Kl.NSEµsr fEULUGl n. HASSAN Dl\N µosISINYA DIANTAHA BEbERAPA ALIRAN TLULUGI ISLAM
µENELITIAN INUIVI0UAL
oleh
DRS. HARLIN HASYIU NIP. 150 232 ~21.
DI 8
~uJf\H
DH1\. H. 1~URUl\ITI U1HILf\N 1•11\ NIµ. : 150 033 130
FAKULfAS USl1ULUUUIN INSTITUT AGAMI\ ISLAM NEGERI (IAIN) SYARIF HID~YATULLl\H JAl
11111, H
KATI\
PLf~GANTl\H
Bismillahir Rohmanir Rahim
Alhamdu lillahi robbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya pada hari ini Minggu 27 Maret 1YY4 Miladiyah bertepaton dongan 14 Syawal 1414 Hijriah
tepat jam ll,45 WIU telah rampung sebuah
hasil penelitian individual dengan judu! : ''KUNSEPSI TEULUGI A. HASSl\N 01\N PUSISINYA Ul 1\NTl\l?ll EJ[tlERi\PA ALifll\N TEULOGI ISLAM". Judul tersebut merupakan hasil revisi dari judul 0 ertama yang penulis ajukan ku l'usat Pengabdian ~yarakat
pada Ma-
(PZM) IAIN Jakarta, sebagai lembaga yang menanga-
ni masalal1 penelitian, Judul sernula adalah "CORl\I( PEMIKIH1\N
l
A.
lli\'.J'..il\I~"
;
[Jisertasi Strata tiya
juuul ini rnunurut Liii~
l~~
P21~
mirip dnngan
Yunar1 Yusuf duson Fakultas
Ushuluddin yany rnnmbahas corak pernikiran Kalam Harnka. Namun isi dan ju1iul yang penulis ajul
maka terwujudlah judul penelitian individual seperti diatas, berdasarkan Surat ''eµutusan Uekan Fakultas Ushuluddin no. 10 tahun
1~94
dengan konsultan Ura. H. Nurbaiti
Dahlan, l'•iA. Penuli5 meJJyadari sepenuhflya bahuia penelit.i.an yang sedang ada ditangan anda rnasih jauh dari kesernpurnaan, disana sini banyak kekurangan, dan kelceliruan, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyharapkan tegur sapanya demi kese1npurnaan karya ilmiah penulis yang akan datang. Ke1nudian aalan1 keHe1npatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Oekan Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam melaksanakan tugas penelitian individual ini. Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada kepala perpustakaan IAIN Jakarta dan stafnya yang telah menyediakan buku-buku yang penulis sangat butuhkan dalam upaya merampungkan tulisan
inio Ucapan terima kasih pule penulis sampaikan kepada saudara-sarudaDa yang tuliaannya,
sebagian kami jadikan
bahan-bahan perbandingan ; dan terima kasih pula kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan motifasi atau dorongan dan semangat kepada penulis sehingga tugas ini selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu tanggal 31 Maret 1994. Dan akhir kata kami ucapkan Wallahul muwafiq ila aqwamith-thariq.
Wassalamu 1 alaikum wrQ wbo Sudimara Timur,Ciledug 27 Maret 1994 M 14 Syawal l414H
110 I)<)Sisi Pcrn:i.l,ir;1r1 Teologi A .. lla.ssan ................. "
31±
1\ .. Ilit,T
1. Masalah Akal clan \-/ahyu
ii i
••••••••••••• • • •
35
2. Persoalan Free Will dan Predestination
38
3. Mengenai Kekuasaan dan 1'ehendak Mutlak Tuhan ••••••. 40 ~
.. Masalah Keadilan Tuhan
•o••••••••o••••••••••••••••a•
42
5, Persoalan Perbiatan-perbuaLan Tuhan
44
6, Mengenai Sifat-sifat Tuhan
45
7. Mengenai Konsep Keimanan
8, Saran-saran
II
o O o O O 0 o o
SARM~-~.iflflAN
BAB IV KESI1iPULAN DAN
/.\. Kesimpulan
oooo&ooo"oooooooouoo111>00•
II
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
O II
O O II Iii 0
0
o O 0 o
0
O 0
G 0
11
0
50
II
0
0
II
0
0
0
0
0
0
0
G 0
0
II
•
0
0
0
0
0
52
II
0
II
0
0
0
0
II
0
0
0
II
0
II
II
II
0
II
0
0
52
II
II
o O O 0 O 11 O 0 0 0 o 0
Sb
0
0
0
0
0
0
0
0
o
II
II
0
o •
II
o II O II o o o O 0 II O 0 0 o O o O o O
Uaftar Kepustakaan
0
57
S.K Dakan Fakultas Ushuluddin Proposal Pengajuan Penelitian Individual
v
81\B I
PENUAHULUl\N A.
L~tar
Belakang Pemikiran Masalah aqidah dalam Islam merupakan persoalan
yang sangat prinsipil, sehingga Isla111 menjaaikan tanda muslimnya seseorang itu dengan pembuktian kepercayaan bahwa llllah adalah Esa, dan
~luhammad
Flasul-Nya,
11
1\syhadu
an la ilaha illallah, wa anna Muhammadar Rasulallah''
(~..r_) >'.!l}.'.} c\D\<.J.:C-\.J I )!6\~I) . 1
Dengan demikian agama Islam yang dibawa olah Nabi Muhammad SAW, adalah agama monoteis yakni agama yang mengajarkan kepadd
pengikutnya bahwa tiada Tuhan yang di
sembah, kacuali Tuhan yang Maha Esa, campat semua makhluk bergantung kepada_Nya. Tidak beranak den tidak beribu bapak, dan tidak satupun makhluk yang dapat menyamai-Nya, sobagaiman a firman-Nya
J
_o/.,
~)_:)
4
~ \,.,._;LI
L>'° I
U'
, . s» \
''Katakanlah (Hai Muhammad) Allah itu Esa. Allah tempat meminta. Tiada IA beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorang juapun yang menyerupai-Nya'' 1
Mahmud Syal tut, Islam l\ciidah 1119 Syar.i 'ah, ( terj), Jakarta, Bulan Bintang-;-T975, hal. 30
2
Dan msnurut Islam pule, tatanan alam semesta ini dj.atur oleh Zat t1anya satu, sehingga bila ada dua atau tiga yang mengatur bisa dipastikan akan tidak terjadi seperti yang kite saksikan sekarang inl, matahari setiap hari terbit dari ufuk IimuE dan terbenam di aral1 barat,
terjadinya pergantian slang dan malam, dar1 seterus-
nya. Allah tegaskan dalam surat al-1\nbiya ayat )2 :
. l~
c\)j-SL\ s ·~__JI,~ 0\b :iJ
0--.~ b
U~\ c2) ~I~
''Sskiranya di dalam langit dan bumi terdapat beberapa Tuhan selain Allah, tentulah akan binasa langit dan bumi itu. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik singgasana alam II
smesta, daripada hal-hal yang mereka sifatkan. Ajaran Islam yang monoteis inilah salah satu penysbab, 2 mempercepat proses berkembang ke seluruh penjuru dunia,
yang banya dalam tempo seabed saja,
Islam te-
lah tersebar hampir separoh dunia, dan tak sampai dua abad sejak kelahirannya,
Islam telah samµai antara pergu-
nungan Pyrenia dan Himalaya, antara paddng pasir di tengah Asia ke padang pasir di benua Afrika,
3
dan sampai
pula ke Indonesia. Islam masuk ke Indonesia, menurut sebagian ahli
20 L, Stoddard, Dunia Baru Islam (terj.) Jajarta, 1965 hal. 11 30
Ibid, hal. 12
3 sejarah pada abad kedua Hijrah atau abad ketujuh Masehi, menurut fersi lain Islam masuk abad ke-13 Masehi. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para muballigh Islam yang kebanyakan terdiri atas nahkoda kapal, saudagar Arab dan Gujarat. Dari pulau Sumatra,
Islam terus berkembang ke se-
luruh pulau-pulau lainnya, ke pulau lawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara,
Ambon dan sebagainya.
Sebelum Islam datang ke Indonesia, sebenarnya faham animisme dan berkembang,
dina~isme
serta ajaran Hindu-Budha telah
tetapi setelah Islam hadir dengan ajaran mo-
noteismenya, berangsur-angsur ditinggalkan pemeluknya ; dan kepercayaan lama pun semakin hari semakin memudar dan akhirnya digantikan oleh peranan Islam. 4 Perkembangan Islam di Indonesia, demikian pesatnya dan sekarang (1994) hampir mencapai GO% dari jumlah penduduk 186 juta jiwa, Dalam pnngan1ulan aja1an lsla1n di bidang ibadah (salat, puasa,
zakat dan haji) pad~ umumnya menyikuti maz-
hab Syafi'i. Sedangkan dalam bidang teologi, akidah atau tauhid mengikuti aliran Asy 1ariyah yang diidentikkan dengan faham Ahlus-Sunnah Wal Jama'ah
4
·s~ Ibrahim Buchori, Sejarah Masuknya Islam di Indo-
ne_,sia,
(Jakarta : Publicita, 1971},hal. 29
Sebenarnya, kata Harua
Nasution, terdapat lebih
dari satu aliran teologi. Ada aliran yang bersifat liberal, ada yang bersifat tradisional, dan ada pula yang mempunyai sifat antara liberal dan tradisional,
5
Sementara faham agama yang bersifat tradisional yang istileh
Ha~ku
disebut sebagai Kaum Tua, bisa diwaki-
li oleh Nahdhatul Ulama. Sedangkan golongan modarnis menurut istilah Geertz terdiri dari Muhammadiyah, al Irsyad dan Persatuan lslam.
A. Hassan adalah seorang tokoh utama dalam Persis behkan Persis identik dengan A. Hassan, A. Hasaan ya Persis, Persis ya A. Hassan. Ia dikenal di Indonesia sebagai pemikir Islam radikal. Meskipun ia dilahirkan di Singapura namun namanya lebih harum di Indonesia; di Indonesia
ia
disebut sebagai Hassan Bandung, walaupu11 sudah berpuluhpuluh tahun ia tinygal di Bangil, Surabaya, A. Hassan dilahirkan di Singapura pada tahun 1887 dari hasil perkawinan Ahmad dan Muznah. Pada tahun 1921, ia datang ke Surabaya dan berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan politik seperti Cokroaminoto, Sangaji, H.Agus Salim dan Wondosmisono,
Kemudian pada tahun 1924, ia
pindah ke Bandung ; di kota inilah dia berkenalan dengan pendiri Persis yang baru berdiri satu tahun, yaitu Haji
gabungkan diri dalam jam'iyyah ini. A. Hassan banyak menulis karya-karya ilmiah, tidak kurang dari 70 buah dalam bentuk buku, brosur dan karangan tersebar lainnya. Di antara karangan-karangan yang
diter~
bitkan adalah Tafsir Al-Uur'an, Soal Jawab masalah agama, Tauhid, Islam dan Kebangsaan dan lain-lain. Di antara pikiran-pikiran A. Hassan dalam bidang agama, seperti Sumber Hukum Islam yang menurutnya
hanya
terdiri dari al-Wur'an dan Hadits saja. Ijma' dan qiyas menurutnya ti.dak pokok. Ijtit1ad dan i ttiba' cJiDenarkan dalam Islam, tetapi taqlid tidak dibenarkan sama sekali.. Menambah atau mengurangi dalam urusan ibadah, termasuk bid'ah ; dan bid'ah hukumnya haram. Contoh bid 1 ah : membaca ''Ushalli'', ketika memulai shalat; bacaan ''Wabihamdih'' dalam tasbih ruku' dan sujud; bacaan "Sayyidina" dalam salawat tasyahud; dan doa "Qunut", kecuali qunut nazilah dan juga 11 qadha-usShalah'' yakni menggantikan shalat yang sudah lewat waktunya, Demikian pula termasuk bid'ah upacara-upacara keagamaan seperti ''Talqin mayat'' yang baru ditanam dalam kubur ;
jamuan makan dan tahlil di rumah keluarga yang kema-
tian ; membaca mauLi.d (barzanji) sarnbil berdiri ; pesta bulan ketujuh bagi wanita yang hamil Semua ini monurut A. Hassan tidak berdasarkan ke-
(6 terangan agama, dan oleh karena itu haram dikerjakan. Demikian, beberapa pikiran-pikiran /\. Hassan Lialam bidang agama, khususnya masalah fiql1.
Lalu adakah pe-
mikirannya dalam bidang teologi ? B. Perumusan Masalah Dari latar belakang pemikiran di atas bisa kita ketahui bahwa, Aliran Teologi Islam tidak hanya satu seperti yang diajarkan di Indonesia pada umumnya, tetapi ada beberapa aliran. Ada aliran yang bersifat liberal, ada aliran yang bersifat tradisional dan ada aliran
yang
mernpunyai sifat antara liberal dan tradisional. A. Hassan rnasuk dalam aliran yang mafl:3? Mu 1 tazilahkah dia ? Asy 1 arikah dia atau diantara Mu'tazilah dan Asy'ariyah • Inilah rumusan masalah,
yang ingin penulis cari jawabannya mela-
lui penelitian individual. C, Tujuan Penelitian Ada beberapa sasaran yang ingin di capai dalam peneli tian ini : Pertama :
Ikut melaksanakan program penelitian individual di Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam
f~e
geri (IAIN) Jakarta, tempat penulis mengabdikan diri. Penelitian semacam ini sangat penting bagi seorang dosen, dan merupakan tuntutan yang tidak bisa dipisailkan dari Tri Uarma Perguruan Tinggi.
7 Disamping memiliki bobot cumulatif yang tinggi, Oleh karena itu penulis menerima tugas ini dengan senang hati. l<edua
Ikut mempublikasikan tentang pemikiran teologi A. Hassan, yang selama ini masyarakat Indonesi,, 1nengenalnya sebagai seorang ulama yang kontroversial, khususnya dalam bidang fiqh,
l<etJ.ga
Ikut serta mernberikan sumbangan pemikiran bagi organisasi Persatuan Islam dan guna memperkaya khazanah porpustakaan IAIN yang secara spesific membahas A. Hassan dari segi teologisnya.
D. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan Penelitian individual, menggunakan metode library riset, yakni penelitian kepustakaan sepenuhnya, melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : l. Penulis mengumpulkan data-data dari berbagai buku, atau tulisan-tulisan lain. 2. Setelah data-data itu terkumpul, make penulis analisa dengan cara membandingkan, mencari persamaan dan perbedaannya, dan akhirnya penulis tarik kesimpulannya. Oengan perkataan lain setelah data-data terkumpul penulis olah. 3, Sesudah data-data terkumpul dan penulis olah, maka penulis sajikan, dalam bentuk laporan seperti ini, yang
sedang anda baca, Sedangkan teknik penulisannya penulis mengikuti bulcu Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Uisertasi,
IAIN
Jakarta, 1989. E. Sistematika Penulisan Setelah bab I berupa pendahuluan yang isinya menjalaskan later belakang
pemiki~an,
perumusan masalah, tu-
juan penelitian, Metode penelitian dan teknik penulisan serta ditutup dengan sitematika penulisan, Kemudian pada bab II dibahas tantang pengetian teologi dan sejarah
mun~
culnya aliran-aliran taologi Islam. Pada bab III, penulis kemukakan tentang riwayat hidup A. Hassan secara lengkap, dari
~sal-~sul,
pendidi-
kan, perjuangan, kehidupannya dan karya-karya ilmiahnya. Dan pemikiran teologi A. Hassan ditambah dengan pendapatpendapatnya yang sudah baku dalam bidang agama, Kemudian bab IV, merupakan bab terakhir dari tulisan ini ilmiah ini, penulis menjawab pertanyaan yang di majukan dalam bab pendahuluan pada sub, b (perumusan masalah), dan terakhir sekali disajikan pula beberapa saran yang ditujuakan kepada organisasi Persatuan Islam sendiri atau kepada
masyarakat Indonesia pada
umumnya~
BAB II SEKITAR TEULUGI UALAM ISLAM
A. Pengertian Teologi Kata teologi merupakan suatu istilah yang berasal dan biasa drpergunakan oleh para penulis barat (Kristen). Oleh karena itu, untuk mengetahui pengertiun teologi Islam perlu kiranya kita meninjau pengertian teologi baik dari segi etimologi maupun dari segi terminologi. Secara etimologi ''teologi'' tersusun dari dua kata ''theos 11 dan ''logos''· Theos berartl Tuhan dan logos artinYa ilmu, pengetahuan, faham, atau pembicaraan (science, study, discurse). Jadi teologi mengandung arti ilmu tentang Tuhan atau Ilmu Ketuhanan. Sedangkan pengertiannya secara terminologi manerangkan arti Allah berdasarkan apa yang diwahyukan tentang-Nya melalui Nabi-nabi besar, yang tersimpan dalam kitab suci tertentu. 1 Sebagaimana diungkapkan dalam Encyclopedia Americana, theologi can be defined as follows the study or sciece which trath of God, His Nature and attributes, and his relations with man and universe. 2
1
DR. Theo Huijebers, Manusia Mencari Allah Suatu Filsafat Ketuhanan, Jogjakarta, Kanisius, 1985, hal. 11 2 f_ncyclopedia Americana, New York, Crolier Incoeparated 1966, vol. ke-16, hal. 516
'\ /\
10
(''Theologi dapat didefinisikan, sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang Tuhan, alam-Nya, sifat-sifatNya dan hubungannya dengan manusia, dan meliputi seluruh manusia.'') Dalam Kamus Baru Bahasa Indonesia dikatakan, teologi adalah pengetahuan ketuhanan membahas tentang sifat-sifat Allah, dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan Agama, terutama berdasar pada kitab suci, 3 Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat diketahui bahwa aspek yang dibahas dalam teologi adalah malah kepercayaan, bukan masalah ibadat, atau tatacara ibadat kepada Tuhan, tidak pula membicarakan persoalan moral, dan hubungan sesame manusia, Seperti diungkapkan dalam Encyclopedia Americana,
11
Theologi is conce.ned with the be-
lief them selves rather than the practices which are assuelated with them ••• Theologi concerns it self with the beliefs and assumptions. 4 Dalam penggunaannya dewasa ini banyak dikenal dengan sebutan antara lain : Teologi Kristen, teologi Katolik, teologi Islam, teologi Yehudi, dan lain-lain. Semuanya itu dapat dikategorikan yang berdasarkan wahyu. Selain itu ada pula teologi yang didasarkan penelitian filsafat 5 semata, umpamanya teologi rasional. 3 Kamus Beser Bahasa Indonesia, Depdikbud, 1990, hal, 932 4 Ibid, hal. 517 5 A. Hanafi, MA, Pengantar Teologi Islam, Jakarta, Pustaka Al Husna, 1980, hal, 12
11
Dari uraian di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan wahyu ataupun penyelidikan akal pikiran. Mengingat beragamnya teologi seperti yang dijelaskan di atas, maka ungkapan pemikiran teologis dalam tulisan ini akan dikhususkan pada teologi Islam yang sering di sebut juga dengan nama ilmu kalam, atau ilmu tauhid, atau ilmu ushuluddin, diantaranya yaitu l. Menurut Muhammad Abduh dalam kitabnya Risalah Tauhid, ia berkata : Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang ''Wujud Allah", tentang sifat-sifat yang wajib tetap-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari
pad~-Nya;
juga membahas tentang Rasul-rasul Allah,
meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada diri mereka dan a pa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka,
6 ta,
6
M. Abduh, liisalah Tauhid, ter. l
12
Ilmu Kalam adalah : ilmu yang mempergunakan bukti-bukti logis dalam mempertahar1kan aqidah keimanan dan menolak pembaharu yang menyimpang dari dogma yang dianut kaum muslim pertama dan ortodoksi muslim, ahlussunnah.
7
3. Sementara Prof. Hasbi Ash-Shiddiqi berpendapat ilmu Tauhid, ialah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan aqidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan, bail< dalil-dalil aqli, ataupun dalil wijdani (perasaan halus).
8
Melihat definisi-definisi di atas, ada dua hal yang menjadi essensi t3ologi Islam tersebut, yaitu pertama bahwa teologi Islam merupakan usaha pemahaman yang dilakukan para teolog muslim tentang akidah yang terkandung didalam dalil naqli. Kedua tujuan usaha pemahaman yakni menjelaskan dan menetapkan akidah Islam serta menolak akidah yang bertentangan dengan akidah Islam. Dengan mengemukakan pengertian teologi Islam, ilmu kalam, atau ilmu tauhid, dapat ditarik kesimpulan bahwa teologi Islam mebahas tentang : l. Kepercayaan tentang Tuhan dalam soal-soal Wujud-Nya, sifat-sifat-Nya dan ke-Esaan-Nya, 2. Hubungannya dengan alam semesta, termasuk di dalamnya
7
Ibnu Khaldun, Mugaddimah, terj. Ahmad Thaha, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1979, cet. I, hal. 589 8 Prof.T.M. Hasbi Ash-Shiddiqi, Sejarah dan µengantar Ilmu Tauhid/Kalam, Jakarta, Bulan Bint~ng,1986,cet.IV,h. l
lJ tentang keadilan Tuhan, qadha dan qadar, pengutusan Rasul-rasul, masalah wahyu dan berita alam ghaib yang di bawanya. Mengenai sejarah lahirnya teologi Islam dalam Islam atau ilmu kalam, atau ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin adalah pada masa Khalifah al Makmun (19B-21BH=813-833M) di mana ilmu ini mengalami perkembangan yang pesat dengan munculnya beberapa aliran dengan pendapatnya masing-masing, sehingga ilmu kalam menjadi ilmu yang berdiri sendiri da11 di susun secara sistematis serta kajiannya bersifat ilmiah. Jadi di masa Rasulullah sampai pada zamen Khulafau r Rasyidin istilah yang dipergunakan adalah taL1hid yang berarti mengakui ko-Esaan Allah SWT dengan ikhlas dan mur-
B. Sejarah Lahirnya Aliran-aliran Teologi Islam Sejarah mencatat, bal1wa munculnya persoalan teologi di dunia Islam, bukan disebabkan oleh perbedaan pemahaman umat Islam terhadcip nash al Uur'an dan fladits,
melain-
kan persoalan politik. Dalam sejarah tercatat pula ketika pertentangan antara Ali bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin keempat) dengan Mu'awiyah bin Abi 5ufyan (Gubernur Uamaskus) memuncak, maka timbul perang diantara mereka, terkenal dengan perang Siffin pada tahun 37 H = b84 M. Peperangan itu akhirnya
menyeret mereka ke meja perundingan. Mereka mengirim diplomatnya masing-masing. Amr Ibn al 'As mewakili pihak Mu'awiyah dan Abu Musa al Asy'ari mewakili pihak Ali bin Abi Thalib.
9
Ketika prosedur kompromi dilakukan dari pihak Ali mengalami titik kelemahan yang segera dimanfaatkan oleh pihak Mu'awiyah, dengan akibat secara de jure Ali kehilangan legitimasi poltiknya dan legitimasi itu pindah ketangan Mu'awiyah.
10
Dengan demikian kedudukan Mu'awiyah
telah naik menjadi khalifah yang tidak resmi, Abitrase antara Ali dan Mu'awiyah tersebut mendapat pertentangan keras dari pihak Ali yang bergaris ekstrim, Golongan mereka inilah yang dalam sejarah Islam terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri dari Ali atau secerders. Berangkat dari kemelut politik tersebut, keadaan umat Islam sudah terpecah meJJjadi tiga golongan yang saling bermusuhan. Kelompok per1dukung Mu'awiyah, pendukung setia Ali
dan kaum Khawarij. Kelompok yang tersebut ter-
akhir inilah, yang kemudian membawa persoalan-persoalan teologi dalam Islam,
9
~arun Nasut~on, Teologi Islam, Aliran-aliran Sejarah .!)nal.1sa Perbandingan, :rai<arta 9 UI-Pre,,s l98G ' cet • v ' hal • " 10 ::> p Nurcholis Madjid, Khazanah Intelektual Islam, Jakarta Bulan Bintang, hal, 11
,J
15
Kaum Khawarij bersemboyan : ''luhan adalah satusatunya hakim dan pemutus'', maka kaum Knawarij mempunyai sikap mengkufurkan pasukan Ali, karena menerima tahkim tersebut,
kemudian mungkufurkan pada phak Mu'awiyah karena
mendurhakai kepada Ali sebagai khalifah yang sah, Semua yang dikufurkan
oleh kaum Khawarij adalall dengan alasan
telah melakukan dosa besar, karena faha1n mereka, siapa yang melakukan dosa besar adalah kafir. Menurut Prof. DR. llarun Nasution, penentuan seseorang kafir atau tidak kafir, bukan lagi persoalan politik,
tetapi soal teologi. Kafir ialah orang yang tidak
percaya dan lawannya ialah mukmin, orang yang percaya. Maka kehadiran Khawarij dengan fahamnya seperti di atas, menyebabkan banyak ulama terpanggil untuk memikirkan masalah iman-kufur, atau setidaknya merumuskan jawaban tentang siapa yang disebut kafir. Dengan demikian persoalan iman dan kufur menjadi persoalan teologis pertama yang uiperbincana-
kan para ulama Islamo Dari persoalan ini ternyata melahirkan tiga kelompok aliran teologi : Pertama, kelompok Khawarij yang menyatakan bahwa orang Islam
~ang
melakukan dosa besar adalah
kafir dalam arti keluar dari Islam dan ia wajib di bunuh. Mereka berpedoman pada ayat al Qur'an :
16
"Barang siapa yang tidak memutuskan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir''
CJ_'.'.)~JIJ cLl5 G 4ULJy\'4,~jiY', Dari ayat tersebut mereka mengambil semboyan ''laa hukma illaa lillaah" (
~ Y,,I~ 'i).
Yang kedua kelorn-
pok Murjiah yang menegaskan bahwa orang Islam yang berbuat dosa besar masih tetap mukmin, sebab dia masih meyakini tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya,
i::ii_)\c)_y'"_) ~ c(u1 ~14.JI'){,
Kelampok ini muncul ka-
rena keinginannya menghentikan pertentangan-pertentangan umat Islam saat itu. Generasi baru ini kemudian mengembangkan konsep jamaah, yaitu konsep kesatuan ideal seluruh kaum muslimin tanpa membedakan aliran politik merek a, 11
Mereka netral tak turut kafir mengkafirkan dam lebih menunda persoalan itu di depan Tuhan, Sikap rnereka ini lah yang kemudian secara
te~nis
disebut Murjiah.
Persoalan itu kemudian menarik perhatian orangorang di majlis ta'lim Hasan Basri. Ketika persoalan itu ditanyakan, sebelum Hasan menjawab, tiba-tiba muridnya yang cerdas, Wasil bin Atha' menginterupsi gurunya dan menyatakan bahwa ''mukmin pendosa besar, tidak mukmin dan tidal< kafir, melaink.an menempati antara keduanya," Wasil kemudian meninggalkan gurunya, lalu membentuk aliran baru yang di11
Ibid, hal, 15
17 namakan orang Mu'tazilah. Dan inilah aliran teologi yang
Dari uraian di atas nampak jelas aliran teologi kodua dan ketiga, lahir sebagai reaksi terhadcip paham Khaworij. Kemunculannya sekitar pertengahan bagian kedua abad pprfirn1a hijrah, untuk go.Longan IVlurjiah, secJ"ngkan Mu' tazilah pada awal abac kedua hijrah. Persoalan dosan besar dan siapa yang kafir serta siapa yang mukmin, dalam proses yang amaL panjang, segera melebar ke persoalan lainnya, misalnya perbuatan manusia, apakah dalarn pdrbuatan itu manusia sendiri yang menciptakan atau Tuhan ? Persoalan inl, pada masa Nabi sekalipun ada perbedaan pendapat, tetapi tiuak menjelma dalam formulasi yang jelas dan tegas. Ba1u pada tahun tujuh pulul1an hijrah dimasa Daulah Bani Umayah, muncullah Ma'bad al Jauhari yang berbicara centang hurriyah al iradah (ken:erddkaan kehendak) dan kudrah (kekuasaan atau kernampuan) yang dimiliki rnanusia sebagai anugrah dari Tuhan, untuk melakukan perbuatannya, bagi Ma'baJ perbuatan rnanusia bukan ciptaan atau perbuatan Tuhan.
12 Ali 01ustafa i1l Gl1urabi, rarikh Al firag al__ Islamixah wa Nasy'ah Ilm al _Kalam 'Indal muslimin, Cairo, 1958, h.14
Menurut sebagian ahli tarikh, sumber awal faham qadariyah yang diketengahkan Ma'bad itu adalah dari seorang Kristen, Abu Yunus Sansawaih, yang pernah masul< Islam kemudian kembali menjadi Kristen. Dari dialah Ma'bad dan Ghilan al Dimasyiq mengambil paham tersebut. Ma'bad sendiri sebenarnya menurut KH. Sirajuddin Abbas dalam bukunya I'.tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah adalah seora11g tabi'in, 13
yaitu
generasi yang kedua sesudah nabi !Yluilammad 51\W, l<arena paharn-· nya yang dernikian, rnenurut sebagian ulama Ma'bad rnati dibunuh pada tahun HU H, oleh al Hajjaj di 8asrah, sepeninggal f•1a 'bad pahamnya ini dilanjutkan oleh Ghilan al Dirnasyiq dan akhirnya ia pun mati di hukum bunuh oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik (724-743M), Plenurut Ghilan, manusia berkuasa mutlak atas perbuatan-perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukan oerbuatan-perbuatan baik atau buruk, artinya manusia bebas dalam bertingkah laku. Dan inilah p1ham Qadariyah, 5ementara itu muncul pula µaharn yang lain dari pahan1 qadariyah, yakni paham Jabariyah yang oibawa oleh Jaham bin Safwan yang berasal dari Khurasan pada awal abad kedua hijrah, Menurut paha111 ini, Tuhan telak menakdirkan perbuatan rnar1usia sejak azal. µada hakekatnya manusia tidak memi13
1
19
liki kehendak dan kudrah. Manusia dipaksa (wajbur) oleh Tuhan.
14
Sementara perbuatan diciptakan oleh Tuhan dalam diri manusia, tak ubahnya dcngan gerak yang diciptal
14
15
"Mustafa al. Ghurabi, op-cit, hal 21 Harun Na sution, op-cit, ha.l 34
20
kekatnya dipaksa, pada arLi l
Ualam persoalan iman, sifat-sifat luhan dan ke1nakhlukan al Uur'an dalam paham qadariyah ternyata Ghilan al D;crnasyiq dolalll masdlal1 di atas sepa/1aman dengan Ja'ad dan :raham yang berpaha111 Jabariyah, Wasil bin Atha'
(81-131 ii) pendiri Mu'tazilah yang
hidup sezaman dengan Ghilan, Ja'ad dan Jaham juga berbicara tentang takdir da11 sifat--s.Lfat Tuhan. l.I!asil yang berpaham qadariyah dalam memandang sifat-sifat Tuhan adulah sebagai hakekat Tuhan, sedang mer1ge11ai iman, msnurutnya amal saleh merupakan bagian dari iman, dan orang Islam yang berbuat dosa besar tidak bisa dikatakan mulcmin atau kafir, te'l..apl. f asl
Timbulnya aliran yang bermacam-111acam jelas akan membawa dampak yang serius dalam dinamika perkembangan masyarakat, seperti timbulnya konflik-konflik sosial, kehidupan masyarakat menjadi individualis, sebab tingkat kon-
16 KH. SiraJuddin Abbas, op-cit, hal,248 17
Harun Nasution, op-cit, hal. 43-44
21
flik tersebut, Kemudian bagi masyarakat awam menemui kebingungan dalam menentukan sikap mereka, Golongan manakah yang pantas mereka ikut ~ Khawarij, ~lurjiah, Mu'tazi-
lah,
l~adariyah
atau Jabari.ya/1 ?
Belum lagi kekacauan masyarakat teratasi tiba-tiba Mu'tazilah yang didukung oleh penguasa melancarkan gerakan Mihnah,
yaitu menyeliaiki kenyataan keyakinan pendapat
para ulama tentang al Qur'an,
18
yang menurut Mu'tazilah
al Qur'an adalah makhluk. Banyak para ulama yang ditanya tentang hal tersebut, tetapi mereka denga11 tegas menolak pendirian tersebut, Para ulama itu antara lain Ahmad bin Hambal, beliau tetap menyatakan bahwa, al Qur ' an adalah kalamullah bukan makhluk-Nya, karena sikapnya ini beliau dipenjara dan disiksa, Barangkali, merupakan pendorong Asy'ari untuk keluar dati Mu'tazilah. Kemudian ia menciptakan rumusan akidah yang jelas, sederhana yang bisa diterima oleh semua kalangan, Karena usaha beliau itu ketega11gan-ketegangan yang terjadi dan membingungkan umat Islam berhasil dipadamkan. Uan akhirnya ia mendirikan yang lengkap, versi ahlussunnah wal jama'ah.
18
Harun Nasution, op-cit, hal 62
22
Nama lengkao bcliau adalah Abu al Hasan Ali bin Ismail bin Basyar Ishak bin Sahim bin Abi Musa bin Bilal Bin Abi Burdh Amir bin Abi Musa al Asy'ari, dilahirkan di dasrah tahun 260 H. 19 Ayahnya adalah Abu Basyar Ismail bin Ishak, seorang penganut Sunni atau ahlul hadits. Asy'ari adalh teolog dan penemu paham teologi ortodok yang kemudian dikaitkan dengan namanya sendri oleh paru puinbclnnya.,
Ia
ter1na~:>uk
keturunan /\tJ.i.
11iU!..-ia
ol 1-\sy 'ari
pada urutan yan kcseimbilan., 20 Pada mas a mudanya l\sy 'ari, saflgat giat belajar dan menekuni berbagai cabang pengetahuan agama di kota Basrah, kemudian meneruskan ''pengelanaan'' ilmiahnya kekota Bagdad. Beliau menjadi psngikut Mu'tazilah hampir soma waktunya dengan saat ibunya yang janda itu dinikahi al Juba'i. 21 Asy'ari tormasuk rnurid al Juba'! yang cerdas. Boliau pernah ditugaskan rnenjadi pemuka Mu'tazilah di Basrah. Asy 1 ad. disamµing ailJ.i ilmu kalam, juya terkemuka dalam bldang hadits, tapi tidak termasuk ulama iladits, Oalam bidang fiqh, bcliau bcrusaha
mendekati ulama
ulama fiqh, seilinyga acia yang mengatakan beliau bermazhab Maliki, dan yang lain mengatakan bermazhab Hambali. Perki-
19 Jalal Musa, Nasy'atu al Asy'aril'._ah wa Tathawuruha, Beirut, 1975, hal. 165 20 HAR.GIB (et.all) 11 1'.\sy'ari", dalam Encyclopedia of Islam Nern Edition, I, 1960, hal. 694, 21 Abu Hasan Ali al Hasan al l•adawi, Rijalul Fikri wa al Da'wah fi al_...1iJami, l
23 raan yang lain menyebutkan, bahwa Ast'ari ingin melepaslean dan menjauhi aliran-aliran fiqh.
op-cit, hal,
~B
22
24 Bl\B III
POSISI PEMIKIRAN TEOLOGI A. HASSAN DI ANTARA BEBERAPA ALIRAN TEOLOGI ISLAM A. Riwayat Hidup A. Hassan lo Asal Usulnya Ahmad
~lassan
atau lebih dikenal Hassan Bandung di-
lahirkan di Singapura pada tahun 1887, Ia berasal dari keluarga campuran Indonesia dan India. Ibunya, Hajjah Muznah seorang turunan Madras kelahiran Surabaya, berasal dari keluarga sederhana tetapi sangat taat beragama. Sedangkan ayahnya Ahmad bernama SINNA VAPPU MARICAR adalah seorang pengarang dan wartawan serta penerbit ; ia menerbitkan surat kabar dan buku-buku dalam bahasa Tamil, Selain itu juga menurut Oeliar Noer, ia adalah seorang ahli dalam Islam
dan
kesusastraan Tamil. Ia pernah menjadi redaktur dari Nur al Islam, sebuah majalah agama dan sastra Tamil, menulis beberapa kitab dalam bahasa Tamil dan juge beberapa terjernahan dari bahasa Arab.
1
H. Tamar Djaja menulis tentang asal-usul A. Hassan sebagai berikut : Pada kira-kira 500-600 tahun yang lalu ada segolongan penduduk Mesir yang berpengaruh, karena merasa tidak se-
1
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-
1942, Pen. LP3ES, 1982, hal. 97
25 nang di bawah regiem rajanya, hijrah rneninggalkan turnpah darahnya rnenuju India. Mereka rneninggalkan Mesir dengan kapal layar dari kayu, yang setibanya di India rnereka disebut kan
11
111/.\RICAR" berarti lc>pal layar. Mereka berdi.arn di suatu
tempat yang dinamairiya dengan "l
~
Kata (Bandar). Kehidupan mereka berda-
ganclP dan melihat rupa serta bentuk11ya mungkin mereka berclsal dari Parsi. Di antara nenek moyangnya selain pedagang, juga terdapat ulama pujangga (pengarang). Dari sinilah
A.
Hassan mernpunyai keturunan. 2 Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya dan kemudian menetap di Singapura - tempat A. Hassan clilahirkan dan dibesarkan, Dan di Singapura pula kedua orang tuanya wafat, 2. Pendidikan A. Hassan
A. Hassan mene1npuh pendidikan formalnya di Singapura pada sekolah Melayu hanya sampai kelas empat. Di sana ia belajar bahasa Arab, Inggris, Tamil dan Melayu. Sedangkan oalam .pendidikan nonforma.l
ia banyak mcnimba ilmu agama dari ber-
bagai guru sepcrti Haji Ahmad (Kampung Tiung), H. Muhammad Thaib (Kampung Rocoh), Said al Munawi Mausili, Haji Hassan dan Syaikh Ibrahim. 3
2
H, Tamar Djaja, "Tokoh Kita A. Hassan", Daulah Islamiyah : Suara Angkatan Hevolusioner Islam,No, B tahun i,
Agustus 1957 halo 6-14. 3 Ibid, hal, 9
26
Kepada mereka A. Hassan belajar berbagai disiplin ilmu agama, terutama tentang Hadits, Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh, Kalam dan Ilmu Mantik,
Ilmu
4
3, Kehidupan dan Perjuangannya Di masa kanak-kanak A. Hassan senang sekali memperhatikan pertukangan dan membantu ayahnya di percetakan. Hal inilah rupanya yang menyebabkan ia mendalami masalah pertenunan,
bahkan sampai mendepat ijazah di Bandung dan hidup
berkecimpung di bidany percetakan dan karang mengarang. Setelah menginjak umur remaja ia menjadi pelayan toko,
kemudian dagang permata, minyak wangi, es, vulkanisir
ban mobil,
menjadi clerk di Jeddah Pilgrims Uffice,dan menja-
di kolumnis surat-surat kabar terbitan Singapura dan Indonesia6 Di .samping usaha-usaha tersebut, ia juga menjadi guru sejak tahun lYlU Street,
di madrasah orang-orang lndia di Arab
juga di Uagdad Street dan Geylang sampai tahun 191],
Kemudian ia menjadi guru pule di madrasah Assegaf.
l~adrasal1
ini bertingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah,di Surabaya. Kemudian sekitar tahun 1913 ia telah aktif membantu ''Utusan Melayu'' sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh Singepura Press, yar<J,
4 !!.@_,
Hpimpin oleh Inche Hamid dan Sa 1 dullah Khan,
A. Hassan,
Saal
Jawa~:
Tentang Berbagai Masalah Aga-
jilid III, Pen, CV. Diponegoro, Bandung, 1983, hal.1266
27
Ia banyak menulis artikel tentang agana yang bersifat nasihat-nasihat, dan amar ma'ruf nahi munkar dalam bentuk syair. Artikel
n.
Hassan yang pertama kali ialah mengecam
Qadli yang msmeriksa perkara dengan mengumpulkan t'"mpat duduk pria dan wanita. Ia juga dalam salah satu pidatonya mengecam kemunduran umat Islam, mengapa tidak maju. Pidato ini dianggap politik, sehinuga ia tidak diperkenankan lagi berpidato. 5
Tetapi dua tahun kemudian ia kembali mer1erbit-
kan surat kabar ini, dengan bentuk dan tulisan yang sama. Pada tahun 1Y21 A. Hassan pindah dari Si11gapura kedengan maksud mengambil alih pimpinan sebuah toko
~urabaya
tekstil yang menjadi milik pamannya, Haji Abdul Latief. Ketika akan barangkat, Abdul Latief berpesen kepada nya arjar di '.iurabaya nanti ja11uan bergaul deffgan seorang yang bernama Faqil1 llesyim yang dianggap sesat karena menganut faham Wahabi. Ji Surabaya ketika itu sedang hangat-l1angatnya pertikaian ar1tara Kau1n Tua dan Kaum Muda.
G
Golongan
terakhir itu dipelopori oleh Faqit1 Hasyim, seorang perJagang yang menaruh perhatian dalam soal-soal agama, dan menyebarkan faham-fanamnya melalui diskusi dan tabligh, Golonga11 ini mendapat penyaruh dari karangan-karangan Abdullah Ahmad,Abdul
S Ibid, hal 1267 6 ---
Kaum Tua menurut Hamka, adalah umat Islam yang dalam melaksanakan ibadahilye dian9gap masih b''rcampur JemJan bid' ah dan khurafat. Hamka, Penqaruh fYlul1ammacl f.ibciuh di Indonesia , Jakarta,Tintamas, l~Gl, hal. 16
'\''
28' ' I
.' .
I
-o~---
l<m::im f\mruµal1, Zµinudin inilah seten arnya
L,1L1ay
Llan l\t1mad :iurkflt.i.
.
!
'
.,,.,_..,_'""< __ ;'
Pe nga ruh me re-
yang hendak dicegah oleh Abdul Latief da-
ri diri A. Hassan. Tetapi nasib telah memberikan arah lain bagi kehidupan A. Hassan. Pada suatu waktu A. Hassan mengunjungi Kyai Haji Abdul Wahab seorang tokoh Nahdhatul Ulama, Hassan mendengar lebih banyak tenta11g pertikaian antara Kaum Tua dan Kaum Muda; seperti tentang bacaan usholli yang dipraktekkan Kaum Tua tetapi ditolak oleh Kaum Muda, Setelah itu Hassan menyelidiki sendiri masalah ini dengan umat. Pada pendiriannya, agama - lebih khusus lagi masalah ibadah,-harus bersumber dari al Qur'an dan as Sunnah, Ternyata menurut penyelidikan A. Hassan
bahwa
~alaffush
ni_y~
sebelum shalat itu tidak
bersumber baik dalam al Qur'an maupun dari as Sunnah, melainkan semata-mata penambahan oleh para ulama, maka Hassan berkesimpulan bahwa dalam hal ini yang benar adalah Kaum f~uda,
Pada tahun 1924 A. Hassan mengunjungi Bandung untuk mempelajari cara-cara menenun di lembaga tekstil pemerintah. Di. Bandung ia tinggal pada Haji Muhammad Yunus, salah searang pendiri Persatuan Islam (Persis), Persis didirikan oleh H. Zamzam id an Haji flluhammad Yunus pada tahun 1923. A. Hassan menggabungkan diri ke dalam jam 1 iyal1 ini. Sejak itu pula mulaJ.lah A. Hassan memusat-
29 kan perhatiannya secara serius dalam persoalan agama. Persis betul betul mendapatkan tenaga yang luar biasa.
Begitu kuatnya pengaruh dan wibawanya aalam organisasi
yang baru
mun~Gl
ini, sehingga pada masa-masa berikutnya
boleh dikatakan pendirian Persis dengan A. Hassan menjadi identik. A. Hassan dengan Persisnya atau sebaliknya mulai terlibat dalam berbagai pertukaran plkiran, polemik, dan perdebatan terbuka mengenai berbagai persoalan agama yang pada waktu itu merupakan persoalan baru dan hangat, seperti : talg,!_!2,
tahlil,
tallaffazh niyyat,
bid 1 ah,
taqlid, khurafat
dan lain sebagainya. Pada tahun 1941 A. Hassan pindah ke Bangil Jawa Timur untuk memimpin Pesantren Persis di sane. Ui tenipat ini di samping ia melakukan kegiatan sohari-hari sebagai pendidik, juga mencurahkan perhatiannya kepada penelitian agama Islam langsung dari al Uur'an den al Sunnah ; selain itu juga ia melayani undangan untuk µortukaran µikiran dan perdebatan terbuka tentang pelbagai pors0alan agama. Pada hari Sonin, lU Nuµember 1858, I\. Hassan berµulang
kerahmatullah dalam usia 71 tahun
7 di Uanyil Suraba-
ya Jau1a Timur.
7 Nawawi Uusky, Mingguan Islam µopuler,
1958, hal. 13-lE
3U
4. Karya-karya ilmlah A. Hassan Howard M. Federspiel dalam disertasinya tentang Persatuan Islam yang uiajukannya di Institute of Islamic Studies
l~C Gill University, 1'1011tredl, Cdnada 8 mencatat 71 karya ilmiah A. Hassan yany terbdgi dalam dua bentuk, yaitu : bukubuku dan brosur-brosur sarta karanyan-karangan tersebar. derikut ini penulis lcutip secara utut1 :
a, Uuku-buku da11 Urosur-brusur l, Apa dia Islam 7 .diterbitlcan Ji Jakarta, olel1 PT Al-Ma1arif, tahun 1951 2. tlenarkah Muhammad itu Rasul 7 , diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris olelt I\,/\. libcJul Wahid dengan judul ls~ Hammad a True Propl1et ?_ diterbitkan di Liangil, oleh Persatuan Islam, tahun 1851 •
J. Al Boerhan, diterbitkan di Bandung, oleh Persatuan Islam, tahun 1933. 4, Al-Djawahir (permata~permata) ajat da11 hadits, diterbit-" kan di tlangil, oleh µersatuan Islam, tahun 1957. 5@ Edjaan, diterbitkan di 8anUung, oleh Persatoean Islarn,
tahun 1929. 6. /\l Furqan (Tafsir Wur'an) diterbitkan di Surabaya, oleh Salim l~abhan, tahun 1956, dan di Jakarta, oleh Tintamas tahun 1962.
7. Al Faraa-idl, diterbitkan di Bangil dan tlatavia, oleh Persatuan Islam, tahun 1949
B. Hai Tjoe tjoe-koe ! (Nasihat seorang tua jang telah hidoep lama, banjak melihat, banjak mendengar dan banjak mengalami hal-hal doenia kepada tjoetjoenya jang laki-laki dan Jang perempoean dan kepada kanak-kanak jang seoemoer demereka, diterbitkan di Surabaya, oleh Salim Nabhan, tahun 191{8
1~oward 111. Federspiel, Persatu'?..'J....l..sl~, Islamic reform in twentieth Century Indonesia, Itaca, Netu York, Carnal Univercity, 1970, hal, 222-224 8
Jl
9,
Islam dan l\
10. Kedaulatan,
tahun, ll,
diterliitkan di l1lalang,
lJanl)il,
oL..h foko "fimoer"
l!J4t3.
Kesopanan Tinqqi, cliterbitka11 di lJancJocenl), oleh i'ersatoean Islam, tahun l'.JJU, ditcerjernalikan ke dalam llahasa Sunda dengan judul Kitab Kesoµanan Islam, uiterbitkari di Uandoeng, oleh Persatol!an Islam tallun l!J.J-.
12 .. \\ptoehanan _JE~soer~_..!!1_nriuo1·oct _.~.AjJ?_t_.'!1., oleh Persatoean lc;lam, taliu11 l!J4U.
17. Pemerintalian_J_jara Islam, oleh Tako "TinHJpr", lUldi. lo.
terbitl
tahun -1932.
14. l
lti.
ol<Jh l'<Jr-
o1(!h
To1<0
11
Ti-~
uleli PersaLoea11 Islam
Llit"rbitka11 di l'ialanlJ clan UanlJil
Pengadjaran c1l1al.~, Jitcrbitkan cJl tJandung, an Islam, tahun 1935-1!337.
19, Perempoean Islam Lli Uewan Podium, olel1 Persatoean lc;lam, l9L1U.
oleh Persatoce-
diterbitkan ui uangil,
al-Llaja 1 , UiLt:!rtJitkun !li UanLJoecJrHJ, an Islam, tahun 1U2G.
20 ..
Qanioes
21.
l)amoes Ffampaian I\ sampai L tamat, uleh Indian Lcaqul', tahun l'.J51J.
22.
Hisalah Pencij_?wab Ui,lrntfrn T. '.iocd.aiman !_110.jiti ••• turliada_[I_ kitati llibaa, riiturbiLkan ui iJcinJurrn9, oleh Persatoeari lslam, tahun 1936,
23·
F1isalah al i'iaciz-lrnb, L1il!!rbitka11 di Uungil, an Isl~.1m, tollun lJSb. Hisalah Zakat lhuat sctahun, t o ea11 l s la a r1_U_n-~i~J ~) ~ . ---
in:-·-L
25~
ult!h t.JErsatoe::-
cJiterbitkan di <'lalang,
oldi l1 "rsatoe-
ilitt!rbitkan Ji U;,rngit,
Sedjardh lsra' [1!irddj, rlilcruitk<.Jll u1 Uangil, toean Islam, tahun 1Y4Y.
Sharaf --' l;Jti:J.
tJit~rbiLl
Ji Jar11Jll,
olet1
0er~atua11
oJ.ch i-1 ersCJ.Isl~1n,
ta nun
32 27, Tafsier surah Jasion denqan keterangan dan ringkasan, dit<Jrbitkan di lJanrJil, uleh Porsatuan Islam, Lahun l\JSl, 28. At-Tauhid, diterbitkan di lJangil, oleh Persatuan Islam, tahun HJ37. 29. Wadjibkah Perempuan berdjum'ah 1, dite£bitkan di Uangil, oleh Persatuan Islam, tahun 1959. 30, Dan AZIZ~ HAOJI MAHMOEu, Al Moechtar, diterbitkan di Bandung, oleh Porsatoean Islam, tahun l95J, 31. Oan SABIRIN, AL KAHIRI, FACHROLOUIN, Kitab Zakat, uiterbitkan di tJandung, a.Leh JJer:>atoean Islam, tal1un l::J3L1, (FLIJLJl:>JJHL, 2lli-2l!:l b, Karangan-karangan Terseuar l. "i:lahasa Gan Cilut-bah", Ciual Lljawab, l~o, 7 pp. 21-2.S ; juga Pe1nbela Islam, i~o. 22 (1 11aret h13l) pp. 33-3L1 2, "Baldatun Thaj.ibatun", Hikah, VIII, NO. 43/44 ( Uktober 2li, 1955) pp. 4-l:l.
3. ''Berdoa kepada jang lair1 dari Allah'', Sual Ujawab, No. l pp. 20-22. ti.
"Bertaqlid kepada 'Ulama 11 ,, Sual-Djawab,
r~o.
l pp, 12-16,
5, ''Binatang jang haram di makan menurut Uur'an dan liadits'' 5ual Djawab, No, B, pp. 45-54, l:l, ''Chabaran jang tidak betul'', Al Muslimun,III, no. 31 (September 1957), p. 2.
7. ''Chutbah bahasa Melayu'', Sual Djawab, No, 4. pp. 3-5. 8, "Dari hal meng-qadla Sembahjang", Sual-Djawab, No, 2 pp.,
9. 10,
43-57 ..
"Gambar", Sual-Djawab, lfo, 2, pp. 1-3. "Hukurn Perernpuan Islam bepergian (safar) t.idak dengan rnahramnja", i\l flluslirnun, III, lfo, 28 (Juli Hlt,5) pp. 5-9
ll. ''Kerdjasama dengan qaurn-qaum jang berfaham sosial.ist'' f'e•rntJ<Jla Islam, No, 2 \April l!35Ei), p, 32. 12, 13,
Dari karya-karya ilmiah A. Hassan tersebut di atas dapat diketahui tentang pandangannya yang meliputi pelbagai kehidupan mariusia dalam kaitannya dengan Islam yang bar surrberl
al-Su"nah,
garis besarnya dapat penulis i<elompokkan sa-
cara sistematis sebagai berikut : a.
l~engenai
Muhamma< Aasulullah.
b, Menyenai sumber norma dan nilai Isla1n
a l-c.1 u r 'an dan aJ.-
Sunnaho
c.
~engenai
akidah.
d. Mengenai syari'ah yang dibaginya kedalam ibadah dalam arti khas den mengenai 111u' amalah dalam arti luas. e. Mengenai akhlak, f, M8ngenai studi Islam (Dirasah Islamiyai1), ilmu
auhid,
Ilmu Kalam, llmu Fiq/1 dan Ushul Fiql1, .llmu Tasawuf danlain-lain, g• Mengenai soal hidup lainnya, seperti politik, ekonomi, sosial, kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, bahasa,perbandingan
a~ama
dan lain sebagainya,
B. Posisi 11 smikiran Teologi A. Hassan U11tu1< me'H]etahui dimana posisi pemikii:-an teologi A. Hassan, penulis mengajukan tuJuh pain, seperti pola yang dikernul
.yaitu ;
35 J.. 1\kal dan Wal1yu, 2, Free Will dan flredustinatiofl, 3, l\ekuasaan dan kehendak mutlak lu11ar>. 4. l<eoil·rn Tul1an. 5, Perbuatan-µerbuatan Tuhan. 6, Sifat-sifat luhan, 7.
dan
KonsGp Iman
l.
Akal dan Wahyu Aliran teolugi rasiur1al seperti 1qu'tazilah berpen-
dapat bahwa segala pGngetahuan dapat diµGroleh de11gan perantaraa11 aka!,
uan kewajioan-kewajiban dapat diketahui de-
ngan pemikiran yang mendalam,
Uengan demikian berterima
kasi.h kepada Tul1an sebelu111 turunnya wahyu menjmJi wajib bagi 1nanusia. Manusia
der10an akalnya wajib mengakui dan me-
ngarjakan yang baik dan
wajib pula menjauhi yang munkar.
Uengan perkataan lain,
sebelum turunnya wahyu,
ma-
nusia berkewajiban mengakui adanya Tuhan dan wajib ia berteri1na kasih
kepada-~ya
jika tidak akar1 mendapat hukuman di-
akherat, Lain l1a.lnya de11gat pendapat aliran teologi yang tJerla-
bel tradisional ..
P1enurut aliran ini
akal saja
tidak cu-
kup untuk mengetahui adanya Tuhan dan kewajiban-kewajiban
J6
manusia terhadap Tuhan, tetapi harus ada wahyu yang menjelaskannya. Aliran Asy'ariyah berpendapat bahwa segala
berkewa~
jiban manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu. Akal tidak dapat membuaL sesuatu menjadi waJib dan lidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang balk dan menjauhi yang buruk adalah wajib bagi manusia,
9
Betul, menurut Asy'ariyah
akal mampu mengetahui Tuhan tetapi wahyulah yang
mewaji-
bankan orang men,ietahui Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya, Bagaimana pandangan A. Hassan tentang peranan akal dalam hal mengetahui adanya ruhan den kewajiuan-kewajiban manusia terhadap-Nya ? Untuk menjawab kedua pertanyaan itu, terlebih dahulu kita lihat, bagaimana A. Hassan memandang akal dalam membuktikan adanya Tuhan. Menurut pendapat A. Hassan,
untuk membuktikan ada-
nya Tuhan, merupakan soal yang mudah sekali, asal saja kita bersedia mengarahkan akal pikiran kita kearah itu, dan lebih dari itu fikiran tersebut harus disertai keinsyafan,
karena
fikiran yang tidal< disertai keinsyafan, biasanya mengingkari kebena'.l:an.
10
Dari Uraian di atas, nampak11ya A. Hassan rnenempatkan akal sebagai hal yang penting dalam membuktikan adanya
9
Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah An
A. Hassan, Adakah Tuhan ? (Bandung : CV. Diponegoro, 1981), hal. 8
37 Tuhan, asalkan akal itu diarahkan ke arah kebenaran, berfikir secara murni dengan b1Juan mencari kebenaran, 'buKan dik2ndalikan oleh hawa nafsu. Oalam membuktikan
adanya Tuhan, A. Hassan
dingkan dengan tubuh kita dan ·
kelJutuhannya.
memban~
Demi-
an kata A. Hassan tidal< akan hidup tanpa adanya oksigen untuk nernapasannya, dan juga manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya makan dan minum. /\Lit untuk mencerna dCJn rnengatur makanan tersebut sutJah tersedia cJalarn tulJuh manusia. Uleh karena itu akal fikiran harus ir1syaf dan sadar bahwa pada ' a k h irnya ada
t ' ini . . sernua. 11 yang f1•a h a "ueri. l mu yang mem1uac
' Begitu pJla untuk mernbuktikan adanya Tuhan, mengenal Tuhan, '
patuh kepada Tuhan, perlu sekali dengan menggunakan akal pikiran. Dengan tidal< menggunakan akal pikiran, pasti kita tidal< akan mengenal Tuhan, dan yang kita kenal dalam hal ini adaiah takhayul, keraguan dan kekacauan belaka. 12 Adapun persoalan bagairnana rnanusia mengetahui kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan, A. Hassan menguraikan secara filosofis dernikian, rnenurutnya manusia harus bertanggung jawab setelah mengenal Tuhan
karena manusia mempunyai akal patuh kepada Allah. Jika su-
_________
dah mengenal Tuhan tapi tidal< patuh kepada-Nya, berarti ma,
11 Ib1d, trnl, 7 ~-)·~-
J.4Ibid. hal. B
38
manusia masih diliputi kekacauan.
~gar
manusia tidak ter-
pe rangkap kc dalam kekacauan, dan
terser~t
ke dalam kemusy-
rikan, maka manusia harus menerima jalan yang Tuhan kehendaki sendiri yaitu jalan yang telah ditunjukkan-Nya kepada manusia agar mereka mengenal-Nya yaitu wahyu, Dari uraian di atas biasa penulis ambil dua kesimpul an : l, A. Hassan menempatkan peranan akal sampai padd
bates
membuktikan dar1 mengetahui adcnya Tuhan. 2. Kewajiban berterima kaslh kepada Tuhan serta kewajibankewajiban mengerjakar1 yang ma'ruf dun meninggalkan yang munkar, hanya bisa diperoleh melalui wahyu (agama lslam).
2. Free Will dan Prodestination Permasalahan Free Will dan Predestination ualam istilah teologi Islarn dinamakan
faham Uadariyah dan Jaba-
riyah yang membahas tentang seberapa besar daya dan kehendak dak manusia dalam mewujudkan perbuatannya balk yang ma'ruf maupun yang munkar ( yang baik dan yang buruk ). Menurut faham Lladariyah manusialat1 yang rner1ciptakan perbuatan-µerbuatannya,manusia berbuat balk dan buruk, patuh dan tidal< patuh kepada Tuhan etas kehendak dan kemauannya sendiri.
Dan
daya untuk rnewujudkan kehendak
itu telah
39
terdapat dalam diri manusia sebelum adanya perbuatan. Dengan
perkataan lain perbuatan manusia bukannlah diciµtakan
Tuhan, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatannya. Kaum Jabariyah berpendapat sebaliknya. Manusia tidak mempurlyai kebebasan dalam menentukan kehendak dafl per.buatannya.
~lanusia
mutlak Tuhan •
dalam faham i11i terikat pada k"hendak
Hagaimana
pandar1~an
A. Hassan dalam masalah
tersebut di atas? Manurut A. Hassan semua yang telah, sudang dan yang akan terjadi suddh tertulis atau ditc"ntukan oleh Allah. Tetapi dalil-dalil tersebut, lanjutnya,
tidak menun-
jukkan bahwa manusia tidak perlu ikhtiar. Kalau manusia tidal< punya ikhtiar tentu tiuak alrnn acla siksa neraka. Hassan µerca.ya bahwa scrnua yan•J jahat
tl.rn
balk
1°..
terjacJ.i atas
kadar Allah, tetapi manusia juga diber.i ikntiar untuk menilik antara yang balk dan buruk. Kalau tidak, tentu manusia tidal< perlu mc"11yerjakan µGri11tah /\llah dan hanya berpanyku tanyan saja.
13
8arany kali keterangan A. liassan yany lebih jelas da-
lam masalah ini dapat dilihat ketika dia menafsirken surat An-f'Jisa
:
'/0
yany
"1\pa-apa keba i_kan yang datang rJarimu, (datangnya) dari13
H.Ent1ang SafiuoLiin ;\r1shari daCl :Jyafiq 1\. l1lucJhni, I\. Has san l!la,i_9h dan :uijhah scoranq lfiujtahicJ, (damluny, Firma /\l l'luslimun, 1'185), cet I, hal. 5tl
Allah, dan apa-apa kejahatan yang mengenaimu (datangnya) dari dirimu sendiri." A. Hassan memberikan interpretasi ayat di atas bahwa segala kebaikan, keuntungan atau kernenangan yang diperole!h
"hi-e-
bi Muham1nad" ketika berhadapan dengan kaum musyrikin itu, pada hakekatnya dari Allah bukan dari Nabi nya
karena pada galib-
ill_atJi_ tidak bisa mengalahkan musuh-·musu~ yang berli-
pat ganda itu, melainkan dengan sebab 11.Ll;J1 mernnarnl-an l<eberali.i.an di hatinya,, dan /!llih 11Ulanairl
ketakutan di hati rnereka. Dan
kekalahan atau kerusakan yang engkau dapati, sungguhpun pada hakekatnya dari Allah yang mengatur takdir, tetapi pada zahirnya lantaran salah
perbuatanrnu dan umatmu sendiri, karena
atati kurang pandai rnengatur strategi perang.
14
Dari keterangan di atas dapat diarnbil kesimpulan bahwa A. Hassan tidak memandang manusia harus p'asif, tetapi faktor ikhtlar atau usaha rnanusia sangat diperlukan dalam mewujudkan suatu perbuatan. 3, Kekuasaan dan Kehendal< Mutlak Tuhan Perbedaan faham tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, muncul sebagai akibat dari perbedaan faham mengenai soal kekuatan akal, fungsi wahyu kebebasan serta kelcuasaan manusia atas kehendal<
dhn
perbuatannya.
Bagi yang berpendapat bahwa akal rnernpunyai daya besar da11 manusia bebas dan berkuasa ates kehendak dan perb1Jatannya, kekuasaan den kehendak Tuhan pada halcekatnya tidulc
14 A. Hassan, Tafsir Al Furgon, (Kuwait: Ad Oarul 1<.uwaitiuh,, 1968), cet, VII, hal. 880
4J_
lagi rnutlak sernuatlak-rnutlaknya, leh
f~u
1
15
Aliran ini diwakili o-
taz i lah. 13agi al i rail yang be rpendapa t sebaliknya se-
perti Asy'ariyah kekuasaan dan kehendak Tuhan tetap bersifat rnutlak. Dengan dernikian bagi kaurn Asy'ariyah Tuhan berkuasa dan berkehendak rnutlak, sedangkan bagi kaurn Mu'tazilah kekuasaan dan kehendak Tuhan tidak lagi rnempunyai sifat sernutlak rnutlaknya, Bagairnana pandangan A. Hassan dalarn rnasalah kekuasaan dan kehendak rnutlak Tuhan ? A. Hassan dalarn bukunya at-Tauhid, berpendapat bahwa Allah rnempunyai kekuasaan atau kekuatan yang sernpurna dalam mengadakan dan mernbinasakan apa saja yang dikehendaki-Nya; dan tidal< ada apa clan siapa pun yang bisa menghalangi perbuaten-Nya da11 kehendak-Nya. LeiJil1 lanjut kata beliau semua benda-benda yang dilangit, di udara, di bumi, di dalarn bumi di laut, kecil clan besar, sernuanya jadi clengan kekuasaan Allah.
16
Jadi jelaslah, bahwa sesuatu yang Allah buat, bikin dan jadikan itu adalah dengan kehendak-Nya, dan
~ket~tapan-
Nya sendiri; bukan dengan terpaksa dan bukan dengan tidal< ser,gaja; clan tidal< ada apapun yang
berangkat dari bagaimana aliran teologi ini memandang tent.ang kebebasan manusia dan kekuasaan mutlak Tuhan.
f~enurut
Mu 1 tazilah yang memberilcan kebebasan kepada manusia
dalam
berbuat dan berkehendak 1 faham keadilan dipandang dari sudut kepentingan manusia. "l<eadilan Tuhan 11 menurut mereka, mengandung arti bahwa segala perbuatan Tuhan adalah baik. Ia tidal< dapat berbuat yang
buru~.
Tuhan tidal<
Daikan
kewajiban-kewajiban~Nyaterhadap
itu
Tuhan
Hukuriaii,~[EI'U
~apat
menga-
manusia. Oleh karena
· tidak dapat bersifat zalim dalam memberikan tiG6kd4131;•
menghukurn anak orang musyrik lantaran
Lidak dapat meletakkan beban diluar kesangyupan
manusia~
':Tuhan adil'' menurut Mu'tazilah jika Ia
membsri upah kepada orang yang patuh kepada perintah-Nya dan mernberi hukuman kepada orang yang menentang perintahNya.18 Berbeda dengan kaum Asy 1 ariyah keadilan diartikan, menempatkan sesuatu pada tempat yang sebcnarnya, yaitu Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang dimilikiNya serta mempergunakan dengan kehendak can pengetahuan pemiliknya. Tegasnya keadilan Tuhan, mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluknya dan dapat berbuat sekehendak hatinya dalam kerajaan-Nya. 19
Sekarang kita lihat, bagaimana pandangan A. Hassan dalam masalah keadilan Tuhan ini. Dari dua bukunya yaitu, Adakah Tuhan ? dan At-Tauhid ,kita dapat menelusurinya. l<eadilan menurut defini A. Hassan ad,ilaha, "Tiap-tiap sesuatu yang terikat di dalam suatu undang-undang, apakah bikl nun senJiri a tau lJikir1an
11ya 1.csuai dengan itu,
l\llah, kata
1\.
yanu lain ,
uan rnonjalankun-
sed.H1gkan mr'1allgcaga1nya adalah ki;za-
ibssan ticlak te ikat clellgan apa-apa 21
baik undang-undang ciptaan-Nya sencliri ( peraturan agama ) maupun undang-undang yang lainnya l peraturan dunia), Ia berbuat apa yang disukai-Nya, Dari sini kita bisa memahami_pandangan A. Hassan dalam 1nasalal1 keadilah Tuha ; la cendurung ke fal1am Asy-'ariyah. Tuhsn bebas berbuat sekehendak-Nya, tidal< ada unclang-undang yang mengatur-Nya meski berbuat begini dan begitu, tidak ada kewajiban Tuhan terhadcip manusia seperti dalam faham 1qu•tazilah
20
IL
tersebut di atas
Hassan, Adakal1 Tul1an ?, op-cit, hal. 31.:i
21 A. Hassan, At- Tauhid, gp-cit, hal. 35.
5. Perbuatan-perbuatan Tuhan Dalam hal perbuatan-perbuatan Tuhan berbeda-beda pula pendapat.
antara Mu 1 taz.ilah dan Asy'ariyah,
~lenu-
rut Mu'tazllah, Tuhan mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap manusia, seperti kewajiban Tuhan menepati janjijanji-Nya, kewajiban Tuhan mengirim tasul-rasul untuk memberi petunjuk kepada manusia, kewajiban Tuhan member! rizki kepada manusia dan sebagainya. Kaum Asy'ariyah menolak faham Mu'tazilah di atas
ka1·ena bertentangan Ller.igan
foham mer:uk9. l'lenurut rrereka ful1an rrHmU.ikL kekuasaan dan kehErndak mutlak terhadap makhluk-Nya. Tuhan, demikian al-Asy•ary, sekali-kali tidal< mempunyai kewajiban terhadap hamba-Nya, 22 Dalam masalah· perbuaban-perbuatan Tuhan, kiranya bisa kita lihat pandangan A. Hassan dari bukunya at-Tauhid ketika ia menjawab ates pertanyaan: Apa arti Allah berkuasa ? A. Hassan menjelaskan bahwa
Allah mempunyai ke' kuasaan atau kekuatan yang sempurna dalam mengadakan dan membinasakan apa saja yang dikehendaki-Nya, dan tidal< ada apa dan siapa pun yang bisa menghalangi perbuatan-Nya dan kehendak-Nya, 23
22 Harun Nasution, Teologi Islam, op-cit h. 128 23
A, Hassan, At-Tauhid, op-cit, h. 12
b. Pengiriman Rasul-rasul Bagi kaum Mu'tazilah pengiriman Rasul-rasul sebenarnya tidak begitu penting. Karena akal baginya mampu mengetahui tentang hal-hal yang ghaib yang akan dijelaskan para Rasul, fetaµi bagi Asy'ariyah pengiriman para ilasul untuk mengetahui Tuhan, dafl alam 9haib, rnernpunyai arti yang besar bagi manusia, namun tidak berarti wajib ba9i Tuhan mengutus para Rasul-Nye. Menurut A. Hassan, pengiriman Rasul seba9ai pernbawa wahyu, penuntun jalan yang lurus, merupakan hal yang penting. Tetapi tidak ada kewajiban Tuhan mengutus Rasul. 5ebab memang tidak ada peraturan yang mengharuskannya, Dengan demikian A. Hassan sejalan dengan faham Asy'ariyah. 6. 5ifat-sifat Tuhan i\pakah Tuhan mempunyai s.ifat atau tiuak ? .Jika Tuhan mempunyai sifat,mcd:;li
ya~q
kukal Demikian menurut kaum Mu 1 tazilah a-
kan menyeret orang kepada politeisme. Dleh karena itu,kaum Mu'tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat. Kaum Asy'ariyah berpendapat lain; mereka dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang kekal seperti zat~Nya
juga, A. Hassan, mengakui adanya sifat-sifat Tuhan. Me-
nurutnya, sifat-sifat Allah yang wajib ada 13. 5ifat-sifat
adalah: Wujud (ada), Qidam (sedia), l:laga (kekal), f11ukhalafatu lil hawadits (berlainan dengan sekalian yang baru), Qiyamuhu bi nafsihi (berdiri sendiri), Wahdaniyat (Maha Esa),
Qudrah (Kuasa),
Hayah (hidup),
Sam'
Iradah (K8hendak),
1
Ilm (mengetahui),
(mendengar), Bashar (melihat) dan Ka-
lam (berkata-kata). Semua sifat-sifat itu harus kita yakini dan percayai, karena Allah sendiri yang menentukan-Nya dalam alQur'an. Menurutnya µula,
meskipun diantara sifat-sifat ru-
han itu ada yang dipakai untuk menyebut sifat manusia, t®tapi tidak bisa dipersamakan dengan manusia,
tetapi lidah
bisa dipersamakan dengan manusia, karena sifat manusia dengan segala keterbatasan adalal1 karunia, atau pemberian Allah, Oemikian pula
ad~
beberapa ayat al-Qur 1 an yang me-
nyebutkan kata-kata ''imdullah'' dalam surat al-Fath ayat 10:
f--;;-'--». \ (j d Juga dalam su~at Ali Imran ayat 2b :
J
~\y,)-1 ~ ~ yL,;j
u
I . ..
C) :i::;,
il->' l?. /..,.
r L'.:,,_::, ir'
..
?
'j
y. » l5" .~
'\\ <J)-81
Pada Surat Shad ayat 75 jug•1 terdapat kata-kata seperti itu:
~ \.~·~_,.,00\ ~~l c)~\J\_;; Vo
Demikian pula pada kata-kata pat pada surat Hud ayat 37,
Y'\I
..
111
if
#O~
..
..
ainun" yang terda-
_:...
Dalam Surat Ath-fhur, ayat 48 dapat kita ju1npai kata-kata 111
asaan, pemberian atau diri. Oisamping berarti demikian, bisa juga diartikan ''tangan'' Allah yang hakekat dan bentuknya tidak sama dengan tangan manusia atau makhluk lainnya. Demikian halnya
11
ainl!.!l'.'.. lwta Hassan, bisa berarti
mata, tetapi bGrbeda dengan apapun; atau juga bisa mengandung arti : perhatian, anggapan, pengawasan dan pengetahuan ..
24 Penafsiran seperti di atas, berlaku JUga untuk ka-
ta-kata :.'..w_a
jhullatJ.:_~
yang terd;ipat pada ayat 115 surat al·-
<-:.
:,, . \ "\ ..
baqara/1
~'
55
I . '\..; ~
u.y---:.;,,J\3
s~§~'3 cfu\
->., ·~ .. 1I
~
.tJ,,')
fu' ~-5
\\0 , o} Tak ubahnya pula ayat yang menerangkan Allah bersemayam di atas arsy, seperLi yang tercantum dalam surat Thoha ayat 5 : D
'~
,
•
()~
\
u _)',JI 1••
1,... : ~,,.·II LS'""' u- J
Hassan mengarLikan bahwa Allah bersemayam di atas arsy dengan cara yang tidak sama dengan makhluk-Nya. Penerjemahan seperti ini kata beliau lebih selamat dan mudah dimenge rti.• 24
H.Endang Saifuddin Anshari dan Syafiq A. Mughni, /\ .. Hassan Waiah dan Wi jhah seorang l~ujatahiQ., op--c.it,h.57
Dari penjelasan di ates, bisa kita fahami bahwa A. Hassan, meneri1na pendapat para ulama atau mufassir yang memberikan interprotasi torhaclap ayat-ayat al-Uur'an yang rnengar1dung arti antromopllis1ne,
dan disisi lain tiLlak rne-
nolak pula pendapat ula1na tafsir yanq r11engart.il
cara harfiyah. Jadi A. Hassan berkeyakinan bahwa Allah itu memang memiliki sifat. 1\pakah sifat-sifat itu kekal sama dengan zat-Nya, seperti pendapat Asx'ari ? Menurut A. Hassan tidak sama sifat-sifat Alla11 itu bersifat kekal. la menje-laskan demikian. Sifat Tuhan dibagi n1enjadi tiga
1). Sifat Nafsiyah yaitu Wujuq, yakni sifat yang melekat pada zat-Nya.
25
2), Sifat Salbiyah, yaitu al-Uidam, al-8aga, al-Mukhalafa~u
lilhawadists, al-Qiyamu binafsihi dan al-Wahdaniyah
yakni sifat yang ada pada sebutan saja bagi suatu Zat Zat-Nya yang kekal, tapi sifat itu tidak bisa digambarkan teletaknya di Zat-Nya Allah, maka sifat Salbiyah ini tidak kekal. 3). 5ifat Ma 1ani, yang terdiri dari : al-Uudrah, al-lraoah §_l-Il!.!!_l;J_, al-HaY.§.!:!_ 1 as .Sam', al-Bashr da11 al Kala111, Sifat-sifat ini memberikan makna yang tetap dan melekat pula pada Zat-Nya,
25
A. Hassan, at-Tauhid, op-cit, hal 21-22-23.
Dengan memperhatikan uraian A. Hassan mengenai sifat-~ifat
Tuhan seperti di ates kite bisa menyimpulkan
bahwa ada sifat-sifat Tuhan yang tidak kekal sebagaimana Zat-Nya, yakni sifat Salbiyah, karena menurutnya sifat tersebut tidak bisa digambarkan terletak-Nya pada Zat. 7. l\onsep Iman flersolisi.han di ka1afl•Jan para teolog, berangkat uari konsep iman. l\pakah i111i:ln itu cukup pengakuan cJalam hati saja, atau perlu juga dimanisfestasikan dalam bentuk amal perbuatan. Bagi kaum Mu'Lazilal1 iman bukanlah tasdiq bukan pule ma'rifah, tetapi amal yang timbul sebagai akibat d.iri mengetahui Tuhan. Jedi seorang bisa dianggap mukmin jil
yang bersangkutan sudai1 rnengarnalkan perintah-perin-