan adanya sikap toleransi di antara mereka. Jiwa kemanusiaan yang dimiliki siswa SD Dharma Karya UT sudah cukup baik hal ini terlihat ketika mereka saling membantu temannya yang kesulitan seperti memberikan temannya makanan ketika temannya tidak membawa uang. Selain itu mereka juga menunjukkan nilai persatuan dengan berteman dengan siapa saja tanpa memandang agama, suku, dan budaya. Kemudian pemilihan ketua kelas dengan cara voting dan menjalankan kegiatan piket merupakan bukti pengamalan nilai demokrasi. Terakhir nilai keadilan, peneliti melihat bahwa siswa SD Dharma Karya UT berani berkata jujur meskipun ia akan dimarahi gurunya dan mereka terbiasa mengerjakan ulangan sendiri tanpa menyontek dengan temannya. Sikap tersebut menunjukan bahwa siswa SD Dharma Karya UT mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang cukup baik meskipun terdapat beberapa siswa yang menunujukkan karakter yang kurang mencerminkan nilai-nilai Pancasila tetapi itu sangat sedikit. Namun jika dibiarkan tentu saja siswa yng belum memiliki karakter yang cukup baik akan menimbulkan efek yang negatif bagi siswa yang lain. Karena tentu saja kegiatan belajar mereka di sekolah akan terganggu. Selain itu bisa saja dengan berjalannya waktu siswa yang mempunyai karakter yang belum ideal ini akan mempengaruhi siswa lain untuk mengikuti jejaknya. Berdasarkan keterangan Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe untuk menangani siswa yang menunujukkan karakter yang kurang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan memberikan nasihat, pengarahan serta bimbingan serta terus memberikan contoh dan pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut. Salah satu cara
pembiasaan dalam pembentukan pendidikan karakter
dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila., penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan
6
sikap disiplin kepada siswa, serta melalui materi pelajaran yang diajarkan seperti pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.7 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.8 Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional adalah untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan9 : 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di atas, selayaknya pembelajaran tentang Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan dapat membekali siswa dengan pengetahruan, keterampilan intelektual dan pengalaman. Materi Pancasila yang merupakan salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pembahasannya meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-sehari, dan Pancasila sebagai ideologi terbuka.10 Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila merupakan hal yang harus dilakukan untuk membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai–nilai 7
Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016. Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, PKn dan Masyarakat Multikultural, (Bandung: UPI, 2008), h. 14-15. 9 Moh. Murtado, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya, LAPIS-PGMI, 2009), h. 1.8-1.9. 10 Ibid, h. 1.10. 8
7
Pancasila. Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bukanlah sekedar tahu terhadap nilai-nilai tersebut, namun harus benar-benar memahami nilai-nilai tersebut. Selain pemahaman nilai-nilai Pancasila, pengamalan nilai-nilai Pancasila seperti yang tertuang dalam butir pengamalan akan membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT menerima pembelajaran mengenai Pancasila pada awal semester satu dengan judul materi “Nilai-nilai Juang dalam perumusan Pancasila”. Dengan tingkat pemahaman nilai-nilai yang baik maka hal tersebut akan menjadi modal untuk pembentukan karakter siswa. Berikut ini adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi Pancasila: Tabel 1.1 : Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Menghargai nilai- Mendeskripsikan
nilai-nilai
juang
dalam
proses
nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara proses perumusan Pancasila
sebagai
Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara
dasar negara Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kegiatan pembelajaran pada materi tersebut siswa mempelajari tentang isi dari Pancasila dan siswa harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir Pancasila tersebut. Hal tersebut tentu akan menambah pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Dengan tingkat pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai Pancasila akan memudahkan siswa dalam pengimplementasian agar membentuk karakter yang baik. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa materi nilai-nilai Pancasila ini tidak mutlak membuat
8
pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa akan meningkat, karena penyerapan siswa terhadap nilai-nilai Pancasila berbeda-beda berdasarkan beberapa faktor. Oleh karena itu, dengan adanya materi mengenai nilai-nilai Pancasila diharapkan siswa mempunyai karakter yang baik karena untuk membangun bangsa yang baik perlu adanya fondasi nilai dan Pancasila yang mempunyai nilai yang sangat lengkap untuk dijadikan fondasi tersebut. Namun pengimplementasian itu juga perlu pembiasaan karena karakter membutuhkan proses sehingga membutuhkan waktu untuk menghasilkan karater yang baik. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidesntifikasikan ke dalam beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan 2. Materi nilai-nilai Pancasila tidak mutlak membuat pemahaman nilai-nilai
Pancasila siswa akan meningkat 3. Terdapat beberapa siswa SD Dharma Karya UT yang belum memiliki
karakter yang baik. C. Pembatasan Masalah Pada dasarnya permasalahan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaran PKn dan karakter siswa begitu kompleks, maka peneliti membatasi penelitian ini pada pokok pernyataan berikut : 1. Pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaran PKn pada penelitian dan penulisan ini adalah pemahaman nilai pada tiap butir Pancasila yaitu nilai ketuhanan pada sila pertama, nilai kemanusiaan pada sila kedua, nilai persatuan pada sila ketiga, nilai kerakyataan pada sila keempat, dan nilai keadilan pada sila kelima.
9
2. Karakter siswa pada penelitian dan penulisan ini adalah : Karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila di antaranya nilai religius, toleransi, demokrasi, peduli sosial, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan jujur.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penetian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata pelajaran PKn kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang ? 2. Bagaimana karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang ? 3. Apakah ada hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata pelajaran PKn dengan karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata pelajaran PKn kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. 2. Untuk mengetahui karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang 3. Untuk mengetahui hubungan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata pelajaran PKn dengan karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis, manfaat tersebut antara lain : 1. Secara Teoritik
10
a. Untuk memperkaya dunia pendidikan dan menjadi pijakan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut. b. Ditemukannya model pendidikan nilai karakter secara praktis melalui proses pembinaan di Sekolah.
2. Secara Praktis a. Memberikan informasi tentang hubungan pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa. b. Bagi penulis sendiri, sebagai latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan untuk mendalami karakter siswa sebagai pendidik dan pengajar. c. Bagi
sekolah, diharapkan dapat
mempengaruhi sekolah
dalam
mengambil kebijakan guna menanmkan nilai-nilai karakter kepada siswa agar siswa dan seluruh warga sekolah berkarakter.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik 1. Nilai-nilai Pancasila Secara estimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (India) yang mengandung dua macam arti yaitu Pancasyila, panca artinya lima dan syila dengan huruf i yang dibaca pendek yang artinya dasar, batu sendi atau alas sehingga pancasyila memiliki arti lima dasar. Sedangkan syiila dengan huruf ii yang dibaca panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting sehingga pancasyiila memiliki arti lima aturan tingkah laku.1 Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan sila-sila pancasila tersebut. Nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu nilai-nilai pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. 2 Nilai berasal dari bahasa latin “vale’re” yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.3
Sedangkan dalam dalam bahasa
Inggris nilai disebut “value”yang termasuk salah satu cabang padang bidang kajian filsafat yaitu filsafat nilai (Axiology, Theory of Value). Filsafat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai dan dipakai untuk
1
Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 7-8. 2 Dadang Sundawa, dkk, Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 23. 3 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012 ), h. 56.
11
12
menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (Worth) atau “kebaikan” (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.4 Djahiri juga mengartikan nilai sebagai harga, makna, isi, dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional.5 Sehingga dapat di simpulkan nilai adalah harga atau kuallitas dari sesuatu sehingga sesuatu itu dapat menjadi semacam objek untuk kepentingan tertentu. Untuk mengetahui hakikat nilai-nilai Pancasila perlu diketahui makna dan arti dari setiap sila Pancasila secara hakiki. Dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara suatu kesatuan yang sistematis. Oleh karena itu, meskipun dalam uraian berikut ini menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila, namun kesemuannya itu tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan sila-sila lainnya. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut6 : a. Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa atau Yang Maha Tunggal, tiada sekutu, esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan semesta beserta isinya. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditegaskan meskipun bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Bukan negara agama adalah negara beragama karena tidak menerapkan hukum agama tertentusebagai hukum positif. Bukan pula negara sekuler yang memisahkan urusan negara dan urusan agama, sedangkan sebagai negara beragama dimaksud bahwa NKRI perlu 4
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2014), cet. 10, h.80. Junaedi, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 2-1 6 Kaelan, Op.cit, h.72 5
13
hukum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk seluruh penyelenggaraan negara (MPR, DPR, pemerintah) yang agamanya beraneka ragam dan negara wajib melindungi segenap agama yang diakui keberadaannya serta negara tidak dibenarkan mencampuri urusan akidah agama apapun.7 Dalam sila pertama terkandung nilai ketuhanan, makna nilai tersebut antara lain 8: 1) Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci, seperti Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Bijaksana dan sebagainya. 2) Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masingmasing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan. Dengan demikian NKRI yang Berketuhanan Yang Maha Esa adalah bukan negara agama, dalam arti negara yang berdasarkan pada salah satu ajaran agama tertentu, meskipun agama terbesar sekalipun dengan cara memaksakan kepada semua warga Negara untuk menjalankan agama tertentu dalam kehidupan kenegaraan.9 Implementasi dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain:10 1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan
kepercayaan
masing-masing
menurut
dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. 2) Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 7
Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 10-11. 8 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 202. 9 Kaelan, Op.cit, h.73. 10 C.S.T. Kansil, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1992), cet. 14, h.152.
14
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi pikir,rasa,karsa, dan cipta karena berpotensi menduduki (memiliki) martabat yang tinggi. Dengan akal budinya menusia berkebudayaan dan dengan budi naruninya manusia menyadari nilai-nilai dan normanorma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter. Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti kebudayaan yang lama berabad-abad, bertatakesopanan, berkesusilaan (bermoral) adalah kesadaran sikap dan perbuataan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia, terhadap alam, dan sang pencipta.11 Kemanusian yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. 12 Selain disebutkan di atas, NKRI merupakan negara yang menjujunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), negara memiliki 11 12
Pandji Setijo, Op.cit Kaelan, Op.cit, cet. 10, h. 73.
15
hukum yang adil dan negara berbudaya yang beradab.Negara ingin menerapkan hukum secara adil berdasarkan sepremasi huku serta ingin mengusahakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Di samping itu, mengembangkan budaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdasarkan adab cipta, karsa, rasa, dan karya yang berguna bagi nusa dan bangsa tanpa melahirkan primordial dalam budaya.13 Uraian di atas menunjukkan bahwa sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kemanusiaan yang mempunyai makna: 1) Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya. 2) Perilaku adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan. 3) Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan.14 Implementasi dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab : 1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2) Saling mencintai sesama manusia. 3) Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4) Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7) Berani membela kebenaran dan keadilan. 8) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.15
13
Pandji Setijo, Loc.cit. M. Iqbal Hasan, Op.cit, h. 202. 15 C.S.T. Kansil, op.cit, h.152-153. 14
16
c. Sila Persatuan Indonesia Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Demikian pula sila Persatuan Indonesia mendasari dan menjiwai sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 16 Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah-belah, mengandung bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedaerahan yang menjadi satu kebulatan secara nasional dan persatuan segenap unsur NKRI dalam mewujudkan secara nyata Bhineka Tunggal Ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam kesatuan yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang berbudaya bebas dalam wadah negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya suatu masyarakat madani. 17 Jadi makna Persatuan Indonesia adalah sifat dan keadaan Negara Indonesia yang harus sesuai dengan hakikat satu yang beratri mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa dan Negara Indonesia yang menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu Negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah dari Negara lain di dunia ini. Sehingga Negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat, dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi.18 Dapat disimpulkan bahwa sila persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai ini mengandung makna, antara lain19 : 1) Pengakuan terhadap kebhinekaan tunggal ika, unsur-unsur bangsa Indonesia, seperti suku, agama, bahasa, dan adat istiadat, 16
Kaelan, op.cit, h.74. Pandji Setijo, Op.cit, h.20-21. 18 Kaelan, Filsafat Pancasila, Op.cit, h. 180. 19 M. Iqbal Hasan, Loc.cit. 17
17
2) Pengakuan terhadap persatuan bangsan dan wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjungnya (Patriotisme), 3) Cinta
dan
bangga
akan
bangsa
dan
negara
Indonesia
(Nasionalisme). Implementasi dari sila Persatuan Indonesia antara lain :20 1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, 3) Cinta tanah air dan bangsa, 4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia, 5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bagsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika, d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 21 Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, disebut pula kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat/berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang memerintah). Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran/ratio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani. 20 21
C.S.T. Kansil, op.cit, h.153. Kaelan, Op.cit, h. 75.
18
Permusyawaratan artinya susatu tata cara khas kepribadian Indonesia
untuk
merumuskan
atau
memutuskan
sesuatu
hal
berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kkebulatan pendapat/mufakat. Perwakilan artinya suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badnbadan perwakilan. Rakyat dalam NKRI menjalankan keputusannya dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab dari para pemimpin yang profesional, baik kepada Tuhan YME, maupun kepada rakyat yang diwakilinya.22 Rakyat merupakan subjek pendukung Negara karena Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat , oleh karena itu rakyat merupakassn asal mula kekuasaan Negara sehingga dalam sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawatan/perwakilan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.23 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sila keempat dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung nilai kerakyatan yang mempunyai makna sebagai berikut :24 1) Negara adalah untuk kepentingan rakyat, 2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, 3) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, 4) Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat,
22
Pandji Setijo, Op.cit, h.21. Kaelan, Op.cit, h. 76. 24 M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203. 23
19
5) Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakil-wakil rakyat. Implementasi dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan antara lain :25 1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, 2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, 4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, 5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, 6) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, 7) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia merupakan suatu kesatuan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu sila kelima ini merupakan pengkhususan sila-sila yang mendahuluinnya. Selain itu sila kelima didasari dan dijiwai sila-sila yang mendahuluinnya, yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan. 26 Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material, maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat 25 26
C.S.T. Kansil, op.cit, h.153-154. Kaelan, Filsafat Pancasila, (Yogyakarta : Paradigma, 2002), h. 218
20
Indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI, maupun WNI yang berada di luar negeri. Jadi, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung arti bahwa setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonnomi, dan kebudayaan.27 Sila kelima ini mengadung nilai keadilan sosial yang mengandung makna:28 1) Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, 2) Perwujudan keadilan sosial meliputi seluruh rakyat Indonesia, 3) Keseimbangan antara hak dan kewajiban, 4) Menghormati hak milik orang lain, 5) Cita-cita masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia, 6) Cinta akan kemajuan dan pembangunan. Implementasi sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:29 1) Mengembangkan
perbuatan-perbuatan
yang
luhur
yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, 2) Bersikap adil, 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, 4) Menghormati hak-hak orang lain, 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain, 6) Menjahi sikap pemerasan terhadap orang lain, 7) Tidak bersikap boros. Dapat disimpukan bahwa dengan kelima sila dari Pancasila secara bulat dan untuh memilki makna bahwa di dalam setiap sila terkandung 27
Pandji Setijo, Op.cit, h. 21-22. M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203. 29 C.S.T. Kansil, Op.cit, h.154. 28
21
atau berisi sila-sila lainnya. Sila yang berada di nomor atas menjadi dasar sila berikutnya dan sila yang berikutnya menjadi acuan dari sila-sila yang sebelumnya. Kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita-cita, harapan,dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya yang menjadi dasar atau acuan. 2. Mata Pelajaran PKn Berbasis Nilai Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945 yang diatur dalam UU No 2 tahun 1949, UU No. 62 tahun 1958, UU No 12 tahun 2006 tentang status warganegara. Dalam pandangan Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga msyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Berbeda dengan Zamroni, Somantri meyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut30 : a.
Merupakan kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah
b.
Meliputi
berbagai
macam
kegiatan
mengajar
yang
dapat
menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis c.
Menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara. Lebih lanjut tujuan pembelajaran PKn berdasarkan Permendiknas
No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional adalah untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan31 :
30
Moh. Murtado, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya, LAPIS-PGMI, 2009), h. 1.7-1.8. Ibid, h. 1.8-1.9.
31
22
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun ruang lingkup materi pembelajaran PKn meliputi : a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indoesia, sumpah pemuda, keutuhan negara keatauan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan bangsa dan negara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional hak asasi manusia, pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia. d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga mayarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
23
e. Konstitusi negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan kostitusi. f. Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka. h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkunganya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak gl obalisasi, hubungan internasional dan organisasi
intenasional, dan mengevaluasi
globalisasi.32 Berdasarkan ruang lingkup materi pembelajaran PKn MI di atas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PKn MI salah satunya berkaitan dengan nilai dengan tujuan membentuk warga Negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Aspek nilai yang terkandung dalam dalam materi pembelajaran PKn MI misalnya nilai persaatuan, tenggang rasa, saling menghargai suku bangsa, rela berkorban, tanggung jawab, bela bangsa, cinta tanah air, kerjasama, gotong royong dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut akan senantiasa berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, contoh nilai gotongroyong. Jika perbuatan gotong royong dimaknai sebagai nilai, akan lebih bermakna jika nilai gotong royong tersebut telah menjadi pola piker, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotongroyong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bias dikerjakan secara bersama-sama sebagai 32
Ibid, h.5-13.
24
perwujudan dari rasa solidaritas yag memiliki makna kebersamaan dalam kegiatan bergotong royong.33 3. Karakter a. Pengertian dan Unsur-unsur Karakter Kata karakter diambil dalam bahasa Inggris character, yang juga dalam bahasa Yunani character. Pada awalnya, kata character digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin atau keping uang, namun belakangan ini secara umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebutkan kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakannya dengan kualitas lain.34 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Scerenco mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari sesorang, suatu kelompok atau bangsa.35 Menurut F.W Foerster karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi pribadi seseorang, yang memberikan kesatuan dan kekuatan atas keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu karakter seperti menjadi identitas yang mengalami pengalaman kontinegn yang selalu berubah dan dari kematengan karakter inilah kualitas pribadi seseorang dapat diukur.36 F.R. Paulhan menganggap karakter sebagai apa yang membuat pribadi seseorang itu menjadi dirinya sendiri dan bukan yang lain. 33
Ibid, h. 2-9. Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, (Jogjakarta: ArRuzz Media, 2011), h.162. 35 Muchlas Samana dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 42. 36 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. ( Jakarta: PT. Grasindo, 2014), h.42. 34
25
Spranger mendefinisikan karakter sebagai perilaku tipikal berbeda yang diyakini oleh pribadi yang berhadapan dengan nilai-nilai estetis, ekonomis, politis, sosial, dan religius. Sedangkan menurut Doni Koesoema A. karakter merupakan sebuah kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas dterminasi kodratinya melainkan juga sebuah usaha hidup untuk menjadi semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya demi proses penyempurnaan dirinya terus-menerus.37 Menurut Simon Philps, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.38 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya menjadi dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut dengan orang lain. Karakter yang baik (good character) terdiri atas proses-proses yang meliputi, tahu mana yang baik (knowing the good), keinginan melakukan yang baik (desiring the good), dan melakukan yang baik (doing the good). 39 Lickona menekankan pentingnya 3 komponen karakter yang baik, yaitu :40 1) Moral Knowing, terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya moral knowing yaitu : moral awereness, knowing moral values, perspective taking, moral reasoning, decision making, self knowledge. 2) Moral Feeling, terdapat 6 hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi
37
Ibid, h.103-104. Fatchul Mu’in, op.cit, h. 160. 39 Muchlas Samana dan Hariyanto, op.cit , h.49-50. 40 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: PT. Imtima, 2007), cet 2, h. 244. 38
26
manusia berkarakter yaitu : conseience, self esteem, empathy, loving the good, self control, humility. 3) Moral Action, perbuatan/tindakan moral ini merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya. Sedangkan Fatchul Mu’in mengungkapkan beberapa unsur yang dapat membentuk karakter manusia: 1) Sikap Harrel mendefinisikan sikap
sebagai cara berpikir atau
merassakan dalam kaitannya dengan sejumlah persoalan. Sikap merupakan cerminan hidup. Dengan mempelajari sikap, akan membantu
kita dalam memahami
proses kesadaran
yang
menetukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya. Oskamp mengemukakan bahwa sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor genetik dan fisiologis, pengalaman, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, dan media massa.41 2) Emosi Emosi diadopsi dari bahasa latin emovere (e yang berarti luar dan movere artinya bergerak) . sedangkan, dalam bahasa Perancis adalah emouvoir yang artinya kegembiraan. sehingga dapat disumpulkan emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya paa kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis.42 3) Kepercayaan Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor
sosiopsikologis.
Kepercayaan
dapat
memperkukuh
eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain. Hal-hal
yang
dapat
membentuk
kepercayaan
antara
lain
pengetahuan, karena apa yang kita ketahui membuat kita 41 42
Fatchul Mu’in, op.cit, h. 168-171. ibid, h.171.
27
menentukan pilihan karena kita percaya apa yang kita ambil berdasarkan apa yang kita ketahui.kemudian kepercayaan juga dapat dibentuk oleh kebutuhan atau kepentinan serta sikap keterbukaan.43 4) Kebiasaan dan Kemauan Kebiasan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secaara otomatis dan tidak direncanakan. Sedangkan kemauan merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.44 5) Konsepsi Diri Hal penting lainnya yang berkaitan dengan pembangunan karakter adalah konsepsi diri. Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri kita dibentuk.45 b. Nilai-nilai Karakter Nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum merupakan nilai-nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, Budaya, dan tujuan pendidikan yaitu:46 1) Religius Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berikut adalah indikator dari karakter religius menurut Muhammad Yaumi: a) Kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama. b) Mengakui keberagaman agama dan kepercayaan tanpa harus memaksa peganut yang berbeda untuk mengikuti agama atau kepercayaan yang kita anut. c) Kerukunan hidup antara penganut agama.47 43
ibid, h.176. ibid, h. 178. 45 ibid, h.179. 46 ibid, h. 52. 44
28
2) Jujur Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Kejujuran hanya bisa ditandai dengan kriteria yang ditunjukan yang dapat diamati melalui perbuatan yang dihasilkan. Adapun pikiran, perasaaan, dan kesadaran hanya dapat dirasakan oleh yang berbuat dan disaksikan oleh Tuhannya. Menurut Muhammad Yaumi peserta didik yang jujur dapat dilihat dari indikator berikut: a) Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit. b) Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau mencuri. c) Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang benar. d) Dapat dipercaya. e) Menjaga reputasi dan martabat yang baik dan terpuji.48 3) Toleransi Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleran terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh. Berikut adalah indikator untuk mengukur dan menilai sikap toleransi menurut Muhammad Yaumi: a) Terbuka
dalam
mempelajari
tentang
keyakinan
dan
pandangann orang lain. b) Menunjukkan sikap positif untuk menerima sesuatu yang baru. c) Mengakomodasi adanya keberagaman suku, ras, agama, dan lain-lain.
47
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, (Jakarta: Prenadamedia group, 2014), h. 85-86. 48 Ibid, h. 87-89.
Pilar, & Implementasinya,
29
d) Berpartisipasi dalam bebagai kegiatan dan mendengarkan pandangan orang lain dengan penuh hormat. e) Menunjukkan keinginan kuat untuk mempelajari sesuatu dari orang lain.49 4) Disiplin Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Orang yang disiplin dapat membuat aturan sendiri dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dalam ruang lingkup sekolah, disiplin dapat dibangun dan dikembangkan melalui aktivitas seperti mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam, melakukan tugas kebersihan, mengumpulkan tugas tepat waktu , datang ke sekolah lebih awal dari jam pelajaran, mengerjakan tugas terstruktur walaupun tidak diperiksa atau belum sampai batas waktu yang ditentukan. Semua kegiatan itu dilakukan atas dasar kesadaraann mendalam dan dorongan kuat yang lahir dari dalam. Menurut Muhammad Yaumi ada beberapa ciri yang melambangkan karakter disiplin adalah: a) Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang perlu diperlukan untuk memerolehnya. b) Mengontrol diri sehingga dorongan tidak memengaruhi keseluruhan tujuan. c) Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai tujuan. d) Menghindari
orang-orang
yang
mungkin
mengalihkan
perhatian-perhatian dari apa yang ingin dicapai. e) Menentukan rutinitas yang dapat membantu mengontrol perilaku.
49
Ibid, h. 90-92.
30
5) Kerja Keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi bebagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikann tugas dengan sebaik-baiknya.dalam hal ini kerja keras berhubungan dengan peserta didik dalam memperoleh dan mengkonstruksi ilmu pengetahuna, sikap, dan keterampilan. Adapun indikator dari karakter kerja keras menurut Muhammad Yaumi adalah: a) Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain. b) Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja keraasnya. c) Tidak terlalu maniak bekerja, hanya menjadi rutinitas dan kebiasaan, tetapi mengharigai waktu untuk sesuatu yang lain dalam hidup. d) Senang bekerja hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. e) Menghindari pekerjaan yang tidak menarik dan tidak bermanfaat bagi banyak orang. 6) Kreatif Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Tidak semua orang dapat menjadi kreatif, memiliki ide dan pandangan baru, berjiwa inovatif dan visioner, tetapi hanya orangorang tertentu yang terlahir dari lingkungan dan keadaan yang membuatnya harus kreatif dan inovatif. Menurut Muhammad Yaumi untuk mengukur dan mengembangkan pribadi kreatif pada anak-anak diamati dengan karakteristik di bawah ini : a) Berani mencoba sesuatu yang sama sekali baru. b) Bernalar tentang sesuatu dari berbagai perspektif, melihat dari berbagai arah. c) Membayangkan sesuatu yang terjadi jika sesuatu berlawanan dengan apa yang menurut Anda terjadi.
31
d) Jangan terlalu khawatir tentang apakah orang-orang akan menyetujui apa yang Anda buat. e) Berbuat hal-hal yang mengungkapkan perasaaan atau gagasan. f) Memberikan tantanngan kepada orang lan untuk berpikir secara berbeda tentang sesuatu. 7) Mandiri Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Kemandirian berkembang melalui proses belajar yang dilakukan secara bertaha dan berulang-ulang mulai dari tahap perkembangan kapasitas sempurna.
sampai Berikut
tahap adalah
perkembangan
kemandirian
yang
karakteristik
kemandirian
yang
dijabarkan dalam empat tahap menurut Muhammad Yaumi: a) Mencari orang lain (orang tua, ahli, guru, dan teman sejawat) untuk meminta bantuan menyelesaikan tugas tertentu. b) Melakukan sendiri melallui arahan dan nasihat dari orang lain. c) Melakukan latihan sendiri secara berulang-ulang melalui prosedur dan langkah-langkah penyelesaian. d) Mengembangkan
dan
menciptakan
cara
lain
untuk
menyelesaikan tugas dengan baik. 8) Demokratis Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Mengembangkan karakter peserta didik merupakan sarana untuk membangun tradisi demokratis di lingkungan sekolah, sehingga peserta didik dapat menerapkan sikap, pandangan, dan perilaku demokratis di lingkungan keluarga, masyarakat, dan di tempat umum. Adapun indikator karakter demokratis yang harus dimiliki peserta didik dalam pergaulan sehari-hari menurut Muhammad Yaumi dapat diuraikan di bawah ini: a) Berpikir positif dalam setiap pergaulan dengan teman sejawat.
32
b) Menunjukkan sikap hormat dan menghargai setiap perbedaan pendapat. c) Tidaak
memonopoli
setiap
kesempatan
berbicara
dan
mengeluarkan pendapat. d) Menyimak dan mendengarkan setiap pandangan walaupun berbeda dengan persepsi pribadi. e) Meminimalisasi terjadinya interupsi dan tidak memotong pembicaraaan kecuali dengan cara yang santun. f) Menghindari
perlakuan
yang
bernada
perlecehan
dan
merendahkan termasuk kepada peserta didik lain yang memiliki cacat fisik dan mental. 9) Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Menurut Muhammad Yaumi orang yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu pasti melakukan beberapa hal sebagai berikut: a) Mengajukan pertanyaan. b) Selalu timbul rasa penasaran. c) Menggali, menjejaki, dan menyelidiki. d) Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya e) Mengintai, mengintip, dan membongkar berbagai hal yang masih kabur. 10) Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Peserta didik harus diarahkan untuk memiliki semangat kebangsaan agar dapat mencintai negaranya sehingga dapat mengabdi kepada bangsa dan negara selain mengabdi kepada agama yang dianut. Menurut Muhammad Yaumi untuk mengembangkan karakter semangat
33
kebangsaan, peserta didik diharapkan mampu melakukan perkara sebagai berikut: a) Berpikir tentang kepentingan umum melebihi kepentingan diri secara individu. b) Pertimbankan apakah aturan dan nilai saat ini adil bagi seluruh kelompok suku, agama, ras, dan agama dalam suatu Negara. c) Bekerja secara aktif untuk memperbaiki kondisi komunitas. d) Mendengarkan keluhan orang lain untuk memahami kebutuhan komunitas yang lebih besar. 11) Cinta Tanah Air Cinta Tanah Air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik sehingga mereka bias memiliki rasa cinta yang begitu besar kepada negara dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: a) Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal
dasar
dalam
pembangunan
manusia
Indonesia
seutuhnya. b) Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia. c) Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perjuangan
para
pendahulu
(pendiri)
bangsa
dengan
menghargai dan mengamalkan hasil karya dan jerih payanh yang ditinggalkan. d) Memiliki
kepedulian
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan fauna.
34
e) Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. 12) Menghargai Prestasi Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Kebanggaan yang paling indah ketika kita mendapatkan prestasi yang terbaik dalam kehidupan. Tetapi kebanggaan itu tidak harus menjadikan sombong dan angkuh terhadap prestasi yang diraih. Untuk itulah perlunya menghargai prestasi yang ditorehkan orang lain. Adapun indikator yang dapat dijadikan indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaan terhadap prestasi: a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. b) Membuat
perencanaan
untuk
mengejar
cita-cita
yang
diinginkan. c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan. d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi kontribusi untuk kemaslahatan bangsa, negara, dan agama. e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain. 13) Bersahabat/Komunikatif Bersahabat/Komunikatif
adalah
tindakan
yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Karakter ini merupakan karakter yang mengantarkan seseorang untuk membangun hubungan baik di antara sesama tana memandang latar belakang suku, ras, agama, asal daerah, atau latar belakang lain yang bersifat primordial. Peserta didik yang memiliki karakter ini mempunyai karakteristik : a) Senang belajar bersama dengan orang lain.
35
b) Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, semakin merasa berbahagia dan termotivasi untuk belajar. c) Menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketiaka belajar melalui pendekatan kooperatif dan kolaboratif. d) Berorganisasi merupakan cara terbaik untuk mengaktualisai diri. e) Melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang melibatkan orang lain. f) Memiliki kepedulian dalam berbagai persoalan dan isu-isu sosial. 14) Cinta Damai Cinta Damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Peserta didik yang memiliki karakter cinta damai memiliki karakteristik: a) Memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain. b) Mengungkapkan kata-kata menyejukkan yang membuat orang lain merasa nyaman dan tenang. c) Mengontrol dan untuk tidak melakukan tindakan provokatif, menghasut, atau yang memicu terjadinya konflik secara terbuka. d) Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan berprinsip “kebersamaan adalah kekuatan” atau prinsip saling membantu, saling menghargai dalam urusan kebaikan. e) Menghindari cemoohan , caci maki, ejekan, dan bahkan merendahkan pihak lain walaupun terdapat sesuatu tindakan orang lain yang tidak disetujui. 15) Gemar Membaca Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Seiring dengan kemajuan teknologi digitilasasi membuat
36
minat baca anak menjadi sangat rendah. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu membangkitkan gairah dan minat baca peserta didik dengan cara: a) Memilih topic bacaan yang menarik minat peserta didik. b) Memberi tugas membaca dan menulis dengan memperhatikan durasi waktu, banyaknya tgas dari pendidik yang lain, dan jumlah mata pelajaran dengan tugas yang berbeda-beda. c) Bagi guru yang belum mengetahui bagaimana membaca teks, hendaknya mempersiapkan gambar atau buku audio yang dapat didengar dan dipahami oleh peserta didik. d) Memberikan umpan balik terhadap hasil bacaan dan tulisan yang dilakukan oleh peserta didik. 16) Peduli Lingkungan Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Berikut adalah hal-hal yang harus melibatkan peserta didik untuk membentuk karakter peduli lingkungan : a) Memelihara
kelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan, b) Memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. c) Memelopori pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki ekosistem yang terlanjur mengalami pencemaran. d) Memberikan solusi cerdik untuk mengembangkan lingkungan yang nyaman, bersih, indah, dan rapi. e) Menjaga
dan
menginformasikan
perlunya
melestarikan
lingkungan sekolah dengan memanfaatkan flora dan fauna secara sederhana.
37
17) Peduli Sosial Peduli Sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Peserta didik yang mempunyai karakter peduli sosial mempunyai karakteristik sebagai berikut: a) Menunjukkan keprihatinan yang mendalam keoada orang yang mengalami penderitaan. b) Tidak memberikan sikap dan perilaku yang kasar dan kejam kepada setiap orang. c) Dapat merasakan doa yang orang lain rasakan dan memberikan respons positif terhadap perasaan itu. d) Menunjukkan pengorbanan kenyamanan diri demi kebaikan orang lain. e) Memberikan
kenyamanan
kepada
orang
yang
membutuhkannya. f) Menunjukkan sikap dan perilaku peduli terhadap kepentingan umum di atas dari kepentingan pribadi dan golongan. 18) Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang memiliki tanggung jawab dapat menunjukkan karakter sebagai berikut: a) Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan. b) Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk mengerjakannya. c) Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. d) Berpikir sebelum berbuat.
38
e) Melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal. f) Membersihkan atau membereskan segala sesuatu
yang
digunakan seteleh menggunakan sekalipun tidak ada orang yang melihatnya. g) Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin. h) Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya. i) Ikhlas berbuat karena alas an pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.50 Supinah dan Ismu Tri Parmi mendeskripsikan indikator nilai karakter di atas untuk tingkatan SD:51 Tabel 2.1 Deskripsi Indikator Karakter Nilai 1.
Religius
2.
3. 1.
2. Jujur
3.
4.
50
Indikator kelas 3-4 Mengenal dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Mengagumi kebesaran Tuhan karena ia telah dilahirkan ke dunia Mengagumi kekuasaan Tuhan maha pencipta alam seisinya Tidak meniru jawaban teman ketika ulangan/mengerjakan tugas Menjawab pertanyaan guru berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahuinya.
1. 2.
3.
1. 2.
3. 4. 5.
Indikator kelas 4-6 Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan karena mempunyai keluarga yang menyenangkan Merasakan kekuasaan Tuhan dengan segala ciptaannya yang ada di dunia Tidak meniru pekerjaan teman ketika mengerjakan tugas di rumah Menjawab pertanyaan guru berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahunya Mau menyatakan tentang keti-dak nyamanan suasana belajar di kelas.
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia), h. 111-112. 51 Supinah dan Ismu Tri Parmi, Modul Matematika SD Program Bermutu: Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran MAtematika di SD, (Yogyakarta:: Kemendiknas, 2011), h. 24-29.
39
5. Mau menyatakan tentang ketidak nyamanan suasana belajar di kelas. 1. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah 2. Mau bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat 3. Membantu teman yang Toleransi mengalami kesulitan walaupun berbeda dalam agama, suku, dan etnis 4. Menerima pendapat teman yang berbeda dari oendapat dirinya 1. Datang ke sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya 2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung Disiplin jawabnya 3. Duduk pada tempat yang sudah ditetapkan 4. Berpakaian rapi 5. Mematuhi aturan permainan 1. Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguhsungguh 2. Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran 3. Menyelesaikan PR pada Kerja keras waktunya 4. Menggunakan sebagaian waktu di kelas untuk belajar 5. Mencatat dengan sungguhsungguh sesuatu yang ditugaskan guru 1. Membuat suatu karya dari bahan yang tersedia di kelas. 2. Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas. 3. Menyatakan perasaannya Kreatif dalam gambar, seni, bentukbentuk komunikasi lisan dan tulis 4. Melakukan tindakan-tindakan untuk membuat kelas menjadi
1. Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk melaksanakan ajaran agamanya 2. Menghargai pendapat yang berbeda sebagai suatu yang alami dan insani 3. Bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah 4. Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat 1. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 2. Saling menjaga antar teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana dengan baik 3. Slalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas 4. Berpakaian sopan dan rapi 5. Mematuhi aturan sekolah 1. Mengerjakan tugas kelas dengan \teliti dan rapi 2. Mencari informasi dari sumber di luar sekolah 3. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya 4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas 5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati dan didengar untuk kegiatan kelas 1. Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata. 2. Bertanya tentang sesuatu yang berkenaan dengan pelajaran tetapi di luar cakupan materi pelajaran. 3. Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran. 4. Melakukan penghijauan atau penyegaran halaman sekolah.
40
sesuatu yang nyaman. 1. Melakukan sendiri tugas kelas 1. Mencari sumber untuk yang menjadi tanggung menyelesaikan tugas sekolah tanpa Mandiri jawabnya. bantuan pustakawan sekolah 2. Mengerjakan PR sendiri 2. Mengerjakan PR sendiri, tidak mencontoh 1. Menerima ketua kelas terpilih 1. Membiasakan diri bermusyawarah berdasarkan suara terbanyak. dengan teman-teman. 2. Memberikan suara dalam 2. Menerima kekalahan dalam pemi-lihan di kelas dan di pemilihan dengan ikhlas. sekolah. 3. Mengemukakan pendapat ten-tang 3. Mengemukakan pikiran teman yang jadi pemim-pinnya. Demokratis tentang teman-teman sekelas. 4. Memberi kesempatan kepada 4. Ikut membantu melaksanakan teman yang menjadi pemimpin-nya program ketua kelas. untuk bekerja. 5. Menerima arahan dari ketua 5. Melaksanakan kegiatan yang kelas, ketua kelompok belajar, dirancang oleh teman yang menjadi ketua OSIS dan lain-lain. pemimpinnya 1. Bertanya kepada guru dan 1. Bertanya atau membaca sumber di teman tentang materi pelajaran luar buku teks tentang materi yang 2. Bertanya kepada seseorang terkait dengan pelajaran ten-tang gejala alam yang 2. Membaca atau mendiskusikan sedang terjadi. gejala alam yang baru terjadi. Rasa Ingin 3. Bertanya kepada guru tentang 3. Bertanya tentang beberapa Tahu sesuatu yang didengar dari peristiwa alam, sosial, budaya, radio atau televisi. ekonomi, politik, dan teknologi 4. Bertanya tentang berbagai yang baru didengar. peristiwa yang dibaca dari 4. Bertanya sesuatu yang terkait media cetak dengan materi pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas 1. Turut serta dalam upacara 1. Turut serta dalam panitia periperi-ngatan hari-hari besar ngatan hari-hari besar nasional nasional 2. Menggunakan bahasa Indonesia 2. Menggunakan bahasa ketika berbicara didepan kelas Indonesia dengan baik dan 3. Menyanyikan lagu-lagu perjubenar angan 3. Menyanyikan lagu Indonesia 4. Menerima berbagai ragam upacara Semangat Raya dan lagu-lagu wajib adat di Indonesia Kebangsa4. Mengagumi banyaknya 5. Bekerjasama dengan teman lain an keraga-man bahasa di yang berbeda suku, etnis dan Indonesia budaya berdasarkan persamaan hak 5. Mengakui persamaan hak dan dan kewajiban kewajiban antara dirinya dan 6. Menyadari bahwa setiap perjuteman sebangsa dari berbagai angan mempertahankan kemersuku, etnis dan budaya dekaan dilakukan bersama oleh 6. Membaca buku-buku berbagai suku di Indonesia.
41
1.
2. 3. Cinta Tanah Air
4.
5. 6.
mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Mengagumi keragaman hasil pertanian, perikanan, flora dan fauna Indonesia. Mengagumi kekayaan hutan Indonesia. Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia.
1. Mengerjakan tugas baru dengan sebaik-baiknya 2. Berlatih keras untuk berprestasi dalam berbagai bidang kegiatan di sekolah 3. Menghargai sesuatu yang sudah dilakukan oleh guru, Mengharorangtua, dan TU gai Prestasi 4. Menceritakan prestasi yang telah dicapai kepada orangtua 5. Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekitarnya 6. Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya
Bersahabat dan Konukatif
1. Bekerjasama dalam kelompok di kelas 2. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat 3. Bergaul dengan teman lain di luar kelasnya 4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah dan pegawai/tata usaha /personalia
1. Mengagumi posisi geografis wilayah Indonesia dalam perhubungan laut dan udara dengan Negara lain 2. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia 3. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia 4. Mengagumi sumbangan produk pertanian, perikanan, flora, fauna Indonesia bagi dunia 5. Mengagumi peran hutan Indo-nesia bagi bangsa-bangsa lain 6. Mengagumi peran laut dan hasil laut Indonesia bagi bangsa-bangsa lain di dunia 1. Rajin belajar agar berprestasi tinggi 2. Berlatih keras untuk jadi pemenang dalam berbagai kegiatan di sekolah dan di luar sekolah 3. Menghargai kerja keras guru, kepala sekolah dan bagiaan tata usaha/personalia 4. Menghargai upaya orangtua untuk mengembangkan potensi dirinya di sekolah 5. Menghargai hasil kerja pemim-pin yang telah mensejahterakan masyarakat dan bangsa. 6. Menghargai hasil temuan manusia dalam bidang Iptek, sosial, seni dan budaya 1. Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas 2. Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di kelas 3. Aktif dalam kegiatan organi-sasi sekolah, sosial, seni, dan budaya sekolah. 4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah dan pegawai lainnya.
42
1. Tidak menggunakan kekuatan fisik dalam berselisih dengan teman 2. Berbicara dengan kata-kata yang tidak mengundang Cinta amarah teman Damai 3. Tidak mengambil barang teman. 4. Mengucapkan salam atau selamat ketika bertemu teman untuk pertama kalinya 1. Menbaca buku atau tulisan yang diwajibkan guru. 2. Membaca buku-buku cerita yang ada di perpustakaan Gemar sekolah Membaca 3. Membaca koran atau majalah dinding 4. Membaca buku yang ada di rumah tentang flora, fauna dan alam 1. Membagi makanan dengan teman 2. Berterimakasih kepada petugas kebersihan sekolah Peduli 3. Meminjamkan alat kepada Sosial teman yang tidak membawa atau tidak punya 4. Mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencana alam 1. Buang air besar dan air kecil pada tempatnya. 2. Membuang sampah pada tempatnya. 3. Membersihkan halaman Peduli sekolah. Lingkung4. Tidak memetik bunga di an halaman sekolah. 5. Tidak menginjak rumput di taman sekolah. 6. Menjaga kebersihan rumah.
1. Mendamaikan teman yang se-dang berselisih dengan teman 2. Menggunakan kata-kata yang menyejukkan emosi teman yang sedang marah 3. Ikut menjaga keamanan barang di kelas 4. Menjaga keselamatan teman di kelas dari perbuatan jahil yang merusak 1. Membaca buku dan tulisan yang terkait dengan mata pelajaran 2. Mencari bahan bacaan dari perpustakaan daerah 3. Membaca buku novel atau cerita pendek 4. Membaca buku atau tulisan tentang alam, sosial, budaya, seni dan teknologi 1. Mengunjungi rumah yatim, orang jompo. 2. Menghormati petugas-petugas sekolah. 3. Membantu teman yang sedang memerlukan bantuan 4. Menyumbang darah untuk Palang Merah Indonesia
1. Membersihkan tempat mandi, tempat buang air dan lain-lain. 2. Membersihkan tempat sampah. 3. Membersihkan lingkungan sekolah. 4. Memperindah kelas dan sekolah. 5. Ikut memelihara taman dan tanaman di halaman sekolah 6. Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan.
Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk
43
melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilainilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masingmasing,
yang
dilakukan
melalui
analisis
konteks,
sehingga
dalam
implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya atau daerah yang satu
dengan
lainnya.
Implementasi
nilai-nilai
karakter
yang
akan
dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti: bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.52 Nilai-nilai tersebut juga perlu ditanamkan sejak dini dan didukung oleh semua pihak yang terllibat demi efektifitas kelancaran proses pendidikan karakter.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dapat memperluas pandangan dan pengetahuan bagi peneliti juga dapat menghindari pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain atau untuk menjaga originalitas penelitian. Penelitian yang berhubungan dengan penelitian tentang Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Terhadap Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang, berdasarkan referensi yang ada penelitian ini belum pernah diteliti orang lain dan menurut sepengetahuan peneliti yang relevan dengan penelitian ini. 1. Penelitian Ratih Purwanti pada tahun 2015 yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dengan Sikap Solidaritas Sosial Pada Siswa MTs Negeri 02 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar PPKn siswa MTs Negeri 02 Semarang adalah 76,53 yang termasuk dalam kategori baik. Rata-rata sikap solidaritas sosial siswa adalah 110,86 yang termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai nilai r sebesar 0,226 dengan taraf kepercayaan 95% r tabel 0,148, maka r hitung (0,226) > r tabel (0,148), jadi Ha diterima artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar PPKn dengan sikap solidaritas sosial pada siswa. 52
Kemendinas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), h. 9.
44
2. Penelitian Elpa Redah pada tahu2013 yang berjudul “Hubungan Antara Hasil Belajar PKn Dengan Perilaku Santun Terhadap Guru Pada Siswa Kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar PKn dengan perilaku santun terhadap guru pada siswa kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan. Diperoleh rhitungsebesar 0,922 lebih besar dari rtabel = 0,312, n = 40 dan perilaku santun siswa memberikan sumbangan sebesar 85% terhadap hasil belajar PKn. Diketahui bahwa nilairhitung ≥ rtabel, maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan signifikan (α)=5% thitung≥ttabel (14,717≥2,021) menujukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian peneliti dengan Ratih Purwanti dan Elpa Redah. Persamaannya adalah variabel yang kami bahas sama-sama mengenai nilai-nilai karakter pada siswa peserta didik. Kemudian objek penelitian kami sama-sama dalam lingkup pelajaran PKn. Persamaan lainnya antara penelitian peneliti dengan Ratih Purwanti dan Elpa Redah adalah tujuan penelitian kami sama-sama mencari hubungan atau korelasi dari variable yang kami teliti. Perbedaanya adalah ruang lingkup pelajaran PKn yang diambil peneliti adalah materi Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia dan membahas tentang pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI sedangkan Ratih Purwanti membahas tentang hasil belajar PKn pada 1 semester dan Elpa Redah membahas tentang Prestasi Belajar selain itu pengambilan data yang dilakukan Ratih Purwanti dan Elpa Redah menggunakan dokumentasi dan angket sedangkan peneliti menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara.
C. Kerangka Berpikir Karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya menjadi dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut dengan orang lain. Apabila karakter seseorang baik maka orang itu akan di nilai baik. Sekolah adalah salah satu lingkungan pembentukan karakter melalui mata pelajaran
45
yang diajarkan. Salah satu Mata pelajaran yang paling erat dengan karakter adalah PKn karena mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pancasila berada dalam ruang lingkup mata pelajaran PKn tersebut . Melalui mata pelajaran PKn tersebut siswa dapat memahami nilai-nilai Pancasila. Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
digunakan sebagai landasan atau dasar dari segala perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilai kerakyatan / demokrasi, dan nilai keadilan. Adapun hubungan antar karakter dengan nilai-nilai tersebut karena nilai-nilai tersebut yang menjadi acuan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia terutama anak-anak. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila tersebut peserta didik mempunyai acuan untuk melakukan hal sesuai dengan nilai-nilai tersebut sehingga mereka dapat membentuk karakter yang baik karena untuk membentuk karkater yang baik seseorang harus memahami sesuatu yang baik sebelum ia melakukan hal yang baik tersebut. Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan Ruang Lingkup
Pancasila
Warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
Mengandung
Nilai-nilai Pancasila Pembelajaran
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Adakah hubungan pemahaman nilainilai Pancaila dengan dengan karakter siswa
46
D. Hipotesis Berdasarkan masalah dan landasan teori yang ada maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Ha
: Ada hubungan positif yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Dharma Karya UT Jl. Pala Raya No. 3 Pondok Cabe Udik, Pamulang. Tangerang Selatan . Adapun waktu penemuan masalah adalah sejak tanggal ditetapkannya Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) yaitu tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan bulan Desember, dan waktu pelaksanaan penelitian dimulai dadari bulan Januari 2016 . Untuk lebih jelasnya jadwl penelitian dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian Bulan No
Kegiatan
1
Penyusunan Proposal
2
Seminar Proposal
3
Revisi Proposal
4 5
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Pembuatan Bab 1,2 dan 3 Skripsi Pembuatan Instrumen Penelitian
6
Uji Coba Instrumen
7
Pelaksanaan Penelitian
8
Analisis Data
9
Penyempurnaan Laporan
47
48
B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengelolaan stastistik, struktur, dan percobaan terkontrol1Sedangkan metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.2 Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian korelasional karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa. Jadi metode penelitian yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian korelasional.
C. Populasi dan Sampel Sugiyono menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Dharma Karya UT kelas VI semester genap yang terdiri dari 4 rombel (rombongan belajar) yang terdiri dari 1 kelas bilingual (kelas unggulan) dan 3 kelas biasa sedangkan sampel menurut Sugiyono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling namun berdasarkan kelas dengan cara mengundi. Berhubung 1 dari 4 kelas tersebut adalah kelas unggulan, maka 1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakaya, 2012), Cet. 8, h. 53. 2 Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 14, h. 4. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 10, h. 117. 4 Sugiyono,Op.cit, h. 118.
49
peneliti merandom 3 kelas yang siswanya tergolong biasa-biasa saja dan terpilih keelas 6-2 yang menjadi sampel peneliti dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat memperoleh data-data dalam penelitian ini, penulis menempuh teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1.
Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Tes ini bertujuan untuk mengukur variabel pemahaman siswa terhadap nilainilai Pancasila.
2. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan sangat efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.6 Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup agar membantu responden untuk menjawab dengan cepat. Kuesioner
atau
angket
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
mengumpulkan data tentang karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 3. Observasi Observasi menurut Sutrisno Hadi dalam buku metode penelitian merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini bertujuan memperkuat penelitian tentang karakter yang dimilik oleh siswa SD Dharma Karya UT. 5 6
Suhasimi Arikunto, Op.cit, h.193. Sugiyono, Op.cit, h. 199.
50
4. Wawancara Wawancara ini digunakan untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT. serta untuk mempertajam atau memperjelas hasil angket.
E. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Soal tes Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dengan macam tes betul salah dengan pemberian skor tiap butir soal yaitu 1 jika jawaban benar ddan 0 jika jawaban salah. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Objektif Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Variabel
Indikator
No. Instrumen
1. Menyebutkan isi Pancasila
1*,2,5,6*,10
2. Menyebutkan nilai-nilai tiap butir 3.4.7.11.14 Pancasila Pemahaman 3. Menyebutkan makna nilai-nilai tiap 8,9,12,16,19* butir Pancasila Nilai-nilai 4. Mencontohkan perilaku yang sesuai Pancasila dengan nilai-nilai tiap butir Pancasila 13.15.17.21.22* 5. Mencontohkan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tiap butir 18.20.23.24.25 Pancasila *Tidak valid
51
b. Kuesioner (angket) dalam bentuk skala Sikap Kuesioner atau angket ini menggunakan Skala Likert dimana responden sudah disediakan jawaban alternatifnya, yaitu: 1 = Tidak Pernah 2 = Kadang-kadang 3 = Sering 4 = Selalu Seluruh bobot nilai di atas berlaku untuk pertanyaanpertanyaan yang bersifat positif, sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat negatif bobot nilai di atas menjadi kebalikannya. Berikut adalah kisi-kisi instrumen Kuesioner (angket) untuk mengukur Karakter Siswa: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Karakter Religius
Indikator 1. Mengagumi
dan
No Instrumen
mensyukuri
diri
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
4,9,15
1. Menghargai pendapat yang berbeda Toleransi
2. Bekerjasama dengan teman yang
2,5,6,10
berbeda agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah 1. Membiasakan
diri
bermusyawarah
dengan teman-teman. 2. Menerima kekalahan dalam pemilihan Demokrasi
7,13,16,21
dengan ikhlas. 3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya
Peduli
1. Menghormati petugas-petugas sekolah.
Sosial
2. Membantu
teman
yang
sedang
1, 12,24*
52
memerlukan bantuan 1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni Cinta Tanah air
di Indonesia 2. Mengagumi keragaman suku, etnis,
11,19*,23
bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia
Semangat Kebangsaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara didepan kelas
3,17,20,22
2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan 1. Mengatakan
sesuatu
yang
benar
walaupun itu pahit Jujur
2. Menghindari
perbuatan
menipu,
8,14,18,25
menyontek, plagiat, atau mencuri *Tidak valid c. Lembar Observasi Lembar obseravasi diisi oleh observer yang mengamati karakter siswa. Lembar observasi disusun oleh peniliti untuk mendeskripsikan atau menggambarkan aktivitas siswa. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi karakter siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang : Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Karakter Religius
Indikator 1. Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Toleransi
1. Menghargai pendapat yang berbeda 2. Bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah
53
Peduli Sosial
1. Menghormati petugas-petugas sekolah. 2. Membantu teman yang sedang memerlukan bantuan
Semangat Kebangsaan
1. Menggunakan
bahasa
Indonesia
ketika
berbicara didepan kelas 2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Cinta Tanah air
1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia 2. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia
Demokrasi
1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman. 2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas. 3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya
Jujur
1. Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit 2. Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau mencuri
*Tidak valid d. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara merupakan pedoman yang digunakan selama proses wawancara yang berisi sejumlah daftar pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun secara sistematis, terutama yang berkaitan dengan karakter siswa.
54
2. Uji Instrumen a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau keshaihan sesuatu instrumen.7 Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas tes pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk soal objektif berupa pilihan ganda, maka rumus yang digunakan adalah
Korelasi
Pointbiserial sedangkan untuk mengukur validitas angket karakter siswa menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan menggunakan software excel. Rumus Korelasi Pointbiserial :8
Rbis =
√
Keterangan : Rbis
: Koefisien korelasi poinbiserial
Mp
: Mean skor dari tes yang dijawab itrm yang dicari korelasinya dengan tes
Mt
: Mean skor total
SDt
: Standar Deviasi dari skor total
P
: Proporsi tes yang dijawab benar
Q
: Proporsi tes yang dijawab salah
Rumus Korelasi Product Moment
rxy =
√[
][
]
Keterangan : rxy 7 8
180.
: Angka Indeks korelasi “r” product moment
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 211. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakrata: Rieneka Cipta, 2013), Cet. 12, h.
55
: Jumlah skor dalam sebaran X 2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X : Jumlah skor dalam sebaran Y
2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
N
: Jumlah sampel
b. Realibilitas Realibilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini ialah ketelitiannya. Sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
9
Uji realibilitas yang digunakan
untuk mengukur
pemahaman nilai-nilai Pancasila menggunakan rumus K-R 20 dan untuk mengukur karakter siswa yang menggunakan kuesioner atau angket digunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan software excel. Rumus K-R 20 :
rii
{
}
Keterangan : k
= Jumlah item dalam instrument
M
= Cacah butir
Si2
= Varians skor total
St2
= Varians skor total responden
Rumus alpha cronbach :
ri = (
)(
)
Keterangan : k 9
= banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2012), cet.17, h.139.
56
= Jumlah varian butir St2
= Varians total
c. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran dikatakan tinggi apabila banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar dan taraf kesukaran dikatakan rendah apabila jumlah subjek peserta tes yang menjawab tes hanya sedikit. Untuk menetukan derajat kesukaran digunakan rumus :
p= Keterangan : P
= Taraf kesukaran
B
= Subjek yang menjawab betul
J
= Banyaknya subjek yang mengikuti tes
d. Daya Beda Daya beda digunakan untuk memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda tersebut adalah :
D=
-
Keterangan : D
= Daya pembeda butir
BA = Banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab betul JA
= Banyaknya subjek kelompok atas
BB
= Banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
JB
= Banyaknya subjek kelompok bawah
F. Teknik Analisis Data Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir
57
dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam analisis data ini adalah : 1. Tahap pengolahan data Kegiatan yang peneliti lakukan saat pengolahan data yaitu : a. Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. Editing ini bertujuan untuk merapikan data agar bersih dan rapi sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut. b. Koding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. c. Tabulasi, yaitu menyusun data kedalam bentuk tabel. 2. Analisis Data Setelah data yang dikumpulkan telah diedit, dikoding dan telah diikhtisiarkan dalam tabel, maka langkah selanjutnya adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trknik analisis deskriptif dan teknik analisis korelasi. a. Teknik analisis deskriptif Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan setiap variable yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel distribusi, frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (mean,median, modus) dari masing-masing variable tersebut kemudian mengkategorikan setiap variable dalam 3 kategori dengan aturan :10
10
Rendah
= Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ
Sedang
=ᶇ-ỡ≤x<ᶇ+ỡ
Tinggi
= ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum
Sartika Putri Wardana, Hubungan Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa KElasXI SMA Negeri 3 kota Tangerang Selatan), Skripsi, UIN 2010, h. 46
58
b. Teknik Analisis Korelasi Teknik analisis korelasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah yakni menjawab rumusan masalah yakni mengetahui hubungan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Adapun langkah-langkah teknik analisis korelasi adalah sebagai berikut : 1) Uji Prasyarat Analisis a) Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan software Microsoft excel. b) Uji Linieritas Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas dengan variable terikat terdapat hubungan yang linear atau tidak. Pengujian linear menggunakan rumus dengan langkah-langkah berikut : a
=
b
=
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
∑
∑ ∑
JK (T)
=∑
JK (a)
=
JK (
= b (∑
JK (s)
= JK (T) - JK (a) - JK
∑ ∑
∑
)
Keterangan : JK
: Jumlah kuadrat
JK (a) : Jumlah kuadrat koefisien
JK (T) : Jumlah kuadrat total JK(b/a) : Jumlah kuadrat
59
regresi JK (s) : Jumlah kuadrat siswa
JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok.
2) Pengujian Hipotesis Setelah uji prasyarat telah dipenuhi maka dapat dilakukan pengujian hippotesis yang telah diajukan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka diperlukan adanya pengolahan data selama penelitian, dalam penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi Product Moment, secara operasilonal, analisis data tersebut dilakukan melalui tahap : a) Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment : rxy =
√[
][
]
Keterangan : X
: Variabel pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancasila Y
: Variabel karakter siswa
rxy
: Angka Indeks korelasi “r” Product Moment
N
: Jumlah responden : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y : Jumlah seluruh skor X : Jumlah seluruh skor Y
b)
Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment.
60
(1) Interprestasi
kasar
atau
sederhana,
yaitu
dengan
mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment, seperti dibawah ini:11 Table 3.5 Interprestasi Nilai r Besarnya “r”
Interprestasi
Product Moment (rxy) 0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40
Antar variabel X dan vareabel Y terdapat korelasi, yang lemah atau rendah
0,40 - 0,70
Antara variabel X dan variabel Y tedapat korelasi, yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang kuat atau tinggi
0,90 –1,00
Antar variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat kuat atau tinggi
11
Anas Sudjiono, PengantarStatistikPendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004), Cet. Ke-25, h. 192-193.
61
(2) Interprestasi menggunakan table nilai “r” Product Moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah: df = N-nr12 keterangan : df = Degress of freedom N = Number of Cases Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan. Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut : KD =
X 100%
Keterangan: KD = Kontribusi Variabel X terhadap Y R
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
G. Hipotesis Statistik Ho : p = 0 Ha : p 0 Keterangan : P : Koefisien Korelasi ( Populasi ) untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel. Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
12
Ibid, h. 194.
62
H0 : P = 0; Artinya, pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Ha : P ≠ 0; Artinya pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn mempunyai hubungan yang signifikan terhadap karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SD Dharma Karya UT khusus pada siswa kelas VI. Data hasil penelitian ini meliputi dua variable, satu variable bebas yaitu pemahaman nilai-nilai Pancasila (variabel X) dan satu variable terikat yaitu karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (variabel Y). Variabel X adalah hasil kuantifikasi terhadap jawaban responden dari tes pemahaman nilai-nilai Pancasila yang diberikan kepada siswa kelas VI-2 SD Dharma Karya UT. Sedangkan data variable Y adalah data skor yang diperoleh dari hasil angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya data dari dua variable tersebut akan dideskripsikan dalam bentuk nilai mean, median, modus, dan standar deviasi serta distribusi frekuensi. 1. Deskripsi hasil tes pemahaman nilai-nilai Pancasila (variable X) Tes pemahaman nilai-nilai Pancasila dibuat menjadi 25 pertanyaan. Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 0,7. Tes yang telah valid tersebut disebarkan pada sampel penelitian yaitu kelas VI-2 SD Dharma Karya UT yang berjumlah 36 orang. Pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa kelas VI-2 SD Dharma Karya UT dapat dilihat gambarannya pada hasil tes yang didapat. Untuk skor yang diperoleh masing-masing responden bervariasi. Skor tes pemahaman nilai-nilai Pancasila dari masing-masing reponden dapat dilihat pada table di bawah ini :
63
64
Tabel 4.1 Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18
Nilai 86 62 95 76 67 67 86 86 57 90 95 62 81 86 71 90 86 81
Siswa S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36
Nilai 71 100 100 95 90 81 86 86 90 95 81 76 81 95 95 81 76 90
Berdasarkaan hasil perhitungan skor hasil tes pemahaman nilainilai Pancasila diperoleh skor terendah yang dicapai responden adalah 57 dan skor tertinggi 100, dengan rentangan skor 43. Analisis karakteristik data pemahaman nilai-nilai Pancasila meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Hasil perhitungan analisis data pemahaman nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 83, median sebesar 86 , dan modus sebesar 86 yang muncul sebanyak 7 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 10,9. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval ® yang diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 100-57 hasilnya adalah 43. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N (36) hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = R/K hasilnya adalah 7,17 dibulatkan menjadi 7.
65
Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Kelas Interval 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100
Nilai tengah 55 62 69 76 83 90 97
Frekuensi 1 2 4 3 13 5 8
Frekuensi relatif (%) 2.8 % 5.6 % 11.1 % 8.3 % 36.1 % 13.9 % 22.2 %
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini : Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
14 12 10 8
13
6
8
4 2 0
1 52-58
2 59-65
4
66-72
5
3 73-79
80-86
87-93
94-100
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 80-86 dengan frekuensi 13
(22,2%) dan nilai
terendah terdapat pada interval 52-58 dengan frekuensi 1 (28 %) .
66
Selanjutnya
variabel
pemahaman
nilai-nilai
Pancasila
dikategorikan dalam 3 kategori dengan aturan : ᶇ (mean teoritis)
= = = = 78.5
ỡ (satuan standar deviasi)
= = = = 10.75
Rendah
= Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ = 57 ≤ x < 78.5 -10,75 = 57 ≤ x < 67.75 dibulatkan menjadi 68
Sedang
=ᶇ-ỡ≤x<ᶇ+ỡ = 78.5 -10,75≤ x < 78.5 +10,75 = 67.75 ≤ x < 89,25 dibulatkan menjadi 68 ≤ x < 89
Tinggi
= ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum = 78.5 +10,75≤ x < 100 = 89.25 ≤ x < 100 dibulatkan menjadi 89 ≤ x < 100
Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut
67
Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila No
Skor
Frekuensi
Persentase %
Kategori
1
89 < X ≤ 100
13
36,1
Tinggi
2
68 < X ≤ 89
18
50
Sedang
3
57 ≤ x < 68
5
13,9
Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam pie-chart berikut ini : Gambar 4.2 Piechart Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Rendah 14%
Tinggi 36%
Sedang 50%
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang dihitung dari sejumlah sampel 36 siswa, siswa yang memiliki tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam kategori tinggi sebanyak 13 siswa (36.1%), kategori sedang sebanyak 18 siswa (50%), kategori kurang sebanyak 5 siswa (13.9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila siswa berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 18 siswa (50%) dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa.
68
2. Deskripsi hasil angket karakter siswa (variable Y) Data-data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh dari pernyataan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menggunakan model skala Likert dengan 25 pertanyaan, masingmasing butir pernyataan disediakan alternative jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 1,04. Skor angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dari masing-masing responden dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Tabel 4.3 Skor Angket Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18
Nilai 87 84 80 72 68 72 88 72 83 86 84 72 72 82 78 87 80 82
Siswa S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36
Nilai 76 92 87 88 85 79 82 80 90 87 89 82 79 89 88 75 79 83
Hasil skor karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang berjumlah 23 butir pernyataan setelah diolah, karakter siswa
69
terendah yang dicapai responden sebesar 68 dan skor tertinggi sebesar 92, dengan rentangan skor 24. Analisis karakteristik data karakter siswa yang sesuai dengan nilainilai Pancasila. Hasil perhitungan analisis data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 81,6 , median sebesar 81,5 , dan modus sebesar 72 yang muncul sebanyak 5 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 6,2. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval yang diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 92-68 hasilnya adalah 24. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N (36) hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = R/K hasilnya adalah 4. Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabeldi bawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
kelas interval 65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92
Frekuensi
Nilai tengah
Frekuensi relatif (%)
1 5 2 7 8 9 4
66.5 70.5 74.5 78.5 82.5 86.5 90.5
2.8 13.9 5.6 19.4 22.2 25.0 11.1
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
70
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Karakter Siswa
10 8 6 4
7 5
2 0
9
8
4 2
1 65-68
69-72
73-76
77-80
81-84
85-88
89-92
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 85-88 dengan frekuensi 9 (25%) dan nilai terendah terdapat pada interval 65-68 dengan frekuensi 1 (2,8 %) . Selanjutnya variable karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dikategorikan dalam 3 kate\gori dengan aturan : ᶇ (mean teoritis)
= = = = 80
ỡ (satuan standar deviasi)
= = = = 3,5
Rendah
= Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ = 68 ≤ x < 80-3,5
71
= 68 ≤ x < 76,5 =ᶇ-ỡ≤x<ᶇ+ỡ
Sedang
= 80-3,5≤ x < 80+3,5 = 76,5≤ x < 83,5 = ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum
Tinggi
= 80+3,5≤ x < 92 = 83,5 ≤ x < 92 Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut Tabel 4.5 Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa No
Skor
Frekuensi
Persentase %
Kategori
1
83,5 ≤ x < 92
15
42
Tinggi
2
76,5≤ x < 83,5
13
36
Sedang
3
68 ≤ x < 76,5
8
22
Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam e-chart berikut ini : Gambar 4.4 Piechart Variabel Karakter Siswa
Kurang 22%
Tinggi 42%
Sedang 36%
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki karakter yang dihitung dari sejumlah sampel
72
36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam kategori tinggi sebanyak sebanyak 15 siswa (42%), kategori sedang sebanyak 13 siswa (36%), kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan variabel Karkater siswa berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 15 siswa (42%) dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa. 3. Deskripsi hasil Wawancara a. Wawancara dengan Kepala Sekolah Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa mayoritas karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup baik, terutama untuk kelas 6 karena mereka sudah menjalani program sekolah yang membentuk karakter selama 6 tahun meskipun masih ada yang kurang namun itu sangat sedikit. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan nasihat pengarahan,
bimbingan serta terus memberikan contoh dan
pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut. Adapun penerapan pendidikan karakter dengan terlaksanannya program-program yang membentuk karakter peserta didik misalnya GDS (Gerakan Disiplin Siswa) yang akan membentuk karakter disiplin siswa, Laskar Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan, kegiatan sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah lagi ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan waktu sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius, kemudian kegiatan upacara, pramuka, kegiatan Ekstrakulikuler. Namun sebelum menerapkan pendidikan karakter ke peserta didik seharusnya setiap guru harus memiliki karakter yang baik terlebih dahulu, agar peserta didik dapat meniru karakter tersebut. Selain itu penerapan karakter kepada peserta didik juga dapat melalui mata pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter salah satunya adalah mata pelajaran PKn, Agama, IPA, PLBJ, dan lain-lain. Hubungan penanaman karakter siswa dengan mata pelajaran PKn karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
73
ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter” yang diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti religi, cinta tanah air, semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman serta pengalaman langsung tentang nilai-nilai karakter seperti mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, kemudian memberikan keteladan dengan perilaku yang berkarakter, membiasakan siswa untuk mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik, dan sesekali memberikan penghargaan bagi siswa yang berkarakter baik seperti memberi pujian dan memberikan peringatan bagi siswa yang perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik. Salah
satu
ruang
lingkup
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada di dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dengan baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan di Sekolah ini
sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan sikap disiplin kepada siswa.1. b. Wawancara dengan Guru Kelas VI-2 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Guru kelas VI-2 SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa karakter siswa/siswi kelas VI-2 sudah semakin baik dibandingkan saat awal masuk tahun ajaran baru mereka sudah lebih baik. Hal itu terjadi karena beliau selalu menanamkan nilai – nilai karakter secara berkelanjutan dengan cara mengajak siswa untuk jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun, toleransi dan lain -lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran yang
diampu, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Beliau juga memberikan motivasi kepada siswa agar 1
Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016
74
berkarakter, maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang baik-baik, jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal tersebut. Strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai -nilai karakter yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku, misalanya contoh-contoh yang baik yang harus dilakukan bagi yang tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam masyarakat misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan teladan, dan memberi contoh tentang apa yang diucapkan.. Berusaha membuat kelas
aman, nyaman dan menyenangkan dengan
menggunakan media yang tersedia dan metode pembelajran yang tepat. Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari info/berita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet tentang masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat untuk pembelajaran karakter siswa. Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa siswa dengan sistem acak tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana berdoa tenang.Untuk menambah karakter religius siswa siswi beliau mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya, contohnya ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk sholat berjamaah dimasjid dan siswa yang berragama lain diarahkan untuk memasuki ruang ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedangkan untuk siswa perempuan muslim yang sedang berhalang diarahkan agar berada di dalam kelas dan tidak berisik. Untuk melatih sikap jujur dimulai dari hal kecil seperti ketika mereka mengerjakan latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk mencontek ataupun melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka
75
terbiasa ketika ujian, mereka tidak bergantung pada contekan. Sedangakan
untuk
melatih
toleransi
caranya
yaitu
dengan
memberikan himbauan atau pengetahuan pada siswa bahwa Indonesia itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama, seperti sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama sehingga mereka harus memiliki sikap toleransi. Cara lainnya dengan mereka berdiskusi, kerja kelompok, toleransi beragama dan berteman, tidak menyinggung orang lain.. Kemudian semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang merupakan ciri mata pelajaran PKn, cara melatihnya dengan mengajak siswa untuk ikut upacara bendera setiap hari senin, upacara-upacara hari nasional atau yang memperingati pahlawan-pahlawan, selaian itu saya juga mengajak siswa untuk memajang gambar-gambar pahlawan, pancasila, dan presidan wakil presiden di dinding kelas, dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita misalnya siswa tugasnya belajar, selain itu dalam materi pelajaran sendiri ada proklamasi, dan norma -norma. Rasa demokrasi ditunjukkan dengan
memberikan motivasi
kepada siswa untuk percaya diri untuk mengemukakan pendapat, mengeluarkan apa yang dalam hati atau
unek-unek dengan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berani berbicara, membuat
suasana
belajar
yang
menyenangkan,
menciptakan
kedekatan antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan siswa maka siswa akan cenderung berani. Selain itu ada beliau juga mengajak siswa untuk Melakukan musyawarah dengan mengajak siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat pemilihan ketua kelas maka diadakan musyawarah, saya juga sering memberikan contoh bermusyawarah misalnya saya bermusyawarah dengan siswa untuk menentukan waktu ulangan. Rasa
peduli
sosial
juga
diajarkan
dengan
dengan
mengumpulkan iuran DANSOS (dana sosia) setiap hari selasa yang digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami
76
musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang yang sedang kesusahan. Nilai –nilai karakter diatas selalu diingatkan dan dihimbaukan kepada siswa agar diterapkan dalam kehidupan seharihari hal tersebut dilakukan disetiap pembelajaran dan biasanya di akhir pembelajaran, dengan memberikan himbauan, motivasi dan contoh, jangan sampai guru menyuruh tapi malah tidak melakukan, guru digugu dan ditiru.2 c. Wawancara dengan siswa/I kelas 6-II Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa, mereka selalu diberikan nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kebaikan di setiap pembelajaran. Sebelum dan sesudah belajar mereka berdoa dengan tenang meskipun ada beberapa siswa bercanda namun hal itu jarang sekali terjadi. Untuk menunjukkan nilai kejujuran mereka tidak boleh mencontek ketika mengerjakan latihan atau ulangan kemudian jika mereka menemukan uang langsung melaporkan ke Guru serta mengaku salah jika berbuat mereka berbuat salah. Nilai toleransi ditunjukkan dengan menjaga kerukunan antar teman, dan menghormati orang lain, tidak boleh mengejek satu sama lain meskipun berbeda agama ataupun suku. Nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air ditunjukkan dengan cara mengikuti upacara dengan tertib, tdak bercanda ataupun mengobrol, mengenal dan memiliki semangat kepahlawanan, bangga dengan kekayaan Indonesia dengan menjaga dan melestarikan kekayaan tersebut. Mereka juga memiliki sikap hormat kepada guru dengan cara
mengucapkan salam ketika bertemu, bersikap sopan seperti tidak memotong
pembicaraan
guru,
dll.
Selain
itu
mereka
juga
menghormati petugas-petugas sekolah dengan bersikap ramah kepada petugas sekolah seperti berkata permisi saat OB sedang mengepel, 2
2016
Endah Suwarni, Wali Kelas VI SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April
77
berterima kasih saat satpam menolong kita menyebrang jalan. Guru selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka akan mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab. Mereka melakukan musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah, musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain. Lalu apabila ada teman atau orang yang mengalami mereka menolongnya.3 4. Deskripsi hasil observasi karakter siswa Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal. Setiap hari ada program-program yang dijalankan sekolah untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil observasi peneliti ada beberapa nilai-nilai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT: 1. Religius Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan. Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilainilai ketuhanan atau ajaran agama. Nilai religius yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dengan melaksanakan Sholat Dhuha setiap pagi, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat dzuhur berjamaah dan ibadah untuk agama lain pada pukul 12.00. Mendengarkan tausiyah pada hari jumat pagi. 2. Toleransi Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan. Toleransi terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh. SD Dharma Karya UT aalah sekolah umum yang terdiri dari 5 agama dimana siswanya harus memiliki sikap toleransi agar terjadinya kerukunan. Toleransi pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT terlihat ketika belajar berkelompok mereka mau bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis kemudian mereka juga saling menghargai pendapat satu sama lain.
3
Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016
78
3. Peduli Sosial Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan mayarakat yang membutuhkan. Sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai sikap peduli sosial. Karakter peduli sosial pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dapat terlihat dengan cara menghormati petugas-petugas sekolah dengan cara memberi senyum, menyapa, dan salam. Selain itu karakter peduli sosial terlihat ketika membantu teman yang sedang memerlukan bantuan. 4. Semangat Kebangsaan Siswa
yang
memiliki
semangat
kebangsaan
mampu
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Semangat kebangsaan yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
adalah pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar ketika berbicara didepan kelas ataupun berbicara bersama temannya serta semangat ketika menyanyikan lagulagu perjuangan ketika upacara ataupun dikelas. Meskipun ada beberapa anak yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa rumah. 5. Cinta Tanah Air Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik agar mereka bisa memiliki rasa cinta yang begitu besar kepada negara. Bentuk rasa cinta tanah air diperlihatkan siswa kelas VI SD Dharma Karya UT ketika mereka mengikuti kegiatan upacara bendera pada hari senin ditsmbah lagi ketika memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April mereka mengenakan pakaian batik yang merupakan ciri khas Indonesia dan berpartisipasi dalam kegiatan lomba nasi tumpeng. Hal tersebut merupakan salah satu cara menanamkan karakter cinta tanah air kepada peserta didik. 6. Demokratis Karakter demokratis dapat dilihat ketika pemungutan suara saat pemilihan ketua kelas, membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman kemudian menerima kekalahan dalam pemilihan dengan
79
ikhlas dan melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya. Hal tersebut biasa dilakukan terutama ketika pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup karena pada saat pelajaran tersebut seluruh siswa kelas VI yang terdiri dari 4 robel bergabung menjadi satu. Setiap kegiatan mereka selalu bermusyawarah mulai dari pembuatan tata tertib, piket, serta hukuman yang akan dilaksanakan bila melanggar tata tertib tersebut. 7. Jujur Jujur merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kejujuran benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD Dharma Karya UT sangat memperhatikan masalah kejujuran. Kejujuran yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT antara lain dengan berkata sesuatu yang benar meskipun akan dimarahi oleh guru, kemudian tidak mencontek ketika ulangan bahkan ketika latihanpun siswa kelas VI SD Dharma Karya UT tidak dibolehkan untuk mencontek mereka dibiasakan untuk mengerjakan soal secara mandiri. Kemudian jika mereka menemukan uang milik orang lain mereka memberikannya ke guru piket.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data. Pada penelitian ini uji prasyarat yang akan dilakukan adalah uji Normalitas dan Uji Linearitas. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai distribui normal atau tidak dihitung dengan menggunakan Uji Liliefors pada taraf signifikan 5% atau pada α=0,05, dengagn pengolahan menggunakan bantuan komputer program microsoft excel, hasilnya adalah sebagai berikut :
80
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variablel
Jumlah Sampel
Pemahaman Nilai-nilai
Tmaks
L
Kesimpulan
(NilaiKritis)
36
-0,020
0,148
Terima Hi
36
0,045
0,148
Terima Hi
Pancasila Karakter Siswa
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh data penelitian memiliki nilai T maks< 0,148, maka semua variable berdistribusi normal maka analisis dapat dilanjutkan. 2. Uji Linieritas Bentuk hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancaila dengan karakter siswa dirumuskan dalam persamaan regresi sederhana. Hasil perhitungan diperoleh bentuk persamaan regresi sederhananya yaitu Ỳ = Setelah memperoleh bentuk persamaan regresi dilanjutkan pengujian linearitas regresi.pengujian linearitas bentuk regresi dihitung dengan menggunakan analisis Varians (ANAVA) regresi linear sederhana. Untuk kerperluan pengujian diajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : Bentuk regresi linear Hi : Bentuk regresi tidak linear Hasil perhitungan dalam ANAVA untuk mengetahui kelinearitas model regresi sederhana dapat diihat pada tabel di bawah ini
81
Tabel 4.7 Hasil Analisis Varians (ANAVA) Sumber Variansi
Dk
Total
JK
RJK
36
241126
Regresi (a)
1
239780.5
Regresi (b/a)
1
515.22
515.224652
Sisa
36-2 = 34
830.18
24.41704154
Tuna Cocok
10-2=8
249.13
31.14128287
Galat
36-10 = 26
581.05
22.34804421
F
21.10103 1.393468
Dari tabel tersebut, Fhitung yang diperoleh yaitu 1,39 sedangkan Ftabel padda taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (k1)(N-k) diperoleh sebesar 2,32. Hal ini menunjukkan bahwa F bhitung lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel (1,39 < 2,32), dengan demikian Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancaila dengan karakter siswa adalah linear. 3. Pengujian Hipotesis Data . Setelah pengujian persyaratan analisis yang telah dilakukan menunjukkan suatu hasil yang memungkinkan untuk dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Dengan adanya uji hipotesis ini maka akan terlihat apakah terdapat hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancaila dengan karakter siswa kelas VI Sd Dharma Karya UT. Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu dengan teknik korelasi menggunakan rumus Korelasi Product Moment menggunakan bantuan komputer program Microsoft Excel. Hasil perhitungan koefisien korelasi product moment didapat rxy hitung sebesar 0,71 dan rxy tabel pada N = 36 dan taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh sebesar 0,33. Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diuji keberartiannya melalui Uji-t. berdasarkan hasil pengujian diperoleh thitung sebesar 4,61 sedangkan ttabel dengan derajat
82
kebebasan (dk) = N-2 dan α = 0,05 yaitu 2,03, hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel (thitung = 4,61 > ttabel = 2,03). Dengan demikian hasil pengujian terhadap koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan dapat dismpulkan bahwa rxy = 0,71 adalah signifikan dan mempunyai hubungan yang kuat.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis uji korelasi product moment pada penelitian ini menunjukkaan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Hal ini ditunjukkan oleh rxy hitung sebesar 0,71 lebih besar dari rxy tabel 0,33. Besarnya hubungan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa adalah sebesar 0,71 atau 71%, dimana hubungan kedua variable kuat. Berdasarkan uji korelasi antara variabel pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan variabel karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Oleh karena itu pemahaman nilai-nilai Pancasila merupakan sesuatu yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap karakter yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga untuk membentuk karakter siswa maka dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap siswa. Dengan penanaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka diharapkan hal tersebut akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilainilai Pancasila. Sehingga nantinya mempunyai fondasi nilai yang dapat dijadikan dasar untuk pembentukkan karakter. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT penanaman nilai-nilai Pancasila sudah dilaksanakan sejak kelas 1 SD baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan sikap disiplin kepada siswa, serta melalui materi pelajaran yang diajarkan seperti pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraann. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting
83
dalam membentuk karakter siswa karena tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancaila dan UUD 1945. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengkaji dasar negara kita yaitu Pancasila. Oleh karena itu penanaman nilainilai Pancasila dapat dilakukaan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, baik melalui
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
maupun
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pembelajaran. Sebenarnya pengintegrasian nilai-nilai Pancasila tidak hanya bisa dilaksanakan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, namun bisa juga diintegrasikan dalam setiap
mata pelajaran. Karena
nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai-nilai kebaikan yang sangat relevan untuk diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Para pakar pendidikan berpendapat bahwa perlunya kesimbangan antara dimensi kognitif dan afektif dalam proses pendidikan. Artinya untuk membentuk manusia seutuhnya tidak cukup dengan hanya mengembangkan kecerdasaan berpikir atau IQ anak melalui ilmu pengetahuan, tetapi juga harus dibarengi dengan pengembangan perilaku dan sikap yang mencerminkan pengetahuan serta pemahaman dari apa yang telah ia pelajari Melalui pembiasaan dan mata pelajaran tersebut secara tidak langsung akan menambah pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila. Dengan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka hal tersebut akan menjadi modal berharga bagi siswa untuk membentuk karakter mereka. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila apabila diimplementasi dengan benar maka akan berdampak positif tehadap karakter yang dimiliki. Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 36 siswa mayoritas siswa mempunyai pemahaman nilai-nilai Pancasila yang cukup. Sementara itu karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dari 36 siswa mayoritasnya mempunyai karakter yang baik. Hal ini serupa dengan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Dharma
Karya UT yang
84
mengatakan bahwa karakter peserta didik SD Dharma Karya UT sudah baik karena adanya program-program yang membentuk karakter siswa. Hal ini dapat dilihat dari Angket tentang karakter siswa, kategori siswa yang memiliki karakter baik sebanyak sebanyak 15 siswa (42%), kategori cukup sebanyak 13 siswa (36%), kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%). Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang tergolong baik dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Hal tersebut terlihat ketika peneliti melakukan observasi, sebagian besar anak sudah memiliki karakter yang cukup baik. Tentu ini merupakan hal yang positif karena karakter yang baik akan berdampak pada sikap dan perilaku siswa tersebut. Sedangkan untuk siswa yang tergolong dalam kategori cukup perlu ditingkatkan pembiasaan karakter yang baik agar karakter tersbut bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Namun ada beberapa yang perlu menjadi perhatian sebanyak 8 siswa yang mempunyi karakter dibawah cukup. Tentu hal ini merupakan permasalahan tersendiri, karena karakter akan nampak pada sikap dan perilakunya juga belum baik. Tentu saja ini menjadi permasalahan yang harus ditangani. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT untuk menangani hal tersebut dengan memberikan nasihat pengarahan, bimbingan serta terus memberikan contoh & pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut. Karena apabila kondisi tersebut dibiarkan maka karakter yang belum ideal tersebut akan menjadi bom waktu yang bisa mengganggu jalannya pembelajaran di SD Dharma Karya UT. Karakter yang baik merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh siswa, karena karakter akan menentukan perilaku yang ditampilkan oleh siswa tersebut. Sebagai generasi penerus bangsa dimasa depan tentu siswa harus mempunyai karakter yang baik sebagai bekal membangun kehidupan berbangsa dan bernegara karena sebenarnya karakter itu bisa dibentuk dan dikembangkan. Salah satunya melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan memegang pernan untuk membentuk karkter siswa yakni karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena sesuai
85
dengan tujuan Pendidikan yaitu
untuk pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain itu salah satu ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai unsur-unsur yang lengkap dalam membangun sebuah bangsa kuat. Dari lima sila yang terdapat dalam Pancasila mempunyai nilai sendiri-sendiri yang satu sama lain mempunyai hubungan yang bersinergi dalam membangun bangsa ini. Hal itu yang melatarbelakangi Pancasila dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, namun juga didukung oleh unsur-unsur lainnya. Setiap orang diharapkan mempunyai karakter yang baik. Dengan mempunyai karakter yang baik maka orang tersebut
akan mempunyai
perilaku yang baik. Melalui materi Pancasila dalah pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan maka hal ini akan meningkatkan pemahamaan nilai-nilai Pancasila siswa. Dengan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka siswa diharapkan akan mempunyai karakter yang baik juga dan sesuai dengan karakter Pancasila. Hal ini sejalan dengan penelitian Elpa Redah yang menunjukkan adanya hubungan perilaku santun siswa terhadap guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan. Jika siswa mempunyai perilaku santun yang tinggi maka hasil belajar siswa akan tinggi, atau sebaliknya jika perilaku santun siswa kurang maka nilainya akan rendah. Jadi perilaku santun terhadap guru mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Sama halnya dengan penelitian Ratih Purwanti yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara prestasi belajar PPKn dengan sikap solidaritas sosial siswa MTs Negeri 02 Semarang tahun ajaran 2014/2015 artinya jika prestasi belajar PPKn baik maka sikap solidaritas sosial siswa juga baik.terhadap hasil belajar PKn siswa Oleh karena itu pemahaman nilai-nilai Pancasila sangat penting karena akan berpengaruh terhadap karakter yang dimiliki oleh siswa. Pendidikan
86
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan data penelitian maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman
siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang terhadap nilai-nilai Pancasila menunjukkan bahwa dari 36 siswa, siswa yang memiliki tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam kategori tinggi sebanyak sebanyak 13 siswa (36.1%), kategori sedang sebanyak 18 siswa (50%), kategori kurang sebanyak 5 siswa (13.9%). Sementara itu karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang
dari 36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam
kategori tinggi sebanyak
sebanyak 15 siswa (42%), kategori sedang
sebanyak 13 siswa (36%), kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%). 2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel pemahaman nilainilai pancasila dengan karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang dengan nilai r hitung sebesar 0,71.
B. Saran Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Dengan adanya materi mengenai Pancasila diharapkan siswa untuk lebih aktif mempelajari dan memahami
nilai-nilai Pancasila. Selain
melalui pembelajaran yang ada di kelas siswa juga harus lebih aktif memahami
Pancasila
secara
mandiri
melalui
kegiatan
di
luar
pembelajaran. Selain meningkatkan pemahaman tentu juga harus diikuti oleh pengamalan terhadap nilai-nilai tersebut. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan karakter siswa untuk menjadi lebih baik, yakni yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bagi siswa yang masih memiliki karakter 87
88
belum baik agar meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dan menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam diri. 2. Bagi Orang Tua Orang tua juga mempunyai peran yang vital dalam pembentukan karakter siswa, oleh karena itu orang tua harus lebih aktif membimbing siswa
agar karakter siswa lebih baik.
Beberapa siswa mempunyai
karakter yang masih belum ideal, oleh karena itu orang tua diharapkan lebih memperhatikan siswa agar bisa mengontrol perkembangan karakter siswa. 3. Bagi Sekolah Sekolah
merupakan
tempat
utama
dalam
meningkatkan
pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa. Selain itu sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membentuk karakter siswa untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan perkembangan karakter siswa agar perkembangannya bisa terkontrol dengan baik. Nilai-nilai Pancasila bisa dijadikan alternatif untuk membentuk karakter siswa. Masih terdapat beberapa siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang yang mempunyai karakter belum baik. Oleh karena itu sekolah harus berusaha meningkatkan karakter siswa melalui jalur pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Nilai-nilai Pancasila juga harus diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Rajawali Pers Al-Adawy, Muthofa. 2005. Buku dari Fiqih Akhlak. Terj. dari Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu’amalat baina al-Mu’minim oleh Salim Bazemool dan Taufik Damas. Jakarta: Qisthi Press Arikunto, Suhasimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi.2008. PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung : UPI Press Endah Suwarni, Wali Kelas VI-2 SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016 Hidayat, Syamsul. 2016. Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern. (http://bkddiklat.ntbprov.go.id) Iqbal Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila. Jakarta : Grasindo Junaedi, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Kaelan.2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma Kansil, C.S.T. 1992.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta :
Pradnya Paramita Kemendinas. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasional Kemendinas. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasional Koesoema A , Doni. 2014. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:PT. Grasindo Mortadho Amin,Moh, dkk. 2009. Pembelajaran PKn MI Edisi Pertama, Surabaya: LAPIS-PGMI 89
90
Mu’in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Murtado, Moh. 2009. Pembelajaran PKn MI. Surabaya, LAPIS-PGMI Musfah, Jejen. 2011. Pendidikan Holistik.Tangerang : Faza Media Purwanto,Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya Salahudin , Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter. Bandung: Pustaka Setia Samana , Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung : Remaja Rosdakarya Sartika Putri Wardana,Hubungan Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa KElasXI SMA Negeri 3 kota Tangerang Selatan), S-I, Skripsi, UIN 2010.h. 46 Setijo, Pandji. 2010. Pendidikan Pancasila : Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta : Grasindo Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016 Sudjiono,
2004.
Anas..Pengantar
Statistik
Pendidikan.
Jakarta:
Raja
GrafindoPersada Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta Sundawa, Dadang. 2008. Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi . Jakarta : Depdiknas Supinah dan Ismu Tri Parmi. 2011.Modul Matematika SD Program Bermutu : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: Kemendiknas. Syafaruddin.2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan : Perdana Publishing Syaodih Sukmadinata, Nana. 2012 .Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakaya
91
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT. Imtima Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016 Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter : Landasan, Implementasinya. Jakarta : Prenadamedia group
Pilar, &
93
Tes Uji Coba Instrumen Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Nama : Nomor : Kelas : A. Petunjuk cara Pengisian : 1. Isilah identitas anda terlebih dahulu 2. Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling anda anggap benar dengan cara memberikan tanda silang (X) sesuai debgan pilihan jawaban 3. Selamat mengerjakan
B. Butir-butir soal 1. Ketuhanan Yang Maha Esa merupaksn bunyi sila ke … a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
2. Bunyi dari sila ke- 4 adalah …. a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia 3. Nilai kerayataan terdapat pada sila ke … a. 1
b. 2
c. 3
4. Nilai yang terdapat pada sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah …. a. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan
c.
d. Nilai Religius
Nilai Demokratis
5. Bunyi dari sila ke-2 adalah …. a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan
d. 4
94
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia 6. Persatuan Indonesia adalah bunyi dari sila ke-…. a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
7. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai …. a. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Persatuan
c. Nilai Demokratis
d. Nilai
Keadilan 8. Makna dari nilai Kerakyatan adalah …. a. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia b. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya c. Negara adalah untuk kepentingan rakyat d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan 9. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci merupakan makna dari nilai Pancasila pada sila … a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Persatuan Indonesia c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Ketuhanan Yang Maha Esa 10. Bunyi sila terakhir pada Pancasila adalah …. a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia 11. Nilai Persatuan terdapat pada sila ke …. a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
95
12. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah …. a. Negara adalah untuk kepentingan rakyat b. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan c. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan d. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia 13. Tidak semena-mena terhadap orang lain merupakan contoh dari penerapan sila ..... a. Ketuhanan yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 14. Nilai Keadilan terdapat pada sila …. a.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Persatuan Indonesia c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Ketuhanan Yang Maha Esa 15. Berikut ini yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila adalah ? a. Mengikuti upacara bendera b. Melakukan kegiatan gotong royong c. Memaksa teman untuk memeluk agama tertentu d. Melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dipeluk 16. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah …. a. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan b. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
96
c. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan 17. Selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan merupakan contoh dari penerapan sila …. a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia 18. Kekerasan yang terjadi pada anak merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai …. a. Nilai Persatuan
c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan
d. Nilai Religius
19. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara adalah makna dari nilai …. a. Nilai Persatuan
c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan
d. Nilai Religius
20. Sikap yang bertentangan dengan sila pertama adalah …. a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya d. Memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain 21. Sebagai bangsa Indonesia kita harus selalu cinta terhadap tanah air kita. Hal ini sesuai dengan sila …. a. Persatuan Indonesia b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
97
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan d. Ketuhanan Yang Maha Esa 22. Berikut ini yang merupakan contoh perwujudan dari Pancasila ke lima dalam lingkungan masyarakat … a. Mengikuti musyawarah desa b. Mengikuti kegiatan kerja bakti c. Bermain bersama yang kaya d. Mengikuti lomba hari kemerdekaan 23. Sikap yang bertentangan dengan sila ke 5 adalah …. a. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan yang telah ditetapkan b. Cinta dan bangga terhadap negara Indonesia c. Tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban d. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama 24. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan yang telah ditetapkan merupakan hal yang bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila ke …. a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
25. Pada saat ini sering terjadi tawuran antar pelajar di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila ..... a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Ketuhanan Yang Maha Esa c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia
98
Kunci Jawaban Tes Uji Coba
1.
A
2.
A
3.
D
4.
D
5.
B
6.
B
7.
A
8.
C
9.
D
10. B 11. B 12. B 13. B 14. C 15. D 16. C 17. B 18. C 19. A 20. D 21. A 22. B 23. C 24. D 25. D
99
Uji Validitas, Realibilitas, dan Taraf Sukar Tes Nama Siswa
Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Y
∑Y
s1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
18
324
s2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
625
s3
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
19
361
s4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
625
s5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
576
s6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
21
441
s7
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
16
256
s8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
484
s9
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
15
225
s10
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
400
s11
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
529
s12
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
20
400
s13
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
19
361
s14
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
22
484
s15
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
22
484
s16
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
441
s17
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
22
484
s18
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
20
400
s19
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
21
441
s20
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
529
s21
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
22
484
100
s22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
625
s23
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
20
400
s24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
20
400
s25
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
22
484
s26
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
15
225
s27
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
20
400
s28
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
19
361
s29
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
13
169
s30
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
17
289
s31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
625
s32
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
13
169
s33
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
21
441
s34
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
24
576
s35
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
21
441
s36
1 36
1 33
1 33
1 29
1 33
1 36
1 23
1 17
1 34
1 30
1 34
1 31
1 26
1 35
1 32
1 28
1 33
1 33
1 31
1 20
1 29
1 35
1 18
1 30
1 21
25
625
1.0 0 0.0 0
0.9 2 0.0 8
0.9 2 0.0 8
0.8 1 0.1 9
0.9 2 0.0 8
1.0 0 0.0 0
0.6 4 0.3 6
0.4 7 0.5 3
0.9 4 0.0 6
0.8 3 0.1 7
0.9 4 0.0 6
0.8 6 0.1 4
0.7 2 0.2 8
0.9 7 0.0 3
0.8 9 0.1 1
0.7 8 0.2 2
0.9 2 0.0 8
0.9 2 0.0 8
0.5 6 0.4 4
0.8 1 0.1 9
0.5 0 0.5 0
0.8 3 0.1 7
0.5 8 0.4 2
20.5 6
21.0 9
20.9 7
21.2 1
20.9 4
20.5 6
21.4 3
22.1 8
20.8 8
21.1 3
20.9 1
21.1 0
21.2 3
20.7 7
21.1 3
21.3 6
20.8 8
21.0 0
20.65
21.7 5
21.1 4
20.54
22.1 1
21.2 0
21.67
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.5 6
20.56
20.5 6
20.5 6
20.56
20.5 6
20.5 6
20.56
st
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.2 2
3.22
3.2 2
3.2 2
3.22
3.2 2
3.2 2
3.2 2
r-pbi
0
0.5
0.4
0.4
0.4
0
0.3
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.3
0.4
0.5
0.4
0.3
0.4
0.07
0.4
0.3
0
0.4
0.4
0.4
x ∑x p q x1 xt
0.86 0.14
0.97 0.03
101
Validitas
0.3 3 INV ALI D
VAR T
10
PQ
0
ΣPQ
3.1
KR 20
0.7 mu da h
TARAF SUKAR
5
3
1
0
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
VA LID
VA LID
VA LID
0.1
0.1
mu da h
mu da h
6
8
2
0
6
2
4
0
0
7
3
6
1
7
8
5
1
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.3 3
0.33
0.3 3
0.3 3
0.33
0.3 3
0.3 3
0.3 3
VA LID
0.3 3 INV ALI D
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
VA LID
INV ALI D
VA LID
VA LID
INV ALI D
VA LID
VA LID
VA LID
0.2
0.1
0
0.2
0.2
0.1
0.1
0.1
0.1
0.2
0
0.1
0.2
0.1
0.1
0.1
0.2
0.2
0
0.3
0.1
0.2
mu da h
mu da h
Mu da h
sed ang
sed ang
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu da h
mu dah
sed ang
mu da h
mu dah
sed ang
mu da h
sed ang
102
Daya Beda Tes Kelas atas
Nama
Soal
Y
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
s2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
s4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
s22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
s31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
s36
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
s5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
24
s34
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
24
s11
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
s20
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
s8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
22
s14
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
22
s15
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
22
s17
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
22
s21
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
22
s25
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
22
s6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
21
s16
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
s19
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
21
bA
18
18
18
17
18
18
14
11
18
17
18
18
15
18
18
17
18
18
15
14
17
18
13
17
13
jA
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
103
Kelas bawah Soal
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
s33
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
21
s35
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
21
s10
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
s12
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
20
s18
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
20
s23
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
20
s24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
20
s27
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
20
s3
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
19
s13
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
19
s28
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
19
s1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
18
s30
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
17
s7
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
16
s9
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
15
s26
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
15
s29
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
13
s32
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
13
Bb
18
15
15
12
15
18
9
6
16
13
16
13
11
17
14
11
15
15
16
6
12
17
5
13
8
Jb
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
Y
104
Contoh perhitungan daya beda Soal no 1 : D =
-
=
-
=1–1 =0 Hasil perhitungan daya beda :
Soal
Daya Beda
Soal
Daya Beda
1
Jelek
14
Jelek
2
Cukup
15
Cukup
3
Cukup
16
Cukup
4
Cukup
17
Cukup
5
Cukup
18
Cukup
6
Jelek
19
Jelek
7
Cukup
20
Bik
8
Cukup
21
Cukup
9
Jelek
22
Jelek
10
Cukup
23
Baik
11
Jelek
24
Cukup
12
Cukup
25
Cukup
13
Cukup
105
Angket Uji Coba Instrumen Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Nama : Kelas : Nomor : A. Petunjuk cara Pengisian : Isilah identitas anda terlebih dahulu Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan anda dengan cara memberikan tanda checklist () pada kolam yang telah disediakan 8Keterangan 1
= Tidak Pernah
2
= Kadang-kadang
3
= Sering
4
= Selalu
Selamat mengerjakan No
Pernyataan Saya tidak suka apabila teman saya meminjam
1
2
3
barang milik saya Saya tidak membedakan status dan agama dalam berteman Saya menggunakan bahasa tidak baku ketika berbica di depan kelas
1
2
3
4
106
4
5
Saya berdoa sebelum belajar Saya tidak ingin satu kelompok dengan yang berbeda agama, suku, dan budaya
6
Pendapat saya adalah pendapat yang paling benar
7
Saya tidak
8
mengerjakan piket
Jika saya tidak tahu jawaban saat ulangan saya akan melihat jawaban teman saya
9
Saya tidak pernah berdoa setelah selesai belajar
10
Saya mendengarkan pendapat teman saya
11
12
13
14
15
16
17
18
Mendengarkan musik daerah membuat saya ngantuk Apabila ada teman yang kesulitan dalam belajar saya akan membantunya Saya selalu mengerjakan piket sesuai dengan jadwal Saya akan berkata dan bertindak secara benar meskipun teman-teman saya menjauhi saya Saya beribadah tepat pada waktunya Saya bangga negara Indonesia yang kaya dengan suku, etnis, dan bahasanya Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat ketika upacara hari senin Saya berbohong agar tidak dimarahi oleh guru
107
19
Jika ada masalah di kelas diselesaikan dengan cara musyawarah Saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik
20
dan benar ketika melakukan presentasi di depan kelas. Ketika saya kalah dalam pemilihan ketua kelas,
21
saya akan memberikan ucapan selamat kepada ketua kelas terpilih
22
23
Saya menyanyikan lagu nasional dengan mainmain saat upacara hari senin Saya lebih suka menonton film luar negeri dibandingkan pertunjukan wayang kulit
24
Saya menghormati petugas-petugas sekolah
25
Saya tidak puas dengan nilai hasil dari mencontek
108
Kunci Jawaban Angket Uji Coba 1)
4
3
2
1
2)
1
2
3
4
3)
4
3
2
1
4)
1
2
3
4
5)
4
3
2
1
6)
4
3
2
1
7)
4
3
2
1
8)
4
3
2
1
9)
4
3
2
1
10) 1
2
3
4
11) 4
3
2
1
12) 1
2
3
4
13) 1
2
3
4
14) 1
2
3
4
15) 1
2
3
4
16) 1
2
3
4
17) 1
2
3
4
18) 4
3
2
1
19) 1
2
3
4
20) 1
2
3
4
21) 1
2
3
4
22) 4
3
2
1
23) 4
3
2
1
24) 1
2
3
4
25) 1
2
3
4
109
Uji Validitas dan Realibilitas Angket nama siswa s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21
1
2 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 4 1 2 2 2 1 2 4 3 1 4 4 1 4 1 1 4
4 3 3 4 1 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4
5 4 4 4 4 4 4 1 1 2 1 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4
6 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
7 3 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3
8 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3
9 4 1 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 1 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4
10 3 4 2 3 3 4 3 2 1 1 2 2 4 2 4 3 2 4 3 2 4
11 4 3 3 3 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
12 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2
Soal 13 4 3 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2
14 3 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 4
15 4 4 3 4 2 4 3 4 1 1 2 3 4 3 4 3 2 4 2 2 4
16 2 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 2 2 4 2 3
17 4 4 2 4 3 3 3 3 1 1 2 3 4 2 4 3 2 1 3 2 3
18 3 2 2 4 3 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4
20 3 2 3 2 3 2 2 4 1 1 2 3 4 2 4 2 3 2 2 4 4
21 3 1 4 2 3 2 1 4 1 1 4 4 4 4 1 2 3 2 1 4 4
22 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4
23 1 1 1 3 3 4 1 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3
24 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4
25 4 2 4 4 4 1 2 4 1 1 4 4 1 1 1 4 3 4 3 1 4
Jumlah 85 69 78 73 81 81 50 73 51 56 70 80 83 71 77 79 69 72 69 73 89
Jumlah Kuadrat 7225 4761 6084 5329 6561 6561 2500 5329 2601 3136 4900 6400 6889 5041 5929 6241 4761 5184 4761 5329 7921
110
s22 s23 s24 s25 s26 s27 s28 s29 s30 s31 s32 s33 s34 s35 s36
3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 2 4 1 4 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 1 2 2 1 3 1 2 3 2 3 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 36 104 107 121 119 133 102 104 127 110 103 108
2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 85
2 4 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 98
4 3 3 2 4 4 2 3 1 2 4 2 2 3 1 3 2 2 3 4 1 3 2 2 3 4 4 3 1 3 81 106
3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 2 3 2 2 3 3 4 1 2 4 4 2 2 4 4 1 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 79 102 114 131
4 3 3 4 3 2 3 2 2 1 2 2 3 4 2 95
4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 2 4 4 4 1 2 2 4 4 4 1 3 2 3 4 4 4 3 2 2 98 122
2 2 1 1 1 3 3 2 4 3 1 2 3 2 3 83
4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 124
1 4 4 4 2 4 1 2 1 4 2 1 4 3 3 97
R-HIT RKRITIS
0.480
0.562
0.506
0.549
0.366
0.474
0.407
0.603
0.462
0.505
0.488
0.347
0.365
0.749
0.503
0.167
0.381
0.717
0.417
0.522
0.691
0.464
0.353
0.244
0.418
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
STATUS
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Invalid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Invalid
Valid
k
25 109.2121914 0.4 1.4 0.6
1.2
0.4
0.6
0.3
0.5
0.9
1
0.7
0.5
0.7
1
0.8
0.7
0.8
0.7
0.8
0.8
1.6
0.5
0.9
0.5
1.7
Var T Var B Σ VAR BUTIR Alpha C
19.89429012 0.8519
83 81 78 77 63 77 79 52 77 86 62 59 92 86 72
6889 6561 6084 5929 3969 5929 6241 2704 5929 7396 3844 3481 8464 7396 5184
111
SOAL TES PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA Nama : Nomor : Kelas : A. Petunjuk cara Pengisian : 1. Isilah identitas anda terlebih dahulu 2. Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling anda anggap benar dengan cara memberikan tanda silang (X) sesuai dengan pilihan jawaban 3. Selamat mengerjakan
B. Butir-butir soal 1. Bunyi dari sila ke- 4 adalah …. a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia 2. Nilai kerayataan terdapat pada sila ke … a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Nilai yang terdapat pada sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah …. a. Nilai Kemanusiaan
c. Nilai Demokratis
b. Nilai Keadilan
d. Nilai Religius
4. Bunyi dari sila ke-2 adalah …. a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia
112
5. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai …. a. Nilai Kemanusiaan
c. Nilai Demokratis
b. Nilai Persatuan
d. Nilai Keadilan
6. Makna dari nilai Kerakyatan adalah …. a. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia b. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya c. Negara adalah untuk kepentingan rakyat d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan 7. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci merupakan makna dari nilai Pancasila pada sila … a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Persatuan Indonesia c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Ketuhanan Yang Maha Esa 8. Bunyi sila terakhir pada Pancasila adalah …. a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia c. Ketuhanan Yang Maha Esa d. Persatuan Indonesia 9. Nilai Persatuan terdapat pada sila ke …. a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
10. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah …. a. Negara adalah untuk kepentingan rakyat b. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
113
c. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan d. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia 11. Tidak semena-mena terhadap orang lain merupakan contoh dari penerapan sila ..... a. Ketuhanan yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 12. Nilai Keadilan terdapat pada sila …. a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan b. Persatuan Indonesia c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Ketuhanan Yang Maha Esa 13. Berikut ini yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila adalah ? a. Mengikuti upacara bendera b. Melakukan kegiatan gotong royong c. Memaksa teman untuk memeluk agama tertentu d. Melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dipeluk 14. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah …. a. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan b. Negara adalah untuk kepentingan rakyat c. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan 15. Selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan merupakan contoh dari penerapan sila ….
114
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia 16. Kekerasan yang terjadi pada anak merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai …. a. Nilai Persatuan
c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan
d. Nilai Religius
17. Sikap yang bertentangan dengan sila pertama adalah …. a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya d. Memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain 18. Sebagai bangsa Indonesia kita harus selalu cinta terhadap tanah air kita. Hal ini sesuai dengan sila …. a. Persatuan Indonesia b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaaratan perwakilan d. Ketuhanan Yang Maha Esa 19. Sikap yang bertentangan dengan sila ke 5 adalah …. a. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan yang telah ditetapkan b. Cinta dan bangga terhadap negara Indonesia c. Tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban d. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
115
20. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan yang telah ditetapkan merupakan hal yang bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila ke …. a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
21. Pada saat ini sering terjadi tawuran antar pelajar di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila ..... a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Ketuhanan Yang Maha Esa c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia
116
Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian 1.
A
2.
D
3.
D
4.
B
5.
A
6.
C
7.
D
8.
B
9.
B
10. B 11. D 12. C 13. D 14. C 15. B 16. C 17. D 18. A 19. C 20. D 21. D
117
SOAL ANGKET KARKATER SISWA KELAS VI SD DHARMA KARYA UT Nama : Kelas : Nomor : A. Petunjuk cara Pengisian : Isilah identitas anda terlebih dahulu Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan anda dengan cara memberikan tanda checklist () pada kolam yang telah disediakan Keterangan 1
= Tidak Pernah
2
= Kadang-kadang
3
= Sering
4
= Selalu
Selamat mengerjakan No 1
2
3 4 5
Pernyataan Saya tidak suka apabila teman saya meminjam barang milik saya Saya tidak membedakan status dan agama dalam berteman Saya menggunakan bahasa tidak baku ketika berbica di depan kelas Saya berdoa sebelum belajar Saya tidak ingin satu kelompok dengan yang berbeda agama, suku, dan budaya
1
2
3
4
118
6 7 8
9 10 11
12
13
14 15 16 17
Pendapat saya adalah pendapat yang paling benar Saya tidak
mengerjakan piket
Jika saya tidak tahu jawaban saat ulangan saya akan melihat jawaban teman saya Saya tidak pernah berdoa setelah selesai belajar Saya mendengarkan pendapat teman saya Mendengarkan musik daerah membuat saya ngantuk Apabila ada teman yang kesulitan dalam belajar saya akan membantunya Saya selalu mengerjakan piket sesuai dengan jadwal Saya akan berkata dan bertindak secara benar meskipun teman-teman saya menjauhi saya Saya beribadah tepat pada waktunya Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat ketika upacara hari senin Saya berbohong agar tidak dimarahi oleh guru Jika ada masalah di kelas diselesaikan dengan
18
cara musyawarah Saya menggunakan bahasa Indonesia yang
19
baik dan benar ketika melakukan presentasi di depan kelas. Ketika saya kalah dalam pemilihan ketua
20
kelas, saya akan memberikan ucapan selamat kepada ketua kelas terpilih
21
Saya menyanyikan lagu nasional dengan
119
main-main saat upacara hari senin 22
23
Saya lebih suka menonton film luar negeri dibandingkan pertunjukan wayang kulit Saya tidak puas dengan nilai hasil dari mencontek
120
Kunci Jawaban Soal Angket 1)
4
3
2
1
2)
1
2
3
4
3)
4
3
2
1
4)
1
2
3
4
5)
4
3
2
1
6)
4
3
2
1
7)
4
3
2
1
8)
4
3
2
1
9)
4
3
2
1
10) 1
2
3
4
11) 4
3
2
1
12) 1
2
3
4
13) 1
2
3
4
14) 1
2
3
4
15) 1
2
3
4
16) 1
2
3
4
17) 4
3
2
1
18) 1
2
3
4
19) 1
2
3
4
20) 1
2
3
4
21) 4
3
2
1
22) 4
3
2
1
23) 1
2
3
4
121
Lembar Obseravasi Karakter Siswa kelas VI Sd Dharma Karya UT Karakter Religius
Indikator 1. Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Toleransi
1. Menghargai pendapat yang berbeda 2. Bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah
Peduli Sosial
1. Menghormati petugas-petugas sekolah. 2. Membantu teman yang sedang memerlukan bantuan
Semangat Kebangsaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara didepan kelas 2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Cinta Tanah
1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia
air
2. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia
Demokrasi
1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman. 2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas. 3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya
Jujur
1. Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit 2. Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau mencuri
Skor
122
Hasil Obseravasi Karakter Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Siswa s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21 s22 s23 s24
Reli gius 1 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4
Toleransi 1 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3
2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
Peduli Sosial 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3
Semangat Kebangsa an 1 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
Cinta Tanah Air 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
Demokrasi
Jujur
1 2 2 3 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
1 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
2 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 4 3
2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3
124
DAFTAR WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SD DHARMA KARYA UT TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA KARYA UT Pewawancara : Aprilliyani Responden
: Bapak Drs. Warjoko, MM
Jabatan
: Kepala Sekolah
Tempat
: SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016 Waktu
: 08.00 s.d. selesai
1. Bagaimana karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT ? Jawab : Mayoritas karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup baik, terutama untuk kelas 6 karena mereka sudah menjalani program sekolah yang membentuk karakter selama 6 tahun meskipun masih ada yang kurang namun itu sangat sedikit.
2. Bagaimana cara menerapkan pendidikan karakter di SD Dharma Karya UT ? Jawab : Setiap guru harus memiliki karakter yang baik pula, karena sebelum kita menerapkan pendidikan karakter kepada peserta didik kita harus terlebih dahulu memiliki karakter yang agar peserta didik dapat meniru karakter tersebut. Kemudian melalui mata pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter ada juga program-program yang membentuk karakter peserta didik misalnya GDS (gerakan Disiplin Siswa) yang akan membentuk karakter disiplin siswa, Laskar Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan, kegiatan sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah lagi ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan waktu
125
sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius, kegiatan upacara, pramuka, , kegiatan Ektrakulikuler
3. Bagaimana cara menangani anak yang mempunyai karakter yang tidak baik ? Jawab : Dengan memberikan nasihat, pengarahan serta bimbingan serta terus memberikan contoh & pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut.
4. Bagaimana hubungan penanaman karakter kepada siswa dengan bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan ? Jawab : Setiap mata pelajaran selalu kami hubungkan dengan penanaman nilai karakter. Namun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memang memunyai ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter” yang diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti cinta tanah air, semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai karakter serta memberikan pengalaman tentang nilai-nilai nilai karakter seperti mengemukakan pendapat seccara bebas dan bertanggung jawab, kemudian memberikan keteladan dengan perilaku yang berkarakter, membiasakan siswa untuk mencerminkan
nilai-nilai
karakter
yang
baik,
dan
sesekali
memberikan penghargaan bagi siswa yang berkarakter baik seperti memberi pujian dan memberikan peringatan bagi siswa yang perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik.
5. Bagaimana cara pengimplementasian nilai-nilai Pancasila di SD Dharma Karya UT ? Jawab : Salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaan karena salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada
126
di dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dengan baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan di Sekolah ini sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan sikap disiplin kepada siswa
127
DAFTAR WAWANCARA DENGAN WALI KELAS SD DHARMA KARYA UT TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA KARYA UT Pewawancara : Aprilliyani Responden
: Ibu Dra. Endah Suwarni
Jabatan
: Wali Kelas VI-2
Tempat
: SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016 Waktu
: 09.30 s.d. selesai
1. Bagaimana karakter siswa/siswi kelas VI SD Dharma Karya UT ? Jawab: Alhamdulillah karakter siswa/siswi kelas VI-2 sudah semakin baik dibangkan saat awal masuk tahun ajaran baru mereka sudah lebih baik. 2. Apakah Bapak/Ibu
guru menanamkan nilai-nilai
karakter secara
berkelanjutan? Bagaimanakah hal tersebut dilakukan? Jawab: Iya, Saya menanamkan nilai karakter secara berkelanjutan ,hal tersebut saya lakukan dengan cara mengajaak siswa untuk selalu jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun, toleransi dan lain lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran yang saya ampu, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Kalau ada yang bisa saya sisipi nilai -nilai karakter ya saya sisipi, tapi ada juga dalam materi pembelajaran tersebut sudah mengandung nilainilai kebaikan. 3. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan motivasi kepada siswa agar berkarakter? Bagaimanakah hal tersebut dilakukan? Jawab: Iya saya memberikan motivasi kepada siswa agar berkarakter, maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang baik-baik,
128
jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal tersebut. Hal tersebut saya lakukan dengan memberi contoh-contoh nilainilai moral yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari 4. Apakah strategi yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam penanaman nilainilai karakter? Jawab: strategi yang saya gunakan dalam menanamkan nilai -nilai karakter yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku, misalanya contoh -contoh yang baik yang harus dilakukan bagi yang tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam masyarakat misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. 5. Upaya apakah yang Ibu lakukan sehingga penanaman nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PKn mendapatkan hasil yang maksimal? Jawab: Memberikan teladan, dan memberi contoh tentang apa yang saya ucapkan. Saya juga akan selalu belajar sebagai pertanggungan jawab saya sebagai guru yang tersertifikasi. Berusaha membuat kelas aman, nyaman dan menyenangkan dengan menggunakan media yang tersedia dan metode pembelajran yang tepat. Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari info/berita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet tentang masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat untuk pembelajaran karakter siswa. 6. Apakah sebelum pembelajaran dimulai di awali dengan berdoa dan di akhir pembelajaran ditutup dengan doa? Bagaimana suasana kelas saat berdoa? Jawab: Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa ya siswa dengan sistem acak tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana berdoa tenang.
129
7. Bagiamanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk taat dan rajin beribadah? Jawab: saya mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya, contohnya ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk sholat berjamaah dimasjid dan siswa yang berragama lain diarahkan untuk memasuki ruang ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedang untuk siswa perempuan muslim yang sedang berhalang diarahkan agar berada di dalam kelas dan tidak berisik. 8. Bagaimankah Bapak/Ibu guru dalam mengajak siswa untuk berperilaku dan bersikap jujur? Jawab: saya mulai dari hal kecil seperti ketika mereka mengerjakan latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk mencontek ataupun melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa ketika ujian, mereka tidak bergantung pada contekan, 9. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk berperilaku dan bersikap toleransi? Jawab: caranya yaitu dengan memberikan himabuan atau pengetahuan pada Indonesia itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama, seperti sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama sehingga mereka harus memiliki sikap toleransi. Cara lainnya dengan mereka diskusi, kerja kelompok, toleransi beragama dan berteman, tidak menyinggung orang lain. 10. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru menanamkan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air kepada siswa? Jawab: semangat kebangsaan dan cinta tanah air merupakan ciri mata pelajaran PKn, cara saya menanamkan nilai semangat kebangsaan dan cinta tah air kepada siswa yaitu dengan mengajak siswa untuk ikut upacara bendera setiap hari senin, upacara-upacara hari nasional atau yang memperingati pahlawan-pahlawan, selaian itu saya juga mengajak siswa untuk memajang gambar-gambar
130
pahlawan, pancasila, dan presidan wakil presiden di dinding kelas, dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita misalnya siswa tugasnya belajar, selain itu dalam materi pelajaran sendiri ada proklamasi, dan norma -norma. 11. Bagaiamanakah
Bapak/Ibu
guru
mengajak
siswa
untuk
berani
mengemukakan pendapat? Jawab: Saya memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri bahwa apa yang dalam hati atau unek-unek itu harus serta memberikan penghargaan kepada siswa yang berani berbicara, membuat suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan kedekatan antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan siswa maka siswa akan cenderung berani. 12. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk bermusyawarah dan mufakat? Jawab: saya mengajak siswa untuk musyawarah dan mufakat dengan mengajak siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat pemilihan ketua kelas maka diadakan musyawarah, saya juga sering
memberikan
contoh
bermusyawarah
misalnya
saya
bermusyawarah dengan siswa untuk menentukan waktu ulangan. 13. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru menanamkan kebebasan berpendapat kepada siswa? Jawab:
Saya
menanamkan
kebebasan
berpendapat
dengan
cara
memberikan semacam keleluasaan mempersilahkan apa yang kurang sependapat atau kurang berkenan dihati siswa maka harus dikeluarkan tapi harus sesuai dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku. Misalnya kalau mau berpendapat tunjuk jari dulu dan mulai berpendapat ketika sudah diberi kesempatan untuk berbicara, dan tidak berebut. 14. Bagiamanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk peduli sosial? Jawab: Setiap hari selasa ada iuran DANSOS (dana sosial) yang digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami
131
musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang yang sedang kesusahan. 15. Apakah Bapak/Ibu guru mengingatkan dan menghimbau nilai-nilai karakter yang diperoleh siswa untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari? Jawab: iya saya mengingatkan dan menghimbau siswa agar karakter diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut saya lakukan disetiap pembelajaran dan biasanya di akhir pembelajaran, dengan memberikan himbauan, motivasi dan contoh, jangan sampai guru menyuruh tapi malah tidak melakukan, guru digugu lan ditiru hal tersebut yang saya pegang.
132
DAFTAR WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VI-2 SD DHARMA KARYA UT TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA KARYA UT Pewawancara : Aprilliyani Responden
: Siswa Kelass VI
Tempat
: SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Senin, 4 April 2016 Waktu
: 10.00 s.d. selesai
1. Apakah materi pembelajaran yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru berisi nilainilai karakter? Siswa 1 : iya selalu berisi nilai-nilai kebaikan Siswa 2 : tentu saja Siswa 3 : Iya
2. Apakah sebelum dan sesudah pembelajaran kalian berdoa? Siapakah yang memimpin berdoa? Bagaimana suasana kelas saat berdoa? Siswa 1: Iya , ketua kelas, tenang tapi kadang ada beberapa yang bercanda Siswa 2 : Iya, Ketua kelas, suasananya hening karna tidak ada yang bermain saat berdoa tapi kadang” ada beberapa yng bercanda Siswa 3 : Iya ketua kelas, kadang tenang kadang ada yang bercanda
3. Bagaimanakah
cara
kalian
menunjukkan
nilai
kejujuran
pada
saat
pembelajaran? Siswa 1 : Iya, ketika mengerjakan latihan kami tidak boleh mencontek Siswa2 :Ketika mengerjakan latihan atau ulangan kami tidak boleh mencontek, jika menemukan uang langsung melaporkan ke Ibu Guru
133
Siswa 3 : Berceramah tentang nilai kejujuran
4. Bagaimanakah cara kalian menujukkan nilai toleransi ? Siswa 1 : Dengan menjaga kerukunan antar teman, dan menghormati orang lain Siswa 2 : Mengajak kami untuk selalu menjaga kerukunan, menghormati orang lain, tidak boleh mengejek satu sama lain. Siswa 3 : Beceramah untuk selalu rukun dengan teman
5. Bagaimanakah cara kalian menunjukkan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air? Siswa 1 :
Dengan cara ikut upacara, mengenal dan memiliki semangat kepahlawanan, menjaga dan melestarikan budaya bangsa
Siswa 2: Mengikuti upacara dengan tertib, bangga dengan budaya Indonesia dan menggunakan produk dalam negeri Siswa 3 ; Bangga dan bersemangat karena kita berkebangsaan indonesia
6. Apakah kalian selalu menghormati Bapak/Ibu guru? dengan cara apa? Siswa 1 : Kami hormat kepada siapa saja apalagi kepada guru, salim ketika bertemu Siswa 2 : Iya karena saat berrtemu kami mengucapkan salam, berkata sopan, dll. Siswa 3 : Iya dengan tidak memotong pembicaraan guru
7. Apakah kalian selalu menghormati petugas-petugas sekolah ? dengan cara apa? Siswa 1 : Iya, dengan bersikap ramah kepada petugas sekolah Siswa 2 : Iya, berkata permisi saat OB sedang mengepel, berterima kasih saat satpam menolong kita menyebrang jalan Siswa 3 : Iya dengan bersikap sopan dan membantu membersihkan kelas dengan cara piket untuk meringkan beban mereka
134
8. Bagaimanakah
Bapak/Ibu
guru
menanamkan
keberanian
untuk
mengemukakan pendapat kepada kalian? Siswa 1: Ibu guru memberikan motivasi kepada kita agar kita mau mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab. Siswa 2 : Dengan memberikan motivasi dengan berkata ”tidak apa-apa salah asalakan sudah mengemukakan pendapat itu, belum tentu saja orang lain berani” Siswa 3 : Memberikan ceramah
9. Apakah kalian sering melakukan musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan? Jelaskan contoh konkritnya! Siswa 1: ya kami sering musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah, musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain kami juga sering musyawarah Siswa 2 : Musayawarah dalam pemiihan ketua kelas, pengambilan keputusan Siswa 3 : Ya berrmusyawarah ketika pemilihan ketua dan wakil ketua keals 10. Apakah yang kalian lakukan ketika ada teman yang sedang mengalami musibah? Siswa 1 : Menolongnya Siswa 2 : Menolong semampu kita dan terus menyemangatinnya Siswa 3 : Membantunya
135
Uji Normalitas Tes Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
NO
X
F
P = F/n
∑P
FX
Z
ɸ
T = ɸ - ∑P
1
57 62 67 71 76 81 86 90 95 100
1 2 2 2 3 6 7 5 6 2
0.028 0.056 0.056 0.056 0.083 0.167 0.194 0.139 0.167 0.056
0.028 0.083 0.139 0.194 0.278 0.444 0.639 0.778 0.944 1.000
57 124 134 142 228 486 602 450 570 200
-2.40 -1.94 -1.48 -1.08 -0.65 -0.20 0.26 0.63 1.09 1.55
0.0082 0.0261 0.0749 0.1401 0.2578 0.4207 0.6028 0.7357 0.8621 0.9394
-0.020 -0.057 -0.064 -0.054 -0.020 -0.024 -0.036 -0.042 -0.082 -0.061
2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
Ẋ =
FX=2993
∑
s
∑
∑ = √
{
∑
} }
=
=√
{
= 83,13
=√
–
Z=
=√ = 10,9 Dari tabel terlihat harga Tmaks= -0,020 T = ɸ - ∑ , T memiliki harga mutlak. Kriteria pengujian : Taraf signifikan
0,05 pada tabel nilai uji lillyfors T (ɸ)(36) = √
=6
Tabel lillyfors : 0,88, T tabel =
= 0,148
Tolak H0 jika T > 0,148 dan terima Ho dierima jika T ≤ 0,148 Keputusan : pada taraf signifikan 0,05, Ho ditolak maka populasi berdistribusi normal.
136
Uji Normalitas Angket Karakter Siswa SD Dharma Karya UT
NO
Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 ∑
Ẋ =
F
P = F/n
68 72 75 76 78 79 80 82 83 84 85 86 87 88 89 90 92
1 5 1 1 1 3 3 4 2 2 1 1 4 3 2 1 1
1394
36
0.028 0.139 0.028 0.028 0.028 0.083 0.083 0.111 0.056 0.056 0.028 0.028 0.111 0.083 0.056 0.028 0.028
∑
∑P
∑ FY
0.028 0.167 0.194 0.222 0.250 0.333 0.417 0.528 0.583 0.639 0.667 0.694 0.806 0.889 0.93944 0.972 1.000
68 360 75 76 78 237 240 328 166 168 85 86 348 264 178 90 92
-2.258 -1.613 -1.129 -0.968 -0.645 -0.484 -0.323 0.000 0.161 0.323 0.484 0.645 0.806 0.968 1.129 1.290 1.613
ɸ
0.0122 0.0537 0.1314 0.1685 0.2611 0.3156 0.3745 0.5 0.5635 0.6255 0.6844 0.739 0.7881 0.8315 0.8686 0.9015 0.9463
2939
s
∑
Z
∑ = √
∑
{
=
=√
{
= 81,63
=√
–
}
Z=
}
=√ = 6,2 Dari tabel terlihat harga Tmaks= 0,045 T = ɸ - ∑ , T memiliki harga mutlak. Kriteria pengujian : Taraf signifikan
0,05 pada tabel nilai uji lillyfors T (ɸ)(36) = √
Tabel lillyfors : 0,886, T tabel =
= 0,148
=6
T = ɸ - ∑P
-0.016 -0.113 -0.063 -0.054 0.011 -0.018 -0.042 -0.028 -0.020 -0.013 0.018 0.045 -0.017 -0.057 -0.076 -0.071 -0.054
137
Tolak H0 jika T > 0,148 dan terima Ho dierima jika T ≤ 0,148 Keputusan : pada taraf signifikan 0,05, Ho ditolak maka populasi berdistribusi normal.
Uji Liniearitas Penelitian Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT siswa s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21 s22 s23 s24 s25 s26 s27 s28 s29 s30 s31 s32 s33 s34 s35
x 86 62 95 76 67 67 86 86 57 90 95 62 81 86 71 90 86 81 71 100 100 95 90 81 86 86 90 95 81 76 81 95 95 81 76
y
x2 7347 3832 9070 5805 4444 4444 7347 7347 3265 8186 9070 3832 6553 7347 5102 8186 7347 6553 5102 10000 10000 9070 8186 6553 7347 7347 8186 9070 6553 5805 6553 9070 9070 6553 5805
87 84 80 72 67 72 88 72 83 86 84 72 72 82 78 87 80 82 76 92 87 88 84 79 82 80 90 87 89 82 79 89 88 75 79 138
y2 7561 7005 6470 5147 4542 5147 7752 5147 6824 7374 7005 5147 5147 6646 6125 7561 6470 6646 5789 8536 7561 7752 7005 6296 6646 6470 8139 7561 7944 6646 6296 7944 7752 5625 6296
xy 7453 5181 7660 5466 4493 4783 7547 6149 4720 7769 7971 4441 5807 6988 5590 7867 6894 6599 5435 9239 8696 8385 7572 6423 6988 6894 8163 8282 7215 6211 6423 8489 8385 6071 6046
139
s36 e
90 2995
83 2936
8186 253537
6824 240795
7474 245771
140
Perhitungan Uji Liniearitas Penelitian Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
a =
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= = = = 52,914 b =
∑ ∑
∑ ∑
= = = = 0,345 JK (T) = ∑ JK (a) = JK (
∑
= 241.126 =
= b (∑
= 239.780,54 ∑
∑
)
= 0,345 {245.942 = 0,345 (245.942 – 24448,33) = 0,345 (1493,7) =515,2
}
141
JK (s) = JK (T) - JK (a) - JK = 241.126 - 239.780,54 - 515,2
= 830,18
142
Uji Hipotesis Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N= 36, ∑ X = 2.995, ∑ Y= 2.936, ∑X2 = 253.537, ∑ Y2= 240.795, ∑ XY = 245.771, maka dapat di cari indeks korelasina dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : rxy
=
√[
][
√[(
)
]
= = = =
√[
][(
][
)
]
]
√ √
= = 0,71 Dengan memberikan tabel “r” product moment ternyata df sebesar 34 sehingga diperoleh rtebel padda taraf signifikan 5 % adalah 0,33. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah rhitung ≥rtebel (rhitung 0,71 ≥ rtebel 5%=0,33) yang artinya rhitung lebih besar dari rtebel.. Dengan demikian hasil pengujian terhadap koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan dapat dismpulkan bahwa rxy = 0,71 adalah signifikan dan mempunyai hubungan yang kuat.
146
149
151
PROFIL PENULIS
Aprilliyani. Penulis lahir di Tangerang tanggal 6 April 1994. Putri kedua dari 2 bersaudara. Penulis sekarang bertempa ttinggal di KAV DKI Blok 55 no 31 RT 03 RW 010, Meruya Utara, Kembangan Jakarta Barat. Pada tahun 1999-2005 penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDI Al Ihsan Jakarta
Barat. Penulis melanjutkan
pendidikan di SMPI Al Ihsan pada tahun 2005-2008 . Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMKN 13 Jakarta Barat Jurusan Pemasaran pada tahun 2008-2011 .Pada tahun 2012 penulis rnelanjutkan studi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
memilih
Fakultas
dan mengambil program
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
PGMI.
Penulis
merasakan perubahan yang besar saat menjalani pendidikan di PGML .Pengalaman yang didapat membuat penulis menjadi sosok yang lebih berguna bagi orang lain. Penulis mengikuti kegiatan ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dimana ihnu dan kehidupan dirasakan sangat berkaitan dan harus menjadi pribadi yang sadar dalam melihat kesenjangan. Di PGMI, penulis mendapatkan siraman ilmu dari dosen yang begitu sarat akan nasihat, itu membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, penulis juga mendapatkan temanteman terbaik yang setiap harinya memberikan energi positif untuk diri sendiri maupun orang lain.