Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Jurnal
AgriSains LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Terbit 2 kali setiap tahun
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Jurnal
AgriSains PENANGGUNG JAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch. Wariyah, M.P. Sekretaris : Awan Santosa, S.E., M.Sc. Dewan Redaksi : Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, M.P. Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.P. Dr. Ir. Bambang Nugroho, M.P. Penyunting Pelaksana : Ir. Wafit Dinarto, M.Si. Ir. Nur Rasminati, M.P. Pelaksana Administrasi : Zulki Adzani Sidiq Fathoni Hartini
Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail :
[email protected] Web : http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id
Jurnal yang memuat ringkasan hasil laporan penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian yang belum pernah dipublikasikan, baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal AgriSains dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Agrisains Volume 5, No. 2, September 2014 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berkenan berbagi pengetahuan dari hasil penelitian untuk dipublikasikan dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan IPTEKS. Pada jurnal Agrisains edisi September 2014 ini, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang teknologi pertanian, bidang peternakan dan bidang pendidikan matematika. Pada bidang teknologi pertanian disajikan artikel berupa pengaruh berbagai kecambah kacang-kacangan terhadap kadar protein terlarut dan asam amino bebas limbah cair isolasi protein. Pada bidang peternakan menyajikan artikel berupa
penampilan
ayam kampung
petelur
single
comb
terpilih
dengan
suplementasi asam amino esensial pada pakan berprotein rendah, sedangkan pada bidang
pendidikan
matematika
disajikan
artikel
tentang
pengaruh
model
pembelajaran teams games tournament (tgt) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa, efektivitas pendekatan brain-based learning
(bbl)
ditinjau
dari
kemampuan
komunikasi
matematis
siswa,
pengembangan multimedia macromedia flash dengan pendekatan kontekstual dan keefektifannya terhadap sikap siswa pada matematika serta pengembangan multimedia pembelajaran trigonometri menggunakan adobe flash cs3 untuk pembelajaran matematika siswa SMA. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak, redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, September 2014 Redaksi
iii
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2 ini telah direview oleh Mitra Bestari : 1. Dr. Ir. Chatarina Wariyah, M.P. bidang studi Ilmu Pangan 2. Drs. Riyanto, M.Si. bidang studi Kimia 3. Nuryadi, S.Pd.Si., M.Pd. bidang studi Pendidikan Matematika
iv
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar ............................................................................................ Daftar Mitra Bestari ..................................................................................... Daftar Isi .......................................................................................................
iii iv v
PENGARUH BERBAGAI KECAMBAH KACANG-KACANGAN TERHADAP KADAR PROTEIN TERLARUT DAN ASAM AMINO BEBAS LIMBAH CAIR ISOLASI PROTEIN ............................................................... 102-114 Exsu Khairi1 dan Bayu Kanetro2 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA NEGERI 1 SEYEGAN .......................................................................... 115-136 Ibrahim1 dan Nur Hidayati2 PENAMPILAN AYAM KAMPUNG PETELUR SINGLE COMB TERPILIH DENGAN SUPLEMENTASI ASAM AMINO ESENSIAL PADA PAKAN BERPROTEIN RENDAH............................................................................... 137-147 Harimurti Februari Trisiwi EFEKTIVITAS PENDEKATAN BRAIN-BASED LEARNING (BBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA ......... 148-165 Heru Sukoco PENGEMBANGAN MULTIMEDIA MACROMEDIA FLASH DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN KEEFEKTIFANNYA TERHADAP SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA ........................................................... 166-191 Syariful Fahmi PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X SEMESTER II ................................. 192-209 Nanang Khuzaini PEDOMAN PENULISAN NASKAH ..............................................................
v
210
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA NEGERI 1 SEYEGAN Ibrahim1 dan Nur Hidayati2 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi 2 Alumni Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta 55281 2 Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Jl. Wates Km 10 Yogyakarta 55753 Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal matematika. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah statistika. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment menggunakan pretest-postest control group design. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika dan variabel kontrolnya adalah kemampuan awal matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 224 siswa. Sampel penelitian terdiri dari kelas X MIIA 1 dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan X MIIA 2 dengan jumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain pretest, postest, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan uji anova satu jalur, uji independent t-test dan anova dua jalur dengan sebelumnya melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) model pembelajaran Teams Games Tournament berpengaruh meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara siswa berkemampuan awal matematika (tinggi, sedang, dan rendah) berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan uji One Way Anova sebesar 0,157. 2) model pembelajaran Teams Games Tournament berpengaruh lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dibandingkan model pembelajaran konvensional, berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan uji Independent Samples T-Test sebesar 0,032. 3) tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematika dalam pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan uji Two Way Anova sebesar 0,456. Kata kunci : TGT, kemampuan pemecahan masalah matematika, kemampuan awal.
115
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
THE INFLUENCE OF TEAMS GAMES TOURNAMENT MODEL (TGT) IN IMPROVING THE MATHEMATIC PROBLEM SOLVING ABILITY IN TERM OF STUDENTS’ EARLY ABILITY IN SMA N 1 SEYEGAN
ABSTRACT This research aimed to investigate the effects of cooperative learning model with the type of Teams Games Tournament (TGT) to improve the ability in solving mathematics problem seen from the early ability of mathematics. The main topic of this research was statistics. This was quasi experiment research using pretestposttest control group design. The independent variable was cooperative learning model with the type of Teams Games Tournament (TGT). The dependent variable was the ability of mathematics problem solving and the control variable was the early ability of mathematics. The population of this research was X grade students of State Senior High School 1 Seyegan in the academic year 2013/2014 which consisted of 7 classes with the amount of 224 students. The sample of this research consisted of grade X of science 1 with 32 students as experiment group and grade X of science 2 with 31 students as control group. The instruments of obtaining data used were pretest, posttest, and observation sheet of learning implemetation. The technique of data analysis used one way annova test, independent t-test, and two ways annova by using homogeneity and normality test previously. The result of the research showed that 1) the learning model of Teams Games Tournament could improve the students’ ability in solving mathematics problems without any significant difference among the students’ early ability in mathematics (high, moderate, low) based on the significance value through One Way Anova test of 0.157. 2) the learning model of Teams Games Tournament influenced better in improving the ability in solving mathematics problem compared with the conventional learning model, based on the significance value through Independent Samples T-Test of 0.032. 3) there was no significant interaction between learning model and early ability of mathematics, based on significance value through Two Way Anova test of 0.456. Keywords: ability of mathematics problem solving, early ability, TGT
PENDAHULUAN
didik secara aktif mengembangkan potensi
Pengertian pendidikan menurut
dirinya
kekuatan
untuk
memiliki
spiritual
keagamaan,
diri,
kepribadian,
UU No. 20 Tahun 2003 tentang
pengendalian
Sistem Pendidikan Nasional adalah
kecerdasan,
usaha sadar dan terencana untuk
keterampilan yang diperlukan dirinya,
mewujudkan
masyarakat,
suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
akhlak
bangsa
mulia,
dan
serta
negara.
Tujuan pendidikan nasional menurut
116
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Nuh (2013) sebagai berikut: “Tujuan
lain aritmatika, aljabar, geometri, dan
pendidikan
analisis” (Uno dan Hamzah 2008).
telah
nasional
dirumuskan
Undang
Nomor
sebagaimana
dalam 20
Undang-
Tahun
Menurut Permendiknas No 22 Tahun
2003
2006 salah satu tujuan matematika
adalah untuk berkembangnya potensi
pada pendidikan menengah adalah
peserta didik agar menjadi manusia
agar
yang beriman dan bertakwa kepada
kemampuan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
matematika, menjelaskan keterkaitan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
antar konsep dan mengaplikasikan
mandiri, dan menjadi warga negara
konsep atau algoritma, secara luwes,
yang demokratis serta bertanggung
akurat,
jawab. Secara singkatnya, undang-
pemecahan
undang tersebut berharap pendidikan
pembelajaran
dapat membuat peserta didik menjadi
dirumuskan oleh National Council of
kompeten
Teacher of Mathematics (Sugianto,
dalam
bidangnya.
peserta
2014)
kompetensi
berkomunikasi
dalam
ranah
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. “Matematika
adalah
memiliki
memahami
efisien,
Kompetensi tersebut harus mencakup
didik
yaitu
communication);
dan
konsep
tepat
masalah.
dalam Tujuan
matematika
(1)
belajar
yang
untuk
(mathematical (2) belajar untuk
sebagai
bernalar (mathematical reasoning); (3)
suatu bidang ilmu yang merupakan
belajar untuk memecahkan masalah
alat pikir, berkomunikasi, alat untuk
(mathematical problem solving); (4)
memecahkan
belajar
berbagai
persoalan
untuk
mengaitkan
ide
conections);
(5)
praktis, yang unsur-unsurnya logika
(mathematical
dan intuisi, analisis dan kontruksi,
pembentukan sikap positif terhadap
generalitas dan individualitas, serta
matematika (positive attitudes toward
mempunyai
mathematics).
117
cabang-cabang
antara
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Ruseffendi (Adhar, 2012) juga
observasi yang peneliti lakukan di
mengemukakan bahwa kemampuan
kelas X SMA Negeri 1 Seyegan saat
pemecahan masalah amat penting
Praktik Pembelajaran Langsung (PPL)
dalam matematika, bukan saja bagi
pada
mereka yang dikemudian hari akan
aktivitas
pembelajaran
mendalami
terlaksana
adalah
atau
matematika,
mempelajari
melainkan
juga
bagi
bulan
Juli-September
menjelaskan
2013, yang
guru
materi,
datang,
memberikan
mereka yang akan menerapkannya
contoh soal dan penyelesaian, serta
dalam bidang studi lain dan dalam
memberikan latihan soal. Dalam RPP,
kehidupan sehari-hari.
guru
Hasil Riset TIMSS (Trends in International
Mathematics
menggunakan
metode
pembelajaran ceramah, diskusi, dan
and
tanya jawab. Namun, metode yang
Science Study) menunjukkan siswa
lebih mendominasi adalah ceramah
Indonesia berada pada rangking amat
sehingga
rendah
lebih terpusat pada guru.
dalam
kemampuan
(1)
memahami informasi yang komplek,
Kebiasaan
(2) teori, analisis dan pemecahan
cenderung
masalah,
mencontoh
(3)
pemakaian
alat,
penyampaian
informasi
siswa
yang
menunggu dan
untuk
mencatat
cara
prosedur dan pemecahan masalah
penyelesaian yang dikerjakan oleh
dan (4) melakukan investigasi (Nuh,
guru. Jika kegiatan pembelajaran ini
2013). Hal ini menunjukkan bahwa
dibiarkan
pembelajaran matematika yang ada di
pembelajaran
matematika
Indonesia
pembelajaran
yang
belum mengarah
membantu kemampuan
untuk
mengembangkan pemecahan
masalah
matematika siswa. Berdasarkan hasil
maka
untuk pengembangan
memungkinkan
kurang
menjadi efektif
mengakomodasi siswa
dalam
pemecahan masalah matematika. Hal
118
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
ini dipertegas oleh pendapat Ibrahim
dan beberapa siswa SMA Negeri 1
(2008) bahwa pengajaran yang efektif
Seyegan
merupakan kegiatan yang terpusat
permasalahan yang dihadapi oleh
pada siswa (student center). Berikut
siswa kelas X yaitu siswa belum
data
memiliki
hasil
semester
rata-rata ganjil
nilai
UAS
tahun
ajaran
terdapat
motivasi
kemampuan
beberapa
belajar
pemecahan
dan
masalah
2013/2014 kelas X SMA Negeri 1
matematika yang baik. Terkait dengan
Seyegan:
kemampuan
Tabel 1. Daftar Rata-Rata Nilai UAS Matematika kelas X SMA Negeri 1 Seyegan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
pemecahan
diantaranya;
(1)
mengutamakan
masalah,
siswa
lebih
yang
dapat
soal
diselesaikan dengan menggunakan Rata-Rata Nilai 54,50 51,31 60,86 57,60 55,16 60,35 53,34
Kelas X MIIA 1 X MIIA 2 X MIIA 3 X MIIA 4 X IIS 1 X IIS2 X KKO
Ket
prosedur rutin (menerapkan hafalan
Dibawah KKM Dibawah KKM Dibawah KKM Dibawah KKM Dibawah KKM Dibawah KKM Dibawah KKM
rumus)
dan
sesuai
contoh
yang
diberikan, (2) siswa sangat mudah menyerah
ketika
diberikan
permasalahan non rutin, dan (3) siswa Berdasarkan Tabel 1 di atas
belum mampu menggunakan strategi
dapat disimpulkan bahwa rata-rata
yang
nilai UAS dari ketujuh kelas masih
masalah.
berada di bawah nilai KKM yaitu 76.
tepat
dalam
pemecahan
Agar kemampuan pemecahan
Dengan kata lain, salah satu kategori
masalah
pencapaian kemampuan yang ada
berkembang maka dibutuhkan peran
dalam
aktif siswa. Oleh karena itu perlu
hasil
kemampuan matematika
belajar
siswa
pemecahan siswa
masih
yaitu
masalah rendah.
Hasil diskusi dengan guru matematika
119
matematika
diusahakan pembelajaran
suatu yang
siswa
dapat
model mengaktifkan
siswa dalam proses belajar mengajar
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
yaitu
memberikan
banyak
peluang
pada
lebih
siswa
untuk
ISSN : 2086-7719
tournament,
pembelajaran
tidak
membosankan,
dan
mengembangkan
kemampuan
mengkomunikasikan
pemecahan
matematika.
yang dimilikinya kepada orang lain,
yang
sehingga
Model
masalah
pembelajaran
memfasilitasi
pengembangan
kemampuan matematika siswa
bisa
pemecahan dengan
masalah
mengaktifkan
diantaranya
model
pembelajaran kooperatif.
adalah
model
dirancang
pembelajaran
untuk
masing-masing
yang
membelajarkan
menguasai
materi
memecahkan bervariasi.
dan
dapat
permasalahan
Selain
faktor
faktor
yang metode
kemampuan
awal siswa berbeda-beda satu sama lain
juga
tersebut
perlu
diperhatikan.
memungkinkan
kecakapan akademik (academic skill),
perbedaan
sekaligus keterampilan sosial (social
masing-masing siswa.
Hal
terjadinya
penerimaan
materi
skill”
Berdasarkan paparan di atas,
(Riyanto dan Yatim, 2009). Alasan
penulis tertarik untuk mengadakan
dipilihnya
model
penelitian tentang pengaruh model
kooperatif
tipe
skill)
interpersonal
siswa
diharapkan lebih memahami konsep,
pembelajaran,
“Model pembelajaran kooperatif
pengetahuan
termasuk
Tournament dengan
pembelajaran Teams
(TGT)
adanya
Games
dikarenakan
kompetisi
antar
pembelajaran
Teams
Games
Tournament (TGT) yang diperkirakan dapat
meningkatkan
kemampuan
individu dan kelompok yang dirancang
siswa dalam pemecahan masalah
dalam
sebab dalam model pembelajaran ini
suatu
menjadikan
permainan
siswa
aktif
yang mencari
keberadaan
teman
sebaya
dalam
penyelesaian masalah yang menjadi
kelompok belajar dapat mendorong
tanggung jawabnya dalam games dan
teman lainnya untuk saling aktif dan
120
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
produktif di kelas, dan nilai yang
dalam tugas-tugas terstruktur disebut
diperoleh merupakan rerata tiap-tiap
sebagai sistem pembelajaran gotong
anggota kelompok, dengan demikian
royong atau pembelajaran kooperatif
seorang siswa akan memotivasi siswa
(Lie dan Anita (2002). TGT adalah
lain untuk belajar lebih baik. Penelitian
salah
ini
kooperatif yang menempatkan siswa
berjudul
Pembelajaran Tournament Kemampuan Ditinjau
Dari
“Pengaruh
Model
Teams
Games
(TGT)
Terhadap
Pemecahan
Masalah
Kemampuan
satu
dalam
tipe
pembelajaran
kelompok-kelompok
belajar
yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa
yang
memiliki
Awal
kemampuan, jenis kelamin dan suku
Matematika Siswa SMA Negeri 1
kata atau ras yang berbeda (Isjoni,
Seyegan”.
2009). Langkah-langkah pembelajaran
Model Pembelajaran Teams Games
Teams Games Tournament (TGT)
Tournament (TGT)
menurut Slavin dan Robert (2009)
Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang
meliputi 5 tahap yaitu:
a. Penyajian Kelas
bekerja sebagai sebuah tim untuk
Tahap awal yang dilakukan dalam
menyelesaikan
pembelajaran TGT yaitu presentasi
menyelesaikan
sebuah suatu
masalah,
tugas,
atau
kelas.
Pada
tahap
ini
guru
mengerjakan sesuatu untuk mencapai
memberikan
tujuan bersama lainnya (Suherman,
para siswa tentang materi yang
2003). Menurut Lie dan Anita (2002)
akan dipelajari. Kegiatan ini bisa
sistem
divariasi
pengajaran
yang
memberi
penjelasan
oleh
guru
kepada
dengan
kesempatan kepada anak didik untuk
mengadakan tanya jawab dengan
bekerja sama dengan sesama siswa
siswa
121
atau
menugaskan
siswa
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
untuk mengerjakan soal di papan
kartu
tulis.
berbeda tergantung pada tingkat
berikutnya
presentasi
kelas
setelah
yang
yaitu
kerja
kartu soal.
d. Tournament (kompetisi)
kelompok. Pada tahap ini yang
Biasanya
harus
dilakukan
diselenggarakan
adalah
pembentukan
pertama
kali
kelompok.
kelas
memberikan
mengerjakan
yang
harus
turnamen akhir
minggu,
setelah guru membuat presentasi
Setelah kelompok terbentuk, guru tugas
skor
kesukaran soal yang tertera pada
b. Kerja Tim/Kelompok Tahap
mempunyai
dan
kelompok-kelompok tugasnya.
dikerjakan oleh semua anggota
mengelompokkan
kelompok. Hal yang paling penting
kemampuan serupa yang mewakili
pada tahap ini adalah kerjasama
tiap
oleh semua anggota kelompok.
merupakan
Jika ada anggota kelompok yang
kemampuan
belum
materi
sebagaimana dalam tipe STAD.
pembelajaran, tugas anggota lain
Kompetisi ini juga memungkinkan
adalah membantu anggota yang
bagi siswa dari semua level di
belum
penampilan
menguasai
bisa
tersebut
mampu
menguasai materi pembelajaran.
permainan. dilakukan akademik
selanjutnya
yaitu
Permainan adalah yang
dengan
Kompetisi sistem
ini
penilaian perorangan
sebelumnya
memaksimalkan
nilai
untuk
kelompok
mereka menjadi terbaik.
c. Permainan (Games) Tahap
timnya.
siswa
Guru
yang
permainan menggunakan
kartu soal yang masing-masing
e. Penghargaan
Kelompok
(Team
Recognition) Setelah permainan berakhir, guru kemudian
mengumumkan
kelompok yang menang, masing-
122
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
masing kelompok akan mendapat
bukanlah latihan soal-soal rutin yang
sertifikat atau hadiah apabila rata-
biasa
rata skor memenuhi kriteria yang
melainkan masalah-masalah non rutin
telah
yang
ditentukan.
Kelompok
diberikan
belum
dalam
diketahui
kelas
prosedur
mendapat julukan “Super Team”
pemecahannya (Van De Walle, 1994).
jika rata-rata skor 50 atau lebih,
Terkait dengan non rutin Stanic
“Great
Team” apabila
rata-rata
dan Kilpatrick (Schoenfeld, 1992: 338)
mencapai 50-40 dan “Good Team”
“non
apabila rata-ratanya 40 kebawah.
characterized as higher level skill to
Hal ini dapat menyenangkan para
be acquirid after skill at solving routine
siswa atas prestasi yang telah
problems (which in turn is to be
mereka buat.
acquired after students learn basic
routin
mathematical Kemampuan Pemecahan Masalah Suherman (2003) mengatakan bahwa
suatu
memuat mendorong
masalah
situasi
biasanya
yang
seseorang
problem
solving
concepts
and
is
skill”
bahwa masalah non rutin merupakan masalah
yang
belum
prosedur
penyelesaiannya,
dapat
mencari pemecahannya
untuk
keterampilan
tingkat
siswa
diketahui untuk
diperlukan
tinggi
setelah
yang
menyelesaikannya akan tetapi tidak
diperoleh
tahu secara langsung apa yang harus
pemahaman konsep dan keterampilan
dikerjakan untuk menyelesaikannya.
dasar matematika.
Jika suatu masalah diberikan kepada
Dalam
proses
memiliki
pemecahan
seorang anak dan dia langsung dapat
masalah, siswa dimungkinkan untuk
menyelesaikannya
benar,
membentuk kelompok dan berbagi
dapat
tugas antar anggota dalam kelompok.
maka
soal
dengan
tersebut
tidak
dikatakan sebagai masalah. Masalah
123
Adams
dan
Hamm
(2010)
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
menyatakan
bahwa
“Mathematical
ISSN : 2086-7719
a. Membangun
pengetahuan
problem solving that involves group
matematika
interaction and interdependence has
memecahkan masalah.
been shown to be an effective way to engage students in real-world tasks and
experiences.”
pemecahan
masalah
baru
b. Memecahkan
dengan
permasalahan
matematika yang muncul dalam
Maksudnya
konteks lain.
matematika
c. Menerapkan
dan
menyesuaikan
yang melibatkan interaksi kelompok
berbagai
strategi
dan saling ketergantungan sesama
memecahkan masalah
untuk
siswa telah terbukti menjadi cara yang
d. Monitor dan mencerminkan proses
efektif untuk melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah matematika.
tugas-tugas dan pengalaman di dunia Pembelajaran Konvensional
nyata. Dalam hal ini siswa dilatih untuk
Menurut
bekerja sama dengan siswa yang lain
(Sugiyanti,
dalam
matematika
kelompok-kelompok
berbagi
pengetahuan
kecil, dan
2006),
yaitu:
yang
1. Persiapan
digunakan
untuk
menyelesaikan suatu masalah. Standar pemecahan
kemampuan masalah
yang
harus
Karo-karo
pembelajaran
dengan
metode
konvensional melalui empat tahapan,
pengalaman, dan mencari informasi dapat
Ulihbukit
Guru
membangkitkan
dan
minat
siswa
perhatian dengan
mengulangi bahan pelajaran yang
dikuasai oleh siswa menurut NCTM
telah
diberikan,
menerangkan
(2000: 52) adalah:
tujuan yang hendak dicapai serta masalah yang hendak dipecahkan.
124
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Kemampuan Awal
2. Penyajian bahan Menghubungkan bahan pelajaran
Menurut pendapat Pentatito
baru dengan bahan yang telah
(Andari, 2010) bahwa “dalam proses
diketahui
menuliskan
belajar mengajar, untuk memahami
dengan jelas judul dari bahan
hal-hal baru orang memerlukan modal
pelajaran
kemudian
berupa kemampuan yang melekat
dilanjutkan dengan skema bahan
padanya dan terkait dengan hal baru
pelajaran yang ingin disampaikan
yang
serta menjelaskannya.
Kemampuan yang telah melekat pada
siswa,
baru
3. Penilaian (evaluasi)
akan
dipelajari
tersebut.
seseorang dan terkait dengan hal
Guru menanyakan bahan yang
baru yang akan dipelajari selanjutnya
telah disampaikan baik setelah
disebut kemampuan awal “.
pelaksanaan maupun
pembelajaran
terpisah
dari
MATERI DAN METODE
kegiatan
pembelajaran. Jenis dan Desain Penelitian
4. Penutup
Penelitian ini merupakan Quasi
Guru menyimpulkan isi dari bahan pelajaran yang baru saja disajikan,
experiment
kemudian
Pretest Postest Control Group Design.
kepada
memberikan
siswa
untuk
waktu
mencatat,
meresapi dan memahaminya.
125
Tabel berikut:
dengan
desain
menggunakan
penelitian
sebagai
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Tabel 2. Pretest Postest Control Group Design Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
O1 O2
X -
O3 O4
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Keterangan : X = Pembelajaran TGT. O1 = Pretest pada kelas eksperimen O2 = Pretest pada kelas kontrol O3 = Postest pada kelas eksperimen O4 = Postest pada kelas control Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Tes untuk kemampuan pemecahan
Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini
masalah matematika.
dilakukan pada bulan Oktober 2013 Juni
2014.
Peneliti
menggunakan
kelompok-kelompok untuk perlakuan
Prosedur Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
karena peneliti tidak dapat memilih
Teknik pengumpulan data yang
individu-individu
digunakan
secara
acak.
dalam
penelitian
ini
Populasi dalam penelitian ini adalah
adalah observasi dan tes tertulis.
siswa
1
Observasi dilakukan pada saat
Seyegan. Sampel dalam penelitian ini
Praktek Pembelajaran Langsung
adalah
diberi
(PPL). Tes tertulis untuk mengukur
perlakuan pembelajaran TGT dan
kemampuan pemecahan masalah
kelas X MIIA 2 diberi perlakuan
matematika siswa sebelum dan
pembelajaran
sesudah perlakuan.
kelas
kelas
Perangkat
X
X
SMA
Negeri
MIIA
1
konvensional. pembelajaran
yang
2. Analisis Instrumen Penelitian
digunakan adalah Silabus, Rencana
Dalam
Pelaksanaan
memperoleh
Pembelajaran
(RPP),
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan
penelitian bukti
ini
untuk validitas
instrumen digunakan dua cara,
126
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
yaitu validitas isi (Content Validity)
hendak diukurnya (Syaifudin Azwar
dan validitas konstruk (Construct
2012).
Validity). Validitas isi merupakan
validitas konstruk untuk instrumen tes
validitas
dilakukan
yang
diestimasi
lewat
Untuk
uji
pengujian terhadap kelayakan atau
melakukan
relevansi isi tes melalui analisis
reliabilitas,
rasional
daya
oleh
panel
yang
berkompeten atau melalui expert judgement
(Syaifudin
memperoleh
coba,
kemudian
analisis tingkat
bukti
validitas,
kesukaran
kecermatan
dan
pengukuran
(Syaifudin Azwar, 2013).
Azwar,
Pengukuran
reliabilitas
2012). Validitas isi akan dilakukan
mengacu kepada kepercayaan atau
oleh
konsistensi
ahli
(expert
judgement)
hasil
ukur,
yang
dengan melihat kesesuaian item
mengandung makna seberapa tinggi
tes
pembeda.
yang
disusun
dengan
Uji
kompetensi inti, kompetensi dasar
menggunakan
yang
(Suharsimi
telah
ditentukan,
dan
indikator kemampuan yang akan
reliabilitas
formula
Arikunto,
2006:
Alpha 109)
sebagai berikut:
diamati, dan penskoran. Setelah instrumen
dibuat,
dikonsultasikan
instrumen
dengan
ahli
Keterangan: Rxx1 = koefisien reliabilitas instrumen
bertujuan untuk memperoleh bukti
k
validitas isi.
si2 = varian skor siswa pada suatu
Menurut Allen & Yen (, validitas konstruk
adalah
validitas
yang
= banyaknya item tes
item tes st2 = varian skor total
menunjukkan sejauh mana hasil tes
Tingkat kesukaran digunakan
mampu mengungkapkan suatu trait
untuk mengklasifikasikan setiap item
atau suatu konstrak teoretik yang
instrumen tes ke dalam tiga kelompok
127
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
tingkat kesukaran untuk mengetahui
: skor maksimal butir ke-i
apakah sebuah instrumen tergolong
: banyaknya
mudah, sedang, atau sukar. Tingkat
(Sundayana
dan
kelompok
siswa
kelompok
atas
kesukaran tes dihitung dengan rumus berikut
siswa
: banyaknya
Rostina,
bawah
2010) Teknik Analisis Data Keterangan :
1. Uji Prasyarat
TK
: tingkat kesukaran
Uji
SA
: jumlah skor kelompok atas
mengetahui
SB
: jumlah skor kelompok bawah
dikumpulkan
IA
: jumlah skor ideal kelompok
untuk analisis lebih lanjut atau
atas IB
berguna
apakah
untuk
data
memenuhi
yang syarat
tidak.
: jumlah skor ideal kelompok bawah Indeks
ditentukan
prasyarat
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk
daya dengan
pembeda
rumus
berikut
(Surapranata dan Sumarna, 2004)
menguji
apakah
data
yang
diperoleh pada masing-masing variabel pada sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
Keterangan: : indeks daya pembeda untuk butir ke-i : skor total kelompok atas butir ke-i : skor total kelompok bawah butir ke-i
normal
atau
tidak.
Uji
ini
dilakukan pada data hasil UAS, pretest dan posttest dengan menggunakan SPSS
20.0
software
IBM
yaitu
uji
Kolgomorov-Smirnov pada taraf signifikansi 5%.
128
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
b. Uji Homogenitas Uji
meliputi perhitungan rata-rata,
homogenitas
untuk kedua
digunakan
mengetahui kelompok
ISSN : 2086-7719
variansi
sama
atau
variansi dan simpangan baku dari
kedua
Analisis
kelompok
statistik
kelas.
inferensial
berbeda.
meliputi
perhitungan
uji
Proses perhitungan dilakukan
normalitas, homogenitas, One
dengan bantuan software IBM
Way Anova, Two Way Anova
SPSS 20.0 yaitu uji Levene’s
dan Independent Samples T-
Test pada taraf signifikansi 5%.
Test.
c. Uji Hipotesis Ada dua macam analisis yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis
statistik
1. Deskripsi Data Perhatikan tabel berikut ini:
deskriptif
Tabel 3. Rangkuman Data Pretest, Postest, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Posttest Std. Mean Dev 33.200 3.633 30.043 5.497 26.500 4.359 30.094 5.312 29.500 2.082 26.400 4.109 26.143 3.891 26.742 3.915
N-Gain Std. Mean Dev 0.752 0.119 0.623 0.198 0.514 0.101 0.629 0.186 0.568 0.085 0.436 0.161 0.472 0.145 0.461 0.153
Berdasarkan Tabel 3 di atas,
matematika,
hal
ini
dilihat dari perbandingan nilai mean
kemampuan
pemecahan
dan
matematika kelompok siswa yang
KAM
N
Eks
Tinggi Sedang Rendah Total Kon Tinggi Sedang Rendah Total
standar
kemampuan
129
5 23 14 32 4 20 7 31
Pretest Std. Mean Dev 13.000 1.225 13.347 4.007 12.750 3.862 13.218 3.616 15.500 3.786 15.550 4.186 13.714 2.138 15.129 3.748
deviasi
N-Gain
pemecahan
masalah
mendapatkan
menunjukkan masalah
pembelajaran
TGT
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
lebih
baik
dibandingkan
dengan
ISSN : 2086-7719
rata-rata
N-Gain
kemampuan
kelompok siswa yang mendapatkan
pemecahan
pembelajaran konvensional.
lebih tinggi daripada kelompok siswa
Pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa
nilai
rata-rata
N-Gain
yang
masalah
mendapat
matematika
pembelajaran
konvensional.
berdasarkan kelompok kemampuan (tinggi,
2. Analisis Data
sedang, rendah) sebagai berikut: (1)
a. Uji Normalitas
awal
matematika
siswa
kelompok siswa kemampuan tinggi,
Berdasarkan
setelah mendapat pembelajaran TGT
smirnov didapat kesimpulan bahwa
memiliki rata-rata N-Gain kemampuan
kedua
pemecahan
adalah berdistribusi normal.
masalah
matematika
lebih tinggi daripada kelompok siswa yang
mendapat
pembelajaran
uji
kolgomorov-
kelompok
eksperimen
b. Uji Homogenitas Berdasarkan
uji
Levene’s
Test
konvensional; (2) kelompok siswa
didapat kesimpulan bahwa varian
kemampuan
kedua
sedang,
setelah
mendapat pembelajaran TGT memiliki rata-rata
N-Gain
pemecahan
masalah
kelompok
eksperimen
adalah homogen.
kemampuan
c. Uji Hipotesis
matematika
1) Analisis
Data
Kemampuan
lebih tinggi daripada kelompok siswa
Pemecahan
yang
Matematika Kelas Eksperimen
mendapat
pembelajaran
Masalah
konvensional; (3) kelompok siswa
Terhadap
kemampuan
Matematika Siswa
rendah,
setelah
mendapat pembelajaran TGT memiliki
Kemampuan
Awal
Perhatikan tabel berikut ini :
130
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji One Way Anova Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Kemampuan Awal Matematika (KAM) Siswa Kelas Eksperimen N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika F Sig (2-tailed) Kesimpulan H0 diterima 1.973 0,157 Tabel 4. menginformasikan bahwa
signifikan
tidak ada perbedaan peningkatan
kemampuan
antara siswa yang berkemampuan
matematika siswa yang memperoleh
awal matematika tinggi, sedang dan
pembelajaran kooperatif tipe Teams
rendah. Hal ini dikarenakan nilai
Games Tournament.
signifikan 0,157 lebih besar dari 0,05.
2) Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika terhadap pembelajaran TGT dan Konvensional
Dengan
kata
lain,
perbedaan
terhadap
peningkatan
pemecahan
masalah
kemampuan awal matematika siswa
Perhatikan tabel berikut ini: tidak memberikan pengaruh yang Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Independent Samples T-Test Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika F 4.814
Sig (2-tailed) 0,032
Kesimpulan H0 ditolak
Dari hasil analisis pada Tabel 5 di
sehingga dapat disimpulkan bahwa
atas, terlihat bahwa nilai F untuk
hipotesis nol yang menyatakan rata-
perbedaan kemampuan pemecahan
rata
masalah
matematika
kedua
pemecahan masalah matematika
kelompok
eksperimen
sebesar
siswa kelas eksperimen tidak lebih
signifikansi
tinggi dibandingkan siswa kelas
4,814
dengan
nilai
nilai
N-Gain
kemampuan
sebesar 0,032. Nilai signifikansi ini
kontrol
lebih besar dari taraf signifikan 0,05,
model pembelajaran Teams Games
131
ditolak. Dengan kata lain,
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Tournament (TGT) berpengaruh lebih
dibandingkan
baik
konvensional.
secara
signifikan
meningkatkan pemecahan
dalam
kemampuan masalah
model
pembelajaran
3) Analisis Interaksi Antara Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
matematika
Perhatikan tabel berikut ini: Tabel 6. Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Awal Tests of Beetween-Subjects Effects Dependent Variable: N-Gain Type III Sum of Squares .6340 12.105 .182 .155 .044
Source
Mean Square
df
Corrected Model 5 Intercept 1 pembelajaran 1 KAM 2 Pembelajaran*KA 2 M Error 1.591 57 Total 21.074 63 Corrected Total 2.225 62 R Squared = .285 (Adjusted R Squared =.222)
F
.127 12.105 .182 .077 .022
Sig.
4.545 433.806 6.513 2.768 .796
.001 .000 .013 .071 .456
.028
Dari Tabel 6 di atas terlihat bahwa
faktor
nilai F untuk interaksi pembelajaran
kemampuan awal matematika siswa
dan kelompok kemampuan matematis
(tinggi,
siswa sebesar 0,796 dengan nilai
diterima. Ini berarti bahwa selisih skor
signifikansi
Nilai
rata-rata
signifikansi ini lebih besar dari taraf
masalah
signifikan
berkemampuan awal tinggi, sedang,
sebesar
0,05,
0,456.
sehingga
dapat
pembelajaran
sedang,
rendah)
kemampuan
disimpulkan bahwa hipotesis nol yang
dan
menyatakan tidak ada interaksi antara
pembelajaran
dengan
pemecahan
matematika
rendah
yang TGT
dapat
tidak
siswa
mendapat berbeda
132
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
secara signifikan dengan siswa yang
konvensional. Secara grafik, interaksi
mendapat
dapat dilihat gambar berikut:
pembelajaran
Gambar 1. Interaksi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat
sesuai
dijelaskan bahwa pembelajaran TGT
kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, dan
TGT
rendah)
kemampuan matematis tinggi dan
dalam
kemampuan
peningkatkan
pemecahan
untuk
semua
daripada
kelompok
siswa
dengan
masalah
rendah. Hal ini dapat ditunjukkan
matematika. Hal ini dapat dilihat dari
melalui selisih rerata skor N-Gain
rerata skor kemampuan pemecahan
kemampuan
masalah
matematis
matematis
siswa
yang
pemecahan antara
siswa
masalah yang
mendapat pembelajaran TGT lebih
mendapat pembelajaran TGT dan
tinggi daripada siswa yang mendapat
konvensional
pembelajaran
berkemampuan sedang (0,187), tinggi
konvensional.
Dari
gambar di atas juga mengindikasikan bahwa siswa dengan kemampuan matematika
siswa
(0,184), rendah (0,042). Dari Tabel 6 dapat dilihat
memperoleh
bahwa hasil perhitungan nilai F untuk
manfaat terbesar dalam pembelajaran
faktor pembelajaran sebesar 6,613,
133
sedang
berturut-turut
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
dengan
taraf
signifikansi
ISSN : 2086-7719
sebesar
ada perbedaan secara signifikan
0,013. Nilai signifikansi ini lebih kecil
antar siswa berkemampuan awal
dari taraf signifikan 0,05, sehingga
matematika (tinggi, sedang dan
dapat disimpulkan bahwa hipotesis
rendah)
nol yang menyatakan tidak terdapat
2. Model
pembelajaran
Teams
Tournament
(TGT)
perbedaan peningkatan kemampuan
Games
pemecahan
berpengaruh
masalah
matematis
berdasarkan
pendekatan
signifikan
lebih
dalam
baik
secara
meningkatkan
pembelajaran ditolak. Dengan kata
kemampuan pemecahan masalah
lain terdapat perbedaan peningkatan
matematika dibandingkan model
kemampuan
pembelajaran konvensional.
pemecahan
masalah
matematis yang signifikan antar siswa yang
memperoleh
pembelajaran
berbeda.
3. Tidak
interaksi
signifikan
antara
pembelajaran
dan
awal KESIMPULAN
terdapat
matematika
peningkatan
yang model
kemampuan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika Berdasarkan
hasil
analisis
siswa
data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
DAFTAR PUSTAKA
berikut. 1. Model Games
pembelajaran
Teams
Tournament
(TGT)
berpengaruh
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan tidak
Adam, D dan Hamm, M. 2010. Demystify Math, Science, and Technology: Creativity, Innovation, and Problem Solving. Rowman & Littlefield Education: laymouth. Adhar dan Effendi, Pembelajaran Dengan Metode
L. 2012. Matematika Penemuan
134
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Vol.13 No. 2 Oktober 2012. Jurnal Penelitian Pendidikan hal 76. Andari, T. 2010. Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Konteksrual Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas V SD Se Kecamatan Bangunreji Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi Sarjana IKIP PGRI Madiun. Tidak Diterbitkan. Suharsimi, A.. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Saifuddin, A. 2012. Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Saifuddin, A. 2013. Penyusun Skala Psikologi Edisi 2. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Ibrahim. 2008. Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008. Hal. 90-99. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Lie dan Anita. 2002. Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning di RuangRuang Kelas. Grasindo: Jakarta. NCTM. 2000. Principles Standards for
135
and School
ISSN : 2086-7719
Mathematics. New York: Nasional Council of Teachers of Mathematics, Inc. Nuh,
Mohammad. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMA MATEMATIKA kelas X. Politeknik Negeri Media Kreatif: Jakarta
Permendiknas, RI No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas: Jakarta. Riyanto dan Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Kencana: Jakarta. Schoenfeld, A. H., 1992, Learning to Think Mathematically, Handbook of Research of Mathematics Teaching and Learning. Macmillan: New York. Slavin dan Robert. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset Dan Praktik. Nusa Media: Bandung. Sugiyanti. 2006. Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Pendekatan (RME) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Grobogal. Skripsi Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak Diterbitkan. Suherman, E., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA: Bandung.
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014
ISSN : 2086-7719
Sundayana dan Rostina. 2010. Statistika Penelitian Pendidikan. STKIP Garut Press: Garut. Surapranata dan Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya: Bandung. Uno dan Hamzah, B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. PT Bumi Aksara: Jakarta Van
De Walle, John A. 1994. Elementary School Mathematics Teaching Developmentally. Longman : New.
136
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlp (0274) 6498212 pesawat 133 Fax. (0274) 6498213 www.mercubuana-yogya.ac.id email :
[email protected]
ISSN : 2086-7719