Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… LATAR SOSIOKULTURAL KEACEHAN DALAM NOVEL TEUNTRA ATOM KARYA TAYEB LOH ANGEN
Hendra Kasmi1
Abstrak Penelitian ini berjudul Latar Sosiokultural Keacehan dalam Novel Tayeb Loh Angen karya Tayeb Loh Angen. Masalah yang ingin di telaah dalam adalah tentang gambaran latar sosiokultural keacehan dalam novel Tayeb Loh Angen karya Tayeb Loh Angen. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan latar sosiokultural meliputi unsur tatakrama, adat-istiadat, dan pandangan hidup. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan struktural. Sumber data penelitian ini adalah novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen yang telah diterbitkan Bandar Publishing Banda Aceh pada tahun 2009. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen menampilkan unsur latar sosiokultural tentang tatakrama, adat-istiadat, dan pandangan hidup khas Aceh. Unsur tatakrama menggambarkan tentang etika masyarakat Aceh menurut standar nilai syariah saat berada di tempat umum maupun saat berhadapan dengan orang lain. Unsur adat-istiadat menggambarkan tentang nilainilai sakral di Aceh yang sangat dipengaruhi oleh ajaran islam. Unsur pandangan hidup menggambarkan tentang perbandingan prinsip hidup individual dengan prinsip hidup sosial antar tokoh. Kata Kunci: Latar Sosiokultural, Novel Aceh
1
Hendra Kasmi, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 75
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… sebagai landas tumpu yang berupa
Pendahuluan
tempat,
Salah satu karya sastra berbentuk
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
prosa adalah novel. Untuk lebih jelas, berikut
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan
ini beberapa pendapat para pakar mengenai
dengan menyuguhkan nuansa realita. Latar
novel.
Sugihastuti
dalam sebuah karya sastra dapat menjadi fakta
bahwa
novel
(2002:43)
merupakan
menyatakan yang
yang akan dihadapi atau diimajinasikan oleh
bermakna. Novel tidak merupakan serangkaian
pembaca secara faktual ketika membaca cerita
tulisan yang menggairahkan ketika dibaca,
fiksi. Pengimajian tersebut dapat memberikan
tetapi merupakan sruktur pikiran yang tersusun
kesan
dari
Trisman
pembaca dapat merasakan langsung suasana
(2003:118) menyatakan bahwa novel dapat
tempat yang digambarkan dalam sebuah cerita.
dianggap sebagai alat perekam kehidupan
Penggiringan latar bukan hanya tertuju
masyarakat pada suatu waktu dan tempat
pada tempat dan waktu saja, melainkan juga
tertentu.
(1998:13)
pada lingkungan sosial budaya suatu tempat
dapat
yang melingkupi cerita itu. Imbas dari latar
rinci
yang dipinjamkan penulis untuk berimajinasi
sehingga dapat memberikan gambaran yang
tersebut akan mampu mengangkat citra dan
lebih jelas, konkret, dan pasti. Sumardjo
nilai-nilai budaya yang dimiliki sekelompok
(2007:204)
masyarakat di suatu tempat.
unsur-unsur
yang
struktur
padu.
Nurgiantoro
mengemukakan melukiskan
bahwa
suasana
novel
tempat
secara
mengemukakan bahwa novel
realita
merupakan cerita fiktif yang panjang. Bukan
Hal
kepada
ini
sesuai
sehingga
dengan
dikemukakan
isinya.
(2005:173)
Fananie (2002:98) mengatakan bahwa dalam
mengemukakan bahwa novel adalah bentuk
hal tertentu latar harus mampu membentuk
karya sastra yang seakan-akan melukiskan
tema dan plot tertentu yang dalam dimensinya
peristiwa atau kisah sesungguhnya.
terkait
Walaupun
Suwardi
novel
merupakan
dengan
(1998:233)
beberapa
tempat,
menyatakan
ahli
yang
hanya panjang dalam arti fisik, tetapi juga Selanjutnya
oleh
pembaca
sastra.
Nurgiyantoro bahwa
latar
karangan prosa yang panjang, tetap saja kita
menyarankan pada hal-hal yang berhubungan
boleh menganggap novel seutuhnya fiksi atau
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat
monopoli
novel
di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
kehidupan
fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
karya
merupakan seseorang
sastra.
rangkaian dapat
cerita
dalam
mencakup berbagai masalah dalam lingkup
peristiwa
yang kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan
dalam sebuah novel lahir dari keuletan pola
hidup, cara berpikir, dan sikap yang tergolong
pikir penulis yang mampu memadukan nuansa
latar spiritual. Latar sosial juga berhubungan
fiksi
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,
kehidupan
yang
Namun,
sehari-hari.
dengan
ditemukan Deretan
kelogisan
pengalaman
sekelilingnya. Latar atau setting yang disebut juga ISSN 2338-0306
misalnya rendah, menengah, dan atas. Stanton (dalam Herawati, 2006:41) Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 76
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… yang
mengatakan
bahwa
latar
adalah
merupakan proses penggalian nilai-nilai yang
lingkungan peristiwa yang ada di dalam cerita,
dianut
sebuah dunia di dalamnya terjadi peristiwa.
sosiokultural yang digali dalam kehidupan
Sehubungan dengan hal ini, Nurgiyantoro
masyarakat dapat mereaktualisasikan nilai-
(1998:233)
latar
nilai sosial kemasyarakatan dan merupakan
menyarankan pada hal-hal yang berhubungan
konstribusi nilai-nilai budaya bagi generasi
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat
muda. Salah satu cara yang praktis dalam
di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
upaya mengontribusikan nilai sosial budaya
fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
yang
mencakup berbagai masalah dalam lingkup
peningkatan apresiasi novel. Di samping itu,
yang kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan
upaya apresiasi novel dapat juga dilakukan
hidup, cara berpikir, dan sikap yang tergolong
melalui analisis pengkajian yang bersifat
latar spiritual. Latar sosial juga berhubungan
ilmiah yang nantinya dapat dijadikan suatu
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,
tolak ukur terhadap perbedaan perilaku sosial
misalnya rendah, menengah, dan atas.
dalam kehidupan dari cerminan sebuah novel.
menyatakan
Latar
sosiokulutural
bahwa
ada
masyarakat
dalam
novel
tertentu.
adalah
Latar
melalui
secara
Novel yang akan penulis kaji berjudul
meyakinkan menggambakan suasana daerah
Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen. Novel
tertentu melalui kehidupan sosial masyarakat,
tersebut menarik untuk dianalisis karena
adat
mengangkat sisi latar kehidupan
istiadat,
dan
dapat
oleh
kebiasaan
masyarakat
yang
setempat. Di samping itu, latar sosiokultural
berbeda. Hal ini terlihat ketika masing-masing
dapat diperkuat dengan penggunaan bahasa
tokoh yang hidup dalam situasi dan latar yang
daerah
beragam dalam novel mempunyai watak yang
dan
dialek-dialek
tertentu.
Latar
sosiokultural yang digali dalam kehidupan
unik.
Novel tersebut sangat menggugah
masyarakat dapat mereaktualisasikan nilai-
penulis
untuk
nilai sosial kemasyarakatan dan merupakan
karena cerita di dalamnya mempunyai latar
konstribusi nilai-nilai budaya bagi generasi
sosiokultural yang kuat. Latar sosiokultural
muda. Salah satu cara yang praktis dalam
dalam cerita tersebut mampu mewarnai setiap
upaya mengontribusikan nilai sosial budaya
pola pikir dan tindakan seseorang untuk
yang
mendukung budaya dan kehidupan sosialnya.
ada
dalam
novel
adalah
melalui
peningkatan apresiasi novel. Di samping itu,
mengkajinya
lebih
dalam
Landasan Teori
upaya apresiasi novel dapat juga dilakukan
Menurut Sugihastuti (2002:45) karya
melaui analisis pengkajian yang bersifat ilmiah
sastra
(novel)
merupakan
yang nantinya dapat dijadikan suatu tolak ukur
bermakna. Novel tidak hanya
terhadap perbedaan perilaku sosial dalam
tulisan yang menggairahkan ketika dibaca,
kehidupan dari cerminan sebuah novel.
tetapi
merupakan
struktur
struktur
yang
serangkaian
pikiran
yang
Mengkaji unsur latar, terutama latar
tersusun dari unsur-unsur yang padu. Menurut
sosiokultural di dalam karya sastra dapat juga
Sumardjo (2007:204) novel adalah cerita fiktif
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 77
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… yang panjang baik bentuk maupun isinya.
bahwa latar atau setting yang disebut juga
Melani
novel
sebagai landas tumpu menyarankan pada
sebagai cerita rekaan yang isinya dapat berupa
pengertian tempat, hubungan waktu, dan
kisah
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa.
(2002:77)
sejarah
Selanjutnya,
mendefinisikan
atau
sederetan
Nurgiyantoro
mengemukakan melukiskan
bahwa
suasana
peristiwa. (1998:13)
novel
tempat
dapat
secara
Latar mengenai
adalah
waktu,
segala
ruang,
keterangan
dan
suasana
rinci
terjadinya lakuan dalam karya sastra (Melani,
sehingga dapat memberikan gambaran yang
2006:86). Latar merupakan unsur yang sangat
lebih jelas, konkret, dan pasti.
penting dalam membangun sebuah karya
Dari beberapa pendapat di atas jelaslah
karena latar dapat membuat suasana
dalam
bahwa novel sebagai salah satu bentuk cerita
sebuah cerita menjadi lebih hidup. Latar yang
rekaan yang panjang terbentuk dari
struktur
baik dapat memberikan kesan kepada pembaca
yang kompleks. Sebuah novel mempunyai
bahwa seolah-olah setiap perilaku tokoh,
unsur-unsur pembentuk seperti juga cerpen,
suasana, dan peristiwa betul-betul terjadi di
hanya saja novel tidak dibatasi pada fokus
alam nyata.
yang diperlukan. Masalah yang dikemukakan
(1) Latar Tempat
boleh beragam, tetapi tetap mengutamakan
Latar
tempat
adalah
latar
yang
persoalan pokok. Di samping itu, cerpen juga
menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa
mempunyai efek majemuk, karakter, plot, dan
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
setting beragam dan kompleks.
Latar tempat dapat berupa nama tertentu dan
Latar
inisial tertentu. Penggambaran latar tempat Latar adalah tempat kejadian pada
dalam cerita tidaklah bertentangan dengan
waktu dan ruang tertentu dalam sebuah cerita.
sifat atau keadaan geografis tempat yang
Latar memberikan penjelasan tentang tempat
sebenarnya dalam alam nyata. Dalam novel
dan waktu terjadinya aksi. Pada dasarnya latar
Seorang
merupakan alam sekitar tempat terjadinya
mendeskripsikan
peristiwa. Tempat tersebut berhubungan pula
mendetail
dengan hal-hal yang ada di sekitarnya,
merasakan seolah-olah peristiwa itu benar-
termasuk
benar terjadi di tempat tersebut. Berikut
alat-alat
berhubungan
dengan
atau
benda
tempat
yang
terjadinya
Sultan
dan
di
Palermo,
latar etis
Tariq
Siracusa sehingga
Ali
secara pembaca
penggalan novelnya.
peristiwa, waktu, ilkim, atau suasana, perilaku masyarakat setempat, dan periode sejarah. Abrams (Nurgiyantoro, 1998:216) mengatakan “Tepat saat kapal tersebut mendekati teluk Siracusa—dengan mengambil keuntungan dengan embusan angin yang tak terduga—cahaya purnama jatuh menimpa kegelapan laut membentuk semacam padang rumput keemasan” (Tariq Ali, 2007:127)
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 78
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… (2) Latar Waktu Latar
dengan sejarah. Persamaan perkembangan
waktu
yang
waktu dapat memberi kesan pada pembaca
”kapan”
bahwa seolah-olah cerita itu sungguh ada dan
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan
terjadi. Dalam novel Elang Retak, Gus Ballon
dalam sebuah karya fiksi. Kapan peristiwa
menginformasikan peristiwa yang terjadi sejak
tersebut terjadi biasanya dihubungkan dengan
dinihari sampai matahari
faktual, waktu-waktu yang ada kaitannya
secara jelas. Berikut penggalan novelnya.
berhubungan
adalah
dengan
latar
masalah
menerangi bumi
”00.30 Harun dibangunkan Jajang untuk giliran jaga. Hingga sinar matahari mengusap permukaan bumi, semua berjalan normal, tak ada kejadian apa-apa” (Ballon, 2005:297) (3) Latar Sosiokultural
tentang sosial budaya yang mencakup tingkah
Latar sosial menyarankan pada hal-hal
laku kehidupan sosial masyarakat di tempat
yang berhubungan dengan perilaku kehidupan
yang bersangkutan. Hal ini sesuai seperti yang
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan
diungkapkan oleh Fananie (2002:98) Dalam
dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial
hal tertentu latar yang dimensinya terkait
masyarakat mencakup berbagai masalah dalam
dengan tempat, waktu, daerah, dan orang-
lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa
orang tertentu dengan watak-watak tertentu
kebiasaan hidup,
akibat situasi lingkungan atau zamannya.
cara berpikir, sikap, dan
lain-lain, yang tergolong latar spiritual. Latar
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
sosial juga berhubungan dengan status sosial
disimpulkan
tokoh yang bersangkutan, misalnya, rendah,
merupakan gambaran kehidupan masyarakat di
menengah,
suatu tempat dalam sebuah cerita. Gambaran
atau
atas”
(Nurgiyantoro,
1998:223).
bahwa
latar
kehidupan masyarakat tersebut
sosiokultural
menyangkut
Esten (1981:89) menyatakan bahwa
dengan masalah sosial yang berupa tatakrama
latar sosial bersama latar belakang kehidupan
perilaku, adat istiadat, dan pandangan hidup.
tokoh
Latar sosiokultural merupakan bagian dari
punya kaitan yang kuat dalam
pengembangan
sebuah
Sementara
latar secara keseluruhan. Latar sosiokultural
Jabrohim (2003:116) mengemukakan bahwa
berada dalam kepaduan dengan unsur latar
latar dapat ditampilkan melalui penampilan
latar tempat dan latar waktu. Nurgiyantoro
aspek sosialnya. Penampilan tersebut biasanya
(1998:227) membedakan latar ke dalam tiga
untuk memberi konstribusi yang memadai bagi
unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu,
pembentukan
dan sosial yang dapat juga di sebut latar
karakter
novel.
tokoh atau
untuk
mengedepankan tokoh.
sosiokultural.
Seorang pengarang ingin mengangkat latar suatu
sosiokultural tempat,
kehidupan
maka
mempunyai pengetahuan ISSN 2338-0306
masyarakat
pengarang
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan untuk
harus
menganalisis data dalam penelitian ini adalah
yang mendalam
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 79
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-
Langkah-Langkah
yang
akan
data yang ada dan kemudian disusul dengan
ditempuh dalam penganalisian data penelitian
analisis
ini adalah sebagai berikut.
latar
sosiokultural
dalam
novel
Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen.
(1) Penulis membaca keseluruhan isi novel
Sumber data dalam penelitian ini
Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen.
adalah novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh
Hal ini dilakukan agar peneliti dapat
Angen. Novel tersebut diterbitkan Bandar
memahami
Publishing Banda Aceh tahun 2009. Pemilihan
mendalam,
novel
tersebut
secara
judul tersebut berdasarkan kisah novel yang
(2) Mendeskripsikan data,
menggambarkan situasi konflik Aceh yang
(3) Menganalisis latar sosiokultural dalam
berlatar sosiokultural keacehan. Teknik
novel Tentra Atom karya Tayeb Loh
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi
Angen dengan menggunakan konsep teori yang telah ditentukan,
kepustakaan. Langkah-langkah pengumpulan
(4) Menarik kesimpulan.
data adalah sebagai berikut:
Hasil Penelitian
1.
2.
Membaca
novel
telah
Pada bagian
ini akan dipaparkan
tentang
Melakukan
yaitu
sosiokultural keacehan yang terdapat dalam
penggunaan kode pada tiap data dalam
novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen.
novel
mempermudah
Aspek sosiokultural yang dianalisisis dalam
Data
novel ini
pengkodean,
untuk data.
dalam
hal yang berkenaan dengan latar
meliputi tatakrama, adat istiadat,
penelitian ini adalah karakter masyarakat
dan pendangan hidup.
Aceh.
Tatakrama
Data yang telah terkumpul diidentifikasi sesuai
4.
yang
ditentukan untuk memahami isi cerita
pengelompokan
3.
Aceh
dengan
rumusan
masalah
Latar sosiokultural yang berhubungan dengan tatakrama yang dapat di angkat dalam
penelitian, yakni latar sosiokultural dalam
novel ini
adalah sikap lelaki yang tidak
novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh
menjaga tatakrama saat berada di tempat
Angen.
umum. Berikut penggalan novelnya.
Tahap selanjutnya pengelompokan atau memilah
masing-masing
data,
yaitu
karakter masyarakat Aceh sesuai dengan sumber data, yaitu novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen “Seperti peristiwa setahun lalu, Alwi, seorang supir dayah terpadu ini ketahuan membawa Nurma, seorang murid kelas lima, jalan-jalan. Sore itu juga Alwi harus bungkus pakaian seraya mengucapkan “Selamat tinggal” (Loh Angen, 2009:65).
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 80
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… Dalam
tersebut
muhrim merupakan aib besar walaupun
yang
dilakukan dengan diam-diam. Masyarakat
memboncengi Nurma, seorang murid kelas
Aceh mempunyai tatakrama kesantunan di
lima SD secara diam-diam. Tingkah lakunya
tempat
tersebut akhirnya ketahuan dan menjadi
perilakua lawan jenis.
digambarkan
bahan
cuplikan
novel
kelakuan
perbincangan
Alwi
negatif
umum
mayarakat.
Latar
terutama
sosiokuktural
berhubungan
lainnya
Dalam tradisi kehidupan masyarakat Aceh,
berhubungan dengan tatakrama
memboncengi seorang gadis yang bukan
terdapat
yang
bertamu
pada penggalan novel berikut.
“Di sini kamarmu, ya?” Aku tersenyum bodoh seperti sapi mencium kencingnya. Ratna tersenyum manggut-manggut, rambut lurusnya tergerai, menyentuh sebuah gelas sytroup merah sampingnya. Kutoleh sekali lagi kamar kira-kira seluas lima kali enam meter itu, lantai, dindingnya berkeramik biru muda (Loh Angen, 2009:62) Dalam cuplikan novel di atas, terlihat
orang tua berada di rumah lawan jenisnya.
perilaku tokoh aku lirik yang menyapa seorang
Walaupun hanya berdiri di depan pintu namun
gadis di depan pintu kamar sang gadis.
sikap tersebut dianggap tidak mencerminkan
Perilaku tokoh aku lirik tersebut sama sekali
sikap santun.
tidak
mencerminkan
masyarakat
Aceh.
tatakrama Dalam
bertamu
Perilaku tokoh Maulana yang mencari
kehidupan
kesempatan berkedok sikap sosial dipaparkan
masyarakat Aceh sangat pantang bila ada
dalam
penggalan
novel
berikut.
pemuda atau pemudi yang tanpa perantara ”Ja’far Maulana? Ayo! Kita perbaiki kolam air kamar mandi santriah!” Aku seperti pelamar mendengar lamarannya diterima. Ini kesempatan masuk asrama terlarang bagi lelaki. Biasanya, aku hanya dapat melewati lima puluh meter ke seberang seng pembatas untuk mengantar nasi, memasak dua dang air di samping seng pembatas sebelah timur. (Loh Angen, 2009:60) Dari penggalan novel di atas terlihat
baik
dan
merusak
bagaimana sikap Maulana yang begitu senang
masyarakat.
membantu sesama dengan cara membersihkan
Unsur Adat Istiadat
tatanan
kehidupan
kamar mandi orang lain. Walaupun hal itu
Adat istiadat Aceh memang sebagian
bagian dari sikap sosial, namun tetap saja
besar dipengaruhi oleh hukum agama karena
bertentangan dengan norma kearifan lokal
Aceh sangat kental dengan nilai-nilai islami.
Aceh. Sikap Maulana yang begitu bersemangat
Adat yang ingin ditetapkan atau diputuskan
membersihkan kolam asrama putri supaya
dalam suatu kelompok masyarakat Aceh
dapat berjumpa dengan gadis idamannya
dikaji kembali agar tidak bertentangan dengan
mencerminkan sikap tatakrama yang kurang
hukum Islam. Salah satu penggalan novel
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 81
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… Teuntra Atom karya Tayeb Loh Angen adalah
sebagai berikut.
Saat aku usia madrasah ibtidaiyah juga aku suka ke pemandian di Kolam Dayah. Kolam itu penuh mitos yang membanggakan penduduk kampungku. Konon, kolam seluas dua belas kali dua belas meter itu digali oleh Syeh Abdul Salam yang lebih dikenal dengan Tengku Chik Dipaloh dengan tangan gaib (Loh Angen, 2009:14). Dalam
tersebut
syariat Islam ada juga mitos yang berhubungan
digambarkan tentang perilaku para penduduk
dengan kepercayaan Islam seperti ada ulama
kampung
yang bisa berjalan di atas air, tiba di Mekkah
yang
cuplikan
masih
novel
percaya
terhadap
takhayul atau mitos tentang ulama Aceh yang
dalam waktu sekejap, dan lain sebagainya.
bisa membangun kolam dengan tangan gaib.
Unsur Pandangan Hidup
Kepercayaan kuno tersebut masih mendarah
Pandangan hidup yang berhubungan
daging dalam kehidupan masyarakat Aceh.
dengan pembelajaran agama dipaparkan dalam
Memang selain takhayul yang berhubungan
penggalan novel berikut.
dengan ilmu hitam yang bertentangan dengan Ayahku mulai belajar agama saat umur empat puluh tahun. Ia bersikukuh mengamalkan ilmu barunya. Ia angkat salam kepada setiap orang yang kebetulan berpapasan di jalan sehingga anak-anak muda yang agama di kelompok gampong Paloh Dayah mengejeknya dengan sapaan ’Sulaiman Assalammualaikum!” sebelum ayahku memberi salam (Loh Angen, 2009:9). Dalam penggalan novel digambarkan
yang menyatakan bahwa tutntulah ilmu dari
tentang sikap seorang tokoh lanjut usia yang
ayunan sampai ke liang lahat. Hal itulah yang
mau belajar menuntut ilmu. Walaupun lelaki
menjadi landasan masyarakat Aceh untuk
berumur 40 tahun tersebut tidak menghalangi
terus menuntut ilmu sampai kapan pun.
dirinya belajar agama. Masyarakat Aceh
Pandangan hidup sosial yang tampak
sangat kental dipengaruhi oleh nilai-nilai dan
dari bentuk ungkapan batin seorang tokoh
norma kebudayaan Islam. Ada hadis saheh
dipaparkan dalam penggalan novel berikut.
Aku saudara setiap manusia, aku hanyalah peneliti harus meleburkan diri dalam objek. Amat bodoh jika aku mempertahankan idiologi rela memenjarakan diri untuk membela anganangan bertentangan dengan jiwa seniku. (Loh Angen, 2009:226) Tokoh dalam penggalan novel di atas
bahwa sikap sosial harus diutamakan. Orang
mempunyai prinsip bahwa setiap manusia
yang
adalah saudara. Tidak penting menjadi orang
disisihkan dari pergaulan masyarakat. Kita
hebat
tersebut
lihat dalam tradisi kehidupan masyarakat ada
diumpamakan orang hebat dalam bidang seni)
istilah meuseuraya, artinya bergotong royong
tetapi hidupnya terkungkung dalam kesepian.
secara bergilir di suatu kampung, meuramin,
(dalam
penggalan
novel
mementingkan
diri
sendiri
akan
Masyarakat Aceh memiliki pandangan hidup ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 82
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… syukuran bersama terhadap suatu keberhasilan
prinsip hidup kebanyakan orang Aceh yang
dan lain sebagainya.
berhubungan dengan nilai ekonomi. Berikut
Latar
sosiokultural
yang
dapat
penggalan novelnya.
diangkat dalam novel ini adalah tentang Bekerja di dapur dayah terpadu ini, aku tak dapat keluar sesukaku. Sebelum fajar, aku harus menanak nasi, memasak air dua dang untuk santri, dan dua dang sebelah seng pembatas asrama untuk santriah. Ketika hari terang, aku beberapa menit untuk mandi, mencuci. (Loh Angen, 2009:70). Dari kutipan di atas terlihat bagaimana
Penggambaran
latar
sosiokultural
pandangan hidup orang Aceh yang begitu giat
dalam novel Teuntra Atom karya Tayeb Loh
bekerja mencari nafkah. Tidak hanya itu,
Angen tersebut sangat beragam antara lain
lapangan kerja yang menerapkan aturan ketat
tentang
tidak menyurutkan semangat orang-orang
pandangan hidup. Dalam novel tersebut, unsur
Aceh dalam bekerja. Semangat seperti itu
tatakrama
memang sudah dipupuk sejak zaman dahulu.
masyarakat Aceh saat berada di tempat umum
Oarng
untuk
maupun saat berhadapan dengan orang lain.
mencapai tujuan baik dalam profesi kerja
Unsur adat-istiadat menggambarkan tentang
maupun bidang lainnya. Hal tersebut memang
nilai-nilai
sudah menjadi pandangan hidup masyarakat
dipengaruhi
Aceh yang berhubungan dengan pendapatan
pandangan hidup menggambarkan tentang
ekonomis.
perbandingan prinsip hidup individual dengan
Kesimpulan
prinsip hidup sosial antar tokoh.
Aceh
ISSN 2338-0306
pantang
menyerah
tatakrama,
adat-istiadat,
menggambarkan
sakral oleh
di
tentang
Aceh
ajaran
dan
etika
yang
sangat
Islam.
Unsur
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 83
Hendra Kasmi, Latar Sosiolultural Keacehan… DAFTAR PUSTAKA Ali, Tariqh. 2007. Seorang Sultan di Palermo. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Angen, Tayeb Loh. 2009. Teuntra Atom. Banda Aceh: Center for Acheh Justice and Peace. Ballon, Gus. 2005. Elang Retak. Bandung: Q-Press. Budianta, Melani dkk. 2002. Membaca Sastra. Jakarta: Indonesia Tera. Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Harun, Mohd. 2009. Memahami Orang Aceh. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis. Herawati, Yudianti. 2006. Novel Lonceng Kematian; Kajian Struktural dan Sosiologis. Samarinda: Pusat Bahasa Kalimantan Timur. Nurgiantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suharto, Sugihastuti. 2002. Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumardjo, Yakob dan Saini KM. 1994. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia. Trisman, dkk. 2003. Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Wildan. 2011. Nasionalisme dan Sastra. Banda Aceh: Geuci.
ISSN 2338-0306
Volume III Nomor 2 Juli-Desember 2015 | 84