LAYANAN CYBERCOUNSELING. SEBUAH ALTERNATIF UNTUK MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH Lucia Hernawati *, Djuniadi** ABSTRAKSI Pada saat individu memiliki masalah dan tidak bisa menyelesaikannya sendiri maka dibutuhkan bantuan orang lain yang diantaranya melalui
konseling. Model
konseling tradisional dengan tatap muka hingga saat ini masih efektif dipakai disamping dalam perkembangannya muncul berbagai bentuk layanan konseling yang lain. Cybercounseling sebagai sebuah sarana pemberian bantuan konseling yang dilakukan dengan sambungan internet cukup membantu menyelesaikan masalah. Disiapkan web ekonseling dengan fasilitas layanan konseling melalui e-mail dan chat. Dilengkapi dengan keterangan kapan email akan dibalas dan waktu chat yang memungkinkan. Setelah web e-konseling dievaluasi oleh dua konselor senior dan enam belas orang yang berada pada fase dewasa awal, selanjutnya direvisi. Kemudian diujicobakan pada 25 orang dewasa untuk mendapat layanan psikologis melalui cybercounseling selama 6 bulan. Setelahnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi menyebutkan bahwa 20 orang merasa puas dengan dengan layanan cybercounseling karena efektif waktu tidak perlu meluangkan waktu bertemu konselor, dapat mengekspresikan perasaan tanpa malu karena tidak berhadapan langsung dengan konselor, tidak merasa diadili. Sementara 5 orang lainnya merasa cybercounseling tidak efektif karena dalam proses konseling sambungan internet putus sambung hingga proses konseling terganggu, saat ingin konseling harus menunggu jadual chat, waktu repon e-mail dari psikolog/konselor dianggap terlalu lama, psikolog/konselor dianggap tidak memahami secara mendalam apa yang dirasakan. Untuk mengatasi ketidakpuasan pada layanan cybercounseling, konseling tradisional tatap muka dilakukan dan pemberian dukungan melalui sms (short message service) Kata kunci: Cybercounseling, chatting konseling, e-mail konseling
* Staf Pengajar Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Semarang ** Staf Pengajar Program Doktoral Bimbingan dan Konseling UNNES, Semarang
175
mahasiswa. Harus mengikuti kuliah di
PENDAHULUAN Fase dewasa khususnya dewasa awal
diantarnya
diwarnai
kesibukan mencari bidang
pekerjaan
kelas, menyelesaikan berbagai tugas
dengan
perkuliahan,
dan menekuni yang
mempersiapkan
diri
mengikuti ujian, mengikuti kegiatan
diminati,
pada unit kemahasiswaan, mencoba
berupaya menemukan pasangan hidup
memiliki pekerjaan sambilan, berelasi
yang sesuai, dan membangun keluarga,
sosial untuk mendapat pasangan hidup;
berelasi sosial dengan damai dalam
(2)
keluarga dan masyarakat. Untuk ini
kemampuan sesuai dengan tuntutan
individu yang berada pada fase dewasa
tempat kerja, mampu bekerja tim,
awal ditutut untuk memiliki komitmen,
berelasi sosial untuk mendapat pasangan
mengembangkan nilai-nilai hidup yang
hidup
diprioritaskan,
Bagi
membangun keluarga ; (3) ibu rumah
individu yang baru memasuki fase
tangga. Harus mampu mengelola urusan
dewasa, tuntutan yang seperti ini tak
domestik, mengupayakan pola asuh
jarang menimbulkan keterasinga sosial,
yang sesuai agar tumbuh kembang anak
dan ketegangan emosi. Sehingga besar
yang
kemungkinan timbul masalah yang tidak
Harus mampu mengembangkan usaha di
dapat
tengah perekonomian yang berkembang
dan
diselesaikannya
membutuhkan mendapatkan
orang
kreatif.
sendiri lain
pencerahan
dan untuk
secara
(Harlock,
atau
Harus
telah
maksimal;
dinamis,
menunjukkan
menikah
dan
(4)wirausahawan.
harus
mampu
memimpin semua pekerja yang turut
1990)
bekerja
Pada umumnya kisaran usia dewasa
mengembangkan
usahanya.(Harlock, 1990)
dini adalah 20 – 40 tahun. Mereka diantaranya
pekerja.
Dari uraian di atas dapat diketahui
berprofesi sebagai: (1)
bahwa individu yang berada pada fase 176
dewasa awal memiliki demikian banyak
banyak keluarga menggunakan fasilitas
aktivitas dan tuntutan sehingga efisiensi
wifi di rumah. Ditambah lagi dengan
waktu
dipertimbangkan.
penyediaan wifi di tempat-tempat umum
Disamping itu merasa bukan lagi anak-
seperti di kantor, kampus, cafe, restoran
anak atau remaja sehingga kerap malu
membuat layanan konseling berbasis
bila ketahuan oleh teman-temannya
internet sangat memungkinkan untuk
mencari bantuan saat bermasalah karena
dilakukan.
Berdasar
khawatir
wawancara
penulis
benar-benar
dianggap
menyelesaikan
tidak
mampu
pada
dan
beberapa
secara
individu yang berusia 20 – 40 tahun di
mandiri, sehingga konseling dengan
kota Semarang pada tanggal 7 Desember
bertatapan langsung kerap tidak menjadi
2015 hingga 11 Desember
pilihannya.
diperoleh informasi bahwa salah satu
Layanan
masalahnya
observasi
konseling
berbasis
2015
barang yang tidak pernah lepas dari
internet dapat menjadi alternatif solusi.
kesehariannya
Saat ini pada umumnya hampir semua
Dengan
individu dewasa
yang tinggal di
komunikasi dengan teman-teman via
Semarang memiliki smartphone. Malah
media sosial seperti facebook, whatsapp,
banyak pula yang
black berry messanger. Dikabarkan
tablet,
memiliki laptop,
smartphone.
adalah
smartphone,
smartphone. dilakukan
Ketiganya
kisah sukses dan kegalauannya pada
yang
teman-teman dekatnya yang tinggal di
mengakses
tempat terpisah. Respon dari para
internet. Didukung dengan penyediaan
sahabat yang memberi dukungan sosial
biaya pulsa yang terjangkau, demikian
dan menunjukkan empati
pula biaya indihome yang terjangkau
menenangkan. Biasanya situasi saling
oleh ekonomi keluarga memungkinkan
memberi dukungan dan empati ini
mempunyai
fasilitas
memungkinkan
untuk
177
sangatlah
bersifat
timbal
berkesinambungan.
balik
dan
Hingga
bertemu langsung seperti pada konseling
muncul
tradisional.
anekdot jauh dimata dekat di spasi”.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebenarnya tanpa disadari mereka telah
Pengertian Layanan Cybercounseling
menjalankan
sebagai Sebuah Alternatif
peer konseling di dunia
virtual. Fenomena ini sudah menjadi
Membantu Menyelesaikan Masalah
bagian dari keseharian individu dewasa di kota Semarang. Merasa dengan
aktivitas
untuk
Layanan cybercounseling adalah
familiar
proses
pemberian bantuan psikologis
menceritakan
dari seorang konselor yang profesional
kegalauannya pada teman melalui dunia
kepada seorang konseli yang memiliki
maya. Walau tidak ada solusi namun
masalah
disebutkan
bisa
menyelesaikan
katarsis. Komunikasi dengan cara ini
sendiri(Corey,
dipilih
Bloom
“lumayan”
karena
karena
mereka
dapat
dan
tidak
mampu masalahnya
2003).
Selanjutnya
(2004) menyebutkan bahwa
berkomunikasi tanpa harus bertemu dan
layanan
dirasakan cara ini lebih menenangkan. .
adalah
Sehingga setidaknya mereka merasa
konseling yang bersifat virtual atau
lebih
nyaman
konseling yang berlangsung melalui
berkomunikasi melalui e-mail, facebook,
bantuan koneksi internet. Tokoh lain
whatsapp, line.
yang bernama Lunt (2004) mengatakan
efektif
waktu
dan
Situasi diatas memberi inpirasi untuk berbasis
mengembangkan internet
salah
satu
cybercounseling strategi
layanan
bahwa layanan cybercounseling adalah
konseling
khususnya
konseling
pemberian layanan
konseling secara
untuk
profesional antara seorang konselor
membantu menyelesaikan masalah tanpa
dengan seorang konseli yang berada di
178
tempat terpisah melalui e-mail dan
Layanan
chatting.
Sebuah Alternatif untuk Membantu
Menurut Indonesia
Kamus kata
Besar
sebuah
Bahasa
Cybercounseling
sebagai
Menyelesaikan Masalah
alternatif
Individu yang lahir setelah tahun
memiliki makna pilihan di antara dua
1980 tumbuh dan dibesarkan dengan
atau beberapa kemungkinan. Sedangkan
perkembangan teknologi yang pesat dan
menyelesaikan
memungkinkannya
masalah
menurut
untuk
membuat
Gladding (2015) adalah sebuah upaya
jejaring
yang melibatkan proses kerja aktif
mudah
dengan
kognisi-afeksi-konasi untuk memcahkan
dunia
manapun
sebuah masalah yang dimiliki.
Generasi yang unik ini disebut N
Jadi sebagai
pelayanan sebuah
membantu
cybercounseling
dan
berkomunikasi
dengan
siapapun,
dibelahan
melalui
internet.
generation (Networked generation).Bagi
alternatif
untuk
generasi ini teknologi dan komunikasi
menyelesaikan
masalah
melalui internet benar-benar mewarnai
pemberian bantuan
kehidupan mereka. Sehingga sangat
adalah proses
psikologis dari seorang konselor yang
dimungkinkan
profesional kepada seorang konseli yang
cybercounseling (Cho dalam Maples &
memiliki masalah dan tidak mampu
Han, 2008)
menyelesaikan
masalahnya
sendiri,
pemberian
bantuan
Bloom (2013) menyebutkan bahwa
melalui bantuan konseling yang bersifat
layanan
virtual sebagai
memenuhi empat hal yang harus ada
beberapa
satu pilihan dari
beberapa
kemungkinan
dalam
cybercounseling
layanan
konseling
dapat
pada
layanan konseling yang ada untuk
umumnya. Berikut ini adalah keempat
mengupayakan
hal yang harus ada dalam konseling
pemecahan
masalah
yang dimiliki. 179
pada umumnya dan dapat dipenuhi oleh
Dalam
layanan cybercounseling:
tercapai insight secara kognitif. Dari
a) The terapeutic relationship
situasi
proses
tidak
konseling
tahu
harus
bagaimana
Dalam proses konseling harus terjalin
menyelesaikan
emosi yang positif dan kesadaran
selanjutnya konseli mempunyai ide
menggalang relasi timbal balik dari
untuk menyelesaikan masalahnya.
kedua belah pihak (konselor dan
Dalam pelayanan cybercounseling
konseli). Relasi dalam konseling
terdapat dua hal yang bisa dilakukan
yang efektif mensyaratkan adanya
yaitu pertama konseling melalui
unconditional
regard,
chatting,
genuine, dan empathy. Realisasi
langsung
ketiga hal ini menimbulkan perasaan
konseling berlangsung dan konseli
aman dan percaya pada konseli. Pada
bisa
pelayanan
konseling melalui e-mail, konseli
positive
konseling
berbasis
konselor
dapat
internet, mengupayakan positive
regard,
genuine,
dirasakan
dan
melalui yang
mencapai
menulis
unconditional
masalahnya,
selanjutnya
yang
percakapan
tertulis,
proses
insight.
Kedua,
dipikirkan
dan
kepada
konselor
konselor
memberikan
empathy melalui bahasa tertulis.
respon. Bila dibandingkan waktunya,
Atanasoff
dalam
memang konseling melalui chatting
bahwa
berjalan lebih cepat namun bila
kualitas komunikasi konselor dalam
ditinjau dari intensitas insight, hasil
cybercounseling
secara
penelitian yang dilakukan Sekerler
kualitatif dengan konseling bertatap
(2008) menunjukkan bahwa insight
muka.
yang dicapai konseli lebih dangkal
penelitiannya
(2003) menemukan
sama
b) Cognitive insight
pada chatting daripada konseling e180
mail karena konseli lebih memiliki
mengeksplorasi
waktu
mengembangkan
untuk
berpikir
dalam
motivasinya, harapan
untuk
memahami apa yang dituliskannya
terbantu dalam proses konseling, dan
dan memahani saat membaca respon
kooperatif dalam psoses konseling
konselor.
dapat
membuahkan
yang
positif. Berdasar penelitian Maples &
c) Affective experience Dalam situasi aman yang tergalang,
Han
konseli
cybercounseling
dapat
hasil
mengekspresikan
(2008)
pelayanan yang
memberi
emosinya. Dalam cybercounseling,
layanan konseling melalui e-mail &
konselor akan meminta konseli untuk
chatting dapat memenuhi harapan
melengkapi bahasa tulisnya dengan
konseli
emoticon sehingga konselor dapat
Dari uraian diatas persyaratan yang
lebih
tepat
dalam
memahami
perasaan
konseli.
Disamping
konselor
dapat
juga
memberi
emotion
bracket
pada
ungkapan
harus ada dalam konseling secara umum
itu
dapat dipenuh oleh cybercounseling Kelebihan Pelayanan Cybercounseling a. Efisien waktu
konseli dalam memahami persaan
Individu yang hidup di jaman ini
konseli. Misalnya ungkapan konseli
terutama yang berada di fase dewasa
“waduh...kenapa hari ini hujan”?
dini memiliki jadual aktivitas yang
Dibelakang ungkapan itu, konselor
padat, bila menjadualkan konseling
memberi catatan (kecewa)
face
to
face
akan
sulit
untuk
menemukan hari dan jam yang sesuai
d) Appropriate Client Expectations Proses konseling harus memenuhi
maka konseling melalui internet
harapan
dapat
konseli.
Kemampuan
konselor untuk memfasilitasi konseli
menjadi
solusi.
Dengan
chatting konseling, individu yang 181
memiliki
masalah
(selanjutnya
tidak mampu menyelesaikan masalah
disebut konseli) dapat membicarakan
secara mandiri oleh teman-temannya.
masalahnya
melalui
pembicaraan
d. Mendapat bantuan dengan cara yang
langsung secara tertulis. Sedangkan
menyenangkan
melalui
e-mail konseling, konseli
Konseli
dapat
menuliskan
menulis dan komunikasi internet. Ini
masalahnya
familiar dengan kegiatan
kemudian mengirimkan ke alamat
adalah
konselor.
Dihari yang sama atau
Pemberian bantuan dengan cara ini
maksimal esok harinya konselor
akan lebih menyenangkan daripada
membaca
email
konseling
tersebut,
memberi
dari
individu
respon
dan
mengharuskan
mengirimkan kembali kepadanya
hidupnya.
tradisional
yang
bertemu
dengan
Melalui e-mail konseling, konseli nyaman
dapat menuliskan masalahnya secara
mengekspresikan masalahnya dalam
detail di kamar tidur, perpustakaan,
bentuk
tulisan.
Banyak
cafe,
merasa
diadili,
diinterogasi
harus
dapat
dari
konselor di sebuah ruangan tertutup.
b. Lebih nyaman Konseli
bagian
lebih
menceritakan
individu saat
masalahnya
misalnya
pukul
menuliskan
c. Mendapat bantuan tanpa rasa malu
02.00
kegelisahannya
mengirimkan ke konselor
Konseli mendapat bantuan untuk masalah
dimanapun
yang
dikehendaki dan kapanpun. Bahkan
dalam sesi konseling tertemu muka
menyelesaikan
atau
akan dan bisa
dilakukan.
tanpa
METODE PENELITIAN
diketahui teman-temannya sehingga
Persiapan
tidak merasa kawatir akan disebut
Layanan Konseling berbasil Internet
182
Pelaksanaan Pemberian
Penulis
menyiapkan
e-
layanan cybercounseling ini berguna
alamat
dalam memberi informasi psikologis
dapat
dan melayani konseling hingga tercapai
diakses oleh individu yang tinggal di
insight dan menghilangkan kegalauan;
Semarang.
dimensi input untuk mengetahui apakah
konseling
web
dengan
ekonselingunika.com
yang
Dimulai
dengan
login
selanjutnya konseli diminta memilih
model
layanan yang diinginkan: (a) chatting
cybercounseling ini dapat dijalankan;
pada jam yang telah ditentukan; (b) e-
dimensi
mail yang dikirim, maksimal dalam
apakah model layanan cybercounseling
waktu 48 jam akan diberi jawaban.
ini dapat diimplementasikan pada situasi
Dalam
layanan
individu yang berada di fase dewasa
bertindak
awal di kota Semarang yang memegang
pemberian
cybercounseling ini penulis
layanan
process
sebagai konselor.
value
Evaluasi web e-konseling
mengetahui
Disiapkan skala evaluasi
yang
konseling
untuk
unik; apakah
mengetahui
product model
untuk layanan
model
cybercounseling ini berhasil menarik
layanan cybercounseling yang terdiri
dan memenuhi harapan individu yang
dari 32 item. Disusun berdasar teori
tinggal di kota Semarang.
evalusi model CIPP yang dikembangkan
Sosialisasi dan pemakaian web e-
oleh
konseling
2014).
Stufflebeam Disebutkan
(dalamWidoyoko, terdapat
empat
Dilakukan
sosialisasi
web
e-
dimensi yang harus ada pada model
konseling kepada individu yang berada
layanan konseling berbasis internet yang
pada fase dewasa awal. Selanjutnya
akan dievaluasi, yaitu context, input,
dipersilahkan untuk memakai fasilitas
proces, dan product. Adapun dimensi
yang ada apabila membutuhkan.
context untuk mengetahui apakah model
Evaluasi web e-konseling 183
Setelah
dilaksanankan
layanan
huruf
harus direvisi supaya lebih
cybercounseling dengan target jangka
menarik; (2) berkait dengan layanan,
pendek tercapainya insight selanjutnya
ketepatan waktu pelayanan chatting
dilakukan
konseling sesuai jadual yang dijanjikan
evaluasi
(a)kemudahan
berkait
mengakses
dengan web
e-
dan ketepatan waktu pelayanan e-mail
konseling, (b) perasaan nyaman saat konseling,
(c)kelancaran
konseling sesuai jadual yang dijanjikan
proses
Setelah dilakukan revisi pada web
konseling, (d) kemudahan mencapai
e-konseling dan menerima
insight
masukan yang diperoleh pada uji coba
dan
mengaplikasinya
pada
semua
situasi riil.
evaluasi web e-konseling, selanjutnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada tanggal 3 Pebruari 2016 sampai
Pada tanggal 4 2016 januari sampai
dengan 30 Juni 2016 dilakukan proses
dengan 12 Januari 2016 dilakukan uji
cybercounseling pada 25 individu yang
coba web e-konseling oleh dua orang
berada pada dewasa awal. Adapun jenis
konselor senior dan lima belas individu
masalah yang dialami yaitu kesukaran
yang berada pada fase dewasa awal.
belajar,
Dari uji coba tersebut diperoleh hasil
beradaptasi pada ibu mertua, keinginan
bahwa secara umum web e-konseling ini
meminimalkan perasaan tidak percaya
dapat dipakai secara lebih luas lagi
diri, konflik dengan kakak dan adik,
dengan memberi pelayanan pada jumlah
merasa bersalah tidak dapat menemani
individu yang berada pada fase dewasa
ibu yang sedang sakit di Kalimantan.
awal yang lebih banyak. Secara khusus
masalah
Setelah
karir,
dilakukan
kesulitan
proses
ada perbaikan yang harus dilakukan
cybercounseling selama empat bulan,
yaitu (1) berkait web e-konseling,
dapat disampaikan
tampilan
orang konseli telah mencapai insight dan
warna-gambar-bentuk-jenis 184
bahwa dua puluh
mampu mengaplikasikan pada perilaku
tersebut ditawarkan untuk melanjutkan
riil. Perubahan perilaku tampak dari
proses konseling dengan cara yang
observasi dan informasi yang diberikan
mereka inginkan setidaknya sampai
pada
proses
mencapai insight. Kemudian mereka
cybercounseling. Sedangkan lima orang
memilih konseling tradisional tatap
belum mencapai insight dan tidak ingin
muka.
melanjutkan proses konseling dengan
cybercounseling
cara cybercounseling. Pada umumnya
konseling tradisional tatap muka. Dan
menyampaikan
pemberian dukungan sosial melalui
wawancara
pasca
alasan
sebagai
Maka
selanjutnya
dilanjutkan
berikut:(1)Sulit akses ke web ekonseling
SMS (Short Message Service)
karena sinyal putus sambung;(2)Saat
KESIMPULAN
menulis masalah melalui e-mail benar-
Cybercounseling
dapat
dengan
menjadi
benar berharap mendapat respon supaya
alternatif dalam layanan konseling untuk
segera
individu yang berada pada fase dewasa
dapat
melakukan
sesuatu
sehingga keadaan dapat lebih baik.
awal
Namun respon baru diterima esok
dapat dikombinasikan dengan ragam
harinya. Walaupun memang respon
konseling yang lain, dalam hal ini
diperoleh tidak lebih dari 48 ja seperti
konseling tradisional dengan tatap muka
yang
dan dukungan sosial melalui SMS
dijanjikan;
(3)Waktu
untuk
mendapat layanan chat hanya hari jumat jam
10.00-13.00.
Frekuensi
namun bila diperlukan maka
(Short Message Service)
sangat
sedikit dan durasi sangat pendek; (4)
REKOMENDASI
Tidak memiliki kebiasaan menulis; (5)
Berdasarkan
pengalaman
Merasa lebih sesuai dengan konseling
pembuatan
tatap muka. Kepada kelima orang
pelaksanaan layanan cybercounseling 185
web
e-konseling
dan
maka
dapat
direkomendasikan:
(1)
Bloom, J.W., 7 Walz, G.R, 2004,
Harus dipastikan sinyal koneksi internet
Cybercounseling
bagus; (2) Konseli diberi informasi
Cyberlearning. An Encore, US:
tentang
CAPS Press
kelebihan
dan
kelemahan
cybercounseling termasuk didalamnya (a)
secara
aktif
memiliki
&
Corey, G. 2013. Teori dan Praktek.
inisiatif
Konseling
dan
mencari bantuan dengan cara masuk ke
Bandung:
Refika
web ekonseling dan memilih layanan
llllllllkkgg
(email atau chat) dan menyampaikan
Lunt,
P.T.,
2004,
Psikoterapi. Aditama
Adolescents’
masalahnya; (b) saat menunggu respon
Willingness to Utilize Online
email dari seseorang yang berperan
Counseling,
sebagai konselor, ia harus belajar sabar
Doktoral Disertation, Virginia
menunggu, melakukan hal positif apa
Polytechnic Institute and State
yang bisa dilakukan; (c) memiliki
University, Virginia
Unpublished
komitmen untuk melakukan insight
Gladding, S.T. (2000). Counseling: A
yang telah dicapai; (d) mempertahankan
Comprehensive Profession (4th
perbaikan yang telah dicapai.
ed..) Upper Saddle River, NJ:
DAFTAR PUSTAKAre
Merrill
Attanasoff,L.M.,
2003,
Hurlock, Elizabeth B., 1990, Psikologi
Computer
Mediated Communication and
Perkembangan.
Online Counseling Relation
Pendekatan Sepanjang Rentang
Development,
Unpublished
Kehidupan,
Doktoral
Erlangga.
Disertation, The Pennsylvania State Universty
186
Jakarta,
Suatu
Penerbit
Maples,
M.F.,
Han,
S.,
2008,
Experiences
and
Online
Cybercounseling in the United States and
Counseling Session Dynamics,
South Korea:
Unpublished
Implications
for
counseling
Disertation,
college students of the millennial
Widoyoko,
networked generation. Journal of
http://e-resources,
perpusnas.go.id/library.php?id=00 001 Rochlen, A.B., Beretvas, S.N., & Zak, J.S., 2004, The online and facecounseling.attitudes a
validation
study.
Measurement and Evaluation in Counseling and Development. Vol 37 No.2. hlm 95-111. Retrieved
from
http://e-
resources, perpusnas.go.id/library.php?id= 00001 Sekerler, S.A., 2008, A Qualitative Study
of
Online
of
Evaluasi
Pembelajaran,
Yogjakarta, Pustaka Pelajar
86 No.2. hlm 178-183. Retrieved
scales:
E.P.,2014,
Program
Counseling & Development Vol
to-face
University
Rochester, New York
generation and the
from
Doktoral
Counselor 187