Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UNP Kediri
OLEH : KUSROJA SUCINING TYAS NIM : 11.1.01.01.0476
PROGRAM STUI BIMBINGAN DAN KONSELING
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 2015
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KUSROJA SUCINING TYAS NPM: 11.1.01.01.0476 FKIP-Bimbingan dan Konseling Email: UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 4 Pacitan masih dilakukan dengan menggunakan layanan informasi dengan format klasikal sehingga masih didominasi pada peran guru. Akibatnya layanan tersebut dinilai kurang efektif dan mengena bagi siswa yang cenderung pasif di kelas. Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing efektif dalam meningkatkan konsep diri siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Pacitan tahun pelajaran 2014/2015?. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Pacitan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, menggunakan instrumen berupa Rencana Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (RPBK), kuesioner konsep diri, dan lembar wawancara untuk guru pengajar Bimbingan dan Konseling. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Melalui siklus tindakan dapat diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing dapat meningkatkan konsep diri siswa. (2) Adanya peningkatan konsep diri siswa, khususnya kelas VII B yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase ketuntasan dari 67,74% menjadi 83,87%. (3) Melalui siklus tindakan terbukti bahwa layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing lebih menyenangkan sehingga respon siswa menjadi lebih baik. (4) Melalui siklus tindakan dapat diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing dapat meningkatkan aktivitas dan minat siswa terhadap Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Tujuan pokok penggunaan layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing adalah untuk meningkatkan konsep diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok agar lebih efektif dan mengena bagi siswa yang cenderung pasif di kelas. (2) Guru Bimbingan dan Konseling masih perlu meneliti terus menerus untuk membuktikan apakah layanan bimbingan kelompok melalui teknik role playing sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa.
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Kata kunci: efektivitas, layanan bimbingan kelompok, teknik role playing, konsep diri, SMP Negeri 4 Pacitan.
I.
didukung oleh konsep diri yang baik dan
LATAR BELAKANG Masa
remaja
merupakan
masa
stabil. Konsep diri berkaitan dengan ide,
peralihan dari kanak-kanak yang penuh
pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang
dengan
masa
diketahui dan dipahami oleh individu
Remaja
tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi
ketergantungan
pembentukan
tanggung
menuju jawab.
biasanya dikatakan bukan anak-anak juga
kemampuan
belum dewasa tetapi masih dalam posisi
hubungan interpersonal. Meskipun konsep
ambang dewasa. Manusia sebagai makhluk
diri tidak langsung ada begitu individu
individu dan makhluk sosial dalam bersikap
dilahirkan, tetapi secara bertahap seiring
dan berperilaku tentunya tidak akan lepas
dengan pertumbuhan dan perkembangan
dari konsep diri yang dimilikinya. Individu
individu, konsep diri akan terbentuk karena
akan berkembang dan mengalami perubahan
pengaruh lingkungan. Konsep diri akan
baik fisik maupun psikis sesuai dengan
dipelajari melalui kontak dan pengalaman
konsep
dengan orang lain termasuk berbagai stres
dirinya.
Konsep
diri
adalah
individu
dalam
pandangan menyeluruh tentang totalitas diri
yang dialami
baik positif maupun negatif mengenai
membentuk
dimensi fisik, psikis, sosial, pengharapan
dirinya sendiri dan penilaian persepsinya
dan penilaian terhadap diri sendiri. Konsep
terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
diri dibentuk oleh persepsi-persepsi diri dan persepsi lingkungan terhadap individu.
individu. Hal
membina
persepsi
individu
ini
akan
terhadap
Dalam usaha untuk meningkatkan konsep diri siswa telah ditempuh dengan
Konsep diri sangat erat kaitannya
berbagai layanan bimbingan dan konseling.
dengan diri individu. Kehidupan yang sehat
Salah satu layanan yang tepat agar konsep
baik fisik maupun psikologis salah satunya
diri siswa dapat meningkat secara positif
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
adalah
layanan
Namun
bimbingan
kebanyakan
kelompok.
sekolah
hanya
siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Pacitan tahun pelajaran 2014/2015.
menggunakan layanan informasi dengan format klasikal. Sehingga upaya tersebut
II.
dinilai masih kurang efektif dan mengena bagi siswa yang cenderung pasif di kelas. Layanan
bimbingan
METODE Untuk memudahkan mendiskripsikan
secara
detail
suatu
penelitian
maka
kelompok
diperlukan rancangan penelitian dan peneliti
diperkirakan tepat digunakan sebagai salah
telah menentukan dan merancang desain
satu
penelitian
bentuk
layanan
bimbingan
dan
dengan
desain
Penelitian
konseling untuk dapat diberikan kepada
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins
siswa. Sedangkan metode role playing
(Kunandar, 2011:41) Penelitian tindakan
adalah
kelas (Classroom Action Research) adalah
suatu
cara
mengajar
yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk
“penelitian
mendramatisasikan
atau
dalam mengatasi secara praktis persoalan
seseorang
yang dihadapi dalam situasi darurat dalam
ungkapan
tingkah
gerak-gerik
laku
wajah
dalam hubungan sosial antar manusia. Melalui layanan bimbingan kelompok
untuk
membantu
seseorang
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika
dengan metode role playing peserta didik
yang
yang mempunyai masalah seragam dapat
karakteristik
dipersatukan dalam kelompok kemudian
tindakan adalah adanya partisipasi dan
masalahnya
kolaborasi antara peneliti dengan anggota
dipecahkan
bersama-sama.
disepakati
bersama”.
utama
penelitian
kelompok
mengungkapkan
sedang
adalah satu strategi pemecahan masalah
dialami, sama-sama mencari solusi dari
yang memanfaatkan tindakan nyata dalam
masalah yang dialami dan sling memberikan
bentuk proses pengembangan inovatif yang
masukan yang berguna bagi kebaikan dan
dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan
kemajuan anggota. Sesuai dengan latar
memecahkan masalah. Dalam prosesnya
belakang tersebut maka peneliti tertarik
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
untuk meneliti tentang efektivitas layanan
tersebut dapat saling mendukung satu sama
bimbingan kelompok melalui teknik role
lain.
yang
Penelitian
atau
Dalam layanan ini semua anggota dapat masalah
sasaran.
dalam
Ciri
tindakan
playing dalam meningkatkan konsep diri Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Adapun tujuan PTK antara lain, pertama,
PTK
sangat
untuk
penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan
membuat guru menjadi peka dan tanggap
Taggart (dalam (Arikunto, 2010:131), yaitu
terhadap
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dinamika
kondusif
maka penelitian ini menggunakan model
pembelajaran
di
kelasnya. Kedua, PTK dapat meningkatkan
siklus
kinerja guru sehingga menjadi professional
meliputi
dalam
(tindakan), observation (pengamatan), dan
kegiatan
proses
KBM.
Ketiga,
dengan melaksanakan tahap-tahap dalam
yang
berikutnya.
planning
Setiap
(rencana),
siklus action
reflection (refleksi).
PTK, guru mampu memperbaiki proses
Untuk mengetahui efektivitas suatu
pembelajaran melalui suatu kajian yang
bimbingan kelompok perlu diadakan analisa
dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
data. Pada penelitian ini menggunakan
Keempat,
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
pelaksanaan
PTK
tidak
mengganggu tugas pokok seorang pengajar
suatu metode penelitian
(guru), karena tidak perlu meninggalkan
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
kelas pada saat KBM berlangsung. Kelima,
dengan data yang diperoleh dengan tujuan
dengan
pengajar
untuk mengukur konsep diri siswa juga
menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut
untuk memperoleh respon siswa terhadap
untuk
kegiatan
melaksanakan
melakukan
PTK
upaya-upaya
inovasi
bimbingan
yang bersifat
kelompok
serta
sebagai implementasi dan adaptasi berbagai
aktivitas siswa selama proses bimbingan
teori dan teknik pembelajaran serta bahan
kelompok dilakukan.
ajar yang dipahaminya. (Arikunto, 2010: 147)
Untuk
menganalisis
tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan Kegiatan penelitian diharapkan dapat
merupakan
proses
yang
setiap putarannya dilakukan dengan cara
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pengembangan
pada setiap akhir putaran.
dan
kegiatan
siswa setelah proses bimbingan kelompok,
perbaikan
terhadap
kualitas tindakan memang tidak dapat
Teknik
analisis
ini
menggunakan
berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang
penghitungan presentase keberhasilan atau
waktu.
ketercapaian siswa
Sesuai dengan jenis penelitian yang
maka
dilakukan
secara keseluruhan, penghitungan
untuk
dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menyampaikan
konsep diri siswa adalah
dapat
sebagai berikut:
meningkatnya kelas
M
ditunjukkan
fx
indeks
pada
bimbingan
meningkatkan konsep diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
dapat diketahui nilai rata-rata kemampuan
disampaikan peneliti. Adapun hasilnya
siswa. Kriteria ketuntasan minimal yang
adalah sebagai berikut:
ditetapkan oleh penelitiyaitu jika indeks
Tabel 4. 3
keberhasilan kelas 75 %. Presentase indeks
Perbandingan Ketuntasan Konsep Diri
keberhasilan kelas diperoleh dengan rumus berikut:
No
Jumlah siswa yang tuntas x 100 % Jumlah seluruh siswa 1
HASIL DAN KESIMPULAN Kelompok
Melalui
Teknik Role Playing Berdasarkan
bahwa
ini
memiliki dampak yang positif dalam
= Jumlah seluruh siswa.
1. Bimbingan
penelitian
kelompok melalui teknik role playing
Dengan menggunakan rumus di atas,
III.
hasil
menunjukkan
= Jumlah nilai siswa
P
yang
2. Konsep Diri Siswa
n
= Mean ( nilai rata-rata )
N
siklus
mengalami peningkatan.
Keterangan :
fx
keberhasilan
setiap
Melalui
M
dengan
analisis
2
Kategori Skor
F
Siklus
Siklus
I
II
%
F
67, Tuntas
21
Belum
74
% 83,
26
32,
87 16,
Tuntas
10
26
5
13
Jumlah
31
100
31
100
data,
diperoleh bahwa kondisi siswa dalam
Grafik 4. 1
bimbingan kelompok melalui teknik role
playing
dalam
setiap
mengalami
peningkatan.
berdampak
positif
siklus
Hal
ini
terhadap
perkembangan konsep diri siswa yaitu Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
aktivitas 100.00%
peneliti
diantaranya
80.00%
yang
muncul
membimbing
dan
mengamati siswa ketika melakukan
60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
Tuntas
bimbingan kelompok melalui teknik
Belum Tuntas
role playing mengenai konsep diri siswa, menjelaskan topik bahasan yang
Tuntas Siklus I
belum dipahami, memberikan umpan balik/evaluasi/tanya
Perbandingan Ketuntasan Konsep Diri
jawab
dimana
indeks keberhasilan untuk konsep diri dapat dicapai sesuai dengan prosentase
3. Aktivitas Siswa Dalam Bimbingan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Kelompok Berdasarkan
analisis
data,
diperoleh bimbingan kelompok melalui
SIMPULAN
teknik role playing dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
konsep diri siswa. Dalam hal ini yang
tindakan kelas terhadap layanan bimbingan
paling dominan adalah siswa mampu
kelompok melalui teknik role playing dapat
memahami bagaimana konsep diri yang
disimpulkan sebagai berikut:
positif dan bagaimana konsep diri yang
1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
negatif serta mampu mengungkapkan
dalam dua siklus. Penerapan layanan
fikirannya
bimbingan kelompok melalui teknik
secara
positif
berkaitan
dengan konsep diri berdasarkan teknik
role
role playing yang telah dilakukan. Jadi
konsep diri siswa.
dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
bimbingan
melaksanakan kegiatan
sesuai
dapat
meningkatkan
2. Adanya suatu peningkatan konsep diri bagi siswa, khususnya kelas VII B
Sedangkan untuk aktivitas peneliti selama
playing
kelompok
semester
ganjil.
Hal
ini
dapat
telah
ditunjukkan oleh konsep diri siswa
langkah-langkah
dengan skor rata-rata pada kondisi
dengan
rencana
tindakan (Siklus I) skor rata-rata 169
pelaksanaan pembelajaran yang telah
(ketuntasan
dibuat sebelumnya. Hal ini terlihat dari
prosentase 67,74%) dan pada kondisi
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
konsep
diri
mencapai
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
akhir (Siklus II) skor rata-rata 178 (ketuntasan
konsep
diri
mencapai
prosentase 83,87%). 3. Dengan
Peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
penerapan
bimbingan
Djamarah, Azwan Zain. 2010. Strategi
kelompok melalui teknik role playing,
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
layanan bimbingan konseling lebih
Cipta.
menyenangkan terhadap
dan
respon
bimbingan
dan
siswa
Ghufron-Nur, M., Risnawati-Rini, S. 2010.
konseling
Teori-Teori Psikologi. Jakarta: Ar-
sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan peneliti. 4. Berdasarkan
peneliti
dapat
hasil
pengamatan
disimpulkan
aktivitas
siswa
terhadap
layanan
dan
bahwa
minat
bimbingan
siswa dan
konseling semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat
dari
prosentase
pengamatan pengelolaan kelas yaitu 67,74%
pada
Siklus
I
meningkat
menjadi 83,87% pada Siklus II.
Suharsimi.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar
2010.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hartinah,
Sitti.
2009.
Konsep
Dasar
Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama. Puspasari-Amarylla.
2007.
Mengukur
Konsep DiriAnak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
dan
Madrasah
(berbasis
integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Ruzz Media.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
pengelolaan kelas yang dilakukan oleh
IV.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Persada. Sutejo. 2009. Cara Mudah Menulis PTK (Penelitian
Tindakan
Kelas).
Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Kusroja Sucining Tyas| NPM. 11.1.01.01.0476 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 10||